GAGASAN FILSAFAT BARAT DALAM
NOVEL PEREMPUAN BERNAMA ARJUNA KARYA REMY SYLADO
Dini Wulandari NIM 1101796
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keunikan novel Perempuan Bernama Arjuna karya Remy Sylado yang secara eksplisit membicarakan soal gagasan filsafat (Barat). Menyebut nama Remy Sylado, pembaca (sastra) akan diingatkan pada karya-karyanya yang tendensius pada persoalan sejarah, sosial, budaya, dan perempuan. Faiz Manshur, seorang kritikus sastra menyebutkan bahwa lebih dari 150 sosok filsuf dunia dibahas oleh Remy dalam novelnya. Ratusan pemikiran filsuf tersebut termasuk dalam klasifikasi konsep filsafat Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur novel PBA, menyajikan konsep gagasan filsafat Barat dalam buku Filsafat Umum karya Ahmad Tafsir (dilengkapi dengan sumber-sumber lain yang relevan), dan membandingkan gagasan filsafat Barat dalam novel PBA dengan bidang ilmu filsafat Barat.
Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode deskriptif, analitik, komparatif sebagai bagian dari kajian sastra bandingan.
Hasil penelitian ini mendeskripsikan bahwa kaitan antar unsur yang terdapat dalam struktur novel PBA merujuk pada satu titik temu, yakni gagasan filsafat Barat. Bidang ilmu filsafat Barat, mengurai bahwa hal-hal yang berkaitan dengan hasil pemikiran-pemikiran filsafat yang occidental dimulai dari zaman Yunani kuno, abad pertengahan, kurun renaissance, zaman modern, dan pascamodern. Secara umum, perbandingan gagasan filsafat Barat dalam novel PBA dengan bidang ilmu filsafat Barat
IDEAS OF WESTERN PHILOSOPHY IN
NOVEL PEREMPUAN BERNAMA ARJUNA BY REMY SYLADO
Dini Wulandari NIM 1101796
Abstract
This research is motivated by the uniqueness of novel Perempuan Bernama
Arjuna by Remy Sylado, this novel explicitly talk about the idea of western
philosophy. The name of Remy Sylado, will make readers (literature) will recall some of his works on tendentious historical issues, social, cultural, and women. Faiz Mansoor, a literature critic mentioned that more than 150 philosophers figure mentioned by Remy in his novel. Hundreds of philosophers thought was included in the classification of the concept of western philosophy.
This study aimed to describe the structure of novel PBA, presents the concept of western philosophy in a book named Filsafat Umum by Ahmad Tafsir (equipped with other sources that relevant), and comparing the idea of western philosophy in PBA and science of western philosophy.
Therefore, this research using descriptive method, analytic, and comparative as part of comparative literature.
BAB III
METODE PENELITIAN
Di dalam bab ini dibahas mengenai metode yang digunakan dalam
penelitian. Pertama, penjelasan mengenai sumber data. Kedua, teknik yang
digunakan dalam penelitian, yakni teknik pengumpulan dan pengolahan data.
Ketiga, bagan kerangka berpikir guna mempermudah pemahaman pembaca
mengenai langkah kerja penelitian secara umum. Keempat, definisi
operasional, yakni definisi-definisi yang berkaitan dengan judul penelitian.
Kelima, menyajikan instrumen penelitian dalam bentuk tabel analisis struktur
novel, gagasan filsafat Barat, dan sastra bandingan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analitik komparatif. Metode tersebut merupakan metode gabungan, yakni
mendeskripsikan, menganalisis, dan membandingkan objek penelitian. Pada
proses mendeskripsikan dan menganalisis sumber data (baik sumber utama
maupun pembanding) dilakukan metode analisis isi untuk menghindari hasil
penelitian yang bersifat subjektif.
A. Sumber Data 1. Identitas Buku
Judul : Perempuan Bernama Arjuna
Penulis : Remy Sylado
Tebal halaman : 276 halaman
Cetakan pertama : Tahun 2013
Penerbit : Nuansa Cendikia – Bandung
2. Ikhtisar
Novel Perempuan Bernama Arjuna (PBA), menceritakan tentang
kehidupan seorang mahasiswi bernama Arjuna yang sedang menempuh
magister filsafat di Belanda. Ayahnya merupakan seorang Kristiani asal
Tionghoa sedangkan ibunya merupakan seorang Muslim keturunan Jawa.
Arjuna sendiri tumbuh menjadi perempuan muslim dengan fisik yang biasa,
namun memiliki otak yang cerdas. Di Belanda, ia dikenal oleh
teman-teman kuliah serta dosen-dosennya sebagai seorang poliglot dan
berwawasan luas.
Di kelas maupun di luar kelas, Arjuna seringkali mengajak
teman-teman dan dosen-dosennya; Amin Al-Ma’luf, Gerard Dijkhoff, Profesor
Bloembergen, Profesor Jean Claude van Damme, Marijke Teeuwen, J. O.
R. Riebeeck, dan Profesor Craig Cox untuk berdiskusi tentang filsafat.
Di tahun kedua, Arjuna mengambil spesialisasi filsafat Teologi
Apologetika. Di kelas tersebut, ia jatuh cinta pada dosennya, Profesor Jean
Claude Van Damme. Di akhir cerita, Arjuna dan Profesor Jean Claude Van
Damme menikah di Jakarta. Keduanya berhasil melewati rintangan kisah
cinta yang sempat membuat Arjuna patah hati karena Jean Claude Van
Damme diasingkan akibat skandal sex yang dilakukannya.
Peneliti juga menyertakan beberapa buku yang berkaitan dengan
konsep bidang ilmu filsafat Barat dan sastra bandingan, seperti: Filsafat
Umum (2010) karya Ahmad Tafsir (sumber utama sebagai buku
pembanding), Pengantar Filsafat Barat karya Masykur Arif Rahman
(2013), Persoalan-Persoalan Filsafat (1984) karya Harold H. Titus,
Comparative Literature as Academic Discipline (1978) karya Robert J.
Clements, dan beberapa buku lain untuk melengkapi konsep gagasan
B. Teknik Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti melakukan studi pustaka sebagai teknik utama pengumpulan
data, yakni menentukan terlebih dahulu sebuah karya sastra (novel) yang
akan dijadikan sebagai objek penelitian. Dalam hal ini, novel berjudul
Perempuan Bernama Arjuna karya Remy Sylado. Selain itu, hal yang
dianggap dapat menunjang suksesnya penelitian, peneliti juga melakukan
wawancara singkat dengan penulis novel Perempuan Bernama Arjuna,
yakni Remy Sylado.
2. Teknik Pengolahan Data
Sebelum pada pengolahan data, peneliti melakukan pembacaan kritis
dan kreatif terlebiih dahulu. Hal tersebut, dilakukan dengan harapan bisa
menentukan pisau analisis yang tepat sesuai objek penelitian.
Kuatnya gagasan filsafat (Barat) yang tertuang dalam novel Perempuan
Bernama Arjuna memunculkan sebuah hipotesis pisau analisis yang lebih
memungkinkan adalah kajian bandingan. Kemudian peneliti mencari
berbagai sumber terkait konsep struktur karya sastra, gagasan filsafat, serta
kajian bandingan itu sendiri.
Memahami konsep struktur karya sastra, gagasan filsafat Barat, dan
kajian bandingan terlebih dahulu, berguna mempermudah deskripsi analisis
yang akan dilakukan. Langkah selanjutnya, melakukan analisis berupa
deskripsi struktur dalam novel Perempuan Bernama Arjuna karya Remy
Sylado, mendeskripsikan gagasan dan konsep filsafat Barat yang diperoleh
dari berbagai sumber, dan melakukan perbandingan serta pereduksian data
untuk kemudian menyajikannya.
Berdasarkan hasil penyajian data, maka akan ditentukan kesimpulan
C. Kerangka Berpikir
Hasil Analisis
Bagan 3.1Kerangka Berpikir Teks novel Perempuan Bernama Arjuna karya Remy Sylado sebagai sumber data
Penyajian Data
Analisis Kajian Bandingan
Gagasan Filsafat Barat
Penyimpulan Data Pengumpulan Data
Pembacaan kritis-kreatif
GAGASAN FILSAFAT BARAT DALAM
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari kekeliruan pemahaman dan tafsiran dalam penelitian
ini, maka perlu dijelaskan beberapa definisi sebagai berikut.
1. Gagasan adalah hasil pemikiran seseorang mengenai suatu objek tertentu.
2. Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan, dan pemikiran
manusia secara kritis, dan dijabarkan dalam konsep mendasar dengan
menggunakan logika berpikir, dan logika bahasa.
3. Filsafat Barat adalah sebutan yang digunakan untuk pemikiran-pemikiran
filsafat dalam dunia Barat atau Occidental.
D. Instrumen Penelitian
Berdasarkan teknik pengolahan data, maka pada bagian ini akan
dikemukakan lebih rinci bagaimana langkah-langkah yang akan dilakukan
untuk menganalisis struktur novel, gagasan filsafat Barat, dan sastra
[image:7.595.116.528.450.725.2]bandingan. Analisis dilakukan dengan berpedoman pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Pedoman Analisis Struktur Novel No Pokok-pokok
Analisis
Penjelasan
1. Alur
dan
Pengaluran
a) Menganalisis alur, yaitu hubungan sebab-akibat yang
membentuk kaitan kausalitas.
b) Menganalisis pengaluran, yaitu bagaimana alur
terbentuk. Alur sendiri terdiri atas alur linear
(peristiwa yang sesuai urutan waktu), ingatan (kilas
balik dan sorot balik), dan bayangan (peristiwa yang
belum terjadi).
2. Tokoh
dan
Penokohan
a) Menganalisis tokoh utama dan tambahan.
b) Menganalisis penokohan melalui penamaan, tindakan
No Pokok-pokok Analisis
Penjelasan
3. Latar a) Menganalisis jenis latar yakni latar tempat dan latar
waktu.
b) Menganalisis pengaruh latar terhadap perilaku setiap
tokoh.
4. Analisis
Penceritaan
[image:8.595.113.530.102.287.2]Menganalisis kehadiran pencerita dan tipe penceritaan.
Tabel 3.2 Pedoman Analisis Gagasan Filsafat Barat No Pokok-pokok
Analisis
Penjelasan
1. Pemikiran Yunani
Kuno – Pascamodern
Mendeskripsikan pokok-pokok pemikiran (gagasan)
para filsuf yang pernah hidup di zaman Yunani Kuno,
Abad Pertengahan, Modern, sampai Pascamodern.
Hasil deskripsi diperoleh dari buku Filsafat Umum
karya Ahmad Tafsir sebagai sumber utama kemudian
dilengkapi dengan sumber-sumber yang berkaitan
dengan konsep gagasan filsafat Barat.
2. Teologi Apologetika Mendeskripsikan konsep-konsep Teologi
Apologetika melalui studi khusus: antiteisme dan
Tabel 3.3 Pedoman Analisis Sastra Bandingan No Pokok-pokok
Analisis
Penjelasan
1. Struktur Novel
Perempuan
Bernama Arjuna
Menganalisis dan mendeskripsikan struktur novel
Perempuan Bernama Arjuna karya Remy Sylado,
meliputi: alur dan pengaluran, tokoh dan penokohan,
latar, dan analisis penceritaan.
2. Gagasan Filsafat
Barat
Menganalisis dan mendeskripsikan konsep gagasan
filsafat Barat yang terdapat dalam buku Filsafat Umum
karya Ahmad Tafsir sebagai rujukan utama dan
dilengkapi dengan buku-buku yang berkaitan.
3. Sastra Bandingan Menganalisis, mendeskripsikan, dan membandingkan
gagasan filsafat Barat yang terdapat dalam novel
Perempuan Bernama Arjuna karya Remy Sylado dengan
gagasan filsafat Barat yang teradapat dalam buku Filsafat
Umum karya Ahmad Tafsir dan buku-buku yang
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
Di dalam bab ini dibahas mengenai tiga hal: (1) simpulan, yakni jawaban atas rumusan masalah; (2) implikasi atau kebermanfaatan penelitian yang dilakukan; dan (3) berdasarkan hasil penelitan yang sudah dilakukan, peneliti merekomendasikan hal-hal yang bisa ditindaklanjuti oleh para peneliti selanjutnya.
A. Simpulan
Berdasarkan tiga rumusan masalah (rumusan bawahan), yakni (1) analisis
struktur novel Perempuan Bernama Arjuna; (2) deskripsi konsep gagasan
filsafat Barat yang terdapat dalam buku Filsafat Umum dan beberapa sumber
relevan lainnya; dan (3) analisis sastra bandingan, yakni membandingkan
gagasan filsafat Barat yang terdapat dalam novel Perempuan Bernama Arjuna
dengan bidang ilmu filsafat Barat diperoleh simpulan sebagai berikut.
Pertama, analisis struktur novel Perempuan Bernama Arjuna dalam aspek
sintaksis (alur dan pengaluran), semantik (tokoh dan latar), dan pragmatik
(analisis penceritaan). Pada analisis pengaluran menunjukan bahwa Remy
Sylado sebagai pengarang menciptakan sekuen-sekuen dengan “durasi” cukup
panjang. Remy banyak menghadirkan diskusi perkuliahan yang menggunakan
metode mengulang ingatan (sorot balik). Sekuen-sekuen yang dibentuk
tersebut membentuk hubungan sebab akibat yang juga dikaitkan dengan
metode perkuliahan berupa metode mengulang ingatan. Misalnya, sebab tokoh
Arjuna mengemukakan ingatannya mengenai pemikiran Descartes
mengakibatkan munculnya ingatan-ingatan yang berkaitan dengan itu:
Ada limabelas tokoh yang terdapat dalam novel Perempuan Bernama
Arjuna. Sebelas di antaranya merupakan tokoh individual dan empat
diantaranya merupakan tokoh kolektif (kelompok). Sebagian besar tokoh yang
dihadirkan oleh pengarang, merupakan tokoh cendikia, khususnya di bidang
filsafat, seperti; Profesor Bloembergen, Van Damme, Craig Cox, dan
mahasiswa-mahasiswa filsafat. Hal tersebut dimaksudkan agar gagasan filsafat
yang ingin disampaikan oleh pengarang, sampai dengan cara yang logis.
Maksudnya, jika gagasan filsafat Barat disampaikan oleh pedagang sayur di
pasar, secara logika tidaklah logis.
Belanda menjadi latar utama dalam novel PBA. Ada ideologi yang ingin
disampaikan oleh pengarang mengenai pemilihan latar tempat ini. Hal tersebut
disampaikan oleh tokoh Arjuna: Itulah alasannya pula mengapa saya memilih
belajar di Belanda. Tak lain, saya ingin mengambil alih otak Belanda itu
menjadi bagian kecerdasan dan kecendikiaan saya (Sylado, 2013, hlm. 73).
Selanjutnya, Remy Sylado lebih banyak menggunakan tipe penceritaan
dialog dan monolog. Ini yang ingin Remy maksudkan sebagai perbedaan
kedudukan antara gagasan filsafat Barat dalam fiksi dan nonfiksi.
Berdasarkan analisis aspek sintaksis, semantik, dan pragmatik yang
diuraikan tersebut, ketiganya merujuk pada titik temu yang sama, yakni
gagasan filsafat Barat yang bersifat teoretis.
Kedua, temuan yang diperoleh berdasarkan analisis konsep gagasan
filsafat Barat dalam buku Filsafat Umum karya Ahmad Tafsir dan dilengkapi
dengan sumber-sumber yang relevan, secara ringkas dapat dideskripsikan
sebagai berikut: (1) filsafat abad Yunani kuno; mencakup pemikiran filsuf pra-
dan pasca- Socrates; (2) filsafat abad pertengahan yang diwarnai oleh
pemikiran Augustinus, Boethius, dan Aquinas; (3) filsafat abad modern yang
termasuk di dalamnya pembahasan mengenai filsafat kurun renaissance; (4)
filsafat pascamodern yang hanya membahas dua filsuf yang pemikirannya
pembahasan khusus mengenai pendalaman filsafat Apologetika yang dikaji
berdasarkan dua studi khusus, yakni Antiteisme dan Agnostisisme.
Ketiga, analisis sastra bandingan antara novel Perempuan Bernama
Arjuna karya Remy Sylado (sebagai karya sastra) dengan gagasan filsafat
Barat (sebagai bidang ilmu). Secara umum, perbandingan gagasan filsafat
Barat yang terdapat dalam novel PBA dengan buku Filsafat Umum karya
Ahmad Tafsir dan sumber-sumber yang relevan, mendeskripsikan hal yang
sejajar (sama). Perbedaan yang sangat tampak yakni mengenai pemikiran
Thales, Anaxagoras, dan Anaximenes. Di dalam teks PBA, Remy Sylado
menyebutkan bahwa ketiga filsuf tersebut memiliki pandangan yang sama
tentang substansi alam semesta, yakni udara, sedangkan konsep gagasan
filsafat Barat secara umum menyebutkan hanya Thales yang memiliki
pandangan berbeda, yakni substansi alam semesta adalah air, sedangkan
Anaxagoras dan Anaximenes berpendapat bahwa substansi alam semesta
adalah udara, seperti halnya yang disebutkan di dalam novel PBA.
Tiga simpulan di atas yang merupakan jawaban dari rumusan bawahan
dalam penelitian ini. Dan rumusan pokok dari penelitian ini ialah menemukan
kesatuan gagasan filsafat Barat berdasarkan hasil dari tiga rumusan pokok di
atas. Simpulan yang diperoleh dari kesatuan gagasan filsafat Barat di atas
yakni wacana tradisi Timur dan Barat. Remy Sylado melakukan pensejajaran
antara tradisi Timur dan Barat melalui gaya yang khas.
Di atas gambaran paradoksal itu saya berkata, “Dalam pandangan saya,
sebagai orang Timur di Barat sini, paham agnostikisme ini merancukan tatanan. Ini masalah sosial yang ujungnya berhubungan dengan masalah
etikal.”
“Menarik. Bagaimana itu?”
“Di Timur, gejalanya terlihat dalam apa yang populer disebut life style,
Remy Sylado mendudukkan sekularisme yang kini merekat kuat dalam
tradisi bangsa Indonesia dipandang sebagai anaktangga „pertama‟ menuju
agnostikisme (teri filsafat yang menganggap diri tidak memiliki kemampuan
untuk mengenali, memahami, dan mempercayai hal-hal bersifat di luar
metafisik; Tuhan termasuk di dalamnya).
Remy Sylado melalui novelnya yang menggagas persoalan filsafat Barat
memberikan wacana secara eksplisit pada bangsa Indonesia bahwa tradisi
yang bersifat sekular harus diantisipasi hadirnya paham-paham agnostikisme
di Indonesia.
Remy Sylado dipandang memiliki kekhasan dan keistimewaan yang
seharusnya dilestarikan. Hal tersebut telah digembar-gemborkan oleh
pihak-pihak yang juga membuat semacam kisi-kisi bahwa tradisi Indonesia
bertanggungjawab akan hal tersebut. Namun, tidak cukup dengan hanya
membakar semangat melestarikan tradisi Timur. Lebih dari itu, bangsa
Indonesia (secara individual) seharusnya mempunyai kesadaran bahwa tradisi
Timur dan sebagai identitas bangsa perlu adanya tindakan dalam bentuk
praktis. Minimal menjadikan tradisi Timur, yakni tradisi yang memiliki
nilai-nilai luhur sebagai tradisi yang digunakan dan dipraktikkan dalam kehidupan
sehari-sehari. Masalah etika, kesopanan, hubungan sosial, dan sebagainya.
Melalui kutipan teks di atas, Remy Sylado secara implisit mempertegas
bahwa hakikatnya melestarikan tradisi Timur merupakan benteng bagi bangsa
Indonesia yang kini rentan dengan mode sekularisme menuju agnostikisme.
B. Implikasi
Penelitian ini diharapkan dapat berimplikasi bagi para pembaca
(khususnya pembaca karya sastra) agar mampu mengambil nilai-nilai didaktis
yang terkandung dalam gagasan filsafat barat. Remy Sylado telah
menyederhanakan konsep filsafat yang rumit menjadi cukup mudah dipahami
melalui sajian fiksi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal
pembaca mengenai pentingnya memahami nilai-nilai filsafat sebagai bagian
dari pedoman hidup.
Penelitian ini juga diharapkan dapat berimplikasi kepada para peneliti
selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan objek dan
pisau analisis yang sama. Implikasi yang dimaksud ialah menjadi salah satu
rujukan atau referensi untuk penelitian selanjutnya.
C. Rekomendasi
Novel Perempuan Bernama Arjuna merupakan karya Remy Sylado yang
secara eksplisit mengambil tema filsafat. Pemikiran filsuf-filsuf zaman Yunani
klasik sampai pascamodern, termasuk pembahasan khusus mengenai Teologi
Apologetika merujuk pada simpulan mengenai kentalnya gagasan filsafat
Barat yang bisa dibandingkan dengan bidang ilmu filsafat Barat secara umum.
Di luar pembahasan tersebut, banyak hal yang bisa diurai dari novel
Perempuan Bernama Arjuna, diantaranya: (1) mengenai ideologi pengarang
dalam menghadirkan paradoks timur dan barat melalui tokoh perempuan
bernama Arjuna; (2) membandingkan novel ini dengan novel filsafat yang
sangat fenomenal yaitu Dunia Sophie; (3) representasi perempuan melalui
identifikasi nama Arjuna yang telah terkonvensi dalam masyarakat sebagai