• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksplorasi Tanaman Hias Di Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sicike Cike Kabupaten Dairi Sumatra Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Eksplorasi Tanaman Hias Di Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sicike Cike Kabupaten Dairi Sumatra Utara"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, O dan P. Patana. 2002. Penelitian : Perhitungan Nilai Ekonomi Pemanfaatan Hasil Hutan Non Kayu Non-Marketable oleh Masyarakat Desa Sekitar Hutan. Penelitian. USU. Medan

Aththorick, A.T., Siregar, E.S., dan Hartati, S.2007. Kekayaan Jenis makroepifit Di Hutan Telaga Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Kabupaten Langkat.Jurnal Biologi Sumatra. Vol.2 No.1 Januari 2007 : hal.15

BBKSDA.2011.Buku Informasi Kawasan Konservasi BBKSDA Sumatra Utara.BBKSDA.Medan.

BPTP, 2007. Budidaya Tanaman Hias Daun Anthurium dan Aglaonema. BPTP. Yogyakarta.

Dariana.2009.Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicike Cike Kabupaten Dairi Sumatra Utara.Tesis.Program Studi Biologi, Universitas Sumatra Utara.

Deswiniyanti, N.W, I. A. Krismawati, Y. R. Galingging dan M. A. Firmansyah. Studi Fenologi Perbungaan Lilium longiflorum Thunb. Jurnal Metamorfosa I. Vol.1 Th 2011: hal.7.

Faza, M.2012.Struktur Komunitas Plankton Di Sungai Pesanggrahan Dari Bagian Huli (Bogor, Jawa Barat) Hingga Hilir (Kembanga, DKI Jakarta).

Universitas Indonesia. Depok.

Hetty,I.1992.Hidroponik Tanaman Hias.Penebar Swadaya.Jakarta.

Kainde, R.P.,dkk.2011.Analisis Vegetasi Hutan Lindung Gunung Tumpa. Jurnal Unsrat Manado. Vol. 17 No.3.

Kinho, J.,dkk.2012. Keragaman Jenis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Di Cagar Alam Gunung Ambang Sulawesi Utara. Balai Pemeriksa Kehutanan. Manado.

LIPI.2011. Eksplorasi Dan penelitian Flora Di Taman Wisata Alam Sicike Cike, Sumatra Utara. Pusat Konservasi Tumbuhan. Bogor.

(2)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014. Pengambilan sampel di kawasan Taman Wisata Alam Sicike-cike terletak di Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara.

Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : alat tulis, kalkulator, kamera, dan kantong plastik. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : buku identifikasi, kertas label, dan alkohol 70%.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data vegetasi tumbuhan hias di Hutan Wisata Alam Sicike-cike ini adalah dengan teknik observasi, yaitu survei langsung ke lapangan dengan bantuan masyarakat setempat yang ahli tanaman hias.

Data yang dikumpulkan di lapangan, yaitu data primer seperti jumlah dan jenis tumbuhan hias serta data sekundernya adalah data tentang keadaan umum daerah penelitian dan data-data yang diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya seperti instansi terkait maupun suatu lembaga serta penelitian-penelitian yang mendukung.

Aspek Pengetahuan Lokal

(3)

Alam Sicike-cike, masyarakat setempat yang mengetahui tentang tanaman hias dari hutan tersebut. Data yang diperoleh dari hasil wawancara bersama informan kunci ditabulasikan dan dianalisa secara deskriptif.

Aspek Keanekaragaman

Metode pengumpulan tanaman hias dilakukan dengan menggunakan metode sampling plot, yaitu dengan membuat sampling plot di dalam jalur. Penentuan titik awal dalam melakukan inventarisasi dilakukan dengan metode purposive sampling yang berarti titik awalnya berdasarkan tempat yang dianggap

banyak terdapat tanaman hiasnya. Inventarisasi tanaman dilakukan dengan metode systematic sampling, yaitu mendata setiap tanaman hias yang ada pada setiap plot

(4)

Gambar 1. Petak Contoh Transek

Keterangan:

a. Petak A: petak ukur untuk semai dengan ukuran 2 × 2 m b. Petak B: petak ukur untuk pancang dengan ukuran 5 × 5 m c. Petak C: petak ukur untuk tiang dengan ukuran 10 × 10 m d. Petak D: petak ukur untuk pohon dengan ukuran 20 × 20 m Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus: a. Kerapatan suatu jenis (K)

contoh

b. Kerapatan relatif suatu jenis (KR)

100%

c. Frekuensi suatu jenis (F)

petak

d. Frekuensi relatif suatu jenis (FR)

(5)

e. Indeks Nilai Penting (INP) INP = KR + FR

Indeks keanekaragaman yang dapat digunakan dalam analisis komunitas tumbuhan adalah indeks Shanon atau Shanon Indeks of General Diversity(H’). RumusIndeks Keanekaragaman Shanon-Wienner atau Shanon Indeks of General Diversity (H’) :

H’ = - ∑ (ni/N) ln (ni/N) Keterangan :

H’ = indeks Shannon = indeks keanekaragaman Shannon Ni = jumlah individu dari suatu jenis i

N = jumlah total individu seluruh jenis Kriteria nilai H’ yang digunakan adalah:

a. Nilai H’ > 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah melimpah tinggi

b. Nilai H’ 1 < H’ < 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek sedang melimpah

c. Nilai H’ < 1 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah sedikit atau rendah

(Megurran, 1995). Analisis Ekonomi

1. Pengambilan sampel

(6)

karena sampel yang digunakan sedikit sehingga tidak perlu menggunakan sampling.

Populasi adalah penjual tanaman hias yang mengambil tanaman hias dari kawasan TWA Sicike-cike. Dalam penelitian populasi sekaligus menjadi sampel sehingga metode yang digunakan adalah metode sensus dengan mengambil seluruh populasi menjadi sampel.

2. Pengumpulan data

Data yang diperoleh dari penjual tanaman hias melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner yang sudah dipersiapkan antara lain jenis tanaman hias yang dijual, harga tiap jenis tanaman dan biaya apa saja yang dikeluarkan.

3. Analisis nilai ekonomi

Data diperoleh dari hasil pengamatan dilapangan melalui wawancara dan kuisioner kemudian dianalisis secara kuantitatif. Nilai jual tanaman hias untuk setiap jenis per tahun yang diperoleh masyarakat(petani) dihitung dengan cara : 1. Harga barang hasil hutan yang diperoleh dianalisis dengan metode pendekatan

pasar (jika sudah diketahui harga pasarnya).

2. Menghitung nilai rata- rata jumlah barang yang diambil per responden per jenis. Dengan formulasi sebagai berikut :

X =

x1 + x2 +

+ xn

n

(7)

3. Menghitung total pengambilan per unit barang per tahun. Diformulasikan dengan :

TP = RJ x FP x JP

TP = total pengambilan per tahun RJ = rata- rata jumlah yang diambil FP = frekuensi pengambilan

JP = jumlah pengambilan

Menghitung nilai ekonomi produk per jenis barang per tahun, dalam hal ini barang tersebut yang dimaksud adalah tanaman hias dan diformulasikan dengan :

NH = TP x HH

NH = nilai produk per jenis

TP = total pengambilan (unit/ tahun) HH = harga produk

Menghitung persentase nilai ekonomi dengan cara :

% NE =

���

∑ ��

X 100%

%NE = persentase nilai ekonomi NEi = nilai ekonomi produk per jenis

∑ �� = jumlah total nilai ekonomi dari seluruh produk

4. Menghitung pendapatan dari penjualan tanaman hias, dari luar penjualan tanaman hias dan pendapatan total.

(8)

b. Pendapatan luar tanaman hias = pendapatan total diluar penjualan tanaman hias

c. Pendapatan total = jumlah pendapatan dari penjualan tanaman hias dan luar penjualan tanaman hias

Dengan demikian tingkat kontribusi dapat dihitung dengaan rumus :

Kontribusi =Pendapatan dari penjualan tanaman hias

Pendapatan Total X 100%

(9)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aspek Pengetahuan Lokal

Hasil wawancara dengan masyarakat diperoleh sebanyak 23 jenis tanaman hias. Wawancara dilakukan terhadap 5 orang sampel masyarakat Desa Pansur yang memiliki pekerjaan diantaranya sebagai pegawai negeri, wirausaha, dan petani. Masyarakat setempat mengetahui tanaman hias berdasarkan dari pengetahuan turun temurun maupun dari hasil menemani dari beberapa peneliti terdahulu yang telah meneliti ke daerah tersebut. Data hasil tanaman hias disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Jenis Jenis Tanaman Hias Yang Didapat Di TWA Sicike cike

No Nama Lokal Nama Ilmiah Perawakan

1 Anggrek lobii Bulbophyllum lobii Lindl Herba dan menumpang (epifit) 2 Asar asar Selaginella plana Hieron Herba dan menjalar

3 Kadaka Asplenium nidus Linn Herba dan tegak 4 Anggrek

sembidium

Cymbidium lanciforum Hook

Herba dan menumpang (epifit)

5 Aglaonema Aglaonema nitidum Herba dan tegak 6 Anggrek liparis Liparis pallida ( Blume)

Lindl

Herba dan menumpang (epifit)

7 Cekala Nicolaia speciosa Horan Herba dan menjalar

8 Kana Canna indica L Perdu dan tegak

10 Anggrek cologini Coelogyne pandurata Herba dan menumpang (epifit) 11 Anggrek binejeki Bulbophyllum

binnendijkii

Herba dan menumpang (epifit)

12 Anggrek sepatu Paphiopedilum tonsum Herba dan menumpang (epifit) 13 Anggrek mekodes Macodes petola Herba dan menumpang (epifit) 14 Anggrek payus Phaius callosus

( Blume ) Lindl

Herba dan menumpang (epifit)

15 Raso Dracaena marginata Var Pohon dan tegak 16 Sampinur tali Dacrydium elatum Wall Pohon dan tegak

17 Anggrek eria Eria ornate Herba dan menumpang (epifit) 18 Begonia Begonia robusta BI Herba dan menjalar

19 Pandan Pandanus amaryllifolius Roxb

(10)

No Nama Lokal Nama Ilmiah Perawakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Taman Wisata Alam Sicike-cike, Dusun PansurNauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat, terdapat 23 jenis tanaman hias. Ke 23 jenis tanaman hias tersebut antara lain :

A.Anggrek lobii (Bulbophyllum lobii Lindl) Kingdom : Plantae

(11)

berbentuk bulat dan halus sewaktu muda, panjang kurang lebih 4 cm dan diameter kurang lebih 2 cm, permukaan licin, dan terdiri dari satu helai daun.

Daun berbentuk lonjong lanset, berwarna hijau pudar, panjang kurang lebih 27 cm dan lebar kurang lebih 7 cm, permukaan licin, tepi rata, tebal, ujung runcing dan tidak memiliki tangkai daun.Pembungaan muncul dari samping pseudobulb, tunggal, panjang tangkai pembungaan kurang lebih 20 cm. Bunga sepal lateral, petal, dan bibir berwarna merah, sepal dorsal, berwarna kuning. B.Asar asar (Selaginella plana Hieron)

Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Divisi : Lycopodiophyta Kelas : Lycopodiopsida Ordo : Selaginellales

Famili

Genus

Spesies : Selaginella plana Hieron Gambar 3. Asar asar (Selaginella plana) Ragam hias : Daun

Selaginella plana yang ditemukan merupakan jenis paku tanah yang mana

(12)

berakar membentuk tumbuhan baru. Warna batang hijau dan biasanya bercabang dua dan tiap cabang bercabang dua lagi. Kinho (2012) menyatakan bahwa Selaginella

plana ini berdaun kecil, berbentuk lanset, tersusun melingkari batangnya dan

berselang-seling, berwarna hijau. Pertumbuhan merambat, daun berwarna hijau terang dan berukuran sangat kecil tersusun melingkari batang, daun fertil lebih lancip dengan susunan yang sangat rapat. Berwarna hijau pada permukaan atas, kedudukan daun berseling. Spora terdapat pada ujung terminalia.

C.Kadaka (Asplenium nidus Linn) Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Divisi : Pteridophyta Kelas : Pteridopsida Sub klas : Polypoditae Ordo : Polypodiales

Famili

Genus : Asplenium

Spesies : Asplenium nidus Linn Gambar 4. Kadaka (Asplenium nidus Linn)

Ragam hias : Daun

(13)

sepanjang urat enthal yang menyirip, tersusun rapat; indusia panjang, tipis seperti selaput.

D.Anggrek sembidium (Cymbidium lanciforum Hook) Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Sub divisi : Angiospermae Klas : Liliopsida Sub klas : Lilidae Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Cymbidium

Spesies : Cymbidium lanciforum Hook Gambar 5. Anggrek sembidium (Cymbidium lanciforum Hook) Ragam hias : Bunga

(14)

panjang tangkai pembungaan kurang lebih 8 cm. Bunga terdiri dari kelopak bunga berwarna putih dengan garis merah di bagian tengah, bagian mahkota bunga tidak membuka sempurna.

E.Aglaonema (Aglaonema nitidum) Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Subdivisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Sub klas : Arecidae Ordo : Arales

Famili

Genus : Aglaonema

Spesies : Aglaonema nitidum Gambar 6. Aglaonema (Aglaonema nitidum) Ragam hias : Daun

(15)

F.Anggrek Liparis (Liparis pallida ( Blume) Lindl) Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Sub divisi : Angiospermae Klas : Liliopsida Sub klas : Lilidae Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Liparis

Spesies : Liparis pallida ( Blume) Lindl Gambar 7. Anggrek liparis (Liparis pallida) Ragam hias : Bunga

Liparis pallida yang ditemukan memiliki pseudobulb bulat lonjong,

(16)

panjang kurang lebih 1 cm dan lebar kurang lebih 1,8 cm, panjang tangkai bunga kurang lebih 2,5 cm.

G.Cekala (Nicolaia speciosa Horan) Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Klas : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Nicolaia

Spesies : Nicolaia speciosa Horan Gambar 8. Cekala (Nicolaia speciosa Horan) Ragam hias : Daun

(17)

mencapai 5 m. Batang-batangnya berbentuk semu bulat gilig membesar di pangkalnya tumbuh tegak dan banyak, saling berdekat-dekatan, membentuk rumpun jarang dan keluar dari rimpang yang menjalar di bawah tanah. Rimpangnya tebal, berwarna krem kemerah-jambuan ketika masih muda. Daun 15-30 helai tersusun dalam dua baris berseling di batang semu, helaian daun jorong lonjong dengan ukuran 20-90 cm x 10-20 cm.

H.Kana (Canna indica L) Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Subdivisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Subklas : Commenlinidae Ordo : Zingiberales Famili : Cannaaceae

Genus

Spesies : Canna indica L.

Ragam hias : Bunga Gambar 9. Kana (Canna indica L.)

(18)

pertulangan daunnya menyirip, bunganya merupakan bunga yang sempurna. Situmorang (2010) menyatakan bahwa bunga tasbih (canna indica linn) yang biasa dikenal di Jawa Barat sebagai Ganyol Leuweung serta dalam Bahasa Melayunya Gany Hutan dapat tumbuh 1000 dpl ini memiliki rimpang layaknya umbi, daun besar, warna bunga cerah (merah, kuning), bijinya bulat layaknya buah tasbih. Bunga Tasbih adalah sejenis tanaman berperdu, tingginya lebih kurang 2 meter.

I.Anggrek Bulbophyllum tigerhianum (Bulbophyllum tigerhianum) Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Sub divisi : Angiospermae Klas : Liliopsida Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Bulbophyllum

Spesies : Bulbophyllum tigerhianum Ragam hias : Bunga

(19)

Anggrek ini memiliki warna seperti corak harimau yang melambangkan namanya. Sering ditemukan tumbuh menumpang pada batang batang pohon yang tinggi. Situmorang (2010) menyatakan bahwa tanaman ini sering ditemukan pada tempat tempat yang terlindungi. Setiap umbi hanya mempunyai satu helai daun di ujungnya. Bunga majemuk berbentuk bulir. Keluar dari rimpang dekat umbi semu. Pangkalnya berlekatan dengan dasar colomn membentuk taji, mahkota lebih kecil dari kelopak, bibir berbentuk seperti lidah.

J.Anggrek Cologini (Coelogyne pandurata) Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Sub divisi : Angiospermae Klas : Liliopsida Sub klas : Lilidae Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Coelogyne

Spesies : Coelogyne pandurata Gambar 11. Anggrek cologini (Coelogyne pandurata) Ragam hias : Bunga

(20)

±6 cm dan diameter ±4 cm, permukaan licin dan terdiri dari 2 helai daun. Daun berbentuk bulat telur, warna hijau, panjang 20-24 cm dan lebar 4-6 cm, permukaan licin, tepi rata, tipis, ujung runcing dan tidak memiliki tangkai daun. Pembungaan muncul dari ujung pseudobulb, panjang tangkai 8 cm, jumlah bunga biasanya 2 tapi yang mekar hanya 1. Bunga berwarna pink, tugu berwarna kuning, bibir berwarna hitam.

K.Anggrek binejeki (Bulbophyllum binnendijkii) Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Sub divisi : Angiospermae Klas : Liliopsida Sub klas : Lilidae Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Bulbophyllum

Spesies : Bulbophyllum binnendijkii Gambar 12. Anggrek binejeki (Bulbophyllum binnendijkii) Ragam hias : Bunga

(21)

pada labellumnya yang dapat bergoyang apabila ditiup angin. Dengan adanya ciri khhas bunga yang seperti ini, anggrek memiliki sebutan anggrek lidah bergoyang atau kembang goyang.

L.Anggrek Sepatu (Paphiopedilum tonsum) Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Sub divisi : Angiospermae Klas : Liliopsida Sub klas : Lilidae Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Paphiopedilum

Spesies : Paphiopedilum tonsum Gambar 13. Anggrek sepatu (Paphiopedilum tonsum) Ragam hias : Bunga

(22)

warna hijau kekuningan, pada bagian kelopak dorsal terdapat garis vertikal berwarna kemerahan dengan panjang tangkai bunga ±1 cm.

M.Anggrek mekodes (Macodes petola) Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Sub divisi : Angiospermae Klas : Liliopsida Sub klas : Lilidae Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Macodes

Spesies : Macodes petola Gambar 14. Anggrek mekodes (Macodes petola) Ragam hias : Bunga

(23)

kuntum bunga, panjang tangkai pembungaan ±29 cm. Bunga berwarna coklat, berbulu, dengan panjang tangkai bunga ±2 cm.

N.Anggrek Payus (Phaius callosus ( Blume ) Lindl) Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Sub divisi : Angiospermae Klas : Liliopsida Sub klas : Lilidae Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Phaius

Spesies : Phaius callosus ( Blume ) Lindl Ragam hias : Bunga

Gambar 15. Anggrek payus (Phaius callosus ( Blume ) Lindl)

(24)

muncul dari ujung batang, menjulang tinggi melebihi panjang daunnya. Bibir bunga berbentuk corong, berwarna putih dengan garis garis ungu di bagian dalamnya. Umumnya ditemukan di tempat tempat yang ternaung dan lembab. O.Raso (Dracaena marginata Var)

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Klas : Liliopsida Ordo : Liliales Famili : Dracaenaceae Genus : Dracaena

Spesies : Dracaena marginata Var

Ragam hias : Daun Gambar 16. Raso (Dracaena marginata) Dracaena marginata Var sering tumbuh pada tempat tempat yang hangat.

(25)

P.Sampinur tali Kingdom : Plantae Divisi : Coniferophyta Klas : Pinopsida Ordo : Pinales

Famili : Podocarpaceae Genus : Dacrydium

Spesies : Dacrydium elatum Wall Gambar 17. Sampinur tali (Dacrydium elatum Wall) Ragam hias : Daun

Dacrydium elatum Wall tumbuh dari tingkat semai hingga pohon dan daun

berbentuk jarum. Biasanya tumbuh di tempat yang lembab dan bersuhu rendah. LIPI (2011) menyatakan bahwa Dacrydium elatum Wall dikenal dengan nama sampinur tali. Jenis ini merupakan pohon besar, percabangan banyak, dengan cabang tegak dengan sekumpulan ranting membentuk jumbai yang bersama sama membangun sebuah kubah yang menggelembung besar. Daun mudanya berbentuk garis lanset, mudah patah, menyebar tetapi melengkung ke depan sejajar dengan cabang.

(26)

Q.anggrek eria (Eria ornate) Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Sub divisi : Angiospermae Klas : Liliopsida Sub klas : Lilidae Ordo : Orchidales Famili : Orchidaceae Genus : Eria

Spesies : Eria ornate

Ragam hias : Bunga Gambar 18. Anggrek eria (Eria ornate)

(27)

R.Begonia (Begonia robusta BI) Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Klas : Magnoliopsida Ordo : Violales Famili : Begoniaceae Genus : Begonia

Spesies : Begonia robusta BI

Ragam hias : Daun Gambar 19. Begonia (Begonia robusta BI) Daun Begonia robusta BI berbentuk asimetris, ukuran daun berbentuk sedang, warna daun hijau mengkilap, dan ketebalan daun sedang. Sementara LIPI menyatakan bahwa batang begonia berbulu dan tumbuh tegak setinggi hampir 50 cm.Batang dan daunnya berwarna merah. Batang begonia juga mengandung air, letak daun tersebar, dan memilki daun pelindung yang mudah rontok. Ciri khas lain, bentuk daunnya selalu asimetris (begoniifolia) dan memiliki rasa yang asam.

S.Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb) Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Klas : Liliopsida Ordo : Pandanales Famili : Pandanaceae Genus : Pandanus

(28)

Gambar 20. Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb)

(29)

T.nepenthes spectabilis (Nepenthes spectabilis Danser) Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Sub divisi : Magnoliophyta Klas : Choripetaleae Ordo : Nepenthales Famili : Nepenthaceae Genus : Nepenthes

Spesies : Nepenthes spectabilis Danser Ragam hias : Kantong tanaman

Gambar 21. Nepenthes spectabilis (Nepenthes spectabilis Danser)

Nepenthes spectabilis Danser tumbuh saling berdekatan antara yang satu

(30)

U.Nepenthes Tobaica (Nepenthes tobaica Danser) Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Sub divisi : Magnoliophyta Klas : Choripetaleae Ordo : Nepenthales Famili : Nepenthaceae Genus : Nepenthes

Spesies : Nepenthes tobaica Danser Ragam hias : Kantong tanaman

Gambar 22. Nepenthes tobaica (Nepenthes tobaica Danser)

(31)

V.Nepenthes reinwardtiana (Nepenthes reinwardtiana Miq) Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Sub divisi : Magnoliophyta Klas : Choripetaleae Ordo : Nepenthales Famili : Nepenthaceae Genus : Nepenthes

Spesies : Nepenthes reinwardtiana Miq Ragam hias : Kantong tanaman

Gambar 23. Nepenthes reinwardtiana (Nepenthes reinwardtiana Miq)

Nepenthes reinwardtiana Miq sering ditemukan di rawa dan daerah

(32)

W.Nepenthes rigidifolia (Nepenthes rigidifolia Akhriadi, Hernawati & R.Tamin) Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Sub divisi : Magnoliophyta Klas : Choripetaleae Ordo : Nepenthales Famili : Nepenthaceae Genus : Nepenthes

Spesies : Nepenthes rigidifolia Akhriadi, Hernawati & R.Tamin Ragam hias : Kantong tanaman

Gambar 24. Nepenthes rigidifolia

(Nepenthes rigidifolia Akhriadi, Hernawati & R.Tamin)

(33)

Potensi Tanaman Hias

Taman Wisata Alam Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara memiliki luas 575,5 Ha. Luas areal yang digunakan untuk menginventarisasi tanaman hias adalah 57, 5 Ha dengan intensitas sampling yang digunakan 10 % untuk total keseluruhan kawasan penelitian.

Potensi tanaman hias pada lokasi penelitian didapatkan setelah dilakukan inventarisasi dan obeservasi langsung dilapangan. Potensi tanaman hias pada lokasi penelitian disajikan pada gambar 25.

Gambar 25. Jumlah total tanaman hias Taman Wisata Alam Sicike-cike Dusun PansurNauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000

herba semai pancang tiang pohon

(34)

Gambar 26. Jumlah total tanaman hias per hektar Taman Wisata Alam Sicike-cike, Dusun PansurNauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat

Gambar 26 menunjukkan, bahwa jumlah total tanaman hias dari tingkat semai hingga pohon adalah 8943 individu pada lokasi penelitian seluas 57,5 Ha. Sedangkan dari gambar 26 tersebut terdapat 155 tanaman hias per hektar. Potensi tanaman hias di Taman Wisata Alam Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat tergolong sedang. Sementara Situmorang (2010) menemukan 7620 individu tanaman hias di kawasan hutan Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir atau terdapat 209 tanaman hias per hektar pada lokasi penelitian seluas 36,4 ha.

Gambar 26 menunjukkan terdapat 5849 potensi tanaman hias untuk tingkat herba atau 102 tanaman hias per hektar dari total luasan yang terdapat pada lokasi penelitian. Sedangkan potensi tanaman hias berkayu adalah 3094 tanaman hias atau 54 tanaman hias per hektar. Jumlah tanaman hias dipengaruhi beberapa faktor terutama iklim dan tanah. Semakin tinggi faktor tersebut maka akan semakin tinggi jumlah tanaman hias dalam suatu komoditas hutan. Menurut

0 20 40 60 80 100 120

herba semai pancang tiang pohon

(35)

Indriyanto (2008) pada kondisi iklim dan tanah yang berbeda-beda, akan dijumpai hutan dengan komposisi jenis vegetasi serta jumlah yang berbeda pula. Masing-masing tumbuhan yang tumbuh pada tempat tersebut menghendaki persyaratan tempat tumbuh tertentu.

Analisis Vegetasi Tanaman hias

Kainde, dkk (2011) menyatakan bahwa penguasaan suatu jenis terhadap spesies lainnya ditentukan berdasarkan Indeks Nilai Penting (INP) yang merupakan hasil dari penjumlahan kerapatan relatif (KR), frekuensi relaratif (FR), dan dominansi relatif (DR). Hasil analisis data tanaman hias tingkat herba, semai, pancang, tiang, dan pohon pada Taman Wisata Alam Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat disajikan pada tabel 2,3,4, dan 5.

Tabel 2. Analisis Data Tanaman Hias Tingkat Herba di Taman Wisata Alam Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat

(36)

No Nama Jenis Tanaman hias K

Hasil perhitungan Indeks Nilai Penting tanaman hias pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa persentase INP dipengaruhi oleh jumlah penemuan individu suatu spesies dan penyebaran suatu jenis dalam suatu areal Tingginya jumlah penemuan individu suatu spesies dan frekuensi spesies, tentu akan menyebabkan tingginya persentase kerapan relatif dan frekuensi relatif, yang mana keduanya merupakan variabel penting yang mempengaruhi besar kecilnya persentase INP suatu spesies.

(37)

penelitian. Tingginya INP spesies ini juga didukung oleh frekuensi yang tinggi yaitu 0,69 %, dimana spesies ini ditemukan dalam 285 plot pengamatan. Sedangkan jenis tanaman hias yang memiliki kelimpahan jenis paling rendah adalah Macodes petola yaitu sebesar 1,05 %. Rendahnya INP spesies ini juga didukung oleh frekuensi penemuan yang cukup jarang, dimana frekuensi spesies ini sebesar 0,02 %.

Spesies dengan INP tertinggi yang merupakan spesies dominan, mencerminkan bahwa tingginya kemampuan spesies tersebut dalam menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan tempat tumbuh dan tingginya kemampuan spesies tersebut dalam berkompetisi dengan spesies lain di lingkungan tersebut. Sebaliknya, spesies dengan INP terendah menunjukkan bahwa spesies tersebut kurang mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungannya dan kurang mampu berkompetisi dengan spesies lain di lingkungan tersebut.

(38)

Tabel 3. Analisis Data Tanaman Hias Tingkat Semai di Taman Wisata Alam Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat

No Nama Jenis Tanaman hias K

Hasil analisis data untuk tingkat semai terdapat 2 jenis tanaman hias dari total luasan lokasi penelitian. Jumlah jenis individu tanaman hias tingkat semai yang memiliki kelimpahan jenis yang tertinggi berdasarkan INP adalah jenis Dacrydium elatum Wall sebesar 143,57 % yang berarti bahwa jenis ini memiliki

jumlah populasi terbesar diantara jenis-jenis yang ada. Sedangkan jenis tanaman hias yang memiliki kelimpahan jenis paling rendah adalah Dracaena marginata Var yaitu sebesar 56,43 %.

Berdasarkan hasil analisis data yang terdapat pada tabel 2, diperoleh bahwa nilai H’ yang didapatkan sebesar 0,231. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman jenis tanaman hias di Taman Wisata Alam Sicikeh Cikeh tergolong rendah dalam tingkat semai.

Tabel 4. Analisis Data Tanaman Hias Tingkat Pancang di Taman Wisata Alam Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat

No Nama Jenis Tanaman hias K

(39)

jenis Dracaena marginata Var sebesar 102,87% yang berarti bahwa jenis ini memiliki jumlah populasi terbesar diantara jenis-jenis yang ada. Tingginya INP spesies ini juga didukung oleh frekuensi penemuan yang cukup sering, dimana spesies ini ditemukan dalam 123 plot pengamatan dari 413 plot pengamatan. Frekuensi relatif Dracaena marginata Var yaitu 65,22%. Angka ini menunjukkan bahwa jenis ini memiliki tingkat penyebaran yang lebih luas dibandingkan dengan jenis-jenis lainnya. Sedangkan jenis tanaman hias yang memiliki kelimpahan jenis yang paling rendah adalah Dacrydium elatum Wall yaitu 97,13 dengan jumlah penemuan sebanyak 451 individu. Rendahnya INP spesies ini juga didukung oleh frekuensi penemuan yang cukup jarang, dimana spesies ini ditemukan dalam 65 plot pengamatan dari 413 plot pengamatan.

Indeks keanekaragaman (H’) tanaman hias tingkat pancang pada Taman Wisata Alam Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan yang disajikan pada tabel 4 adalah 0,331. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman jenis tanaman hias tingkat pancang tergolong rendah. Odum (1993) dalam Faza (2012) menyatakan bahwa keanekaragaman rendah artinya kondisi hutan labil karena hutan tersebut hanya cocok untuk berbagai jenis tertentu.

Tabel 5. Analisis Data Tanaman Hias Tingkat Tiang di Taman Wisata Alam Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat

(40)

Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat 2 jenis tanaman hias untuk tingkat tiang pada lokasi penelitian. Jenis tanaman hias yang memiliki nilai frekuensi relatif tertinggi yaitu Dacrydium elatum Wall yaitu 55,17 %. Spesies ini ditemukan dalam 34 plot pengamatan. Kerapatan relatif jenis ini juga memiliki nilai tertinggi yaitu 65,88 %. Angka ini menunjukkan bahwa jenis ini memiliki jumlah populasi terbesar diantara jenis-jenis yang ada. Sedangkan frekuensi relatif terendah yaitu Dracaena marginata Var yaitu 44,83 %. Spesies ini ditemukan dalam 53 plot pengamatan. Kerapatan relatif jenis ini juga memiliki nilai terendah yaitu 34,12%. Angka ini menunjukkan bahwa jenis ini memiliki tingkat penyebaran dan jumlah populasi terendah diantara jenis yang ada.

Tingkat keanekaragaman tanaman hias pada tingkat tiang yang disajikan pada tabel 5 adalah 0,321. Hal ini menunjukkan tingkat keanekaragaman tingkat tiang tergolong rendah.

Tabel 6. Analisis Data Tanaman Hias Tingkat Pohon di Taman Wisata Alam Sicike-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat

No Nama Jenis Tanaman hias K

Tabel 6 menunjukkan terdapat 2 jenis tanaman hias tingkat pohon di lokasi penelitian. Dimana INP tertinggi yaitu Dracaena marginata Var. INP terendah adalah Dacrydium elatum Wall yaitu 94,48%. Kerapatan relatif tertinggi adalah Dacrydium elatum Wall yaitu 52,62% yang berarti jumlah individu jenis

(41)

Dacrydium elatum Wall mempunyai kemampuan adaptasi dan reproduksi yang tinggi pada lokasi tersebut.

Berdasarkan data analisis vegetasi tanaman hias tingkat pohon yang terdapat pada tabel 6, diperoleh bahwa nilai H’ yang didapatkan sebesar 0,34. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman jenis kemenyan tergolong rendah. Nilai Ekonomi Tanaman Hias

Sumberdaya hutan khususnya pada tanaman hias mempunyai nilai sumberdaya yang cukup tinggi. Nilai ekonomi jenis-jenis tanaman hias diperoleh dari perkalian antara total pengambilan per unit per tahun dengan harga hasil hutan per unit per jenis barang per tahun.

Gambar 2.Wawancara dengan penjual tanaman hias

Tabel 7. Hasil Perhitungan Tanaman Hias

No Tanaman Hias Satuan Xi n FP TP Persentase

n

1 anggrek lobii bibit 5,75 4 1 23 22,2 %

2 asar asar bibit 4,8 15 1 72 83,3 %

3 kadaka bibit 3 12 1 36 66,7 %

(42)

No Tanaman Hias Satuan Xi n FP TP Persentase

FP = Frekuensi Pengambilan TP = Total pengambilan per tahun

(43)

Jenis tanaman hias yang banyak dimanfaatkan masyarakat berdasarkan persentase jumlah pengambil per jenis adalah asar asar yaitu sebanyak 15 orang . Hal ini dikarenakan semua responden sangat mudah menemukan asar asar pada kawasan hutan dan tidak begitu sulit dibudidayakan. Sementara itu, jenis tanaman hias yang sedikit dimanfaatkan masyarakat adalah anggrek mekodes dan nepenthes rigidifolia. Secara terperinci, persentase nilai ekonomi produk tanaman hias dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Persentase Nilai Ekonomi (Rp/ tahun) Tanaman Hias

No Tanaman Hias Satuan TP Harga NE (Rp/Thn) %NE

1 anggrek lobii bibit 23 Rp 15.000 Rp 345.000 1,9 %

2 asar asar bibit 72 Rp 3.000 Rp 216.000 1,2 %

3 kadaka bibit 36 Rp 15.000 Rp 540.000 2,9

4 sembidium bibit 27 Rp 25.000 Rp 675.000 3,6 %

5 sri rejeki bibit 39 R p5.000 Rp 195.000 1,04 %

6 anggrek liparis bibit 22 Rp 15.000 Rp 330.000 1,8 %

7 cekala bibit 44,1 Rp 50.000 Rp 2.205.000 11,8 %

8 kana bibit 27 Rp 30.000 Rp 810.000 4,3 %

9 anggrek tigerhianum bibit 19,8 Rp 25.000 Rp 495.000 2,6 %

10 anggrek cologini bibit 30 Rp 10.000 Rp 300.000 1,6 %

11 anggrek binejeki bibit 30,8 Rp 15.000 Rp 462.000 2,5 %

12 anggrek sepatu bibit 28,7 Rp 20.000 Rp 574.000 3,1 %

13 anggrek mekodes bibit 11,1 Rp 5.000 Rp 55.500 0,3 %

14 anggrek payus bibit 31 Rp 20.000 Rp 620.000 3,3 %

15 raso bibit 43,2 Rp 50.000 Rp 2.160.000 11,6 %

16 sampinur tali bibit 62 Rp 50.000 Rp 3.100.000 16,6 %

17 anggrek eria bibit 29 Rp 15.000 Rp 435.000 2,3 %

(44)

No Tanaman Hias Satuan TP Harga NE (Rp/Thn) %NE

%NE = Persentase Nilai Ekonomi

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 8 menunjukkan bahwa total nilai ekonomi tanaman hias secara komersil adalah sebesar Rp 18.680.500,- per tahun. Jenis tanaman hias yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan masyarakat adalah sampinur tali (Dacrydium elatum Wall) dengan nilai ekonomi Rp 3.100.000 dengan persentase nilai ekonomi sebesar 16,6 %. Hal ini disebabkan karena jenis sampinur tali yang keadaannya cukup berlimpah di hutan dan mudah dibudidayakan memiliki tingkat permintaan yang tinggi dikarenakan semua tingkatan ukuran tanaman memiliki peminat masing masing. Jenis tanaman hias selanjutnya yang memberikan kontribusi terbesar kedua adalah cekala (Nicolaia speciosa Horan ) dengan nilai ekonomi Rp 2.205.000 dengan persentase nilai ekonomi sebesar 11,8%. Hal ini dikarenakan cekala selain mudah dibudidayakan , cekala juga bisa menjadi tanaman obat sehingga meemiliki banyak keuntungan.

Jenis tanaman hias yang memberikan kontribusi terkecil adalah anggrek mekodes

(45)

dikarenakan sulitnya perawatan anggrek tersebut dan ukuran anggrek yang kecil sehingga

kurang peminat. Besar kecilnya nilai ekonomi jenis-jenis tanaman hias sangat tergantung

pada jumlah barang yang diambil, frekuensi pengambilan, total pengambilan, harga tiap

(46)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Terdapat 23 jenis tanaman hias di kawasan Taman Wisata Alam Sicike cike. Dimana tanaman hias yang mendominasi adalah jenis Dacrydium elatum Wall dan yang paling sedikit adalah jenis Macodes petola.

2. Potensi tanaman hias di kawasan Taman Wisata Alam Sicike cike tergolong sedang dimana terdapat 5849 potensi tanaman hias untuk tingkat herba atau 102 tanaman hias per hektar dari total luasan yang terdapat pada lokasi penelitian. Sedangkan potensi tanaman hias berkayu adalah 3094 tanaman hias atau 54 tanaman hias per hektar.

3. Tanaman hias secara total mampu memberikan nilai ekonomi sebesar Rp 18.680.500/ tahun dengan rata-rata tiap jenisnya mmiliki nilai ekonomi sebesar Rp 812.196.Jenis tanaman hias yang memberikan kontribusi terbesar adalah Sampinur tali (Dacrydium elatum Wall) dengan nilai ekonomi Rp 3.100.000. Jenis tanaman hias yang memberikan kontribusi terkecil adalah anggrek mekodes (Macodes petola) dengan nilai ekonomi sebesar Rp 55.500

Saran

(47)

TINJAUAN PUSTAKA

Eksplorasi adalah pelacakan atau penjelajahan atau dalam plasma nutfah tanaman dimaksudkan sebagai kegiatan mencari, mengumpulkan, dan meneliti jenis plasma nutfah tertentu untuk mengamankan dari kepunahan. Plasma nutfah yang ditemukan perlu diamati sifat dan asalnya. Kegiatan ini dilaksanakan di sentra anggrek dan daerah terisolir. Eksplorasi dilengkapi dengan denah penjelajahan yang menggambarkan tempat tujuan eksplorasi dan data paspor (memuat nama daerah plasma nutfah, kondisi biogeografi, dan ekologi)

(Sabran dkk, 2003).

Eksplorasi merupakan kegiatan pencarian sumber-sumber genetic tanaman, dalam bentuk genotype-genotipe, kultivar, klon dari alam, dari pekarangan, bahkan dari pasar. Materi koleksi berupa biji, anakan, stek batang/ cabang untuk okulasi, umbi, rimpang, dan bonggol atau contoh kering untuk herbarium (BPTH Litbang, 2005).

Tahun 2006 kegiatan eksplorasi Flora Kawasan Timur Indonesia, khususnya telah melakukan perjalanan eksplorasi sebanyak 29 kali, yang mencakup kawasan konservasi sebanyak 19 kawasan. Jumlah ini masih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah kawasan konservasi yang ada di kawasan tersebut. Masih banyak kawasan konservasi yang belum dieksplorasi untuk menyelamatkan flora yang semakin terancam keberadaanya sejalan dengan begitu cepatnya kerusakan kawasan konservasi, baik karena konservasi lahan, ataupun bencana alam ( Tirta, 2011).

(48)

sekaligus sebagai bahan untuk menambah keasrian lingkungan. Berbagai suku bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin masih melestarikan kebiasaan penggunaan tanaman hias untuk menyemarakkan upacara adat, keagamaan, dan perayaan hari besar nasional. Pada masa kini, ketika kehidupan masyarakat mulai mapan, penggunaan tanaman hias menjadi populer (Sabran dkk, 2003).

Kehadiran dan perkembangan keanekaragaman tanaman hias tidak luput dari perkembangan lingkungan hijau di perkotaan danpekarangan. Faktor estetika, kenikmatan, kebahagiaan, kenyamanan yang terangkum dalam ekosistem pekarangan dan taman-taman kota, turut andil dalam pengembangan tanaman hias. Keindahan visual tanaman dapat dilihat berdasarkan bentuk percabangan, bentuk keseluruhan, tekstur, warna, dan aroma. Misalnya ketapang (Terminaliacatappa), kecubung (Datura sp.) adalah tanaman dengan sistem percabangan yang menarik. Tanaman dengan aroma daun yang segar, misalnya daun dilem (Pogostemon cablin), pandan wangi (Pandanus amarillifolius). Tanaman dengan bunga harum, misalnya mawar (Rosa hybrida), melati (Jasminumsambac), cempaka (Michelia champaca). Belum lagi dengan pohon-pohon pinggir jalan seperti tanjung (Mimusopselingi), mahoni (Switeniamahagoni), angsana (Pterocarpusindicus), kenari (Canarium spp.), asam jawa (Tamarindus indica) dan banyak lagi jenis lainnya. Tidak terkecuali tanaman hias di pekarangan yang jenis-jenis tanaman hias yang dikembangkan erat kaitannya dengan individu pemiliknya (Maryanto dkk, 2011).

(49)

minim cahaya, udara segar bahkan pada kelembaban relatif yang kurang. Jenis jenis inilah sebetulnya yang terpilih atau disebut tanaman hias untuk ruangan, tetap indah, sehat dan menarik meski dalam kondisi lingkungan yang minimum. Adapula beberapa jenis tanaman yang suka hidup di bawah cahaya dan udara yang berlimpah, tetapi jika dibawa ke ruangan dia mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang baru. Meskipun jenis jenis ini mampu menyesuaikan diri, penempatan dari alam terbuka ke dalam ruangan jelas merupakan suatu pemaksaan. Oleh karena itu, di dalam proses penyesuaiannya, kita harus membantu menyiapkan saran yang biasa di dapat di alam, mulai dari media air, zat zat makanan, cahaya, temperatur, kelembaban maupun udara segar (Wianta, 1990).

Tanaman hias yang akan ditempatkan dalam ruangan berasal dari alam terbuka dan mempunyai sifat pembawaan yang berbeda beda, tergantung jenisnya. Beberapa jenis mempunyai sifat pembawaan mampu hidup dalam ruangan yang minim cahaya, udara segar bahkan pada kelembaban relatif yang kurang (Wianta, 1990).

Tanaman yang mampu bertahan selama beberapa hari di dalam ruangan tertutup lazim disebut tanaman hias indoor plant atau tanaman indoor. Ada juga yang menyebutnya tanaman wisma sari karena dipajang untuk mempercantik ruangan rumah. Ukuran tanamannya tidak terlalu besar atau tinggi, bahkan banyak diantaranya yang berukuran mini. Ukuran berbatas itu sangat diperlukan agar

mudah ditata dan diangkut ke luar masuk ruangan (Redaksi Trubus, 1998). Tanaman hias dan bunga potong secara komersil di industri pasar sangat

(50)

target utama. Penelitian dan publikasi mengenai fenologi seperti perkembangan bunga dan buah, sampai saat ini masih kurang khususnya di daerah tropis. Meskipun telah dilakukan penelitian mengenai beberapa varietas, akan tetapi informasi yang dijabarkan masih kurang mendetail ( Deswiniyanti dkk, 2011).

Harga jual tanaman hias yang cukup tinggi menarik perhatian penangkar atau pengembang baru untuk membudidayakan tanaman tersebut, dengan harapan mendapatkan keuntungan berlipat. Selain dipengaruhi oleh tren, harga jenis tanaman hias juga dipengaruhi oleh tingkat kesulitan cara budidaya dan pengembangannya. Semakin sulit cara budidayanya maka akan semakin tinggi nilai jual tanaman hias tersebut (BPTP, 2007).

Keadaan Umum Kawasan Taman Wisata Alam Sicike-Cike

Taman Wisata Alam Sicike-cike terletak di Kabupaten Dairi, sekitar 450 km dari Medan dan sekitar 30 menit dari kota Sidikalang. Taman Wisata Alam Sicike-cike diresmikan sebagai Hutan Wisata melalui SK Menteri Kehutanan No. 78/Kpts-II/1989 tanggal 7 Februari 1989 dengan luas kawasan 575 ha yang termasuk di Kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat, Sumatera Utara.

Letak dan Luas

Secara administratif pemerintahan TWA Sicike-cike terletak di Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara. Secara geografis terbentang antara 98o20’-98030’ BT dan 2035’-22041’ LU. I Bidang KSDA Sumatera Utara dengan batas administrasi.

(51)

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lae Hole 2 Pancur Nauli

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Hutan Lindung Adian Tinjoan dan Kecamatan Kerajaan

Potensi Kawasan

Hutan di TWA Sicike-cike sangat kaya akan tumbuhan semak, liana, herba dan anggrek. Kelimpahannya tinggi karena hutan masih terjaga. Pohon yang sangat tua pun masih ditemukan yaitu sampinur tali yang berdiameter lebih dari 60 cm. Hutan ini cenderung landai, kelerengannya berkisar 40%, hutan ini secara umum mudah dilalui, hanya bagian-bagian tertentu yang sulit karena curam atau bergambut.

Tipe vegetasi TWA Sicike-cike adalah hutan hujan tropis. Sebagaimana karakter hutan hujan tropis pada umumnya, di TWA Sicike-cike juga terdapat keragaman tumbuhan mulai dari tumbuhan tingkat rendah hingga tumbuhan tingkat tinggi. Keragaman tumbuhannya terlihat berbeda mulai dari tepian hutan hingga ketinggian 1.400 m dpl. Pada ketinggian tertentu banyak dijumpai pohon kemenyan (Styrax paralleloneurum), Maeang (Palaquium), jenis-jenis Zingiberaceae (Hedychium, Zingiber, Alpinia), jenis-jenis Theaceae (Schima wallichii,Eurya nitida), dan jenis-jenis Lauraceae (Cinnamomum, Actinodaphne).

Dengan bertambahnya ketinggian, populasi jenis-jenis tersebut semakin berkurang, namun ada jenis lain yang populasinya bertambah, seperti sampinur tali (Dacrydium elatum), jenis-jenis Fagaceae (Lithocarpus, Quercus), jenis-jenis Andolok (Syzygium, Tristaniopsis), Rhododendron spp. (Rhododendron malayanum dan Rhododendron sessilifolium),Nepenthes spp. (N. rafflesiana,

(52)

PENDAHULUAN

Hutan memiliki keanekaragaman jenis tanaman, salah satunya tananaman hias. Tanaman hias yang ada di hutan kurang mendapat perhatian khusus, sehingga pemanfaatannya kurang diminati. Keanekaragaman jenis tanaman hias yang ada di hutan tersebut perlu dieksplorasi karena tanaman hias tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan. Hetty (1992) menyatakan bahwa Indonesia mempunyai kekayaan alam yang tak ternilai banyaknya, termasuk berbagai jenis tanamannya. Jenis-jenis tanaman tersebut ada yang digolongkan ke dalam tanaman hias. Dasar daripada suatu tanaman disebut tanaman hias karena memiliki keindahan. Penilaian terhadap keindahan suatu tanaman memang sangat relatif. Akan tetapi, secara umum keindahan tanaman terletak pada kedua organnya, yaitu daun atau bunganya,maka muncullah istilah tanaman hias bunga dan tanaman hias daun.

(53)

sangat indah bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Kenyataan ini memungkinkan diciptakannya suatu lingkungan tempat tinggal, entah di pedesaan atau di perkotaan, yang lebih indah dan lebih nyaman. Lingkungan yang indah dan nyaman bisa diciptakan antara lain dengan mengisi atau menatanya dengan berbagai jenis tanaman.

Persepsi tanaman hias oleh kebanyakan orang adalah tanaman hias yang memiliki bunga yang cantik sehingga tanaman yang tidak memiliki bunga tidak disebut tanaman hias. Persepsi ini harus diubah karena tanaman hias yang tidak memiliki bunga sendiri apabila dapat memberikan kesan indah dan cantik dapat juga disebut sebagai tanaman hias. Simanjuntak (1996) menyatakan bahwa tanaman yang dapat disebut sebagai tanaman hias bukanlah tanaman hias yang berbunga saja, melainkan tanaman hias yang tidak berbunga pun dapat disebut sebagai tanaman hias apabila tanaman tersebut dapat memberikan kesan keindahan, kesejukan, keceriaan, kenyamanan, ketenangan, dan kehangatan bagi siapa saja yang memandangnya atau yang berada disekitarnya.

(54)

dikarenakan masih sedikitnya ilmuwan atau peneliti lokal yang meneliti di tempat ini untuk meneliti keanekaragaman jenis tanaman di tempat ini.

Keanekaragaman jenis tanaman yang memiliki potensi untuk dikembangkan di Taman Wisata Alam Sicike Cike adalah tanaman hias. Tanaman hias yang ada di hutan ini termasuk beragam karena memiliki klasifikasi iklim Schmit dan Ferguson, yaitu dalam klasifikasi tipe E dengan curah hujan tinggi. Tanaman hias juga perlu dieksplorasi dikarenakan masih sedikitnya penduduk lokal yang memanfaatkan dan membudidayakannya, padahal banyak tanaman hias yang berasal dari hutan yang memiliki potensi harga jual tinggi diantaranya suplir, anggrek hutan, kantong semar bahkan hingga harga jutaan rupiah. Karena itula perlu dilakukan penelitian tanaman hias di Taman Wisata Alam Sicik-cike.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilaksanakan pada Kawasan Hutan Wisata Alam Sicike-cike ini antara lain:

1. Mengidentifikasi jenis-jenis tanaman hias di Taman Wisata Alam Sicik-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan.

2. Menganalisis vegetasi tanaman hias yang ada di Taman Wisata Alam Sicik-cike, Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan.

(55)

Manfaat Penelitian

(56)

ABSTRAK

ARIEF B. P. HUTAURUK: Eksplorasi Tanaman Hias di Hutan Wisata Alam Sicike-cike, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Dibimbing oleh YUNUS AFIFUDDIN dan T. ALIEF ATHTHORICK.

Tanaman hias bagi hidup kita adalah tanaman yang dipajang untuk mempercantik keadaan lingkungan yang kita tinggali. Tanaman hias sendiri selain untuk memperindah lingkungan juga dapat digunakan untuk menjadi hobi atau mengisi waktu luang dan sebagai mata pencaharian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis tanaman hias di hutan Taman Wisata Alam cike. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2014. Jenis Wisata Alam Sicike-cike. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2014. Jenis tanaman hias yang diketahui dicatat dan diidentifikasi. Metode yang dilakukan adalah metode sampling plot berbentuk petak dengan luasan petak sebesar 0,04 ha.

Hasil identifikasi tanaman hias yang dilakukan di hutan Taman Wisata Alam Sicike-cike ditemukan sebanyak dua puluh tiga jenis tanaman hias. Jenis yang ditemukan adalah Bulbophyllum lobii Lindl, Selaginella plana Hieron, Asplenium nidus Linn, Cymbidium lancifolium Hook., Aglaonema crispum (Pit. & Man) D. H. Nicol, Liparis pallida (Blume) Lindl, Nicolaia speciosa Hiran, Canna indica L, Bulbophyllum tigerhianum, Coelogyne pandurata, Bulbophyllum binnendijkii, Paphiopedilum tonsum, Macodes petola, Phaius callosus (Blume) Lindl, Dracaena marginata Var, Dacrydium elatum Wall, Eria ornate, Begonia robusta BI, Pandanus amaryllifolius Roxb, Nepenthes spectabilis Danser, Nepenthes tobaica Danser, Nepenthes reinwardtiana Miq, Nepenthes rigidifolia Akhriadi, Hernawati & R.Tamin. Potensi tanaman hias di hutan Taman Wisata Alam Sicike-cike tinggi sehingga perlu pengembangan ekonominya dengan sistem yang baik akan membantu untuk meningkatkannya.

(57)

ABSTRACT

ARIEF B. P. HUTAURUK: Exploration of Ornamental Plant in Forest Park Nature Sicike Cike, Dairi , North Sumatra. Supervised by YUNUS AFIFUDDIN and T. ALIEF ATHTHORICK.

Ornamental plants are plants for our lives on display to beautify the state of the environment in which we live. Ornamental plants itself in addition to beautify the environment can also be used to be a hobby or spend leisure time and as a livelihood. This study aims to identify the types of ornamental plants, analyze vegetation ornamental plants, and analyze the economic value of ornamental plants in the Natural Park Forest Sicike-Cike. This study conducted in July 2014, an ornamental plant known type plants were recorded and identified. The method used is a circular plot of sampling plot with a square area of 0.04 ha.

The results of the identification of ornamental plants are plants conducts in forest Nature Park Sicike-cike found as many as twenty three different types of ornamental plants. Types found was Bulbophyllum lobii Lindl, Selaginella plana Hieron, Asplenium nidus Linn, Cymbidium lancifolium Hook., Aglaonema crispum (Pit. & Man) DH Nicol, Bulbophyllum pallida (Blume) Lindl, Nicolaia Hiran speciosa, Canna indica L, Bulbophyllum tigerhianum, pandurata Coelogyne, Bulbophyllum binnendijkii, Paphiopedilum tonsum, Macodes petola, Phaius callosus (Blume) Lindl, Dracaena marginata Var, Dacrydium elatum Wall, Eria ornate, Begonia robusta BI, Pandanus amaryllifolius Roxb, Nepenthes spectabilis Danser, Danser tobaica Nepenthes, Nepenthes reinwardtiana Miq, Nepenthes rigidifolia Akhriadi, Hernawati & R.Tamin. The potential of ornamental plants Nature Park forest Cike Sicike high that economic development of a good system will help to improve it.

(58)

EKSPLORASI TANAMAN HIAS DI KAWASAN HUTAN

TAMAN WISATA ALAM SICIKE-CIKE KABUPATEN DAIRI

SUMATERA UTARA

HASIL PENELITIAN

Oleh :

Arief B. P. Hutauruk 101201180

Teknologi Hasil Hutan

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

(59)

ABSTRAK

ARIEF B. P. HUTAURUK: Eksplorasi Tanaman Hias di Hutan Wisata Alam Sicike-cike, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Dibimbing oleh YUNUS AFIFUDDIN dan T. ALIEF ATHTHORICK.

Tanaman hias bagi hidup kita adalah tanaman yang dipajang untuk mempercantik keadaan lingkungan yang kita tinggali. Tanaman hias sendiri selain untuk memperindah lingkungan juga dapat digunakan untuk menjadi hobi atau mengisi waktu luang dan sebagai mata pencaharian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis tanaman hias di hutan Taman Wisata Alam cike. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2014. Jenis Wisata Alam Sicike-cike. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2014. Jenis tanaman hias yang diketahui dicatat dan diidentifikasi. Metode yang dilakukan adalah metode sampling plot berbentuk petak dengan luasan petak sebesar 0,04 ha.

Hasil identifikasi tanaman hias yang dilakukan di hutan Taman Wisata Alam Sicike-cike ditemukan sebanyak dua puluh tiga jenis tanaman hias. Jenis yang ditemukan adalah Bulbophyllum lobii Lindl, Selaginella plana Hieron, Asplenium nidus Linn, Cymbidium lancifolium Hook., Aglaonema crispum (Pit. & Man) D. H. Nicol, Liparis pallida (Blume) Lindl, Nicolaia speciosa Hiran, Canna indica L, Bulbophyllum tigerhianum, Coelogyne pandurata, Bulbophyllum binnendijkii, Paphiopedilum tonsum, Macodes petola, Phaius callosus (Blume) Lindl, Dracaena marginata Var, Dacrydium elatum Wall, Eria ornate, Begonia robusta BI, Pandanus amaryllifolius Roxb, Nepenthes spectabilis Danser, Nepenthes tobaica Danser, Nepenthes reinwardtiana Miq, Nepenthes rigidifolia Akhriadi, Hernawati & R.Tamin. Potensi tanaman hias di hutan Taman Wisata Alam Sicike-cike tinggi sehingga perlu pengembangan ekonominya dengan sistem yang baik akan membantu untuk meningkatkannya.

(60)

ABSTRACT

ARIEF B. P. HUTAURUK: Exploration of Ornamental Plant in Forest Park Nature Sicike Cike, Dairi , North Sumatra. Supervised by YUNUS AFIFUDDIN and T. ALIEF ATHTHORICK.

Ornamental plants are plants for our lives on display to beautify the state of the environment in which we live. Ornamental plants itself in addition to beautify the environment can also be used to be a hobby or spend leisure time and as a livelihood. This study aims to identify the types of ornamental plants, analyze vegetation ornamental plants, and analyze the economic value of ornamental plants in the Natural Park Forest Sicike-Cike. This study conducted in July 2014, an ornamental plant known type plants were recorded and identified. The method used is a circular plot of sampling plot with a square area of 0.04 ha.

The results of the identification of ornamental plants are plants conducts in forest Nature Park Sicike-cike found as many as twenty three different types of ornamental plants. Types found was Bulbophyllum lobii Lindl, Selaginella plana Hieron, Asplenium nidus Linn, Cymbidium lancifolium Hook., Aglaonema crispum (Pit. & Man) DH Nicol, Bulbophyllum pallida (Blume) Lindl, Nicolaia Hiran speciosa, Canna indica L, Bulbophyllum tigerhianum, pandurata Coelogyne, Bulbophyllum binnendijkii, Paphiopedilum tonsum, Macodes petola, Phaius callosus (Blume) Lindl, Dracaena marginata Var, Dacrydium elatum Wall, Eria ornate, Begonia robusta BI, Pandanus amaryllifolius Roxb, Nepenthes spectabilis Danser, Danser tobaica Nepenthes, Nepenthes reinwardtiana Miq, Nepenthes rigidifolia Akhriadi, Hernawati & R.Tamin. The potential of ornamental plants Nature Park forest Cike Sicike high that economic development of a good system will help to improve it.

(61)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan, Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 17Juli 1992sebagai anak ketigadari tiga bersaudara, dari ayah Marhulalan Hutauruk dan ibu bernama Dameria Manurung.

Penulis memulai pendidikan formal dari Sekolah Dasar di SD Swasta Immanuel, Medan, Sumatera Utara pada tahun 1998 dan lulus tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Medan, Sumatera Utara dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sma penulis diterima Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Medan, Sumatera Utara dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima dan terdaftar di Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada semester VII tahun 2013 penulis terdaftar sebagai mahasiswa minat Teknologi Hasil Hutan.

(62)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik

Penelitian yang berjudul “Eksplorasi Tanaman Hias Di Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sicike Cike Kabupaten Dairi Sumatra Utara” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua penulis yaitu bapak dan ibu (Marhulalan Hutauruk dan Dameria Manurung) atas dukungan baik semangat, materi, maupun doa hingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penelitian ini.

2. Bapak Yunus Afifuddin, S.Hut., M.Si dan Bapak T.Alief Aththorick, S.Si, M.Si. yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

3. Arta Naomi C.S. yang telah meluangkan waktu, pikiran, semangat dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian penelitian ini.

4.Ibu Siti Latifah S.Hut, M.Si., Ph.D. selaku Ketua Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara beserta dosen dosen pengajar.

5.Bapak Kaspar Simamora, Bapak Samuel Siahaan, Bapak Bukit, Bapak Hotber Sianturi, dan Bapak Bergiat Sembiring yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian di Hutan Taman Wisata Alam Sicike Cike.

6.Teman teman saya Astri Hutauruk, Moses Sipayung, dan Imelda Simanjorang yang telah membantu selama penelitian.

(63)

Penulis menyadari bahwa penyusunan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan penelitian ini. Akhir kata, semoga penelitian ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Medan, September 2014

(64)

DAFTAR ISI

Keadaan Umum Kawasan Hutan TWA Sicike Cike... 8

Letak dan Luas ... 8

Deskripsi Tanaman Hias yang Ditemukan di Hutan Taman Wisata Alam Sicike cike ... 18

Potensi Tanaman Hias di Hutan TWA Sicike Cike ... 41

Analisis Vegetasi Tanaman Hias di Hutan TWA Sicike cike ... 43

Nilai Ekonomi Tanaman Hias di Hutan TWA Sicike cike ... 49

KESIMPULAN DAN SARAN\ Kesimpulan ... 54

Saran ... ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(65)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Hasil Wawancara dengan Masyarakat tentang Tanaman Hias ... 17

2. Analisis Tanaman Hias Tingkat Herba di Hutan TWA Sicike cike ... 43

3. Analisis Tanaman Hias Tingkat Semai di Hutan TWA Sicike cike ... 46

4. Analisis Tanaman Hias Tingkat Pancang di Hutan TWA Sicike cike ... 46

5. Analisis Tanaman Hias Tingkat Tiang di Hutan TWA Sicike cike ... 47

6. Analisis Tanaman Hias Tingkat Pohon di Hutan TWA Sicike cike ... 48

7. Hasil Perhitungan Tanaman Hias di Hutan TWA Sicike cike ... 49

(66)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Gambar 1. Petak Contoh Transek
Tabel 1. Jenis Jenis Tanaman Hias Yang Didapat Di TWA Sicike cike No Nama Lokal Nama Ilmiah Perawakan
Gambar 3. Asar asar (Selaginella plana)
Gambar 6. Aglaonema    (Aglaonema nitidum)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kata kunci: Jamur Beracun, Hutan Taman Wisata Alam Sicike-cike, dan Metabolit

Hutan di Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat tinggi.Baru dalam beberapa tahun terahir ini, setelah era keemasan kayu bulat terlewati dengan meninggalkan

Keanekaragaman Vegetasi Tanaman Obat di Hutan Pendidikan Universitas Sumatera Utara Kawasan Taman Hutan Raya Tongkoh Kabupaten Karo Sumatera Utara.. Sentra Informasi

tanaman pangan yang kita konsumsi mengandung racun dengan kadar yang jauh lebih.. rendah daripada kerabatnya yang bertipe liar ( wild

Eksplorasi Tumbuhan Beracun Sebagai Biopestisida Pada Kawasan Hutan Lindung Simancik IiDi Taman Hutan Raya Bukit Barisan.. Soerianegara

Salah satu hal yang belum diperhatikan dalam pengembangan tempat wisata yang sering disebut dengan Taman Wisata Alam (TWA) Sicike-cike di Desa Lae Hole II

Hasil penelitian tentang ekotaksonomi paku- pakuan di Taman Wisata Alam Sicike-cike yang dilakukan di tiga lokasi yaitu danau I, danau II dan danau III, menunjukkan

Faktor dasar yang memengaruhi terpelihara- nya kearifan lokal dalam mengelola hutan TWA Sicike-Cike terdiri dari adat istiadat dalam bentuk pola hidup gotong-royong didasarkan