• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Pertumbuhan Kedelai (Glycine Max (L.) Merr.) Terhadap Cekaman Kekeringan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Respon Pertumbuhan Kedelai (Glycine Max (L.) Merr.) Terhadap Cekaman Kekeringan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Volume

2

Nomor

I,

Juni

2015

Studi Variasi Tingkat Keanekaragaman Jenis Burung Pada Berbagai Tipe Habitat

DiAreal

Konservasi Perkebunan Sawit PT. MSM, Wilmar Plantation, Kalteng

Belinda Hastari dan M. Arief

9oendjoto...

1-l I Analisis Pola Agroforestri Pada Kebun Petani

Fahruni

12-25

Kajian Ekspansi Akasia

DI

Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling

Siti Maimunoh

...

26-34

Respon Pertumbuhan Kedelai (Glycine max (L.) Men.) Terhadap Cekaman Kekeringan

Pienyani

Rosowanti

35-44

Analisis Kepuasan Petani Terhadap Kegiatan Penyuluhan Pertanian di Kelurahan Kalampangan, Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

Berkat dan Revi

Surwryati..

45-53

Pemanfaatan Abu Boiler Kelapa Sawit Terhadap Pertumbuhan Tajuk Tanaman Tomat

Nurul Hidoyati dan Asro' Laelani

Indrayonti

54-65 Analisis Usaha Tani Jagung (Zea moys) di Desa Kuwolu Kecamatan Bululawang

Kabupaten Malang

(2)

Pienyani Rosat+'anti, Respon Pertumbuhan Kedelai (Glycine mar (L) Merr.) Terhadap ...

RESPON

PERTUMBUHANKEDELAI

(Glycine mox

(L.\ Merr.)

TERHADAP

CEKAMAN KEKERINGA}I

(Groutth responses of soybean (Glycine mm (L.)

Men.)

to drought stress)

Pienyani Rosawanti

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

e-mai I : pieny ani@yahoo.com

Abstract

Crop respotwes to drought stress depend on their gerctypes.The purpose of this research was

to

study the effect

of

drought

stress the

growth

chqracters

of

soybean.research was

conducted

in

the

Cikabayan greenhouse-IPB using three genotypes

of

soybean (Slamet, Tanggamus

and

Wilis)

and

PEG

(0%,

20%o). The drought stress was

applied only

at

a vegetative

phose. The result

showed

that the

interaction

between genotype

and

PEG, significant. effect on root-shoot length

ratio.

Drought stress vtith PEG

;imulation

causedthe changes

in

the

growth

characters

of

soybean i.e. on shoot length, root-lenght, root-shoot length ratio, leaf dry weight and root dry weight.

Key words :genotype, PEG, vegetative phase

Abstrak

Respon tanaman pada kondisi kekeringan terganfLlng pada genotipe.Tujuan penelitian

ini

untuk

mengetahui respon pertumbuhan tanaman kedelai terhadap

kondisi

cekaman

kekeringan.Penelitian dilaksanakan

di

rumah kaca

CikabayanJPB menggunakan tiga genotipe kedelai(Slamet Tanggamus dan

Wilis)

dan PEG (0%,20%). Cekaman kekeringan hanya diberikan pada fase vegetatif.

Hasil

penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan genotipe dan PEG berpengaruh nyata terhadap rasio panjang akar-tajuk. Cekaman kekeringan dengan simulasi PEG menyebabkan perubahan karaher pertumbuhan tanaman kedelai yaitu padatinggi tajulq panjang akar, rasio panjang akar-tajul<, bobot kering daun dan bobot kering akar.

Kata kunci: fase vegetatif genotipe, PEG

PENDAIIULUAN

Kedelai (Glycine

mat (L.)

Merr.) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan

yang

penting dalam

mendukung

ketahanan

pangan

di

Indonesia.

Permintaan

kedelai

meningkat

pesat seiring dengan laju pertambahan penduduk

dan

meningkatnyakesadaran pentingnya nilai gizi bagi kesehatan.Tahun 2012-2014,

rata-rata kebutuhan

kedelai

nasional sebesar 2.59 juta

ton

per tahunsedangkan

rata-rata

produksi

dan

produktivitas nasional

per

tahun,

berturut-turut hanya

sebesar 800.0C

ton/ha

dan

1.5

ton/ha
(3)

Jumal Qao4 Vol. 2

No.

1, Juni 2015

:3544

(Bappenas 2014).

Hal ini

berarti terdapat

kesenjangan

antara produksi

dengan

kebutuhan.Kondisi

tersebut

mendorong pemerintah untuk meningkatkan produksi

kedelai

dalam negeri

melalui

strategi peningkatan

produktivitas

dan

perluasan areal tanam terutama melalui pemanfaatan

lahan-lahan

marginal

antara

lain

pada

lahan

kering.

Pemanfaatan lahan-lahan

marginal

di

Indonesia

terutama

lahan

kering perlu

ditingkatkan

untuk

pemenuhan

kebutuhan

bahan

pangan

terutama

kedelai.

Permasalahan yang terjadi pada pemanfaatan lahan kering

ini

adalah

ketersediaan

air

yang

bisa menyebabkan

kondisi

kekeringan

atau cekaman kekeringan.

Cekaman kekeringan pada tanaman disebabkan karena kurangnya suplai

air

di

daerah perakaran atau permintaan air yang

berlebihan

oleh

daun

karena

laju evapotanspirasi melebihi

laju

absorbsi air

oleh

akar

tanaman, walaupun

air

tanah

dalam

keadaan

cukup

(Levitt

1980).

Ketersediaan

air

yang cukup

sangat

diperlukan

untuk

semua

proses metabolisme dalam tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan sel-sel tanaman sangat ditentukan oleh ketersediaan air (Fitter dan

Hay

1981; Gardner

et

al.

L99l; Taiz

dan

Zeiger

2002).

Dikemukakan

oleh

Kozlowski

1968, bahwa ketersediaan air dalam tanah merupakan faktor yang sangat

penting dalam proses-proses

fisiologi

pada

tumbuhan

seperti

perkecambahan benih, penyerapan dan translokasi unsur hara dan

asimilat

transpirasi

serta

fotosintesis. Rendahnya kandungan

air

tanah

dapat membatasi penyerapan

unsur

hara

oleh akar tanaman (Marschner 1995).Cekaman

kekeringan

pada

tanaman

dapat menyebabkan turunnya potensial

air

dan

rendahnya tekanan

turgor.

Pertumbuhan sel, fotosintesis dan produktivitas tanaman sangat dipengaruhi oleh potensial air

(Taiz

dan

Ze\ger

2002).

Tekanan

turgor

yang

tinggi

dibutuhkan untuk pemanjangan sel,

sehingga

adanya cekaman

air

akan

menghambat

pertumbuhan

dan

perkembangan

sel

tanaman.

Laju pertumbuhan sel-sel tanaman dan efisiensi

proses fisiologisnya

mencapai

tingkat

tertinggi

bila

sel-sel berada pada turgor

maksimum

(

Fitter

dan

Hay

1981). Kemampuantanaman

untuk

beradaptasi

terhadapcekaman

kekeringantergantung

padaintensitas

danperiode

cekaman, fasepertumbuhan

dan

genotipe

tanaman

(Kalefetoglu dan Ekmekci

2005).Respon

tanaman terhadap cekaman

kekeringan

berbeda-beda

tergantung

pada

lama, intensitas cekaman, spesies tanaman dan

tahap

pertumbuhan

tanaman

(Kusvuran 7012).

Simulasi

lingkungan

yang

mengalami

cekaman kekeringan

dapat

#

ft

d

!

(4)

PienT'oni Rosawanti, Respon Pertumbuhan Kedelai (Glycine mcu (L) Men.) Terhadap ...

dilakukan

dengan perlakuan

pemberian

PEG

(poly-ethylene

glycol).

Penggunaan

PEG yang dilarutkan dalam

air

dapat

digunakan

untuk

meniru

besarnya potensial air (Michel dan Kaufmann 1973). Beberapa percobaan dengan menggunakan PEG pada beberapa genotipe kedelai telah

banyak dilakukan

(Sunaryo

2002),

juga pada tanaman

lain

seperti pada beberapa genotipe kacang tanah lSusilawati 2003). Tujuan percobaan

ini

adalah untuk melihat responpertumbuhan

beberapa

genotipe

kedelai

yang

mengalami

cekaman kekeringan pada fase vegetatif.

METODOLOGI

Bahan

yang

digunakan

adalah

3

genotipe kedelai

yaitu:

Slarnet,Tanggamus

dan

Wilis,

PEG6000,

aquadest, pupuk urea, pupuk SP

l8

dan pupuk

KCl,

pasir dan tanah. Sedangkan alat yang digunakan

adalah polibag,

meteran,

timbangan

analitih

gelas

ukur dan

oven.Penelitian

inidilakukan

di

Rumah Kaca

Cikabayan

IPBdengan menggunakan

Rancangan

Acak

Kelompok

Lengkap

(RAKL)

yang disusun secara

faktorial

dengan

2

faktor. Faktor pertama adalah

3

genotipe kedelai

yaituSlamet

Tanggamus dan Wilis.Faktor kedua adalahkonsentrasi PEG yang terdiri

dari

Uoh

dan

20o/o

yang

masing-masing setara dengan potensial osmotik 0 Mpa dan

-0,67 Mpa(Mexal 1975).Perlakuan diulang sebanyak lima kali.

Penelitian

ini

dilakukan

densan menggunakan polibag berdiameter

20

cm

yang

diisi

campuran

tanah

dan

pasir dengan

perbandingan2:

I

sebanyak 8 kg. Setiap polibag ditanam 2 benih kedelai dan

pada

umur 3

minggu

dilakukan

penjarangan dengan

meninggalkan

satu tanaman per polibag yang pertumbuhannya paling baik. sebelum penanaman dilakukan pemupukan dasar dengan menggunakan

Ureq

SP-18 dan

KCl.

Pemupukan kedua

dilakukan

setelah tanaman

berumur

3

minggu.Penyiangan

dilakukan

secara

berkala

dengan

mencabut

tanaman

pengganggu

yang

t'.rmbuh

di

dalam

polibag.

Pemeliharaan

dilakukan

terus menems hingga tanaman dipanen.

Pemberian

Perlakuan

Cekaman

Kekeringan

Larutan

PEG

dibuat

dengan

melarutkan

kristal PEG 6000

sesuai konsentrasi perlakuan dengan

air

sampai

volume

mencapai

I

liter.

Larutan

PEG

diberikan pada

tanaman

sejak

tanaman

memiliki daun

trifoliat

yang

telah berkembang sempurna sebanyak

20

ml setiap

2

hari sekali sampai tanaman mulai memasuki

fase reproduktif

(+

umur

30 hari).
(5)

Jurnal

QanqYoL2

No.

1, Juni

2015:3544

Pengamatan

(dilakukan

pada

umur

3l

HST/setelah

pemberian

perlakuan cekaman kekeringan)

I

Tinggi

tajuk (cm).

Diukur

dari

pangkal batang

sampai

pucuk tanaman.

2

Panjang

akar (cm).

Diukur

dari

pangkal

akar

sampai

ujung

akar dengan

cara

meluruskan

akar

yang bergulung.

3

Bobot kering daun

(g).

Daun dimasukkan

ke

dalam oven

dengan

suhu

TOoC selama

48

jam

sampai

beratnya konstan,

lalu

ditimbang dengan timbangan analitik.

4

Bobot

kering

akar

(g).

Akar

dipisahkan

dari

tajuknya

kemudian

dicuci

sampai bersih dan dimasukkan

ke

dalam oven

dengan

suhu

70oC

selama

48

jam

sampai

beratnya

konstan,

lalu

ditimbang

dengan timbangan analitik.

5

Rasio bobot

kering akar dan

daun.

Dihitung

dengan

rumus

sebagai

berikut: rasio bobot kering akar-daun

:

bobot kering akar/bobot keringdaun.

6

Rasio panjang akar dan panjang tajuk.

Dihitung

dengan

rumus

sebagai

berikut: rasio

panjang akar-tajuk

:

panj ang akarlpanjang taj uk. Analisis Data

Analisis

data

dilakukan

dengan analisis ragam, apabila berpengaruh nyata akan dilakukan analisis lanjutan dengan

uji

jarak

berganda

atau

DMRT

(Duncan Multiple Range Test)

padatanf

5Yu

IIASIL

DAN

PEMBAHASAN

Hasil

analisis

sidik

ragam

menunjukkan

bahwa PEG

berpengaruh terhadap karakter panjang

tajulq

panjang akar primer, bobot kering daun dan bobot

kering

akar..Interaksi

terdapat

pada

karakter

rasio

panjang

akar-tajuk

(Tabel

l).

Tabel

1

Rekapitulasi sidik ragam karakter3genotipekedelai terhadap perlakuan PEG

Karakter Genotipe

(G)

PEG

(P)

Interaksi(GxP)

Panjang tajuk (cm) Panjang akar primer (cm) Rasio panj ang akar-taj uk Bobot kering daun (g) Bobot kering akar (g)

Rasio bobot kering akar-daun

tn * * tn tn tn tn tn tn tn + *,1. tn tn

**

tn tn tn

Keterangan: tn: tidak berbeda,nyata padataraf 5%o. ** : berbeda nyata pada taraf 5%o, +: berbeda nyata pada taraf lo/o.

(6)

Pienyani Rosowanti, Respon Pertumbuhan Kedelai (Glycine mar (L) Merr.) Terhadap ...

Panjang

Tajulq

Panjang

Akar Primer

dan Rasio Panjang

Akar-Tajuk

Cekaman kekeringan menyebabkan penghambatan pembelahan, pembesaran

dan

pemanjangan

sel

akibat

rendahnya

kadar

air

yang

tersedia.

Cekaman

kekeringan

menyebabkan

menurunnya potensial air tanaman akibat berkurangnya

difusi

air

dari

larutan

tanah

kedalam tanaman sehingga menurunkan turgor sel. Menurunnya tekan turgor sel tanaman juga

menyebabkan terhambatnya

proses pembelahan dan pembesaran sel (Taiz dan T.eiger

2002)

sehingga tanaman menjadi

pendek.Beberapa

penelitian

dengan

konsentrasi

PEG yang

bervariasi menunjukkan respon penurunan tajuk yang berbeda-beda

(Ashri

2000; Sunaryo 2002;

Widoretno 2002) pada

genotipe kedelai

yang

peka

cekaman

kekeringan.Hasil penelitian

lain

yang menunjukkan respon penurunan

tinggi tajuk

akibat

cekaman

kekeringan ditunjukkan

oleh

tanaman kacang

moth (Soni

et

al.

2011), rumput

Raja

(Sinaga

2005)

dan

kacang

tanah

(Riduan

et al.

20A5;

Susilawati 2003).Cekaman

kekeringan

juga

dapat

menghambat

proses

pembelahan

dan

pembesaran

sel

pada

akar,

akibatnya pertumbuhan akar menjadi terhambat.

Tiap

genotipe

memiliki

respon

panjang

tajukdan

panjang

akar

primer

yang

berbeda

ketika

menghadapi perlaktran cekaman kekeringan (Tabel 2).

PEG

0%

mempunyai

respon

tinggi

tajuktertinggi

(96.044cm)

dan

berbeda nyata dengan PEG 2,0o/o, tajuk mengalami penurunanterhadap kontrol sebesar25.08%o.

Pada panjang

akar

primer,

PEG

lYo mempunyai respon

tertinggi

(15.156 cm) dan berbeda nyata dengan PEG ZAYo.Akar

primer

mengalami

penurunanterhadap kontrol sebesar4O.90%.

Tabel2

Pengaruh konsentrasi PEG 6000 terhadap peubah rasio panjang

tajuk (cm)

dan panjang akar primer (cm)

Perlakuan Panjang tajuk

(cm)

Panjang akar primer (cm) PEG O% PEG 20%

96.044

a

71.956

b

15.156

a

8.9s6

b Penurunan relatif terhadap kontrol

(%)

25.08 40.90

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh hurulyang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada

taraf uji 5 9/o (DIr4RT).

Akar

merupakan organ penting pada tanaman terutama untuk menyerap

air

dan unsur hara pada raedia tanam. Pada saat

kekeringan

dapat

terjadi

perubahan

anatomi

dan

fisiologi

pada

tanaman terutama pada

akar

(Fenta

et

al.

2014).
(7)

Jurnal @ao4 Y ol. 2

No.

l,

Juni 2015 : 35-44

Tanaman

lebih

banyak mengembangkan

sistem

perakaran

dalam

menanggapi

kekurangan

unsur hara

dan kekeringan(L;rnchdan Brown 2012). Rasio

panjang

akartajuk

dipengaruhi

secara

nyata

oleh

genotipe dan PEG. Pada saat

cekaman kekeringan, penurunan

rasio panjang

akartajuk

terjadi

pada genotipe Tanggamus

dan

Wilis

yang

mengalami

penurunan

masing-masing

sebesar 49.61yo, dan 26.56Yo, kecuali pada Slamet

yang

mengalami peningkatan

rasio panjang akar-tajuk sebesar 37.70% (Tabel

3). Hal ini

mengindikasikan

bahwa

genotipe

Slamet

mengalami

perubahan

respon terhadap cekaman

kekeringan dengan memperpanjang akar dibandingkan dengan tajuk.Perubahan

fisiologi

tersebut dikarenakan akar terus berkembang untuk memperluas daerah penyerapan air.Hasil pada penelitian

lain

menunjukkan adanya peningkatan rasio akar-tajuk pada kedelai (Makbul et

aI.2011)

dan genotipe kacang

tanah yang toleran

terhadap

cekaman kekeringan (Susilawati 2003).

Tabel

3

lnteraksi genotipe dankonsentrasi PEG terhadap rasio panjang akar-tajuk kedelai

Genotipe PEG (%) Penurunan

relatif

terhadap

kontrol

(%) 20 Slamet Tanggamus

Wilis

0.12 aA

0.lg

aA 0.16 aA 0.17 aA

0.i0

aA 0.12 aA

37.70

+ 49.61 26.56

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf kecil pada kolom yang sama dan huruf besar pada baris yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda ni'ata berdasarkan DMRT pada c

:

5Yo; tanda (+) menunjukkan adanya peningkatan.

Bobot

Kering

Daun, Bobot

Kering

Akar

dan Rasio Bobot

Kering Akar-Daun

Bobot kering

merupakan

hasil akumulasi fotosintesis tumbuhan selama

pertumbuhannya

(Levitt

1980).Cekaman

kekeringan

pada

"

percobaan

ini

menyebabkan

penurunan

bobot

kering

daun

sebesar72.33%

(Tabel

4).

Bobot kering daun dipengaruhi, secara nyata oleh

genotipe

dan

PEG.

Penurunan

bobot

kering daun

diduga

terkait

dengan

penurunan

laju

'fotosintesis

selama

cekaman kekeringan. Hasil pada penelitian lain menunjukkan penurunan bobot kering

daun

pada

genotipe

kedelai

yang

mengalami

cekaman

kekeringan

(Ashri

2000;

Sunaryo

2002),

kacang

tanah

(Susilawati

2003)

dan

kacang

hijau (Ranawake et

al.201l).

Cekaman kekeringan pada percobaan

ini

menyebabkan penumnan bobot kering

akar

sebesarT2. llo/o (Tabel 4).Penurunan

bobot kering akar

diduga

terkait

dengan

penurunan

laju

fotosintesis

selama
(8)

Pienyani Rosavanti, Respon Pertumbuhan Kedelai (Gly'cine max

(L)

Merr.) Terhadap ...

cekaman kekeringan. Hasil pada penelitian lain menunjukkan penurunan bobot kering

akar

pada

kedelai

yang

mengalami cekaman kekeringan (Ashri 2000; Sunaryo 2003) dan kacang

hijau

(Ranawake et al. 2011).

Tanaman

kedelai

yang

mengalami kekeringan pada fase vegetatif mengalami penurunan

pertumbuhan

dan

perkembangan

yang

sangat

besar

(Aboyami 2008),

seperti dengan adanya penurunan

tinggi

tanaman,

jumlah

nodus, panjang akar, bobot kering akar dan tajuk

(Riduan 2005).

Ini

merupakan strategi

konservatif

untuk

mempertahankan penggunaan energi, dimana tanaman akan

mengembangkan

respon ,vang

lebih

komplek

untuk

perbaikan

toleransi

terhadap

periode

kekurangan

air

lebih lanjut

(Kron etal.

2008). Pada saat terjadi cekaman kekeringan, tanamanlebih banyak mengembangkansistem perakaran(Lynch 2007). Sel-sel akar mengalami perubahan

antara

lain

dengan

meningkatkan atau mengurangi

jumlah

maupun ukuran dalam

menghadapi

cekaman

kekeringan.

Kekeringan

pada fase

vegetatif menyebabkan terjadinya penurunan hasil produksi tanaman kedelai (Kisrnan 2010), sehingga diperlukan genotipe kedelai yang

toleran

kekeringan

dan

mempunyai daya

hasil yang tinggi.

Tabel4

Pengaruh konsentrasi PEG 6000 terhadap peubah bobot kering 'rajuk

(g),

bobot kering akar (g) dan rasio bobot kering akar-tajuk

Perlakuan

Bobot kering

daun

Bobot kering akar

(g)

(e)

Rasio bobot kering akar-daun PEG OOA PEG 20% 1.312 0.363 0.1 04 0.029 0.079 0.085 a b a b tn tn Penurunan

relatif

terhadap kontrol (%) 7.59

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh hur.rf yang sama pada kolom yang sama- tidak berbeda nyata pada

tarafuji5%(DMRT).

72.33 72,t1

Pada

rasio

bobot

kering

akar-daun, perlakuan genotipe dan PEG tidak berbeda

nyata tetapi

cenderung

terjadi

peningkatanrasio

bobot kering

akar-daunsebesar

7.59o/o

(Tabel

4).

Pada

gambar

l

terdapat

pola

respon

yang

cenderung meningkat

pada

genotipe

Tanggamus

dan

Wilis

kecuali

pada

genotipe Slamet yang mempunyai respon cenderung menurun.

41

(9)

l*-Jurnal

@ao4Yol.2 No.

l,

Juni 2015

:3544

6 F I al

,,

E! ,i o

v

o

o tr o ql &

PEG(%)

trO

.2a

0.1 20

0.i00

0.080 0.060 0.040 0.020 0.000

Slamet

Tanggamus

Wilis

Gambar 1 Rasio bobot kering akar-tajuk pada perlakuan PEG 0o/o dan2lo/o.

Tiap genotipe

memiliki

respon rasio

bobot kering akardaun yang

berbeda ketika menghadapi cekaman kekeringan.Peningkatan rasio bobot akar-daun pada genotipe Tanggamus dan Wilis menunjukkan bahwa tanaman melakukan

mekanisme

toleransi dengan

cara

meningkatkan

perkembangan

dan

pertumbuhan

akar

dibandingkan dengan

pertumbuhan

dan

perkembangan daun. Sistem perakaran ditingkatkan agar lebih

efisien dan etbktif

dalam

memperbaiki serapan

air.

Hasil

pada penelitian

lain menunjukkan

adanya

peningkatan rasio

bobot kering

akar-daun

pada

genotipe

kedelai

yang

mengalami

cekaman kekeringan (Sunaryo 2002; Hanum

et

al. 2007;

Makbul

et

al.20ll)

dan tanaman

kacang

moth (Soni

etal. 20Ll),

jagung (Farsiani dan Ghobadi 2009) dan rumput Raja (Sinaga2005).'

SIMPT]LAI\{

Interaksi

antara perlakuan genotipe dan PEG berpengaruh nyata tcrhadap rasio panjang akar-tajuk. Cekaman kekeringan

dengan simulasi

PEG

menyebabkan perubahan karakter perfumbuhan tanaman

kedelai

yaitu

pada

tinggi tajulq

panjang

akar,

rasio

panjang akar-tajuk,

bobot kering daun dan bobot kering akar.

Genotipe

Tanggamus

dan

Wilis

mempunyai

respon

yang

sama

dalam menghadapi cekaman kekeringan terutama pada karakter rasio panjang akar-tajuk dan rasio bobot kering akar-daun.
(10)

Pierr.v'ani Roscnvanti, Respon Perlumbuhan Kedelai (Glycirw ntru

(L)

Merr.) Terhadap ...

DAFTAR PUSTAKA

AboyamiYA.

2008.Comparative growth

and grain

yield

responses

of

early and late soybean

maf.rrit,

group to

inCuced

soil

moisture stress

at

different

growth

srages.W'orld

J

Agric

Scr.4(1):71-78.

Ashri

K. 2006.

Akumulasi

enzim antioksidan dan prolin pada beberapa

varietas kedelai

toleran dan

peka cekaman

kekeringan

[tesis]. Bogor

(ID):

Institut Pertanian Bogor.

[Bappenas]

Badan

Perencanaan

Pembangunan

Nasional.

'2014.

Rencana

pembangunan

jangka menengah nasional

APIMI\|)

bidang

pangan

dan

pertanian

2015-2019.

Direktorat

Pangan

dan

Peftanian,

Bappenas.

[Intemet].

413

hlrn;

[diunduh

2014

September

22).

Tersedia pada:

http://www.baopenas. eo. id/fi les/3 7 I

3 / 93 4 6 I 927 | IRPJMN_B idang_Panga n_dan_Pertanian__20 I 5-20 I 9.pdf. Farsiani

A,

Ghobadi ME (2009). Effects

of

PEG and

NaCl

stress

on

two

cultivars

of

corn (Zeo moysl.)

at

germination

and

early

seedling stages. World

Acad.

Sci.

Eng.

Tech.

57:382-385.

Fenta

BA,

Beebe SE, Kunert KJ, Burridge

JD, Barlow

KM,

Lynch

JP,

Foyer

CH.

2014.

Field

phenotyping

of

soybean

roots

for

droughtstress

tolerance. Agronomy.

4:418435.

doi: I 0.3390/agronomy403 04 I 8.

Fitter

AH,

Hay

RKM.

1981. Fisiologi

Lingkungan Tanaman. Andayani S,

Purbayanti

ED,

penerjemah;

Srigandono

B,

editor.Yogyakarta

(ID):

UGM

PR.

Terjemahan dari: Enviromental P hysiologt of P lants. Gardner FP, Pearce

RB

and

Mitchell

RL.

1991.

Fisiologi

Tanaman Budidaya.

Susilo

H,

Subiyanto,

penerjemah. Jakarta

(ID): UI

Pr. Terjemahan dari: PkYsiolog,' of CroP

Plants-Hanum

C.

Mugnisjah

WQ,

Yahya

S.

Sopandy

D.

Idris

K.

Sahar

A.

2007.

Pertumbuhan

akar

kedelai

pada

cekaman

aluminium,

kekeringan dancekaman ganda

aluminium

dan kekeringan. Agrirrop. 26(l): I 3-1 8.

Kaleletoglu

T.

Ekmekci

Y.

2005.

The

effbcts

of

drought

on

plants

and

tolerantmechanisms.

J

Sci.

t8(1):773-740.

Kisman. 2010. Karakter morfologi sebagai penciri adaptasi kedelai

terhadapcekaman

kekeringan.

A gr o t e ks o s. 20 (1'1:23 -29 .

Kozlowski. 1968. Water DeJicits and Plant

Growth.

Ed

ke-3.

New

York(US): Academic Pr.

Kron AP,

Souza

GM,

Ribeiro

RV.

2008.

Water

deficiency

at

different developmental stagesof glycine mac

can

improve drought

tolerance.

B ragantia C ampinas. l(67):43-49 .

Kubis,WieczoreJF,

Jelonek

MA.

2014.

Polyamines

induce

adaptive responses

in

water

deficit

stressed

cucumber

roots.

J

Plant

Res.

127:l5l-158.

Kusvuran,

S.

2012. Influence

of

drought stress

on

growth,ion

accumulation

and

anti-oxidative enzymes

in

okragenotypes.

International JAgricB iol. 1 4:

401406.

Lestari

EG.

2005.

Hubungan

antara kerapatan stomata dengan ketahanan

kekeringan

pada

somaklon

padi Gajahmungkur,

Towuti

dan

IR

&.

B iodive rsitas. 7

(l):4448.

Levitt

J.

1980. Responses

of

Plants

to

Ewironmental

,Srresses.

Ed

ke-2. NewYork

OS):

Academic Pr.

Lynch

JP,

Brown

KM.

2012.

New

roots

for

agriculture:

exploiting

the

root phenome.

Phil

Trans R Soc

B.

367:

1

598-l

604.

Makbul S, Guler NS, Durmus N, Guven S.

2011.

Changes

in

anatomical and physiological parameters

of

soybean

under drought

stress.

Turk

J

Bot. 35:369-377.

Marschner

H.

1995.

Mineral Nutrition

of

Higher Plants.

Ed

ke-Z.

London (GB): Academic Pr.
(11)

Jurnal

@atq

Voi.

I

No.

i,

Juni 201 5 :

3544

tv{attjik

AA,

Sumertajaya

[Ivi.

2002.

Perancangon Percobaan

dengon

Aplikasi

SAS

dan Minitab..

Bogor (ID): IPB Pr.

Mexal

J,

Fisher

JT,

Osteryoung

J,

Reid

CPP.

1975. Oxygen

availability

in polyethylene

glycol

solution and its implications

in

plant-water relation. Plant P lrys iol. 5 5 :20-24.

Michel

BE,

Kaufmann

MR.

1973. The

osmotic potential

of

polyethylene

glycol

6000.

Plant

Physiol. 5 I

:914-916.

Ranawake

AL,

Amarasingha

UGS,

Rodrigo

WDzu,

Rodrigo

UTD, Dahanayaka N. 201

l.

Effect of water stress on growth and

yield

of

mung bean

(Yigru

radiate

L)

Trop Agric

Res Extens ion. | 4(4): 7 6-7 9

fuduan

A,

Aswidinnoor

H,

Koswara J,

Sudarsono. 2005. Toleransi sejumlah

kultivar

kacang

tanah

terhadap cekaman kekeringan.

Hayati.

l2(l):

28-34.

Sinaga

R.

2005.

Tanggap

morfologi, arratomi dan

fisiologi

rumput gajah

dan

rumput

raja

akibat

penurunan ketersediaan

air

tanah [tesis]. Bogor

(tD):

Institut Pertanian Bogor. Soni P. Rizwan

M,

Bhaff

KV,

Mohapatra

T,

Singh

G.

201l. In

vitro

response

of

Vigno aconitifolio

to

drought stress induced by PEG 6000. -rS/ress Physiol Biochem. 7(3): I 08-1 21, Sunaryo W. 2002. Regenerasi dan evaluasi

variasi somaklonal kedelai (Glycine

max

(L.)

Merrill) hasil

kultur

jaringan

serta

seleksi

terhadap cekaman kekeringan menggunakan simulasi Poly Ethylene Glycol (PEG) [tesis]. Bogor

(lD):

Institut Pertanian Bogor.

Susilawati

PN.

2003. Respon 16

kultivar

kacang

tanah unggul

nasional

(Arachis hypogaea

L.)

terhadap

kondisi

stress kekeringan

akibat

perlakuan penyiraman

PEG

6000 dan evaluasi daya regenerasi embrio somatiknya secara

in

vitro

[tesis]. Bogor: lnstitut Pertanian Bogor. Taiz

L,

Zeiger

E.

2002. Plant Plrysiologt.

Third Edition. Massachussetts 1US): Sinaue Associaties lnc. Publisher.

Widoretno

W,

Guhardja

E,

Ilyas

S,

Sudarsono.

2002.

Efektivitas

polyetlrylene

glycol

untuk

mengevaluasi tanggapan

ernotipe

kedelai terhadap

cekaman

kekeringan pada

fase perkecambahan.

Hayati.

9(2):33 -36.

Gambar

Tabel  1  Rekapitulasi sidik ragam karakter3genotipekedelai  terhadap perlakuan  PEG
Tabel  3  lnteraksi  genotipe  dankonsentrasi  PEG terhadap rasio panjang akar-tajuk kedelai
Gambar  1  Rasio bobot  kering akar-tajuk  pada  perlakuan  PEG  0o/o  dan2lo/o.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian latar belakang maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh edukasi dua lintas terhadap pola makan berupa jumlah,

Secara umum penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat untuk pengembangan ilmu terutama pada peningkatan kreativitas dan hasil belajar melalui model pembelajaran Problem

Sebaliknya,fenomena yang terjadi pada anak adalah anak dipaksa dan dieksploitasi untuk bekerja, bahkan ada orangtua yang tega menjual anaknya kepada orang lain (untuk

Pada tahap berikutnya, perumusan strategi, dimana disini berkaitan dengan tema kegiatan, dengan begitu rancangan yang akan di buat sesuai dengan kondisi fakta

[r]

Menu Obat pada menu penjualan berisikan Perhitungan Fuzzy Berdasarkan Total Obat Yang Terjual Per Obat, menu ini berfungsi untuk menghitung nilai fuzzy dari

Terimakasih untuk kerjasama yang luar biasa sehingga dapat menyelesaikan Program Magang 14. Saya berharap semoga apa yang dilakukan dan disampaikan, dapat

Jenis data ini digunakan agar suatu perusahaan apabila memiliki laporan keuangan pada tahun tertentu tidak memenuhi kriteria namun pada tahun yang lain memenuhi kriteria,