• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANITIDIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANITIDIN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

A.

A. RANITIDINRANITIDIN Nama, s

Nama, strutru ktur ktur kimikimi a daa dan den desskrkr ipsipsii

Ranitidin memiliki rumus molekul C

Ranitidin memiliki rumus molekul C1313HH2222 N N44OO33S dengan bobot molekul 314,4 g/mol.S dengan bobot molekul 314,4 g/mol.

Ranitidin adalah salah satu senyawa yang mengantagonis reseptor histamin H2 yang Ranitidin adalah salah satu senyawa yang mengantagonis reseptor histamin H2 yang menghambat sekresi asam lambung. Selain digunakan dalam terapi penyakit

menghambat sekresi asam lambung. Selain digunakan dalam terapi penyakit ulkus peptikumulkus peptikum dan gastroesophageal refluks, ranitidin juga dapat digunakan sebagai antihistamin pada dan gastroesophageal refluks, ranitidin juga dapat digunakan sebagai antihistamin pada  berbagai kondisi alergi pada kulit.

 berbagai kondisi alergi pada kulit.

Rumus Struktur Ranitidin Rumus Struktur Ranitidin

Struktur 3 Dimensi Ranitidin Struktur 3 Dimensi Ranitidin

Ranitidin memiliki nama ilmiah NN-Dimenthyl-5[2-(1-methylamino-Ranitidin memiliki nama ilmiah NN-Dimenthyl-5[2-(1-methylamino-2nitrovinylamino). Ranitidin yang tersedia umumnya adalah ranitidin hidroklorida. Ranitidin 2nitrovinylamino). Ranitidin yang tersedia umumnya adalah ranitidin hidroklorida. Ranitidin merupakan serbuk kristalin berwarna putih hingga kuning pucat, praktis tidak berbau, mudah merupakan serbuk kristalin berwarna putih hingga kuning pucat, praktis tidak berbau, mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam alkohol. Larutan 1% ranitidin dalam air mempunyai larut dalam air, agak sukar larut dalam alkohol. Larutan 1% ranitidin dalam air mempunyai  pH 4,5-6,0. Setiap 16

 pH 4,5-6,0. Setiap 168 mg ranitidin hidroklorida setara dengan 18 mg ranitidin hidroklorida setara dengan 150 mg ranitidin base.50 mg ranitidin base. Obat ge

Obat generineri kk Ranitidin Ranitidin Obat be

Obat berr memerr eek :k :

Acran, Aldin, Anitid, Chopintac, Conranin, Fordin, Gastridin, Hexer, Radin, Rancus, Acran, Aldin, Anitid, Chopintac, Conranin, Fordin, Gastridin, Hexer, Radin, Rancus, Ranilex, Ranin, Ranivel, Ranticid, Rantin, Ratan, Ratinal, Renatac, Scanarin, Tricker, Tyran, Ranilex, Ranin, Ranivel, Ranticid, Rantin, Ratan, Ratinal, Renatac, Scanarin, Tricker, Tyran, Ulceranin, Wiacid, Xeradin, Zantac, Zantadin, Zantifar

Ulceranin, Wiacid, Xeradin, Zantac, Zantadin, Zantifar Komposisi

Komposisi

 Ranitidin 150 mg   Ranitidin 150 mg  : :

Tiap tablet Ranitidin 150 mg mengandung Ranitidin HCl 168 mg yang setara dengan Tiap tablet Ranitidin 150 mg mengandung Ranitidin HCl 168 mg yang setara dengan ranitidin 150 mg.

ranitidin 150 mg.  Ranitidin 300 mg :  Ranitidin 300 mg :

Tiap tablet Ranitidin 300 mg mengandung Ranitidin HCl 336 mg yang setara dengan Tiap tablet Ranitidin 300 mg mengandung Ranitidin HCl 336 mg yang setara dengan ranitidin 300 mg.

ranitidin 300 mg.

Farmakologi Farmakologi

(2)

 Ranitidin HCl merupakan sediaan dari Ranitidin HCl dengan bentuk tablet salut selaput

yang mengandung Ranitidin 150 mg dan kaplet tablet salut selaput yang mengandung Ranitidin 300 mg.

 Ranitidin adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang bekerja dengan cara

menghambat kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung.

 Ranitidin diabsorbsi 50% setelah pemberian oral. Konsentrasi puncak plasma dicapai

2-3 jam setelah pemberian dosis 150 mg. Absorbsi tidak dipengaruhi secara signifikan oleh makanan dan antasida. Waktu paru ranitidin 2,5

 – 

 3 jam pemberian oral. Ranitidin diekskresi melalui urin.

Indikasi

 Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif, tukak lambung aktif, mengurangi

gejala refluks esofagitis.

 Terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak usus 12 jari, tukak lambung.

 Pengobatan keadaan hipersekresi patologis, misal sindroma Zollinger Ellison dan

mastositosis sistemik. Kontraindikasi

Ranitidin kontraindikasi bagi pasien yang yang hipersensitif atau alergi terhadap Ranitidin.

Dosis

 Dosis Dewasa

Dosis intravena intermiten atau intramuskular pada dewasa adalah 50 mg setiap 6-8  jam. Jika perlu dosis dapat dapat ditingkatkan dengan meningkatkan frekuensi pemberian, namun tidak boleh melebihi 400 mg perhari. Jika ranitidin diberikan dengan infus intravena lambat maka kecepatannya 6,25 mg/jam selama 24 jam. Sedangkan infus kontinue lambat  bagi pasien ZES atau hipersekresi GI patologis umumnya infus dimulai dengan kecepatan 1 mg/Kg BB perjam, dan jika setelah 4 jam infus, pasien masih menunjukan gejala hipersekresi GI, maka dosis harus dititrasi ke atas dengan penambahan sebesar 0,5 mg/Kg BB perjam, dengan konsentrasi asam lambung harus terus dipantau. Dosis maksimum hingga 2,5 mg/Kg BB perjam dan tingkat infus 220 mg/jam.

  Dosis Pediatrik

Dosis pada anak usia 1 bulan hingga 16 tahun, untuk pengobatan ulkus duodenum aktif adalah 2-4 mg/Kg perhari dalam dosis terbagi setiap 6-8 jam. Sedangkan  penggunaannya pada pasien neonatus (kurang dari 1 bulan) dosis 2 mg/Kg BB intravena

setiap 12-24 jam sebagai infus intravena kontinue. Dosis pada pasien dengan penur un an f un gsi gi nj al 

Pada pasien dengan klirens kreatinin kurang dari 50 mL/menit maka dosis ranitidin yang direkomendasikan adalah 150 mg setiap 24 jam peroral, 50 mg setiap 18-24 jam untuk  pemberian parenteral.

Ef ek sampin g

 Sakit kepala

 Efek samping pada susunan saraf pusat, jarang terjadi : malaise, pusing, mengantuk,

(3)

 Gastrointestinal : konstipasi / susah buang air besar, diare, mual, muntah, nyeri perut,

 jarang dilaporkan : pankreatitis.

 Hematologik : leukopenia, granulositopenia, trombositopenia. Kasus jarang terjadi

seperti agranulositopenia, pansitopenia, trombositopenia, anemia aplastik pernah dilaporkan.

 Endokrin : ginekomastia, impoten, dan hilangnya libido pernah dilaporkan pada

 penderita pria.

Peri ngatan dan perh atian

 Dosis ranitidin harus disesuaikan pada penderita gangguan fungsi ginjal.

 Hati-hati pemberian ranitidin pada gangguan fungsi hati karena ranitidin dimetabolisme

di hati.

 Hindarkan pemberian ranitidin pada penderita dengan riwayat porfiria akut.  Hati-hati penggunaan ranitidin pada wanita menyusui.

 Khasiat dan keamanan penggunaan ranitidin pada anak-anak belum terbukti.  Pemberian ranitidin pada wanita hamil hanya jika benar-benar sangat dibutuhkan.

Kemasan

 Ranitidin, tablet salut selaput 150 mg, dus, 10 strip @ 10 tablet salut selaput.  Ranitidin, kaptab salut selaput 300 mg, dus, 10 strip @ 10 kaptab salut selaput.

B. DEXAMETHASONE Obat generi k :

Dexamethasone / Deksametason Obat ber mer ek :

Camidexon, Corsona, Cortidex, Dexa-M, Etason, Indexon, Kalmethasone, Lanadexon, Licodexon, Molacort, Nufadex M, Oradexon, Pycameth, Scandexon,

Komposisi

 Dexamethasone 0,5 mg : Setiap tablet mengandung deksametason 0,5 mg.  Dexamethasone 0,75 mg : Setiap tablet mengandung deksametason 0,75 mg.

Farmakologi

 Dexamethason (deksametason) adalah obat antiinflamasi dan antialergi yang sangat

kuat. Sebagai perbandingan Dexamethasone 0,75 mg setara dengan obat sebagai  berikut : cortisone 25 mg, hydrocortisone 20 mg, prednisone 5 mg, dan prednisolone 5

mg.

 Deksametason tidak mempunyai aktivitas mineral kortikosteroid dari cortisone atau

hydrocortisone, sehingga pengobatan untuk kekurangan adrenocortical tidak berguna. Dosis dan atur an pakai

  Dewasa : 0,5 mg

 – 

 10 mg per hari.

  Anak-anak  : 0,08 mg

 – 

 0,3 mg/kg berat badan per hari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.

Indikasi

Obat ini digunakan sebagai glucocorticoid khususnya untuk :

 Antiinflamasi,

(4)

 Alergi dermatitis,  Penyakit kulit,

 Penyakit inflamasi pada masa dan kondisi lain dimana glucocorticoid berguna lebih

menguntungkan seperti penyakit leukemia tertentu dan limfoma dan inflamasi pada  jaringan lunak dan anemia hemolitik.

Kontraindikasi

 Penderita yang hipersensitif terhadap deksametason.  Penderita infeksi jamur sistemik.

 Jangan diberikan kepada penderita herpes simpleks pada mata, tuberkulosis aktif,

 peptik ulcer aktif atau psikosis kecuali dapat menguntungkan penderita.

 Jangan diberikan kepada wanita hamil karena akan terjadi hipoadrenalisme pada bayi

yang dikandungnya, atau diberikan dengan dosis yang serendah-rendahnya. Peri ngatan dan perh atian

 Kekurangan adrenocortical sekunder yang disebabkan oleh pengobatan dapat dikurangi

dengan mengurangi dosis secara bertahap.

 Ada penambahan efek kortikosteroid pada penderita dengan hipotiroidisme dan sirosis.

Ef ek sampin g

 Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik steroid seperti

kehabisan protein, osteoporosis, dan penghambatan pertumbuhan anak.

 Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.

I nteraksi obat

 Insulin, hipoglikemik oral : menurunkan efek hipoglikemik.

 Fenitoin, fenobarbital, dan efedrin : meningkatkan clearance metabolik dari

deksametason, menurunkan kadar steroid dalam darah dan aktifitas fisiologis.

 Antikoagulan oral : meningkatkan atau menurunkan waktu protrombin.  Diuretik yang mendepresi kalium : meningkatkan risiko hipokalemia.

 Glikosida kardiak : meningkatkan risiko aritmia atau toksisitas digitalis sekunder

terhadap hipokalemia.

 Antigen untuk tes kulit : menurunkan reaksivitas.  Imunisasi : menurunkan respon antibodi.

Kemasan 

 Dexamethasone tablet 0,5 mg, kotak, 20 strip @ 10 tablet.  Dexamethasone tablet 0,75 mg, kotak, 20 strip @ 10 tablet.

C. MELOXICAM

Meloxicam adalah obat nsai (non steroid anti inflammatory)  baru dari golongan asam enolat.

M ekani sme kerj a 

meloxicam sbg efek anti inflamasi, analgesik dan antipiretik melalui penghambatan  biosintesa prostaglandin yg diketahui berfungsi sbg mediator peradangan. Proses  penghambatan COX2 menentukan efek terapi NSAI ,sedangkan penghambatan COX1

(5)

Farmakologi 

Meloxicam merupakan golongan Anti Inflamasi Non steroid (NSAID) derivat asam enolat yang bekerja dengan cara menghambat biosintesis prostaglandin yang merupakan mediator inflamasi melalui penghambat cyclooxygenase 2  (COX-2), sehingga terjadinya  proses inflamasi dapat dihambat tanpa terjadi efek samping terhadap ginjal dan gastro intestinal yang merupakan ciri khas pada penggunaan obat-obat Anti Inflamasi Non Steroid selama ini.

Dosis 

Pemberian oral:

Pada osteoarthritis: 7,5 mg satu kali sehari, jika diperlukan dosis dapat ditingkatkan hingga 15 mg satu kali sehari.

Pada rheumatoid arthritis: 15 mg satu kali sehari, dapat dikurangi sampai 7,5 mg/hari tergantung respon klinis.

Untuk pasien dengan resiko tinggi diberikan dosis awal 7,5 mg satu kali sehari. Untuk pasien penderita gagal ginjal dosis tidak lebih dari 7,5 mg satu kali sehari. Indikasi 

Osteoarthritis dan Rheumatoid Arthritis. Kontr a in dikasi 

 Pasien yang hipersensitif terhadap Meloxicam, Aspirin atau obat-obat Anti inflamasi

 Non Steroid lainnya.

 Penderita dengan penyakit ginjal berat.  Wanita hamil dan menyusui.

 Anak-anak.

 Perdarahan gangguan saluran pencernaan, perdarahan cerebrosvaskular atau perdarahan

 penyakit lainnya. Ef ek samping 

Gangguan Gl, edema, nyeri, pusing, sakit kepala anemia, artralgia, nyeri punggung, insomnia batuk, infeksi sal napas, ruam kulit, pruritus, sering berkemih, ISK

D. CEFOTAXIME M ekani sme

Cefotaxime merupakan antibiotik golongan sefalosporin. Sefalosporin merupakan antibiotika bakterisid yang mekanisme kerjanya mirip dengan golongan penisilin. Antibiotik-antibiotik -lactam ini menghambat pembentukan dinding sel bakteri pada tahap III dan tahap akhir dengan berikatan pada satu atau lebih protein-protein pengikat penisilin (PBPs) yang terdapat di membran sitoplasma di bawah dinding sel bakteri yang rentan. Cefotaxime memiliki afinitas yang besar terhadap PBPs Enterobacteriaceae.

Cefotaxime adalah kelompok obat yang disebut cephalosporin antibiotics. Cefotaxime  bekerja dengan cara memperlemah dan memecah dinding sel, membunuh bakteri. Cefotaxime digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri, termasuk keadaan parah atau yang mengancam nyawa.

Indikasi: 

Untuk mengobati infeksi bakteri atau mencegah infeksi bakteri sebelum, selama atau setelah pembedahan tertentu.

(6)

Dosis: 

1. 1-2 gr melalui pembuluh darah (intra vascular), lakukan setiap 8-12 jam 2. Dosis maksimum: 12 gr/hari

Ef ek Sampin g: 

1. Dosis tinggi bisa dihubungkan dengan efek CNS ( encephalopathy, convulsion); Efek hematologis yang jarang; pengaruh terhadap ginjal dan hati juga terjadi.

2. Perpanjangan PT ( prothrombin time), perpanjangan APTT (activated partial thromboplastin time), dan atau hypoprothrombinemia (dengan atau tanpa pendarahan) dikabarkan terjadi, kebanyakan terjadi dengan rangkaian sisi NMTT yang mengandung cephalosporins.

I nstru ksi K husus: 

1. Gunakan dengan hati-hati pada pasien yang alergi terhadap Penicillin, ada kemungkinan 10% peluang sensitivitas.

2. Gunakan dengan hati-hati pada pasien kerusakan ginjal.

E. NEURODEX Farmakologi :

Vitamin B1 sebagai koenzim pada dekarboksilasi asam alfa-keto dan berperan dalammetabolisme karbohidrat. Vitamin B6 di dalam tubuh berubah menjadi piridoksal fosfat danpiridoksamin fosfat yang dapat membantu dalam metabolisme protein dan asam amino. VitaminB12 berperan dalam sintesa asam nukleat dan  berpengaruh pada pematangan sel dan memeliharaintegritas jaringan syaraf.

I ndikasi : 

1. Gangguan neurologis. 2. Morning sickness. 3. Anemia.

4. Penambah tenaga (roburansia) untuk pemulihan, kelelahan, dan usia tua. Efek samping :

Pemakaian Vitamin B6 dosis besar dalam jangka waktu yang lama, dapat menyebabkan sindromneuropati

Dosis : 

Dewasa : 2-3 kali sehari 1 tablet Komposisi : 

Mengandung vit B1 100 mg, vit B6 200 mg, dan vit B12 250 mcg Peringatan dan perhatian :

Sebaiknya tidak digunakan untuk pasien yang sedang menerima terapi levodopa. Kemasan :

F. AMITRIPTYLINE M er ek D agang

(7)

I ndikasi :

 Depresi, terutama bila diperlukan sedasi;   Nocturnal enuresis pada anak

Kontraindikasi :

 Infark miokardial yang baru,  Aritmia, mania

 Penyakit hati berat.

Efek samping :

 Mulut kering  Pandangan kabur

 Konstipasi, mual, sulit buang air kecil,

 Efek pada kardiovaskular (aritmia, hipotensi postural, takikardia, sinkope, terutama

 pada dosis tinggi)

 Berkeringat, tremor, ruam, gangguan perilaku (terutama anak)  Gangguan fungsi seksual

 Perubahan gula darah, nafsu makan bertambah.

Dosis :

 Oral: depresi: dosis awal 75 mg 1 kali (lansia dan remaja 30-75 mg/hari), dosis

terbagi,

 atau dosis tunggal menjelang tidur. Naikkan bertahap bila perlu, maksimal 150 mg.

Dosis pemel ih araan

 Lazim: 50-100 mg/hari.

 ANAK di bawah 16 tahun, tidak dianjurkan untuk depresi.

Noctur nal enu r esis

 ANAK 7-10 tahun 10-20 mg

 11-16 tahun 25-50 mg, malam hari.

 Maksimal periode pengobatan (termasuk pemutusan obat secara bertahap) 3 bulan.

Peringatan

 Penyakit jantung (terutama dengan aritmia),  Epilepsi

 Hamil, menyusui, lansia

 Gangguan faal hati, penyakit tiroid, psikosis, glaukoma sudut sempit, retensi urin,

G. CARBAM AZEPI NE / KARBAMAZEPIN M er ek dagang

Bamgetol, Cetazep, Lepigo, Lepsitol, Tegretol, Teril Kandungan

 Carbamazepine / Karbamazepin Tablet 200mg

 Carbamazepine / Karbamazepin Tablet kunyah 100mg  Carbamazepine / Karbamazepin Suppost 250mg

 Carbamazepine / Karbamazepin Suppost 125mg  Carbamazepine / Karbamazepin Sirup 100mg/5ml

(8)

Indikasi

 Epilepsi, epilepsi umum primer atau sekunder dari kejang dengan komponen

tonik-klonik

  Neuralgia trigeminal   Neuralgia glosofaringeal.

Kontra indikasi

 Hipersensitif terhadap Karbamazepin, blok AV.

 Riwayat depresi sumsum tulang atau porfiria akut dan berkala.

 Penggunaan kombinasi dengan penghambat Mono Amin Oksidase (MAO).

Perhatian

 Penyakit kardiovaskular berat, gangguan hati atau ginjal, lansia, kehamilan,

menyusui.

 Terganggunya aktivitas berkendaraan dan mengoperasikan mesin.

I ndeks keamanan pada wani ta hamil

Positif ada kejadian yang berbahaya pada janin manusia, tetapi keuntungan dari  penggunaan oleh wanita hamil mungkin dapat diterima walaupun berisiko. (Misalnya jika obat digunakan untuk situasi menyelamatkan nyawa atau penyakit yang serius dimana obat yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).

H. DULCOLAX Indikasi: 

Digunakan untuk pasien yang menderita konstipasi. Untuk persipan prosedur diagnostik, terapi sebelum dan sesudah operasi dalam kondisi untuk mempercepat defeksi. Kontra I ndikasi: 

Pada pasien ileus, abstruksi usus, yang baru mengalami pembedahan dibagian perut seperti usus buntu, penyakit radang usus akut dan hehidrasi parah, dan juga pada pasien yang diketahui hipersensitif terhadap bisacodyl atau komponen lain dalam produk.

Komposisi: 

1 tablet salut enterik mengandung 5 g: 4,4'-diacetoxy-diphenyl-(pyridyl-2)-methane (=bisacodil) Zat tambahan: laktosa, pti jagung, gliserol, magnesium stearat, sukrosa, talk, akasia, titanium dioksida, eudragit L100 dan S100, dibutilftalat, polietilen glikol, Fe-oksida kuning, beeswax white, carnauba wax, shellac.

Dosis dan Car a Pember ian :

Kecuali ditentukan lain oleh dokter dosis yang dianjurkan adalah:

1. Untuk Konstipasi Tablet Salut Enterik Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun: 2 - 3 tablet (10 - 15 mg) sekali sehari. Anak-anak 6 - 12 tahun: 1 tablet (5 mg) sekali sehari.

Anak-anak di bawah 6 tahun: konsultasi dengan dokter atau dianjurkan memakai supositoria anak.

2. Untuk orang dewasa adalah 2 - 4 tablet pada malam sebelumnya dan 1 sipositoria  pada esok paginya.

(9)

Ef ek Sampin g:

Sewaktu menggunakan DULCOLAX, dapat terjadi rasa tidak enak pada perut termasuk kram, sakit perut, dan diare. Reaksi alergi, termasuk kasus-kasus angiooedema dan reaksi anafilaktoid juga dilaporkan terjadi sehubungan dengan pemberian DULCOLAX.

I nteraksi: 

Penggunaan bersamaan dengan diuretik atau adreno-kortikoid dapat meningkatkan risiko ketidakseimbangan elektrolit jika DULCOLAX diberikan dalam dosis berlebihan. Ketidaseimbangan elektrolit dapat mengakibatkan peningkatan sensitivitas glikosida jantung. Penyimpanan: 

Simpan pada suhu 25 - 30 derajat C dan lindungi dari cahaya. Simpan di tempat yang maan,  jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Referensi

Dokumen terkait

Teachers’ conceptions and understanding of assessment, accordingly, will be a potentially powerful influence in learning teaching processes, as how they view, think of, and

Ekspektasi menunjukkan keinginan dan kebutuhan penumpang yang diharap- kan atas pelayanan yang ada sekarang ini, sedangkan persepsi menunjukkan pern- yataan penumpang

(1) Dalam hal penilaian dokumen rencana teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf a untuk bangunan gedung tidak sederhana untuk kepentingan umum dan

(2) Tarif atas jasa layanan di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan kontrak

 Terinfeksi dengan bakteri yang resisten antibiotik tertentu. Penderita yang sebelumnya menggunakan antibiotik untuk terapi penyakit lain pada tiga bulan terakir mempunyai

Seiring dengan perubahan adopsi teknologi, bila alsintan tersebut sudah tersedia dan diimplementasikan maka indikasi pengaruh akan berubah menyesuaikan dampak yang terjadi

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2.. Metode penelitian : Penelitian ini menggunakan

Hasil Uji Analisis Jalur Tahap II Model Trimming.