• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR TUJUAN PEMBELAJARAN id. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGANTAR TUJUAN PEMBELAJARAN id. pdf"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR

TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB I

PENGANTAR PERPAJAKAN

(DASAR DASAR PERPAJAKAN)

Berdarkan asas pemungutan pajak, maka siapapun yang tinggil diwilayah pabean Indonesia yang memperoleh penghasilan dan memiliki usaha atau perusahaan maupun warga negara Indonesia yang mempunyai usaha di luar negeri wajib membayar, melaporkan jumlah pajak terutang kepada kas negara. Pajak yang diterima negara menjadi iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang dengan tiada jasa mendapat jasa (kontraprestasi) langsung yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Sistem perpajakan yang berlaku di Indonesia adalah sistem self assessment system yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang dan kepercayaan penuh kepada wajib pajak untuk menghitung sendiri pajak terutang, memperhitungkan sendiri pajak terhutang, membayar sendiri pajak terhutang, melapor sendiri pajak terhutang dan mempertanggungjawabkan sendiri pajak terhutang.

Tujuan Instruksional Umum :

Pada akhir kuliah, mahasiswa mampu berpikir, yaitu dapat memahami dan mengetahui dasar dasar perpajakan sebagai landasan konseptual perpajakan

Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan utama dari mata Bab ini adalah membekali mahasiswa cara berpikir dan pemecahan persoalan dalam landasan konseptual perpajakan. Mahasiswa harus mampu membuat penyelesaian masalah dasar dasar perpajakan sebagai landasan, maka setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan definisi pajak 2. Menjelaskan fungsi pajak pajak

3. Memahamiprinsip-prinsip perpajakan yang baik 4. Menjelskan pengelompokan pajak

5. Mengetahui dasat pengenaan pajak 6. Memahami istilah istilah perpajakan

(2)

BAB I

PENGANTAR PERPAJAKAN

A. DASAR - DASAR PERPAJAKAN

Definisi dan unsur pajak menurut

Prof. Dr. Soemitro, SH. Adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur :

1. Iuran dari rakyat kepada negara, yang berhak memungut pajak hanya negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang).

2. Berdasarkan Undang-undang Pajak dipungut atau dengan kekuatan Undang-undang, serta aturan pelaksanaannya.

3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjukkan. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh Pemerintah.

4. Digunakan untuk membiayai Rumah Tangga Negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Adapun fungsi pajak ada dua, yaitu :

1. Fungsi budgeter, pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.

2. Fungsi regulerend (mengatur), pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial danekonomi. Contoh :

a. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras (label merah) untuk mengurangi konsumsi minuman keras.

b. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewahuntuk mengurangi gaya hidup mewah.

c. Tarif pajak untuk ekspor sebesar 0% untuk mendorongekspor produksi Indonesia di pasaran dunia internasional.

3. Fungsi Demokrasi, adalah suatu fungsi yang merupakan salah satu penjelmaan atau wujud sistem gotong-royong, termasuk kegiatan pemerintahan dan pembangunan demi kemaslahatan manusia yang sering dikaitkan dengan hak seseorang apabila akan memperoleh pelayanan dari pemerintah.

4. Fungsi Distribusi, adalah fungsi yang lebih menekankan pada unsur pemerataan dan keadilan dalam masyarakat.

Prinsip-Prinsip Perpajakan Yang Baik

1. Prinsip manfaat, artinya secara umum, barang-barang dan jasa-jasa yang disediakan oleh pemerintah merupakan barang untuk kepentingan umum untuk dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

(3)

3. Efisiensi, artinya pengenaan pajak harus mempertimbangkan aspek efisiensinya karena dengan adanya pengenaan pajak maka akan menaikan harga barang atau jasa tersebut.

4. Pertumbuhan ekonomi, artinya sistem perpajakan yang baik harus dapat mengacu pada pertumbuhan ekonomi, dapat memberi dorongan bagi pembukaan lapangan kerja yang mendorong pertumbuhan secara bersaing diberbagai sektor ekonomi. 5. Kecukupan penerimaan, artinya penerapan jenis pajak harus layak dan memadai

sebagai sumber dana untuk membiayai pengeluaran pemerintah, jangan sampaicost of collectionlebih besar dari perolehan pajaknya.

6. Stabilitas, artinya dalam pengenaan pajak perlu adanya stabilitas penerimaan pajak karena jika penerimaan pajak bersifat fluktuatif, maka program pemerintah yang telah direncanakan dalam APBN dapat terganggu.

7. Kesederhanaan, artinya suatu sistem perpajakan haruslah sederhana dan mudah dipahami masyarakat, terutama wajib pajak.

8. Rendahnya biaya administrasi dan biaya kepatuhan, artinya sistem perpajakan yang baik harus memiliki biaya administrasi dan kepatuhan yang rendah.

9. Netralitas, artinya sistem perpajakan yang baik harus dapat menghilangkan terjadinya distorsi dalam prilaku konsumsi dan produksi oleh masyarakat, yang dapat membantu menarik investor lain untuk melakukan investasi.

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan) sesuai hukum.

2. Pemungutan pajak, berdasarkan Undang-undang (syarat yuridis). DiIndonesia diatur dengan UUD 45, pasal 23 ayat 2 : memberi jabatan hukum untuk menyatakan keadilan, baik negara dan warganya.

3. Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomis). 4. Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansial). 5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana.

Dasar pengenaan pajak (tax base) di dunia yang dikenal hingga saat ini dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: Penghasilan dan Bisnis (Income and business), Konsumsi (Consumption) dan Kekayaan (Wealth). Yang selanjutnya pada masing-masing kategori tersebut dikenakan jenis pajak tertentu.

1. Kategori penghasilan dan bisnis dikenakan pajak untuk jenis ; pajak penghasilan orang pribadi (personal income tax), pajak penghasilan badan hukum (corporate income tax), pajak pertambahan nilai (value added tax), pajak pemotongan (severance tax), pajak premi perusahaan asuransi (insurance company premium tax) dan pajak lisensi (license tax).

(4)

3. Kategori kekayaan, terdiri dari jenis pajak ; pajak bangunan (property tax), pajak bumi (estate tax), pajak warisan (inheritance tax), pajak hibah (transfer taxes).

Perbedaan Pajak Dengan Jenis Pungutan Lainnya

1.

Pengertian Retribusi

Retribusi adalah jenis pungutan yang diberikan atas pembayaran berupa jasa atau pemberian izin tertentu yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah kepada setiap orang atau badan. Misalnya : Retribusi atas penyediaan tempat penginapan, retribusi tempat pencucian mobil, pembayaran aliran listrik, pembayaran abodemen air minum, retribusi tempat penitipan anak, IMB. Sifat paksanaan pada retribusi lebih mengarah pada hal yang bersifat ekonomis.

Jenis-Jenis Retribusi : Retribusi Jasa Umum

terdiri dari Retribusi Jasa Usahaterdiri dari tertentu terdiri dariRetribusi Perizinan a. Pelayanan kesahatan

e. Parkir ditepi jalan umum f. Pasar

b. Pasar grosir dan atau pertokoan

Sumbangan adalah jenis pungutan sukarela yang dilakukan oleh dan untuk kepentingan sekelompok masyarakat tertentu dan tidak memerlukan dasar hukum. Misalnya : Sumbangan pembangunan tempat ibadah, sumbangan untuk bencana alam, sumbangan swadaya masyarakat untuk perbaikan jalan dilingkungan tempat tinggal. Pelayanan Pajak

a. Sekretariat Direktorat Jenderal

(5)

b. Direktorat Perencanaan, Potensi Dan Sistem Perpajakan

Tugasnya : menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, evaluasi dan pelaksanaan dibidang perencanaan, potensi dan sistem perpajakan. c. Direktorat Peraturan Perpajakan. Tugasnya : menyiapkan perumusan kebijakan,

standardisasi dan bimbingan teknis, evaluasi dibidang perancangan peraturan, perjanjian dan ruling dibidang perpajakan.

d. Direktorat Pajak Penghasilan. Tugasnya : menyiapkan perumusan kebijakan standardisasi dan bimbingan teknis serta evaluasi dibidang pelaksanaan pajak penghasilan.

e. Direktorat Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak Tidak Langsung Lainnya. Tugasnya : menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis serta evaluasi dibidang pelaksanaan pajak pertambahan nilai dan pajak tidang langsung lainnya. f. Direktorat Pajak Bumi Dan Bangunan Dan Bea Perolehan Atas Tanah Dan Bangunan.

Tugasnya : menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis serta evaluasi dibidang pelaksanaan pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

g. Direktorat Pemeriksaan, Penyidikan Dan Penagihan Pajak. Tugasnya : menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis serta evaluasi dibidang pemeriksaan, penyidikan dan penagihan pajak.

h. Direktorat Penyuluhan Perpajakan, tugasnya : menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, evaluasi dan pelaksanaan dibidang penyuluhan perpajakan.

i. Direktorat Informasi Perpajakan, tugasnya : menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, evaluasi dan pelaksanaan dibidang ekstensifikasi wajib pajak, pengolahan data dan penyajian informasi.

j. Kanwil Direktorat Jenderal Pajak, tugasnya : melaksanakan bimbingan teknis, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan tugas dibidang perpajakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

k. Kantor Pelayanan Pajak, tugasnya : melaksanakan pelayanan, pengawasan administratif dan pemeriksaan sederhana terhadap wajib pajak dibidang pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan pajak tidak langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

l. Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, tugasnya : melaksanakan pelayanan dibidang pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

m. Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak. tugasnya : melaksanakan pemeriksaan lengkap, pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan dibidang perpajakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(6)

PBB dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat serta urusan tata usaha, rumah tangga, kepegawaian dan keuangan.

Sedangkan hukum perpajakan dapat dikelompokan menjadiHukum Pajak Materil dan Hukum Pajak Formil :

1. Hukum Pajak Materil (langsung), yaitu pajak yang dipikul sendiri oleh WP dan tidak dapat dibebankan/dilimpahkan kepada orang lain, seperti Pajak Penghasilan (PPh). 2. Hukum Pajak formil, memuat bentuk/tatacara untuk mewujudkanhukum materil

menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak materil).

B. PENGELOMPOKAN PAJAK

Pajak yang wajib dilapor dan disetor oleh wajib pajak terdiri dari bebagai macam jenis pajak, maka pajak dikelompokkan menurut golongannya, sifatnya dan lembaga pemungutnya

1. Menurut Golongannya :

a. Pajak langsung, yaitu pajak harus dipikul sendiri oleh WPdan tidak dapat dibebankan/dilimpahkan kepada orang lain,seperti Pajak Penghasilan (PPh). b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnyadapat dilimpahkan kepada

orang lain, seperti Pajak PertambahanNilai (PPN). 2. Menurut Sifatnya :

a. Pajak subjektif , yaitu pajak yang bepangkal/berdasarkanpada subjeknya dalam arti memperhatikan keadaan diri WP,seperti PPh.

b. Pajak objektif , yaitu pajak yang bepangkal/berdasarkanpada objeknya, tanpa memperhatikan kedaan diri WP, seperti PPN dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM).

3. Menurut Lembaga Pemungutannya :

a. Pajak Pusat, dipungut oleh Pemerintah Pusat dandigunakan untuk membiayai Rumah Tangga Negara, seperti PPN& PPnBM, PBB dan Bea materai.

b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh PEMDA dandigunakan untuk membiayai Rumah Tangga Daerah. Pajak Daerah terdiri atas :

 Pajak DATI I (Propensi), seperti Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nomor (BBN) Kendaraan Bermotor.

 Pajak DATI II (Kota Madya/Kabupaten), seperti PajakPembangunan, Pajak Penerangan Jalan, dan Pajak BangsaAsing (WNA).

Jenis - Jenis Pajak 1. Menurut Golongan :

a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak

b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

2. Menurut Sifatnya

(7)

b. Pajak Obyektif, yaitu pajak yang berpangkal pada obyeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.

3. Menurut Lembaga Pemungutnya

a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemer intah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

C. TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK

Tata cara pemungutan pajak terdiri atas stelsel pajak, asas pemungutan pajak, dan sistem pemungutan pajak.

1. Stelsel Pajak :

a. Stelsel Nyata (riil stelsel), Pengenaan pajak didasarkan pada objek penghasilan yang nyata atau sesungguhnya terjadi.

b. Stelsel Anggapan (fictieve stelsel), Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang.

c. Stelsel Campuran, Merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. 2. Asas Pemungutan Pajak :

a. Asas domisili, Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghas ilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayah pabean indonesia, sekalipun penghasilan diperoleh dari luar negeri.

b. Asas sumber, Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.

c. Asas kebangsaan, pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara

3. Sistem Pemungutan Pajak

a. Official Assessment System, adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

b. Self Assessment System, adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang dan kepercayaan penuh kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

 Menghitung sendiri pajak terutang

 Memperhitungkan sendiri pajak terhutang  Membayar sendiri pajak terhutang

 Melapor sendiri pajak terhutang

 Mempertanggungjawabkan sendiri pajak terhutang.

(8)

Timbul Dan Hapusnya 1. Utang Pajak :

a. Ajaran Formil, Utang pajak timbul karena dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus.

b. Ajaran Materiil, Utang pajak timbul karena berlakunya undang-undang. 2. Hapusnya utang pajak dapat disebabkan beberapa hal :

a. Pembayaran b. Kompensasi

c. Daluwarsa (Kadaluarsa) d. Meninggal dunia

e. Pembebasan dan penghapusan

Hambatan Pemungut Pajak Dikelompokkan menjadi :

1. Perlawanan pasif masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, yang dapat disebabkan antara lain :

a. Perkembangan intelektual dan moral masyarakat b. Sistem perpajakan yang sulit dipahami masyarakat

c. Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dan perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari pajak. 2. Perlawanan aktif, Meliputi semua usaha melanggar undang-undang, seperti :

a. Tax avoindance, Usaha meringankan beban pajak dengan tidak melapor keadaan sesungguhnya

b. Tax evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara yang melanggar undang-undang (menggelapkan pajak)

Tarif Pajak ada 4 macam : 1. Tarif tetap

Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak. (Contoh: Meterai Rp 6.000,-)

No Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak 1 Rp 1.000.000 Rp 6.000 2 Rp 10.000.000 Rp 6.000 3 Rp 25.000.000 Rp 6.000 4 Rp 50.000.000 Rp 6.000

Tarif pajak tetap diterapakan pada bea materai, pembayaran dengan menggunakan cek atau bilyet giro untuk berapapun jumlahnya dikenakan pajak sebesar Rp 6.000,-2. Tarif sebanding (Tarif Proporsional)

Tarif berupa persentase yang tetap terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak (Contoh : tarif PPN sebesar 10% dari dasar pengenaan pajak)

(9)

3. Tarif meningkat (Tarif Progresif)

Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar. Contoh tarif pengenaan PPh.

a. Tarif Progresif Proporsioanal : tarif berupa persentase tertentu yang semakin meningkat dengan meningkatnya dasar pengenaan pajak, dan kenaikan persentase tersebut adalah tetap.

No Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak Kenaikan% Tarif

1 Sampai dengan Rp 10.000.000 15 %

-2 Di atas Rp 10.000.000 s/d Rp -25.000.000 15 % 10 %

3 Di atas Rp 25.000.0000 25 % 10%

4. Tarif degresif ; Persentase tarif yang digunakan semakin meningkat dengan meningkatnya dasar pengenaan pajak, tetapi kenaikan persentase tersebut semakin menurun.

No Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak Kenaikan % Tarif

1 Rp 50.000.000 10 %

-2 Rp 10.000.000 15 % 5 %

(10)

LATIHAN - 1

1. Berdasarkan definisi pajak, maka dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur unsur perjakan antara lain, kecuali

a. Iuran dari rakyat kepada negara, yang berhak memungut pajak hanya negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang).

b. Berdasarkan undang Pajak dipungut atau dengan kekuatan Undang-undang, serta aturan pelaksanaannya.

c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjukkan. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh Pemerintah.

d. Digunakan untuk membiayai pembangunan perkantoran dalam rangka meningkatkan aktivitas bisnis.

2. Fungsi penerimaan pajak bagi negara merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara adalah fungsi dari

a. Fungsi budgeter b. Fungsi regulerend c. Fungsi demokrasi d. Fungsi distribusi

3. Fungsi pajak merupakan salah satu penjelmaan atau wujud sistem gotong-royong, termasuk kegiatan pemerintahan dan pembangunan demi kemaslahatan manusia yang sering dikaitkan dengan hak seseorang apabila akan memperoleh pelayanan dari pemerintah adalah fungsi dari

a. Fungsi budgeter b. Fungsi regulerend c. Fungsi demokrasi d. Fungsi distribusi

4. Prinsip-prinsip perpajakan yang baik adalah, kecuali :

a. Prinsip manfaat, prinsip kemampuan membayar, stabilitas b. Prinsip toleransi, demokrasi, mufakat, azas manfaat c. Efisiensi,kecukupan penerimaan, pertumbuhan ekonomi

d. Kesederhanaan, netralitas,rendahnya biaya administrasi dan biaya kepatuhan, 5. Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka

pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Harus adil (syarat keadilan) sesuai hukum, berdasarkan Undang-undang (syarat yuridis).

b. Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomis).

c. Sesuai dengan kebutuhan negara, khususnya yang memiliki pendapatan besar d. Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansial) dan harus sederhana.

(11)

a. Retribusi c. Sumbangan

b. Pajak d. Iuran

7. Menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, evaluasi dibidang perancangan peraturan, perjanjian dan ruling dibidang perpajakan merupakan tugas dari :

a. Sekretariat Direktorat Jenderal b. Direktorat Peraturan Perpajakan c. Direktorat Penyuluhan Perpajakan

d. Kantor Penyuluhah dan Pengamatan Potensi Perpajakan

8. Menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis serta evaluasi dibidang pemeriksaan, penyidikan dan penagihan pajak merupakan tugas dari :

a. Direktorat Pemeriksaan, Penyidikan Dan Penagihan Pajak b. Kanwil Direktorat Jenderal Pajak

c. Kantor Penyuluhah dan Pengamatan Potensi Perpajakan d. Direktorat Peraturan Perpajakan

9. Pajak yang wajib dilapor dan disetor oleh wajib pajak terdiri dari bebagai macam jenis pajak, maka pajak dikelompokkan menurut

a. Golongan, sifat dan lembaga pemungutnya

b. Golongan, bentuk pajak dan lembaga pemungutnya c. Golongan, bentuk pajak dan dasar perpajakan d. Golongan, sifat dan lembaga pemungutnya

10. Tata cara pemungutan pajak terdiri atas stelsel pajak. Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang adalah

a. Stelsel Nyata (riil stelsel)

b. Stelsel Anggapan (fictieve stelsel) c. Stelsel Campuran

d. Stelsel Penyesuaian (adjust) 11. Asas Pemungutan Pajak terdiri dari :

a. Asas domisili, asas sumber dan asas kebangsaan b. Asas sumber, asas manfaat, asas pengenaan pajak c. Asas kebangsaan, asas wilayah, asas kebangsaan d. Asas domisili, asas negara, asas perpajakan

12. Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang dan kepercayaan penuh kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang, seperti, menghitung sendiri pajak terutang, membayar sendiri pajak terhutang, melapor sendiri pajak terhutang dan mempertanggungjawabkan sendiri pajak terhutang adalah

a. With holding system b. Official assessment system c. Taxation system

(12)

13. Hapusnya utang pajak dapat disebabkan beberapa hal antara lain, kecuali : a. Kompensasi, Kadaluarsa

b. Pindah alamat c. Meninggal dunia

d. Pembebasan dan penghapusan

14. Hambatan Pemungut Pajak Dikelompokkan menjadi :

a. Perlawanan pasif masyarakat enggan (pasif) membayar pajak b. Perkembangan intelektual dan moral masyarakat

c. Sistem perpajakan yang sulit dipahami masyarakat

d. Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dan perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari pajak.

15. Apakah yang dimaksud dengan pajak ?

16. Untuk apakah pajak diyabarkan oleh wajib pajak kepada kas negara ? 17. Sebutkan unsur unsur pajak

18. Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat, sebutkan

SOAL - 1

1. Sebutkan dan jelaskan 4 macam tarif Pajak 2. Uraikan dan jelaskan timbul dan hapusnya

3. Jelaskanlah dasar pengenaan pajak (tax base) di dunia yang dikenal hingga saat ini dikelompokkan ke dalam tiga kategori.

4. Jelaskanlah tata cara pemungutan, dan diantara tata cara pemungutan pajak tersebut manakah yang berlaku di Indonesia ? jelaskan

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Diana, Anastasia dan Lilis Setiawan. (2009). Perpajakan Indonesia, Konsep, Aplikasi dan Penuntun Praktis. Andi Yogyakarta.

Mardiasmo. (2011). Perpajakan Edisi Revisi Tahun 2011. Andi Yogyakarta. Resmi, Siti. (2009).Perpajakan: Teori dan Kasus Buku 1 Edisi 6. Salemba Empat

Wluyo. (2009). Perpajakan Indonesia. Pembahasan Sesuai dengan Ketentuan Perundang Undangan Perpajakan dan Aturan Pelaksanaan Perpajakan.

Referensi

Dokumen terkait

12.0 Balai KIPM Kelas II Manado 13.0 Stasiun KIPM Kelas I Padang 14.0 Stasiun KIPM Kelas I Kendari 14.1 Satker karantina Ikan Kendari 15.0 Balai KIPM Kelas I Jakarta II 16.0 Balai

Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme, yaitu guru yang profesional adalah guru yang kompeten atau berkemampuan sehingga kompetensi profesional guru dapat

pada huruf-huruf atau kalimah-kalimah yang atau kalimah-kalimah yang tert tertentu .Di entu .Di dalam Rasm Uthmani dalam Rasm Uthmani terdapat banyak  terdapat banyak  kalimah

Dengan kegiatan tanya jawab siswa dapat mengidentifikasi alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya tiga dimensi dengan teknik konstruksi secara tepat..

Sistem pemungutan pajak di Indonesia dibagi menjadi berikut ini [5], yaitu 1) Sistem Official Assessment. Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi

Nilai kewirausahaan akan mengalami penguatan secara tidak langsung terhadap terbentuknya kemandirian usaha apabila dimoderasi perilaku kewirausahaan, sehingga

Safri Nurmantu (2003:45) menjelaskan Self Assessment System suatu sistem perpajakan yang memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk memenuhi dan melaksanakan

Faktor utama sebagai penentu keberhasilan self assessment system ini adalah terwujudnya kesadaran dan kejujuran dari masyarakat khususnya wajib pajak untuk