• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PT. SAWITA PASAMAN JAYA (PT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PT. SAWITA PASAMAN JAYA (PT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PT. SAWITA

PASAMAN JAYA (PT. SPJ) TERHADAP PENCEMARAN

LINGKUNGAN DI NAGARI PARIK KECAMATAN KOTO

BALINGKA KABUPATEN PASAMAN BARAT

ARTIKEL

DELI FITRI

11070023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)
(3)

THE CONFLICT BETWEEN THE COMMUNITY AND PT. SAWITA PASAMAN JAYA (PT. SPJ) IN THE NAGARI PARIK, KOTO BALINGKA SUBDISTRICT, WEST

PASAMAN

Deli Fitri1 , Rio Tutri, M. Si2, Yuhelna, MA3 Department of Sociology Education

Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI SUMBAR

Email: deli_aries20@ymail.com ABSTRACT

Deli Fitri 11070023. The Conflict Between the Community and PT. Sawita Pasaman Jaya (PT. SPJ) in the Nagari Parik, Koto Balingka subdistrict, West Pasaman. Thesis Sociology Study Program STKIP PGRI West Sumatra, in 2016.

This study was based by environmental concerns and the state of society Nagari Parik, Koto Balingka subdistrict, West Pasaman. In this regard see how the environment and society as a result of conflict between communities and PT. SPJ. The purpose of this study is to describe 1). The causes of conflict between villagers' skelter with PT. SPJ, 2). These forms of conflict between villagers' skelter with PT. SPJ. The theory used in this research is a conflict theory propounded by Karl Marx, with the research method used a qualitative approach with descriptive type. Decision informants used by purposive sampling. The type of data in this study, there are two primary data and secondary data. Data collection technique were interview, observation, and dokumentas, using tools such as interview guides, books, pens and cell phone. After the data were analyzed by means of data collection, data reduction, data presentation, and conclusions. The results of the study in the field shows that the causes of the conflict between villagers' skelter with PT.SPJ namely PT. SPJ did not fulfill its promise to the community, and environmental pollution. While the form of conflict between communities and PT. SPJ is people closed the entrance to the company and a demonstration of the company. The purpose is done by the villagers' skelter to convey a specific intent on the part of companies.

1. Mahasiswa sosiologi (STKIP) PGRI Sumatera Barat tahun ajaran 2011. 2. Pembimbing I dosen (STKIP) PGRI Sumatera Barat.

(4)

PENDAHULUAN

Lingkungan merupakan satu kesatuan ruang dengan benda, keadaan dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan hidupnya dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Masalah lingkungan hidup memang sudah ada sejak dahulu, masalah lingkungan hidup bukanlah masalah yang hanya dimiliki atau dihadapi oleh negara-negara maju ataupun negara-negara berkembang, tapi masalah lingkungan hidup merupakan masalah dunia dan masalah kita semua. Dalam hal ini Koentjaraningrat menyebutkan pada hakikatnya membangun suatu bangsa atau masyarakat tidak hanya menyangkut pembangunan yang berupa fisik melainkan non fisik (Koentjaranigrat, 2009 : 15).

Lingkungan yang baik itu adalah lingkungan yang sehat terhindar dari hal-hal yang menyebabkan gangguan kesehatan seperti limbah cair, limbah padat, dan lain-lain sebagainya. Untuk mendapatkan semua itu kita harus mengelola lingkungan yang ada di sekitar kita dengan baik agar tidak terjadinya kerusakan lingkungan. Tapi baru-baru ini sering kita dengar masalah lingkungan yang terjadi di masyarakat, seperti pencemaran air, pencemaran udara dan lain-lain sebagainya. Hal ini bisa memicu terjadinya konflik sosial di dalam masyarakat.

Konflik ini bisa terjadi karena kelemahan dalam sistem pengelolaan yang tidak memperhatikan kepentingan masyarakat setempat, rusaknya lingkungan, kurangnya rasa aman, sehingga dapat menghambat terwujudnya kesejahteraan sesama masyarakat akibat permasalahan lingkungan yang kurang baik tersebut.

Seperti halnya permasalahan lingkungan yang terjadi di Indonesia sering ditemukan di kota-kota besar dengan volume limbah yang banyak, hal ini disebabkan oleh aktivitas industri masyarakat perkotaan yang tinggi, seperti yang terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS) kali Surabaya disebabkan oleh adanya limbah industri yang berasal dari perusahaan di Sidoarjo, yaitu pabrik tahu PT. Sidomakmur. Kasus tersebut diputus oleh pengadilan negeri Sidoarjo dengan putusan pembebasan terdakwa dari segala tuntutan hukum, putusan demikian

menunjukkan suatu kegagalan pihak pemerintah dalam upayanya menuntut pertanggungjawaban secara pidana pemilik perusahaan yang melakukan pencemaran diwilayahnya (Adack, 2013:79).

Selain itu ada juga kasus pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh Industri pemotongan ayam PT. Chareon Pokphan Indonesia di Kecamatan Tingkir, Sala Tiga Baru berdiri pada tahun 2007. Kegiatan produksi di industri tersebut menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan sekitarnya. Limbah tersebut terdiri dari limbah cair dan padat. Limbah cair tersebut antara lain air bekas cucian ayam, darah ayam, dan endapan lemak. Sedangkan limbah padat seperti: bangkai ayam, isi perut (hati, empela, usus), bulu ayam, dan kotoran ayam. Dengan adanya proses pemotongan sebanyak kurang lebih 18.000 ekor ayam per hari, dapat dipastikan limbah yang dihasilkan sangat banyak dan dapat mengganggu lingkungan sekitar, baik terhadap air, udara, tanah maupun penduduk sekitar (Erlita, 2011 : 5-6).

Salah satu peraturan yang mengatur pengendalian pencemaran air Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dilakukan secara terpadu dan pendekatan ekosistem. Artinya pemberian kewenangan kepada daerah tidak boleh mengabaikan kepentingan lingkungan secara menyeluruh dan terpadu (Akib, 2014:138). Pasal 15 Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, menetapkan bahwa setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan wajib memiliki AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). (Kristanto, 2013 : 297).

Sehubungan telah dibuatnya undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap peraturan pemerintah no 27 tahun 1999. Berdasarkan PP no 27 tahun 1999, AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting dan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan

(5)

keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Kristanto, 2013 : 298).

Berhubungan dengan hal di atas permasalahan lingkungan seperti yang terjadi pada masyarakat Nagari Parik, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat yang merupakan salah satu daerah didirikannya pabrik kelapa sawit yaitu PT. Sawita Pasaman Jaya (PT. SPJ). Perusahan kelapa sawit ini didirikan pada tahun 2003 dan mulai beroperasi pada tahun 2005. Sejalan dengan dibangunnya perusahaan kelapa sawit ini telah menyebabkan berbagai masalah kepentingan antara perusahaan dengan masyarakat sehingga terjadilah konflik antara masyarakat dengan PT. SPJ. Konflik ini terjadi akibat pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan ini diakibatkan oleh limbah yang dihasilkan perusahaan kelapa sawit tersebut. Data tentang adanya konflik pada masyarakat dengan PT. SPJ saya dapatkan dari niniek mamak dan warga masyarakat lainnya, kekerasan antara pemuda sudah sering kali terjadi.

Perusahaan ini seharusnya memikirkan kondisi lingkungan masyarakat, yang nantinya akan berakibat buruk bagi kesehatan masyarakat. Melihat hal ini masyarakat merasa marah akibat kelalaian pihak perusahan terhadap limbah yang dihasilkannya, masyarakat tidak terima atas pencemaran itu, masyarakat melakukan tuntutan terhadap perusahaan karena merasa dirugikan. Terjadinya konflik tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini mengenai konflik antara masyarakat dengan PT. SPJ (Sawita Pasaman Jaya) di Nagari Parik, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat.

Telah diketahui bahwasanya perindustrian di Indonesia semakin berkembang khususnya pada industri perusahaan kelapa sawit, dimana konsumsi minyak semakin tinggi di Indonesia semakin banyak memacu produsen untuk lebih mengembangkan industri pabrik kelapa sawit tersebut. Namun di samping berkembangnya industri perusahaan kelapa sawit, produsen dihadapkan juga dengan beberapa kendala antara lain adalah masalah limbah yang dihasilkan oleh perusahaan kelapa sawit tersebut. Limbah yang dihasilkan tersebut justru menimbulkan masalah bagi lingkungan masyarakat. Akibat

adanya masalah dalam masyarakat maka terjadilah konflik.

Konflik yang terjadi disebabkan karena masyarakat merasa terganggu dengan keberadaan limbah perusahaan kelapa sawit karena telah mencemari lingkungan tempat tinggal mereka, misalnya saja air sungai. Air sungai yang ada di lingkungan masyarakat sudah mengalami pencemaran akibat limbah perusahaan kelapa sawit, masyarakat yang dulunya menggunakan air sungai sebagai tempat mandi dan mencuci pakaian kini telah tercemar akibat limbah yang dihasilkan oleh perusahaan kelapa sawit tersebut. Akibatnya masyarakat merasa tidak nyaman dengan keberadaan limbah tersebut.

Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori konflik yang dikemukakan oleh Karl Marx karena teori ini yang menjelaskan tentang konflik yang terjadi didalam sebuah golongan dan konflik ini terjadi karena adanya perbedaan pendapat dari tiap-tiap individu untuk bisa mengemukakan pendapat mereka tentang kebijakan yang dibuat oleh pihak perusahaan yang dirasa kurang tepat bagi masyarakat dan konflik terjadi karena adanya perbedaan kelas atau pertentangan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat.

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang bermaksud untuk memahami tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Data yang diperoleh dalam bentuk kata-kata, gambaran holistic (Moleong, 2010:6) penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan agar dapat memahami lebih mendalam tentang konflik yang terjadi antara masyarakat dengan PT. SPJ terhadap pencemaran lingkungan.

Tipe penelitian ini adalah deskriptif analisis yaitu suatu penelitian yang bermasud memberikan gambaran dan analisis mengenai gejala sosial tertentu. Gejala sosial di sini adalah permasalahan yang sedang dialami oleh subjek penelitian (Moleong, 2010:3). Adapun alasan menggunakan tipe deskriptif ini adalah agar apa yang didapat selama melakukan penelitian dapat dijabarkan secara lebih mendalam dan dijelaskan secara detail, di sini peneliti ingin menggambarkan tentang

(6)

konflik masyarakat dengan PT. SPJ di Nagari Parik, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat.

Menurut Moleong (2010:132) informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi baik tentang dirinya atau orang lain atau suatu kejadian kepada peneliti, mereka tidak dipahami sebagai objek, sebagai seorang yang memberikan tanggapan terhadap hal-hal yang berada di luar diri mereka, melainkan sebagai subyek penelitian.

Dalam hal ini teknik pemilihan informan berdasarkan purposive sampling.

Purposive sampling yaitu pemilihan informan dipilih sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya dan sesuai dengan tujuan penelitian. Berdasarkan data yang berkaitan dengan konflik antara masyarakat dengan PT. SPJ terhadap pencemaran lingkungan di Nagari Parik, Kecamata Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat. Adapun kriteria informan dalam penelitian ini adalah:

1. Masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi perusahaan PT. SPJ yang menggunakan air sungai.

2. Tokoh masyarakat yang terdiri dari Wali Nagari dan Kepala Jorong yang ada di Nagari Parik.

3.

Para pekerja di perusahaan PT. SPJ yaitu karyawan perusahaan

.

Berdasarkan kriteria informan di atas penulis menetapkan sebanyak 20 orang yang dijadikan sebagai informan penelitian yang terdiri dari 5 orang pekerja PT, 2 orang tokoh masyarakat, dan 13 orang masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi PT. SPJ.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua bentuk jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yaitu observasi non partisipan, wawancara mendalam, studi dokumen. Penelitian ini dilakukan pada awal bulan januari 2016

.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah kelompok yaitu masyarakat yang berada di sekitar lokasi pabrik kelapa sawit PT. SPJ di Nagari Parik, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat.

Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen (Dalam Moleong, 2010: 248) adalah upaya yang dilakukan dengan jelas bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan pada orang lain. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1). Pengumpulan data, 2). Reduksi data, 3). Penyajian data, 4). Kesimpulan.

Penelitian ini dilakukan di Nagari Parik, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat. Karena peneliti melihat di daerah itu ada perusahaan pabrik kelapa sawit yang menyebabkan tercemarnya lingkungan masyarakat dan masyarakat merasa terganggu dengan pencemaran tersebut, jadi peneliti ingin melihat bentuk-bentuk konflik dan apa faktor yang menyebabkan konflik itu terjadi setelah adanya pembangunan pabrik kelapa sawit sejak pabrik berproduksi.

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Nagari Parik terletak di kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat, Propinsi Sumatra Barat dengan luas daerah 4,865 Km2. Secara geografis Nagari Parik teletak pada 00033’ Lintang Utara - 00005’Lintang Utara dan 99028’ Bujur Timur – 99042’ Bujur Timur. Jarak tempuh dari ibu kota propinsi sejauh 229 km, sedangkan ke ibu kota kecamatan 0 jam. Alat transportasi yang bisa digunakan ke lokasi penelitian yaitu bisa menggunakan mobil dan sepeda motor.

TEMUAN DAN PEMBAHASAN 1.

Sejarah Mulai Masuknya

Perusahaan Perkebunan Kelapa

Sawit ke Nagari Parik

Perusahaan pabrik kelapa sawit PT SPJ adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri pengelolaan buah kelapa sawit yaitu mengolah buah sawit menjadi minyak goreng yang siap untuk di ekspor. PT SPJ ini berdiri pada tahun 2003 dan mulai beroperasi pada tahun 2005, yang mendirikan PT ini adalah Bapak Johan. Perusahaan ini didirikan diatas tanah seluas 2000 Ha yang sudah dibeli oleh pendiri perusahaan.

PT SPJ (PT. Sawita Pasaman Jaya) bertempat di Nagari Parik, Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat jarak

(7)

380 km dari Padang Sumatra Barat. Lokasi PKS (Pabrik Kelapa Sawit) 3 km dari jalan lintas umum. Jalan dibangun oleh perusahaan sendiri. Lokasi kebun 4 km dari PKS, kapasitas 60 ton/jam konstruksi dasar 120 ton/jam. Sarana dan prasarana kantor 1 unit, mess 2 unit, rumah staff 14 unit, rumah karyawan 16 unit, jembatan timbang 60 ton, bengkel 1 unit, pos satpam 1 unit, gudang 1 unit, kebun izin lokasi 2000 Ha (inti 1000 Ha dan plasma 1000 Ha).

Sumber TBS (Tandan Buah Segar) berasal dari pembelian dari luar (rata-rata 600-700 ton TBS per hari saat ini PKS beroperasi dengan kapasitas 45 ton TBS per jam, dengan rendem CPO (Crude Palm Oil/Minyak Sawit Mentah) 19-20% dan inti kernel sebesar 5%. Untuk kabupaten pasaman ada 7 PKS, 5 unit diantaranya bersedia mengikat kerja sama untuk pembelian CPO untuk kebutuhan refinery. Refinery di pasaman sendiri akan memberikan keuntungan pengolahan minyak goreng dari segi ongkos angkut maupun pemasaran yang sangat signifikan dibanding CPO harus diaangkut ke teluk bayur padang, kemudian minyak goreng dibawa lagi ke pasaman.

Produksi kelapa sawit perkebunan rakyat tahun 2010 sebagian besar dipasarkan dan diolah pada unit pengolahan kelapa sawit (PKS) yang terdapat di kabupaten pasaman barat dimana produksi CPO untuk tahun 2010 dari luas tanaman yang telah menghasilkan sebanyak 222.488,98 ton.

Dengan demikian sejarah berdirinya PT. SPJ tahun 2004-2005 bertujuan agar lebih mudah mengolah bahan baku minyak goreng menjadi barang siap untuk di ekspor. Dimana awal berdirinya PT. SPJ ini membawa dampak atau pengaruh bagi masyarakat. Sebelum dibangunnya PT. SPJ ini masyarakat bekerja sebagai petani. Setelah beroperasi masyarakat di sekitar lokasi perusahaan bekerja sebagai buruh di perusahaan tersebut. Karena mereka merasa bekerja sebagai bertani, beternak dan berkebun tidak begitu banyak hasilnya. Keberadaan PT. SPJ ditengah-tengah masyarakat sangat membantu masyarakat setempat. Sehubungan karena tidak semua masyarakat di Nagari Parik adalah bekerja di pabrik tersebut peneliti membahas tentang konflik masyarakat berada disekitar lokasi pabrik dengan PT. SPJ tersebut.

Perkembangan ekonomi masyarakat Nagari Parik sebagai buruh dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang diterimanya. Dimana semakin tinggi ekonominya semakin banyak pula uang yang diperlukan. Perusahaan merupakan sebuah produk dari beberapa lingkungan. Sedangkan untuk mempertahankannya perusahaan harus dapat menyesuaikannya dengan kondisi lingkungan yang selalu berubah-ubah. Lingkungan adalah jumlah dari seluruh ekosistem yang mempengaruhi masyarakat. Ada kemajuan teknologi dapat meningkatkan standar kehidupan masyarakat. Tetapi pada saat yang sama perusahaan menjadi salah satu sumber pencemaran lingkungan seperti pencemaran air, pencemaran suara, dan pencemaran udara.

Keberadaan PT. SPJ ini menimbulkan dampak sosial ekonomi dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar perusahaan adanya dampak tersebut meliputi fungsi sosial perusahaan yaitu dengan berdirinya perusahaan tersebut terlihat adanaya pengaruh yang dirasakan baik langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat. Dengan berdirinya PT. SPJ ini di kecamatan koto balingka telah memberi dampak positif dan negatif terhadap masyarakat yang tinggal di lingkungan perusahaan tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Faktor Penyebab Konflik

Kedatangan masyarakat Nagari Parik ke lokasi perusahaan mengganggu pihak perusahaan. Karena masyarakat melakukan tindakan yang mengganggu aktifitas pihak perusahaan. Setelah didirikannya perusahaan PT SPJ tersebut hal ini menganggu kehidupan masyarakat yang tinggal di lingkungan disekitar perusahaan. Masyarakat datang ketempat tersebut bertujuan untuk menyampaikan keluhan mereka terhadap kondisi lingkungan masyarakat yang telah tercemar oleh limbah pabrik tersebut tujuannya keadaan akan kembali seperti apa yang diinginkan oleh masyarakat karena selama perusahaan berdiri ada beberapa tindakan atau kebijakan perusahaan yang tidak sesuai dengan masyarakat Nagari Parik.

Kemudian perundinganpun dilakuakan antara pihak perusahaan dengan masyarakat.

(8)

Pihak masyarakat dipanggil sebagai perwakilan dan pihak perusahaan juga dipanggil sebagai perwakilan. Perundingan tersebut dilakukan di tempat perusahaan tersebut. Setelah melakukan perundingan maka masyarakat mengemukakan apa-apa keluh kesah selama perusahaan ini berdiri. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa penyebab terjadinya konflik antara masyarakat dengan perusahaan PT. SPJ yaitu:

a. PT. SPJ Tidak Memenuhi Janjinya ke Masyarakat.

Perusahan PT. SPJ ini ternyata sudah membuat janji terhadap masyarakat Nagari Parik. Pada waktu itu masyarakat sudah membuat kesepakatan dengan perusahaan yaitu membuat perjanjian dengan bentuk tertulis perjanjian ini dibuat untuk bisa saling membantu dan memberikan dampak yang positif bagi kedua belah pihak. Tetapi setelah setahun berlalu perusahaan mengabaikan perjanjian tersebut. Masyarakat sudah lama meunggu kapan terwujudnya janji yang telah mereka sepakati bersama.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah seorang tokoh masyarakt yang bernama bapak Mursal, dimana perjanjian yang telah disepakati oleh pihak perusahaan PT. SPJ dengan masyarakat Nagari Parik tersebut adalah:

1. Dalam hal tenaga kerja diambil dari putra daerah sesuai dengan keahlian yang dimilikinya dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

2. Pekerjaan inti perusahaan dilakukan secara bersama-sama menyelesaikan masalah dan investor bertanggung jawab atas pekerjaan-pekerjaan tersebut.

3. Menghindari pencemaran lingkungan. Seperti yang telah dijelaskan di dalam Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1999, AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting dan suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha/kegiatan.

4. Pada saat pengukuran dilapangan harus bersama-sama dengan ninik mamak, kerapatan adat yang ada di desa air runding, tujuannya untuk menghindari terjadinya penggusuran lahan yang telah diolah masyarakat.

5. Menyangkut pendapatan dari sektor perkebunan yang di infestasikan PT. SPJ sepakat untuk mengalokasikannya dan dirumuskan secara bersama-sama di belakang hari antara PT. SPJ dengan penyerah tanah.

6. Pendapatan yang diperoleh dari perusahan PT.SPJ setiap tahunya dikeluarkan untuk pembangunan mesjid, sekolah, anak yatim dan tokoh masyarakat. 7. Pihak perusahaan berjanji ingin membuatkan sumur bor untuk kepentingan masyarakat.

b. Terjadinya Pencemaran Sungai Air adalah sumberdaya bagi manusia yang sangat penting karena memenuhi kebutuhan hidup orang banyak, sehingga air perlu dilindungi kelestariannya agar tetap bermanfaat bagi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Penggunaan air meningkat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan perkembangan usaha yang memerlukan air. Air yang mempunyai kualitas buruk maka akan berdampak bagi kesehatan manusia dan berdampak bagi kehidupan makhluk hidup lainya (Chandara, 2006). Dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan air bersih maka pencemaran air tersebut menjadi hal serius karena membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Salah satunya kemungkinan besar warga yang tinggal di daerah sungai akan memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari.

Masalah ini terjadi setelah setahun berdirinya perusahaan PT SPJ tersebut. Warga merasakan sendiri perubahannya tapi masyarakat belum bisa membuktikan bahwa limbah perusahaan itu yang mengakibatkan pencemaran. Tapi setelah mereka menelusuri menurut penjelasan dari bapak Irwan salah seorang warga bahwasanya memang betul limbah pabrik tersebut yang telah mencemari sungai yang ada disekitar tempat tinggal masyarakat.

3. Bentuk Konflik yang Terjadi antara Masyarakat dengan PT. SPJ

Bentuk konflik berdasarkan jenisnya bahwa konflik antara masyarakat nagari parit dengan pt. Spj adalah konflik vertikal, yaitu terjadinya konflik kelompok yang menguasai yaitu mereka yang memiliki kekuasaan lebih dibandingkan dengan kelompok yang dikuasai. Kelompok yang menguasai disini adalah pihak perusahaan

(9)

dan kelompok yang diskuasai yaitu masyarakat. Kelompok yang menguasai biasanya mengandalkan kekuasaan dan material yang mereka miliki, sementara masyarakat hanya mengandalkan kemampuan seadanya seperti melalui tenaga. Konflik yang terjadi antara masyarakat nagari parik dengan pt. Spj merupakan konflik yang lebih cendrung pihak pt yang menguasai akar konfliknya karena dapat dilihat bagaimana tindakan mereka dalam mengandalkan materialnya dalam membuat suatu keputusan, sehingga masyarakat tidak bisa berkutik lagi seperti tanah yang sudah diganti rugi oleh pihak pt.

Spj pada masyarakat. Hal ini membuktikan bagaimana suatu

kelompok yang menguasai dalam memanfaatkan situasi dan kondisi menggunakan materil yang mereka miliki, sementara masyarakat walaupun mereka menentang tidak akan sebanding dengan apa yang dilakukan oleh kelompok yang menguasai tersebut. Apa bila dilihat dilapangan benuk konflik yang terjadi antara masyarakat Nagari Parik dengan PT. SPJ yaitu:

a. Masyarakat Menutup Jalan Masuk ke Perusahaan.

Masyarakat melakukan aksi penutupan jalan masuk ke perusahaan sehingga perusahaan sempat berhenti melakukan kegiatan untuk sementara. Hal ini terjadi karena masyarakat merasa tidak senang atas apa yang telah perusahaan lakukan terhadap mereka. Perusahaan telah membuat masyarakat merasa kecewa akibat perusahaan tidak menepati janji dan pencemaran sungai. Aksi penutupan jalan ini dilakukan oleh dilakukan oleh masyarakat. Mereka bersama-sama merencanakan akan menutup jalan masuk keperusahaan dengan meletak kan kayu besar dan memberi pagar bambu supaya para pekerja dan mobil yang membawa sawit itu tidak bisa masuk sehingga perusahaan sempat berhenti melakukan kegiatan untuk sementara. kejadian ini pertama kalinya terjadi pada tanggal 23 januari 2014 di Nagari Parik. Kejadian ini berlangsung satu hari sebelum masyarakat melakukan aksi demo.

Tujuan masyarakat melakukan ini agar perusahaan melihat bagaimana tindakan masyarakat karena dengan menunjukkan tindakan tersebut maka akan terlihat

kekuatan masyarakat untuk bersatu dan kuat menyerang perusahaan sehingga perusahaan bisa memikirkan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut.

b. Melakukan Aksi Demo

Melakukan aksi demo merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk menyampaikan aspirasi mereka entah itu aspirasi tentang penolakan, kritik, saran, ketidak setujuan atau usulan kepada pemimpin tentang suatu kebijakan. Tindakan tersebut juga dilakukan oleh masyarakat Nagari Parik kepada pihak perusahaan yaitu PT SPJ mereka melakukan demo di depan perusahaan bertujuan agar aspirasinya dapat di dengar dan ditanggapi oleh perusahaan. Aksi demo ini terjadi pada akhir 2007 awal mula konflik terjadi. Dalam melakukan demo ini warga bersama-sama melakukan protes karena air sungai tercemari, hal ini dilakukan kepada pihak perusahaan untuk menyuruh karyawan perusahaan tersebut berhenti bekerja di waktu itu dengan cara melihat sungai yang telah tercemar.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa konflik antara masyarakat dengan PT. SPJ di Nagari Parik, Kecamatan Koto Balingka, Kbupaten Pasaman Barat dapat disimpulkan bahwa yang berkonflik adalah masyarakat dengan pihak perusahaan PT. SPJ, karena masyarakat merasa tidak senang terhadap tindakan yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Faktor penyebab konflik ini terjadi karena pihak perusahaan tidak menepati janji yang telah mereka sepakati bersama, kemudian pencemaran lingkungan juga salah satu dari faktor penyebab konflik itu terjadi.

Bentuk konflik yang terjadi antara masyarakat Nagari Parik debgan PT SPJ yaitu masyarakat melakukan penutupan jalan masuk ke perusahaan dan melakukan aksi demo. Tindakan ini dilakukan oleh masyarakat bertujuan untuk bisa menuntut dan menyampaikan suatu maksud tertentu pada pihak perusahaan sehingga tindakan tersebut dilakukan oleh masyarakat Nagari Parik itu sendiri.

SARAN

1.

Sebaiknya dalam membuat suatu keputusan atau perjanjian dengan pihak

(10)

masyarakat Nagari Parik apa lagi menyangkut tentang masalah lingkungan harus lebih teliti dan jelas dalam bertindak agar tidak terjadinya konflik satu sama lain atas perjanjian yang telah dibuat.

2.

Konflik yang terjadi di PT. SPJ, penyelesaianya sudah sudah menguras energi, sebaiknya dilaksanakan secara utuh, tegas sesuai aturan yang ada sedangkan pihak PT juga harus tanggap dan siap dengan peraturan untuk menanggulangi setiap kemungkinan akan muncul.

3.

Bentuk konflik yang terjadi antara masyarakat dengan PT. SPJ ini penulis hanya melihat dari satu sisi saja yaitu dari sisi masyarakt, karena penulis lebih memfokuskan pada pendapat masyarakat mengenai konflik ini. Untuk peneliti selanjutnya penulis berharap supaya bisa lebih mendalami lagi tentang konflik antara masyarakat di Nagari Parik, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat.

DAFTAR PUSTAKA Buku

Akib, Muhammad. 2014. Hukum Lingkungan. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu

Antropologi. Jakarta. Pt: Rineka

Cipta

Kristanto, Ir Philip. 2013. Ekologi Industri. Yokyakarta: C.V Andi Offset Moleong, Lexy. 2010. Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya. Skripsi/Jurnal

Adack, Jessy. 2013. Dampak pencemaran

limbah tahu terhadap lingkungan hidup. Skripsi

Erlita, Dila Cahaya. 2011. Pengelolaan

Limbah Pemotongan Ayam Dan

Dampaknya Terhadap

Masyarakat Sekitar. Skripsi. Semarang

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 14 Tahun 2012 tentang “ Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) bagi Mahasiswa Program Kependidikan Universitas

Dalam peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 14 Tahun 2012 tentang “Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan Bagi Mahasiswa Program Kependidikan Universitas

Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan proses dan hasil yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading

Zat warna fluoresin bila menempel pada epitel kornea yang defek/luka akan menjadi hijau karena jaringan epitel yang rusak bersifat lebih

Yaitu luka bersih yang dapat terkontaminasi, misalnya luka insisi yang.. mengenai saluran gastrointestinal, saluran kemih, genital

Selama ini sudah ada metode untuk membantu pengguna dalam mengingat akun dan password yang biasa dikenal dengan cookies.. Akan tetapi metode ini memiliki Kelemahan

– Zat atau obat yg berasal dari tanaman a bukan tanaman, sintetis a semi sintetis yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi

Kesimpulan : biji durian dapat dikembangkan menjadi es krim yang kaya akan karbohidrat sehingga diharapkan dapat menjadi pengganti nasi (beras) bagi anak-anak yang susah makan..