• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUNGA RAMPAI SEJARAH KEBUDAYAAN PEMIKIRA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BUNGA RAMPAI SEJARAH KEBUDAYAAN PEMIKIRA (1)"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BUNGA RAMPAI SEJARAH KEBUDAYAAN, PEMIKIRAN, DAN PERADABAN ISLAM

Editor:

Dedi Wahyudi, M.Pd.I dan Nuryah, M.Pd.I

Penulis:

Dedi Wahyud, M.Pd.I; Filma Eka Santika; Andri Prasetiyo; Aprilio Arie Saputra; Ardi Kismawan; Fitri Nurjannah; Berty Ghany Muthi Pratiwi; Billy

Bima Pratama; Fadli Makhrus; Dewi Istiana; Dian Agustiningsih; Ririn Erviana; Iffa Lathifah; Indah Permatasari; Khusna Rahma Denti; Lailatul

Khasanah; Mediyan Pratama; Nur Azis; Retno Winahyu K; Suci Kurnia Wardani; Ingga Okiawan; Fazriansyah; Hanifatunnisa; Innayah Nur Wahidiyanti; Diah Ayu Surya Putri; Ita Septia; Muhamad Berkah; Lu`Lu Aturrahmah; Marta Kusuma Wardani; Evi Yuliasari; Ariyanto Saputra; Lilia

Kusumaningrum; Septi Ratna Sari; Indri Pratiwi; Titik Mukarromah; Tri Komariah; Tri Yuliana; dan Yogi Ganda Saputra

BUNGA RAMPAI SEJARAH KEBUDAYAAN, PEMIKIRAN, DAN PERADABAN ISLAM

Oleh: Dedi Wahyudi, M.Pd.I, dkk Metro, Cet. I, Desember 2017 113 hlm;

15,5 cm x 24 cm

ISBN: 978-602-5533-04-4

Judul

BUNGA RAMPAI SEJARAH KEBUDAYAAN, PEMIKIRAN, DAN PERADABAN ISLAM

Penulis : Dedi Wahyudi, M.Pd.I, dkk

Editor : Dedi Wahyudi, M.Pd.I dan Nuryah, M.Pd.I Setting dan Desain Cover : Tim Pegiat Aksara

Penerbit : CV. IQRO

Alamat Penerbit : Jl. Jend. A. Yani No.157 15A Iring Mulyo Kota Metro Lampung 34111

Telp: 081379404918

Email: team@iqrometro.co.id Web: www.iqrometro.co.id

Bunga Rampai Sejarah Kebudayaan, Pemikiran, dan Peradaban Islam by Dedi Wahyudi, et.al is licensed under Creative Commans

(3)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta

Pasal 2: Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.

Ketentuan Pidana

Pasal 72: Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

(4)

Persembahan:

Kami Persembahkan Karya Ini Untuk

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

(5)

Pengantar Editor

Segala puji bagi Allah Yang Maha Cerdas dan Maha Terpuji di dunia dan di akhirat yang memiliki asmaul husna. Kemudian, semoga Allah melimpahkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan atas keluarganya dan umatnya sesuai dengan derajat dan kedudukannya yang tinggi dan semoga Allah menjadikan kita bersama mereka semua.

Penulisan buku ini dimaksudkan sebagai hasil produk mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam dan Pembelajarannya. Buku ini ditulis oleh dosen, asisten dosen, dan mahasiswa yang tentunya menggunakan kacamata berbeda dan gaya penulisan yang berbeda juga. Namun, secara teknis kami menyatukan dalam sebuah gaya selingkung yaitu Chicago Manual of Style 17th edition (full note) dengan manajemen sitasi zotero dan menggunakan plagiarism checker x.

Banyak pihak yang terlibat dalam penyelesaian buku yang sederhana ini. Maka kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada berbagai pihak: keluarga, sahabat, kolega, mitra, mahasiswa, guru-guru kami, dan seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penulisan buku ini. Khususnya kepada Bapak Muhammad Ali, M.Pd.I; Ibu Dra. Isti Fatonah, MA; dan Ibu Dr. Hj. Akla, M.Pd yang telah memberikan semangat luar biasa dalam perjalanan ilmiah kami hingga sekarang ini.

Terinspirasi dari guru-guru dan kyai-kyai kami serta ulama-ulama pada masa lalu hingga sekarang yang telah mengijinkan karya-karyanya untuk dibaca, dipelajari, dipahami, dikembangkan, dikritik, dan dapat diakses secara bebas dan naskah lengkah. Maka, dengan mengharap ridho dan berkah dari Allah swt kami niatkan untuk mewakafkan buku ini dalam bentuk buku elektronik agar dapat dengan mudah diakses, dibaca, dipahami, dipelajari, dikritik, dikutip, dan disebarluaskan. Ingsyallah jika masih ada umur dan kesempatan kami akan menerbitkan buku seri Sejarah Kebudayaan, Pemikiran, dan Peradaban Islam berikutnya serta semoga dapat diwakafkan juga ebook-nya. Adapun bagi yang menginginkan buku edisi cetak atau hardcopy silahkan dapat membeli melalui kami atau agen-agen kami dengan harga yang telah ditentukan. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan program dan buku ini. Semoga buku ini dapat memberi bermanfaat bagi kita semua.

Metro, Desember 2017 Tim Editor

(6)

DAFTAR ISI

Pengantar Editor ... Daftar Isi ...

1. Dinamika Kebudayaan, Pemikiran, dan Peradaban Islam Masa Klasik, Tengah, dan Modern

Dedi Wahyud, M.Pd.I dan Filma Eka Santika ... 1

2. Peletakan Dasar Kebudayaan, Pemikiran, dan Peradaban Islam (Masa Nabi Muhammad SAW)

Andri Prasetiyo, Aprilio Arie Saputra, dan Ardi Kismawan ... 9

3. Dinamika Kebudayaan, Pemikiran, dan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin

Fitri Nurjannah, Berty Ghany Muthi Pratiwi, dan Billy Bima Pratama ... 17

4. Dinamika Kebudayaan, Pemikiran, dan Peradaban Islam Masa Khalifah Umar Ibn Khathab.

Fadli Makhrus, Dewi Istiana, dan Dian Agustiningsih ... 23

5. Sejarah Kebudayaan, Pemikiran, dan Peradaban Islam Masa Dinasti Umayyah: Kebijakan Umar bin Abdul Azis dalam Pengembangan Pemikiran dan Peradaban Islam

Ririn Erviana, Iffa Lathifah, dan Indah Permatasari ... 33

6. Sejarah Kebudayaan, Pemikiran, dan Peradaban Islam Masa Dinasti Abbasuyah: Kebijakan Khalifah Al-Makmun dan Harun Al-Rasyid dalam Pengembangan Pemikiran dan Peradaban Islam.

Khusna Rahma Denti, Lailatul Khasanah, dan Mediyan

Pratama ... 41

7. Interaksi Dunia Islam dan Barat : Dampaknya terhadap Perkembangan Kebudayaan, Pemikiran, dan Peradaban Islam.

Nur Azis, Retno Winahyu K., dan Suci Kurnia Wardani ... 49

8. Sejarah Kebudayaan, Pemikiran, dan Peradaban Islam Masa Pertengahan (Dinasti Safawi, Mughal, dan Usmani)

Ingga Okiawan, Fazriansyah, dan Hanifatunnisa ... 57

9. Perkembangan Kebudayaan, Pemikiran, dan Peradaban Islam Periode Modern (Jamaluddin Al-Afghani)

Innayah Nur Wahidiyanti, Diah Ayu Surya Putri, dan Ita

(7)

10. Pemikiran Muhammad Abduh tentang Ijtihad dan Modernisasi Pendidikan

Muhamad Berkah, Lu`Lu Aturrahmah, dan Marta Kusuma Wardani ... 65

11. Pemikiran Abdurrahman Wahid tentang Pribumisasi Islam. Evi Yuliasari, Ariyanto Saputra, dan Lilia Kusumaningrum .. 71

12. Kontribusi Kebudayaan, Pemikiran, dan Peradaban Islam pada Dunia.

Septi Ratna Sari, Indri Pratiwi, dan Titik Mukarromah ... 87

13. Dari Clash menuju Dialogue of Civilization : Membangun Inklusivisme Kebudayaan, Pemikiran, dan Peradaban.

Tri Komariah, Tri Yuliana, dan Yogi Ganda Saputra ... 91

(8)

Dinamika Kebudayaan, Pemikiran, dan Peradaban Islam Masa Klasik, Tengah, dan Modern

Dedi Wahyudi, M.Pd.I dan Filma Eka Santika

A. Pendahuluan

Waktu terus bergulir menelusuri masa. Ada masa lalu, masa sekarang, pun masa depan. Pada setiap masa memiliki corak yang berbeda. Demikian pula dengan perkembangan Islam. Dalam hal ini perkembangan Islam, diklasifikasi menjadi tiga masa, yakni: masa klasik, masa tengah dan masa modern.

Pembagian ini berguna untuk mempermudah mempelajari ciri khusus pada masing-masing periode, yakni dalam hal kebudayaan, pemikiran, dan peradaban.

Berbicara mengenai kebudayaan, kebudayaan ialah bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budhi atau akal.1 Sementara pemikiran ialah hasil dari olah fikir sehingga menghasilkan suatu hasil dan peradaban merupakan refleksi dari politik, ekonomi, dan teknologi.2

Suatu kebudayaan, pemikiran, dan peradaban akan mengalami perubahan setiap kali roda waktu berputar. Akan ada masa keemasan pula kemunduran. Akan ada banyak hal yang terjadi, mulai dari ekspansi wilayah, perkembangan ilmu pengetahuan, munculnya teknologi, lahirnya karya-karya gumilang, pun perselisihan, pemberontakan, kematian, kehancuran, dan tenggelamnya suatu masa yang pernah beredar cemerlang di kala itu.

Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin, akan dimaknai banyak hal oleh para makhluk Allah. Terlebih, para pemeluknya. Ada yang memaknainya sebagai panduan hidup yang harus benar-benar dilaksanakan persis dengan yang telah dicontohkan Nabi SAW dalam segala bidang. Ada juga yang memaknainya sebagai sesuatu yang harus dicontoh namun boleh dikembangkan tanpa mengubah esensi makna, yang disesuaikan dengan kondisi zaman. Berikut akan dijabarkan perjalanan Islam dalam mengarungi waktu.

B. Periode Klasik (600-1250 M)

Periode klasik dimulai dari tahun 600 M hingga 1250 M. Periode ini dibagi menjadi dua masa, yakni masa kemajuan Islam I dan masa disintegrasi.

1. Masa Kemajuan Islam I (650-1000 M)

Masa kemajuan Islam bermula pada tahun 650 M hingga 1000 M. Masa ini merupakan masa keemasan Islam. Disebut demikian dikarenakan pada masa ini Islam mengalami masa ekspansi dan integrasi. Ekspansi diartikan sebagai perluasan dan integrasi yakni penyatuan. Ekpansi

1

Fadil, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah (Malang: UIN-Malang Press, 2008), 12.

2

(9)

terhadap beberapa wilayah dan integrasi terhadap wilayah-wilayah tersebut serta orang-orang yang ada didalamnya.

Pada masa Nabi Muhammad, ekspansi Islam telah menyeluruh ke Semenanjung Arabia, hingga ke luar Arabia pada zaman khulafaur rasyidin, yakni pada khalifah pertama.

a. Khulafaur Rasyidin

Secara harfiah, kata khalifah berasal dari kata khalf yang berarti wakil, pengganti, dan penguasa, atau dapat pula diartikan sebagai institusi politik Islam, yang memiliki kesamaan makna dengan kata “imamah” yang berarti pemerintah.3

Selain itu secara istilah khalifah dapat bermakna sebagai pemimpin seusai wafatnya Nabi yang memiliki tujuan untuk melanjutkan tugas Nabi sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan.4

1) Abu Bakar Ash-Shidiq

Abu Bakar Ash-Shidiq bernama asli Abdullah Ibnu Abi Quhafah at Tamimi.5 Beliau diberikan gelar Abu Bakar karena beliau masuk agama Islam dengan segera dan diberi gelar As-Shiddiq karena beliau selalu membenarkan Rasul dalam berbagai peristiwa, terlebih ketika peristiwa

Isra‟ dan Mi‟raj6

yang banyak orang tidak mempercayai hal demikian. Pasalnya mereka menganggap bahwa kejadian Isra‟ dan Miraj yang diceritakan Nabi tidak masuk akal, mana mungkin perjalanan sejauh itu dilalui hanya dalam semalam. Namun, berbekal keimanan yang mendalam, Abu Bakar Ash-Shidiq membela Nabi dengan mengatakan ia percaya apa yang dikatakan Nabi dan Nabi tidak mungkin berbohong.

Pada Masa Abu Bakar Ash-Shidiq pemerintahan bersifat sentral. Kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat di tangan khalifah.7 Namun, kendati demikian Abu Bakar Ash-Shidiq senantiasa berunding dengan sahabat-sahabat besarnya untuk menyelesaikan suatu perkara.

Selama menduduki posisi sebagai khalifah, ada beberapa hal yang telah dilakukan oleh Abu Bakar diantaranya ialah menyelesaikan pemberontakan yang dilakukan oleh suku-suku bangsa Arab yang tak patuh lagi terhadap pemerintah Madinah karena mengira bahwa perjanjian yang telah disepakati dengan sendirinya batal selepas Nabi Muhammad SAW wafat.

Melihat kondisi yang demikian mengkhawatirkan membuat Abu Bakar mengambil keputusan dengan mengutus jenderal, Khalid ibn Al-Walid dengan perang Riddah, yakni perang melawan kemurtadan.8

Setelah menyelesaikan masalah dalam negeri, kemudian Abu Bakar Ash-Shidiq, melakukan perluasan wilayah ke Iraq dengan mengirim Khalid ibn Walid dan dapat menguasai Al-Hijrah dan tahun 634 M. Selain itu untuk

3

Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), 111.

4

Abuddin Nata, 111.

5

Maulana Muhamad, The Early Chalipbhate (Khulafaurrasyidin), (Jakarta: Darul Khutubil Islamiyah, 2007), 1.

6

Mukhtar Jaya, Sejarah dan Kebidayaan Islam 1, 2003 ed. (Jakarta: Pustaka Al Husna Baru), 195.

7

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), 36.

8

(10)

daerah Syiria dikirim Abu Ubaidah, Amr bin Ash, Yazid bin Sufyan, dan Syurahbil. Kemudian dikirimlah Khalid ibn Walid menyelusuri gurun pasir dari Irak menuju Syiria untuk memperkuat pasukan tentara ini.9

2) Umar bin Khattab

Umar bin Khattab ialah putera dari Naufain al Quraisy, berasal dari suku Bani Adi. Ia bernama asli Umr ibn Khattab ibn Nufail keturunan Abdul

„Uzza al-Quraisy.

Pada masa Umar bin Khattab, kekuasaan Islam meliputi Semenanjung Arabia, Palestina, Syiria, Irak, Persia, dan Mesir.10

Hal-hal yang dilakukan Umar bin Khattab pada masa pemerintahannya ialah membentuk pengadilan yang bertujuan agar terpisahnya lembaga Yudikatif dengan lembaga Eksekutif, pasukan kepolisian untuk menjaga keamanan, mendirikan lembaga keuangan, mata uang dan menciptakan tahun hijriah.1112

3) Utsman bin Affan

Utsman bin Affan bernama asli Utsman ibnu Affan ibnu Abil Ash ibnu Umayyah. Beliau lahir ketika Nabi Muhammad SAW berusia 5 tahun dan masuk islam atas seruan Abu Bakar As-Shiddiq.13

Pada masa Utsman bin Affan, kekuasaan Islam merambah ke Tripoli, Ciprus.

Hal-hal yang yang dilakukan Utsman bin Affan ialah mengutus petugas sebagai pengambil pajak dan penjaga perbatasan wilayah, memberikan hukuman cambuk terhadap orang-orang yang meminum arak, mengancam setiap orang yang berbuat bid‟ah untuk dikeluarkan dari Kota Madinah.

4) Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib dilahirkan pada tanggal 13 Rajab di daerah Hejaz, Mekkah, Jazirah Arab.14

Hal-hal yang dilakukan Ali bin Abi Thalib ialah meneruskan cita-cita Abu Bakar Ash-Shidiq dan Umar bin Khattab, dan juga mengambil semua tanah dan hibah yang telah dibagikan Utsman bin Affan dari kaum kerabatnya dalam kepemilikan negara. Ali juga segera melengserkan gubernur yang tidak disukai rakyat.15

b. Bani Umayyah

Bani Umayyah dibangun oleh Muawiyah. Bani Umayyah memiliki khalifah-khalifah besar yang terkenal kala itu, diantaranya yakni: Muawiyah ibn Abi Sufyan yang menjadi khalifah pada tahun 661-680 M, Abd Al-Malik

9

Darwin, Sejarah Peradaban & Kebudayaan Islam, 47.

10

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 2010, 37–38.

13

Mukhtar Jaya, Sejarah dan Kebidayaan Islam 1, 231.

14

Alif Kurniawan, dkk, Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam: Dari Masa Klasik, Tengah, Hingga Modern, 2014 ed. (Lampung: Qudun Pustaka, n.d.), 54.

15

(11)

ibn Marwan menjadi khalifah pada tahun 685-705 M, Al-Walid ibn Abdul Malik menjadi khalifah pada tahun 705-715 M, Umar ibn Abd al-Aziz menjadi khalifah pada tahun 717-720 M, dan Hasyim ibn Abd Al-Malik yang menjadi khalifah pada tahun 724-743 M.16

Dinasti Umayyah merupakan asal mula gerakan filosofis keagamaan yang berusaha merobohkan pondasi agama Islam, timbulnya gagasan dan pemikiran filosofis di Arab tidak terlepas dari tradisi Kristen dan juga filsafat Yunani.17

Pada dinasti ini, daerah yang berhasil dikuasai yakni: Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebagian dari Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis (di Asia Tengah).

Salah satu kemajuan terbesar yang dialami oleh Dinasti Umayyah adalah pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz. Hal-hal yang dilakukan Umar bin Abdul Aziz, yakni memecat para pejabat yang dzalim, sistem politik yang digunakan ialah yang lebih memihak terhadap rakyat lemah,18 menaikkan gaji para gubernurnya, memperbarui dinas pos,19 memadankan kedudukan orang-orang non Arab yang menempati sebagai warga negara kelas dua, dengan orang-orang Arab, mengurangi beban pajak dan menghentikan pembayaran jizyah bagi orang Islam baru.

c. Bani Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah Al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali Abdullah ibn Al-Abass. Dinasti ini disebut demikian, dikarenakan para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad Saw.

Pada masa ini, perhatian terhadap ilmu pengetahuan memuncak, berkembangnya penerjemahan buku-buku dari luar arab, khususnya Yunani, Persia, Romawi dan India.

Perkembangan politik pada masa Abbasiyah, yakni: memindahkan ibu kota negara dari Damaskus ke Baghdad, alasannya agar roda pemerintahan berjalan dengan lancar.

2. Masa Disintegrasi

Pada masa ini terjadi disintegrasi dalam bidang politik, kebudayaan dan agama. Terjadi perselisihan di kalangan umat Islam. Dengan adanya daerah-daerah yag berdiri sendiri, di samping Baghdad, sebagaimana telah dilihat timbul beberapa pusat kebudayaan lain, terutama di Kairo di Mesir, Cordova di Spanyol, Isfahan, Bukhara dan Samarkand di Timur.

C. Periode Pertengahan (1250-1800 M)

Periode ini dapat dibagi menjadi dua masa, yakni: masa kemunduran I dan masa tiga kerajaan besar.

16

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 2010, 43.

17 Ahmad Masrul Anwar, “Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan Islam pada Masa Bani Umayyah,” Jurnal Tarbiyah Vol. 1 No. 1 (2015): 64.

18

Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Bandung: Gramata Publishing, 2010), 102.

19

(12)

1. Masa Kemunduran I (1250-1500 M)

Masa kemunduran I berlangsung dari tahun 1250 M hingga 1500 M. Pada masa ini desentralisasi dan disintegrasi dalam dunia Islam meningkat. Pada masa ini hancurnya sistem khilafah. Islam tak lagi memiliki khalifah yang diakui oleh semua umat sebagai lambang persatuan. Hal ini menyebabkan perselisihan terjadi dimana-mana.

2. Masa Tiga Kerajaan Besar

Masa ini dapat dibagi menjadi dua fase, yakni fase kemajuan dan fase kemunduran.

a. Fase Kemajuan (1500-1800 M)

Fase kemajuan ini merupakan kemajuan Islam II. Tiga kerajaan besar yang dimaksud ialah Kerajaan Utsmani di Turki, Kerajaan Safawi di Persia, dan Kerajaan Mughal di India.

Kerajaan Utsmani mencapai kemajuan diberbagai bidang, yakni: Bidang pemerintahan dan militer dengan penataan bidang administrasi pemerintahan yang dipindahkan ke Istambul, perpindahan ini membuat administrasi pemerintahan menjadi lebih baik

Bidang militer, angkatan darat dan laut, kerajaan Turki Usmani ini sangat kuat dan tidak ada yang dapat menandinginya dibagian Eropa setelah diadakannya program pembaruan pada organisasi militernya saat pemerintahan Sultan Muhammad al-Fatih dan Orkhan.20

Bidang Imu Pengetahuan dan Budaya, Kemajuan dalam ilmu pengetahuan ditunjukan dengan keberhasilan mengangkat syariat Islam pada tingkat yang lebih tinggi dari yang sebelumnya dan dalam dan dalam pembangunan dan seni arsitek telah menghasilkan keindahan-keindahan yang tinggi nilainya.

Bidang Keagamaan. Kehidupan keagamaan masyarakatnya mengalami kemajuan dalam hal kehidupan tarekat baik tarekat Bektasyi maupun Maulawi dan menuliskan buku-buku yang mengupas masalah ilmu kalam dalam bentuk syarah (penjelasan) dan hasyiyah (mirip catatan) terhadap karya klasik.21

Dinasti Safawi mencapai kemajuan diberbagai bidang, yakni di bidang bidang ilmu pengetahuan, bidang ekonomi, bidang arsitektur, bidang kesenian dan bidang tarekat.22

Pada kerajaan Mughal kemajuan-kemajuan yang telah dicapai, ialah keberhasilannya dalam melakukan ekspansi wilayah islam, penataan terhadap sistem administrasi pemerintahan dan sistem pemerintahan Mughal di India adalah system pemerintahan daulah Abbasiyah yang disesuaikan dengan kondisi di India. 3) Usahanya dalam memajukan pendidikan, ilmu, kesusastraan dan seni arsitektur.23

b. Fase Kemunduran II (1700-1800 M)

20

Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, 200–204.

21

Samsul Munir Amin, 205–9.

22

Samsul Munir Amin, 191–92.

23

(13)

Fase kemunduran II memperlihatan kondisi kekuasaan Islam yang tragis. Pasalnya pada masa ini kekuatan militer dan politik umat Islam semakin menurun.

Perdagangan dan perekonomian jatuh dengan hilangnya monopoli dagang antara Timur dan Barat dari tangan Islam.

Ilmu pengetahuan di dunia Islam dalam keadaan stagnansi. Tarekat-tarekat diliputi oleh suasana khurafat. Umat iIslam dipengaruhi oleh sikap fatalistis.

D. Periode Modern (1800M-Sekarang)

Periode ini merupakan zaman kebangkitan Islam. Perjalanan Napoleon di Mesir yang berujung di tahun 1801 M, menyadarkan dunia Islam, terlebih Turki dan Mesir, akan kemunduran umat Islam dibanding kekuatan Barat.

Raja dan pemuka-pemuka muslim mulai berfikir dan mencari jalan untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan (balance of power) yang telah hilang dan membahayakan dalam Islam.

Dengan demikian muncullah yang disebut pemikiran dan aliran pembaharuan dan modernisasi dalam Islam.

Beberapa tokoh pembaru atau modernisasi di kalangan dunia Islam diantaranya: Muhammad bin Abdul Wahab di Arabia, Muhammad Abduh, Jamalludin Al-Afghani, Muhammad Rasyid Ridho di Mesir, Muhammad Iqbal di India, Sultan Mahmud II, dan Musthafa Kamal Attaturk di Turki. H.

Abdul Karim Amrullah, KH. Ahmad Dahlan, dan KH. Hasyim Asy‟ari di

Indonesia.24

E. Referensi

Abuddin Nata. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011.

Ahmad Masrul Anwar. “Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan Islam

pada Masa Bani Umayyah.” Jurnal Tarbiyah Vol. 1 No. 1 (2015).

Ali Mufrodi. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab. Jakarta: Logos, 1997. Alif Kurniawan, dkk. Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam: Dari Masa

Klasik, Tengah, Hingga Modern. 2014 ed. Lampung: Qudun Pustaka, n.d.

Amalia. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Bandung: Gramata Publishing, 2010.

Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

———. Sejarah Peradaban Islam. 2011 ed. Jakarta: Raja Grafindo Persada, n.d.

Darwin. Sejarah Peradaban & Kebudayaan Islam. Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja, 2013.

Fadil. Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah. Malang: UIN-Malang Press, 2008.

Maaulana Muhamad. The Early Chalipbhate (Khulafaurrasyidin). 2007 ed. Jakarta: Darul Khutubil Islamiyah, n.d.

Mukhtar Jaya. Sejarah dan Kebidayaan Islam 1. 2003 ed. Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, n.d.

24

(14)

Samsul Munir Amin. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Hamzah, 2010. Samsul Nizar. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media

(15)
(16)

Peletakan Dasar Kebudayaan, Pemikiran, dan Peradaban Islam (Masa Nabi Muhammad SAW)

Andri Prasetiyo, Aprilio Arie Saputra, dan Ardi Kismawan

A. Kebudayaan Islam di Masa Rasulullah

Sejarah Pendidikan Islam di masa Nabi Muhammad SAW Berawal dari periode di Makkah dan setelah hijrah berlanjut pada periode Madinah.1 Sebelum adanya Islam di Arab, kondisinya dapat dikatakan sangat jahiliyah, jahiliyah di sini bukan berarti jahiliyah dalam hal sastran dan ekonomi serta sejenisnya. Namun, yang di maksud dengan jahiliyah di sini ialah banyak kegelapan iman, banyak dari mereka yang menyembah berhala.2

Setelah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul, beliau mulai berdakwah kepada penduduk Makkah, beliau mendakwahkan yang utama adalah yang berkaitan dengan aqidah dalam kurun waktu 13 tahun. Umat Islam dalam kondisi masih lemah, baik dari segi kekuatan maupun segi kuantitas. Berbagai macam penindasan dan tekanan terjadi, hal ini mengakibatkan belum memungkinkannya untuk melakukan berbagai ketentuan agama dan yang paling Penting dan utama ialah masalah peradilan. Dakwah Rasulullah SAW ketika di awal masa kenabian yaitu ditujukan pada masyarakat Arab Jahiliyah atau biasa disebut berada dalam kebodohan, masyarakat Arab juga sudah jauh menyimpang dari ajaran tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Adam AS.

Pada tahun ke 6 H, pada saat ibadah haji telah disyariatkan, Nabi Muhamamd SAW dan dengan umat Islam yang berjumlah sekitar seribu kaum, berangkat ke Mekah. Namun hijrah tersebut bukan dengan tujuan berperang, melainkan karena untuk menunaikan ibadah umrah, tetapi penduduk Mekah tidak mmeberikan izin bagi umat Islam untuk memasuki kota. Sehingga dibuatlah perjanjian Hubudaibiyah yang di dalam nya berisi:

1. Kaum muslimin dilarang mengunjungi ka‟bah di tahun itu. Tetapi di

tunda sampai tahun depan.

2. Waktu berkunjung dibatasi, yaitu hanya sampai tiga hari.

3. Kaum muslimin harus mengembalikan orang-orang mekah yang melairkan diri ke madinah, namun pihak Quraisy tidak harus menolak orang-orang madinah yang kembali ke mekah.

4. Di berlakukannya gencatan senjata antara penduduk kota madinah dan kota mekah selama sepuluh tahun.

5. Setiap kabilah yang ingin masuk kedalampersekutuan kaum muslim dan Quraisy, bebas melakukannya tanpa mendapat rintangan.

Adanya perjanjian ini membuat peluang besar bagi umat muslim untuk

menguasai dan mengambil alih Ka‟bah.3

Penyebaran Islam tidak hanya sekedar dari berdakwah dan juga mengikat perjanjian dengan orang orang luar. Tetapi tentu ada taktik yang lain yang juga akan menunjang peradaban dan kebudayaan Islam. Hal ini

1 Surawardi, “Sistem dan Kelembagaan Pendidikan Islam Periode Madinah,”

Management of Education Volume 1 Nomor 2 (2015): 2.

2

Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Hamzah, 2010), 63.

3

(17)

adalah Masjid. Adanya masjid memudahkan kaum muslimin berkumpul dan berdiskusi. Dan juga orang orang non islam dapat melihat ibadah-ibadah apa saja yang dilakukan orang muslim.

Sejarah masjid dimulai sesaat setelah Rasulullah Saw, hijrah ke kota Madinah. Ketika Rasulullah SAW telah tiba di Quba, pada tahun pertama hijrah, Senin, 8 Rabi‟ul Awal tahun ke-14 nubuwwah atau bertepatan pada 23 September 662 M, beliau mendirikan sebuah masjid pertama yaitu masjid Quba. Tempatnya berada di sisi tenggara Kota Madinah.4

Tujuan dakwah Rasulullah SAW para periode Makkah adalah agar Masyarakat Arab meninggalkan kebodohan akhidahnya di dalam agama, moral dan hukum, sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW dan Ajaran Islam yg disampaikanya, kemudian di dalam kehidupan sehari-hari mereka mengamalkan apa yang telah diajarkan kan oleh Nabi Muhammad SAW. Pada saat di Makkah juga Rasulullah memiliki strategi yang pertama yaitu strategi secara sembunyi-sembunyi, pada masa ini Rasulullah SAW menyeru masuk Islam orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri seperti kerabat serta sahabat dekatnya orang-orang tersebut adalah Khadijah binti Khuwalaid, Ali bin Abu Thalib, Zaid bin Haritsah, Abu Bakar Ash-Shiddiq, Ummu Aiman, Abdul Amar, Abu Ubaidah, Utsman bin Affan, Zubair bin

Awam, Sa‟ad bin Abu Waqqas, Thalhah bin Ubaidillah. Ketika dakwah

yang dilakukan secara sembunyi sembunyi ini orang orang yang masuk Islam seperti nama yang sudah disebutkan diatas adalah Assabiqunal Awwalun atau pemeluk Islam generasi awal.

B. Periode Makkah dan Madinah

Nabi Muhammad mengawali dakwah dengan sembunyi-sembunyi. Yaitu mulai dari barisan keluarganya, seperti Istrinya, anggota keluarga lainnya. dan para sahabat nabi. Hal ini karena bangsa Quraisy di Makkah belum sepenuhnya menerima ajaran yang di bawa oleh Nabi Muhammad saw.5

Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio dakwah yang dilakukan secara

sembunyi-sembunyi dari sisi social security dan mass penetration akan sangat menguntungkan bagi Nabi Muhammad SAW untuk memperkuat keimanan dan akidah kaum muslim pemula (as-sabiqul al-awwalun) dibanding dengan langsung open and direct confrontation dengan kafir Quraisy. Dengan demikian pemantapan aqidah tidak akan terganggu oleh kaum kafir Quraisy karena dilakukan dengan sembunyi sembunyi.6

Pengintimidasian yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy inilah salah satu yang melatar belakangi perintah Rasulullah kepada pengikutnya untuk berhijrah ke Habasyah. Dari hijrah inilah para pengikut Nabi Muhammad mulai eksis dalam suatu komunitas muslim, dan berhasil berkomunikasi dengan bangsa lain. yang dalam hal ini di tujukan untuk meminta suaka politik.7

4Syamsul Kurniawan, “Masjid Dalam Lintasan Sejarah Umat Islam,”

Jurnal Khatulistiwa Volume 4, No. 2 (2 September 2014): 3.

5

Syamsul Kurniawan, 65.

6 Fauziah Nasution, “Rasu

lullah Saw Sebagai Shahibu Ad-Dakwah: Analisis Sejarah

Dakwah Pada Masa Rasulullah Saw,” Hikmah Volume 7, No. 1 (Januari 2013): 6.

7

(18)

Umar bin khatab merupakan salah satu bangsa Quraisy yang sadar akan tauhid. Dan dengan masuknya Umar kedalam Islam ini membuat kekuatan umat muslim menjadi lebih besar secara sosio-politis. Dan dari sini umat Islam sudah berani menunaikan shalat secara berjamaah di Masjid Haram.8

Rasulullah SAW menjadi hakim satu-satunya di kota Madinah. Para sahabat ditugaskan oleh Nabi sebagai gubernur di suatu daerah sekaligus menjadi seorang hakim ketika daerah kekuasaan Islam mulai meluas. Hal ini dikarenakanjauhnya kota madinah dari tempat yang memerlukan sebuah putusan perkara. Nama-nama yang ditugaskan oleh nabi

diantaranya adalah Mu‟az bin Jabal dan Ali bin Abi Thalib menjadi gubernur sekaligus hakim di Yaman, „Attab bin Asid ditugaskan ke Makkah,

Ibn Hajar al-Asqolani menjelaskan bahwa banyaknya hadis tiap tiap daerah memiliki hakim sendiri. Namun Rasulullah SAW sangat teliti memilih dan mengangkat sahabat menjadi hakim. Karena hakin ini nantinya yang akan memutuskan sebuah peradilan.9

C. Pemikiran dan Peradaban Islam di Masa Nabi Muhammad SAW Ketika Islam Islam datang ke kota Makkah yang mayoritas penduduknya adalah Suku Quraisy. Ajaran Nabi harus terhambat karena adanya agama politeisme yang sudah melekat kuat di kalangan orang Quraisy.10

Kala itu juga bangsa Quraisy merasa terancam ketika Nabi Muhammad menyebarkan ajaran Islam. Sehingga terdapat beberapa hambatan dalam hal ini.orang Quraisy merasa ajaran yang di bawa Nabi Muhammad telah merusak apa yang telah mereka anut sejak nenek moyang. Namun meskipun tidak setuju dengan ajaran Rasul, kaum Quraisy sangat tertarik dengan seni sastra yang terkandung dalam Al-Qur‟an.

Pada dasarnya memang orang orang Quraisy menguasai seni sastra dengan baik. Sehingga ada orang orang Quraisy yang senang ketika mendengarkan lantunan Ayat Al Quran yang di bacakan oleh Nabi Muhammad Saw. Nilai sastra yang termaktup di dalam kitab Alquran inilah yang membuat kecemburuan kaum Quraisy. Namun disisi lain nilai-nilai sastra inilah yang menciptakan kesadaran bangsa Quraisy. Sehingga sebagian bangsa quraisy sadar dan telah masuk Islam. Seperti yang terjadi pada Umar bin Khattab. Dari sini lah Islam semakin mudah untuk menyebar dan orang-orang Quraisy dapat menerima Islam, hal ini juga karena ada kemiripan pada beberapa ibadah umat islam.11

Adanya kemiripan ibadah orang-orang Quraisy dengan umat Islam bukan berarti sama persis. Tetap ada perbedaannya, salah satu perbedaan tersebut ialah orang-orang Quraisy juga ada sembahyang menyembah berhala, sedangkan dalam Islam adalah menyembah Allah SWT. Karena

8

Ajid Thohir, 14.

9

Alaidin Koto, Sejarah Peradilan Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011), 51.

10

Istianah Abubakar, Sejarah Peradaban Islam Untuk Perguruan Tinggi Islam Dan Umum (Malang: Uin-Malang Press, 2008), 14.

11

(19)

ada kesamaan untuk penyembahan itulah beberapa orang Quraisy mau menerima Islam.

Pada periode Makkah, Nabi Muhammad lebih memprioritaskan pembinaan moral dan akhlak serta tauhid kepada warga Arab yang bertempat di Makkah dan pada peroide Madinah, Nabi Muhammad SAW melakukan pembinaan di bidang sosial. Di sinilah pendidikan Islam mulai berkembang pesat.12

Setelah Islam dapat eksis di Makkah. Hijrah Nabi Muhammad SAW berlanjut ke Madinah. Nabi berhasil memperoleh pengikut yang cukup banyak. Salah satu penyebab pengikut dari madinah menjadi banyak yaitu, Penduduk di negeri itu tidak merasa asing dengan agama samawi karena selalu mendengar dari kaum Yahudi yang beradada dimekah tentang Allah, wahyu, dan hari kebangkitan, surga dan neraka.

Ketika berhijrah di Madinah dan sampai disana, Rasulullah SAW mendirikan Masjid untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas ibadah. Sehingga dari masjid tersebutlah Rasulullah meletakkan prinsip-prinsip kemasyarakatan yaitu dengan melaksanakan ibadah shalat berjamaah. Dari shalat berjamaah inilah antara sahabat ansahar dan terbentuk persamaan kedudukan.13

Pesatnya perkembangan Islam juga di latar belakangi dan di dukung dengan kelihaian Rasulullah menyusun strategi dan kelihaian beliau menjalin komunikasi dengan masyarakat luar. Sehingga terjalin perjanjian-perjanjian yang dapat mendukung peradaban islam sehingga menjadi berkembang.

D. Membangun Masyarakat Islam

Berdasarkan pada tahun 615, Nabi Muhammad akan menjadi pimpinan komunitas baru berasaskan ajarannya, dan terlepas dari komunitas Mekah yang lainnya. Bulan ketujuh tahun kelima kenabian, berangkatlah 11 orang laki-laki beserta 4 wanita. Kemudian umat islam berikut menyusul hingga kaum muslim yang hijrah menuju Habsyi mencapai 70 orang. Di antaranya adalah Utsman bin Affan beserta istrerinya yang bernama Ruqayyah (puteri Nabi Muhammad saw), Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Ja‟far bin Abi Thalib, dan lain-lain. Mereka berhijrah untuk mempertahankan agama yang mereka anut, bahkan ada yang bersedia sementara melepaskan keluarga yang tujuannya dalam rangka membentuk kehidupan bersama di sebuah negeri asing. Ikatan keagamaan ini lebih kuat daripada ikatan darah.

Atas tekanan-tekanan dari kalangan musuh-musuhnya beliau Hijrah ke Yasrib untuk mendakwahkan ajaran Islam yang berganti nama Madina al-munawwarah dari hasil dakwahnya tersebut Nabi Muhammad mendirikan masjid dikota tersebut untuk tempat berkumpul dan beribadah kepada Allah. Peran Masjid sangat penting untuk memperkuat dan mempersatukan umat islam yang ada di daerah tersebut.14

12Hamim Hafiddin, “Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah,”

Jurnal Tarbiya Volume 1, No. 1 (17 April 2015): 2.

13

Hamim Hafiddin, 16.

14

(20)

Begitulah Rasulullah berjuang demi kesejahteraan umat Islam. Mendatangi orang demi orang, suku demi suku, tanpa lelah dan keputusasaan. Rasulullah selalu istiqomah dan percaya bahwa umat Islam dapat berjaya.

Sebelas tahun Rasulullah Saw. memperjuangkan agama Islam periode Makkah, tetapi selama itu beliau belum mendapatkan ketenangan dan kesejukan hidup. Kemudian beliau memperkenalkan Islam kepada orang-orang diluar Makkah pada saat sejumlah jemaah haji dari suku Khazraj yang berasal dari Madinah melaksanakan ibadah haji. Dan ketika suku Khazraj menanggapi ajakannya, maka diadakan perjanjian dengan Rasulullah SAW yang dikenal dengan nama Bai’ah Aqabah pertama.15

Pertemuan ini akan berlanjut pada musim haji selanjutnya, sehingga Rasulullah SAW dan umat Islam yang terdapat di Mekah diberikan tawaran untuk berhijrah ke kota Madinah. Selanjutnya perjanjian tersebut di tindak lanjuti sehingga banyak pemeluk Islam di kota Madinah.16

Berdasarkan penjelasan diatas dapat difahami bahwasanya Rasulullah telah melakukan perjuangan perjuangan untuk membangun masyarakat islam di masanya. Hal ini dapat terlihat dari mendirikan masjid yang dapat di gunakan untuk keperluan umat islam, kemudian pemersatuan masyarakat Anshar, melakukan komunikasi dengan orang orang Quraisy, serta melakukan perjanjian perjanjian yang tentu dalam hal ini adalah untuk kemajuan dan berkembangnya umat islam.

E. Perang Dalam Islam

Rasulullah dan umat muslim di hadapkan dengan pepangan dalam

menyebarkan dakwah yaitu perang Badar, perang uhud, perang mut‟ah.

Dari sekian aksi perang umat islam selalu memenangkan peperangan. Hal ini dikarenakan kecerdasan ahli strategi yang di miliki oleh islam. Islam tetap bisa mencapai kemenangan meski perbedaaan jumlah pasukan yang cukup besar.

1. Perang badar

Peperangan tersebut terjadi oleh kaum muslim madina dengan kaum Arab Quraisy peperangan tersebut dari kaum muslim hanya terdapat 300 orang dan yang kaum Quraisy ada 1000 orang atas kekuasaan Allah kaum muslim menang dalam peperangan tersebut dari pihak kaum muslim yang terbunuh sebanyak 70 orang dan lah satunya ialah Ubaidah yang mendapatkan luka parah dan menyebabkan gugur dalam medan perang sebagai mati syahid.17

Kaum musuh seharusnya banyak yang dihukum dan dibunuh tetapi atas kasih sayang rosullullah saw. Dan usaha diplomasi yang bagus dari Abu Bakar

2. Perang Uhud

Perang tersebut terjadi dikaki gunung Uhud yang terletak di utara

madina pada pertengahan bulan Sya‟ban tahun ke-3 Hijriyah, sebab

15

Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam (Melacak Akar-Akar Sejarah, Sosial, Politik, Dan Budaya Umat Islam), 15.

16 Hamka, “Hijrah dalam Perspektif Sosio

-Kultural Historis,” Jurnal Hunafa Volume 2, No. 2 (Agustus 2005): 5.

17

(21)

terjadinya perang ini iyalah kaum Quraisy melanjutkan dari kekalahan sebelumnya yang terjadi pada perang badar pemimpin dari perang ini ialah Abu sofyan dari pihak kaum Quraisy memimpin dalam perang karena ia takut untuk kekalahan yang kedua kalinya maka kaum Quraisy tersebut menambahkan pasukannya menjdi 3000 orang yang diantaranya dilengkapi dengan 3000 onta 200 baju baja dan 200 pasukan berkuda dari pihak kaum muslim sendiri mengirimkan pasukan 1000 orang untuk melawan dari kaum Quraisy tersebut. Rosulullah menggunakan strategi yang sangat bagus dalam peperangan ini beliau memanfaatkan bukit uhud untuk melancarkan serangan

Peperangan tersebut diahiri dengan suatu perjanjian yang perjanjian tersebut menguntungkan Umat Islam karena bertambah kuat kedudukannya maka bila sewaktu-waktu ada perang tentunya kaum muslim akan menang.18

3. Perang Mu‟tah

Perang tersebut rerjadi tahun 8 Hijriyah di dekat daerah Mu‟tah Bagian

utara Jazirah Arab adapun sebab-sebab terjadinya perang ini ialah terjadinya gencatan senjata antara pasukan muslimin dan kaum Quraisy keadaan tersebut dimanfaatkan oleh nabi untuk menerima ajaran islam dengan kata lain yaitu mengirimkan surat kepada raja Ghasasinah yang memiliki kerajaan . Raja Ghasasinnah menghina Islam maka nabi SAW mempersiapkan pasukan untuk demi melindungi dakwah islam. Kaum muslim nekat untuk melakukan perang tersebut walaupun tidak seimbang dari pihak musuh terdapat 200000 orang. Dalam perang tersebut kaum muslim memiliki strategi yang dipimpin oleh Khalid ibn al-Walid yakni dengan cara menaburkan debu kelangit sehingga langit agak menjadi gelap kaum muslim pun menang dengan strategi ini.

F. Akhir Hayat Rasullullah

Setelah Mekkah dibebaskan dan suku-suku yang ada di arab itu berbondong-bondong masuk Islam yaitu pada tahun ke 9 H yang disebut dengan Am al-Wufud, tahun Delegasi

Pada tahun 10 H Nabi dan rombongan melaksanakan ibadah Haji dan pada saat ini lah beliau melaksanakan ibadah haji yang terahir. Setelah beliau tiga bulan dari menjalankan ibadah haji sakitlah beliau dan Ahirnya ia wafat ketika usia Rasulullah 46 tahun. Yaitu pada tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke 11 H. dan proses pemakamannya itu dilaksanakan di rumahnya sendiri disamping masjid madinah.19

G. Referensi

Ajid Thohir. Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam (Melacak Akar-Akar Sejarah, Sosial, Politik, Dan Budaya Umat Islam). Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2004.

Alaidin Koto. Sejarah Peradilan Islam. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011.

18

Muhrodi Ali, 31.

19

(22)

Fauziah Nasution. “Rasulullah SAW Sebagai Shahibu Ad-Dakwah: Analisis

Sejarah Dakwah Pada Masa Rasulullah Saw.” Hikmah Volume 7, No.

1 (Januari 2013).

Hamim Hafiddin. “Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah.” Jurnal Tarbiya

Volume 1, No. 1 (17 April 2015).

Hamka. “Hijrah dalam Perspektif Sosio-Kultural Historis.” Jurnal Hunafa

Volume 2, No. 2 (Agustus 2005).

Istianah Abubakar. Sejarah Peradaban Islam Untuk Perguruan Tinggi Islam Dan Umum. Malang: Uin-Malang Press, 2008.

Muhrodi Ali. Islam di Kawasan Kebudayan Arab. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Samsul Munir Amin. Sejarah Peradaban Islam. 1 ed. Jakarta: Amzah, 2009.

———. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Hamzah, 2010.

Surawardi. “Sistem dan Kelembagaan Pendidikan Islam Periode Madinah.”

Management of Education Volume 1 Nomor 2 (2015).

Syamsul Kurniawan. “Masjid Dalam Lintasan Sejarah Umat Islam.” Jurnal

(23)
(24)

Dinamika Kebudayaan, Pemikiran, dan Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin

Fitri Nurjannah, Berty Ghany Muthi Pratiwi, dan Billy Bima Pratama

A. Pendahuluan

Secara bahasa kata khalifah bisa diartikan wakil, pengganti, dan penguasa. Selanjutnya muncul istilah khalifah yang dapat diartikan sebagai institusi politik Islam, yang bersinonim dengan kata “imamah” yang berarti pemerintah.1 Khulafaur Rasyidin adalah para pemimpin dan yang menggantikan kedudukan pimpinan harus cerdas, jujur, dan amanah, itu, Nabi melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin dalam keagamaan dan kepala pemerintahan.2

Sementara penduduk Madinah berselisih pendapat tetapi kemudian setuju dalam kepemimpinan Abu Bakar.3 Pemerintahan Nabi Muhammad SAW di Madinah berhasil memberikan beberapa dasar hukum baru bagi masyarakat Muslim pada masa selanjutanya. Nabi Muhammad SAW setelah meninggal beliau tidak memilih untuk menggantikannya menjadi pemimpin umat Islam.4 Para sahabat belum mendapatkan petunjuk untuk memilih siapa yang berhak menggantikan Rasul.5 Cara pemilihan pengganti kepemimpinan Nabi pun berbeda beda dalam setiap pemilihan. Ada pemilihan yang dipilih secara langsung ada juga yang dipilih secara musyawarah.

Kemudian selisih pendapatpun terjadi dalam hal pemilihan siapa yang akan menggantikan Nabi Muhammad SAW.6 Dengan proses pemilihan yang berdasarkan pada musyawarah akhirnya ditentukan Abu Bakar yang menjadi pengganti Muhammad sebagai kepala pemerintahan dilanjutkan oleh Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Masa kepemimpinan para sahabat ini disebut periode Khulafaur Rasyidin.7

B. Abu Bakar As-Shiddiq

Abu Bakar as-Shiddiq dilahirkan di kota Makkah pada tahun 573 M, dua tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar baik dari pihak ayahnya maupun ibunya mempunyai jalinan keluarga Nabi Muhammad Saw.

Namanya Abdullah ibnu Abi Quhafah at Tamimi diberikan oleh orang tuanya.8 Beliau diberikan gelar Abu Bakar karena dari pagi-pagi sekali beliau telah masuk agama Islam. Beliau diberi gelar As-Shiddiq karena dalam segala hal beliau selalu membenarkan Rasul dalam berbagai

1

Nata Abuddin, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), 111.

2

Nata Abuddin, 111.

3

Ali Audah, As-Siddiq Abu Bakar (Jakarta: PT. Pustako Utera AntarNusa, 2003), 57.

4

Ali Mufrodi, Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab (Pemulang Timur: Logo Wacana Ilmu, 1999), 45.

5Abu Su‟ud,

Islamologi (Sejarah, Ajaran, Dan Peranan Dalam Umat Manusia) (Jakarta: Rineka Cipta, n.d.), 54.

6Abu Su‟ud, 55. 7

Dedi Wahyudi, dkk, Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam: Dari Masa Klasik, Tengah, Hingga Modern (Lampung: Qudun Pustaka, 2014), 38.

8

(25)

peristiwa, terutama peristiwa Isra‟ dan Mi‟raj.9 Peristiwa ini yang Khalifah adalah pemimpin yang diangkat setelah Nabi wafat untuk menggantikan Nabi dan melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan pemerintahan.10 Dua faktor yang mendasari terpilihnya Abu Bakar sebagai Khalifah. Pertama, khalifah (pemimpin) haruslah berasal dari suku Quraish. Kedua sahabat sependapat tentang ketokohan pribadi (profil) Abu Bakar sebagai khalifah karena beberapa keutamaan yang dimilikinya. Keutamaan tersebut adalah laki-laki dewasa pertama yang memeluk agama Islam, ia satu-satunya sahabat yang menemani Nabi Saw pada saat hijrah dan ketika bersembunyi di Gua Sar, ia sering ditunjuk Rasulullah SAW untuk mengimami shalat ketika beliau sedang berhalangan.

Bakar mengirimkan 11 panglima untuk menstabilkan politik, diantaranya: Khalid bin Walid, Ikhimah bin Abu Jahal, Syurahbil bin Hasanah, Muhajir bin Umayyah, Huzaifah bin Muhsin al-Galfani, Arfajah

bin Harsamah, Suwaid bin Muqarim, Al Alla‟ bin Hadrami, Amr bin As, dan

Khaid bin Sa‟ad.11

Dari segi materi pendidikan Islam terdiri dari pendidikan tauhid mehier keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan, dan lain sebagainya.

1. Pendidikan keimanan, yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib disembah adalah Allah.

2. Pendidikan akhlak, seperti adab masuk rumah orang, sopan santun bertetangga, bergaul dalam masyarakat, dan lain sebagainya. Pendidikan terha ini akan ibadah seperti pelaksanaan shalat puasa dan haji.

3. Kesehatan seperti tentang kebersihan, gerak gerik dalam shalat merupa kan didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani.12

Salah satu kebijakan menumental yang diambil Abu Bakar adalah rencana untuk perluasan pengaruh Islam ke seluruh Arab, lebih tepatnya di Siria dan kawasan bekas kerajaan Mesopotami. Untuk melaksanakan rencana tersebut Abu Bakar mengangkat Khalid bin Wali.13

Tampak sekali bahwa konsep yang diambil dapat mengkasilkan sesuatu yang hebat karena dapat mengalahkan pasukan Islam di Uhud ketika dia belum menjadi Islam.

Kegiatan pengumpulan dan pembukuan Al-Qur‟an pada masa Abu Bakar adalah beliau mengangkat semacam panitia yang terdiri dari empat orang dengan komposisi kepanitiaan sebagai berikut: Zaid bin Tsabit

9

Mukhtar Jaya, Sejarah Dan Kebudayaan Islam 1 (Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2003), 195.

10

Nata Abuddin, Sejarah Pendidikan Islam, 44.

11

Istianah Abubakar, Sejarah Peradaban Islam Untuk Perguruan Tinggi Dan Umum (Malang: Malang Press, 2008), 35–36.

12

Nata Abuddin, Sejarah Pendidikan Islam, 44.

13Abu Su‟ud,

(26)

sebagai ketua, dan tiga orang lainnya yaitu Utsman bin Affan, Ali bin Abi

Thalib dan Ubay bin Ka‟ab, masing-masing sebagai anggota.14

Zaid bin Tsabit kemudian menyerahkannya kepada Abu Bakar sebagai khalifah pada saat itu. Kemudian dipindahkan ke rumah Umar bin Khatab selama pemerintahannya.

Masa 2 tahun lebih 3 bulan itu amat sangat singkat.masa yang singkat itu dapat diartikan sebagai masa yang menentukan dalam sejarah Islam. Dalam keadaan ini Abu Bakar mengerahkan kaum Muslimin menghancurkan keraguan-keraguan dalam diri kaum muslimin.15 Khalifah Abu Bakar meninggal dunia Senin, 23 Agustus 624 M.

C. Umar bin Khattab

Umar ibnul Khattab putera dari Naufain al Quraisy, darisuku Bani Adi. Ia bernama Umr ibn Khattab ibn Nufail keturunan Abdul „Uzza al-Quraisy.16 Menurut yang diriwayatkan oleh Ibnu Atsir bahwa Abdullah ibnu Mas‟id

berkata: “Islamnya Umar adalah suatu kemenangan, hijrahnya adalah

sesuatu pertolongan dan pemerintahannya adalah rahmat.17 Umar memeluk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian dalam usia 27 tahun dan merupakan satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga.18

Ia terkenal dengan tekad dan kehendaknya yang sangat kuat, cekatan, dan karakternya yang berterus terang, Di bawah pemerintahannya persebaran Islam meluas dengan kecepatan yang luar biasa.19

Bisa dikatakan bahwa orang yang memiliki pengaruh terbesar setelah Nabi dalam membentuk pemerintahan Islam dan menegaskan coraknya adalah Umar ibnu Khattab.

Beberapa departemen akan segera didirikan seperti, sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan pun didirikan dalam rangka memisahkan lembaga Yudikatif dengan lembaga Eksekutif. Umar juga mendirikan Bait al-Mal, mata uang, dan menciptakan tahun hijriah.20 Berkaitan dengan masalah pendidikan, khalifah Umar ibnu Khata merupakan seorang pendidik yang melakukan penyuluhan pendidikan di kota Madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di masjid-masjid dan pasar pasar, serta mengangkat guru-guru untuk tiap-tiap daerah yang ditaklukkan.21 Mata pelajaran agama Islam pada masa khalifah Umar lebih maju dan lebih luas, dan lengkap. Karena masa Umar bin Khattab negara dalam keadaan stabil dan aman, menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan, telah terbentuknya pusat-pusat pendidikan secara luas.

Pemikiran dan peradaban Islam masa Khalifah Umar bin Khattab seperti bidang pemerintahan, bidang kepemimpinan, bidang administrasi

14 Muhammad Ichsan, “Sejarah Penulisan Dan Pemeliharaan Al Qur‟an Pada Masa Nabi Muhammad SAW Dan Sahabat” Vol. 14, No. 1 (n.d.): h. 36.

15

Mukhtar Jaya, Sejarah Dan Kebudayaan Islam 1, 202.

16

Ali Mufrodi, Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab, 52.

17

Mukhtar Jaya, Sejarah Dan Kebudayaan Islam 1, 203.

18Tasnim Rahman Fitra, “Ijtihad Umar Ibn Al Khatab Dlam Perspektif Hukum Progresif”

Volume 26, Nomor 1 (n.d.): h. 50.

19Nina Aminah, “Pola Pendidikan Islam Periode Khulafaur Rasyidin” Volume: 1 No, 1

(n.d.): h. 36.

20

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), 37– 38.

(27)

negara, dan bidang hukum.22 Contoh dalam bidang kepemimpinan seorang pemimpin harus mempunyai sifat jujur, pemberani, jantan, zuhud, senang berkorban, rendah hati, mau menerima nasehat orang lain, bijaksana, sabar.

Umar memerintah selama sepuluh tahun. Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Dan musuk-musuh Islam yang terdiri dari orang-orang Persia dan Yahudi mengadakan sekumpulan untuk membunuh Umar Ibnul Khattab. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh orang Nasrani yang

bernama Abu Lu‟luah.23

Pada akhir hayatnya menunjuk majlis syura‟ (lembaga

permusyawaratan) untuk menyelenggarakan pemilihan khalifah baru.24 Kemudian menunjuk enam sahabatnya untuk menjadi khalifah.

D. Utsman bin Affan

Utsman ibnu Affan ibnu Abil Ash ibnu Umayyah. Dilahirkan ketika Rasulullah berusia 5 tahun dan masuk Islam atasseruan Abu Bakar As-shiddiq. Oleh karena itu beliau sangat akrab dengan Rasulullah. Maka Rasulullah menikahi Ustman dengan anaknya yang bernama Ruqaiyah. Dalam menentukan khalifah kali ini sahabat yang ber enam itu bermusyawarah. Dan dari musyawarah tersebut dapat disimpulkan maka dipilihlah Utsman .25

Setelah melakukan musyawarah yang panjang akhirnya terpilih Utsman bin Affan yang terpilih untuk menggantikan Umar bin Khattab.

Perluasan Islam pada masa Utsman dapat disimpulkan menjadi dua bidang: pertama, menumpas kedurhakaan dan pemberontakan yang terjadi di beberapa negeri yang telah masuk kebawah kekuasaan Islamdi zaman Umar, kedua, melanjutkan perluasan Islam ke daerah-daerah yang sampai di sana telah terhenti perluasan Islam di masa Umar.26

Wilayah Islam pada masa Umar meliputi Irak, Persia, Syam, Mesir, dan Barqah. Ia melakukan perubahan yang sangat besar.

Peradilan Utsman sama seperti peradilan di masa kedua sahabat sebelumnya. Utsman mengutus petugas sebagai pengambil pajak dan penjaga perbatasan wilayah. Utsman memberikan hukuman orang-orang yang minum arak, dan yang mengancam setiap orang yang berbuat bid‟ah dikeluarkan dari Kota Madinah.27 Hal terpenting di antaranya adalah Marwah ibn Hakam. Dialah pada dasarnya yang menjalankan pemerintahan, sedangkan Utsman hanya menyandang gelar khalifah.28

Meskipun demikian tetapi Utsman tetap berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus agar tidak banjir. Setelah Utsman wafat manyarakat beramai-ramau membaiat Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah.

E. Ali bin Abi Thalib

22 Abdul Malik, “Aspek Pendidikan Dalam Bangunan Peradaban Masa Umar Bin Khattab” Volume 7 Nomor 1 (n.d.): h. 88.

23

Mukhtar Jaya, Sejarah Dan Kebudayaan Islam 1, 226.

24Nina Aminah, “Pola Pendidikan Islam Periode Khulafaur Rasyidin,” h. 38. 25

Mukhtar Jaya, Sejarah Dan Kebudayaan Islam 1, 231.

26

Mukhtar Jaya, 231.

27

Alaiddin Koto, Sejarah Peradilan Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), 69.

28

(28)

Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Muhammad, sekitar tahun 600 Masehi.29 Pada masa Ali bin abi thalib dia yang paling banyak meriwayatkan hadis dan pada masa Ali ibukota administrasi pemerintahan ada di Kufa.

Apabila ia tetap bergeming dan menolak pengangkatannya sebagai khalifah, maka Madinah akan dikuasai oleh para pemberontak.30 Salah satu agenda pertama yang dilakukan Ali bin Abi Thalib setelah menjadi khalifah adalah menarik kembali semua tanah dan hadiah yang dibagikan oleh Utsman bin Affan kepada keluarganya ke dalam kepemilikan Negara. Pada masa Ali juga mengadakan pembenahan-pembenahan dalam pemerintahnnya.

Muawiyah sebagai gubernur di Damaskus, ketika tentara Muawiyah terdesak oleh pasukan Ali, maka Muawiyah segera mengambil rencana untuk menyatakan tahkim(penyelesaian dengan adil dan damai). Awalnya Ali menolak, tetapi karena di paksa Ali menerimanya, tahkim malah menimbulkan kekacauan, sebab Muawiyah bersifat curang, sebab dengan tahkim Muawiyah berhasil mengalahkan Ali dan mendirikan pemerintahan tandingan di Damaskus.31 Kasus tahkim, kelompok khawarij ini menyalahkan Khalifah Ali karena telah berkompromi dengan pemberontak.32

Fenomena radikalisme dalam Islam sebenarnya diyakini sebagai produk atau ciptaan abad ke-20 didunia Islam, terutama di Timur Tengah, sebagai hasil dari krisis identitas yang berujung pada reaksi dan resistensi terhadap Barat yang melebarkan kolonialisme dan imperialime ke dunia Islam.33

Memang tidak bisa dibantah bahwa dalam perjalanan sejarahnya terdapat kelompok-kelompok Islam tertentu yang menggunakan jalan kekerasan untuk mencapai tujuan politisatau mempertahankan paham keagamaannya secara kaku yang dalam bahasa peradaban global sering disebut kaum radikalisme Islam.

F. Referensi

Abdul Malik. “Aspek Pendidikan Dalam Bangunan Peradaban Masa Umar Bin Khattab” Volume 7 Nomor 1 (n.d.).

Abu Su‟ud. Islamologi (Sejarah, Ajaran, Dan Peranan Dalam Umat

Manusia). Jakarta: Rineka Cipta, n.d.

Alaiddin Koto. Sejarah Peradilan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.

29

Dedi Wahyudi, dkk, Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam: Dari Masa Klasik, Tengah, Hingga Modern, 54.

30Zeni lisbita, “Kebijakan da

n Komflik pada Masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib(656-661

M)” h.8 31

Nizar samsul, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media Grub, 2011), 49–50.

32 Ikrom shaliadi, “Khawarij: Arti, a

sal-usul, fiqah-fiqah dan pendapatnya, islamuna, (STAIN pamekasan), Vol. 2/ No. 1 juni 2015, h. 17

33Sahri, “Radikalisme Islam Di Perguruan Tinggi Perspektif Politik Islam,”

(29)

Ali Audah. As-Siddiq Abu Bakar. Jakarta: PT. Pustako Utera AntarNusa, 2003.

Ali Mufrodi. Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab. Pemulang Timur: Logo Wacana Ilmu, 1999.

Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.

Dedi Wahyudi, dkk. Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam: Dari Masa Klasik, Tengah, Hingga Modern. Lampung: Qudun Pustaka, 2014.

Ismail Baharuddin. “Dinamika Kehidupan Sahabat Abu Bakar Dan Umar

Bin Khattab Dalam Mendakwahkan Islam” Vol. VII, No. 02 (n.d.). Istianah Abubakar. Sejarah Peradaban Islam Untuk Perguruan Tinggi Dan

Umum. Malang: Malang Press, 2008.

Maaulana Muhamad. The Early Chalipbhate (Khulafaurrasyidin). Jakarta: Darul Khutubil Islamiyah, 2007.

Muhammad Ichsan. “Sejarah Penulisan Dan Pemeliharaan Al Qur‟an Pada Masa Nabi Muhammad SAW Dan Sahabat” Vol. 14, No. 1 (n.d.).

Muhammad Rahmatullah. “Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Al-Shiddiq”

Volume 4 Nomor 2 (n.d.).

Mukhtar Jaya. Sejarah Dan Kebudayaan Islam 1. Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2003.

Nata Abuddin. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Prenada Media Group, 2011.

Nina Aminah. “Pola Pendidikan Islam Periode Khulafaur Rasyidin” Volume:

1 No, 1 (n.d.).

Nizar samsul. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Grub, 2011.

Sahri. “Radikalisme Islam Di Perguruan Tinggi Perspektif Politik Islam.” 2016 Vol. 6/ No. 1 (n.d.).

Tasnim Rahman Fitra. “Ijtihad Umar Ibn Al Khatab Dlam Perspektif Hukum

(30)

Dinamika Kebudayaan, Pemikiran, dan Peradaban Islam Masa Khalifah Umar Ibn Khathab

Fadli Makhrus, Dewi Istiana, dan Dian Agustiningsih

A. Kebudayaan Islam Masa Khalifah Umar Ibn Khathab 1. Peradilan Pada Masa Umar Ibn Khathab

Umar bin Khathab nama lengkapnya adalah Umar bin Khaththab bin Nufai keturunan Abdul Uzza Al-Quraisy dari suku Adi, salah satu suku yang terpandang mulia.1 Pemerintahan Umar ini terjadi sejak tahun 634 - 644 M.2

Waktu yang singkat sepuluh tahun Umar memimpin disitulah banyak kebijakan yang telah dibuat Umar dalam rangka untuk melanjutkan perjuangan dari pemimpin sebelumnya.

Kebijakan yang telah dibuat Umar dalam rangka meneruskan kepemimpinan sebelumnya, yaitu: 1) Umar aktif menyiarkan dan menyebarkan agama Islam. 2) Menetapkan tahun Islam yang biasa dikelanal dengan istilah tahun Hijriah itu ditetapkan berdasarkan peredaran bulan, bukan seperti penetapan tahun Masehi yang ditentukan melalui peredaran matahari. 3) Mempunyai sikap saling menghargai yang tinggi terhadap semua umat muslim lainnya.3

Contohnya saat Umar akan mendirikan masjid di Jerussalem Palestina. Umar meminta izin terlebih dahulu kepada pemeluk agama lain selain agam Islam di daerah sekitar Jerussalem, padahal sesungguhnya Umar merupakan pemimpin di Dunia pada waktu itu, yang seharusnya seorang pemimpin itu akan memdirikan masjid tidak harus meminta izin kepada pemeluk agama lain. Kebijakan-kebijakan yang dibuat Umar digunakan sebagai dasar Dia memimpin rakyatnya.

Umar bukan saja menciptakan peraturaan baru, tetapi juga memperbaiki dan mengadakan perubahan terhadap peraturan lama yang sudah ada, hal itu terjadi apabila ada peraturan yang perlu diperbaiki.4

Tidak hanya menciptakan sesungguhya pada masa pemerintahan Umar juga masih menggunakan peraturan yang sebelumnya, sehingga apabila ada peraturan yang perlu diberbaiki maka akan Dia perbaiki. Umar juga mengangkat tiga orang untuk dijadikan sebagai hakim.

Tiga orang yang diangkat Umar untuk menjadi hakim pada saat agama Islam semakin tersebar luas, yaitu: Abu Darda‟ untuk menjadi seorang hakim di Madinah, Syuraih sebagia hakin yang berada di Bashrah, dan juga Abu Musa al-Asy‟ari sebagai hakim yang berada di daerah Kufah.5

Hakim-hakim yang telah pilih Umar diberi tugas untuk menegakkan agama Islam yang harus ditegakkan dengan hukum yang berlaku di dalam Islam. Tidak lupa Umar juga memberi wasiat pada salah satu hakim yang telah dipilih.

1

Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Amzah, 2011), 98.

2

Muhammad Husin Aladin Koto, Sejarah Peradilan Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 62.

3

Muhammad Husin Aladin Koto, 62–63.

4

Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2003), 266.

5

(31)

Hakim yang diberi wasiat oleh Umar adalah Syuraih, isi dari wasiat Umar yaitu:

a. Berpegang kepad Al-Qur‟an dalam menyelesaikan persoalan.

b. Apabila tidak ditemukan dalam Al-Qur‟an, hendaknya Syuraih berpegang kepada dasar hukum yang kedua yaitu Sunnah

c. Apabila suatu masalah tidak ditemukan dalam Sunnah, maka hendaklah berijtihad.6

Dalam wasiat yang telah diberikan Umar berarti bahwa seorang hakim harus berpegang teguh kepada aturan agama, tidak boleh melenceng dari hukung yang telah di tentukan di dalam Al-Qur‟an dan Sunnah. Namun setelah berjalannya waktu ada satu hakim yang dipecat oleh Umar.

Abu Maryam dipecat karena kelemahannya dalam menegakkan hukum yang telah ditentukan. Sehingga Umar membuat surat yang

berbunyi “sesungguhnya saya tidak menugaskan kamu untuk memutuskan

hukum di antara manusia dengan uang kamu. Tetapi saya menugaskan

kamu agar kamu memutuskan di antara mereka dengan kebenaran”.7

Kesalahn yang telah dibuat Abu Maryam membuat Umar geram dan memecatnya. Karena apa yang sudah di atur dan diwasitkan tidak dijalankan dengan benar. Sehingga hal itu dianggap oleh Umar sebagai hal yang menyalahi aturan hukum yang ada.

B. Pemikiran Islam Masa Khalifah Umar Ibn Khathab 1. Umar Ibnul Khathab Pembangun Negara Islam

Persoalan-persoalan dan kesulitan datang di masa Umar.8

Banyak sekali persoalan serta kesulitan yang datang pada masa pemerintahan Khalifah Umar. Dengan demikian di atas pundaknyalah terletak banyak beban yang harus bisa diatasi dan juga yang harus dipecahkan dan dicari solusinya. Atas dasar persoalan yang ada maka Umar membentuk dewan-dewan.

Dewan yang dibuat Umar yaitu: mendirikan Baitul Mal, membuat mata uang, membentuk tentara, mengatur gaji, menggangkat hakim, meciptakan tahun hijriah dan mengadakan hisbah.9

Semua peratuan dan tindakan yang dilakukan Umar sebagai pemimpin adalah bertujuan untuk menjadikan Negara Islam menjadi lebih maju lagi. Umar juga menempatkan prinsip demokratis yang baik dalam kepemimpinannya ini.

Umar juga meletakkan prinsip-prinsip demokratis dalam pemerintahanya dengan membangun jaringan pemerintahan sipil yang paripurna.10

Maksud dari Umar meletakkan prinsip demokratis yaitu, Umar ini memberikan jaminan atas hak yang sama yang diperoleh untuk semua rakyat yang di pimpinanya. Umar juga tidak memberikan hak dan fasilitas yang mewah atau istimewa. Tidak ada istana untuk pemimpin atau pakain kebesaran atas pemimpin, baik untuk Umar sendiri ataupun juga untuk

6

Muhammad Husin Aladin Koto, 64.

7

Muhammad Husin Aladin Koto, 68.

8

Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, 225.

9

Syalabi, 225–26.

10

(32)

para bawahannya, sehingga tidak ada perbedaan antara penguasa dan rakyatnya, sehingga rakyatpun tidak merasa dibeda-bedakan. Dan juga pemimpin dapat dihubungi sewaktu-waktu oleh rakyatnya jika memang rakyat tersebut membutuhkan bantuan. Prinsip yang dimiliki Umar inilah yang seharusnya dimiliki juga oleh setiap pemimpin negara.

Nabi Muhammad SAW, dapat memenuhi dunia dengan cahaya agama yang terang-benderang, tidak lain dan tidak bukan itu merupakan cahaya agama Islam yang sangat terang benderang.11

Namun, ketika Nabi Muhammad sudah wafat cahaya yang sebelumnya terang benderang itu perlahan-lahan hampir suram. Atas dasar peristiwa dan kejadian yang telah terjadi di waktu itu. Dengan rasa penuh kesabaran dan ketabahan hati dari Abu Bakar cahaya yang hampir suram itu perlahan dapat dipulihkan kembali menjadi cahaya yang terang benderang. Kemudian, datanglah Umar, yang datang dengan menghiasi dunia islam dengan berbagai aturan-aturan yang baik dan paling bagus. Dan hingga kini Alam Islam masih tetap hidup dan tetap dapat dinikmati oleh semua umat muslim yang ada di dunia, menikmati cahaya utama yang sebagian besar bersumber dari Nabi dan dua orang sahabatnya yaitu Abu Bakar dan Umar yang besar.

2. Beberapa Perubahan Pemikiran Dan Peradaban Umar Bin Khattab Pada saat masa ke Khalifahan Umar memiliki kondisi yang stabil pada bidang politik dan usaha memperluaskan Islam. Periode inilah yang dikenal dengan perubahan dan pembangunan Islam.

Umar memiliki beberapa perubahan-perubahan pemikiran dan peradaban diantaranya: segi kepemimpinan, politik, hukum dan administrasi negara.12 Berikut adalah penjelasannya:

a. Segi kepemimpinan

Umar selalu mencontohkan bahwa seorang pemimpin yang baik haruslah memiliki sifat-sifat penolong, jujur, pemberani, pantang menyerah, membuka hati untuk menerima kritik dan masukan dari orang lain di sekitarnya, rendah hati, pemberani, bijaksana, adil, toleransi, serta dapat menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapinya dengan baik.. b. Segi Politik

Selalu mementingkan kepentingan kelompok atau kepentingan bersama, mengutamakan musyawarah dalam memutuskan suatu kebijakan, serta berpegang atas dasar keadilan dan persamaan dalam menegakkan pemerintahan.

c. Segi Hukum

1) Semua bukti yang digunakan oleh seorang penegak hukum atau disebut juga hakim dalam hal ini diantaranya, pengakuan terdakwa, kesaksian, mengumpulkan informasi dan bukti-bukti, sumapah, dan keputusan atas pengetahuan dari hakim.

2) Ketika memutuskan suatu hukum yang sedang dihadapinya Umar selalu menggunakan Al-quran, Sunnah, ijtihad, Ijma‟, Qiyas dan yang

11

Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, 226.

(33)

terdahulu sebagai sumber untuk menjawab semua permasalahan yang sedang dihadpinya.

d. Segi Administrasi Negara

Membangun sebuah tempat yang bernama Baitul Mal yang digunakan untuk menyimpan hasil dari pendapatan negara. Serta membuat aturan yang adakaitannya dengan kakayaan negara misalnya dengan cara melakukan administrasi.

3. Pendidikan Pada Masa Umar bin Khattab

Umar adalah seorang guru atau pendidikan yang melakukan pelatihan dalam bidang pendidikan di Madinah. Umar juga menerapkan pendidikan di mana saja Umar berada baik itu di pasar ataupun masjid-masjid. Ketika Umar berada di pasar atau di masjid Umar seraya mengatakan dan juga memilih pendidik atau guru yang akan mengajar di tiap-tiap daerah yang telah di taklukannya. Sedangkan tugas orang yang dipilih untuk menjadi guru di setiap daerah tadi diberi tugas untuk mengajarkan atau menyiarkan isi dan kandungan ayat-ayat Al-Qur‟an serta ajaran Islam yang lainnya. Adapun metode pengajaran yang digunakan yaitu dengan cara belajar dihalaman masjid, guru dan murid duduk santai dihalam masjid serta muridnya melingkari gurunya.

Semakin meluasnya agama Islam maka mendorong kegiatan pendidikan Islam yang semakin bertambah besar. Ini semua disebabkan karena banyaknya orang yang baru mengenal agama Islam dan ingin mempelajari memperdalam lagi ilmu Agama, dan juga banyak yang baru masuk agama Islam sehingga mereka ingin menambah ilmu pengetahuannya tentang agama Islam yang baru di masukinya melalui sahabat-sahabat yang menerima ilmu langsung dari Nabi.

Pada masa Umar ini pelaksanaan pendidikannya lebih maju dan berkembang, ini semua karena ketika Umar memegang pemerintahan negara berada dalam keadaan yang aman. Karena disebabkan masjid sudah ditetapkan sebagai pusat pembelajaran agam Islam, dan juga telah berdiri pusat pendidikan Islam di berbagai kota, dengan menggunakan materi yang sudah dikembangkan. Pengelolaan pendidikan di bawah peraturan dari gubernur yang berkuasa, dan juga disertai dengan kemajuan diberbagai bidang. Adapun sumbergaji yang didapatkan untuk membayar para guru pendidik yang telah mengajarkan agama Islam kepada masyarakat luas yaitu diambilkan dari daerah-daerah yang telah ditaklukan dan juga dari baitul mal.13

Berdasarkan pokok pembahasan di atas dapat disimpulkan, bahwasannya pelajaran agam Islam pada Masa Umar itu lebih meningkat maju serta lebih meluas lagi dan lebih lengkap. Karena ketima masa pemerintahan Umar saat itu negara dalam keadaan yang aman. Masjid dijadikan sebagai tempat untuk menuntut ilmu, dan juga sudah terbentuknya tempat-tempat pendidikan di setiap kota. Dengan pernyataan demikian maka berarti betapa sangat pentingnya menuntut ilmu. Karena orang yang berilmu itu tidak sama dengan orang yang tidak berilmu. Dan

pada saat akhir hayat Umar Dia berkata “kematian akan sangat buruk

Referensi

Dokumen terkait

Psikologi berkembang  aplikasi meluas  diagnosa tidak hanya bidang klinis  Pemeriksaan psikologi di bidang kerja atau

Hasil penelitian menunjukkan : Tidak semua tenaga kerja mengikuti pelatihan komputer hanya di bidang kepegawaian saja ; Prosedur Kerja di UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang

Badan Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang Administrasi Umum, Pengkajian,

Ini akan merefleksikan pada diri siswa bahwa seorang yang belajar ilmu agama di lembaga pendidikan Islam harus menampilkan dalam kehidupan sehari-hari sikap

(1) Bidang Penelitian, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan dipimpin oleh seorang Manajer yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Bogor Islamic Center di

Informan Kondisinya baik tapi hanya sebagian siswa saja yang menerapkan sebagian lagi hanya diterapkan di sekolah saja dan diharapkan anak-anak bisa menerapkan

Bidang Pendidikan di pimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga... Menyusun rencana kegiatan

Hasil penelitian menunjukkan : Tidak semua tenaga kerja mengikuti pelatihan komputer hanya di bidang kepegawaian saja ; Prosedur Kerja di UPTD Pendidikan Kecamatan Tuntang