Kementerian Kehutanan
Ditjen Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam
Buku Informasi Wisata Alam
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur kupanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas curahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Buku Informasi Wisata Taman Nasional Manusela dapat terselesaikan dan disajikan kepada pembaca.
Tulisan yang tersaji dalam Buku Info Paket Wisata ini diakui belum mewakili seluruh potensi wisatayang ada di kawasan Taman Nasional Manusela, namun sebagian besar potensi wisata yang ada telah tersaji secara ringkas, sehingga dapat menjadi panduan informasi dalam melakukan perjalanan wisata ke TN Manusela. Selanjutnya Tim ingin berterimakasih kepada Kepala Balai, Tim Kegiatan serta segenap staff di lingkungan Balai Taman Nasional Manusela, atas waktu, kerjasama, koreksi, saran dan masukan kepada Tim selama kegia-tan penyusunan Buku ini.
Akhir kata, Tim penyusun menyadari bahwa Buku ini masih jauh dari sempur-na, sehingga kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan. Dihara-pkan kehadiran buku ini dapat mengisi dan menambah informasi pada Balai Taman Nasional Manusela.
Tim Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Kondisi Umum 3
Lokasi Kawasan TN Manusela 4 Sejarah Kawasan TN manusela 6
Potensi Wisata Alam 9
Wisata Alam Bahari 10
Pengamatan Burung 12
Wisata mangrove 18
Pendakian Gunung 20
Simaksi 24
Tarif Biaya Masuk Pengunjung 28
Kawasan Taman Nasional Manusela mencakup 19 % dari keseluruhan luas Pulau Seram, keadaan lahannya sebagian besar bergelombang dan berupa pegunungan
Karst. Topografi kawasan TN. Manusela mulai dari dataran (dataran Mual) berge
-lombang, berbukit sampai bergunung-gunung dengan ketinggian mulai dari 0 – 3207 m di atas permukaan laut. Kemiringan lahan berkisar antara 30 – 60 % mulai dari Gunung Markele sampai Gunung Binaya sebagai puncak tertinggi. Sebagian besar kawasan ini memiliki kelerengan yang sangat tajam dengan lembah-lembah yang dalam. Bagian yang relatif landai terletak di bagian utara sekitar Air Besar dan Sasarata serta bagian selatan di daerah Hatumete, Hatu, dan Woke.
Berdasarkan ketinggian di atas permukaan laut, kawasan TN. Manusela dapat dibedakan menjadi empat kategori yaitu :
a. Dataran rendah di bawah ketinggian 500 m dpl. b. Dataran tinggi antara 500 – 1500 m dpl
c. Dataran pegunungan antara 1500 – 2500 m dpl d. Zone Sub Alpin dengan ketinggian di atas 3000 m dpl.
Dengan bentang alam yang cukup lengkap menjadikan kawasan ini memili-ki landscape yang indah dan beragam. Selain itu Keberadaan Taman Nasional Manusela yang terletak diantara dua pusat keanekaragaman hayati botani yaitu
di bagian barat Papua New Guinea dan timur dari Malaysia (kawasan biogeografi yang membentang dari Malaysia sampai Papua New Guinea) menjadikan kawasan Taman Nasional kaya akan flora fauna yang unik dan endemik. Dengan potensi
objek wisata yang cukup menarik, banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke Taman Nasional Manusela.Beberapa kegiatan wisata yang
dapat dilakukan diantaranya adalah pengamatan burung (birdwatching), menyelam (diving), snorkeling, wisata mangrove, dan mendaki gunung (hiking).
Pulau Buru
Menuju Lokasi Kawasan TN Manuselaterdapat dua jalur yaitu melalui; 1. Seksi Wilayah I Wahai (Jalur Utara)
Ambon menuju ke pelabuhan Tulehu, dengan menggunakan kapal cepat (2 jam) ke pelabuhan Amahai selanjutnya ke Kantor Balai TN Manusela di Masohi.
Dari Masohi menuju kawasan dengan kendaraan umum (3-5 jam).
2. Seksi Wilayah II Tehoru (Jalur Selatan)
Dari Balai TN Manusela di Masohi Menuju Tehoru dengan kendaraan umum (3 jam). Tehoru ke desa-desa penyangga dengan longboat, selanjutnya berjalan menuju kawasan TN Manusela.
Kantor Balai TN Manusela
PetaLokasi
Taman Nasional
Manusela
Jakarta Surabaya
Makassar P. Seram
Pulau Seram
Akses Menuju Taman Nasional Manusela Pengunjung dapat menempuh perjalanan dari - Jakarta - Ambon - Pulau Seram
- Surabaya - Ambon - Pulau Seram - Makasar- Ambon - Pulau Seram
Saleman Sawai Masihulan
Amahai Gng Binaya Piliana Tehoru Wahai Kanike Huaulu Ambon Tulehu
Berdasarkan Undang – Undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Eko-sistemnya, taman nasional adalah ka-wasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendi-dikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
Taman Nasional Manusela merupa-kan gabungan dari Cagar Alam Wai Nua dengan luas 20.000 ha dan Wai Mual seluas 17.500 ha, serta perluasannya yang berupa hutan produksi dan hutan lindung. Cagar Alam Wai Nua dan Wai
Mual ditetapkan berdasarkan SK Ment-eri Pertanian no. 557/Kpts/Um/12/1972 tanggal 7 Desember 1972. Melalui Surat Pernyataan Menteri Pertanian no. 736/ Mentan/X/1982 tanggal 14 Oktober 1982. Nama taman nasional adalah TN. Manusela Wae Nua/Wai Mual, luas kawasan sebesar 189.000 ha. Kemudi-an menjadi TamKemudi-an Nasional MKemudi-anusela berdasarkan SK Menhut No. 281/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997 dengan luas 189.000 ha. Pengelolaan TN Manu-sela dengan sistem zonasi yang telah di tetapkan sesuai SK. 134/IV-Set/2013, tanggal 19 April 2013 tentang Zonasi Taman Nasional Manusela.
4. Zona Tradisional, fungsi dan keruntukan Zona tradisional untuk pe-manfaatan potensi sumber daya alam dan ekosistemnya oleh masyarakat setempat secara lestari melalui pen-gaturan pemanfaatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan peningkatan kesejahteraannya. 5. Zona Rehabilitasi, fungsi Zona rehabilitasi untuk mengembalikan ekosistem kawasan yang rusak/degra-dasi menjadi atau mendekati kondisi ekosistem alamiahnya. Pada kondisi ini, proses-proses ekologis penting berfungsi optimal dalam menyangga kehidupan.
6. Zona Khusus, fungsi Zona khu-sus untuk kepentingan aktivitas kelompok masyarakat yang tinggal diwilayah tersebut sebelum ditunjuk/ ditetapkan sebagai taman nasional dan sarana penunjang kehidupannya, serta kepentingan yang tidak dapat dihindari berupa sarana telekomuni-kasi, fasilitas transportasi dan listrik. Dalam pembagiannya terdapat
beber-apa kawasan zonasi, yaitu;
1. Zona inti, fungsi Zona inti adalah perlindungan ekosistem, pengawetan flora dan fauna khas beserta habitatn-ya habitatn-yang peka terhadap gangguan dan peruba
han, sumber plasma nutfah dari jenis tumbuhan dan satwa liar, untuk kepentingan penelitian dan pengem-bangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan penunjang budidaya.
2. Zona Rimba, fungsi Zona rimba untuk kegiatan pengawetan dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan alam bagi kepentingan penelitian, pendidikan konservasi, wisata terbatas, habitat satwa migran dan menunjang budidaya serta men-dukung zona inti .
3. Zona Pemanfaatan, fungsi Zona pemanfaatan untuk pengembangan pariwisata alam dan rekreasi, jasa lingkungan, pendidikan, penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan, kegiatan penunjang budidaya.
Potensi Wisata Alam
Terdapat 7 tapak wisata alam 1. Tapak Sawai-Saleman 2. Tapak Masihulan-Apilima 3. Tapak Sasarata
4. Tapak Banda Baru 5. Tapak Saunulu 6. Tapak Mosso
7. Tapak Pendakian Binaya
Untuk membangun keselarasan pengelolaan dan penyelenggaraan pariwisata alam di kawasan TN Manusela agar sesuai dengan kaidah, prinsip dan fungsi ka-wasan maka dilakukan Penyusu-nan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam Taman Nasional Manusela
Desain Tapak Wisata Alam
Lokasi Desain Tapak
Zona Inti Zona Rimba
Zona Tradisional
Wisata Alam Bahari
Lokasi ini berada di Resort Sawai – Masihulan, Seksi PTN Wilayah I Wahai.
Beberapa Objek Daya Tarik Wisata yang berada di Sawai adalah goa bawah air, goa ibu, penginapan terapung,tebing sawai, sungai salawai, Coral reef dan biota laut.
Lokasi ini memiliki potensi bahari, baik itu terumbu karang maupun biota laut, tebing, dan goa bawah air. Area tersebut dapat dimanfaatkan pengunjung untuk wisata alam snorkling, diving dan dapat pula dilakukan transplantasi terumbu ka-rang. Sedangkan potensi wisata di Saleman adalah wisata pantai Saleman, dan landscape pegunungan Saleman.
Akses menuju lokasi
Hari 01 : Bandara Pattimura – Masohi - Sawai Bandara Pattimura (pagi) - Tulehu - Masohi(mengurus Simaksi di kantor Balai TNM). Selanjutnya menuju Sawai dan menginap di resort terapung di teluk sawai sambil menikmati pemandangan koral dan ikan di sekitar penginapan.
Hari 02 : Eksplore Sawai
Eksplore dimulai dengan snorkeling disekitar Tebing Sawai melihat coral dan berbagai jenis ikan disamping tebing yang menjulang tinggi. Menikmati sensasi Gua bawah laut dan pemandangan pasir putih disekitar pantai Ora.
Hari 03 : Pengamatan Burung (Birdwatching) dan Pengamatan Kus-Kus Pen-gamatan burung dilakukan pada pagi dan sore melalui jalur tracking disekitar Pusat Informasi TNM di Masihulan dan menginap di tempat tsb. Malam harinya dilanjutkan pengamatan Kus-Kus (Phalanger sp.).
Hari 04 : Pusat Rehabilitasi satwa dan canopy Birdwatching
Kegiatan selanjutnya adalah kunjungan ke Pusat Rehabilitasi Satwa di Masihulan untuk melihat proses rehabilitasi yang dilakukan terhadap satwa utamanya burung hasil sitaan untuk diliarkan sebelum dilepas kembali ke habitatnya.
Pengamatan Burung
Masihulan-Apilima
Lokasi ini berada di Resort Sawai-Masihulan, Seksi PTN Wilayah I Wahai. Kawasan didom-inasi hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan dengan potensi wisata alam berupa lokasi pengamatan burung. Bebera-pa temBebera-pat yang biasa menjadi lokasi pengamatan adalah hutan Apilima dan platform pengamatan burung Masihulan. Areal ini juga sebagai habitat flora fauna endemik pulau Seram.
Pengamatan Burung (Birdwatching) Durasi : 6 hari / 5 malam
Start / finish: Bandara Pattimura Ambon
Terdapat beberapa lokasi pengamatan burung di kawasan TN Manusela, diantaranya yaitu Masihulan Apilima, Saunulu, dan Mosso
Hari 01 : Bandara Pattimura - Masohi- Pusat Informasi Masihulan Setelah mengurus Simaksi di kantor Balai TNM, dilanjutkan menuju Pusat Informasi Masihulan ± 3 jam. Pengamatan burung di sore hari dilakukan melalui jalur yang telah ada disekitar Pusat Informasi dan menginap di tempat tsb.
Hari 02 : Pusat Rehabilitasi Satwa & Canopy Birdwatching
Kunjungan ke Pusat Rehabilitasi Satwa di Masihulan untuk melihat proses rehabilitasi satwa utamanya burung hasil sitaan untuk diliarkanse-belum dilepas kembali ke habitatnya. dilanjutkan menuju Platform
pen-gamatan(Canopy Birdwatching) yang
berada di masihulan dengan tinggi 40 m di atas tajuk pohon. Mengamati
ak-tifitas burung pada sore hari. Makan
malam dan camp di platform untuk semalam.
Hari 03 : Masihulan - Sasarata
Setelah pengamatan burung di pagi hari, kemudian dilanjutkan menuju Resort Sasarata di Wahai. Sore hari dilakukan pengamatan disepanjang jalan yang melintasi kawasan. Dian-tara jenis yang dapat dijumpai adalah berbagai jenis Perkici, Paruh beng-kok, Rangkong, dan Raptor
Hari 04 : Pengamatan Burung di Eko-sistem Mangrove
Kegiatan dimulai dengan pengamatan burung di sekitar hutan mangrove diantaranya pergam danbeberapa jenis burung bangau serta mengamati ekosistem mangrove dari jenis Rhizo-phora dan Bruguiera.
Hari 05 : Resort Sasarata - Masohi
Setelah pengamatan pagi dan sarapan pagi, perjalanan dilanjutkan menuju Masohi. Dalam perjalanan pulang,
kita dapat singgahdi Pos Pengamatan di pinggir jalan SS yang melintasi kawasan TNM
Hari 06 : Masohi - Bandara Pattimura
Pengamatan Burung
di Saunulu
Lokasinya berada di resort Saunulu, Seksi PTN II Tehoru. Berjarak seki-tar 10 km dari desa Saunulu lokasi ini terdapat sungai Wae Kawa dan Wae Nua yang hulunya berasal dari kawasan TN Manusela.
Dari Masohi pengunjung bisa langsung menuju Tehoru kemudian melanjutkan perjalanan menuju Hatuputih, yang lokasinya terletak di Saunulu. Untuk sampai ke Hatuputih pengunjung dapat menelusuri sungai Kawa sekitar 2 jam. Di lokasi ini merupakan habitat burung Gosong, dimana terdapat puluhan sarang burung yang mendiami tempat ini. Beberapa jenis burung yang dapat dijumpai dilokasi ini adalah burung Gosong, Nuri, Elang, Kakatua, dan burung endemik khas pulau Seram lainnya.
Kondisi Aliran Sungai Wae Kawa
Pengamatan burung
di Mosso
Lokasinya berada di Seksi PTN Wilayah II Tehoru, topografi lokasi ini adalah pegunungan karst dan menjadi lokasi ideal pengamatan bu-rung. Untuk menuju lokasi tersebut pengunjung bisa berjalan kaki dari Negeri Mosso menuju lokasi pen-gamatan di Waelomatan dan lokasi pengamatan disekitarnya selama sekitar 4 jam.
Beberapa jenis burung yang dapat kita jumpai adalah, burung-burung paruh bengkok, Raja Perling Seram, dan jenis endemik lainnya.
Perkici Merah (Eos bornea)
Nuri Raja Ambon (Alisterus amboinensis)
Raja Perling Seram (Basilornis corythaix)
Potensi Flora
Jenis vegetasi yang ada di TN. Manusela merupakan keturunan flora Asia/Sulawesi
yang mempunyai beberapa unsur
Austra-lia-Papua. Jenis flora zona Australia yang
terdapat dalam kawasan ini antara lain
Eucalyptus spp, sedangkan jenis flora khas
Asia meliputi Shorea selanica (
Dipterocar-pacea) yaitu jenis meranti yang pertumbu -hannya paling timur Indonesia, nyamplung
(Calophyllum inophyllum), Langsat hutan (Aglaia argentea), Kayu Loreng (
Eucalyp-tus sp), Durian (Durio spp.), jenis Anggrek,
Begonia, dan lain-lain.
Jenis-jenis vegetasi yang ada di TN. Manu
-sela terdiri dari hutan mangrove dan hutan
pantai (0-5 m dpl), hutan dataran rendah (5-100 m dpl), hutan hujan primer dataran
rendah (100-500 m dpl), hutan hujan prim
-er pegunungan (500-2.500 m dpl), lumut (2.500-2.600 m dpl).
Wisata Mangrove
Lokasi ini berada di Resort Sawai-Masi-hulan, Seksi PTN Wilayah I Wahai. Ka-wasan didominasi hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan dengan potensi wisata alam berupa lokasi pengamatan burung. Bebera-pa temBebera-pat yang biasa menjadi lokasi pengamatan adalah hutan Apilima dan platform pengamatan burung
Masihu-lan. Areal ini juga sebagai habitat flora
fauna endemik pulau Seram
Vegetasi mangrove membentuk formasi-formasi yang menyebar dan mengelompok di sepanjang sungai. Pengunjung dapat berwisata susur sun-gai mangrove mulai dari muara sunsun-gai teluaran/ faung sampai ke sungai aiesele sepanjang 5,5 km menggunakan speed boat dan perahu kecil / ketinting.
Vegetasi hutan mangrove ditandai oleh jenis
Pedada (Sonneratia alba), Bakau (Rhizophora apiculata), Bidu (Bruguiera sexangula), Api-api
(Avicennia officianalis), Nipah (Nypa fruticans). Perkembangan terbaik veg -etasi hutan pantai disepanjang pantai bagian utara dengan jenis-jenis yang mendominasi antara lain Tapak uda/
katang-katang (Ipomea pescaprae ), Rumput jara jara (Spinifex littoralis), Pandan (Pandanus sp), dan Cemara laut (Casuariana equisetifoli
Pendakian Binaya jalur Selatan
Durasi : 8 hari / 7 malam
Start / finish: Bandara Pattimura
Hari 01 : Bandara Pattimura – Masohi
Tiba Kantor Balai Taman Nasional-Manusela untuk mengurus Simaksi. Setelah itu mempersiapkan logistikdan menginap semalam di Masohi.
Hari 02 : Masohi - Tehoru - Yaputih - Piliana
Pagi hari perjalanan dilanjutkan ke Tehoru dengan waktu tempuh 3 jam menggunakan kendaraan umum, Pen-gunjung dapat melapor kedatanganya di kantor SPTN II Tehoru. Setelah itu dengan menggunakan perahu ‘katint-ing’ menyebrangi teluk tehoru menuju Yaputih. Jika cuaca cerah kita dapat menikmati pemandangan Gunung Binaya. Dari Yaputih, perjalanan dilan-jutkan dengan trekking menuju Piliana sebagai desa terakhir menuju puncak
Hari 03 : Piliana - Ayemoto Camp
Pada pagi hari, perjalanan dilanjutkan
memasuki kawasan Taman Nasional Manusela, melintasi pegunungan karst dan vegetasi hutan yang alami. Tan-jakan yang cukup terjal akan selalu dilalui. Kalau beruntung, selama per-jalanan kita dapat menjumpai burung kakatua yang berada di habitat ka-wasan TN Manusela. Selanjut nya per-jalanan dilanjutkan ke Camp Ayemoto.
Hari 04 : Ayemoto Camp - Isilali Camp
Selanjutnya Camp Isilali di tempuh selama 9 jam. Dengan membawa perse-diaan air yang cukup untuk satu hari, karena di perjalanan tidak dijumpai lagi sumber air. Kita akan melalui hutan lumut yang cukup tebal dan banyak dijumpai Anggrek dan Kantong Semar (Nephentes sp.). disamping itu, kita dapat menjumpai salah satu habi-tat kupu-kupu raksasa yakni kupu-ku-pu Goliath
Hari 05 : Isilali Camp - Nasapeha Camp
Summit Binaya (3.027 mdpl)Trekking menuju Nasapeha ± 5 jam. Nasapeha merupakan lembah, terdapat genangan
air hujan yang dapat digunakan den-gan proses penyarinden-gan terlebih dahulu. Setelah makan siang, trekking menuju Puncak Binaya selama 2 jam. Dalam perjalanan kita dapat melihat jenis Pakis Raksasa yaitu Pakis Binaya (Cyathea binayana). Setelah menikmati pemandan-gan dan mengambil gambar lalu turun kembali menuju camp Nasapeha.
Hari 06 : Nasapeha Camp - Ayemoto Camp
Perjalanan pulang melalui jalur yang tel-ah dilalui sebelumnya. Perjalanan turun lebih cepat dibanding saat mendaki. Den-gan waktu 9 jam, tiba di camp Aimoto.
Hari 07 : Ayemoto Camp – Piliana – Ya-putih -
Pagi hari perjalanan dilanjutkan menuju Piliana selama 5 jam.Dilanjutkan menuju Yaputih dan menyebrangi teluk Tehoru. Sore hari tiba di Tehoru dan dilanjutkan menuju Masohi menggunakan mobil angkutan. selanjutnya dilanjutkan per-jalanan Masohi ke Bandara Pattimura (Ambon)
Pendakian Binaya Jalur Utara
Durasi : 9 hari / 8 malam
Start / finish: Bandara Pattimura Ambon
Hari 01 : Bandara – Masohi - Huaulu
Tiba di Bandara Pattimura Ambon se-baiknya pagi hari, setelah itu berangkat menuju pelabuhan kapal cepat di Tulehu. Setelah 2 jam berlayar dengan kapal
ce-pat, akan tiba di Amahai (pulau Seram).
Kemudian ke Masohi, mengurus Simaksi di kantor Balai Taman Nasional Manu-sela. Setelah makan siang, perjalanan menuju Huaulu dengan menggunakan mobil ± 3,5 jam. berjalan kaki menuju Huaulu dan pengunjung bisa menginap di sini, terdapat shelter dan penginapan warga setempat.
Hari 02 : Huaulu – Roho – Wasamata
Setelah sarapan pagi, trekking dilanjut-kan menuju negeri Roho dimana kita dapat beristrahat dan makan siang. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Wasamata, tiba di Wasamata sore hari.
Kita akan mendirikan tenda di sekitar sungai selain itu di lokasi ini juga terdapat shelter bagi pendaki.
Hari 03 : Wasamata camp – Negeri Kanike
Trekking kemudian dilanjutkan menuju negeri Kanike. Negeri ini mer-upakan perkampungan terakhir yang dijumpai dalam pendakian melalui jalur ini.
Hari 04 - 05 : Kanike – Waihuhu Camp – Waifuku
Perjalanan ke Puncak Binaya dari negeri Kanike memakan waktu 2 hari, dengan camp pertama di Waihuhu
dan camp terakhir di Waifuku (5 menitdari puncak). Disekitar pun -cak, tumbuh pakis endemik yakni
Pakis Binaya (Cyathea binayana) dan
kawah yang berisi air serta jika
be-runtung jg bsa melihat Rusa (Cervus timorensis). Anda dapat memotret
pemandangan dari puncak Binaya.
Hari 06 : Waifuku camp – Negeri Kanike
Dari Waifuku pengunjung
melanjut-kan perjalanan menuju Kanike. Jalur
ini adalah jalur basah dimana tegakan pohin yang rapat dan jalan yang berlumpur akan di jumpai dalam perjalanan.
Hari 07: Kanike - Roho
Pagi hari, perjalanan kembali melalui rute yang telah dilalui sebelumnya. Kita akan menginap di rumah pen-duduk di Negeri Roho.
Hari 08: Roho - Huaulu - Masohi
Dari Roho perjalanan kembali ke Huaulu hingga ke jalan trans seram, kemudian dilanjutkan ke Masohi den-gan menggunakan mobil.
Hari 09: Masohi - Bandara Pattimura (Ambon)
Dari Masohi dilanjutkan ke pelabu-han kapal cepat di Amahai, menuju ke pelabuhan Tulehu, dan bandara Pattimura di Ambon dengan
Traking Binaya Jalur Utara
Sepanjang ±30 Km
Traking Binaya Jalur Sela -tan Sepanjang ±19 Km
TATA CARA PERMOHONAN SIMAKSI
I. SIMAKSI (BARU)
Diajukan oleh PEMOHON kepada PENERBIT izinUntuk WNA dan atau WNI yang ada keterkaitan kerja dengan pihak asing untuk lebih dari 1 (satu) lokasi
- Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Nasional dan atau BKSDA diterbitkan oleh SEKDITJEN, - Untuk WNA dan atau WNI yang ada keterkaitan kerja dengan pihak asing untuk 1 (satu) lokasi
- Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Nasional dan atau BKSDA diterbitkan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis (Kepala Balai Taman Nasional atau Kepala BKSDA)
A. Untuk WNA (Warga Negara Asing)
a. Dengan melampirkan permohonan sebagai berikut : 1. Surat Keterangan Jalan dari Kepolisisan
2. Proposal Kegiatan 3. Fotocopi Paspor
4. Surat Pernyataan tentang kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan, dengan format sebagaimana lampiran Perdirjen.
b. Untuk WNA yang akan melakukan kegiatan PENELITIAN dengan melampirkan permohonan sebagai berikut : 1. Surat Keterangan Jalan dari Kepolisisan
2. Proposal Kegiatan 3. Fotocopi Paspor
4.Surat Pernyataan tentang kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan, dengan format sebagaimana lampiran Perdirjen.
5. Surat Izin Penelitian dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi 6. Surat Pemberitahuan Penelitian dari Kementerian Dalam Negeri 7. Surat Rekomendasi dari Mitra Kerja
Dalam hal permohonan tidak diajukan sendiri oleh PEMOHON, maka :
- Mitra Kerja sebagai induk organisasi Pemohon dengan surat kuasa dari pemohon dapat mengatasnamakan Pemohon untuk mengajukan permohonan dan mengambil SIMAKSI
- Perorangan dengan surat kuasa dari Pemohon dapat mengatasnamakan Pemohon untuk mengajukan permohonan dan mengambil SIMAKSI
c. Untuk WNA yang akan melakukan kegiatan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan dengan melampirkan permohonan sebagai berikut :
1. Surat Keterangan Jalan dari Kepolisisan 2. Proposal Kegiatan
3. Fotocopi Paspor
4. Surat Pernyataan tentang kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan, dengan format se bagaimana lampiran Perdirjen.
5. Surat Rekomendasi dari Mitra Kerja
Dalam hal permohonan tidak diajukan sendiri oleh PEMOHON, maka :
- Mitra Kerja sebagai induk organisasi Pemohon dengan surat kuasa dari pemohon dapat mengatasnamakan Pemohon untuk mengajukan permohonan dan mengambil SIMAKSI
- Perorangan dengan surat kuasa dari Pemohon dapat mengatasnamakan Pemohon untuk mengajukan permohonan dan mengambil SIMAKSI
d. Untuk WNA yang akan melakukan kegiatan PEMBUATAN FILM dengan melampirkan permohonan sebagai berikut :
1. Surat Keterangan Jalan dari Kepolisisan 2. Proposal Kegiatan
3. Fotocopi Paspor
4. Surat Pernyataan tentang kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan, dengan format se bagaimana lampiran Perdirjen.
5. Surat Izin Produksi Pembuatan Film Non Cerita / Cerita di Indonesia dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
6. Sinopsis
7. Daftar Peralatan 8. Daftar Anggota Tim.
e. Untuk WNA yang akan melakukan kegiatan Ekspedisi dengan melampirkan permohonan sebagai berikut : 1. Surat Keterangan Jalan dari Kepolisisan
2. Proposal Kegiatan 3. Fotocopi Paspor
4. Surat Pernyataan tentang kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan, dengan format sebagaimana lampiran Perdirjen.
B. Untuk WNI (Warga Negara Indonesia)
a. Dengan melampirkan permohonan sebagai berikut : 1. Proposal KegiatanFotocopi tanda pengenal
2. Surat pernyataan tentang kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan, dengan format terlampir.
b. Untuk WNI yang akan melakukan kegiatan PENELITIAN dan PENGEMBANGAN dengan melampirkan permohonan sebagai berikut :
1. Proposal Kegiatan 2. Fotocopi tanda pengenal
3. Surat pernyataan tentang kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan, dengan format terlampir.
4. Surat Rekomendasi dari Mitra Kerja.
c. Untuk WNI yang akan melakukan kegiatan PEMBUATAN FILM dan EKSPEDISI dengan melampirkan permohonan sebagai berikut :
1. Proposal Kegiatan 2. Fotocopi tanda pengenal
3. Surat pernyataan tentang kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan, dengan format terlampir.
d. Untuk WNI yang akan melakukan kegiatan JURNALISTIK dengan melampirkan permohonan sebagai berikut : 1. Proposal Kegiatan
2. Fotocopi tanda pengenal
3. Surat pernyataan tentang kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan, dengan format terlampir.
4. Kartu PERS dari lembaga yang berwenang
- Dalam hal persyaratan lengkap, PENERBIT SIMAKSI dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya permohonan, MENERBITKAN SIMAKSI.
- Dalam hal persyaratan tidak lengkap, PENERBIT SIMAKSI dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya Permohonan, MENGEMBALIKAN PERMOHONAN kepada PEMOHON untuk dilengkapi. - Dalam hal PEMOHON telah menerima pengembalian berkas permohonan dari penerbit Simaksi, Pemohon melengkapi persyaratan untuk diajukan kembali.
II. PERPANJANGAN
a. Untuk kegiatan PENELITIAN dan PENGEMBANGAN serta ILMU PENGETAHUAN dan PENDIDIKAN, diajukan oleh PEMOHON kepada PENERBIT SIMAKSI, paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sebelum Simaksi berakhir
b. Untuk kegiatan FILM, EKSPEDISI, dan JURNALISTIK diajukan oleh PEMOHON kepada PENERBIT SIMAKSI, paling lama 3 (tiga) hari kerja sebelum Simaksi berakhir
c. dengan melampirkan : - Laporan hasil kegiatan
- Perizinan dari instansi terkait yang masih berlaku
- Rekomendasi dari Kepala Unit Pelaksana Teknis / Kepala Balai (bagi WNA yang PENERBITAN SIMAKSI-nya oleh SEKDITJEN )
III. MASA BERLAKU
a. Untuk kegiatan PENELTIAN dan PENGEMBANGAN, paling lama 3 (tiga) bulan. b. Untuk kegiatan ILMU PENGETAHUAN dan PENDIDIKAN, paling lama 1 (satu) bulan c. Untuk kegiatan PEMBUATAN FILM, paling lama 14 (empat belas) hari
TARIF BIAYA MASUK PENGUNJUNG TAMAN NASIONAL MANUSELA Dasar :
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 12 Tahun 2014 Tanggal 14 Februari 2014 Tentang Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Kehutanan.
2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.11/Menhut-II/2007 Tanggal 13 Maret 2007, Tentang Pembagian Rayon Di Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam Dan Taman Buru Dalam Rangka Pengenaan Penerimaan Negara Bukan Pajak.
3. Surat Sekretaris Direktorat Jenderal PHKA No. S. 1015/SET-4/2014 tanggal 10 Maret 2014 Perihal Sosialisasi Penerapan PP. 12 Tahun 2014.
Informasi Pendukung
No Jenis Akomodasi Harga Keterangan
1. Penginapan
- 1 kamar Rp. 75.000 s/d 300.000/hari di Masohi
2. Penginapan Apung Rp. 250.000/org/hari (Lokal) Rp. 350.000/org/hari (Mancanegara) di Sawai 3. Platform (menara)
Pengamatan Burung Rp. 2.000.000/tim (1-5org) + 200.000/
mlm
Di Masihu-lan
4. Menginap di Rumah
Penduduk (ut. Pen
-dakian Binaya) Rp. 100.000 / Rumah
Jadwal Kapal Cepat Tulehu – Amahai (PP)
Tarif Harga Sarana Transportasi
No Jenis Transportasi Harga Keterangan
1. Kapal Cepat - Kelas Ekonomi - Kelas VIP Rp. 110.000 Rp. 220.000 2. Mobil - Antar Jemput - Angkutan Umum - Carter /Rental Rp. 200.000,-Rp. 15.000,-/org Rp. 120.000,-/org Rp. 100.000,-/org Rp. 150.000,-/org Rp. 1.500.000,-/hari Bandara-Tulehu Pel. Amahai-Masohi Masohi-Halte Huaulu Masohi-Masihulan/Sawai Wahai/sasrata-Masohi 3. Motor
-Antar jemput Rp. 75.000,-/org
Rp. 15.000,-/org
Bandara Pattimura-Tulehu Amahai-Masohi
4. Kapal Kayu (Mesin Tempel)
-Rute Dekat Rp. 50.000,-/org Tehoru-Yaputih
5. Speed Boat
-Carter/Sewa Rp.500.000,-/rute
Tehoru-Yaputih
No Pelabuhan
Keberangkatan Waktu Berangkat PelabuhanTujuan Waktu Tiba Ket
1. Tulehu 09.00 Amahai 11.00 * 2. Tulehu 16.00 Amahai 18.00 * 3. Tulehu 11.00 Amahai 13.00 ** 4. Amahai 08.00 Tulehu 10.00 * 5. Amahai 14.00 Tulehu 16.00 * 6. Amahai 14.00 Tulehu 16.00 **
Tarif Akomodasi
*Setiap hari kecuali hari minggu **Hanya hari minggu
Negeri Sawai yang berbatasan dengan kawasan TN Manusela
Foto : Rahman Tuharea
Penginapan Lisar bahari, Sawai
Wisata Bahari, Sawai
Kantor Balai TN Mansela
Jl. Kelang No1, Masohi, Maluku Tengah-Maluku telp. (0914) 22164 fax.(0914) 21672
Redaksi Pelindung Ir. Tabur Muhammad Penanggung Jawab Jan F.M. Hittipeuw, S.Sos
Redaktur
Achmad Arifin, S.Hut, M.Si Penyuting /Editor Jumrin Said, S.Hut Iik Ikhwan Puadin,SP Desain Grafis Daryanto,S.Hut Teguh Indra Jati, A.Md Sekretariat Faizah, S.Hut Yudaningsih Jessy F Molle Wiliam Loupatty