• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITA AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah hahan obat menunjukkan kelarutan yang rendah dalam cairan berair (media

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITA AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah hahan obat menunjukkan kelarutan yang rendah dalam cairan berair (media"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakan~ Masalah

Sejumlah hahan obat menunjukkan kelarutan yang rendah dalam cairan berair

(media

aqueous)

di saluran cerna, OIeh karena itu, laju disolusi

in

vivo bahan tersebut adalah rendah sehingga penyerapannya dalan saluran cema cenderung tidak sempuma.

Bahan obat yang mempunyai kelarutan

yang

rendah dalam cairan berair (

media

aqueous)

dan sulit terbasahi serta menunjukkan laju disolusi dan bioavailabilitas yang rendah jika diberikan secara oral dalam bentuk kristal dalam sediaan padat, contohnya adalah Nifedipin, Nifedipin termasuk penghambat saluran kalsium

(calcium chanel

blocker),

sering digunakan untuk

r:

-ngobaran hipertensi dibandingkan penghambat saluran kalsiwn lainnya Nifedipin merupakan vasodilator yang selektif'-dan mempunyai efek inotropik negatif terhadap jantung yang lebih kecil dibandingkan penghambat saluran kalsium yang lain.

Kristalinitas merupakan parameter penting yang berpengaruh pada sifat farmasetik bahan obat antara lain kelarutan, laju disolusi stabilitas kimiafisika dan bioavailabilitas obat tersebut [Yanemochi, 1994). Untuk bahan obat kristalin yang struktur kristalnya merupakan faktor

utama

penyebab kecilnya kelarutan (suhu lebumya < 200°C) maka kelarutannya akan dapat ditingkatkan dengan

cam

meniadakan

identttas kristal

atau disebut juga dengan

manipulasi keadaan padat.

Manipulasi keadaan padat yang sering diJakukan terhadap bahan obat padat kristalin adalah pembentukan dispersi obat dalam matriks pembawa yang mudah

larut,

Polivinil pirolidon

(PVP)

dipilih sebagai matriks pembawa dalam dispersi solida ini karena PVP mempakan polimer yang strukturuya seperti jala dan mampu rnenghambat proses kristalisasi dari bahan obat pada waktu proses pembuataanya.

-, .:.,.

\

\

1

(2)

Mustofa dkk., pada tahun 1989 melaporkan hasil penelitian bioekivalensi terhadap tiga produk sediaan nifedipin yang ada di pasaran di Indonesia Hasilnji in vitro (disolusi) rnenunjukkan jumlah nifedipin yang terlurut setelah 45 menit dari ketiga produk tersebut bervariasi antara 31.2% - TI,7%. Hasil uji in vivo (bioavailabililas) juga menunjukkan adanya variasi dari ketiga produk tersebut. Disimpulkan laju disolusi dan bioavailabilitas sediaan nifedipin dipengaruhi oleh faktor fonnulasi.

Dari persamaan Noyes-Whitney dapat disimpulkan bahwa laju disolusi dipengaruhi

oleh sifat

fisikokimia

obat,

fonnulasi dan

pelarut,

Salah satu

sifat

fisikokimia bahan

obat

padat yang dimaksud adalah

ukuran

partikel, Dengan memperkecil

ukuran

partikel,

luas pennukaan

efektif obat menjadi lebih besar,

Karena

pelarutan terjadi pada permukaan

solut, makamakin besar luas pennukaan, makin cepat laju disolusi. Cara-cara memperkecil

ukuran

partikel

antara

lain

penggerusan

konvensional,

penggunaan

ball mill, fluid energy

micronizatton, pengendapan terkontrol dengan pengubahan pelarut dan suhu, penggunaan gelombang ultrasonik dan spray drying. Cara -cara tersebut memiliki kerugian, karena pengecilan

ukuran

partikel selain dapat mengadsorpsi udara sehingga obat menjadi sulit terbasahi, juga dengan semakin kecilnya ukuran partikel maka enersi bebas permukaan akan

rneningkat

dan dengan

adanya gaya

tarik

rnenarik

van der waals diantara

partikel

menyebahkan terjadinya agregasi dan aglornerasi partikel yang lebih dikenal sebagai proses "ball up"; akibatnya luas permukaan efektif bahan obai akan turun sehingga laju di solusinya juga

menurun,

Metode lain untuk memperkecil diameter partikel yang dapat meniadakan agregasi dan agIomerasi adalah mendispersikan obat dalam matriks eksipien yang lebih dikenal dengan sistem dispersi solida Eksipien sebagai karier yang digunakan dalam dispersi solida sangat berperanan dalam karakteristik laju disolusi obat. Eksipien yang mudah larut dalam

air menghasilkan pelepasan obat yang lebih cepar dan laju disolusinya meningkat demikian juga dengan bioavailabilitasnya; sedangkan eksipien yang sukar larut dalam air akan

menghasilkan pelepasan obat yang lebih lambat dan laju disolusinya

menurun,

Diazepam, asam nalidixat, klorotiazid, griseofulvin dan asam nabilon telah dibentuk menjadi sediaan

(3)

Suzuki H,; (1996), menyata1rnn dispersi solida merupakan pilihan utama untuk meningkalkan kelarutaa

dan

laju disolusi serta bioavailabilitas untnk bahan obat yang proses absorpsinya tergantung pada kelarutannya. Dispersi solida merupakan salah satu metoda untuk memperkecil ukuran partikel bahan obat aktif dengan rneniadakan agregasi

dan aglomerasi. Dibandingkan dengan cara pengecilan ukuran partikel yang lain, sistem dispersi solida merupakan metoda terpilih, karena :

1. Mampu meningkatkan kelarutan dan laju disolusi bahan obat aktifyang sukar larut dalam air.

2. Dispersi solida memberikan peniugkatan kelarutan yang lebih baik dibandingkan dengan modifikasi kristal po limon, amorf maupun pengecilan ukuran partikel yang lain,

3. Losis obat dapat diturunkan, sehingga keamanan terapi dapattercapai. Yang berperanan pada pelepasan coat dari dispersi solida adalah :

1.

Sifal fisikokimia bahan obat ( kelarutan, stabilitas

terhadap

panas, cahaya, dan kelembaban ).

2. Sifat fisikokimia eksipien ( larutan, stabilitas, polimer,

dan

bobot molekul ).

J. Rasio perbandingan antara bahan obat dWI eksipien sebagai karier.

4. Proses pembuatan dispersi solida (

peleburan,

pelarutan dan kombinasinya).

Dengan mendispersikan bahan obat aktif dalam eksipien yang tepat selain menenmkan cepat atau lambemya laju pelepasan bahan obat, macam eksipien ( derival

gula,

polimer,

dan Jain sebagainya ), proses pembuatan dan rasio perbandingan bahan obat-eksipien akan menentukan struktur bahan obat yang terdispersi dalam sistem ; apakah mempunyai bentuk molekular ( larutan padat-padat ), amorf kristalin maupun polimorf metastabil yang terdispersi dalam eksipien yang berbentuk krista! maupllll amorf seperti gelas ( glassy).

Berdasar mekanisme pelepasan bahan aktif dari matriks, Chiou

dan

Riegelman mengelompokkan dispersi solida menjadi : campuran eutektik sederhana, endapan amorf dalam pembawa amorf I kristal, larutan padat • padat, larutan gelas & suspensi gelas, pembentukkan senyawa kompleks serta kombinasinya

Larutan

padat - padat merupakan fasa tunggal yang homogen dari dua komponen ( bahan ) yang direkristalisasikan bersama,

(4)

Laju disolusi larutan padat - padat lebih cepat dibandingkan campuran eutektik karena partikel fasa terdispers (bahan aktif) berada dalam

ukuran

molekular. Larutan gelas mempunyai ketmlungan dibandingkan dengan larutan padat - padat selain bahan

aktif

dalam

ukuran

molekular pembawa yang arnorf dan transparan, tidak mempunyai ikatan I enersi

kisi yang kuat sehingga tidak ada penghalang pada proses melarutnya,

Permasalahan dalam penelitian ini adalah meningkatkan laju disolusi nifedipin dan mengembangkan bentuk dispersi solida. Untuk mengembangkan dispersi solida nifedipin tersebut , dipilih eksipien yang mempunyai kriteria sebagai berikut :

1. Tidak

toksis,

2. Mudah IBIlJt dalarn airdan

sifar

disolusi intrinsiknya cepat.

3.

Inert secara farmakologis.

4. Larut dalam beberapa pelarut organik yang lazim dipergunakan sebagai pelarut dalam farmasi.

5. Dapat tercampurkan secara kimia dengan nifedipin dan dalam keadaan padat tidak membentuk kompleks yang stabil.

Diantara eksipien yang prospektif'yang akan dikembangkan dalarn penelitian ini adalah Polivinil pirolidon dengaa berbagai macarn bob at molekul. Bahan obat yang telah ditingkatkan laju disolusinya dengan dibuat dispersi salida dengan pembawa Polivinil pirolidon ( PVP ) antara lain: Tolbutarnid, Reserpin, Griseofulvin, Klorotiasid, Digitoxin, Indomentasin dan lain sebagainya.

2.

Pennasalahan

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah meningkarkan laju disolusi nifedipin yang sukar larut dalam airl media berair. Untuk meningkatkan kelarutan nifedipin kristalin , cara yang digunakan adalah meniadakan enersi / struktur krisral nifedipin ( manipulasi keadaan padat ) yaitu dengan membentuk nifedipin rnenjadi padatan non kristalin ( amort) dan mendispersikan bentuk amorf'tersebut dalam eksipien yang tepat. Oleh karena wnumnya bentuk woorf tidak stahil dan rnudah tertransformasi menjadi bentuk kristalnya maka

(5)

diharapkan dengan rnendispersikan bentuk amorf dalam eksipien yang sangat mudab lam! dalam air, selain akan dapat meningkatkan laju disolusinyajuga stabilitas fisika dari bentuk amorf'tersebut akan meningkat. Sehingga dalam penelitian ini diharapkan dengan terjadinya modifikasi kristal nifedipin dalam matriks pembawa akan ditandai antara lain dengan peningkaran laju disolusinya, Metode yang digunakan untuk meniadakan struktur kristaJ adalah metode pelarutan.

Permasalahan yang timbul daJam penelitian ini adaJab :

1. Apakab nifedipin kristal telah termanipulasi yang ditunjukkan dengan peningkatan laju disolusi nifedipin dalam sistem dispersi solida nifedipin dalam pembawa PVP K17, PVP K25, PVP KJO

dan

PVP 90 ?

2. POOa perbandingaa berapakah dispersi solida nifedipin - PVP rnasing-masing dimas menghasilkan laju disolusi nifedipin yang optimal

?

3. Manakah dari PVP K17, PVP K25, PVP K30 dan PVP K90 yang menghasilkan laju disolusi nifedipin yang lebih optimal ?

o 3. Tujuan Penelitian:

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Khusus :

• Memanipulasi struktur kristaJ nifedipin dengan matriks pernbawa polivinil pirolidon dengan berbagai massa relatif molekul yang dapat meningkatkan laju disolusi nifedipin maksimal. .,

• Membandingkan peningkatan laju disolusi nifedipin dari sistem dispersi solida nifedipin dengan masing-masing macam PVP ( K17, K25, K30, dan K90 ).

2. Ummn:

Pembuatan sistem dispersi solida untuk meningkatkan lajn disolusi

zat-zat

dengan kelarutan yang rendah,

4. Manfaat:

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam pengembangan formulasi bahan obat yang sukar larut,

Referensi

Dokumen terkait

1erbagai kegiatan yang dilakukan o yang dilakukan oleh PPK leh PPK Pasir Penyu Pasir Penyu dalam rangka Pe dalam rangka Pemilihan Gubernur milihan Gubernur dan Wakil Gubernur

USULAN BLOCK LAYOUT LANTAI PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRAFT, CORELAP, DAN ALDEP UNTUK MEMINIMASI BIAYA..

Određivanje udjela škroba za istraživanu vrstu Viola cornuta u prirodnom uzorku i udjeli škroba nakon konvekcijskog sušenja na tri temperature za tri kultivara (crveni,

dikarenakan dalam model pembelajaran ini tercipta interaksi antar siswa untuk berdiskusi, bermusyawarah, dan bermufakat dimana dalam setiap kelompok siswa yang

Untuk menganalisis apakah ada pengaruh earnings management dan good corporate governance dalam hal ini komposisi komisaris independen, kepemilikan institusional dan

Kemahiran TMK yang saya perolehi melalui kursus yang dianjurkan oleh KPM, yang dikendalikan oleh unit ICT JPN dan PPD serta Bahagian Teknologi Pendidikan

Our study will be focused on pricing decisions in a closed loop supply chain involving manufacturer, retailer and collector of used products (cores), where customers have the option

Penelitian ini menggunakan variasi pelarut dengan penambahan akuades untuk melihat pengaruhnya pada hasil ekstraksi tanin dari daun Averrhoa bilimbi..