• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga dari suatu produk (P) ditentukan oleh keseimbangan antara tingkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga dari suatu produk (P) ditentukan oleh keseimbangan antara tingkat"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Harga dari suatu produk (P) ditentukan oleh keseimbangan antara tingkat harga yang ditawarkan (S) dengan tingkat keinginan dari orang-orang yang memiliki kekuatan membeli yaitu Permintaan (D). Gambar 2.1 dibawah ini memperlihatkan perpotongan kurva permintaan dengan kurva penawaran pada satu titik keseimbangan yaitu titik E yang menunjukkan jumlah barang dan harga. (Wikipedia,2008).

P D S E P Q Q

Gambar 2.1. Kurva Penawaran dan Permintaan

Dimana : D = Permintaan S = Penawaran

P = Harga barang Q = Kuantitas barang

(2)

Penawaran dan Permintaan dalam ilmu ekonomi adalah menggambarkan atas hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli dengan penjual dari suatu barang. Model permintaan dan penawaran digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisa ekonomi mikro terhadap perilaku para pembeli dan penjual, serta interaksi mereka di pasar. Ia juga digunakan sebagai titik tolak dari berbagai model teori ekonomi lainnya. Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas. Model di atas mengakomodasi kemungkinan adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan terjadi pergeseran permintaan atau penawaran.

2.2. Teori Permintaan

Permintaan adalah berbagai jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga pada waktu tertentu, artinya dalam berbagai tingkat harga terdapat sejumlah barang yang diminta, hubungan antara tingkat harga dan jumlah barang yang diminta seperti diperlihatkan pada gambar 2.2 berikut ini (Wikipedia,2008).

(3)

P D

P1

Q1 Q

Gambar 2.2. Kurva fungsi permintaan (demand)

Dimana, P = Harga

Q = Produk (barang dan jasa) P1 = Harga pasar

Q1 = kuantitas barang

Miringnya slope kurva permintaan tersebut menunjukkan adanya hukum permintaan, dan lurusnya kurva permintaan menunjukkan adanya anggapan ceteris paribus. Sebenarnya, permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya dipengaruhi oleh harga dari barang itu sendiri, melainkan juga dipengaruhi oleh pendapatan konsumen, harga barang lain, selera, dan lain sebagainya, secara matematis hal itu dapat dirumuskan dalam formula sebagai berikut (Wikipedia,2008): Dx = f (Px, Y, Py, T, u)

Dimana,

Dx = Jumlah barang yang diminta Px = Harga barang itu sendiri Y = Pendapatan Konsumen

(4)

Py = Harga barang lain

T = Selera

u = Faktor-faktor lainnya

Apabila terjadi perubahan faktor yang mempengaruhi permintaan selain harga, maka akan terjadi perubahan permintaan. (pergeseran kurva permintaan ke atas atau ke bawah ).

Hukum Permintaan (The law of demand) mengatakan bahwa pada hakikatnya makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut..Jadi apabila harga suatu barang naik, maka pembeli akan mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti barang tersebut, dan sebaliknya apabila barang tersebut turun, konsumen akan menambah pembelian terhadap barang tersebut.

Kaedah permintaan secara sederhana dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. Pada saat harga barang tinggi, maka permintaan akan barang tersebut sedikit, asalkan hal-hal lain sama/tetap (ceteris paribus)

2. Pada saat harga barang rendah, maka permintaan akan barang tersebut tinggi, asalkan hal-hal lain sama/tetap (ceteris paribus).

Miller dan Meiners, 2000, mengatakan kaedah permintaan bahwa kuantitas yang diminta untuk suatu barang berhubungan terbalik dengan harga barang tersebut asalkan hal-hal lain sama pada setiap tingkat harga (ceteris paribus).

(5)

Citarasa/selera/trend masyarakat juga akan mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang. Arus globalisasi, pola makan dan pendapatan juga sosial seperti gengsi, pendidikan/pengetahuan, ketersediaan barang dan harga barang, bahkan dalam struktur masyarakat tertentu gaya hidup berpengaruh pada gaya konsumsi dan budaya gengsi lebih menonjol dalam pilihan barang konsumsi (Ariani,2003)

Jumlah penduduk juga akan mempengaruhi permintaan, yaitu pertambahan jumlah penduduk akan diakui oleh adanya kesempatan kerja. Dengan demikian akan merubah daya beli masyarakat, selanjutnya akan menambah permintaan berbagai barang (Wikipedia, 2008).

Dari sudut ilmu ekonomi pengertian permintaan sedikit berbeda dengan pengertian permintaan sehari-hari dimana makna pengertiannya diartikan secara absolut yaitu jumlah barang yang dibutuhkan, sedangkan dari kacamata ekonomi permintaan baru mempunyai makna apabila didukung oleh tenaga beli permintaan barang yang disebut dengan permintaan efektif.

Terdapat dua model dasar permintaan yang berkaitan dengan harga. Pertama, sifat keterkaitan disebabkan kenaikan harga menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti ke atas barang yang mengalami kenaikan harga. Sebaliknya, apabila harga turun maka orang mengurangi pembelian ke atas barang lain dan menambah pembelian ke atas barang yang mengalami penurunan harga. Kedua, kenaikan harga menyebabkan pendapatan riel para pembeli berkurang (Sukirno, 2001).

(6)

Di dalam analisa ekonomi diasumsikan bahwa permintaan suatu barang terutama dipengaruhi oleh variabel harga barang itu sendiri, sedangkan variabel lain tidak mengalami perubahan atau ceteris paribus. Adapun variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan seseorang atau masyarakat antara lain harga barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut, pendapatan masyarakat, citarasa masyarakat, dan jumlah penduduk. Dari kondisi di atas dapat dijelaskan bahwa permintaan terhadap suatu barang sangat dipengaruhi oleh banyak variabel. Dan masing-masing variabel mempunyai pengaruh yang berbeda pula terhadap permintaan suatu barang (Sukirno,2001).

Teori Permintaan diturunkan dari perilaku konsumen dalam mencapai kepuasan maksimum menggunakan barang yang dikonsumsi dengan katerbatasan anggaran yang dimiliki. seperti dijelaskan pada gambar 2.3, yaitu kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah maksimum barang yang dibeli oleh konsumen dengan harga alternatif pada waktu tertentu ceteris paribus. Permintaan pasar (market demand) merupakan penjumlahan horizontal dari seluruh permintaan individu terhadap komoditi yang sama dan pada waktu yang sama (Sukirno, 2001).

(7)

Harga Ribu (Rp) Harga Ribu (Rp) Harga Ribu (Rp) 5 4 3 2 D D D 1 20 40 60 80 20 40 40 80 120 1) Permintaan Ali 2) Permintaan Badu 3) Permintaan Pasar

Gambar 2.3. Kurva Permintaan Perseorangan dan Pasar

Kemampuan membeli seseorang sangat tergantung oleh dua unsur pokok yaitu pendapatan yang akan dibelanjakan dan harga yang dikehendaki. Apabila pendapatan yang akan dibelanjakan oleh seseorang berubah maka jumlah barang yang diminta juga berubah. Demikian juga halnya harga barang yang dikehendaki juga berubah. Secara matematis pengaruh perubahan harga dan pendapatan terhadap jumlah barang yang diminta dapat diketahui secara serentak bahkan metode matematis tidak akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan pengaruh dari tiga atau lebih variabel terhadap jumlah barang yang diminta.

Permintaan terhadap suatu komoditi yang dihasilkan oleh produsen terjadi karena konsumen bersedia membelinya. Komoditi yang dikonsumsi mempunyai sifat yang khas sebagaimana yang terdapat dalam faktor produksi yaitu semakin banyak komoditi tersebut di konsumsi, maka kegunaan komoditi tersebut semakin berkurang,

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

(8)

dengan keadaan ini berarti pembeli akan bersedia membeli lebih banyak komoditi jika harga satuan dari komoditi tersebut menjadi lebih rendah (Sugiarto, 2000).

Fungsi permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dan semua faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan seperti yang telah disebutkan, maka dapat disusun fungsi permintaan secara umum, sebagai berikut (Sugiarto,2000):

Qd = f ( Pd, Ps, Y, D, S ) Dimana :

Qd = Jumlah barang yang diminta Pd =Harga barang itu sendiri Ps = Harga barang substitusi Y = Jumlah pendapatan

D = Jumlah anggota rumah tangga S = Selera

Fungsi permintaan tersebut merupakan fungsi umum sehingga belum bisa memberikan keterangan secara spesifik seberapa besar pengaruh dari masing-masing faktor tersebut. Untuk itu perlu disusun fungsi permintaan spesifik, misalnya dalam bentuk linear sebagai berikut:

(9)

Dengan demikian fungsi permintaan ini dapat untuk menganalisis semua faktor-faktor secara simultan atau bersama-sama sekaligus. Tentu saja fungsi ini tidak dapat digambarkan dalam diagram dua dimensi, seperti kurva permintaan. (Nainggolan,dkk,2005).

Permintaan akan sesuatu barang fluktuasinya akan sangat bergantung kepada beberapa faktor antara lain (Sukirno, 2002):

1. Adanya perubahan harga dari sesuatu produk yang dikenal konsumen yang bervariasi dibawah patokan harga pasar.

2. Ketika terjadi perkembangan dan perubahan tingkat kehidupan penduduk (RT) yang lebih baik, maka permintaan suatu barang akan semakin meningkat, khususnya barang-barang berkualitas.

3. Perkembangan dan peningkatan income penduduk perkapita (Rumah Tangga). Ketika pendapatan seseorang naik, akan meningkatkan konsumsi yang berarti juga meningkatkan permintaan terhadap suatu jenis barang.

4. Pergeseran dalam kebiasaan, selera/citarasa dan kesukaan penduduk (RT). Pergeseran selera/citarasa masyarakat terjadi karena adanya perubahan dalam faktor-faktor yang mendasari permintaan tersebut, seperti kenaikan pendapatan. Seseorang dengan pendapatan yang lebih baik cenderung untuk mengganti suatu barang yang digunakannya, khususnya menyangkut kualitas,kesehatan.

(10)

5. Kegagalan produksi yang menyebabkan langkanya produk itu dipasaran. Hal ini akan menyebabkan meningkatnya permintaan akan barang tersebut hingga waktu tertentu, dan apabila hingga waktu tersebut produk juga belum ada, maka konsumen akan mencari produk pengganti.

6. Bencana alam dan peperangan. Terjadinya bencana alam dan peperangan dapat menyebabkan peningkatan permintaan terhadap suatu jenis produk, karena terhambatnya saluran distribusi dan adanya ketidakpastian serta keterbatasan sumber daya dan ancaman keamanan menyebabkan terhambatnya aktivitas usaha. 7. Peningkatan jumlah penduduk akan meningkatkan permintaan produk karena

jumlah penduduk yang semakin banyak akan membutuhkan lebih banyak produk. Permintaan elastis dan in-elastis per periodik seperti gambar 2.4. berikut ini : Price P2 P’2 P1 P’1 Q2 Q1 Q’2 Q’1

A. Permintaan In-elastis B. Permintaan elastis

(11)

Secara sederhana hukum permintaan dapat dirumuskan sebagai berikut: Apabila harga (P) suatu komoditi naik (dan hal-hal lain tidak berubah), pembeli cenderung membeli lebih sedikit komoditi itu (Q). Demikian pula apabila harga turun, hal-hal lain tetap, kuantitas yang diminta akan meningkat (Samuelson & Nordhaus, 2001).

2.3. Pengertian Harga

Menurut Alfred dan Douglas (2001), Harga dari suatu barang adalah tingkat pertukaran barang itu dengan barang lain. Salah satu tugas pokok ekonomi itu adalah menjelaskan mengapa barang-barang mempunyai harga dan mengapa ada barang – barang yang mahal dan ada yang murah harganya. Ahli ekonomi telah menyususn teori harga umum yang biasa dipakai untuk menganalisa semua problem yang menyangkut harga, Semua problema ini seperti menyangkut harga barang-barang konsumsi, tingkat upah, tingkat devisa, harga-harga pasar modal dan sebagainya, menggambarkan prinsip-prinsip umum penentu harga.

Murti dan John dalam Marketing Mix (2001) menyatakan bahwa harga merupakan satu-satunya komponen yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur lainnya dalam marketing mix menunjukkan biaya. harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.. Dan dilanjutkan Marius dalam Jerome (1999), harga (price) adalah apa yang dibebankan untuk sesuatu.

(12)

Menurut Marius (1999) tujuan penetapan harga atas barang atau jasa yang dihasilkan antara lain:

1. Mendapat laba maksimal

2. Mendapat pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih.

3. Mencegah atau mengurangi persaingan

4. Mempertahankan atau memperbaiki harga perlembar saham .

Murti-John (2001) menyatakan bahwa tujuan penetapan harga berdasarkan : 1. Meningkatkan penjualan

2. Mempertahankan dan memperbaiki harga perlembar saham 3. Menstabilkan tingkat harga

4. Mengembalikan investasi 5. Mencapai laba maksimum

Godam, (2008) mengatakan tujuan penetapan harga adalah sebagai berikut: 1. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, dengan menetapkan harga yang

kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal

2. Mempertahankan perusahaan, dari marjin keuntungan yang di dapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan seperti, gaji/upah, tagihan dll

3. Menggapai ROI (Return on investment) perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali

(13)

4. Menguasai pangsa pasar. Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk competitor yang ada di pasaran

5. Mempertahankan status quo, ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar

Ada beberapa metode yang dapat digunakan sebagai rancangan dan variasi, dalam penetapan harga. Menurut Marius (1999), Harga dapat ditentukan atau dihitung berdasarkan :

1. Harga didasarkan pada biaya total ditambah laba yang diinginkan (cost plus pricing method). Metode ini adalah yang paling sederhana dimana penjualan atau produsen menetapkan harga jual untuk suatu barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per unit ditambah dengan suatu jumlah untuk laba yang diinginkan

(margin) pada tiap-tiap unit tersebut sehingga formula menjadi: Cost Plus Pricing Method = Biaya Total + Laba = Harga Jual

2. Pendekatan permintaan dan penawaran (supply and demand), dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.

(14)

3. Pendekatan biaya (cost oriented approach), menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis

Pendekatan pasar (market approach), merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi produksi dan harga seperti situasi dan kondisi Politik, persaingan, sosial budaya dan lain sebagainya.

2.4. Pengertian Pendapatan

Menurut Suandi (2001) yang sesuai dengan pernyataan SAK No. 23, pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan dari bunga, deviden, royalti, dan sewa. Pendapatan merupakan dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Menurutnya pendapatan timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi berikut :

a. Penjualan barang

Barang meliputi barang yang diproduksi oleh perusahaan serta barang yang dibeli untuk dijual kembali.

(15)

b. Penjualan jasa

Penjualan jasa biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara kontraktual yang disepakati untuk dilaksanakan selama suatu periode yang disepakati oleh perusahaan.

c. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan deviden.

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Penghasilan/pendapatan berarti suatu penambahan aktiva/penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas. Penetapan penghasilan sangat penting bagi manajemen perusahaan dan fiskus, karena itu kesalahan-kesalahan dalam hal untuk menentukan penghasilan akan mengakibatkan informasi yang salah.

Menurut Gunardi (2003), berpendapat: Penghasilan menurut perpajakan menganut konsep pertambahan (accretion concept of income) atau komprehensif (comprehensive concept income). Konsep ini didefenisikan penghasilan secara luas dan komprehensif tanpa memperhatikan sumber dan cara perolehan.

Didalam pelaksanaan, peraturan perpajakan menurut UU No. 17 Tahun 2000, memberikan batasan yaitu dengan cara menentukan penghasilan sebagai objek dan yang tidak termasuk objek pajak. Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan, bahwa pendapatan merupakan penambahan harta/asset dan penjualan barang

(16)

produksi. Sedangkan diperpajakan penghasilan mengenal konsep penambahan atau komprehensif.

Pendapatan regional menurut (Robinson,2006). adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat di ukur dari total pendapatan wilayah maupun pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Ada beberapa parameter yang dapat digunakan untuk mengukur adanya pembangunan wilayah. Salah satu parameter terpenting adalah meningkatnya pendapatan masyarakat, parameter lain peningkatan lapangan kerja dan pemerataan pendapatan. Jadi yang dimaksud dengan pendapatan untuk masyarakat disini adalah yang bersifat nilai tambah. Indikator inilah yang mengukur tingkat kemakmuran masyarakat setempat dengan asumsi seluruh pendapatan ini dinikmati oleh masyarakat setempat.

Dalam menghitung nilai tambah suatu sektor, biaya antara harus dikeluarkan atau dikurangkan dari nilai jual produksi pada lokasi tempat produksi. Nilai tambah inilah yang menggambarkan tingkat kemampuan menghasilkan pendapatan di wilayah tersebut. Pada umumnya yang termasuk dalam nilai tambah dalam suatu kegiatan produksi/jasa adalah berupa : Upah/gaji, laba (keuntungan), sewa tanah, bunga uang yang dibayarkan, penyusutan dan pajak.

1. Upah/gaji

Upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada para pekerja sesuai dengan prestasi, sedangkan gaji adalah balas jasa yang nilainya tetap untuk kurun waktu tertentu.

(17)

2. Laba/ keuntungan

Laba (keuntungan) adalah merupakan total nilai penjualan dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan, dimana laba merupakan pendapatan bagi pengusaha.

3. Sewa tanah

Sewa tanah diperhitungkan karena memberikan pendapatan kepada pemilik tanah. Jika petani memiliki lahan sendiri, berarti dia tidak mengeluarkan biaya sewa tetapi labanya akan meningkat. Perlu diingat bahwa sewa tanah yang dihitung adalah yang dibayarkan, sedangkan sewa tanah yang diterima karena menyewakan tanah, nilai tambahnya akan terlihat pada laba.

4. Bunga Uang

Bunga uang adalah pendapatan bagi pemilik modal karena meminjamkan uangnya untuk ikut serta dalam proses produksi. Perlu diingat bahwa bunga yang dihitung adalah yang dibayarkan, sedangkan bunga yang diterima karena membungakan uang, nilai tambahnya terlihat pada laba. Apabila petani tidak meminjam uang dalam berusaha (menggunakan modal sendiri) sehingga tidak membayar bunga maka labanya akan meningkat. Jika petani itu meminjam uang dan harus membayar bunga, labanya akan menurun.

5. Penyusutan

Penyusutan berarti menurunya harga dari alat yang dipakai dalam proses produksi, terutama alat yang dimilki sendiri. Apabila penyusutan belum dikurangkan yang diperoleh adalah nilai tambah bruto. Penyusutan ini dikurangkan untuk mendapatkan nilai tambah netto. Dalam usaha perorangan penyusutan ini sering kali

(18)

tidak didata, tetapi wujudnya dapat terlihat dari biaya peralatan yang dibeli untuk mengganti peralatan yang aus. Di dalam harga jual produksi, terdapat unsur biaya penyusutan. Dengan demikian nilai tambah yang didasarkan atas harga jual produksi bersifat bruto. Nilai tambah bruto dikurangi penyusutan akan menghasilkan nilai tambah netto atas dasar harga pasar. Perhitungan biaya penyusutan dalam pendapatan regional tidaklah atas dasar agregasi (penjumlahan) dari penyusutan per unit alat karena terlalu rumit dan memakan waktu. Akan tetapi, hal itu dilakukan untuk keseluruhan sektor berdasarkan suatu persentase rata-rata.

Konsep pendapatan (Income), Pendapatan adalah total penerimaan (uang atau bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga selama periode tertentu. Ada tiga sumber penerimaan rumah tangga, yaitu:

1. Pendapatan dari gaji dan upah. Gaji dan upah adalah balas jasa atas kesediaan seseorang menghasilkan barang/ jasa.

2. Pendapatan dari asset produktif. Asset produktif adalah asset yang meberikan pemasukan atas balas jasa penggunaannya. Ada dua asset produktif. Pertama, aset finansial, seperti tabungan/deposito yang menghasilkan pendapatan bunga; saham yang menghasilkan dividen dan keuntungan atas modal bila diperjual belikan. Kedua, asset bukan finansial, seperti rumah/tanah yang memberikan sewa.

3. Pendapatan dari pemerintah (transfer payment). Pendapatan dari pemerintah adalah pendapatan yang diterima bukan karena balas jasa atas input yang diberikan, misalnya dalam bentuk tunjangan sosial bagi para penganggur, jaminan sosial bagi orang – orang miskin dan berpendapatan rendah.

(19)

Konsep kekayaan adalah nilai asset seseorang diukur pada satu waktu tertentu. Kekayaan merupakan konsep stok. Seseorang dikatakan kaya atau miskin pada satu periode tertentu bila pada saat dihitung nilai assetnya bertambah besar, dia dikatakan kaya. Tapi bila nilai asset berkurang, orang tersebut dapat dikatakan miskin. Pengertian asset adalah asset produktif dan tidak produktif (misalnya rumah dan tanah yang dibiarkan menganggur).

Pendapatan uang dan pendapatan ekonomi. Pendapatan ekonomi (Economic Income) adalah sejumlah uang yang dapat digunakan keluarga dalam satu periode tertentu untuk dibelanjakan tanpa mengurangi atau menambah asset netto. Sumber pendapatan ekonomi antara lain upah, gaji, pendapatan bunga, pendapatan sewa, penghasilan transfer dari pemerintah, dan lain – lain.

Sedangkan untuk menentukan pemerataan distribusi pendapatan, Bank Dunia membagi penduduk dalam tiga kelompok, yaitu: 1). 40% berpendapatan rendah, 2). 40% berpendapatan menengah dan 3). 20% berpendapatan tinggi.

Apabila kelompok penduduk yang berpendapatan rendah menguasai: 1. < 12% PDB berarti terdapat kesenjangan tinggi

2. 12% - 17% PDB berarti terdapat kesenjangan sedang 3. > 17% PDB berarti terdapat kesenjangan rendah

Pendapatan dianggap didistribusikan sempurna apabila setiap individu mendapat bagian yang sama dari output perekonomian. Distribusi pendapatan dianggap kurang adil jika sebagian besar output nasional dikuasai sebagian kecil penduduk.

(20)

Pendapatan didistribusikan adil sempurna baik 20% keluarga paling miskin menikmati 20% pendapatan nasional, 20% kelompok berikutnya juga menikmati 20% pendapatan nasional. Dengan demikian 40% kelompok keluarga menikmati 40% pendapatan nasional. Begitu seterusnya sehingga total akumulasinya 100%.

Pendapatan total adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual dikalikan dengan harga output per unit. Jika jumlah unit output yang sama dengan Q dan harga jual per unit output adalah P, maka pendapatan total (TR) = Q x P. biaya usaha biasanya diklassifikasikan menjadi dua bagian yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relative jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun komoditi yang dijual banyak atau sedikit. Biaya Variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh komoditi yang dijual, contohnya biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC

( Manurung,2006).

2.5. Penelitian Terdahulu

1. M.A.Putra (2007), Analisis Permintaan Kacang Kedelai di Sumatera Utara, dengan mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kacang kedelai di Sumatera Utara, dimana variabel yang diamati adalah permintaan tahun sebelumnya, harga kacang kedelai, harga beras sebagai barang komplementer, harga kacang tanah sebagai barang substitusi dan pendapatan perkapita.

(21)

2. Ariani (2003) Analisis Penawaran dan Permintaan komoditas kacang-kacangan dan umbi-umbian di Indonesia, variabel yang diamati 1) penurunan produktivitas kacang-kacangan dan umbi-umbian terutama akibat penurunan luas areal. sejalan dengan itu, volume impor komoditas tersebut meningkat dan ekspornya menurun 2) adanya peningkatan konsumsi produk kedelai dan ubikayu, karena ada substitusi dari pangan hewani ke nabati dan dari beras ke ubikayu, 3) perkembangan Industri pangan dan makanan ternak di Indonesia membaik, yang ditunjukkan oleh peningkatan volume dan nilai hasil produksi dengan bahan baku kacang-kacangan dan umbi-umbian, 4) dalam 10 tahun kedepan permintaan kedelai terus meningkat, sebaliknya produksinya cenderung menurun. Pada komoditas ubikayu, permintaannya juga meningkat dan produksinya akan menurun, sehingga diperkirakan pada tahun 2006, terjadi kesenjangan negatif. 3. Rustiyaningsih (2003) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

impor barang konsumsi di Indonesia, menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan impor barang konsumsi di Indonesia pada tahun 1990 s/d 2003 dalam jangka pendek dan jangka panjang. Variabel yang dianalisa adalah variabel impor, Produk Domestik Bruto (PDB) dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Data penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai laporan Bank Indonesia dan Biro Pusat Statistic (BPS). Data yang digunakan adalah data kuartalan yang diperoleh melalui interpolasi data. alat analisis yang digunakan dalam penelitian adalah model regresi berganda double-log dengan model dinamis Partial Adjusment Model (PAM). Dalam

(22)

penelitian tersebut dilakukan uji stationer yang terdiri dari uji akar akar unit, uji derajat integrasi dan uji kointegrasi. Setelah dilakukan uji stationer dilanjutkan dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinearitas Kliens, uji heteroskedastisitas Park, dan Uji autokorelasi Lagrange Multiplier.uji terakhir yang dilakukan adalah uji statistic yang terdiri dari uji individual (uji t), uji serempak (uji F) dan uji koefisen determinasi (r 2 ).

4. Ketut Kariyasa (2005), Analisis penawaran dan permintaan daging sapi di Indonesia sebelum dan saat krisis ekonomi suatu analisis proyeksi swasembada daging sapi tahun 2005, mengemukakan variabel Jumlah permintaan daging sapi pada tahun t, Jumlah permintaan daging sapi pada tahun sebelumnya, laju pertumbuhan harga riel daging sapi, elastisitas permintaan daging sapi terhadap pendapatan perkapita dan laju pertumbuhan pendapatan riel perkapita.

5. Sabarman Damanik (2000), Analisis penawaran dan permintaan Lada Indonesia di pasar Internasional, variabel yang dianalisa yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor lada Indonesia adalah harga dunia, jumlah produksi lada, nilai tukar dan jumlah ekspor lada Indonesia tahun sebelumnya. Penawaran ekspor lada masing-masing negara produsen utama menunjukkan adanya kemiripan perilaku yaitu penawaran ekspor semua negara pengekspor utama termasuk Indonesia dipengaruhi secara nyata oleh produksi lada domestik. Apabila harga berubah maka penawaran akan mengalami perubahan dengan persentase yang melebihi persentase perubahan harga. permintaan impor lada dengan nilai koefisien elastisitas permintaan lebih kecil dari satu (0.144–0.680)

(23)

artinya bersifat inelastis. Nilai koefisien elastisitas penawaran lada Indonesia dalam jangka pendek dan panjang sebesar 1.168 dan 4.037, artinya bersifat elastis yang memberikan informasi bahwa apabila harga berubah maka penawaran akan mengalami perubahan dengan persentase yang melebihi persentase perubahan harga. Implikasi terhadap perladaan Indonesia yaitu (a) penurunan harga lada di pasar dunia tidak merespon produksi dalam negeri

2.6. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah Variabel permintaan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti diperlihatkan pada gambar 2.5. berikut :

Gambar 2.5. Kerangka pikir analisis permintaan minyak goreng curah di kota Medan PERMINTAAN MINYAK GORENG CURAH (Qd) HARGA MINYAK GORENG CURAH.(X1) PENDAPATAN RUMAH TANGGA. (X2) JUMLAH ANGGOTA RUMAH TANGGA. (X3)

(24)

2.7. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian, dalam penelitian ini hipotesisnya adalah :

1. Terdapat pengaruh negatif, harga minyak goreng curah terhadap permintaan minyak goreng curah, ceteris paribus

2. Terdapat pengaruh positif, pendapatan rumah tangga terhadap permintaan minyak goreng curah, ceteris paribus

3. Terdapat pengaruh positif, jumlah anggota rumah tangga terhadap permintaan minyak goreng curah, ceteris paribus

Gambar

Gambar 2.1. Kurva Penawaran dan Permintaan  Dimana :     D  = Permintaan
Gambar 2.2. Kurva fungsi permintaan (demand)  Dimana,    P =   Harga
Gambar 2.4. Kurva  permintaan
Gambar 2.5.  Kerangka pikir analisis permintaan minyak goreng curah di kota                             Medan  PERMINTAAN   MINYAK GORENG CURAH  (Qd) HARGA  MINYAK  GORENG CURAH.(X1)   PENDAPATAN RUMAH TANGGA

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sangat logis karena apabila harga suatu barang naik, maka pembeli akan mencari barang lain sebagai penggantinya yang harganya tidak mengalami kenaikan, atau jika

Seberapa responsif permintaan terhadap suatu perubahan harga jika permintaan hampir tidak berubah karena sedikit perubahan harga, maka permintaan tersebut tidak

Harga merupakan faktor penentu utama permintaan pasar dan juga merupakan pendorong dalam mempengaruhi posisi persaingan. Pentingnya harga tergantung pada sifat pembeli.

jumlah yang diminta akan suatu barang dengan harga barang tersebut. Hukum permintaan menyatakan, “Jika harga suatu barang naik, maka jumlah. yang diminta akan barang

Semakin landai suatu kurva permintaan maka semakin besar perubahan jumlah barang yang diminta jika harga naik atau turun (Pracoyo, 2006).. dapat dijelaskan bahwa turunnya

Permintaan akan suatu barang adalah elastisitas bila para pembeli secara relatif responsif terhadap perubahan harga, dengan kata lain perubahan harga menyebabkan

Jika harga daging sapi naik, maka jumlah permintaan barang substitusi juga akan.

Permintaan dan penawaran suatu barang dan jasa berkaitan dengan interaksi antara pembeli dan penjual di pasar yang akan menentukan tingkat harga suatu barang dan jasa yang berlaku