• Tidak ada hasil yang ditemukan

KANDUNGAN PROTEIN KASAR, LEMAK KASAR DAN SERAT KASAR LIMBAH KULIT KOPI YANG DIFERMENTASI MENGGUNAKAN JAMUR ASPERGILUUS NIGER dan TRICHODERMA VIRIDE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KANDUNGAN PROTEIN KASAR, LEMAK KASAR DAN SERAT KASAR LIMBAH KULIT KOPI YANG DIFERMENTASI MENGGUNAKAN JAMUR ASPERGILUUS NIGER dan TRICHODERMA VIRIDE"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

i

KANDUNGAN PROTEIN KASAR, LEMAK KASAR DAN SERAT

KASAR LIMBAH KULIT KOPI YANG DIFERMENTASI

MENGGUNAKAN JAMUR

ASPERGILUUS NIGER

dan

TRICHODERMA VIRIDE

SKRIPSI

OLEH:

TILAWATI I111 12 011

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

(2)

ii

KANDUNGAN PROTEIN KASAR, LEMAK KASAR DAN SERAT

KASAR LIMBAH KULIT KOPI YANG DIFERMENTASI

MENGGUNAKAN JAMUR

ASPERGILUUS NIGER

dan

TRICHODERMA VIRIDE

SKRIPSI

OLEH :

TILAWATI

I 111 12 011

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

(3)

iii PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tilawati

NIM : I111 12 011

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab Hasil dan Pembahasan, tidak asli alias plagiasi maka saya bersedia membatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Makassar, Mei 2016

(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada rasulullah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beserta keluarganya, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kandungan protein kasar, lemak kasar dan serat kasar limbah kulit kopi yang difermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger dan Trichoderma viride.

Limpahan rasa hormat, kasih sayang, cinta dan terima kasih yang tulus kepada kedua orang tua saya Ayahanda Langgo dan Sitti serta saudaraku Risma, Rusmin, Bantung, Suardi, Yusri, Jayanti dan Nurfitras SKm yang selama ini banyak memberikan doa, semangat, kasih sayang, saran dan dorongan kepada penulis.

Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dengan penuh rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih banyak Kepada Pembimbing Akademik Prof.Ir. Djoni Prawira Rahardja, M. Sc yang terus memberikan arahan, nasihat dan motivasi selama ini.

2. Ucapan terima kasih disampaikan dengan hormat kepada Marhamah Nadir,SP.M.Si.PhD selaku pembimbing utama dan Dr.Ir. Syahriani Syahrir, M.Si selaku pembimbing anggota yang penuh ketulusan dan keikhlasan

(6)

vi meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat, arahan,serta koreksi dalam penyusunan skripsi ini.

3. Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc., Ir. Muhammad Zain Mide, MS, Ir. Anie Asriany, M.Si, dan Dr. Ir. Rohmiyatul Islamiyati, MP selaku pembahas. Terima kasih atas saran, nasehat -nasehat, dan dukungannya kepada penulis.

4. Dr. Ir. Budiman, MP, selaku ketua Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak beserta seluruh Dosen dan Staf jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak atas segala bantuan kepada penulis selama menjadi mahasiswi.

5. Dr. Ir. Rohmiyatul Islamiyati, MP sebagai Sekertaris Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak atas segala bantuan kepada penulis selama menjadi mahasiswi. 6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, yang telah

memberikan sumbangsih ilmu selama penulis berada di bangku kuliah.

7. Kakanda Sayudin,terima kasih atas motivasi dan dukunganya selama ini, semoga diberi kemudahan menyelesaikan segala urusannya. Amin.

8. Terima kasih kepada teman-teman KKN Desa Pinang : Ka Riasdi, Ka Yunus, Tumianti, Indriani, Muhammad Yasin dan Mantasia, Semua teman-teman KKN PPM RISTEKDIKTI Kab. Enrekang. Terima Kasih telah mengajarkan arti kekeluargaan dan dukungannya selama KKN.

9. Terkhusus untuk teman-teman satu tim penelitian Mita Arifa Hakim dan Nopi Pertiwi terima kasih atas semangat kerjasama dan saling menyemangati satu sama lain. Semoga kita semua selalu di limpahkan rahmat oleh sang Pencipta. aamiinn

(7)

vii 10.Buat teman-teman Sulkarnaim, Bunga Tang, Dewi Yuliana, Tumianti , Welminar Delima Tahir terima, Afifah Rosyida, Edi Tompo, dan Jisril Palayukan. Terima kasih atas bantuan yang kalian berikan selama penelitian.

11.Teman-teman Praktek Kerja Lapangan khususnya di Malino, Bulu Ballea. Kepada Reski Amaliah dan Mita Arifa Hakim terima kasih atas kebersamaan yang telah kalian ciptakan serta dukungan dan motivasi kepada penulis.

12.Keluarga Besar “FLOCK MENTALITY” dan “HUMANIKA” kalian merupakan teman, sahabat bahkan saudara, terima kasih atas indahnya kebersamaan dalam bingkai kampus ini.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu. Terima Kasih atas bantunnya.

Penulis menyadari meskipun dalam penyelesaian tulisan skripsi ini masih perlu masukan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun agar penulisan berikutnya senantiasa lebih baik lagi. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih dan menitip harapan semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua. Amin ya robbal alamin.

Makassar, Mei 2016

(8)

viii

RINGKASAN

Tilawati (I111 12 11). Kandungan Protein Kasar, Lemak Kasar dan Serat Kasar Limbah Kulit Kopi Yang Difermentasi Menggunakan Jamur Aspergillus niger dan Trichoderma viride. Dibawah bimbingan Marhamah Nadir dan Syahriani Syahrir.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan protein kasar, lemak kasar dan serat kasar limbah kulit kopi yang difermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger dan Trichoderma viride. Penelitian ini dirancang berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan 5 kali ulangan. Perlakuan P0 = Kontrol, P1 = Fermentasi dengan Aspergillus niger, P2 = Fermentasi dengan Trichoderma viride. Sidik ragam menunjukkan bahwa fermentasi limbah kulit kopi menggunakan jamur Apergillus niger dan Trchoderma viride tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap kandungan protein kasar, lemak kasar dan serat kasar. Hasil penelitian memperlihatkan rata-rata kandungan Protein Kasar adalah P0 17,18%, P1 17,59%, dan P2 17,85%, Lemak Kasar adalah P0 0,83 %, P1 0,93% dan P2 1,04% dan Serat Kasar yaitu berturut-turut P0 29,14%, P1 27,74% dan P2 27,52%. Disimpulkan bahwa fermentasi kulit kopi dengan menggunakan jamur Aspergillus niger, Trichoderma viride dapat digunakan sebagai pengganti konsentrat karena kandungan Protein Kasar, Lemak Kasar dan Serat Kasar memenuhi syarat komposisi nutrisi yang diberikan kepada ternak.

(9)

ix

ABSTRACK

Tilawati (I111 12 011). The contens of Crude protein, crudelipid and Crude Fiber l coffeskin Wastes fermented Using Aspergillus niger and Trichoderma viride. Supervised by Marhamah Nadir and co-supervised Syahriani Syahrir

The aim of this study was to determined content of crude protein, crude lipid and crude fiber of cofee skin wastes was fermented using Aspergillus niger and Trichoderma viride. This study was designed based on completely randomized design (CRD) with 3 treatments 5 replications. Treatment Controls = P0, P1 = Fermentation by Aspergillus niger, P2 = Fermented with Trichoderma viride. Variance showed that coffee of skin wasteswas fermented using fungi Apergillus niger and Trichoderma viride no significant (P> 0.05) on crude protein, crude lipid and crude fiber. The results showed an average protein content of 17.18% Coarse P0, P1 17.59%, and 17.85% P2, fat 0.83% Crude is P0, P1 and P2 0.93% and 1.04% Coarse fibers are successively 29.14% P0, P1 and P2 27.74% 27.52%. We concluded that coffee skin wastes was fermented using Aspergillus niger and Trichoderma viride can substitute animal feed regarding to nutrient content.

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 3

Tujuan dan Kegunaan ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Kopi ... 4

Potensi Kulit Buah Kopi Sebagai Pakan Ternak ... 5

Trichoderma viride ... 6

Aspergillus niger ... 6

Protein Kasar ... 7

Serat Kasar ... 8

Lemak Kasar ... 9

MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ... 10

Materi Penelitian ... 10

Metode Penelitian ... 11

Pelaksanaan Penelitian ... 11

Parameter yang diamati ... 15

Analisis Statistik ... 15

HASIL DAN PEMBAHASAN Protein Kasar ... 19

Serat Kasar ... 20

(11)

xi KESIMPULAN DAN SARAN ... 24 DAFTAR PUSTAKA ... 25 LAMPIRAN……. ... 28 RIWAYAT HIDUP

(12)

xii DAFTAR TABEL

No Halaman

Teks

1. Rata-rata kandungan protein kasar, serat kasar dan lemak kasar limbah kulit kopi yang difermentasi menggunakan jamur Trichoderma viride dan Aspergilus niger. ... 28

(13)

xiii DAFTAR GAMBAR

No Halaman

Teks

1. Limbah Kulit Kopi ... ... 4 2. Rata-rata Kandungan Protein Kasar pada perlakuan P0 (Kontrol),

P1 (Trichoderma viride), P2 (Aspergillus niger)... ... 19 3. Rata-rata Kandungan Serat Kasar pada perlakuan P0 (Kontrol),

P1 (Trichoderma viride), P2 (Aspergillus niger)... ... 20 4. Rata-rata Kandungan Lemak Kasar pada perlakuan P0 (Kontrol),

(14)

xiv DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

Teks

A. Hasil Analisis Sidik Ragam Kandungan Protein Kasar Limbah Kulit kopi 29 B. Hasil Analisis Sidik Ragam Kandungan Lemak Kasar Limbah Kulit kopi 31 C. Hasil Analisis Sidik Ragam Kandungan Serat Kasar Limbah Kulit kopi 33 D. Dokumentasi... ... 35

(15)

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peningkatan kualitas pakan dapat dilakukan melalui fermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger dan Trichoderma viride. Bahan pakan yang difermentasi menggunakan limbah pertanian dapat menggantikan hijauan pada musim kemarau. Limbah pertanianmenjadi salah satu penyokong dalam pemenuhan kebutuhan pakan bagi ternak, limbah pertanian dan perkebunan yang tidak dimanfaatkan dapat menjadi pakan alternatif misalnya limbah wortel, limbah kakao salah satunya yaitu kulit buah kopi.

Kopi termasuk tanaman yang menghasilkan limbah hasil sampingan yang cukup besar dari hasil pengolahan. Limbah sampingan tersebut berupa kulit kopi yang jumlahnya berkisar antara 50-60 persen dari hasil panen. Bila hasil panen sebanyak 1000 kg kopi segar berkulit, maka yang menjadi biji kopi sekitar 400-500 kg dan sisanya adalah hasil sampingan berupa kulit kopi. Limbah kulit kopi belum dimanfaatkan petani secara optimal. Padahal kulit kopi bisa dimanfaatkan sebagai pakan karena kulit kopi mempunyai kecernaan protein sebesar 65% dan 51,4% untuk kulit biji (Azwar, 2012).

Kulit buah kopi cukup potensial untuk digunakan sebagai bahan pakan ternak ruminansia baik itu ruminansia kecil maupun ruminansia besar. Kandungan nutrisi kulit kopi non fermentasi seperti protein kasar sebesar 8,49% (Ismayadi, 2000). Kulit kopi diberikan langsung dalam bentuk basah, kadar air yang cukup tinggi sehingga mudah rusak dan kurang disukai ternak. Namun selain itu tingginya kandungan serat kasar dan adanya kandungan tanin, kafein dan lignin pada kulit kopi non fermentasi yang dapat

(16)

2 mengganggu pencernaan ternak jika diberikan dalam jumlah banyak. Salah satu cara untuk meminimalkan faktor pembatas tersebut, kulit kopi diolah terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ternak (Djajanegara dan Sitorus, 1993), melalui teknologi fermentasi.

Fermentasi merupakan pengolahan secara biologi, yaitu pengolahan dengan memanfaatkan mikroorganisme yang akan menghasilkan enzim untuk melakukan perubahan terhadap molekul kompleks seperti protein, karbohidrat dan lemak menjadi molekul yang lebih sederhana. Mikroorganisme yang dapat digunakan untuk fermentasi adalah Aspergillus niger dan Trichoderma viride. Pemanfaatan kulit kopi dengan proses fermentasi diharapkan mampu meningkatkan potensi kulit kopi sebagai bahan pakan alternatif yang berkualitas tinggi dan dapat mempengaruhi kandungan protein, lemak dan serat kasar kulit kopi. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai analisa kandungan protein, lemak dan serat kasar pada fermentasi limbah kulit kopi menggunakan jamur Aspergillus niger dan Trichoderma viride.

Hasil penilitian menyatakan fermentasi kulit buah kopi menggunakan jamur Aspergillus niger dapat menaikkan kandungan protein kasar dari 8,80% menjadi 12,34% dan menurunkan kandungan serat kasar dari 18,2% menjadi 11,05% (Guntoro dan Yasa, 2005). Penggunaan jamur Trichoderma viride pada jerami padi terfermentasi dapat meningkatkan kandungan protein kasar dari 4,65% menjadi 6,65% dan kandungan serat detergent asam dari 45,93% menjadi 52,62% (Supriyati dkk., 2010).

(17)

3 Rumusan Masalah

Kulit kopi segar memiliki kandungan nutrisi yang rendah, kandungan serat kasar yang tinggi dan zat anti nutrisi seperti kafein dan tanin. Oleh karena itu kulit kopi difermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger atau Trichoderma viride untuk meningkatkan kandungan nutrisi kulit kopi seperti kandungan protein, lemak dan serat kasar dari kulit kopi tersebut sehingga kulit kopi terfermentasi dapat di jadikan bahan pakan yang berkualitas.

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan protein, lemak dan serat kasar kulit kopi yang di fermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger atau Trichoderma viride.

Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada peternak tentang kandungan protein, lemak dan serat kasar kulit kopi terfermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger atau Trichoderma viride dapat di jadikan sebagai bahan pakan ternak.

(18)

4

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Kopi

Kopi merupakan tanaman perkebunan yang melimpah luas di Indonesia. Tanaman ini hidup subur di daerah tinggi, yaitu di atas 700 meter dpl (diatas permukaan laut). Komposisi buah kopi terdiri dari pulp sebanyak 40%, lendir (mucilage) sebesar 20% dan sisanya (40%) adalah biji kopi dan kulit majemuk (Ernawati dkk., 2008).

Gambar. 1. Limbah Kulit Kopi

Buah kopi yang sudah masak umumnya berwarna kuning kemerahan sampai merah tua (merah kehitaman bila lewat masak), tetapi ada pula yang belum cukup tua sudah berwarna kuning kemerahan pucat yaitu buah kopi yang terserang hama bubuk buah kopi. Buah kopi memiliki dua keping biji, tetapi ada yang hanya mengandung satu keping biji saja bahkan ada yang tidak mempunyai keping biji sama sekali yang disebut kopi gabug (Prawirodigdo dkk., 2005).

Menurut Muryanto dkk,.(2006) taksonomi tanaman kopi sebagai berikut: Kerajaan: Plantae; Divisio: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Gentianales ; Suku : Rubiaceae; Marga: Coffea; Spesies: Coffea spp.

(19)

5 Potensi Kulit Buah Kopi Untuk Pakan Ternak

Perkebunan kopi yang dikelola oleh rakyat sampai saat ini terus berkembang di Indonesia sehingga perluasannya terus meningkat. Produksi buah kopi di Indonesia menempati urutan ke empat terbesar di dunia. Kulit luar kopi yang merupakan limbah hasil pengolahan buah kopi memiliki proporsi 40 – 45%, sehingga jumlah limbah tersebut adalah sebanyak 752,6 –846,7 ton/hari (Kompas, 2008). Kulit buah kopi cukup potensial untuk digunakan sebagai bahan pakan ternak ruminansia termasuk kambing. Kandungan zat nutrisi yang terdapat pada kulit buah kopi seperti; protein kasar sebesar 10,4%, serat kasar sebesar 17,2% dan energi metabolis 14,34 MJ/kg (Zainuddin dan Murtisari, 1995).

Simanihuruk (2010) menyatakan bahwa kulit kopi merupakan salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan alternatif. Kulit kopi sebelum fermentasi mengandung protein kasar sebesar 6,67%, lemak 1,04%, kalsium 0,21% dan fosfor 0,03% (Londra dkk. 2009), sedangkan menurut Guntoro dan Yasa, (2005) mengandung protein kasar sebesar 8,80%, lemak 1,07%, kalsium 0,23% dan fosfor 0,02%.

Penggunaan limbah kopi sebanyak 200 g/ekor/hari dan enzim philazim sebanyak 2,5 g/ekor/hari dapat meningkatnya produksi susu kambing Peranakan Etawah (PE atau Etawah grade goats). Penggunaan limbah kopi terfermentasi untuk pakan penguat mampu memberikan peningkatan berat badan dari rata-rata 68,41 g/ekor/hari menjadi 102.92 g/ekor/hari (Guntoro dkk., 2005).

Tepung kulit kopi dapat ditambahkan dalam 2-3 kg konsentrat yang akan diberikan untuk pakan ternak sapi dara dan ternak sapi bunting umur tua (Mariyono

(20)

6 dan Romjali, 2007). Hernaman dkk., (2005) menambahkan bahwa penggunaan kulit kopi sebesar 6% pada pakan ternak sapi potong tidak mempengaruhi kecernaan bahan kering dan organik.

Trichoderma Viride

Trichoderma viride adalah salah satu jenis kapang tanah yang tersebar luas dan hampir dapat ditemui di lahan-lahan pertanian dan perkebunan. Kapang ini bersifat saprofit pada tanah, kayu, dan juga dapat bersifat parasit pada kapang yang lain. Trichoderma viride merupakan jenis yang paling banyak dijumpai diantara genusnya dan mempunyai kelimpahan yang tinggi pada tanah dan bahan yang mengalami dekomposisi (Karlina dkk., 2013).

Trichoderma viride merupakan jenis kapang yang mampu menghancurkan selulosa tingkat tinggi dan memiliki kemampuan mensintesis beberapa faktor esensial untuk melarutkan bagian selulosa yang terikat kuat dengan ikatan hidrogen. Trichoderma viride termasuk dalam genus: Trichoderma; family: Monilliaceae; ordo: Monilliales; kelas: fungi imperfecti; sub divisi: Eumycotina; divisi: Mycotina (Umrah dkk., 2009)

Kapang Trichoderma viride telah digunakan dalam fermentasi beberapa bahan pakan terutama bagi limbah. Manfaat fermentasi dengan teknologi ini antara lain meningkatkan kandungan protein, menurunkan kandungan serat kasar, menurunkan kandungan tanin (Herviana, 2011).

(21)

7 Aspergillus niger

Aspergillus niger adalah kapang anggota genus Aspergillus; famili Eurotiaceae; ordo Eutiales; sub-klas Plectomycetetidae; kelas Ascomycetes; sub-divisi Ascomycotina dan divisi Amastigmycota (Hardjo dkk., 1989). Mirwandhono dan Siregar, (2004) menambahkan bahwa enzim-enzim yang dihasilkan dari Aspergillus niger adalah amilase, glukoamilase, selulase, pektinase, glukosa oksidase dan katalase.

Aspergillus niger dalam pertumbuhannya berhubungan langsung dengan zat makanan yang terdapat dalam substrat, molekul sederhana yang terdapat disekeliling hifa dapat langsung diserap sedangkan molekul yang lebih kompleks harus dipecah dahulu sebelum diserap ke dalam sel, dengan menghasilkan beberapa enzim ekstra seluler seperti protease, amilase, mananase, dan α-glaktosidase (Pandey et al., 2000).

Menurut (Purwadaria et. al., 1997), fermentasi menggunakan Aspergillus niger, terjadi proses biokonversi senyawa-senyawa organik dan anorganik menjadi protein sel sehingga kandungan protein substrat terfermentasi meningkat. Enzim-enzim pengurai/pemecah serat seperti selulase dan lain-lainnya yang diproduksi selama proses fermentasi berperan dalam menurunkan kandungan serat substrat tersebut.

Protein Kasar

Protein adalah senyawa organik kompleks yang mempunyai berat molekul tinggi, seperti halnya karbohidrat dan lipida. Protein mengandung unsur-unsur karbon,hidrogen dan oksigen, tetapi sebagai tambahannya semua protein mengandung nitrogen (Tillman, dkk, 1991).

(22)

8 Anggorodi (1994) menyatakan bahwa protein adalah zat organik yang mengandung karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, sulfur, dan fosfor. Selanjutnya dinyatakan protein adalah esensial bagi kehidupan karena zat tersebut merupakan protoplasma aktif dalam sel hidup. Beberapa fungsi protein dalam tubuh termasuk: (1) Memperbaiki jaringan, (2) Pertumbuhan jaringan baru, (3) Metabolisme (deaminasi) untuk energi, (4) Metabolisame kedalam zat-zat vital dalam fungsi tubuh, (5) Enzim-enzim yang esensial bagi fungsi yang normal, dan (6) Hormon-hormon tertentu.

Kadar protein suatu bahan pakan secara umum dapat diperhitungkan dengan analisis kadar protein kasar. Analisis kadar protein ini merupakan usaha untuk mengetahui kada rprotein bahan baku pakan. Analisis kadar protein digunakan untuk menguji kadar protein, ditentukan kadar nitrogennya secara kimiawi kemudian angka yang diperoleh dikalikan dengan faktor 6,25 = (100:16). Faktor tersebut digunakan sebab nitrogen mewakili sekitar 16% dari protein (Murtidjo, 1987)

Serat Kasar

Serat kasar merupakan residu dari bahan makanan atau hasil pertanian setelah diperlakukan dengan asam atau alkali mendidih, dan terdiri dari selulosa, dengan sedikit lignin dan pentosa. Serat kasar juga merupakan kumpulan dari semua serat yang tidak bisa dicerna, komponen dari serat kasar ini yaitu terdiri dari selulosa, pentosa, lignin, dan komponen-komponen lainnya. Komponen dari serat kasar ini serat ini tidak mempunyai nilai gizi akan tetapi serat ini sangat penting untuk proses memudahkan dalam pencernaan didalam tubuh agar proses pencernaan tersebut lancer (peristaltik) (Hermayanti dkk, 2006).

(23)

9 Analisis kadar serat kasar adalah usaha untuk mengetahui kadar serat kasar bahan baku pakan. Zat-zat yang tidak larut selama pemasakan bisa diketahui karena terdiri dari serat kasar dan zat-zat mineral, kemudian disaring, dikeringkan, ditimbang dan kemudian dipijarkan lalu didinginkan dan ditimbang sekali lagi. Perbedaan berat yang dihasilkan dari penimbangan menunjukkan berat serat kasar yang ada dalam makanan atau bahan baku pakan (Murtidjo, 1987).

Lemak Kasar

Lemak merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang dicerikan oleh sifat kelarutannya.Terutama lipid tidak bisa larut dalam air, tetapi larut dalam larutan non polar seperti eter. Lemak/minyak merupakan lipida yang banyak terdapat di alam.Minyakmerupakan senyawa turunan ester dari gliserol dan asam lemak. Dalam berbagai makanan, komponen lemak memegang peranan penting yang menentukan karakteristik fisik keseluruhan, seperti aroma, tekstur, rasa dan penampilan (Hart, 2003).

Lemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa (Sudarmadji dkk, 2010).

(24)

10

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2015 sampai 14 Maret 2016 yang terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu proses fermentasi di Laboratorium Volarisasi Pakan dan Limbah dan tahap kedua analisis kandungan Protein Kasar, Serat Kasar dan Lemak Kasar di Laboratorium Kimia Pakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah rak fermentasi, baskom, timbangan, kantong plastik transparan, oven, timbangan elektrik, aluminium foil, kertas saring, autoclove, cawan petri, oven, korek api, erlenmeyer, bunsen, borer, laminar air flow dan Alat yang digunakan untuk analisis proksimat, yaitu Neraca analitik, tabung khejdal, destruktor, labu ukur, corong, pipet skala 5 ml, pompa pengisap, gelas ukur 100 ml, gelas ukur 50 ml, labu destilasi, destilator, erlemeyer, alat untuk titrasi, gelas piala 600 ml, penangas listrik, tabung reaksi 100 ml yang bertutup, sintired glass, pompa vakum, oven dan tanur.

Bahan-bahan yang digunakan adalah limbah kulit kopi yang berasal dari Kabupaten Enrekang Desa Bontongan, jagung pulut, beras, mikroba Aspergillus niger dan Trichoderma viride yang berasal dari PPBPB ( Pusat Penelitian Bioteknologi Perkebunan Bogor) yang dimurnikan di Laboratorium Pertanian Unhas dalam bentuk inokulan kemudian di inokulasi ulang pada media jagung pulut di Laboratorium Valorisasi Limbah. Bahan untuk pembuatan media Potato Destro Agar (PDA) adalah kentang 200 gram, agar-agar putih 21 gram , gula pasir 20 gram, aquades 1000 ml.

(25)

11 Sedangkan bahan yang digunakan untuk analisis proksimat yaitu limbah kulit kopi, H2SO4 0,3 N, NaOH 1,5 N, kertas saring, aquades, alkohol 95%, selenium mix, H2SO4 pekat, H3BO3, Indikator mix, H2SO4 0,0171 N.

Metode Penelitian

Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Gomez & Gomez, 2010), yang terdiri dari 3 perlakuan dengan 5 kali ulangan sehingga terdapat 12 unit pengamatan. Adapun perlakuannya sebagai berikut:

P0 = Fermentasi Tanpa Penambahan Inokulan P1 = Fermentasi Dengan Trichoderma viride P2 = Fermentasi Dengan Aspergillus niger Pelaksanaan Penelitian

Tahap I. Penyiapan Mikroba Trichoderma viride dan Aspergillus niger 1. Pembuatan Media Potato Destro Agar (PDA)

Kentang dicuci bersih lalu dipotong dadu, kemudian direbus hingga ekstra dari kentang keluar, kemudian air kentang dimasukkan kedalam labu erlenmeyer, setelah itu tambahkan agar-agar, gula, dan aquades kemudian media tersebut ditutup rapat lalu disterilkan dengan menggunakan autoclove dengan suhu 170°C selama+ 1 jam setelah disterilkan media dituang kedalam cawan petri yang sudahsteril. Kemudian di wropping agar tidak terkontaminasi lalu disimpan selama 3 hari untuk melihat apakah media yang dibuat tidak terkontaminasi.

2. Pemindahan Inokulan ke Media Potato Destro Agar (PDA)

Cara perbanyakan mikroba Trichoderma viride dan Aspergillus niger pada media PDA yang telah di inkubasi selama 3 hari yaitu:

(26)

12 a) Menyiapkan lampu bunsen/api spiritus, borer yang ujungnya dilengkungkan dan

isolat Trichoderma viride dan Aspergillus niger.

b) Buka cawan petri yang berisi media PDA, ambil borer, lewatkan diatas api dan dinginkan.

c) Mengambil isolat Trichoderma viridedan Aspergillus niger menggunakan borer kemudian pindahkan ke cawan petri yang berisi media PDA sebanyak 1 borer. d) Menutup cawan petri yang berisi media PDA, Inkubasi selama 1 minggu sampai

miselium jamur tumbuh pada cawan tersebut.

3. Perbanyakan inokulan pada media organik (jagung giling dan beras).

a) Menyiapkan Media Organik atau media jagung sebanyak masing masing 100gr dalam kantong plastik transparan.

b) Menyiapkan lampu bunsen/api spiritus, borer yang ujungnya dilengkungkan dan isolat Trichoderma viride dan Aspergillus niger.

c) Mengambil isolat Trichoderma viride dan Aspergillus niger menggunakan borer kemudian pindahkan ke media organik sebanyak 5 borer.

d) Menutup kembali media organik, inkubasi selama 1 minggu sampai jamur tumbuh pada media organik tersebut.

(27)

13 4. Aktivasi mikroba selulotik dengan menggunakan aerator.

Menyiapkan mikroba Trichoderma viride, Aspergillus niger, molases dan air. Lalu menyiapkan 3 ember sebagai perlakuan yang masing-masing diberi label perlakuan P0, P1 dan P2. Kemudian perlakuan P0 diisi dengan air 14 liter dan molases 150 ml sebagai kontrol, P1 diisi dengan 14 liter air, molases 150 ml dan jamur Trichoderma viride 60 g, P2 diisi dengan 14 liter air, molases 150 ml, dan jamur Aspergillus niger 60g lalu semua bahan diaduk hingga tercampur merata kemudian mengaktifkan mikroba dengan menggunakan aerator selama 24 jam dan setelah itu siap diaplikasikan ke limbah kulit kopi yang akan difermentasi.

Tahap II. Fermentasi Limbah Kulit Buah Kopi dengan Mikroba Trichoderma viride dan Aspergillus niger.

Limbah kulit buah kopi terlebih dahulu di keringkan di bawah sinar matahari hingga kadar airnya menurun. Setelah itu limbah kulit kopi yang sudah kering dihomogenkan lalu dicampur dengan mikroba yang sudah diaktivasi secara merata. Kemudian mengambil limbah kulit kopi sebanyak 2 kg masing-masing perlakuan yang akan difermentasi selama 14 hari. Limbah kulit kopi yang telah difermentasi ditimbang sekitar 100 g kemudian di oven dengan temperatur 60°C selama 24 jam. sampel siap untuk dianalisis kandungan protein kasar, lemak kasar dan serat kasar.

(28)

14 Gambar 3.Prosedur Pembuatan Fermentasi Limbah Kulit Buah Kopi

Inokulasi

Trichoderma viride dan Aspergillus niger

Pembuatan Media PDA

(Potato Destro Agar)

Perbanyakan Inokulan ke Bahan Organik (100g Jagung giling dan

Beras )

Perbanyakan Inokulan ke Media PDA

Aktivasi Trichoderma viride dan Aspergillus nigeryang telah di tambahkan molases dan air menggunakan aerator selama 24 jam

Fermentasi Limbah KulitKopi dengan Trichoderma viride dan Aspergillus niger

(29)

15 Parameter yang diamati

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah kandungan Protein Kasar, Serat Kasar dan Lemak Kasar limbah kulit buah kopi yang di fermentasi menggunakan mikroba Trichoderma viride dan Aspergillus niger.

Penentuan Kadar Protein Kasar

Kadar protein kasar dapat ditentukan dengan metode Kjeldahl. Metode ini terdiri dari tiga tahap yaitu destruksi, distilasi dan titrasi. Mula-mula sampel ditimbang sebanyak 1 gram dan dimasukkan kedalam labu Kjeldahl (dapat juga menggunakan tabung reaksi). Kemudian ditambahkan dengan 1 gram CuSO4 dan ditambah dengan 2,5 mL H2SO4 pekat. Selanjutnya cuplikan didestruksi selama 2 jam pada suhu 100 ºC. Setelah hasil destruksi didinginkan, kemudian dimasukkan kedalam labu bulat yang telah diberi batu didih dan ditambah dengan 50 mL aqua DM serta 15 mL NaOH 50 % w/v dan dilakukan distilasi. Distilat ditampung dalam erlenmeyer yang berisi 10 mL HCl 0,02 N; 4 tetes metil merah dan 4 tetes metilen biru hingga volume total mencapai 40 mL. Kemudian larutan dalam erlenmeyer dititrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi dengan larutan H2C2O4 0,02 N. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari ungu menjadi hijau. Volume NaOH yang digunakan untuk titrasi dicatat. Replikasi untuk masing-masing cuplikan sebanyak lima kali. Kadar protein kasar dihitung dengan menggunakan rumus:

(30)

16 Keterangan:

y = ml NaOH untuk penitar blanko z = ml NaOH untuk titar sampel titarNaOH = konsentrasi NaOH

= normalitas NaOH x = bobot sampel (gr) Analisis Serat Kasar

Yang disebut serat kasar adalah semua zat organik yang tidak dapat larut dalam H2SO40,3 N dan dalam NaOH 1,5 N yang berturut-turut dimasak selama 30 menit (selulosa, lignin, sebagian dari pentosan-pentosan) (Anggorodi, 1994).

Analisa bahan makanan terhadap kadar serat kasarnya dilakukan sebagai berikut (Anggorodi, 1994): sampel ditimbang kira-kira sebanyak 0,5-1 gram (x gram), dimasukkan ke dalam gelas piala 600 ml dan ditambahkan 50ml H2SO40,3N lalu dipanaskan di atas pemanas listrik selama 30 menit. Selanjutnya ditambahkan 25 ml NaOH 1,5 N dan terus dimasak selama 30 menit. Cairan disaring melalui kertas saring yang bobotnya telah diketahui (a gram) serta sudah dikeringkan dalam alat pengering pada suhu 105 - 110oC selama satu jam, kemudian dimasukkan ke dalam corong Buchner. Penyaringan dilakukan dalam labu penghisap yang dihubungkan dengan pompa vakum.

Selama penyaringan endapan dicuci berturut-turut dengan aquades panas secukupnya, 50 ml H2SO4 0,3N, aquades panas secukupnya dan terakhir dengan 25 ml acetone. Kertas saring dan isinya dimasukkan ke dalam cawan porselen dan dikeringkan selama satu jam dalam oven pada suhu 105oC, kemudian didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (b gram). Selanjutnya cawan porselen serta isinya dibakar atau diabukan dalam tanur listrik pada suhu 400-600oC sampai abu menjadi

(31)

17 putih seluruhnya, kemudian diangkat dan didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (c gram).

Kadar serat kasar dihitung dengan menggunakan rumus: Keterangan:

x = bobot contoh a = bobot kertas saring

b = bobot kertas saring + sampel setelah dioven c = bobot kertas saring + sampel setelah ditanur Analisis Lemak Kasar

1. Menimbang sampel sebanyak 1 gram (a gram ), kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi.

2. Larutan chloroform diberikan sebanyak 10 ml kemudian tabung reaksi ditutup agar larutan tidak menguap, dikocok sampai homogen dan dibiarkan selama 24 jam.

3. Sampel disaring dengan menggunakan kertas saring kemudian pipet sebanyak 5 ml.

4. Sampel yang telah dipipet dimasukkan kedalam cawan porselin yang telah ditimbang berat kosongnya (b gram).

5. Sampel dimasukkan dalam oven selama 24 jampada suhu 1050C, kemudian didingingkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (c gram).

Kadar lemak kasar dihitung dengan menggunakan rumus :

(32)

18 Pengolahan Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan 4 ulangan (Gomes & Gomes, 2010). Model matematikanya sebagai berikut :

Yij= μ + I + ϵij

Keteragan :

Yij = Nilai pengamatan dengan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j μ= Rata-rata pengamatan

i= Pengaruh perlakuan ke-i (1,2 dan 3)

i= Perlakuan (1,2, 3) j= Ulangan (1,2,3,4dan 5)

(33)

19

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa fermentasi limbah kulit kopi menggunakan jamur Trichoderma viride dan jamur Aspergillus niger tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap kandungan Protein Kasar, Serat Kasar dan Lemak Kasar kulit kopi terfermentasi. Hal ini sebabkan lama fermentasi dan penambahan mikroba sellulotik yang dilakukan belum mampu memperbaiki kandungan nutrisi limbah kulit kopi dan apabila terjadinya peningkatan pada kandungan protein kasar ,lemak kasar serta penurunan kandungan serat kasar limbah kulit kopi disebabkan penambahan lama fermentasi dan penambahan mikroba sellulotik yang terdegradasi. PROTEIN KASAR

Pengaruh fermentasi limbah kulit kopi oleh jamur Trichoderma viride dan Aspergillus niger terhadap kandungan protein kasar limbah kulit kopi terfermentasi dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini ;

Gambar 2: Rata-rata Kandungan Protein Kasar pada perlakuan P0 (Kontrol), P1 (Trichoderma viride), P2 (Aspergillus niger).

17.18 17.59 17.85 16.8 17 17.2 17.4 17.6 17.8 18 P0 P1 P2

%

protein kasar

P0 P1 P2

(34)

20 Rataan perlakuan adalah P0 17,18%, P1 17,59%, dan P2 17, 85%. Berdasarkan Gambar 2 di atas kandungan protein kasar limbah kulit kopi yang fermentasi menggunakan Trichoderma viride dan Aspergilus niger lebih tinggi dibandingkan dengan limbah kulit kopi pada perlakuan P0 (kontrol). Hal ini sesuai dengan pendapat Fardiaz (1989) menyatakan bahwa fermentasi limbah kulit kopi menggunakan Aspergillus niger mampu meningkatkan kandungan protein kasar limbah kulit kopi dari 15,5% menjadi 16,73 %. Hal ini didukung oleh pendapat Kompiang (2000) menyatakan melalui proses fermentasi dengan Aspergillus niger nilai protein kasar kulit kopi dapat ditingkatkan dan kandungan zat-zat pencernaan dapat ditekan.Sedangkan jamur Trichoderma viride mampu memanfaatkan bahan organik yang terkandung dalam bahan pakan yang digunakan untuk dirombak serta dikonversikan sehingga terjadi peningkatan pada kandungan protein (Rizki dan Imsya, 2011). Selanjutnya Bagus (2014) menyatakan bahwa Trichoderma viride merupakan jenis kapang yang mampu menghancurkan selulosa tingkat tinggi dan memiliki kemampuan mensintesis beberapa faktor esensial untuk melarutkan bagian selulosa yang terikat kuat dengan ikatan hidrogen.

Serat Kasar

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, rataan perlakuan berturut-turut adalah P0 29,14%; P1 27,74% dan P2 27,52%. Perlakuan P0 (kontrol) menunjukkan kandungan serat kasar lebih tinggi dibanding perlakuan P1 dan P2. Hal ini disebabkan oleh perlakuan P0 (kontrol) merupakan perlakuan tanpa penambahan jamur Trichoderma viride dan Jamur Aspergillus niger. Pengaruh fermentasi limbah kulit kopi

(35)

21 oleh jamur Trichoderma viride dan Aspergillus niger terhadap kandungan serat kasar limbah kulit kopi terfermentasi dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3: Rata-rata Kandungan Serat Kasar pada perlakuan P0 (Kontrol), P1 (Trichoderma viride), P2 (Aspergillus niger).

Gambar 3 diatas menunjukkan bahwa fermentasi menggunakan jamur Trichoderma viride dan Aspergillus niger mampu menurunkan kandungan serat kasar pada limbah kulit buah kopi terfermentasi. Jamur Trichoderma viride mampu menurunkan kandungan serat kasar sebesar 1,4% sedangkan jamur Aspergillus niger mampu menurunkan kandungan serat kasar sebesar 1,62%. Hal ini menunjukkan bahwa jamur Trichoderma viride dan jamur Aspergillus niger mampu memecah ikatan serat kulit buah kopi selama proses fermentasi berlangsung. Yang et all., (2005) menyatakan bahwa sebagian besar jamur dapat menghasilkan enzim ligninase dan enzim selulase, yaitu enzim yang dapat mengurai ikatan lignin dan selulosa. Hal ini didukung oleh Volk (2004) menyatakan bahwa jamur Trichoderma viride sebagai penghasil enzim selulose lengkap yang dibutuhkan untuk menghidrolisis selulosa dan kristal yang menyebabkan penurunan kandungan serat kasar.

29.14 27.74 27.52 26.5 27 27.5 28 28.5 29 29.5 P0 P1 P2

%

Serat Kasar

P0 P1 P2

(36)

22 Lemak Kasar

Nilai rataan setiap perlakuan berturut – turut P0 0,83%; P1 0,93% dan P2 1,04%. Pengaruh fermentasi limbah kulit kopi oleh jamur Trichoderma viride dan Aspergillus niger terhadap kandungan lemak kasar limbah kulit kopi terfermentasi ditunjukkan pada Gambar 4 dibawah ini ;

Gambar 4: Rata-rata Kandungan Lemak Kasar pada perlakuan P0 (Kontrol), P1 (Trichoderma viride), P2 (Aspergillus niger).

Gambar 4 diatas menunjukkan bahwa kandungan lemak kasar cenderung tinggi pada perlakuan P2 sebesar 1,04% dan cenderung rendah terdapat pada perlakuan P0 sebesar 0,83%. Hal ini menunjukkan bahwa jamur Trichoderma viride dan jamur Aspergillus niger mampu menghasilkan enzim lipase selama proses fermentasi berlangsung. Hal ini didukung oleh Rarumangkay (2002), yang menyatakan bahwa selama proses fermentasi, terjadi reaksi oksidasireduksi yang menghasilkan energi sebagai donor dan akseptor elektron, serta terjadi perubahan kimiawi dan selanjutnya diubah oleh reaksi reduksi dengan katalis enzim.

0.83 0.93 1.04 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 P0 P1 P2 %

Lemak Kasar

P0 P1 P2

(37)

23 Hasil penelitian yang diperoleh, kandungan lemak kasar berturut-turut 0,83%; 0,93% dan 1,04%. Kandungan lemak kasar yang tinggi pada bahan pakan ternak ruminansia dapat mengganggu proses fermentasi bahan pakan dalam rumen ternak. Hal ini didukung oleh Preston dan Leng (1987) serta Palmquist dan Jenkins (1980) menyatakan bahwa standar kandungan lemak kasar bahan pakan ternak ruminansia berkissar di bawah 5%.

(38)

24

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa fermentasi kulit kopi dengan menggunakan jamur Trichoderma viride, Aspergillus niger dapat digunakan sebagai pengganti konsentrat karena kandungan Protein Kasar, Lemak Kasar dan Serat Kasar memenuhi syarat komposisi nutrisi yang diberikan kepada ternak.

Saran

Perlu dilakukan Penelitian uji lanjut untuk memperbaiki kualitas pada penggunaan jamur Trichoderma viride, Aspergillus niger dan tanpa penambahan inokulan serta lama fermentasi untuk meningkatkan Protein Kasar dan Lemak Kasar serta menurunkan Serat Kasar agar mendapatkan data yang signifikan.

(39)

25 DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Azwar A.B. 2012. Intensifikasi kopi jadi program unggulan baru. Media Perkebunan,

99, 16-17

Bagus. 2011, Bioetanol dari Limbah Kulit Kopi dengan Fermentasi Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.

Ernawati, R., W. A. Ratna dan Slameto. 2008. Teknologi Budidaya Kopi Poliklonal. Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bandar Lampung. ISBN: 978-979-141-35-4.

Fardiaz, S. 1989. Analisis Mikroorganisme Pangan. Edisi pertama.Cetakan ke-1. Raja GrafindoPersada, Jakarta

Djajanegara A. dan P.Sitorus.1993. Problematika Pemanfaatan Limbah Pertanian untuk Makanan Ternak. Jurnal Litbang.

Guntoro, S. dan I.M.R. Yasa. 2005.Pengaruh Penggunaan Limbah Kopi Terfermentasi Terhadap Produktivitas Susu Kambing. Prosiding Seminar Nasional Pema-syarakatan Inovasi Teknologi Revitalisasi Pertanian dan Pedesaan di Lahan Marginal. PSE, Bogor, p. 562-565.

Gomez, K.A., A.A. Gomez 2010. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian.(Terjemahan). E. Syamsuddin dan J. S. Baharsjah. Edisi kedua. UI Press. Jakarta.

Hardjo, S.S., N. S. Indrasti, B. Tajuddin.1989. Biokonveksi: Pemanfaatan Limbah Industri Pertanian. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi.IPB. Bogor.

Hermayanti, Yeni,G . Eli . 2006. Modul Analisa Proksimat. Padang : SMAK 3 Padang. Hernaman, I., U.H. Tanuwiria dan M.F. Wiyatna. 2005. Pengaruh penggunaan berbagai

tingkat kulit kopi dalam ransum penggemukan sapi potong terhadap fermentasi rumen dan kecernaan in vitro. Bionatura, 7, 46-58.

Herviana. 2011. Pengolahan Kopi. Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian. Sumatra Utara.

Ismayadi, C.2000. Perkembangan teknologi pengolahan kopi arabika di Indonesia.Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 16, 239-251. Kompas. 2008. Indonesia Ingin Meningkatkan Produksi Kopi pada tahun 2008

Kompiang, IP. 2000. Peningkatan Mutu Bahan Baku Pakan. Makalah Seminar Pengembangan Teknologi Pertanian Ramah Lingkungan. IP2TP Denpasar. Denpasar: 8-9 Maret 2000.

(40)

26 Karlina, H., Putri., C. Yudi dan Agustono. 2013. Fermentasi Ampas Kelapa

Menggunakan Trichoderma viride, Bacillus subtilis, dan EM4 Terhadap Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Sebagai Bahan Pakan Alternatif Ikan. Surabaya: Universitas Airlangga.

Londra, I. M. dan K. B. Andri. 2009. Potensi pemanfaatan limbah kopi untuk pakan penggemukan kambing peranakan Etawah. Prosiding Seminar Nasional: Inovasi untuk Petani dan Peningkatan Daya Saing Produk Pertanian,p. 536-542.

Mariyono dan E. Romjali. 2007. Petunjuk teknis teknologi inovasi “pakan murah” untuk usaha pembibitan sapi potong. Puslitbang Peternakan. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian RI.

Mirwandhono, E. dan Z. Siregar .2004. Pemanfaatan Hidrolisat Tepung Kepala Udang dan Limbah Kelapa Sawit Yang Difermentasi Dengan Aspergillus Niger Rhizopus Oligosporus Dan Trichoderma viride Dalam RansumAyam Pedaging (Skripsi). Sumatera Utara. Fakultas Pertanian USU. Medan.

Murtidjo.1987.Pedoman BeternakAyamBroiler. Yogyakarta : Kanisius

Muryanto., U. Nuschati, D. Pramono dan T. Prasetyo.2006. Potensi limbah kulit kopi sebagai pakan ayam.Prosiding Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usaha Ternak Unggas Berdaya saing. BPTP Jawa Tengah.

Palmquist. D.L. and T. C. Jenkins, 1980. Effect of fat ucids or calcium sopa on rumen and total nutrient digestibily or dairy ration. J. Dairy. Sci. 67.

Preston, T.R., and A.R. Leng. 1987. Matching ruminant production systems with available resourse in the tropics and sub-tropics. Penambil nook Armidale, New South Wales, Australia.

Pandey, A., Nigam, P., Soccol, C.R., Soccol, V.T., Singh, D. and Mohan, R. 2000. Advances in microbial amylases, Biotechnology and Applied Biochemistry, 31: 135 –152.

Prawirodigdo, S., T. Herawati dan B. Utomo.2005. Pemanfaatan kulit kopi sebagai komponen pakan seimbang untuk penggemukan ternak domba. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. p. 438-444. Puslit-bangnak, Bogor.

Purwadaria, T., T. Haryati, J. Dharma, I.P. Kompiang, dan A.P .Sinurat.1997 . Pengembangan pembuatan inokulan Aspergillus niger untuk fermentasi cassapro. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Peternakan, Balimak, Bogor.

Rarumangkay, J. 2002. Pengaruh Fermentasi Isi Rumen Sapi oleh Trichoderma viride terhadap Kandungan Serat Kasar dan Energi Metabolis pada Ayam Broiler. Program Pasca Sarjana, UNPAD,Bandung.

(41)

27 Simanihuruk, K. 2010. Perakitan pakan komplit berbasis kulit kopi (sumber serat NDF dan ADF), kecernaan >60% dan silinder horisontal. Pelita Perkebunan, 20, 75-96.

Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 2010. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.

Supriyati., T. Haryati., I.G.M. Budiarsana dan I.K. Sutama. 2010. Fermentasi Jerami Padi Menggunakan Trichoderma Viride. Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Tillman, A. D., Hartadi., S. Reksohadiprodjo., S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Umrah, 2009. Antagonisitas dan Efktivitas Trichoderma sp. Dalam Menekan

Perkembangan Phytophthora palmivora Pada Buah Kakao. Palu.

Winarno, F.G., S. Fardiaz, dan D. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. PT Gramedia,Jakarta.

Yang. J. S, H. L. Yuan, H. X. Wang and W. X Chen. 2005. Purification and Characterization of Lignin Peroxidases from Penicillium decumbens P6. World Journal of Microbiology and Biotechnology 22 (4), 317-324.

Zainuddin, D. dan T. Murtisari. 1995. Penggunaan limbah agro-industri buah kopi (kulit buah kopi) dalam ransum ayam pedaging (Broiler). Pros. Pertemuan Ilmiah Komunikasi dan Penyaluran Hasil Penelitian. Sub Balai Penelitian Klepu, Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 71 – 78.

(42)

28 Lampiran 1. Rata-rata kandungan protein kasar, serat kasar dan lemak kasar limbah kulit kopi yang difermentasi menggunakan jamur Trichoderma viride dan Aspergilus niger. Parameter Perlakuan P0 P1 P2 Protein Kasar (%) 17,18±0,56 17,59±0,78 17,85±0,72 Serat Kasar (%) 29.14±1,13 27,74±5,20 27,52±5,21 Lemak Kasar (%) 0,83±0,15 0.93±0,24 1,04±0,23

Keterangan : Rata-rata Kandungan Protein Kasar, Serat Kasar dan Lemak Kasar pada perlakuan P0 (Kontrol); P1 (Trichoderma viride) dan P2 (Aspergillus niger).

(43)

29

Lampiran II. Hasil Analisis Sidik Ragam A. Protein Kasar Ulangan Perlakuan K T A 1 17.57 18.06 18.56 2 17.46 18.22 16.65 3 16.57 17.36 17.87 4 16.54 17.98 17.97 5 17.78 16.31 18.22 Total 85.92 87.93 89.27 263.12 a. Faktor Koreksi (FK) FK =

15 1344 . 232 . 69 5 3 12 . 263 , 2   

x rxt Yu t 475626 . 4615  b. Jumlah Kuadrat JK total Jkt = ∑ krj2 – FK ∑ (17.57)2 + (17.46)2 + (16.57)2 + (16.54)2 + (17.78)2 + (18.06)2 + (18.22)2 + (17.36)2 + (17.98)2 + (16.31)2 + (18.56)2 + (16.65)2 + (17.87)2 + (17.97)2 + (18.22)2– 4615.475626 = 308.7049 + 304.8516 + 274.5649 + 273.5716 + 316.1284 + 326.1636 +331.9684 + 301.3696 + 323.2804 + 266.0161 + 344.4736 + 277.2225+ 319.3369 + 322.19209 + 331.9684 –4615.475626 = 4621.81299 – 4615.475626 = 6.337364

(44)

30 Jkp

k T A

FK r FK k      

5 12 2 2 2

 

 

FK     5 27 . 89 93 . 87 92 . 85 2 2 2 FK     5 1329 . 7069 6849 . 7731 2464 . 7382 475626 . 4615 5 0642 . 23083  137214 . 1 4756226 . 4615 61284 . 4616   

Jk sisa = Jk Total – Jk Perlakuan = 6.337364 – 1.137214 = 5.20015 KTS KTP Fhitung DBS JKS DBP JKP      4333 . 0 12 200 . 5 5685 . 0 2 137 . 1 4333 . 20 5685 . 0  312 . 1  SK DB JK KT F hitung Ftabel 0,05 0,01 Perlakuan 2 1.137 0.5685 1.312 3.89 6.93 Sisa 12 5.200 0.4333 Total 14 6.337

(45)

31 B. Lemak Kasar Ulangan Perlakuan K T A 1 0,68 0,89 1,31 2 0,99 1,25 0,94 3 0,71 1,11 1,25 4 1,00 0,74 0,87 5 0,78 0,67 0,81 Total 4,16 4,66 5,18 14 a. Faktor Koreksi (FK) FK =

15 196 5 3 14 , 2   

x rxt Yu t 066 , 13  b. Jumlah Kuadrat JK total Jkt = ∑ krj2 – FK ∑ (0.68)2 + (0.99)2 + (0.71)2 + (1.00)2 + (0.78)2 + (0.89)2 + (1.25)2 + (1.11)2 + (0.74)2 + (0.67)2 + (1.31)2 + (0.94)2 + (1.25)2 + (0.87)2 + (0.81)2 – 13.066 =0.4624 + 0.9801 + 0.5041 + 1 + 0.6084 + 0.7921 + 1.5625 + 1.2321 + 0.5476 + 0.4489 + 1.7161 + 0.8836 + 1.5625 + 0.7569 + 0.6561 – 13.066 = 13.7134 – 13.066 = 0.6474 Jkp

5 12 2 2 2 A T k r FK k     

 

 

FK     5 18 . 5 66 . 4 16 . 4 2 2 2

(46)

32 FK     5 8324 . 26 7156 . 21 3056 . 17 066 . 13 5 8536 . 65  10472 . 0 066 . 13 8536 . 65   

Jk sisa = Jk Total – Jk Perlakuan = 0.6474– 0.10472 = 0.54268 2 10472 . 0  DBP JKP 05236 . 0  12 54268 . 0  JKS 0452 . 0  KTS KTP Fnitung  04522 . 0 05236 . 0  15 . 1  SK DB JK KT F hitung Ftabel 0,05 0,01 Perlakuan 2 0.10472 0.05236 1.15 3.89 6.93 Sisa 12 0.54268 0.04522 Total 14 0.6474

(47)

33 C. Serat Kasar Ulangan Perlakuan K T A 1 27.99 28.80 28.13 2 28.60 28.13 28.06 3 30.55 24.13 29.33 4 28.44 29.17 25.03 5 30.16 28.49 27.07 Total 145.74 138.72 137.62 422.08 a. Faktor Koreksi (FK) FK =

15 53 . 178151 5 3 08 . 422 , 2   

x rxt Yu t 769 . 11876  b. Jumlah Kuadrat JK total Jkt = ∑ krj2 – FK ∑ (27.99)2 + (28.60)2 + (30.55)2 + (28.44)2 + (30.16)2 + (28.80)2+ (28.13)2 + (24.13)2 + (29.17)2 + (28.49)2 + (28.13)2 + (28.06)2 + (29.33)2 + (25.03)2 + (27.07)2– 118,76769 = 783.4401 + 817.96 + 933.3025 + 808.8336 + 909.6256 + 829.44 + 791.2969 + 582.2569 + 850.8889 + 811.6801 + 791.2969 + 787.3636 + 860.2489 + 626.5009+ 732.7849 – 11876.769 = 11917.063– 11876.769 = 40.294 Jkp

k T A

FK r FK k      

5 12 2 2 2

(48)

34

 

 

769 , 11876 5 62 . 137 72 . 138 74 . 145 2  2  2  769 , 11876 5 264 . 18939 238 . 19243 148 . 21240    769 , 11876 5 65 . 59422

769

.

11876

53

.

11884

= 7.761

Jk sisa = Jk Total – Jk Perlakuan = 40.294 –7.761 = 32.533 KTS KTP Fhitung DBS JKS DBP JKP      7110 . 2 12 533 . 32 8805 . 3 2 761 . 7 7110 . 2 8805 . 3  43 . 1  SK DB JK KT F hitung F tabel 0,05 0,01 Perlakuan 2 7.761 3.8805 1.43 3.89 6.93 Sisa 12 32.533 2.7110 Total 14 40.294

(49)

35 Lampiran III. Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Proses Penjemuran Limbah Kulit Kopi

Menghomogenkan Limbah Kulit Kopi

(50)

36

Aktivasi Jamur Aspergillus niger dan Trichoderma viride selama 24 jam

Penambahan Jamur Aspergillus niger dan Trichoderma viride pada Limbah Kulit Kopi

(51)

37 Proses pengambilan sampel untuk Analisis Proksimat dan Vansus

(52)

38 RIWAYAT HIDUP

Tilawati, lahir di Baroko pada tanggal 3 Oktober 1993, anak ke terakhirdari 8 bersaudara. Dibesarkan oleh orang tua Langgo (Ayah) dan Sitti (Ibu). Jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah pendidikan tingkat dasar di bangku Sekolah Dasar Negeri 3 Baroko (2006), kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama pada SMP Negeri 2 Alla (2009). Kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas pada SMA Negeri 1 Alla (2012). Setelah itu melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui SNMPTN jalur undangan Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Hingga akhirnya lulus Pendidikan Sarjana (S1) Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin Makassar pada Tahun 2016. Penulis juga pernah menjadi Asisten mata kuliah Biokimia Peternakan Unhas. Teknologi Pengolahan Pakan dan Boiteknologi Pakan serta aktif dalam organisasi Humanika Unhas dan Himpunan Pelajar Mahasiswa Masenrempulu Komisariat Unhas.

Gambar

Gambar  2:  Rata-rata  Kandungan  Protein  Kasar  pada  perlakuan  P0  (Kontrol),  P1                      (Trichoderma viride), P2 (Aspergillus niger)
Gambar  3:  Rata-rata  Kandungan  Serat  Kasar  pada  perlakuan  P0  (Kontrol),  P1 (Trichoderma                   viride), P2 (Aspergillus niger)
Gambar 4 dibawah ini ;

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan rerata kadar serum SGPT pada kelompok berisiko di Kelurahan Karang Anyar sebesar 15,74 U/L lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok tidak

BEI sudah menerapkan good corporate governance untuk perusahaan yang terdaftar di bursa saham, tujuan diterapkanya good corporate governance adalah untuk meningkatkan

Berdasarkan perjanjian ini ruang gerak pemerintah Republik Indonesia menjadi terbatas hanya pada kawasan Pulau Jawa, Madura dan Sumatera sehingga organisasi-organisasi perjuangan

Kebanggaan pada yang baik, berhasil dan sukses secara terus menerus tak terkontrol secara tidak sadar sedang mambawa kita pada kelupaan akan belarasa bahwa semua yang baik

Posisi cadangan devisa saat ini menurut Bank Indonesia (BI), masih setara dengan 6,7 bulan pembiayaan impor dan pembayaran utang luar negeri Indonesia, di atas standar

Menurut Hamzah (2008 : 26) Bermain peran sebagai suatu model pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial dan

[r]

Siswa SMPLB Negeri Pandaan yang mengikuti pembelajaran vokasional tata boga berpendapat buku panduan mengolah kue nusantara untuk SMPLB tunarungu memudahkan mereka dalam belajar