• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG HAMBATAN SISWA KELAS I LISTRIK DI SMK NEGERI 2 MAKASSAR DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM PEKERJAAN MEKANIK ELEKTRO (PME)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI TENTANG HAMBATAN SISWA KELAS I LISTRIK DI SMK NEGERI 2 MAKASSAR DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM PEKERJAAN MEKANIK ELEKTRO (PME)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pendidikan memegang peranan penting dan sangat strategis dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal tersebut disebabkan karena pendidikan merupakan wadah untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan akan dihasilkan manusia yang mempunyai keterampilan dan kemampuan sehingga mampu bersaing menghadapi era globalisasi dan persaingan bebas yang berlangsung sekarang ini.

Berkaitan dengan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, pemerintah telah banyak berusaha meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini nampak dari salah satu usaha yang dilakukan dengan membuka jalur pendidikan melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

SMK sebagai lembaga pendidikan keterampilan atau kejuruan diharapkan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dan permintaan dunia kerja terutama dalam berbagai bidang industri. Harapan ini tentunya tidak terlepas dari kesiapan sekolah kejuruan dalam melaksanakan seluruh sistem pendidikan yang diperlukan, termasuk kemampuan siswa melaksanakan praktikum Pekerjaan Mekanik Elektro (PME) secara optimal.

Berawal dari pelaksanaan kegiatan PPL pada semester ganjil tahun ajaran 2008/2009 di SMK Negeri 2 Makassar terungkap bahwa praktikum PME pada SMK ini belum terlaksana sepenuhnya seperti yang dituntut oleh kurikulum seperti jumlah alat dan

STUDI TENTANG HAMBATAN SISWA KELAS I LISTRIK DI SMK

NEGERI 2 MAKASSAR DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM

PEKERJAAN MEKANIK ELEKTRO (PME)

Al Imran

Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNM e-mail: Alimran_unm@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui hambatan siswa dalam pelaksanaan praktikum pekerjaan mekanik elektro (PME) pada siswa kelas I listrik di SMK Negeri 2 Makassar. Populasi penelitian yang sekaligus sampel adalah semua siswa kelas I listrik SMK Negeri 2 Makassar yng berjumlah 56 orang. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 Juli – 31 Juli 2009 dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh tentang hambatan siswa dalam pelaksanaan praktikum PME menunjukkan bahwa untuk kategori cukup terhambat pada sub variabel ketersediaan alat praktikum yaitu sebesar 50,00%, untuk sub variabel ketersediaan bahan praktikum yaitu sebesar 50,00%, untuk sub variabel kesiapan siswa terhadap materi praktikum yaitu sebesar 51,79%, dan untuk sub variabel kesiapan guru dalam pemberian metode praktikum yaitu sebesar 55,36%. Hal yang paling mendasar untuk segera dilakukan berkaitan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh pihak sekolah yaitu menyiapkan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan praktikum.

▸ Baca selengkapnya: pertanyaan tentang hambatan hambatan dalam pengelolaan kelas

(2)

bahan tidak sesuai dengan jumlah siswa yang akan melaksanakan praktikum, kesiapan siswa terhadap pelaksanaan praktikum dalam hal ini mengenai pengetahuan siswa, dan kesiapan guru praktikum dalam memberikan materi praktikum atau metode yang diterapkan.

Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terungkap secara umum terdapat enam faktor yang dapat menjadi penghambat dalam pelaksanaan praktikum. Tule dan Mohammad dalam Demme (2008), mengumukakan bahwa keenam faktor tersebut adalah: tidak tersedianya alat praktikum, sulitnya memperoleh bahan praktikum, kurangnya pengetahuan siswa pada materi yang dipraktekkan, alokasi waktu yang terbatas, materi praktikum dianggap tidak penting, serta tidak adanya tenaga teknisi (laboran), selain itu dari hasil penelitian juga diketahui bahwa keenam faktor yang menjadi penghambat tersebut dialami siswa pada pelaksanaan praktikum PME di jenjang SMK. Berdasarkan uraian di atas dan dengan menitikberatkan pada masalah hambatan pelaksanaan praktikum PME khususnya empat faktor di atas, maka penulis bermaksud mengkaji hal tersebut dalam sebuah penelitian. Untuk merealisasikan hal tersebut, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul: “Studi Tentang Hambatan Siswa Dalam Pelaksanaan Praktikum Pekerjaan Mekanik Elektro (PME) Pada Siswa Kelas I Listrik SMK Negeri 2 Makassar“.

PENGERTIAN HAMBATAN

Menurut Abdullah dalam Demme (2008), yang dimaksud dengan hambatan yaitu segala hal yang menyebabkan tidak terlaksananya suatu kegiatan secara efektif dan efisien. Suatu kegiatan yang mengalami hambatan dapat ditandai dengan tidak terlaksananya kegiatan tersebut. Walaupun kegiatan tersebut terlaksana, namun hasil yang diperoleh dan kegiatan tersebut kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan, apalagi tidak dilakukan upaya untuk

mengatasi atau mengurangi hambatan tersebut.

Alwi (2002) menyatakan bahwa hambatan berasal dari kata hambat yang diartikan membuat sesuatu perjalanan/pekerjaan menjadi lambat atau tidak lancar dan secara terpisah hambatan diartikan “halangan atau rintangan”.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka hambatan mengandung arti: pertama, merupakan kondisi tertentu dimana berbeda dengan kondisi lainnya sehingga mempunyai gejala. Kedua, gejala dimaksudkan adalah adanya kegagalan dalam melakukan suatu kegiatan. Dengan demikian, hambatan adalah segala bentuk kondisi yang tidak mendukung sehingga

menyebabkan tidak

terlaksana/terselenggaranya dengan baik suatu kegiatan yang diinginkan.

PRAKTIKUM PME

Praktek menurut Marsabar (1972), mengatakan bahwa (1) Istilah praktek diartikan sebagai pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori. (2) pelaksanaan pekerjaan (3) perbuatan melakukan teori (keyakinan). Subijanto dalam Tonapa (2006), mengemukakan bahwa praktek adalah pelaksanaan teori yang ada, sehingga dalam hal yang berkaitan dengan teori adalah sebagai realisasi atau penjabaran dari konsep teorotis tersebut. Selanjutnya, praktikum menurut Zainuddin (2001), adalah merupakan strategi pengajaran atau bentuk pelajaran yang digunakan untuk membelajarkan secara bersama-sama kemampuan psikomotorik (keterampilan), kognitif (pengetahuan), dan afektif (sikap) menggunakan sarana laboratorium.

Kegiatan praktek merupakan suatu aktivitas yang dilakukan baik di dalam laboratorium maupun lapangan yang merupakan aplikasi dari teori yang telah diperoleh di ruang teori. Dalam melaksanakan praktek, salah satu faktor yang menentukan kemampuan praktek adalah kesiapan kerja (faktor kesiapan kerja meliputi kondisi fisik, mental, emosi,

(3)

penguasaan teori, bimbingan guru instruktur, dan fasilitas praktek). PME merupakan bentuk proses belajar mengajar yang menitikberatkan pada pembentukan keterampilan dan sikap dalam meningkatkan usaha kemampuan individu untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya tanpa mengesampingkan faktor-faktor lainnya seperti kemampuan kognitif.

Pada mata pelajaran PME ini terdapat beberapa aspek yang menjadi penilaian yaitu aspek kehadiran, aspek kemampuan merangkai, aspek pemahaman prinsip kerja, aspek pembuatan laporan praktikum, dan aspek kemampuan dalam ujian praktek (UAS). Aspek tersebut saling terkait satu sama lain.

UNIT PRAKTIKUM PME

Berdasarkan kajian yang dilakukan dalam Kurikulum SMK Edisi 2004, diketahui bahwa terdapat 3 unit praktikum PME dan beberapa teori dalam menguasai praktikum PME. Untuk lebih jelasnya, dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Peraturan, Norma dan Standar Sistem Keselamatan Kerja

a. Dasar-Dasar Keselamatan Kerja

Tindakan keselamatan kerja bertujuan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmani maupun rohani manusia, serta hasil kerja dan budaya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Keselamatan kerja manusia secara terperinci antara meliputi : pencegahan terjadinya kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi terjadinya penyakit akibat pekerjaan, mencegah dan atau mengurangi cacat tetap, mencegah dan atau mengurangi kematian, dan mengamankan material, konstruksi, pemeliharaan, yang kesemuanya itu menuju pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia. Dasar-dasar keselamatan kerja yang ada di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang RI No. 1 Thn 1970 tentang Standar Keselamatan Kerja bahwa: pengamanan sebagai tindakan keselamatan kerja memperhatikan 4 golongan sebagai berikut:

(a). pelindung badan, (b). pelindung mesin, (c). alat pengaman listrik, (d). pengaman ruang.

b. Sistem Keselamatan Kerja

Seorang pekerja baik siswa, teknisi maupun guru yang akan bekerja dalam lingkungan bengkel atau laboratorium khususnya dalam teknik kejuruan haruslah mengetahui tentang pengetahuan keselamatan kerja. Mereka juga harus mengetahui tata-cara bekerja secara benar, cara bekerja yang aman dan selamat baik bagi dirinya sebagai orang yang terlibat dalam pekerjaan itu maupun benda kerja yang dikerjakan serta lingkungan kerja di sekitarnya. Terjadinya kecelakaan menyebabkan kerugian pada tiap-tiap orang yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pekerjaan tersebut. Jika terjadi kecelakaan maka orang yang bersangkutan akan menderita sakit atau gangguan phyisik lainnya. Kerugian lainnya adalah kerugian benda, usaha kerja, kesehatan dan aktivitas sosial lainnya.

2. Penggunaan dan Perawatan Peralatan Tangan dan Mesin

a. Penggunaan Peralatan Tangan

Pekerjaan mekanik listrik yang dilakukan di bengkel listrik biasanya dikerjakan dengan menggunakan beberapa peralatan tertentu. Kadang pekerjaan tersebut dikerjakan cukup hanya menggunakan peralatan tangan saja, namun ada juga yang menggunakan peralatan mesin atau gabungan, baik peralatan tangan maupun peralatan mesin. Peralatan tangan yang dimaksud adalah segala macam perkakas atau alat yang digunakan secara manual (tangan) untuk pekerjaan pekerjaan mekanik di bengkel listrik (elektro). Peralatan tangan dalam hal ini adalah peralatan-peralatan yang digunakan secara langsung dengan tangan (manual), mudah dibawa (portable), ringan dan sederhana. Jenis peralatan tangan tersebut antara lain berupa : kikir, palu, tang, obeng, gergaji tangan, alat perlengkapan gambar, alat ukur

(4)

mekanik, alat penjepit benda kerja (ragum), penguat, dan pahat.

b. Penggunaan Peralatan Mesin

Pada pekerjaan mekanik elektro, ada beberapa jenis peralatan mesin yang sering digunakan sebagai alat utama proses penyelesaian suatu pekerjaan di samping peralatan bantu lainnya. Jenis penggunaan peralatan mesin tersebut dengan keperluan seperti pengeboran, penggergajian, penghalusan, pengelasan, pemotongan, dan pelipatan. Untuk mengerjakan kegiatan tersebut diperlukan peralatan-peralatan mesin seperti: mesin bubut, mesin gerinda, mesin bor, mesin gergaji, mesin las, mesin pembengkok/pelipat plat, dan mesin kompresor.

c. Perawatan Peralatan Tangan dan Mesin Seseorang yang bekerja di bengkel di samping harus terampil menggunkan peralatan/perkakas tangan dan mesin juga harus pandai melakukan inventaris peralatan, menyimpan dan merawat alat-alat/perkakas tersebut. Ketiga hal tersebut sudah menjadi tuntutat bagi siswa yang melakukan praktik di bengkel.

d. Penggunaan Peralatan Tangan dan Mesin Untuk Membuat Alat dari Bahan Non Logam

1) Pembuatan Roset

2) Pembuatan Sengkang/Klem 3) Membuat Armatur Lampu TL dari

Bambu

4) Membuat papan dudukan saklar 1. Hambatan-hambatan yang Mungkin

Dialami dalam Pelaksanaan Praktikum Belajar dikenal dengan 2 gejala yang tampak, yaitu: belajar yang sukses atau berhasil atau efektif dan belajar yang gagal atau terlambat, tidak mencapai tujuan. Gejala ini sering disebut mengalami hambatan dalam proses belajarnya (Haling, 2007).

Adapun karakteristik masing-masing hambatan khususnya dalam keberhasilan

pelaksanaan praktikum PME siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Ketersediaan Alat Praktikum

Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi, yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha untuk mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan (Djamarah, 2006).

Alat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat dan alat bantu pengajaran. Yang dimaksud dengan alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan, dan sebagainya. Sedangkan alat bantu pengajaran adalah berupa globe, papan tulis, batu tulis, batu kapur, gambar, diagram, slide, video, dan sebagainya.

b. Ketersediaan Bahan Praktikum

Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi anak didik. Bahan yang disebut sebagai sumber belajar (pengajaran) ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran (Djamarah, 2006).

Sulitnya memperoleh bahan praktikum inilah yang menjadi salah satu hambatan dalam pelaksanaan praktikum ini. Selain karena tidak adanya bahan praktikum yang diperlukan, tidak terlaksananya praktikum karena faktor ini juga disebabkan oleh siswa yang tidak aktif mencari bahan prakikum yang diperlukan. Sementara itu di lain pihak, guru tidak tegas dalam memberi tugas kepada siswa untuk mencari bahan praktikum, misalnya dengan memberi sanksi (tidak diikutkan dalam praktikum) jika tugas yang diberikan tidak terlaksana.

c. Kesiapan Siswa Terhadap Materi Praktikum

Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu hambatan pelaksanaan praktikum disebabkan karena pengetahuan siswa terhadap materi yang dipraktekkan, atau dengan kata lain kurangnya persiapan siswa untuk melaksanakan kegiatan praktikum.

(5)

Penyebab kurangnya pengetahuan belajar siswa secara garis besarnya dibagi ke dalam dua faktor utama, yaitu faktor penyebab yang bersifat internal dan faktor penyebab yang bersifat eksternal.

d. Kesiapan Guru dalam Pemberian Metode Praktikum

Timbulnya hambatan ini dalam pelaksanaan praktikum disebabkan karena kurangnya metode mengajar yang dilakukan oleh guru dalam memberikan materi yang akan diperaktekkan, sedangkan metode itu sendiri mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar yang sangat diperlukan oleh siswa sehingga suasana di kelas lebih menarik. Selain itu, kadang-kadang guru hanya menjelaskan materi secara sepintas dan menugaskan siswa mengamati sendiri di lingkungan sekitarnya tentang materi praktikum tersebut, sehingga dalam pelaksanaan praktikum siswa sering kebingungan dan bahkan terjadi kesalahan yang disebabkan ketidak pahaman terahadap apa yang akan dikerjakan.

METODE

Penelitian ini termasuk penelitian Deskriptif Kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran tentang hambatan yang dialami siswa dalam pelaksanaan praktikum PME Kelas I Listrik pada SMK Negeri 2 Makassar. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Makassar Jurusan Listrik pada tanggal 17 Juli sampai dengan 31 Juli 2009 dan dilakukan melalui metode observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi yang diberikan kepada 56 orang responden.

Untuk melihat kepalidan atau kesahihan dari item-item yang terdapat pada instrumen ini, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen sehingga dapat terungkap data variabel yang teliti secara tepat, uji ini dilakukan dengan korelasi product moment dari pearson. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 35 sampel dengan intsrumen sebanyak 35 butir soal, hasil uji validitas ini

diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 yang hasilnya menunjukkan bahwa dari 35 butir soal, 3 nomor diantaranya yaitu nomor 6, 13, dan 16 tidak valid dan 32 nomor lainnya dinyatakan valid. Suatu instrumen dilakukan baik dan dapat digunakan jika instrumen tersebut reliabel atau kedalamannya tinggi, oleh karena itu tingkat reliabilitas suatu instrumen harus diuji, rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha.

Berdasarkan teori di atas, uji reabilitas dalam penelitian ini dilakukan pada butir soal yang dinyatakan valid pada uji validitas dengan menggunakan 35 sampel yang sama pada uji validitas, hasil uji reabilitas dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan software SPSS.12 yang menunjukkan bahwa r hitung = 0,898 lebih besar dari r tabel pada taraf kesalahan 5% dengan sampel (N) sebanyak 35 orang = 0,344.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil analisis statistik deskriptif tentang hambatan siswa dalam pelaksanaan praktikum PME

Hambatan yang dirasakan oleh siswa berdasarkan:

a. Ketersediaan Alat Praktikum b. Ketersediaan Bahan Praktikum

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Alat Praktikum Kategori Interval Kelas Frek. % Tidak terhambat >28.01 1 1.79 Cukup Terhambat 22.07- 28 28 50.00 Terhambat 16.13- 22.06 21 37.50 Sangat terhambat <16.13 6 10.71 Jumlah 56 100

2. Hasil angket untuk mengetahui hambatan siswa dalam pelaksanaan praktikum PME

(6)

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Bahan Praktikum Kategori Interval Kelas Frek. % Tidak terhambat >22.34 3 5.36 Cukup Terhambat 17.70- 22.33 28 50.00 Terhambat 13.05- 17.69 22 39.29 Sangat erhambat <13.05 3 5.36 Jumlah 56 100

c. Deskriptif Kesiapan Siswa Terhadap Materi Praktikum

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Kesiapan Siswa Terhadap Materi Praktikum

Kategori Interval Kelas Frek. (%) Tidak terhambat >47.92 2 3.57 Cukup Terhambat 38.71- 47.91 29 51.79 Terhambat 29.50- 38.7 21 37.50 Sangat terhambat <29.50 4 7.14 Jumlah 56 100

d. Deskriptif Kesiapan Guru dalam Memberikan Metode Praktikum

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Kesiapan Guru dalam Memberikan Metode Praktikum

Kategori Interval Kelas Frek. % Tidak terhambat >18.85 3 5.36 Cukup Terhambat 14.86- 18.84 31 55.36 Terhambat 10.87- 14.85 20 35.71 Sangat terhambat < 10.87 2 3.57 Jumlah 56 100

Ketersediaan alat praktikum dalam hal ini adalah kondisi peralatan dan kelengkapan fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum PME. Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran/ praktikum. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan praktikum, alat mempunyai fungsi, yaitu alat

sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha untuk mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan. Hasil analisis deskriptif ketersediaan alat praktikum menunjukkan cukup terhambatnya siswa dalam pelaksanaan praktikum sebesar 50,00%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aprianto (2007) yang berjudul Kinerja Praktikum Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar bahwa ketersediaan alat praktikum kurang menunjang dalam pelaksanaan praktikum di laboratorium dan hal ini sesuai dengan hambatan yang dialami oleh siswa dalam pelaksanaan praktikum PME di SMK Negeri 2 Makasar. Dari gambaran tersebut mengungkapkan bahwa salah satu hambatan yang dialami oleh siswa dalam pelaksaan praktikum adalah ketersediaan alat praktikum.

Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi anak didik. Bahan yang disebut sebagai sumber belajar (pengajaran) ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran. Hasil analisis deskriptif ketersediaan bahan praktikum menunjukkan cukup terhambatnya siswa dalam pelaksanaan praktikum sebesar 50,00%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iswal Burhan (2009), bahwa sarana dan prasarana berupa bahan masih kurang atau belum mencukupi sehingga dapat menjadi faktor penghambat dalam melaksanakan proses pembelajaran mata kuliah Praktek Mesin Listrik II. Berdasarkan gambaran tersebut terungkap bahwa salah satu hambatan yang dialami oleh siswa dalam pelaksaan praktikum adalah ketersediaan bahan praktikum.

Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu hambatan pelaksanaan praktikum siswa disebabkan karena pengetahuan siswa terhadap materi yang dipraktekkan, atau dengan kata lain kurangnya persiapan siswa untuk melaksanakan kegiatan praktikum. Disini membahas mengenai indikator yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan dari luar diri siswa (faktor eksternal).

(7)

Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, diantaranya adalah aspek motivasi. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Kuat dan lemahnya motivasi seseorang sangat mempengaruhi apa yang dikerjakan, seperti halnya pada praktikum PME. Sedangkan untuk faktor eksternal meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Hasil analisis deskriptif menunjukkan cukup terhambatnya siswa dalam pelaksanaan praktikum PME sebesar 51,79%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muh. Iswal Burhan (2009) yang berjudul Identifikasi Kesulitan Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Praktek Mesin Listrik II bahwa faktor internal dan faktor eksternal masih kurang atau rendah dalam pelaksanaan mata kuliah Praktek Mesin Listrik II dan hal ini sesuai dengan hambatan yang dialami oleh siswa dalam pelaksanaan praktikum PME di SMK Negeri 2 Makasar. Dari gambaran tersebut mengungkapkan bahwa salah satu hambatan yang dialami oleh siswa dalam pelaksanan praktikum adalah kesiapan terhadap materi praktikum.

Timbulnya hambatan dalam pelaksanaan praktikum juga disebabkan oleh ketidaksiapan guru kesiapan guru dalam mengelola praktikum, khususnya dalam hal metode/teknik, sedangkan metode/teknik mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar yang sangat diperlukan oleh siswa sehingga suasana di kelas lebih menarik.

Hasil analisis deskriptif metode pemberian praktek praktikum tergolong dalam kategori cukup terhambat sebesar 55,36%. Hal ini menginformasikan kepada kita bahwa metode mengajar guru yang digunakan masih rendah sehingga menyebabkan dalam pelaksanaan praktikum siswa seringkali mengalami hambatan dalam hal penerimaan mata pelajaran teori praktikum dari guru.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Siswa masih mengalami hambatan dalam ketersediaan alat praktikum, berdasarkan hasil penelitian terlihat 28 siswa atau 50,00% yang mengalami cukup keterhambatan dalam pelaksanaan praktikum.

2. Siswa masih mengalami hambatan dalam ketersediaan bahan praktikum, berdasarkan hasil penelitian terlihat 28 siswa atau 50,00% yang mengalami cukup keterhambatan dalam pelaksanaan praktikum.

3. Siswa masih mengalami hambatan dalam kesiapan terhadap materi praktikum, berdasarkan hasil penelitian terlihat 29 siswa atau 51,79% yang mengalami cukup keterhambatan dalam pelaksanaan praktikum.

4. Siswa masih mengalami hambatan dalam kesiapan guru dalam pemberian metode praktikum, berdasarkan hasil penelitian terlihat 31 siswa atau 55,36% yang mengalami cukup keterhambatan dalam pemberian metode mengajar oleh guru dalam pelaksanaan praktikum.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada pihak sekolah memperhatikan workshop dan memberikan pelatihan untuk pihak pengajar serta memantau secara berkala tentang metode mengajar guru.

2. Disarankan Fakultas Teknik UNM khususnya jurusan PTE supaya membenahi materi kuliah dengan memperhatikan perkembangan kurikulum sekolah sehingga mahasiswa dapat mengabdikan ilmunya pada saat PPL dan setelah menyelesaikan studi. 3. Peneliti yang akan datang supaya dapat

membenahi hambatan-hambatan yang telah peneliti temukan saat ini guna untuk keberhasilan praktikum selanjutnya.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan (Editor). 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Aprianto. 2007. “Kinerja Praktikum Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar”. Skripsi. Tidak Dipblikasikan. Makassar: Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.

Demme, A. N. 2008. “Studi Tentang Hambatan Pelaksanaan Praktikum IPA Biologi pada SLTP Negeri di Kota Maros”. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Makassar: Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar. Djamarah, S. B. 2006. Strategi Belajar

Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Haling, Abdul dkk. 2007. Belajar dan

Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Marsabar, Ali. 1972. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bandung : Angkasa Modul Teknologi Bengkel Elektronika. 2003.

Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Kode Modul Ei. 007. Akses Internet. Makassar.

Muh. Iswal Burhan. 2009.”Identifikasi Kesulitan Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Praktek Mesin Listrik II”. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Makassar: Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.

Tonapa, Martinus. 2006. “Persepsi Siswa Jurusan Teknik Elektro Tentang Pelaksanaan Praktek Instalsi Listrik I Pada Laboratorium Elektro Universitas Negeri Makassar“. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Makassar: Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.

Zainuddin, 2001. Mengajar Di Perguruan Tinggi Bagian 1. 13. Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan Dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional.

Gambar

Tabel  7. Distribusi Frekuensi Ketersediaan  Alat Praktikum  Kategori  Interval  Kelas  Frek
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Ketersediaan   Bahan Praktikum  Kategori  Interval  Kelas  Frek

Referensi

Dokumen terkait

Studi cross-sectional dengan menganalisis data sekunder dari 722329 sampel Riskesdas 2013 untuk melihat efek proteksi dan perbedaan risiko PJK pada individu yang beraktivitas

Interaksi antar anggota kelompok dapat menimbulkan kerja sama apabila masing-masing anggota kelompok:Mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebutAdanya saling

Dengan demikian, tampak bahwa konsumen impulsif yang mengalami kecemasan ( anxiety ) dapat menstabilkan suasana hati mereka ke tingkat yang lebih moderat dengan

Kami mengucap Puji syukur kepada Allah, SWT, sehingga kegiatan Pelatihan Aplikasi Microsoft Excel dengan menggunakan Fungsi IF, Date dan Time dalam upaya

Studi aliran daya merupakan penentuan atau perhitungan tegangan, arus, daya aktif maupun daya reaktif yang terdapat pada berbagai titik jaringan listrik pada keadaan

11.Untuk Pengambilan Buku Rekening tanggal 19 Januari 2016 wajib membawa Form PIP-01C (Data Nama nama penerima pada lampiran SK) Dan kelengkapan laporan BSM

Kemudian menurut Direktorat Jenderal Industri dan Dagang Kecil Menengah Departemen Perindustrian dan Perdagangan (2003, p2), QCC adalah sekelompok kecil karyawan yang terdiri

Tujuan utama analisis data dalam penelitian dibidang modifikasi perilaku adalah untuk mengetahui efek atau pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran yang