• Tidak ada hasil yang ditemukan

T BP 1402626 Chapter 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T BP 1402626 Chapter 3"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Yuliana Eni Wahyuningsih, 2016

Program Youth Discovery untuk Peningkatan Psychological Well-Being Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

METODE PENELITIAN

Bab tiga menguraikan penjelasan tentang metode dan desain yang

digunakan dalam penelitian ini, definisi operasional, pengembangan instrumen

penelitian, serta prosedur penelitian.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Peneliti menggunakan

pendekatan kuantitatif karena topik dalam penelitian ini didasarkan pada

perkembangan suatu bidang (psychological well-being dan program youth

discovery), data dikumpulkan menggunakan instrumen dan dianalisis

menggunakan prosedur matematis.

Metode yang digunakan untuk mengetahui efektivitas youth discovery

untuk meningkatkan psychological well-being adalah metode kuasi eksperimen

dengan desain non equivalent pre-test and post-test control group. Desain non

equivalent pre-test and post-test control group dipilih dengan pertimbangan

bahwa penelitian dimaksudkan untuk menguji keefektivan program youth

discovery. Guna menilai keefektifan program tersebut diperlukan kelompok

pembanding yaitu kelompok kontrol. Kelompok kontrol tidak diikutsertakan

dalam program dengan pertimbangan bahwa kontrol dapat mengembangkan

psychological well-beingnya dari sumber lain (Heppner, Wampold, & Kivlighan,

2008, hlm. 157) dan mewakili kondisi normal subyek tanpa diberi intervensi

apapun. Berdasarkan pertimbangan tersebut, non equivalent pre-test and post-test

control group design dirasa tepat digunakan sebagai desain dalam penelitian ini.

Desain penelitian non equivalent pre-test and post-test control group

(2)

Gambar 3.1 Non equivalent pre-test and post-test control group design

(Cresswell, 2013, hlm. 242)

Keterangan :

A = Kelompok eksperimen

B = Kelompok kontrol

O = Pre-test, Post-test

X = Perlakuan

Pada dua kelompok sama-sama diberi pre-test dan post-test

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah anggota komunitas Orang Muda

Katolik (OMK) IKMK UNY, Yogyakarta. Populasi dipilih berdasarkan hasil studi

pendahuluan yang dilaksanakan melalui wawancara, dimana sebagian besar

anggota komunitas OMK menyatakan bahwa kegiatan yang mereka ikuti di gereja

masih kurang mendorong mereka untuk mengembangkan dirinya secara maksimal

dan tidak semua anggota OMK mau terlibat dalam kegiatan komunitas OMK.

Peneliti menggunakan komunitas dengan alasan bahwa program PYD

lebih efektif dilaksanakan dalam lingkup komunitas. Komunitas Orang Muda

Katolik (OMK) merupakan komunitas remaja dan orang muda yang dibentuk

oleh gereja sebagai wadah pendampingan kaum muda secara rohani, pribadi,

maupun sosial. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam OMK merupakan

kegiatan yang bertujuan untuk membuat kaum muda katolik menjadi pribadi yang

handal, penuh kasih, dan beriman. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan di

OMK IKMK UNY, antara lain bakti sosial, anjangsana, doa bersama, ziarah iman,

retret, rekoleksi, koor gereja, dan penggalangan dana sosial. Kelompok A O---X---O

_____________________________

(3)

Adapun sample penelitian adalah anggota OMK yang tergabung dalam

Ikatan Keluarga Mahasiswa Katholik (IKMK) UNY. Sampel penelitian dipilih

secara non probability sampling. Teknik Non probability sampling merupakan

teknik yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap anggota

populasi untuk menjadi sampel.

Pretest diberikan kepada 32 orang anggota OMK IKMK. Berdasarkan

hasil pengolahan data pretest terdapat 7 orang anggota OMK yang memiliki

tingkat psychological well-being tinggi, 18 orang memiliki tingkat psychological

well-being sedang, dan 7 orang memiliki tingkat psychological well-being rendah.

Anggota OMK IKMK kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok

eksperimen (15 orang) dan kelompok kontrol (17 orang). Pembagian kelompok

didasarkan pada kesamaan daerah asal, kelompok eksperimen terdiri dari anggota

OMK yang berasal dari Yogyakarta, sedangkan kelompok kontrol berasal dari

luar Yogyakarta. Adapun persentase kategorisasi psychological well-being

anggota OMK secara rinci disajikan dalam tabel 3.1

Tabel 3.1

Gambaran Psychological Well-Being

Kelompok Eksperimen dan Kelompok KontrolSebelum Intervensi

Kategori Kelompok

Eksperimen Kelompok Kontrol

Tinggi 13 % 29 %

Sedang 67 % 47 %

Rendah 20 % 24 %

Total 100 % 100 %

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1) Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri atas variabel bebas yaitu program youth

discovery, dan variable terikat dalam penelitian ini adalah psychological

(4)

2) Definisi Operasional

Berdasarkan fokus kajian, pada bagian ini dipaparkan operasional pengertian

yang digunakan sebagai berikut:

a) Psychological Well-Being

Psychological well-being dalam penelitian ini mengacu pada tingkat

pencapaian anggota OMK akan enam sikap yang menjadi kriteria

psychological well-being yang positif bagi remaja atau kaum muda.

Kriteria tersebut meliputi, penerimaan diri (self acceptance), hubungan

baik dengan orang lain (positive relationships with others), kemandirian

(autonomy), penguasaan lingkungan (environmental mastery), tujuan

hidup (purpose in life), dan pertumbuhan pribadi (personal growth) .

(1) Penerimaan diri (self acceptance), yaitu pengakuan dan penerimaan remaja

atau kaum muda atas berbagai kualitas baik atau buruk potensinya selama

ini dalam menjalankan kehidupannya.

(2) Hubungan baik dengan orang lain (Positive relationships with others),

yaitu bagaimana remaja atau kaum muda dalam komunitas OMK

membangun hubungan baik dengan anggota lain. Hubungan baik dengan

orang lain ditandai dengan adanya kemauan anggota OMK untuk

membuka diri pada hubungan baru dan membangun kedekatan (intimacy).

(3) Kemandirian (Autonomy), yaitu kemampuan remaja atau kaum muda

untuk menentukan keputusan secara mandiri, mampu menolak tekanan

social, dan mampu mengevaluasi diri dengan standar tertentu.

(4) Penguasaan Lingkungan (Environmental Mastery), yaitu kemampuan

remaja atau kaum muda untuk menguasai diri dan lingkungan di

sekitarnya.

(5) Tujuan hidup (Purpose in life), yaitu kemampuan remaja atau kaum muda

untuk menemukan makna dan arah dari pengalaman hidupnya, serta niat

(5)

kaum muda untuk mengembangkan potensi, talenta, serta sumber baru

pengembangan diri.

b) Program Youth Discovery

Program youth discovery dalam penelitian ini ditekankan pada pandangan

komprehensif remaja sebagai aset, sebagai individu dengan sumber potensial dan

kemampuan yang pantas mendapatkan dukungan penuh dalam upaya

peningkatannya sesuai dengan kerangka positive youth development. Program

Program youth discovery merupakan rangkaian kegiatan pemberdayaan remaja

yang berisi kegiatan terstruktur, konten aktivitas spesifik, serta aktivitas sekunder

yang memiliki kesempatan belajar dan mendukung perkembangan.

Program youth discovery memiliki karakteristik, yaitu hubungan

berkelanjutan antara orang dewasa dan pemuda, aktivitas yang membangun

keterampilan hidup, dan penyediaan kesempatan bagi remaja atau kaum muda

untuk menunjukkan partisipasi dan kepemimpinan dalam keluarga, sekolah, dan

kegiatan komunitas.

Program Program youth discovery yang disusun dalam penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan psychological well-being anggota OMK dan

merupakan salah satu alternatif program pendampingan kaum muda secara rohani,

pribadi, dan sosial yang dapat mendorong kaum muda menjadi pribadi yang

handal, penuh kasih, dan beriman.

D. Instrumen Penelitian

1. Proses Menerjemahkan Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengukur psychological well-being

adalah skala psychological well-being (Scales of Psychological Well-Being

-SPWB) yang dikembangkan oleh Carol D. Ryff (1989). Peneliti menggunakan

Scales of Psychological Well-Being (SPWB) versi 42 item atas seizin Carol D.

Ryff yang disampaikan melalui email.

Instrumen diterjemahkan di Balai Bahasa UPI melalui dua tahap yaitu

(6)

Inggris untuk mengetahui konsistensi Bahasa yang ada dalam instrumen. Proses

penerjemahan tersebut telah disetujui oleh Kepala Balai Bahasa UPI yaitu Dr.

Wachyu Sundayana, M. A. Alur penerjemahan instrumen ini dapat dilihat pada

bagan berikut:

Bagan 3.1. Alur Penerjemahan Instrumen

2. Kisi-kisi Instrumen Pengumpul Data

SPWB ini memiliki skala jenis skala Likert yang terdapat enam variasi

respon jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Agak Setuju (AS), Agak

Tidak Setuju (ATS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skor

yang dimiliki individu dihitung dari jumlah keseluruhan skor yang diperoleh. Skor

terendah adalah 0, sementara skor tertinggi adalah 252. Skala psychological

well-being ini terdiri dari 22 item favorable (nomor 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 20, 21,

22, 24, 25, 28, 29, 33, 35, 37, 38, 40, 42) dan 20 item unfavorable (nomor 3, 5,

10, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 23, 26, 27, 30, 31, 32, 34, 36, 39, 41).

Dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia

Diterjemahkan kembali ke Bahasa Inggris

Terjemahan Bahasa Inggris dibandingkan dengan versi asli

Skala psychological well-being

Berbahasa Indonesia

(7)

kegiatan, dan lembar feedback yang merupakan modifikasi dari lembar modifikasi

peneliti sebelumnya (Dahlan, 2011) untuk mendukung pemaparan hasil dalam

penelitian ini.

3. Penimbangan Instrumen (Expert Judgement)

Penimbangan instrumen dilakukan oleh ahli yaitu Dr. Tina Hayati Dahlan,

S. Psi, M. Pd., Psikolog dan Dr. Ilfiandra, M. Pd. Penimbangan instrumen

dilaksanakan menggunakan lembar penilaian instrumen yang mencakup bahasa

instrumen, konstruk, dan isi instrumen. Instrumen yang telah memperoleh

penilaian dari kedua pakar kemudian direvisi sesuai dengan saran dan masukan

dari para penimbang tersebut.

4. Uji Keterbacaan Instrumen

Instrumen yang sudah dinilai dan direvisi kembali kemudian ditelaah oleh

sepuluh responden dari mahasiswa FPIPS UPI untuk mengetahui seberapa jauh

item dalam instrumen dipahami oleh responden. Item yang paling banyak dipilih

responden sebagai item yang sulit untuk dipahami bahasa dan isinya kemudian

diperbaiki.

5. Uji Empiris Instrumen

Instrumen diberikan kepada 122 responden sebagai sampel yang

mempunyai karakteritik usia yang sama dengan populasi yang akan diukur.

Instrumen diberikan secara online melalui google document dengan pertimbangan

efisiensi waktu dan tempat pengisian.

6. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen

Validitas instrumen dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan

software IBM SPSS Statistics 19 for Windows. Hasil uji validitas mengambil dari

hasil validasi yang telah dilakukan oleh Ryff yang tertuang dalam MIDUS II,

(8)

Konsistensi intrumen psychological well-being diketahui melalui uji

reliabilitas dengan menggunakan koefisiensi Alpha Cronbach. Uji reliabilitas

instrumen dilakukan dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics 19 for

Windows. Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach untuk psychological well-being sebesar α = 0.878. Hasil uji reliabilitas instrumen dapat dilihat pada lampiran 2.

7. Kategorisasi Tingkat Psychological Well-Being

Kategorisasi Psychological Well-Being menggunakan skor baku (Z)

dengan rentang dan kategori yang disajikan pada Tabel 3.2

Tabel 3.2

Kategorisasi Tingkat Psychological Well-Being

Rentang Rentang Skor Kategorisasi

≥166 Rendah

167-182 Sedang

≤183 Tinggi

E. Prosedur Penelitian

Secara operasional, prosedur penelitian dibagi ke dalam empat tahap, yaitu

studi pendahuluan, penyusunan program intervensi, validasi rasional program

intervensi, dan uji efektivitas program intervensi. Tahap studi pendahuluan terdiri

dari dua kegiatan, yakni studi pustaka untuk memperoleh konsep positive youth

development dan psychological well-being pada remaja.

Tahapan penyusunan program intervensi dilakukan dengan merumuskan

tahapan-tahapan dan materi-materi yang akan diberikan pada saat pelaksanaan

program youth discovery. Setelah program tersebut tersusun maka dapat dilakukan

uji validasi rasional program intervensi atau uji kelayakan. Hal tersebut dilakukan

untuk mengetahui ketepatan program yang disusun untuk mengembangkan

psychological well-being anggota komunitas OMK. Uji kelayakan ini dilakukan

oleh pakar/ahli dan praktisi bimbingan dan konseling terhadap keseluruhan

(9)

intervensi yang dilakukan melalui metode eksperimen kuasi dengan desain

nonequivalent (pre-test and post-test) control-group design (pre-test dan post-test

pada dua kelompok), yaitu kelompok eksperimen (kelompok A) dan kelompok

kontrol (kelompok B).

F. Teknik Analisis Data

Teknik untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji

statistik non parametrik karena data dalam penelitian ini berskala ordinal. Adapun

rumusan hipotesis dalam penelitan ini sebagai berikut:

1. Hipotesis penelitian: Program youth discovery efektif untuk meningkatkan

psychological well-being anggota komunitas OMK IKMK

Hipotesis statistik: H0 : KE = KK

H1 : KE > KK

Keterangan

KE: rata-rata peningkatan psychological well-being kelompok eksperimen

KK: rata-rata peningkatan psychological well-being kelompok kontrol

Data penelitian akan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik

perangkat lunak Statistical Product and Service Solution (SPSS) for Windows

versi 18. Pengujian efektivitas program youth discovery dalam meningkatkan

psychological well-being anggota OMK akan dilakukan menggunakan

Gambar

Gambar 3.1 Non equivalent pre-test and post-test control group design

Referensi

Dokumen terkait

Seseorang yang akan mencari dan menyebarkan ilmu pengetahuan, maka dia harus memperbaharui niatnya hanya untuk mencari ridha Allah, mengamalkan, dan menjalankan

[r]

Berdasarkan surat nomor 17/S.PNT/PK-PL/P2BJ-BUDPAR/X/2012 tentang Penetapan Pemenang Pemilihan Langsung Paket Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gong Perdamaian Nusantara

Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Liang QR di China yang menemukan bukti bahwa kadar Pb yang tinggi dalam darah dapat mengakibatkan kerusakan fungsi tiroid khususnya

Kedua jenis media itulah yang kini menjadi corong utama bagi banyak perusahaan dalam merekrut karyawan baru.. Contoh kata kerja imperative dalam teks di atas

Dalil Nakli yang menunjukan pengakuan rasul dan orang-orang mukmin yang beriman kepada Allah, malaikat, kitab dan rasul-rasul-Nya yaitu….. Pada era globalisasi terjadi

Nilai Total HPS : Rp.111.562.000 ( Seratus Sebelas Juta Lima Ratus Enam Puluh. Dua Ribu

Jika transaksi selama periode akuntansi telah dicatat dalam jurnal khusus dan jurnal umum, maka langkah selanjutnya adalah memindahbukukan jurnal tersebut ke akun-akun pada