• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

50 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PMIPTI Yogyakarta

1. Sejarah Berdirinya PMIPTI Yogyakarta

Tanggal 15 September 1972 jam 10.00 WIB mahasiswa Thailand yang berada di Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung mengadakan rapat panitia antar daerah. Pertemuan ini diadakan bersama-sama, karena masing-masing daerah memerlukan hubungan dan komunikasi dengan pihak-pihak tertentu di Indonesia. Terutama urusan kemahasiswaan yang memerlukan dukungan dan pemimpin masing-masing negara untuk mensukseskan segala aktivitas kemahasiswaan tersebut. Persidangan pertama dalam rangka persiapan untuk sidang puncak diadakan di rumah mahasiswa kepunyaan Ahmad Samudin di Bandung.

Rapat panitia itu diwakili oleh wakil delegasi dari Yogyakarta yaitu Abdurrahman Dewani dan Noordin Yusuf. Dari Jakarta diwakili oleh Ramli Ahmad dan Ahmad Zaim. Sedangkan wakil dari Bandung diwakili oleh Hasan Thoyeb, Ahmad Samudin dan Osman Sudin. Pertemuan waktu satu hari tersebut dapat memutuskan bahwa sidang puncak akan diadakan di Yogyakarta yang akan dihadiri oleh seluruh panitia persatuan dari tiga lokasi tersebut.

Tanggal 17 September 1972 di Yogyakarta bersama mahasiswa yang pada waktu itu berjumlah 27 orang. Pada malam itu pihak Yogyakarta bersidang untuk mendengar keputusan sidang panitia yang diadakan di Bandung. Kedua wakil dari Yogyakarta memberi laporan keputusan kepada teman-teman tentang suksesi pertemuan panitia dan sidang puncak ditetapkan untuk diadakan di lokasi Yogyakarta.

Tanggal 19-20 dan 21 September 1972 selama tiga hari ini pihak mahasiswa Yogyakarta pada waktu itu sibuk mempersiapkan dan membagi

(2)

commit to user

tugas dalam upaya untuk mensukseskan sidang tersebut, yang tentu saja dengan segala kemampuan dan pengalaman yang sangat terbatas itu atau boleh dikatakan dalam serba kelemahan yang ada. Siapa yang memegang tugas untuk menghubungi instansi pemerintah, orang-orang ternama tempat. Seluruh Ketua Biro harus berani, karena mereka telah menetapkan bahwa sidang puncak akan diadakan pada tanggal 22 September 1972.

Sejarah mencatat dengan Tinta Emas bahwa pada tanggal 22 September 1972 pertemuan puncak antara delegasi Bandung Jakarta dan Yogyakarta telah diadakan dan bertempat di Balai Gading Asrama Putri Aceh Cut-Nya’-Din-Yogyakarta yang dihadiri oleh para undangan baik dari unsure pemerintah setempat, para ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa Malaysia di Indonesia (HPMI) saudara Wan Jamil Kotabaru Kelantan. Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Yogyakarta, ormas Muhammadiah dan ormas Nahdhtul Ulama’ Yogyakarta. Juga tidak ketinggalan pada waktu itu sesepuh kita Prof. Abdulqahar Muzakir sebagai penasihat mahasiswa asal Thailand Selatan pada waktu itu.

Jam 10.00 pagi : acara pembukaan dimulai dengan agenda biasa, oleh karena sidang ini diadakan di Yogyakarta. Maka sudah tentu pimpinan sidang dan pembukaan harus di pimpin oleh pengurus organisasi di Yogyakarta. Beberapa orang tokoh undangan termasuk Prof. Abdulqahar Muzakir dan ketua persatuan mahasiswa Islam Malaysia yaitu Wan Jamil menyampaikan ucapan dan sambutan singkat.

Jam 14.00 siang : persidangan puncak dimulai setelah tamu pulang, seperti direncanakan awal, bahwa persidangan puncak akan menelan waktu yaitu tiga hari mulai dari tanggal 22 hingga sampai pada 25 September 1972. Tanggal 25 September 1972 sebagai hari penutup persidangan berakhir sudah. Dengan menghasilkan sebuah AD/ART yang tentu saja sangat baik mengikut ukuran masa dan waktu.

(3)

commit to user Hasil utama dari sidang ini adalah:

a. Persiapan untuk mengadakan pertemuan puncak harus dilalui dan menelan

masa yang cukup panjang, karena untuk melahirkan persepahaman diantara satu sama lain (mengadakan komunikasi tiga hal).

b. Setelah persepahaman terjadi, diadakan pula percantuman pikiran untuk

membentuk panitia antar daerah (komunikasi tiga penjuru tanpa di kekalkan)

c. Menetapkan daerah lokasi persidangan, dengan sama-sama berusaha

untuk mendapat dana dan proyek pelaksanaan tersebut.

d. Menentu dan menetapkan tanggal persidangan kemuncak, serta jumlah

para peserta.

e. Permulaan ditumbuhkan nama persatuan berbunyi : Persatuan Mahasiswa

Islam Thailand di Indonesia (PEMITI).

f. Setelah di timbang dengan perhitungan dan jangkauan masa depan

disepakati bersama oleh panitia tiga lokasi dengan tambahan huruf (P) maka termaktub dengan PEMIPTI yaitu Persatuan Mahasiswa Islam Patani Thailand di Indonesia.

g. Di tetapkan dan di maktubkan dalam persidangan bahwa Persatuan

Mahasiswa Islam Patani Thailand di Indonesia. (PEMIPTI) di tumbuhkan bersama dalam persidangan puncak :

Pada masa itu tidak ada pimpinan umum yang ada hanya pimpinan cabang Yogyakarta ketua cabang di pimpin oleh Abdurrahman Che’ dan Bandung-ketua cabang Ahmad Samudin (al-marhum) sedang di Jakarta, pimpin cabang Ramli Ahmad (al-marhum). Pada Febuari 1972 dan 1973 yang paling berwenang dalam tiga cabang tersebut ialah sekjen. Seandai pertemuan puncak diadakan di Yogyakarta maka sekjen terjatuh di Yogyakarta begitu seterusnya bergilir ganti diantara tiga cabang tersebut demi kesetabilan dan solidariti mahasiswa kita di setiap lokasi.

(4)

commit to user

Seiring perkembangan waktu Persatuan Mahasiswa Islam Patani Thailand (PEMIPTI) berubah nama menjadi Persatuan Mahasiswa Islam Patani (PMIPTI), dan logo atau simbol yang digunakan adalah sebagai berikut.

Gambar 4.1. Logo Persatuan Mahasiswa Islam Patani Thailand

2. Visi dan Misi PMIPTI

a. Visi

Menjadi organisasi yang unggul untuk melahirkan pemimpin yang berkharakter Islami serta mampu membangun masyarakat Melayu Patani dan masyarakat umumnya.

b. Misi

1) Melahirkan Insan yang berkomitmen pada organisasi,berpegang teguh

tali persaudaraan dan tali keagamaan dalam setiap kegiatan organisasi.

2) Meningkatkan peran kepemimpinan berdasarkan wawasan keislaman

dan keilmuan dalam persatuan dengan melalui program-program kegiatan organisasi.

3) Meningkatkan kemampuan daya kreatif,inovatif dan keperibadian

yang luhur serta Akhlakul Karimah.

4) Membangun dan mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak

untuk menciptakan kualitas organisasi, manajerial dan pengabdian pada masyarakat.

(5)

commit to user

3. Kepengurusan PMIPTI

Kepengurusan PMIPTI Yogyakarta berlaku berdasarkan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga organisasi yang telah disepakati dalam Majelis Pemusyawaratan Anggota (MPA).

a. Struktur Organisasi PMIPTI Yogyakarta

1) Penasehat Umum

Drs.H.R.MA Hanafi Drs.H.Sidik Jatmika

2) Staf Pengurus PMITI (SPP)

a) Ketua Umum : Amran Arifin

b) Pembantu Ketua Umum I : Marwan Ahmad

c) Pembantu Ketua Umum II : Abdullah Waedaot

d) Sekretaris Umum : Muhammad Harun Sakariya

e) Wakli Sekretaris Umum : Paseeyah Yusof

f) Bendahara Umum : Ruslan Ahmad

g) Wakil Bendara Umum : Mariyah Ali

3) Masa perkenalan Keanggota Baru (Maperaba)

Abdul Rohim H. Abdullatif

4) Kemahasiswaan dan Kemsyarakataan (KEMAS)

Muhamad Usman

5) Departemen Pindidikan dan Pengkaderan (PENKAD)

a) Ketua Utsman Ismail

b) Wakil Paidah H. Abdullah

6) Departemen Sosial dan Budaya (SOSBUD)

a) Ketua Anwar Zulkifli

b) Wakil Nurhayati H. Abdullah

7) Departemen Keimigrasian (IMIGRA)

a) Ketua Muhammad Hanif Romlee

(6)

commit to user

8) Departemen Sekretariat dan Perpustakaan (SEKPER)

a) Ketua Nikloh Nikmat

b) Wakil Marina Ibrahim

9) Departemen Ekonomi dan Pariwisata (EKOPAR)

a) Ketua Kholil M. Nasir

b) Wakil Arfas Ahmad

b. Uraian Tugas Masing-masing Pengurus

1) Ketua Umum dan Pembantu Ketua Umum

a) Ketua umum adalah pemegang kekuasaan dalam kepengurusan

organisasi dan bertanggungjawab terhadap Majelis Pemusyawaratan Anggota (MPA).

b) Ketua umum menetapkan peraturan-peraturan pengurus dan

mengambil kebijakan organisasi PMIPTI selama tidak bertentangan dengan AD/ART dan keputusan Kongres.

c) Ketua umum memegang amanat kongres serta bertanggung jawab

atas keputusan kongres.

d) Ketua umum harus menjaga persatuan, kesatuan, dan keutuhan

organisasi PMIPTI serta mengontrol setiap kegiatan organisasi PMIPTI.

e) Ketua umum meratifikasikan surat-surat, draf, laporan-laporan dan dokumen-dokumen penting lainnya.

f) Ketua umum menerima dan membaca ikrar bagi calon yang

dilengkapi syarat-syarat sebagai anggota baru PMIPTI.

g) Ketua umum harus mengumumkan atau memberitahukan secara

lisan maupun tulisan tentang kekayaan PMIPTI, nama-nama pengurus dan mengsosialisasikan program operasional kepada anggota dalam tempo 30 hari setelah dilantikan sebagai ketua umum.

(7)

commit to user

2) Pembantu Ketua Umum I

a) Memperluaskan jaringan hubungan kerja sama dengan

tokoh-tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, organisasi politik, lembaga-lembaga pendidikan dan instansi pemerintahan yang berkepentingan melalui kunjungan silaturahmi dan kartu ucapan tahniah maupun kartu lembaran.

b) Pembantu ketua umum I mewakili ketua umum apabila diperlukan

dan mengambil alih tugas-tugasnya apabila berhalangan atau tidak ada di tempat.

3) Pembantu Ketua Umum II

a) Penggerak/motorik dan bertanggung jawab terhadap stabilitas

administrasi organisasi PMIPTI.

b) Mengatur dan mengawasi kegiatan-kegiatan organisasi PMIPTI.

c) Mendampingi ketua dalam rapat.

d) Pembantu ketua umum II mewakili ketua umum dan Pembantu

Ketua Umum I apabila diperlukan dan mengambil alih tugas-tugasnya apabila keduanya berhalangan atau tidak ada di tempat.

4) Sekretaris Umum

a) Membuat dan mengedar surat undangan rapat sebelum acara

dilaksanakan 15 (lima belas) hari, kecuali dalam keadaan darurat.

b) Membuat dan menjawab surat-surat penting yang berkaitan dengan

organisasi PMIPTI.

c) Membuat laporan tentang kegiatan-kegiatan pengurus dan program

operasional baik telah dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan serta alasannya dalam pertanggungjawaban.

5) Wakil Sekretaris Umum

a) Menyalin dan menyimpan keputusan rapat, buku pendaftaran

(8)

commit to user

b) Membuat buku pedoman dan mencatat sejarah perkembangan

PMIPTI dari masa ke masa.

c) Wakil sekretaris mewakili sekretaris umum apabila diperlukan dan mengambil alih tugas-tugas apabila berhalangan atau tidak ada di tempat.

6) Bendahara Umum

a) Mencatat pemasukan dan pengeluaran keuangan dalam buku

administrasi organisasi PMIPTI.

b) Menyimpan semua bon yang ada setiap pengeluaran uang kas

organisasi PMIPTI.

c) Membuat laporan keuangan dan asset PMIPTI dalam

pertanggungjawaban.

d) Meratifikasi draf pemasukan dan pengeluaran uang kas organisasi PMIPTI.

e) Mengumumkan/memberitahu pemasukan dan pengeluaran

keuangan PMIPTI kepada anggota PMIPTI setiap 3 (tiga) bulan. f) Pengeluaran Persatuan :

(1) Keperluan di tanggung oleh Persatuan.

(2) Untuk keperluan objek atau kegiatan khusus dibiayai bersama oleh Persatuan dan anggota.

(3) Anggaran masuk dan pengeluaran harus seimbang dan tidak

melebihi 70% dari jumlah masuk dari periode yang bersangkutan.

(4) Pengeluaran uang persatuan untuk biaya satu proyek/kegiatan atau keperluan yang melebihi Rp. 1.000.000 harus dengan persetujuan Staf Pengurus PMIPTI (SPP) dan Penasehat.

7) Wakil Bendahara Umum

a) Wakil Bendahara umum memungut iuran, piutang, persen bea

(9)

commit to user yang tidak terikat.

b) Wakil bendahara mewakili bendahara umum apabila diperlukan

dan mengambil alih tugas-tugas apabila berhalangan atau tidak ada di tempat.

8) Bidang-Bidang Khusus

a) Maperaba

(1) Ketua Maperaba bertanggungjawab kepada ketua umum

PMIPTI.

(2) Program Maperaba ditetapkan oleh kongres PMIPTI dan

dilaksanakan oleh panitia Maperaba.

(3) Program Maperaba hendak dilaksanakan dengan melibatkan

seluruh aspirasi dan potensi anggota PMIPTI, serta mewujudkan strategi dan cita-cita PMIPTI dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan AD/ART PMIPTI.

(4) Pelaksanaan program Maperaba minimal 3 hari, kecuali

keadaan tidak memungkinkan.

(5) Lokasi harus menyesuaikan dengan kegiatan.

(6) Semua biaya operasional dalam kegiatan Maperaba ditanggung

oleh peserta Maperaba.

(7) Jika ada musibah terhadap peserta Maperaba akan

ditimbangkan oleh Staf Pengurus PMIPTI (SPP).

(8) Semua program-progrem Maperaba sudah di jelaskan dalam

(Komisi Maperaba).

b) Kemahasiswaan dan Keanggotaan

(1) Mencari informasi pendaftaran setiap kampus bagi mahasiswa

baru untuk menjadi pilihan.

(2) sesuai dengan bakat minat mahasiswa.

(3) Membantu dalam mengurus pendaftaran mahasiswa baru.

(10)

commit to user

(5) Kewajiban bagi mahasiswa baru sudah di jelaskan dalam

(komisi E kemahasiswaan dan keanggotaan)

(6) Kewajiban Mahasiswa lama sudah di jelaskan dalam (komisi E

kemahasiswaan dan keanggotaan)

(7) Pengajuan dan sumbangan beasiswa sudah di jelaskan dalam

(komisi E kemahasiswaan dan keanggotaan)

Saat ini jumlah anggota PMIPTI adalah 60 mahasiswa (data pengurus tahun 2015/2016), turun dari jumlah anggota sebelumnya yang berjumlah 80 mahasiswa (pada tahun tahun anggaran 2013-2014). Penurunan jumlah anggota PMIPTI disebabkan berkurangnya mahasiswa dari Thailand yang mengikuti perkuliahan di Indonesia atau Yogyakarta disebabkan biaya perkuliahan yang meningkat sedangkan beasiswa yang diterima mahasiswa tetap.

9) Departemen-Departemen

a) Departemen Pendidikan dan Pengkaderan

(1) Mengadakan ceramah umum dan diskusi secara terprogram.

(2) Mengadakan kursus bahasa.

(3) Membimbing anggota

(4) Mengadakan latihan fisik dan mental melalui masa Latihan

Kader Kepemimpinan (LK).

(5) Usaha mencari informasi pameran buku dan seminar terbuka. (6) Mengada seminar minimal satu kali dalam satu tahun.

b) Departemen Sosial dan Budaya

(1) Mengadakan olahraga secara terprogram.

(2) Mengadakan perayaan dan peringatan hari kebesaran Islam dan hari bersejarah.

(3) Mengadakan studi banding. (4) Mengadakan bakti sosial.

(11)

commit to user

(5) Mengadakan latihan dan petunjukkan seni budaya Melayu

Patani.

c) Departemen Keimigrasian

(1) Mengurus, membimbing dalam proses imigrasi kepada anggota

baru dalam tempo mendapat kitas.

(2) Mengadakan kursus bagi anggota tentang keimigrasian.

d) Departemen Sekretasiat dan Perpustakaan

(1) Mengadakan penataran sekretariatan yang lebih berfungsi dan representatif.

(2) Menjaga fasilitas dan harta kekayaan persatuan.

(3) Penataran perpustakaan dan memperbanyakan buku dan

bahan-bahan baca lainnya dari berbagai sumber.

(4) Berusaha untuk mendapatkan buku sejarah patani dan bahan

baca lain tentang patani dari berbagai sumbur. (5) Mengadakan bedah buku, filem dan lain-lain.

e) Departemen Ekonomi dan Pariwisata

(1) Mengadakan usaha-usaha perekonomian yang hasilnya tidak

terikat.

(2) Mengadakan koperasi PMIPTI.

(3) Menjaga kestabilan dan melancarkan sistem ekonomi PMIPTI.

B. Hasil Penelitian

1. Representasi Budaya Organisasi pada Persatuan Mahasiswa Islam

Patani (Selatan Thailand) di Indonesia (PMIPTI) Yogyakarta

Pola interaksi dan kesepakatan yang terjadi antara pendiri-pendiri PMIPTI serta seiring dengan perjalanan perkembangan PMIPTI maka muncullah kesepakatan-kesepakatan pada pendahulu PMIPTI yang selanjutnya diakui dan dilaksanakan oleh pengurus dan anggota PMIPTI.

(12)

commit to user

Kebiasaan-kebiasaan tersebut akhirnya menjadi suatu budaya yang berkembang dalam PMIPTI dan menjadi ciri PMIPTI terhadap organisasi-organisasi kemahasiswaan lainnya di Yogyakarta seperti HMI, PMII, IMM dan sebagainya.

Seiring dengan sejarah perkembangan PMIPTI, khususnya PMIPTI di Yogyakarta, maka munculnya budaya organisasi PMIPTI yang disimpulkan peneliti berdasarkan wawancara dengan obyek penelitian sebagai berikut.

a. Penggunaan Budaya dan Kebiasaan Melayu Patani dalam Interaksi

Anggota PMIPTI

Sejarah berdirinya PMIPTI tidak lepas dari eksodus atau berpindahnya remaja-remaja dari wilayah Patani Thailand Selatan untuk menuntut ilmu khususnya Perguruan Tinggi di Indonesia. Kondisi ini tidak lepas dari adanya kondisi politis yang terjadi pada masyarakat Islam Melayu yang hidup di wilayah Patani Thailand Selatan dimana notabene pemerintahan Thailand mayoritas dikuasai oleh pemeluk agama Budha.

Rasa kedaerahan yang juga dilatarbelakangi oleh perbedaan keyakinan menyebabkan motivasi mahasiswa Patani di Indonesia umumnya dan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi PMIPTI pada umumnya berusaha untuk menampilkan ciri yang berbeda dengan masyarakat Thailand pada umumnya.

Penggunaan budaya dan kebiasaan Melayu Patani dalam organisasi PMIPTI antara lain:

1) Penggunaan Bahasa Melayu Patani dalam kegiatan sehari-hari

dan kegiatan resmi internal organisasi PMIPTI

Latar belakang kesamaan daerah asal yang memiliki kesamaan bahasa yaitu Bahasa Melayu Patani. Penggunaan Bahasa Melayu Patani dalam kegiatan sehari-hari anggota PMIPTI sebagai mana dikemukakan oleh SS seorang pengurus PMIPTI sebagai berikut:

(13)

commit to user

“Kebiasaan-kebiasaan yang ada di PMIPTI dan berbeda dengan organisasi lain misalnya organisasi mahasiswa Sumatera atau sebagainya, PMIPTI mengajak atau membiasakan anggotanya untuk aktif menggunakan Bahasa Melayu Patani dalam pergaulan sesama anggota baik di luar maupun ketika berada dalam organisasi PMIPTI (wawancara pada 6 Desember 2015)

Pendapat lain dikemukakan oleh Mr. AH sebagai berikut: “Penggunaan Bahasa Melayu dalam kegiatan di organisasi, serta diskusi khusus tentang berita-berita yang diperoleh dari wilayah Patani” (Wawancara pada tanggal 13 Desember 2015)

Sedangkan pendapat anggota PMIPTI tentang penggunaan Bahasa Melayu Patani dalam keseharian serta kehidupan organisasi PMIPTI sebagaimana dikemukakan oleh BP sebagai berikut:

“Pergaulan di PMIPTI yang menggunakan budaya keIslaman, serta pelaksanaan budaya Patani dalam PMIPTI seperti berpakaian dan berbahasa sesama anggota PMIPTI” (Wawancara pada tanggal 19 Desember 2015)

Penggunaan Bahasa Melayu Patani dalam kegiatan keseharian ditetapkan oleh PMIPTI sebagai usaha untuk mempertahankan semangat mahasiswa tentang kampus asal mereka. Latar belakang kondisi Patani di Thailand Selatan yang diliputi oleh keadaan yang belum bebas dalam menjalankan agama Islam dengan sepenuhnya yaitu masih banyaknya intervensi pemerintah Thailand dalam pelaksanaan keagamaan, pendidikan dan hampir semua unsur kehidupan masyarakat Islam di Patani menyebabkan banyak remaja-remaja Patani harus hijrah ke negara-negara tetangga yang memiliki mayoritas penduduk Islam seperti Malaysia dan Indonesia.

(14)

commit to user

Penggunaan Bahasa Melayu Patani dalam kehidupan sehari-hari dan organisasi PMIPTI oleh mahasiswa Patani menyebabkan memori dan semangat mahasiswa PMIPTI tentang kampung asal tetap terjaga, sehingga semangat dan motivasinya dalam belajar terjaga. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Miss. SB salah seorang pengurus PMIPTI yang mengungkapkan latar belakang penggunaan Bahasa Melayu Patani dalam kehidupan keseharian dan organisasi PMIPTI sebagai berikut:

“Berbahasa dan berpakaian budaya Melayu Patani dalam kehidupan mahasiswa dan PMIPTI, tujuannya adalah agar mahasiswa selalu mengingat kampung halamannya dan ingat bahwa mereka disini bukan untuk bersenang-senang tetapi berjuang untuk menjadi orang yang pandai dan nanti dapat membantu masyarakat Patani yaitu untuk meningkatkan tingkat kehidupan masyarakat Melayu Patani di Thailand Selatan” (Wawancara pada tanggal 13 Desember 2015).

Bahasa Melayu Patani walaupun memiliki rumpun Melayu, namun pada pengucapannya ternyata sangat berbeda dengan Bahasa Indonesia yang juga tergolong rumpun Bahasa Melayu. Perbedaan tersebut menyebabkan munculnya ciri pada mahasiswa Patani Melayu. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh RB seorang pengurus LPM Arena yaitu Lembaga Penerbit Majalah Kampus di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijogo Surakarta yang sering berinteraksi dengan organisasi PMIPTI sebagai berikut:

“Selain itu salah satu yang khas pada mahasiswa Melayu Patani atau PMIPTI di kampus adalah bahasa keseharian diantara mereka. mereka selalu menggunakan Bahasa Melayu Patani ketika berkomunikasi di antara mereka, walaupun saat itu juga ada mahasiswa dari Indonesia disekitar mereka. Pengucapan yang

(15)

commit to user

berbeda antara Bahasa Melayu Patani dan Bahasa Indonesia menjadi salah satu ciri khas mereka, sehingga ketika kami mahasiswa Indonesia mendengar orang yang tidak dikenal bercakap-cakap dengan bahasa tersebut, kami bisa langsung mengenali bahwa mereka adalah mahasiswa Thailand khususnya dari Patani” (Wawancara pada tanggal 20 Desember 2015).

2) Penggunaan pakaian Melayu Patani dalam keseharian kegiatan

internal organisasi PMIPTI

Sebagaimana pada penggunaan Bahasa Melayu Patani dalam keseharaian mahasiswa Patani, latar belakang kesamaan daerah asal juga menimbulkan adanya kesamaan cara berpakaian yang sama pada mahasiswa Melayu Patani. Penggunaan pakaian Melayu Patani dalam kegiatan sehari-hari anggota PMIPTI sebagai mana dikemukakan oleh SS seorang pengurus PMIPTI sebagai berikut:

“Selain itu kebiasaan-kebiasaan Melayu Patani yang dapat dilakukan di Indonesia, misalnya cara berpakaian atau masakan Melayu Patani diusahan untuk dilaksanakan oleh mahasiswa anggota PMIPTI” (Wawancara pada tanggal 6 Desember 2015).

Pendapat serupa dikemukakan oleh MHS seorang pengurus PMIPTI sebagai berikut:

“ciri khas PMIPTI adalah pergaulan dan adat istiadat dalam kehidupan dan juga karakter pakaian.” (Wawancara pada tanggal 6 Desember 2015).

Sedangkan pendapat anggota PMIPTI tentang penggunaan pakaian Melayu Patani dalam keseharian serta kehidupan organisasi PMIPTI sebagaimana dikemukakan oleh Miss MT sebagai berikut: “Ciri khas saya terhadap PMIPTI adalah penggunaan bahasa, cara

(16)

commit to user

berpakaian, masakan dan kebiasaan-kebiasaan dari kampung asal kami, sehinga PMIPTI dianggap rumah bagi mahasiswa dari Patani yang memiliki peraturan dan kegiatan, sedangkan anggota sebagai saudara” (Wawancara pada tanggal 19 Desember 2015).

Pendapat senada dikemukakan oleh BP sebagai berikut:

“Pergaulan di PMIPTI yang menggunakan budaya keIslaman, serta pelaksanaan budaya Patani dalam PMIPTI seperti berpakaian dan berbahasa sesama anggota PMIPTI” (Wawancara pada tanggal 19 Desember 2015).

Gambar 4.2. Pakaian Khas Melayu Patani

3) Makanan khas Melayu Patani

Makanan khas Melayu Patani merupakan sajian makanan yang dijaga oleh anggota PMIPTI dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan melestarikan dan memperkenalkan masakan khas Patani kepada anggota maupun kepada masyarakat luas di sekitar lingkungan kantor PMIPTI. Kebiasaan-kebiaasan tersebut terungkap sebagaimana jawaban SS sebagai pengurus PMIPTI yang mengungkapkan sebagai berikut.

(17)

commit to user

“Kebiasaan-kebiasaan yang ada di PMIPTI dan berbeda dengan organisasi lain misalnya organisasi mahasiswa Sumatera atau sebagainya, PMIPTI mengajak atau membiasakan anggotanya untuk aktif menggunakan Bahasa Melayu Patani dalam pergaulan sesama anggota baik di luar maupun ketika berada dalam organisasi PMIPTI. Selain itu kebiasaan-kebiasaan Melayu Patani yang dapat dilakukan di Indonesia, misalnya cara berpakaian atau masakan Melayu Patani diusahan untuk dilaksanakan oleh mahasiswa anggota PMIPTI” (Wawancara pada tanggal 6 Desember 2015)

Sedangkan MHS salah seorang pengurus PMIPTI mengungkapkan kebiasaan memasak masakan Patani di PMIPTI dengan pernyataan sebagai berikut:

“Simbol karakter pakaian yang menjadi simbol yang bisa dilihat beda dengan organisasi lainnya. Selain itu kebiasaan atau budaya di PMIPTI adalah berusaha menjaga masakan Patani pada mahasiswa Patani di Indonesia khususnya PMIPTI dan kadang-kadang kami mengundang rekan-rekan dari Indonesia untuk mengikuti jamuan makan dan memperkenalkan masakan khas dari kampung asal kami yaitu Patani” (Wawancara pada tanggal 6 Desember 2015).

Pendapat tersebut didukung oleh pernyataan salah seorang anggota PMIPTI yaitu Miss MT yang menyatakan bahwa salah satu kebiasaan dalam PMIPTI adalah ketika anggota berkumpul baik di kost ataupun di kantor PMIPTI mereka meminta kaum wanita untuk memasak masakan dari Patani yang memiliki ciri berbeda dengan masakan umumnya di Yogyakarta, sebagaimana pernyataannya

(18)

commit to user sebagai berikut.

“Ciri khas saya terhadap PMIPTI adalah penggunaan bahasa, cara berpakaian, masakan dan kebiasaan-kebiasaan dari kampung asal kami, sehinga PMIPTI dianggap rumah bagi mahasiswa dari Patani yang memiliki peraturan dan kegiatan, sedangkan anggota sebagai saudara. Biasanya kami kalau berkumpul baik di kost atau di kantor PMIPTI para wanita diminta untuk memasak masakan khas Patani, katanya untuk menghilangkan rasa rindu dengan kampung” (Wawancara pada tanggal 19 Desember 2015).

Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan RB salah seorang aktifis jurnalistik kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang memiliki hubungan cukup erat dengan anggota-anggota PMIPTI sebagai berikut:

“Kebiasaan lain yang cukup menyenangkan bagi saya adalah mereka selalu memasak masakan dari Patani ketika mereka berkumpul. Saya kebetulan juga sering berkumpul dengan mereka, sehingga sering merasakan masakan asli Patani, walaupun cukup berbeda, namun menurut saya enak” (Wawancara pada tanggal 20 Desember 2015).

(19)

commit to user

Gambar 4.3. Kegiatan Melestarikan Makanan Melayu Patani

4) Kesenian dan Perayaan Hari-hari Besar Islam

Patani merupakan salah wilayah di Negara Thailand yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Keberadaan Islam pada masyarakat Patani berdampak pada timbulnya budaya-budaya atau kesenian yang bernafaskan Islam. Salah satu kesenian yang saat ini masih dilestarikan dan dilaksanakan di PMIPTI adalah kesenian Bardhike Barat, yaitu kesenian bardhike yang diiringi oleh rebana dan juga adanya tarian-tarian dalam kesenian tersebut.

Keberadaan kesenian Bardhike Barat dalam organisasi PMIPTI sebagaimana dikemukakan oleh SS sebagai berikut:

“Selain itu ada satu ciri khas yang dilahirkan oleh organisasi PMIPTI yang menjadi popular di global sekarang adalah Bardhike Barat budaya Melayu Patani yaitu kesenian berdizir dengan menggunakan lantunan lagu dan rebana, saat ini Bardhike Barat cukup dikenal,, sehingga banyak organisasi-organisasi di Indonesia mengundang untuk tampilan di dalam acara organisasi mereka” (Wawancara pada tanggal 6 Desember 2015).

(20)

commit to user

Selain Bardhike Barat organisasi PMIPTI juga senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan keIslaman yang umumnya dilakukan pada masyarakat Patani salah satunya adalah peringatan hari besar Islam. Pada masyarakat Patani salah satu hari besar yang dirayakan adalah hari Assyuro yaitu tanggal 10 Muharram. Peringatan hari Assyuro juga dilaksanakan atau dilakukan oleh anggota dan pengurus PMIPTI sebagaimana dijelaskan oleh MHS sebagai berikut:

“PMIPTI juga melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan di Patani misalnya perayaan Assyuro setiap tanggal 10 muharam” (Wawancara pada tanggal 6 Desember 2015).

Gambar 4.4. Kegiatan Anggota PMIPTI dalam Bardhike Barat

Gambar 4.5. Kegiatan Anggota PMIPTI dalam Melestarikan Budaya Islam Dari Kampong Halaman

(21)

commit to user Matriks 1.

Representasi Budaya Organisasi Berupa Penggunaan Budaya dan Kebiasaan Melayu Patani dalam Interaksi Anggota PMIPTI

No Gambaran representasi budaya organisasi berupa penggunaan

kebiasaan Melayu Patani

1 Penggunaan Bahasa

Melayu dalam

kegiatan resmi internal PMIPTI

1. Penggunaan Bahasa Melayu sebagai

bentuk kecintaan dan kesukuan dan etnis terhadap bangsa Melayu Patani.

2. Penggunaan simbol Melayu Patani

sebagai upaya untuk mempertahankan semangat mahasiswa tentang

kampung asal mereka.

2. Penggunaan Bahasa Melayu Patani

dalam kehidupan sehari-hari dan organisasi PMIPTI oleh mahasiswa Patani menyebabkan memori dan semangat mahasiswa PMIPTI tentang kampung asal tetap terjaga, sehingga semangat dan motivasinya dalam belajar terjaga.

3. Sebagai identitas ciri pada mahasiswa Patani Melayu.

2 Penggunaan pakaian

Melayu Patani dalam keseharian kegiatan internal organisasi PMIPTI

1. Pakaian Melayu Patani sebagai

simbol kesatuan dan kebersamaan mahasiswa Melayu Patani

2. Sebagai ciri yang menjaga semangat perjuangan Melayu Patani

3 Makanan khas Melayu

Patani

a. Makanan khas Melayu Patani

disajikan pada kegiatan PMIPTI.

b. Makanan khas juga disajikan kepada

masyarakat sekitar kantor PMIPTI.

c. Makanan khas sebagai upaya untuk

melestarikan budaya Melayu Patani khususnya makanan.

d. Sebagai sarana untuk

memperkenalkan diri kepada masyarakat dan mempromosikan keberadaan Melayu Patani.

4 Kesenian dan perayaan

hari-hari Besar Islam

1. Bentuk kesenian adalah Bardhike

(22)

commit to user

Islam berupa hari Assyuro tanggal 10 Muhharam

2. Kesenian dan perayaan hari besar dilaksanakan untuk melestarikan budaya kampong asal pada mahasiswa Melayu Patani di Indonesia.

3. Sebagai upaya mempromosikan

Melayu Patani kepada masyarakat Indonesia.

Sumber: Data Primer diolah pada pada tanggal 23 Desember 2015

b. Islam sebagai Dasar Kehidupan Organisasi PMIPTI

Masyarakat Patani di Thailand Selatan sebagian besar adalah masyarakat yang beragama Islam. Agama yang dianut oleh masyarakat Patani berbeda dengan agama yang dianut oleh masyarakat Thailand pada umumnya yang bergama Budha. Sebagai minoritas, maka para orang tua berupaya untuk menjaga keyakinan mereka terhadap Islam agar senantia melekat pada keturunan mereka termasuk mahasiswa yang melanjutkan pendidikan di Malaysia dan Indonesia.

Semangat keIslaman yang dimiliki oleh masyarakat Patani juga ditularkan kepada mahasiswa Patani di Indonesia salah satunya pada organisasi PMIPTI. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Mr. AH sebagai berikut.

“PMIPTI juga berusaha melaksanakan syariat Islam dalam kehidupan organisasi PMIPTI. Setiap kegiatan PMIPTI selalu menggunakan azas Islam sebagai landasannya, misalnya penerapan berpakaian yang mencerminkan keIslaman baik pada anggota putra maupun anggota putri, menekankan pengetahuan dan pemahaman Islam yang kuat kepada anggotanya dengan program-program yang meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anggota tentang agama Islam”(Wawancara pada tanggal 13 Desember 2015).

(23)

commit to user

Pernyataan lain dikemukakan oleh Miss SB sebagai berikut:

“Kami PMIPTI mencoba menerapkan syariat Islam dalam kehidupan kami, misalnya senantiasa mengucapkan salam ketika bertemu, membiasakan diri bardhike dan membaca Al Qur'an, mengkaji ilmu-ilmu Islam sebagai bekal kami ketika kami nanti menjadi pemimpin di Patani” (Wawancara pada tanggal 13 Desember 2015).

Pendapat tersebut didukung oleh pernyataan RB sebagai aktivitas jurnalistik di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang cukup mengenal PMIPTI dengan pernyataannya sebagai berikut.

“Ciri khas atau simbol paling khas pada anggota PMIPTI penonjolan simbol Islam pada mahasiswa PMIPTI khususnya dan Patani pada umumnya yang berbeda dengan Thailand pada umumnya” (Wawancara pada tanggal 20 Desember 2015).

Matriks 2.

Representasi Budaya Organisasi Berupa Islam sebagai Dasar Kehidupan Organisasi PMIPTI

No Gambaran representasi budaya organisasi berupa Islam sebagai dasar

kehidupan PMIPTI

1 Dasar 1. Masyarakat Patani sebagaian besar adalah

masyarakat Islam yang berbeda dengan penduduk Thailand pada umumnya.

2. PMIPTI merupakan salah satu upaya dari

pada pendirinya untuk tetap menjaga Islam dalam tubuh remaja dan masyarakat

Melayu Patani khususnya pada mahasiswa yang belajar di Indonesia

2 Bentuk-bentuk representasi budaya

Kebijakan dan kegiatan PMIPTI diupayakan senantiasa berpijak pada diakuinya hak asasi masyarakat berupa diperbolehkannya menggunakan hukum syariah Islam dalam kehidupan masyarakat Sumber: Data Primer diolah pada pada tanggal 23 Desember 2015

(24)

commit to user

c. Rasa Kesukuan dan etnis sebagai Warga Melayu Patani

Secara historis, minoritas muslim Thailand yang tinggal di Thailand Selatan tidaklah berakar yang sama dengan bangsa Thailand pada umumnya, baik dari segi agama, bahasa, maupun budayanya. Muslim di Thailand merupakan bagian dari Bangsa Melayu karena secara geografis, tempat tinggalnya berbatasan dengan negara Melayu Malaysia. Letak geografis yang demikian itulah menyebabkan ikatan-ikatan budayanya telah membantu memupuk suatu rasa keterasingan dikalangan mereka terhadap lembaga sosial, budaya, dan politik di Thailand.

Latar belakang histories tersebut oleh para orang tua juga diwariskan kepada anak-anaknya, sehingga semangat kesukuan dan etnis Patani selatan yang diyakini awalnya merupakan Negara tersendiri terpisah dari Thailand menjadi salah satu tabiat atau kebiasaan yang dimiliki oleh mahasiswa Patani di Yogyakarta khususnya anggota PMIPTI. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Miss SB sebagai berikut.

“PMIPTI selalu mengikuti perkembangan berita di Patani, kegiatan ini bertujuan agar anggota PMIPTI mengetahui keadaan Patani dan meningkatkan semangat mereka untuk mencintai Patani dan nantinya ketika sudah lulus bersedia menjadi penggerak untuk kemajuan Patani” (Wawancara pada tanggal 6 Desember 2015).

Pendapat tersebut didukung oleh pernyataan RB dengan pernyataannya sebagai berikut.

“Menurut saya ciri khas PMIPTI adalah adanya satu keinginan untuk berbeda dengan Thailand pada umumnya. Keinginan tersebut tentunya berdampak pada timbulnya perilaku yang

berbeda antara mahasiswa Islam Patani dengan mahasiswa

(25)

commit to user

kehidupan PMIPTI mengadopsi pola perilaku daerah Patani, setahu saya misalnya cara berpakaian, makanan, serta kegiatan-kegiatan keagamaan misalnya perayaan hari besar Islam dalam PMIPTI” (Wawancara pada tanggal 20 Desember 2015).

Matriks 3

Representasi Budaya Organisasi Berupa Rasa Kesukuan dan etnis sebagai Warga Melayu Patani

No Gambaran representasi budaya organisasi berupa Rasa Kesukuan

dan etnis sebagai Warga Melayu Patani

1 Dasar 1. Sejarah perkembangan masyarakat

Melayu Patani menempatkan mereka sebagai bangsa yang berbeda dengan Negara Thailand dari segi kultur dan budaya.

2. Perbedaan kepercayaan masyarakat

Malayu Patani dengan Thailand menyebabkan mereka sedikit terasingkan, disisi lain keterdekatan geografis dengan Malaysia yang memiliki kepercayaan yang sama menyebabkan masyarakat Melayu Patani meresa lebih dekat dengan Negara Malaysia.

2 Bentuk-bentuk representasi budaya

1. Semangat untuk selalu berbeda

dengan kebanyakan mahasiswa dari Thailand yang tidak termasuk dalam anggota PMIPTI.

2. Semangat menunjukkan sisi

perjuangan masyarakat Melayu Patani kepada masyarakat Indonesia.

Sumber: Data Primer diolah pada pada tanggal 23 Desember 2015

2. Dimensi Pendukung dan Penghambat dalam Representasi Budaya

Organisasi pada Persatuan Mahasiswa Islam Patani (Selatan Thailand) di Indonesia (PMIPTI) Yogyakarta

Representasi budaya organisasi yang muncul dalam organisasi PMIPTI tentunya dapat berhasil ketika mendapat dukungan baik dari internal

(26)

commit to user

organisasi, anggota maupun ekternal organisasi. Selain itu adanya perbedaan kultur budaya Patani dengan Indonesia umumnya dan Yogyakarta pada khususnya aka menjadi penghambat dalam kemunculan representasi budaya organisasi PMIPTI. Selengkapnya dimensi pendukung dan penghambat representasi

a. Dimensi Pendukung:

1) Program-program PMIPTI

Sebagai sebuah organisasi PMIPTI memiliki visi dan misi yang bertujuan untuk mengembangkan atau mencetak kader pemimpin masyarakat Patani yang memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang mumpuni. Selain itu PMIPTI juga memiliki landasan perjuangan atau ideologi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Patani.

Visi dan misi yang dimiliki PMIPTI secara operasional adalah menciptakan pemimpin yang akan mengabdi kepada masyarakat Patani, sebagaimana dikemukakan oleh Mr. AH sebagai berikut.

“Visi dan misi yang bisa membangun dan memimpin organisasi PMIPTI dan masyarat umum Patani, organisasi sebagai tempat untuk memproses dan mencetak pemimpin yang akan mengabdi pada masyarakat Patani” (Wawancara pada tanggal 13 Desember 2015).

Pendapat lain sebagaimana dikemukakan oleh Mr. UB seorang pengurus PMIPTI sebagai berikut.

“Visi PMIPTI adalah menjadi organisasi yang unggul untuk melahirkan pemimpin yang berkarakter Islami serta mampu membangun masyarakat Malayu Patani dan masyarakat umumnya. Sedangkan misi PMIPTI adalah melahirkan insan yang berkomitmen pada organisasi berpegang teguh tali persaudaraan dan tali keagamaan dalam setiap organisasi, meningkatkan peran kepemimpinan berdasarkan wawasan

(27)

commit to user

keikhlsan dan keilmuan dalam persatuan dengan melalui program-program kegiatan organisasi. Secara umum Maksud visi dan misi adalah membuat atau membina seseorang yang berkualitas dan maju dalam keIslaman untuk menuju dan membangun ahlak yang mulia kepada masyarakat Patani” (Wawancara pada tanggal 19 Desember 2015).

Seiring dengan upaya pencapaian visi dan misi PMIPTI, pengurus PMIPTI menyusun program-program kerja yang bertujuan untuk membantu tercapaianya visi dan misi organisasi dan pada akhirnya menciptakan suatu budaya organisasi dalam PMIPTI.

Dukungan program-program kerja PMIPTI dalam menjaga representasi budaya organisasi yang telah tercipta dalam PMIPTI antara lain melalui program masa pengenalan anggota baru (Maperaba), pemberian contoh-contoh perilaku khas PMIPTI oleh pengurus, alumni dan senior, serta program-program lain yang bertujuan mendukung terjaganya representasi budaya organisasi PMIPTI.

Eksistensi program PMIPTI dalam memperkenalkan budaya organisasi PMIPTI sebagaimana dikemukakan oleh SS sebagai berikut.

“Penyampaian visi dan misi organisasi dilakukan pada saat pengenalan mahasiswa atau anggota baru Maperaba. Pada kegiatan tersebut anggota baru selain dikenalkan tentang organisasi PMIPTI juga dikenalkan tentang tata cara atau kebiasaan pendidikan di Indonesia, misalnya Bahasa Indonesia, cara hidup masyarakat Indonesia umumnya, dan kegiatan kemahasiswaan di kampus itu bagaimana, misalnya membuat KRS, perkuliahan, mengerjakan tugas dan lain-lain”(Wawancara pada tanggal 6 Desember 2015).

(28)

commit to user

Pendapat serupa dikemukakan oleh MHS sebagai berikut. “Program kegiatan organisasi terbagi dalam dua bentuk, pertama bentuk internal yaitu acara malam jumat, diskusi ilmiah, khususnya bahasa Inggris dan lain-lainnya. Sedangkan program eksternal seperti hubungan dengan tokoh masyarakat seperti bapak RT dan kerjasama dengan organisasi luar dan juga melakukan kunjungan ke rumah bapak atau tokoh masyarakat setempat” (Wawancara pada tanggal 6 Desember 2015).

Pendapat lain dikemukakan oleh Mr. AH sebagai berikut. “Untuk menyampaikan tujuan, visi dan misi PMIPTI dilakukan dengan acara leadership, acara mingguan, diskusi dan lainnya yang salah satunya untuk mensosialisasikan visi dan misi PMIPTI kepada seluruh anggota” (Wawancara pada tanggal 13 Desember 2015).

Program-program yang dilaksanakan dalam PMIPTI secara umum bertujuan untuk membantu anggotanya dalam menjalankan pendidikan di Indonesia, menciptakan kader pemimpin yang baik bagi Patani, serta melestarikan budaya-budaya yang terdapat dalam PMIPTI kepada anggotanya.

Salah satu program PMIPTI dalam rangka meningkatkan kemampuan anggotanya dalam pendidikan sebagaimana disampaikan oleh Miss SB sebagai berikut.

“Pengurus memberitahu kepada anggota tentang kegiatan perkuliahan seperti bagaimana mengurus KRS dan KHS selain itu juga memberi motivasi kepada anggota.Program-program yang dimiliki oleh PMIPTI terhadap pendidikan anggotanya antara lain diskusi ilmiah untuk melatih pengetahuan dan keberanian menyampaikan pendapat dan mengadakan kursus

(29)

commit to user

bahasa Inggris, untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris anggota “ (Wawancara pada tanggal 6 Desember 2015).

Program-program PMIPTI dalam rangka membantu pendidikan anggotanya menjadi daya tarik bagi anggota untuk sering bertemu dan berkumpul di PMIPTI sehingga secara tidak langsung budaya kebiasaan dalam organisasi PMIPTI sering dilihat dan dilaksanakan oleh anggota dan pada akhirnya budaya organisasi PMIPTI dapat terpelihara dan terjaga.

Gambar 4.6. Kegiatan Anggota Baru PMIPTI dalam Maperaba

Gambar 4.7. Kegiatan Peningkatan Keilmuan Anggota melalui Seminar yang diselenggarakan oleh PMIPTI

(30)

commit to user

2) Kesamaan rasa senasib dan sepenanggungan terhadap

masyarakat Patani

Kesamaan rasa senasib dan sepenanggungan mahasiswa anggota PMIPTI terhadap masyarakat Patani merupakan salah satu aspek pemersatu anggota PMIPTI. Pendapat tersebut terlihat dari pemahaman mereka tentang PMIPTI, dimana sebagaian besar responden menganggap PMIPTI adalah wadah bagi mahasiswa Patani untuk memperjuangkan nasib masyarakat Patani. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh beberapa nara sumber tentang pemahaman mereka mengenai PMIPTI sebagai berikut.

“Saya mengenal organisasi PMIPTI dengan sebenarnya melalui alumni-alumni sebelum saya datang saya belum kenal sama sekali. Dengan mengenal PMIPTI saya bisa percaya diri bahwa organisasi PMIPTI adalah organisasi mahasiswa Islam yang membentuk seorang kader menjadi insan yang kamil” (Informan : SS, wawancara pada tanggal 6 Desember 2015).

“Saya mengenal PMIPTI melalui ustads di pesantren dan mereka alumni organisasi ini. Menurut mereka PMIPTI adalah wadah bagi mahasiswa Patani untuk mengembangkan pengetahuan mereka tentang Islam dan kemampuan dalam memimpin untuk nantinya membantu masyarakat Patani memperbaiki kehidupannya”. (Informan: Mr. AH, (Wawancara pada tanggal 13 Desember 2015)) “PMIPTI adalah sebuah organisasi yang mengumpulkan anak-anak Melayu Patani yang ada di Republik Indonesia untuk membina anak Melayu Patani menjadi mahasiswa yang intelektual dan mempunyai kemampuan dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan nantinya membantu masyarakat Patani untuk meningkatkan kehidupannya” (Informan: Miss. SB,wawancara pada tanggal 13 Desember 2015).

(31)

commit to user

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa anggota PMIPTI telah memahami tujuan pembentukan PMIPTI dan perannya bagi masyarakat Patani. Pemahaman tersebut menjadi motivasi mahasiswa PMIPTI untuk bersedia melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di PMIPTI termasuk kebiasan-kebiasaan yang ada dalam PMIPTI.

Hal tersebut didukung oleh pendapat RB dengan pernyataan sebagai berikut.

“Keislaman yang dimiliki oleh anggota PMIPTI yang sama dengan masyarakat Indonesia yang sebagaian besar beragama Islam menyebabkan PMIPTI dengan jiwa pemenangan Patani sebagai wilayah Islam yang tersendiri bukan wilayah Thailand yang Budha banyak mendapat simpati dari mahasiswa Islam khususnya, sehingga mereka mudah diterima di kalangan mahasiswa Islam di Yogyakarta. Selain itu adanya kesamaan keinginan untuk meningkatkan keadaan dan nasib masyarakat Islam Patani di Thailand Selatan menjadi factor yang mempererat hubungan antara anggota PMIPTI” (Wawancara pada tanggal 20 Desember 2015).

(32)

commit to user Matriks 4

Dimensi Pendukung Representasi Budaya Organisasi dalam PMIPTI

No Dimensi Pendukung Representasi Budaya Organisasi dalam

PMIPTI 1 Program-program

PMIPTI

1. Program PMIPTI khususnya visi dan

misi jelas bertujuan untuk

menciptakan generasi pemimpin bagi masyarakat Patani yang berperilaku Islam.

2. Program-program PMIPTI

mendukung terpeliharanya rasa kesukuan dan etnis kepada mahasiswa, misalnya kegiatan pembacaan berita dari kampong asal

3. Program PMIPTI mendorong

anggotanya untuk sering bertemu sehingga semangat dalam melakukan budaya organisasi terjaga.

2 Kesamaan rasa senasib

dan sepenanggungan terhadap masyarakat Patani

1. Kesamaan rasa senasib dan

sepenanggungan mahasiswa anggota PMIPTI terhadap masyarakat Patani merupakan salah satu aspek

pemersatu anggota PMIPTI.

2. Pemahaman tentang tujuan pendirian

PMIPTI menjadi motivasi mahasiswa PMIPTI untuk bersedia melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di PMIPTI termasuk kebiasan-kebiasaan yang ada dalam PMIPTI. Sumber: Data Primer diolah pada pada tanggal 23 Desember 2015

b. Dimensi Penghambat

1) Hambatan Bahasa

PMIPTI dalam kegiatannya tidak hanya melakukan interaksi antara anggota saja, namun juga berusaha untuk memperkenalkan PMIPTI dan Patani pada umumnya kepada masyarakat di Indonesia. Hal ini sesuai dengan salah satu misi PMIPTI yaitu memperkenalkan Patani pada masyakarat dimana Patani merupakan wilayah yang

(33)

commit to user

memiliki kultur yang berbeda dengan Thailand.

Interaksi PMIPTI dengan masyarakat seringkali mengalami hambatan karena kesulitan dalam pemahaman bahasa, khususnya ketika berkomunikasi secara langsung. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh BP yang mengemukakan pendapatnya sebagai berikut.

“Selain itu anggota kadang-kadang juga mendapatkan tugas untuk mengenalkan PMIPTI kepada masyarakat baik disekitar tempat tinggal maupun mahasiswa di kampus. Tetapi bahasa yang kami pahami tentang Bahasa Indonesia masih kurang, sehingga keinginan kami untuk mengenalkan PMIPTI dan Patani kepada masyarakat menjadi berkurang” (Wawancara pada tanggal 19 Desember 2015).

Pendapat tersebut dibenarkan oleh RB dengan pernyataannya sebagai berikut.

“Menurut saya kendala utama dalam pengembangan visi, misi, program dan kegiatan PMIPTI di Yogyakarta adalah kendala bahasa. Hal ini disebabkan beragamnya mahasiswa di Yogyakarta yang selain berasal dari berbagai wilayah di Indonesia juga terdapat pula mahasiswa dari Negara lain yang juga memiliki bahasa dan budaya yang berbeda” (Wawancara pada tanggal 20 Desember 2015).

2) Hambatan Internal Anggota

Proses migrasi remaja-remaja Patani ke Indonesia dalam rangka menempuh pendidikan ternyata tidak mengarah pada satu Perguruan Tinggi saja, namun meliputi beberapa universitas yang ada di Indonesia seperti Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Universitas Cokroaminoto, dan Sekolah Tinggi Syuhada. Kondisi ini

(34)

commit to user

menyebabkan kepentingan atau kesibukan mereka pada kampus masing-masing tentunya dengan jadwal dan waktu yang berbeda menjadi penghambat dalam kegiatan mereka di PMIPTI. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan beberapa nara sumber sebagai berikut. “Masalah yang ada di dalam organisasi PMIPTI adalah masih sulit untuk mengatasi on time dari anggota yang berasal dari kampus yang berbeda-beda. Masalah ini sudah menjadi kebiasaan dan sudah terserap menjadi budaya kebiasaan yang sulit untuk mencari solusinya” (Informan: SS, wawancara pada tanggal 6 Desember 2015).

“Selama ini dimensi penghambat adalah partisipasi anggota yang kurang dalam kegiatan yang dikarenakan bersamaan dengan perkuliahan” (Informan: Mr. AH, Wawancara pada tanggal 13 Desember 2015)).

“Kegiatan di kampus masing-masing anggota menyebabkan menentukan waktu untuk melaksanakan suatu kegiatan menjadi sulit, harus menyamakan keluangan waktu pengurus dan anggota” (Informas: BP, Wawancara pada tanggal 19 Desember 2015).

Faktor internal lainnya yang menghambat tercapainya representasi budaya organisai PMIPTI sebagaimana pendapat beberapa nara sumber sebagai berikut.

“Factor penghambat tercapainya tujuan organisasi adalah masa kerja pengurus yang terlalu singkat, yaitu 11 bulan. Dalam proses pencapaian tujuan dari kepengurusan dirasakan waktu tersebut terlalu singkat” (Informan: MHS, wawancara pada tanggal 6 Desember 2015).

“Staf pengurus dengan anggota kurang komunikasi, Staf pengurus

(35)

commit to user

dan anggota kurang berpartisipasi” (Informan:Miss SB, wawancara pada tanggal 13 Desember 2015).

Matriks 5

Dimensi Penghambat Representasi Budaya Organisasi dalam PMIPTI

No Dimensi Penghambat Representasi Budaya Organisasi dalam

PMIPTI

1 Hambatan bahasa 1. PMIPTI tidak hanya berinteraksi

dengan internal, namun dengan eksternal yang membutuhkan

kemampuan berbahasa sesuai dengan pihak eksternal

2. Interaksi PMIPTI dengan masyarakat

seringkali mengalami hambatan karena kesulitan dalam pemahaman bahasa, khususnya ketika

berkomunikasi secara langsung

2 Hambatan internal

organisasi

1. Hambatan internal adalah sulitnya melakukan koordinasi anggota PMIPTI.

2. Kendala tersebut disebabkan anggota PMIPTI menempuh pendidikan diberbagai Perguruan Tinggi yang berbeda, sehingga mengatur waktu yang sama antara anggota menjadi cukup sulit

Sumber: Data Primer diolah pada pada tanggal 23 Desember 2015

3. Peran Budaya Organisasi terhadap Motivasi Belajar pada Persatuan

Mahasiswa Islam Patani (Selatan Thailand) di Indonesia (PMIPTI) Yogyakarta

Budaya organisasi dalam PMIPTI tumbuh dari usaha-usaha atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pendiri dan pengurus PMIPTI sebelumnya yang bertujuan untuk melaksanakan visi dan misi PMIPTI melalui program-program kerja. Program-program kerja tersebut beberapa diantaranya menjadi program yang secara tidak tertulis menjadi program-program yang harus ada dalam setiap kepengurusan PMIPTI.

(36)

Kebiasaan-commit to user

kebiasaan tersebut awal mulanya merupakan program kerja pengurus, namun pada akhirnya menjadi kebiasaan yang diikuti atau ada dalam setiap kepengurusan PMIPTI.

Beberapa program tersebut antara lain program kajian malam Jumat dimana pada kajian malam jumat berisi pelatihan kepada pengurus dan anggota untuk menyampaikan materi agama dengan berkutbah di depan anggota PMIPTI serta kajian Al Hadist sebagai upaya peningkatan pengetahuan keislaman anggota PMIPTI. Selanjutnya program pembacaan berita dan diskusi tentang berita-berita yang berasal dari tanah air. Tujuan dari kegiatan ini adalah menjaga dan meningkatkan semangat mahasiswa Patani di Indonesia untuk selalu ingat tentang negerinya dan tujuannya mencari pendidikan di Indonesia ini.

Sebagai kebiasaan-kebiasan yang berasal dari program-program terdahulu, maka budaya organisasi pada PMIPTI memiliki fungsi bagi anggotanya yaitu antara lain:

a. Budaya organisasi PMIPTI membantu mahasiswa untuk memiliki

keterampilan dalam melaksanakan pendidikan di kampus.

Budaya organisasi PMIPTI yang membantu mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan kampus antara lain pembinaan tata cara perkuliahan di Indonesia, pengurusan KRS, pembekalan Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, dan lain sebagainya. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Miss SB sebagai berikut.

“Program PMIPTI yang membantu proses pendidikan anggotanya antara lain diskusi ilmiah untuk melatih pengetahuan dan keberanian menyampaikan pendapat dan mengadakan kursus Bahasa Indonesia dan Inggris, untuk meningkatkan kemampuan berBahasa Indonesia dan Inggris anggota” (Wawancara pada tanggal 13 Desember 2015).

Hal tersebut didukung oleh pendapat RB sebagai berikut.

(37)

commit to user

berBahasa Indonesia, setahu saya selama ini pihak kampus tidak memfasilitasi kemampuan berBahasa Indonesia bagi mahasiswa asing, sehingga kemampuan berBahasa Indonesia menjadi tugas masing-masing mahasiswa” (Wawancara pada tanggal 20 Desember 2015).

b. Membimbing dan membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan

dalam pembelajaran

Program-program yang dicanangkan oleh PMIPTI salah satunya bertujuan untuk membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Program-program tersebut antara lain program bimbingan perkuliahan yaitu mensosialisasikan kepada mahasiswa baru tentang tata cara perkuliahan mulai dari pengurusan KRS, proses perkuliahan, tugas-tugas, hingga bimbingan tugas akhir atau skripsi. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Mr. AH sebagai berikut.

“PMIPTI selalu mengajak anggota untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di PMIPTI yang dapat meningkatkan kemampuan belajar anggota, misalnya diskusi ilmiah dan lain-lain. Selain itu PMIPTI juga mengarahkan anggotanya untuk aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sehingga adik-adik anggota memiliki pengalaman dalam organisasi, serta memberikan informasi-informasi tentang seminar-seminar yang meningkatkan pengetahuan anggota” (Wawancara pada tanggal 13 Desember 2015).

Pendapat tersebut didukung oleh pernyataan Miss SB sebagai berikut. “Program PMIPTI yang bertujuan membantu belajar anggotanya antara lain diskusi ilmiah untuk melatih pengetahuan dan keberanian menyampaikan pendapat dan mengadakan kursus Bahasa Indonesia dan Inggris, untuk meningkatkan kemampuan berBahasa Indonesia dan Inggris anggota” (Wawancara pada tanggal 13 Desember 2015).

Pendapat lain dikemukakan oleh Mr. UB sebagai berikut.

(38)

commit to user

misalnya mengurus KRS dan lain-lain, juga untuk memajukan pemikiran anggota melalui kegiatan malam jumat yaitu melatih keberanian anggota untuk menyampaikan pendapat yaitu kegiatan kutbah dan diskusi ilmiah” (Wawancara pada tanggal 19 Desember 2015).

Usaha-usaha yang dilakukan PMIPTI dalam memberikan bimbingan dilakukan terhadap mahasiswa-mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam proses perkuliahan, misalnya mengalami masalah dalam penyelesaian skripsi, mengalami masalah dalam penyusunan tugas dan lain sebagainya. Bimbingan yang diberikan adalah dengan membantu mereka dalam mencarikan solusi, misalnya membantu mencarikan buku-buku literatur, membantu pada proses pengumpulan data dan lain sebagainya.

c. Memberikan motivasi belajar bagi mahasiswa PMIPTI

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan keberhasilan belajar anggota PMIPTI. Pengurus menyadari bahwa motivasi belajar anggota PMIPTI harus senantiasa terjaga agar anggotanya dapat segera menyelesaikan pendidikannya dan dapat berkiprah dalam kehidupan di masyarakat Patani. Hal tersebut sebagaimana dikemukaka oleh Mr. UB sebagai berikut.

“PMIPTI Sangat berperan, soalnya ketika mahasiswa ada masalah biasanya meminta bantuan PMIPTI, misalnya cara mengurus KRS atau cara menghadapi dosen tertentu. Pengurus PMIPTI juga senantiasa memberikan motivasi kepada anggotanya tentang pentingnya menyegerakan pendidikan. Ketika anggota PMIPTI dapat menyelesaikan skripsi, berarti mereka dapat segera berperan dalam kehidupan masyarakat Patani” (Wawancara pada tanggal 19 Desember 2015).

(39)

commit to user

Bentuk dari motivasi belajar mahasiswa anggota PMIPTI yang tinggi sebagaimana dikemukakan oleh bapak H salah seorang dosen yang pernah menjadi dosen mahasiswa dari PMIPTI sebagai berikut.

“Saya tidak tahu dengan detail program-program yang dilaksanakan

PMIPTI, namun secara umum saya melihat anak-anak Patani atau

anak-anak PMIPTI itu memiliki keinginan atau motivasi untuk menyelesaikan pendidikannya dengan cepat, artinya mereka memiliki semangat untuk merampungkan proses belajarnya sesuai dengan target waktu. Sejauh ini yang saya tahu hampir tidak ada mahasiswa Patani yang kelulusannya bermasalah” (Wawancara pada tanggal 20 Desember 2015).

Selanjutnya tentang Dimensi Pendukung tingginya motivasi belajar mahasiswa PMIPTI sebagaimana dikemukakan oleh Bapak H sebagai berikut.

“Tentunya karena faktor belajar di luar negeri, bagaimanapun juga mereka jauh dari orang-orang yang secara kekerabatan dekat dengan

mereka, kondisi ini tentunya menjadi motivasi mereka untuk segera

menyelesaikan belajarnya dan segera berkumpul dengan anggota keluarganya. Faktor lain saya melihat bahwa mahasiswa-mahasiswa dari PMIPTI khususnya itu memiliki sedikit perbedaan dengan mahasiswa dari Thailand yang tidak aktif dalam PMIPTI. Saya melihat mahasiswa PMIPTI tersebut memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap organisasi, sedangkan mahasiswa yang bukan anggota atau aktivitis PMIPTI cenderung fokus pada proses perkuliahannya saja” (Wawancara pada tanggal 20 Desember 2015)..

Berdasarkan pendapat Bapak H tersebut di atas, maka faktor-faktor yang meningkatkan motivasi belajar mahasiswa anggota PMIPTI antara lain faktor belajar di luar negeri dan faktor ketertarikan mahasiswa PMIPTI pada organisasi di kampus.

(40)

commit to user Matriks 6

Peran Representasi Budaya Organisasi terhadap terhadap Motivasi Belajar pada Persatuan Mahasiswa Islam Patani (Selatan Thailand) di Indonesia

(PMIPTI) Yogyakarta

No Peran Representasi Budaya Organisasi terhadap terhadap Motivasi Belajar pada Persatuan Mahasiswa Islam Patani (Selatan Thailand) di Indonesia (PMIPTI) Yogyakarta

1 Membantu mahasiswa

memiliki keterampilan dalam melaksanakan pendidikan di kampus

Budaya organisasi PMIPTI yang membantu mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan kampus antara lain pembinaan tata cara perkuliahan di Indonesia, pengurusan KRS, pembekalan Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, dan lain sebagainya 2 Membimbing dan membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran

1. Program-program yang dicanangkan

oleh PMIPTI salah satunya bertujuan untuk membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran.

2. Program-program tersebut antara lain

program bimbingan perkuliahan yaitu mensosialisasikan kepada mahasiswa baru tentang tata cara perkuliahan mulai dari pengurusan KRS, proses perkuliahan, tugas-tugas, hingga bimbingan tugas akhir atau skripsi

3 Memberikan motivasi

belajar bagi mahasiswa PMIPTI

1. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan keberhasilan belajar anggota PMIPTI.

2. Pengurus menyadari bahwa motivasi

belajar anggota PMIPTI harus senantiasa terjaga agar anggotanya dapat segera menyelesaikan pendidikannya dan dapat berkiprah dalam kehidupan di masyarakat Patani.

(41)

commit to user

C. Pembahasan

1. Representasi Budaya Organisasi dalam PMIPTI

Representasi budaya dalam organisasi PMIPTI adalah kebiasaan-kebiasaan atau perilaku yang pada awalnya merupakan program yang dicanangkan oleh pengurus PMIPTI terdahulu, namun pada akhirnya seiring berjalannya perkembangan PMIPTI program-program tersebut telah disepakati menjadi kebiasaan-kebiasaan yang melekat pada diri pengurus dan anggota PMIPTI. Selanjutnya kebiasaan-kebiasaan tersebut seakan-seakan menjadi program wajib yang harus dilaksanakan oleh pengurus dan anggota PMIPTI selanjutnya.

Hasil pengumpulan data dan analisis data diperoleh data tentang budaya organisasi dalam PMIPTI yang meliputi:

a. Penggunaan Budaya dan Kebiasaan Melayu Patani dalam Interaksi

Anggota PMIPTI

Latar belakang budaya dan religius yang sama pada mahasiswa PMIPTI yaitu mahasiswa yang berasal dari Patani Thailand Selatan. Sejarah wilayah Patani baik secara politis dan sosiologis ternyata menyebabkan hubungan antara masyarakat Patani yang sebagian besar bersuku bangsa Melayu dan beragama Islam dengan pemerintahan Thailand yang mayoritas dikuasai oleh masyarakat dari rumpun Indo China dan mayoritas beragama Budha kurang harmonis. Persepsi masyarakat yang dimiliki oleh masyarakat Patani terhadap pemerintah Thailand selanjutnya tertular kepada anak-anak mereka salah satunya adalah mahasiswa Patani yang menempuh pendidikan di Indonesia.

Munculnya budaya organisasi dalam PMIPTI menurut sudut pandang teori interaksi simbolik bahwa manusia bertindak (act) terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna yang dipunyai sesuatu baginya.

Munculnya budaya orgasnisasi PMIPTI berupa penggunaan budaya dan kebiasaan Melayu dalam kehidupan organisasi PMIPTI

(42)

commit to user

merupakan bentuk tindakan (act) yang perlu dilakukan oleh mahasiswa Patani di Indonesia kepada pemerintahan Thailand (thing). Bagi mahasiswa Thailand yang tidak memiliki permasalahan hubungan dengan pemerintahan Thailand, maka penggunaan budaya Melayu Patani dalam PMIPTI dianggap sebagai bentuk kebiasaan-kebiasaan yang sudah ada dalam masyarakat Patani yang merupakan tempat asal dari mahasiswa PMIPTI. Namun bagi anggota PMIPTI penggunaan budaya-budaya Melayu Patani dalam kehidupan mereka merupakan simbol perlawan mereka terhadap resistensi pemerintah Thailand pada bangsa mereka yaitu Melayu Patani.

b. Islam sebagai Dasar Kehidupan Organisasi PMIPTI

Visi dan misi PMIPTI adalah berusaha untuk menciptakan generasi penerus dan pemimpin yang diharapkan kelak memimpin masyarakat Melayu Patani dengan berdasarkan ideologi agama Islam, PMIPTI juga bertujuan untuk menciptakan generasi yang memiliki wawasan dan keilmuan Islam yang dapat membimbing masyarakat Patani menuju kemajuan dengan landasan Islam.

Penggunaan Islam sebagai dasar kehidupan organisasi PMIPTI selain merupakan implementasi dari kepercayaan atau keyakinan mereka terhadap agama Islam, sekaligus sebagai simbol pembeda mereka dengan organisasi mahasiswa Thailand di Indonesia lainnya. Dalam beinteraksi sosial bahwa suatu simbol menjadi penting karena dapat membuat manusia dalam melakukan sesuatu akan sungguh-sungguh dan berfikir secara manusiawi. Dalam melakukan suatu tindakan sosial seseorang akan selalu mempertimbangkan apa yang akan dilakukan terhadap orang lain. Dengan kata lain, dalam melakukan suatu tindakan sosial manusia akan memikirkan dampak negatif ataupun positif dari tindakan yang iya lakukan terhadap orang yang terlibat dalam tindakan tersebut. Di samping kegunaan yang bersifat umum, simbol-simbol pada umumnya dan bahasa

(43)

commit to user

pada khususnya mempunyai sejumlah fungsi, antara lain:

1) Simbol-simbol memungkinkan manusia untuk berhubungan dengan

dunia material dan sosial dengan membolehkan mereka memberi nama, membuat kategori, dan mengingat obyek-obyek yang mereka temukan di mana saja. Keberadaan Islam sebagai dasar kehidupan anggota PMIPTI membantu mereka dalam mempersepsikan kehidupan di dunia baik dunia material maupun sosial. Landasan Islam yang mereka anut pada akhirnya memberikan rambu-rambu bagi mereka tentang bagaimana bergaul di dunia ini serta dengan siapa mereka bergaul.

2) Simbol-simbol menyempurnakan kemampuan manusia untuk

memahami lingkungannya. Islam sebagai nafas dari PMIPTI mengarahkan anggotanya untuk senantiasa mengedapankan hokum Islam dalam bertindak. Hal ini terlihat dari terpeliharanya budaya-budaya keislaman dalam PMIPTI misalnya Yasinan, Kutbah atau Kultum, dan Bardhike Barat.

3) Simbol-simbol menyempurnakan kemampuan manusia untuk berfikir.

Dalam hal ini Islam sebagai dasar kehidupan PMIPTI menjadikan semua kebijakan atau perilaku PMIPTI harus dilandasi oleh keislaman, misalnya adanya kegiatan musyawarah dalam memutuskan permasalahan organisasi.

4) Simbol-simbol meningkatkan kemampuan manusia untuk

memecahkan persoalan, dalam hal ini PMIPTI menggunakan prinsip-prinsip berpikir Islam dalam memecahkan permasalahan baik internal PMIPTI maupun ketika berurusan dengan pihak ekternal PMIPTI.

5) Penggunaan simbol-simbol memungkinkan manusia bertransendensi

dari segi waktu, tempat, dan bahkan diri mereka sendiri. Dengan menggunakan simbol-simbol manusia bisa membayangkan bagaimana hidup di masa lampau atau akan datang. Mereka juga bisa

(44)

commit to user

membayangkan tentang diri mereka sendiri berdasarkan pandangan orang lain.

6) Simbol-simbol memungkinkan manusia bisa membayangkan

kenyataan-kenyataan metafisis seperti surga atau neraka.

7) Simbol-simbol memungkinkan manusia tidak diperbudak oleh

lingkungannya. Mereka bisa lebih aktif ketimbang pasif dalam mengarahkan dirinya kepada sesuatu yang mereka perbuat.

c. Rasa Kesukuan dan etnis sebagai Warga Melayu Patani

Rasa kesukuan dan etnis sebagai warga Malayu Patani ditunjukkan oleh PMIPTI sebagai upaya membedakan diri mereka dengan masyarakat Thailand pada umumnya. Sebagai warga Negara yang secara administratif adalah warga Negara Thailand, maka tidak mungkin PMIPTI menampakkan ketidaksukaannya dengan Pemerintah Thailand dengan secara terbuka. Salah satu cara untuk menguatkan rasa ketidaksukaannya pada Pemerintah Thailand, maka digunakannya rasa kesukuan sebagai sebagai Warga Melayu Patani untuk menunjukkan identitas yang berbeda dari warga Thailand pada umumnya.

Penggunaan simbol sebagai suatu sikap sebagaimana disebutkan dalam teori interaksionisme simbolik. Teori ini mengajak untuk lebih memperdalam sebuah kajian mengenai pemaknaan interaksi yang digunakan dalam mayarakat mulitietnik. Dalam menggunakan pendekatan teori interaksionisme simbolik sudah nampak jelas bahwa pendekatan ini merupakan suatu teropong ilmiah untuk melihat sebuah interaksi dalam masyarakat multietnik yang banyak menggunakan simbol-simbol dalam proses interaksi dalam masyarakat tersebut.

Rasa kesukuan dan etnis yang sama pada anggota PMIPTI selanjutnya menjadi satu perekat bersatunya mereka dalam PMIPTI. Pengurus PMIPTI terdahulu memahami bahwa rasa kesukuan dan etnis yang tinggi dapat dijadikan alat untuk meningkatkan semangat dan

(45)

commit to user loyalitas anggotanya dalam PMIPTI.

Rasa kesukuan dan etnis anggota PMIPTI dibangun melalui kebiasaan mendengarkan berita-berita dari Patani serta mendiskusikannya. Berita-berita yang didengarkan selanjutnya meningkatkan pemahaman anggota tentang kondisi kampong asal mereka. Sedangkan diskusi-diskusi yang dilakukan, disatu sisi selain untuk mencoba memberikan sumbangan solusi pemecahan masalah, secara tidak langsung juga meningkatkan rasa kesukuan dan etnis anggota PMIPTI terhadap Patani.

Pokok pemikiran teori interaksionisme simbolik menyebutkan bahwa dalam sebuah tindakan mempunyai makna yang berbeda dengan orang yang lain yang juga memaknai sebuah makna dalam tindakan interaksi tersebut. Proses pemaknaan kejadian-kejadian yang terjadi pada masyarakat Patani oleh anggota PMIPTI yang memiliki hubungan kurang harmonis terhadap pemerintahan Thailand pada umumnya akan berbeda dengan persepsi mahasiswa Thailand non PMIPTI. Ini menandakan bahwa ada banyak makna yang terkandung dalam sebuah tindakan (act). Interaksionis simbolik telah diperhalus untuk dijadikan salah satu pendekatan sosiologis oleh Herbert Blumer dan George Herbert Mead, yang berpandangan bahwa manusia adalah individu yang berpikir, berperasaan, memberikan pengertian pada setiap keadaan, yang melahirkan reaksi dan interpretasi kepada setiap rangsangan yang dihadapi. Kejadian tersebut dilakukan melalui interpretasi simbol-simbol atau komunikasi bermakna yang dilakukan melalui gerak, bahasa, rasa simpati, empati, dan melahirkan tingkah laku lainnya yang menunjukan reaksi atau respon terhadap rangsangan-rangsangan yang datang kepada dirinya.

Pendekatan interaksionisme simbolik merupakan salah suatu pendekatan yang mengarah kepada interaksi yang menggunakan simbol-simbol dalam berkomunikasi, baik itu melalui gerak, bahasa dan simpati,

(46)

commit to user

sehingga akan muncul suatu respons terhadap rangsangan yang datang dan membuat manusia melakukan reaksi atau tindakan terhadap rangsangan tersebut. Dalam pendekatan interaksionisme simbolik akan lebih diperjelas melalui ulasan-ulasan yang lebih spesifik mengenai makna simbol yang akan dibahas di bawah ini. Dalam melakukan suatu interaksi, maka gerak, bahasa, dan rasa simpati sangat menentukan, apalagi berinteraksi dalam masyarakat yang berbeda suku dan kebudayaan. Modal utama dalam melakukan interaksi dalam masyarakat multi etnik adalah saling memahami kebiasaan ataupun kebudayaan dari orang lain, sehingga kesalah-pahaman yang nantinya akan menimbulkan konflik dapat tertekan.

Disamping manusia disebut sebagai mahluk sosial, manusia juga sering disebut sebagai mahluk individu yang mempunyai keinginan untuk memperbaiki dirinya sendiri sendiri, sedangkan dalam kategori mahluk sosial, manusia selalu berkeinginan untuk melakukan interaksi dan hubungan dengan orang lain karena akan timbul dalam diri manusia itu sendiri rasa untuk mencari orang lain untuk berinteraksi. Interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal balik dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dan pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, melalui berita yang didengar, ataupun melalui surat kabar.

Interaksi sosial sebagai berikut: “interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan orang perorang antara kelompok manusia. Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau intersimulasi dan respon antar individu antar kelompok atau antar individu dan kelompok. Suatu interaksi merupakan hubungan timbal balik antara seseorang dengan kelompoknya dalam suatu masyarakat. Suatu interaksi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat karena tidak dapat dipungkiri

Gambar

Gambar 4.1. Logo Persatuan Mahasiswa Islam Patani Thailand  2.  Visi dan Misi PMIPTI
Gambar 4.2. Pakaian Khas Melayu Patani   3)  Makanan khas Melayu Patani
Gambar 4.3. Kegiatan Melestarikan Makanan Melayu Patani  4)  Kesenian dan Perayaan Hari-hari Besar Islam
Gambar 4.4. Kegiatan Anggota PMIPTI dalam Bardhike Barat
+3

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, apabila tindakan perseroan dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai wewenang dan kapasitas untuk bertindak melakukan perbuatan hukum sesuai dengan fbngsi yang

Kata kunci: Sistem persamaan diferensial Lotka Volterra, Runge Kutta Fehlberg, Heun. Sistem persamaan diferensial Lotka Volterra merupakan sistem persamaan diferensial tak

1 Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang Efektif, Efisien, dan Akuntabel Meningkatnya Pelayanan Kesekretariatan Indeks Kepuasan Aparatur Peningkatan Kapasitas SDM Dinas PMD yang

Setiap sampel diukur panjang total (cm), berat total (g). Sedangkan jenis kelamin setiap individu ikan ditentukan dengan cara memeriksa setiap spesimen secara visual

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, return on asset, debt to asset ratio dan komite audit terhadap penghindaran pajak. Berdasarkan hasil

Tajuk monopodial, akhirnya menjadi simpodial, pada pohon muda berbentuk kerucut, bulat atau seperti payung, cabang-cabang besar sering membelok ke atas tidak teratur, takikan batang

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERMUKIMAN DENGAN BENTUK ADAPTASI MASYARAKAT TERHADAP ROB DI PESISIR KOTA SEMARANG.. 10/17/2019

Dengan memperhatikan kembali aspek-aspek utama dalam perencanaan dan perancangan kawasan Desa Wisata, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah eksplorasi,