• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASIL PUKULAN LONG FOREHAND

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASIL PUKULAN LONG FOREHAND"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASIL PUKULAN

LONG FOREHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS BAGI SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI 1 TUNGKAL ULU

OLEH

NOLOSAPRIA

A1D408087

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

SEPTEMBER 2013

PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASILPUKULAN LONG FOREHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS BAGI SISWA KELAS VIII SMP

NEGERI 1 TUNGKAL ULU

Oleh NOLO SAPRIA

(Program Studi PORKES, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Jambi) ABSTRAK

Sapria,Nolo. 2013. Pengaruh Latihan Beban Raket Terhadap Hasil Pukulan Long Forehand Dalam Permainan Bulutangkis Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1

Tungkal Ulu:Skripsi,Program Studi Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan, FKIP

Universitas Jambi, Pembimbing (I). Drs. Andi Suhandi, S.Pd, M.Pd.I. Pembimbing (II). Muhammad Ali, S.Pd, M.Pd.

Kata Kunci, Latihan Beban Raket, pukulan Long Forehand.

Permainan bulutangkis merupakan olahraga yang dituntut menguasai kemampuan teknik dan memiliki fisik yang baik. Salah satu komponen teknik yang paling sering digunakan dalam permainan bulutangkis adalah pukulan long forehand. Untuk meningkatkan pukulan long forehand maka penulis melakukan penelitian dengan menerapkan latihan beban raket yang diharapkan dapat meningkatkan hasil pukulan long forehand siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tungkal Ulu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan beban raket terhadap hasil pukulan long forehand permainan bulutangkis.

Penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan jumlah sampel 18 orang. Penelitian ini diawali tes awal-tes akhir kelompok tunggal (the one group pretest-postest). Yaitu rancangan penelitian dengan menggunakan satu kelompok eksperimen, dimana pengukuran dilakukan selama 6 minggu dengan frekuensi latihan seminggu 3 kali pertemuan. Penelitian ini dimulai bulan maret sampai dengan mei.

Dari uji t yang dilakukan terhadap tes awal dan tes akhir pukulan long forehand dalam permainan bulutangkis dengan df = N - 1 = 18 - 1 = 17 dan taraf signifikansi 0,05, angka batas penolakan hipotesis nol dalam tabel t adalah 1,790, sedangkan nilai thitung yang diperoleh adalah sebesar 15,78, ternyata thitung > ttabel. Hal ini membuktikan

ada perbedaan yang signifikansi antara tes awal dengan tes akhir pukulan long forehand dalam permainan bulutangkis bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tungkal Ulu.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan latihan beban raket terbukti berpengaruh secara nyata terhadap hasil pukulan long forehand dalam permainan bulutangkis bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tungkal Ulu.

(3)

I. PENDAHULUAN

Olahraga merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian secara nasional di Indonesia, terutama dalam meningkatkan kualitas manusia yang menjunjung tinggi

nilai sportifitas. Pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan usaha untuk

meningkatkan kualitas manusia yang ditunjukan kepada kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat Indonesia. Salah satu tujuan dan pengembangan olahraga Indonesia adalah untuk meningkatkan prestasi olahraga. Salah satu diantaranya adalah olahraga bulutangkis.

Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang terkenal di dunia. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, begitu juga yang terjadi di Indonesia, olahraga ini digemari oleh seluruh lapisan masyarakat kota maupun desa. Hal ini dikarenakan olahraga ini sangat cocok untuk semua orang baik laki-laki, perempuan, tua, muda, bahkan anak-anak.

Agar seseorang dapat bermain bulutangkis dengan baik mereka harus menguasai unsur-unsur tersebut. Selain itu mereka juga harus mampu memukul shuttlecock dengan benar baik dari bawah maupun dari atas. Jenis-jenis pukulan yang harus dikuasai adalah servis, lob, dropshot, smash, netting, forehand, backhand, dan drive, kesemua pukulan tersebut harus dilakukan menggunakan pegangan raket dan footwork yang benar.

Dalam permainan olahraga bulutangkis, pukulan long forehand merupakan

aspek yang paling utama harus dikuasai pemain. Pukulan long forehand menurut Grice (2002:41), adalah suatu pukulan dalam permainan yang dilakukan dengan tujuan untuk menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin, mengarah jauh kebelakang garis lapangan lawan. Pukulan ini digunakan untuk bertahan dan menyerang serta memperlambat tempo permainan. Pukulan ini juga digunakan untuk mengalihkan lawan kebagian paling belakang lapangan atau kearah samping lapangan.

Pukulan long forehand dilakukan dengan gerakan melempar sepenuhnya dari setengah sisi belakang lapangan. Menurut Poole (2004:15), cara melakukan pukulan ini adalah memegang leher raket dalam tangan kanan dengan bidang raket tegak lurus, pegangan raket harus terletak menyilang pada telapak tangan dan jari-jari tangan.

Kegunaan pukulan long forehand adalah untuk bertahan dan menyerang serta memperlambat tempo permainan. Pukulan ini juga digunakan untuk mengalihkan lawan kebagian paling belakang lapangan atau kearah samping lapangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar pukulan ini bisa berhasil dilakukan dengan baik yaitu cara memegang raket, posisi badan, posisi tangan dan kaki, dan posisi raket dan perkenaannya dengan bola. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis di SMP N 1 Tungkal Ulu pada kegiatan pengembangan diri dalam olahraga bulutangkis tidak banyak anak yang mampu melakukan pukulan long forehand dengan maksimal atau bola yang dipukul banyak yang jatuh di bagian tengah dan depan lapangan sehingga lawan mudah untuk menyerang. Kesalahan yang biasa terjadi pada siswa saat melakukan pukulan long forehand adalah posisi badan sejajar dengan bola, sehingga bola yang dipukul tidak melambung dengan sempurna, pada saat perkenaan dengan raket posisi tangan tidak lurus, posisi kaki sejajar, sehingga tidak terjadi perpindahan berat badan dari kaki kanan ke kaki kiri yang meyebabkan ayunan lengan pada saat memukul bola menjadi lemah,

(4)

dan pada saat memukul bola masih banyak yang tidak tepat pada bagian tengah daun raket.

Penguasaan pukulan long forehand yang dilakukan oleh siswa juga dipengaruhi oleh faktor lain yaitu kemampuan fisik yang baik terutama otot lengan, salah satunya adalah dengan latihan beban raket. Latihan beban raket yang baik dapat menghasilkan pukulan long forehand yang baik. Raket beban adalah raket yang mempunyai beban lebih dari raket yang biasa digunakan dalam permainan bulutangkis.

Berdasarkan teori dan penjelasan diatas maka penulis akan melakukan penelitian eksperimen menggunakan siswa SMP N 1 Tungkal Ulu sebagai sampel dalam penerapan latihan beban raket terhadap pukulan long forehand dengan judul pengaruh latihan beban raket terhadap hasil pukulan long forehand dalam permaianan bulutangkis bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tungkal Ulu..

II. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Grice (2007:01), permainan bulutangkis merupakan salah satu olahraga terkenal di dunia. Olahraga ini menarik minat berbagai khlayak umur, berbagai tingkat keterampilan dan pria maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan.

Permainan bulutangkis termasuk permainan olahraga bola kecil dan dimainkan dengan menggunakan raket. Bulutangkis dapat dimainkan oleh putra dan putri, permaianan tunggal, ganda dan ganda campuran. Bulutangkis ini dimainkan di atas lapangan yang berukuran panjang 13,40 meter dan lebar 6,10 meter.

Menurut Grice (2002: 41), pukulan long forehand adalah suatu pukulan dalam permainan yang dilakukan dengan tujuan untuk menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin, mengarah jauh kebelakang garis lapangan lawan. Pukulan ini digunakan untuk bertahan dan menyerang serta memperlambat tempo permainan. Pukulan ini juga digunakan untuk mengalihkan lawan kebagian paling belakang lapangan atau kearah samping lapangan.

Long forehand atau forehand clear menurut Poole (2008: 28), adalah pukulan yang dilakukan dari sisi kanan lapangan dan cock dipukul dengan permukaan raket yang

diarahkan melambung kebelakang dan jatuhnya cock dibidang belakang lapangan

permainan lawan.

Menurut Salim (2010: 62), pukulan long forehand adalah pukulan melambung kebelakang yang digunakan sebagai pertahanan dengan memberi cukup waktu untuk

kembali ketempat semula sebelum lawan memukul cock atau digunakan untuk

menyerang dengan mendorong lawan bergerak kearah belakang.

Kegunaan utama dari pukulan long forehand dalam pertandingan adalah untuk membuat bola menjauh dari lawan seoarang pemain dan membuatnya bergerak dengan cepat. Dengan mengarahkan bola kebelakang lawan atau dengan membuat mereka lebih cepat dari yang mereka inginkan, akan membuat mereka kekurangan waktu dan lebih cepat lelah.

(5)

1. Pergunakan pegangan forehand, pegang raket dan posisinya disamping bahu. 2. Posisi badan menyamping (vertikal) dengan arah net, posisi kaki kanan

berada dibelakang kaki kiri. Pada saat memukul bola, harus menjadi perpindahan beban badan dari kaki kanan ke kaki kiri.

3. Posisi badan harus selalu diupayakan berada dibelakang bola.

4. Pada saat perkenaan bola, tangan harus lurus, menjangkau bola dan dorong dengan sentuhan halus.

5. Untuk arah forehand lawan, pukul bagian lengkungan bola sebelah kanan dan

lengkung kiri bola untuk tujuan backhand.

6. Posisi akhir raket mengikuti arah bola. Biasakan bergerak cepat mengambil posisi pukul yang tepat dibelakng shuttecock.

7. Perhatikan gerak langkah dan kesinambungan badan pada saat dan setelah memukul shuttecock.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di lapangan bulutangkis Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kecamatan Tungkal Ulu selama 6 minggu dari tanggal 26 maret 2013 sampai 6 mei 2013.

Pretest dilaksanakan pada tanggal 26 maret 2013, kemudian diberi perlakuan selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu dan diakhiri dengan posttest tanggal 6 mei 2013.

Berkaitan dengan penentuan besar kecilnya jumlah sampel Sudjana (1988:72) mengatakan sebagai berikut : Tidak ada ketentuan yang baku atau rumus yang pasti, sebab keabsahan sampel terletak pada sifat dari karakteristiknya mendekati populasi atau tidak, bukan besar kecinya jumlah. Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi, dan jika jumlah subjek lebih dari 100, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Pengambilan sampel dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Purposive sampling adalah sampel dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri (Arikunto, 2006:139).

Berdasarkan pendapat diatas maka penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 18 orang yang diambil beberapa orang dari setiap kelas.

Pertama-tama dilakukan tes awal (pretest), dengan cara pelaksanaan sebagai berikut : 1. Testee melakukan pukulan long forehand setelah diberi umpan oleh pengumpan

dengan service lob.

2. Setelah menerima umpan, testee melakukan pukulan long forehand. Sasaran

ditujukan ke daerah belakang lapangan lawan sebelah kiri atau kanan, karena untuk daerah sasaran mempunyai nilai sama.

3. Nilai 1,2,3,dan 4 diberikan apabila bola yang dipukul masuk ke daerah lapangan

(6)

4. Hasil pukulan long forehand yang jatuh diatas garis sasaran atau diatas garis batas, dianggap sah dan dapat nilai 4, sedangkan untuk pukulan yang jatuh diluar daerah sasaran mendapat nilai 0, dengan catatan sebagai berikut :

a) Bila pengumpan dalam menyajikan bola tidak baik, sedangkan testee tetap

berusaha memukul dan masuk maka nilai yang diberikan adalah 4, tetapi bila tidak dipukul maka haknya tidak dikurangi.

b) Bila penyaji memberikan umpan bola baik, tetapi testee tidak memukul maka dianggap telah melakukan pukulan dan mendapat nilai 0.

c) Kesempatan melakukan sebanyak 10 kali.

d) Nilai keseluruhan dijumlah sehingga nilai maksimal setiap testee yang diperoleh dari 10 kali memukul adalah 40.

Cara penilaian baik atau tidaknya pukulan long forehand dapat dilihat dengan keberhasilan pukulan long forehand, ketinggian pukulan long forehand yang dilakukan, kemudian kekuatan pukulan long forehand yang dilakukan. Hal inilah yang menjadi kategori pukulan long forehand yang benar dan akan diberi nilai dalam penelitian yang akan dilakukan. Adapun nilai long forehand akan ditentukan dengan posisi cock jatuh pada bagian lapangan yang sudah diberi nilai. Seperti gambar di bawah ini :

4 3 2 1

X

Gambar 3.7 Skala Pengukuran (Sumber : Poole, 2008:31)

Keterangan : X = Tempat melakukan pukulan long forehand

Cara penghitungan skor adalah apabila pukulan long forehand dilakukan dengan benar atau pukulan long forehand masuk ke daerah lawan. Setiap pukulan long forehand yang berhasil akan diberi nilai atau skor. Nilai dari 10 ( sepuluh ) kali kesempatan tersebut akan dijumlahkan, jumlah itulah yang merupakan skor dari long forehand yang dilakukan oleh sampel.

Untuk pengolahan data, penulis menggunakan rumus-rumus statistik dari buku “metode statistik” yang disusun oleh Sudjana. Adapun rumus yang digunakan adalah uji-t satu pihak. Sebelum dilakukan uji-t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

Untuk menguji hipotesis digunakan statistik kesamaan dua rata-rata yang bertujuan untuk menentukan apakah hasil yang diproleh dari latihan beban raket terhadap hasil pukulan long forehand. Yang menggunakan preetes dan posttes one group design, Maka penguji hipotesis tersebut digunakan uji t. Uji hipotesis

(7)

menggunakan uji t pada taraf kepercayaan 95% atau a = 0,05 dengan menggunakan rumus suharsimi Arikunto (2010 : 349)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan pre-test kemudian diberikan perlakuan selama 18 kali

pertemuan dan diakhiri dengan pengambilan post-test. Data yang diambil berupa skor dari tes kemampuan long forehand dimana setiap subjek diberi kesempatan sebanyak 10 kali melakukan pukulan long forehand, untuk melihat berapa kali subjek tersebut mampu melakukan pukulan long forehand dengan benar sesuai dengan norma tes pukulan long forehand yang telah ditentukan, maka diperoleh data tes long forehand siswa yang akan dianalisis dengan uji-t dengan taraf signifikansi α = 0,05.

Dari tabel tes awal pukulan long forehand yang tertera pada lampiran (2) diperoleh hasil 343, dengan rata-rata 19,05. Skor hasil long forehand tertinggi adalah 24 dan skor hasil long forehand terendah adalah 15. Dari hasil tes akhir long forehand siswa, diperoleh hasil 525 dengan rata-rata 29,16. Skor hasil long forehand tertinggi adalah 33 dan skor hasil long forehand terendah adalah 26.

Dari hasil analisis data yang diperoleh untuk perhitungan pre-test diperoleh hasil Lhitung = 0,0349 < Ltabel = 0,239. Kemudian untuk perhitungan post-test diperoleh hasil

yang tertera pada lampiran (5) Lhitung =0,1015 < Ltabel = 0,239 maka berdasarkan hasil

analisis data ini dapat disimpulkan data pre-test dan post-test berdistribusi normal seperti terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1.2.1. Hasil Analisis Uji Normalitas

NO Kelas N Lhitung Ltabel Kriteria

1 Tes awal 18 0,0349 0,239 Normal

2 Tes akhir 18 0,1015 0,239 Normal

Dari hasil uji homogenitas diperoleh hasil Fhitung = 0,81 < Ftabel = 2,29 maka

dapat disimpulkan data pre-test dan post-test mempunyai varians homogen. Untuk lebih jelas perhatikan tabel berikut:

Tabel 4.1.2.2. Hasil Uji Homogenitas

No kelas N 2 Fhitung Ftabel Kriteria

1 2 data pre-test data post-test 18 18 4,17 5,09 0,81 2,29 Homogen

Dari hasil uji homogenitas tersebut diperoleh hasil Fhitung = 0,81 < Ftabel = 2,29 maka

dapat disimpulkan data pre-test dan post-test mempunyai varians homogen. Untuk lebih jelas perhatikan tabel berikut:

Tabel 4.1.2.2. Hasil Uji Homogenitas

No kelas N 2 Fhitung Ftabel Kriteria

1 2 data pre-test data post-test 18 18 4,17 5,09 0,81 2,29 Homogen

(8)

Perbandingan harga antara thitung dengan nilai presentil dari tabel distribusi – t,

untuk taraf nyata α = 0,05 dengan derajat kebebasan (d.b.) = (n – 1) = 29 diperoleh thitung (8,23) > ttabel (1,70). Ini berarti hipotesis H1 yang diterima dan Ho ditolak. jadi

dapat disimpulkan bahwa Terdapat pengaruh yang berarti antara latihan lompat gawang terhadap kemampuan lay up shoot dalam permainan bola basket siswa kelas VIII SMP N 10 Kota Jambi, dapat diterima kebenarannya.

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang menggunakan uji-t dalam penelitian ini, diharapkan melahirkan suatu kesimpulan yang tepat dan sesuai dengan data yang diperoleh. Kesimpulan yang diperoleh harus mengacu dan tidak boleh lari dari data yang diperoleh. Dengan demikian kesimpulan yang diambil nantinya akan memperlihatkan gambaran langsung dari data yang didapatkan selama eksperimen ini dilakukan.pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan ilmiah dibuat berdasarkan teori-teori tertentu secara sistematis dan dilakukan sesuai dngan langkah-langkah atau prosedur yang benar, maka penelitian dapat diterima kebenarannya.

Dalam melakukan penelitian, tes dilakukan sebanyak 2 kali yaitu tes awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kondisi awal siswa sebelum diberikan perlakuan. Dan tes akhir dilakukan untuk melihat sejauh mana pengaruh yang diperoleh setelah diberikan perlakuan.

Hal ini dapat dibuktikan dengan membandingkan antara tes awal dan tes akhir terhadap

t

hitung dalam taraf α = 0.05. apabila

t

hitung lebih besar dari

t

tabel berarti terdapat

perbedaan yang berarti dan sebaliknya apabila

t

hitung lebih kecil dari

t

tabel berarti tidak

ada perbedaan yang berarti.

Berdasarkan hasil analisis dari tes awal dan tes akhir diperoleh

t

hitung sebesar

15,78 sedangkan

t

tabel 1,790. Dari analisis yang dilakukan, hipotesis yang dikemukakan

(H1) dalam penelitian ini diterima kebenarannya. Perbedaan ini dapat dilihatdari tes awal dan tes akhir memiliki hasil yang berbeda. Dengan demikian terdapat pengaruh latihan beban raket terhadap hasil pukulan long forehand dalam permainan bulutangkis bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tungkal Ulu.

V. PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan latihan beban raket terbukti berpengaruh secara nyata terhadap hasil pukulan long forehand bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tungkal Ulu. Hasil dari analisis data yang dilakukan didapatkan hasil thitung sebesar 8,23 sedangkan ttabel 1,70 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh latihan beban raket terhadap kemampuan long forehand dalam permainan bulutangkis bagi siswa putra VIII SMP Negeri 1 Tungkal Ulu.

(9)

B. Saran

1. Bagi guru olahraga diharapkan dapat menerapkan latihan beban raket untuk meningkatkan kemampuan pukulan long forehand dalam permainan bulutangkis.

2. Diharapkan bagi siswa khususnya siswa SMP N 1 Tungkal Ulu untuk berlatih lebih giat lagi agar bisa mendapatkan prestasi yang terbaik.

DAFTAR PUSTAKA

Alhusein, Syahril. 2007. Gemar Bermain Bulutangkis. Surakarta : CV Seti-Aji. Agus Salim. 2010. Buku Pintar Bulutangkis. Jakarta : PT Intimedia Ciptanusantara. Aminudin. 2008. Aneka Cabang Olahraga. Bandung : CV.Mutiara Ilmu Bandung. Anonymous, bulutangkis, www Bulutangkis com.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Reinika Cipta.

Dinata, Marta. 2004. Bulutangkis. Ciputat : Cerdas Jaya. Harsono. 2001. Kondisi Fisik. Bandung: Senarai pustaka.

Poole, James. 2004. Belajar Bulutangkis. Bandung : Pionir Jaya.

Sajoto, M. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam

Olahraga. Semarang : Dahara Prize. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sunarno, Agung dan R, Syaifullah D, Sihombing, 2011. Metode Penelitian

Keolahragaan, Surakarta: Yuma Pustaka. Surachmad. 1990. Pengertian Populasi. Bandung: Bagas.

Tohar. 1992. Olahraga Pilihan Bulutangkis: IKIP Semarang Press. Tony, Grice. 2002. Olahraga Bulutangkis. Jakarta: sutrisno.

Gambar

Gambar 3.7 Skala Pengukuran  (Sumber : Poole, 2008:31)

Referensi

Dokumen terkait

Rawa adalah salah satu contoh areal lahan basah dan merupakan salah satu kawasan yang sesuai untuk habitat burung, karena di daerah ini banyak ditumbuhi tanaman

Adik pertama pasien, anak kedua, laki-laki usia 25 tahun, juga mempunyai keluhan yang sama seperti pasien, hanya saja adik pertama pasien sudah mempunyai riwayat

Etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ke-1 tahun 1 988, dibedakan menjadi tiga arti, yaitu 1) ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak

3.3 Memahami ketentuan tentang bentuk dan kedaulatan negara sesuai Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah

Siswa mampu memahami makna dalam wacana tertulis interpersonal dan transaksional sederhana, secara formal maupun informal, dalam bentuk deskriptif (descriptive, dan report)

(2) Mengetahui upaya guru untuk mening- katkan kompetensi pedagogik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tehnik pengumpulan data observasi, wawancara, dan

Sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah membuat aplikasi promosi seni kerajinan Lak di Museum Negeri Balaputra Dewa dibuat berbasis android dengan menggunakan