• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PASAR TRADISIONAL MODERN MANONDA PALU | Enceng | PUBLICATION 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PASAR TRADISIONAL MODERN MANONDA PALU | Enceng | PUBLICATION 1 SM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

13

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PASAR TRADISIONAL MODERN MANONDA PALU

Winarti Enceng Nasir Mangasing

Intam Kurnia

Winarti.enceng73@gmail.com

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Retribusi Jasa Umum khususnya tentang Retribusi Pasar Tradisional Modern Manonda Palu oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Palu. Dasar penelitian ini menggunakan dasar penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dan data primer. Penetapan informan dalam penelitian ini menggunakan purposive dengan menetapkan 9 orang informan yang dianggap mampu dan mengetahui permasalahan kebijakan retribusi Pasar Tradisional Modern manonda Palu. Sedangkan analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun teori yang digunakan yaitu menurut Charles O. Jones, terdapat tiga macam aktivitas yang perlu diperhatikan yakni organisasi, interpretasi, dan penerapan.

Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Retribusi Pasar Tradisional Modern Manonda Palu belum berjalan dengan maksimal. Hal ini dapat dilihat dari aspek Organisasi yang belum menjalankan tugas sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing, sumberdaya yang masih kurang, dan juga sarana prasarana pasar yang masih kurang memadai. Selain itu dari aspek Interpretasi belum dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Palu No 7 Tahun 2013 Tentang Retribusi Jasa Umum dimana retribusi pasar tidak diserahkan berdasarkan luas ukuran tempat yang digunakan serta masih kurangnya sosialisasi kepada para pedagang mengenai tujuan retribusi pasar. Serta dari aspek Aplikasi/Penerapan belum berjalan dengan optimal karena belum adanya prosedur kerja yang jelas, dan belum maksimalnya pelayanan yang diberikan oleh pemerintah maupun pihak swasta dalam hal penyediaan dan perawatan fasilitas pasar. Sehingga apa yang menjadi tujuan dari Implementasi Kebijakan Retribusi Pasar Tradisional Modern Manonda Palu belum dapat dicapai secara optimal. Jadi dapat disimpulkan bahwa proses kebijakan retribusi Pasar Tradisional Modern Manonda Palu tidak berjalan maksimal dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhinya, sehingga proses pelaksanaan kebijakan retribusi pasar perlu diatur kembali.

(2)

14 PENDAHULUAN

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber penerimaan daerah yang berasal dari beberapa hasil penerimaan daerah yaitu pajak daerah, retribusi daerah dan perusahaan daerah termasuk didalamnya pendapatan lain diluar pajak daerah dan retribusi daerah. Jenis pajak daerah cukup beragam, beberapa diantaranya adalah pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak parkir, dan lain-lain. Retribusi daerah juga beragam jenisnya, beberapa diantaranya adalah retribusi pasar, retribusi kebersihan, retribusi izin usaha industri, retribusi izin usaha dagang dan lain-lain.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

bahwa : “Retribusi daerah merupakan pungutan

daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk

kepentingan orang pribadi/badan”.

Kota Palu sebagai salah satu daerah otonom yang ada diwilayah Provinsi Sulawesi Tengah terus menggalih potensi-potensi keuangan daerah agar dapat meningkatkan penerimaan dan peningkatan asli daerah yang salah satunya adalah retribusi daerah.

Dalam Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Retribusi Jasa Umum bahwa :

“Retribusi Jasa Umum merupakan salah satu sumber

pendapatan daerah yang penting guna membiayai

pelaksanaan Pemerintah Daerah”. Dalam Pasal 2

salah satu retribusi jasa umum yang dimaksud adalah Retribusi Pelayanan Pasar.

Retribusi pasar memberikan kontribusi yang cukup potensial terhadap peningkatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Retribusi pasar atau retribusi pelayanan pasar merupakan salah satu jenis retribusi jasa umum yang keberadaannya cukup dimanfaatkan oleh masyarakat. Retribusi pasar memberikan banyak manfaat baik untuk pengguna pasar maupun untuk pemerintah daerah itu sendiri. Manfaat retribusi bagi para pengguna pasar antara lain untuk memenuhi serta meningkatkan pelayanan dalam hal penyediaan, penggunaan dan perawatan fasilitas pasar yang berupa halaman atau pelataran, kios dari pemerintah. Sedangkan manfaat retribusi pasar untuk pemerintah daerah adalah sebagai salah satu sumber pemasukan retribusi daerah yang cukup potensial untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Retribusi pasar atau retribusi pelayanan pasar merupakan salah satu jenis retribusi jasa umum yang keberadaannya cukup dimanfaatkan oleh masyarakat. Retribusi pasar memberikan banyak manfaat baik untuk pengguna pasar maupun untuk pemerintah daerah itu sendiri. Manfaat retribusi bagi para pengguna pasar antara lain untuk memenuhi serta meningkatkan pelayanan dalam hal penyediaan, penggunaan dan perawatan fasilitas pasar yang berupa halaman atau pelataran, kios dari pemerintah. Sedangkan manfaat retribusi pasar untuk pemerintah daerah adalah sebagai salah satu sumber pemasukan retribusi daerah yang cukup potensial untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD).

(3)

15

Palu dalam peningkatan pengelolaan dan pelaksanaan kebijakan retribusi pasar maka dapat memberikan sumber penerimaan yang dapat diandalkan dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang turut mendukung pembiayaan penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah Kota Palu.

Dalam penelitian ini, penulis memilih salah satu pasar dari beberapa pasar yang dianggap dapat memberikan kontribusi besar dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palu, yaitu Pasar Tradisional Modern Manonda Palu. Pasar tersebut merupakan pasar tradisional di Kota Palu yang selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat kota Palu untuk melakukan aktivitas ekonomi. Pasar Tradisional Modern Manonda Palu merupakan pasar yang menjadi salah satu penyumbang PAD Kota Palu.

Terkait dengan implementasi kebijakan retribusi pasar penulis mengaitkan dengan teori yang dikemukakan oleh Charles O. Jones yang terdiri dari tiga macam aktivitas yaitu Pengorganisasian, Interpretasi, dan Aplikasi.

Namun, pelaksanaan kebijakan pemungutan retribusi pasar di Kota Palu khususnya di Pasar Tradisional Modern Manonda Palu belum terlaksana secara maksimal dikarenakan belum lengkapnya sarana dan prasarana yang dapat mendukung terlaksananya kebijakan retribusi pasar. Selain itu masih kurangnya sosialisasi kepada para pelaksana dan sasaran kebijakan tentang tarif/biaya retribusi. Masalah sanitasi lingkungan dalam hal perawatan fasilitas pasar pun sangat tidak sesuai dengan yang diharapkan dimana kurangnya pencahayaan didalam

pasar, tidak adanya penyediaan tempat pembuangan sampah sehingga terdapat tumpukan sampah dibeberapa titik, dan saluran pembuangan air yang begitu kotor dan menimbulkan bau busuk.

Secara umum, istilah kebijakan atau ”policy”

dipergunakan untuk menunjuk perilaku seorang aktor (misalnya seorang pejabat, suatu kelompok, maupun suatu lembaga pemerintah) atau sejumlah aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu. Pengertian kebijakan tersebut dapat digunakan dan relatif memadai untuk pembicaraan biasa, namun patut disadari akan kurang memadai untuk pembicaraan yang lebih bersifat ilmiah dan sistematis menyangkut analisa kebijakan.

Perlu dibedakan istilah “kebijakan” dan

(4)

16

yang bersangkutan dan ditetapkan oleh pihak yang memiliki wewenang dalam mencapai tujuan tertentu. Thomas R. Dye (Pasolong, 2008:39), menjelaskan bahwa “Publik policy is whatever governments choose to or not to do”(Kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan). Dye mengatakan bahwa bila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu maka harus ada tujuannya (objektifnya) dan kebijakan publik itu meliputi semua tindakan pemerintah, bukan semata-mata merupakan pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat pemerintah saja.

Menurut James A. Anderson dalam (Subarsono, 2005:2) kebijakan publik merupakan

“kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan dan

aparat pemerintah”. Senada dengan Laswell dan

Kaplan, David Easton (Subarsono, 2005:2) mendefinisikan: “kebijakan publik sebagai pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat, karena setiap kebijakan mengandung seperangkat nilai

didalamnya”. Namun satu hal yang perlu diingat

dalam mendefinisikan kebijakan publik, adalah bahwa pendefinisian kebijakan tetap harus mempunyai pengertian mengenai apa saja yang sebenarnya dilakukan, ketimbang apa yang diusulkan dalam tindakan yang mengenai suatu persoalan tertentu.

Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian luas, merupakan tahap dari proses kebijakan segera setelah penetapan untuk pelaksanaan Undang-Undang. Implementasi dipandang secara luas mempunyai makna pelaksanaan undang-undang dimana sebagai aktor,

organisasi, prosedur dan teknik bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan dalam upaya untuk meraih tujuan-tujuan kebijakan atau program-program.

Van Meter dan Van Horn (Winarno, 2008:102) mendefinisikan implementasi kebijakan

publik sebagai : “Tindakan-tindakan yang dilakukan

oleh organisasi publik yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan sebelumnya. Tindakan-tindakan ini mencakup usaha-usaha untuk mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dalam rangka melanjutkan usaha-usaha untuk mencapai perubahan-perubahan besar maupun kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan

kebijakan”. Implementasi kebijakan pada sisi

lain merupakan fenomena yang kompleks yang mungkin dapat dipahami sebagai suatu proses, suatu keluaran (output) maupun sebagai suatu dampak (outcome).

Maka dengan demikian, sesungguhnya implementasi kebijakan bukanlah sekedar bersangkut paut dengan mekanisme penjabaran keputusan-keputusan politik kedalam prosedur-prosedur rutin lewat saluran-saluran birokrasi melainkan menyangkut masalah konflik, bahkan Udoji (1997:59) dengan tegas menyatakan :

“pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting

mungkin jauh lebih penting daripada pembuatan kebijakan, kebijakan-kebijakan hanya sekedar berupa impian atau rencana bagus tersimpan rapi

(5)

17

Untuk memberikan fokus dan arah penelitian maka konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu studi kebijakan publik, dikatakan implementasi bukanlah sekedar bersangkut paut dengan mekanisme penjabaran keputusan-keputusan politik ke dalam prosedur-prosedur rutin melalui saluran-saluran birokrasi, melainkan lebih dari itu implementasi menyangkut masalah konflik, keputusan, dan siapa yang memperoleh apa dari suatu kebijakan. Oleh karena itu tidak terlalu salah jika dikatakan bahwa implementasi kebijakan merupakan aspek yang sangat penting dalam keseluruhan proses kebijakan.

Dengan demikian, implementasi kebijakan dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi setelah suatu program dirumuskan, serta apa dampak yang timbul dari program kebijakan itu. Disamping itu, implementasi kebijakan tidak hanya terkait dengan persoalan administratif, tetapi mengkaji faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses implementasi kebijakan tersebut.

Untuk membuat suatu implementasi kebijakan tersebut yang sejalan dengan pendapat Charles O. Jones, maka kegiatan-kegiatan peneran yang dapat digunakan adalah:

1. Organisasi merupakan organisasi yang memiliki struktur organisasi, adanya sumberdaya manusia yang berkualitas sebagai tenaga pelaksana dan perlengkapan atau alat-alat kerja yang mendukung terlaksananya kebijakan retribusi pasar.

2. Interpretasi merupakan pelaksanaan kebijakan telah sesuai dengan petunjuk pelaksana, juga harus mengetahui dengan baik substansi kebijakan, makna kebijakan, dan tujuan kebijakan sebagai tenaga

pelaksanaan serta adanya sosialisasi agar dapat dilaksanakan dan diterima oleh para pelaku dan sasaran kebijakan.

3. Aplikasi/Penerapan merupakan penerapan berupa penyediaan pelayanan secara rutin dalam hal penggunaan dan perawatan fasilitas pasar sesuai dengan tujuan dan sasaran kebijakan retribusi pasar.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan penelitian yaitu bagaimana kebijakan retribusi Pasar Tradisional Modern Manonda Palu dilihat dari aspek Organisasi, Interpretasi, dan Aplikasi atau Penerapannya?

Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kebijakan Retribusi Pasar Tradisional Modern Manonda Palu.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan acuan untuk digunakan sebagai berikut :

1. Kegunaan secara teoritis

Kegunaan teoritis yang diharapkan adalah hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam pengembangan Ilmu Administrasi Publik, khususnya yang terkait dengan Implementasi Kebijakan Retribusi Pasar.

2. Kegunaan secara praktis

Dengan hasil penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dan bahan masukan bagi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Palu terkait Kebijakan Retribusi Pasar Tradisional Modern Manonda Palu.

METODE

(6)

18

purposive dan jumlah informan terpilih sebanyak sembilan (9) orang. Penelitian dilakukan di Pasar Tradisional Modern Manonda Palu. Proses pengambilan dan pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dengan informan terpilih serta dokumentasi. Untuk memperoleh informasi yang dapat dipertanggungjawabkan maka data diperoleh dari dua sumber, yakni (a) data primer berasal dari hasil wawancara dengan informan dengan menggunakan alat bantu berupa pedoman wawancara yang disusun berdasarkan fokus penelitian dengan jenis pertanyaan yang mengarah pada tiga aspek model implementasi kebijakan menurut Charles O. Jones dan hasil observasi, (b) data sekunder berasal dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Palu maupun Kantor Pasar Tradisional Modern Manonda Palu yang menyangkut tentang dokumen, peraturan perundang-undangan dan referensi-referensi lain yang memiliki keterkaitan dengan objek penelitian. Analisis data dilakukan melalui tahapan penyusunan satuan atau editing data, kategorisasi atau pengelompokan data, interprestasi atau penafsiran makna data, dan penarikan kesimpulan serta saran-saran hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Organisasi

Organisasi, dalam konteks implementasi kebijakan merupakan aktivitas untuk membentuk badan-badan, unit-unit, beserta metode-metode yang diperlukan guna mencapai tujuan-tujuan yang terkandung didalam kebijakan. Organisasi merupakan kesatuan orang-orang yang melakukan pekerjaan dalam ruang lingkup administrasi dalam

hal ini juga diperlukan sumber daya yang berkualitas serta sarana dan prasarana yang dapat mendukung terlaksananya kebijakan tersebut.

Dari hasil wawancara dengan informanmenyatakan bahwa dari segi organisasi Implementasi Kebijakan Retribusi Pasar Tradisional Modern Manonda Palu menunjukkan belum berjalan secara optimal, dengan beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain, struktur organisasi yang ada masih menggunakan struktur organisasi lama sehingga membutuhkan pembaharuan secepatnya dan struktur organisasi yang ada belum berjalan sesuai tugas dan fungsinya, Sumberdaya manusia yang masih sangat minim serta sarana prasarana yang kurang memadai dalam melaksanakan kebijakan retribusi pasar.

Interpretasi

Interpretasi adalah menafsirkan bahasa kebijakan menjadi rencana dan pengarahan yang tepat dan dapat diterima serta dilaksanakan.Untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Retribusi Pasar Tradisional Modern Manonda Palu dari segi interpretasi dapat dilihat apakah implementasi kebijakan retribusi pasar sudah dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.

(7)

19

mengenai tujuan retribusi pasar. Sehingga masih banyaknya para pedagang yang tidak mengetahui secara jelas apa tujuan dari kebijakan retribusi pasar tersebut.

Aplikasi/Penerapan

Penerapan adalah ketentuan rutin dari pelayanan, pembayaran atau lainnya yang disesuaikan dengan tujuan atau perlengkapan program.Implementasi kebijakan dapat terlaksana dengan baik jika penerapan secara rutin dari peraturan pemerintah dapat dilaksanakan dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan kebijakan.Penerapan berupa penyediaan pelayanan secara rutin dalam hal penggunaan dan perawatan fasilitas pasar sesuai dengan tujuan dan sasaran kebijakan dan dilengkapi dengan prosedur kerja yang jelas.

Dari hasil wawancara dengan informan menyatakan bahwa dari segi aplikasi/penerapan Implementasi Kebijakan Retribusi Pasar Tradisional Modern Manonda Palu menunjukkan bahwa belum berjalan dengan optimal karena belum adanya prosedur kerja yang jelas, dan belum maksimalnya pelayanan yang diberikan oleh pemerintah maupun pihak PT. Saridewi Membangun dalam hal penyediaan dan perawatan fasilitas pasar.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori yang dikemukakan oleh Charles O. Jones yaitu Organisasi, Interpretasi, dan Aplikasi/Penerapan dengan menggunkan teknik pengumpulan data dengan cara observasi langsung

dilapangan, wawancara dengan 9 informan serta dengan dokumentasi maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Implementasi Kebijakan Retribusi Pasar Tradisional Modern Manonda Palu menunjukkan belum berjalan dengan maksimal.

Hal ini dapat dilihat dari aspek Organisasi yang belum menjalankan tugas sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing, sumberdaya yang masih minim, dan juga sarana prasarana pasar yang masih kurang memadai dalam pelaksanaan kebijakan retribusi pasar. Selain itu dari aspek Interpretasi belum dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Palu No 7 Tahun 2013 Tentang Retribusi Jasa Umum dimana retribusi pasar ditagih berdasarkan luas ukuran tempat yang digunakan serta masih kurangnya sosialisasi kepada para pedagang mengenai tujuan retribusi pasar. Sehingga masih banyaknya para pedagang yang belum mengetahui secara jelas mengenai tujuan dari kebijakan retribusi pasar tersebut. Serta dari aspek Aplikasi/Penerapan belum berjalan dengan optimal karena belum adanya prosedur kerja yang jelas, dan belum maksimalnya pelayanan yang diberikan oleh pemeritah maupun pihak PT. Saridewi Membangun dalam hal penyediaan dan perawatan fasilitas pasar. Sehingga apa yang menjadi tujuan dari Implementasi Kebijakan Retribusi Pasar Tradisional Modern Manonda Palu belum dapat dicapai secara optimal.

Rekomendasi

(8)

20

tidak berlebihan bagi para petugas, dan juga peningkatan sumberdaya manusia dan penambahan jumlah petugas agar semua sasaran dapat terjangkau. Dari segi Interpretasi diharapkan agar Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Palu perlunya dilakukan sosialisasi kepada para pelaksana dan sasaran kebijakan mengenai Peraturan Pemerintah Kota Palu Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Retribusi Jasa Umum khusus tentang Retribusi Pasar dan tujuan dari retribusi pasar tersebut. Serta dari segi Aplikasi/Penerapan perlu adanya langkah yang dilakukan oleh Pemerintah dan Pihak PT. Saridewi Membangun dalam hal perawatan fasilitas-fasilitas pasar demi menunjang kenyamanan baik pedagang maupun masyarakat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Dr. H. Nasir Mangngasing, M.Si selaku pembimbing I dan Dr. Intam Kurnia M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan bimbingan, petunjuk, saran dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian dan pembuatan artikel ini.

DAFTAR RUJUKAN

Agustino, Leo. 2016. Dasar-Dasar Kebijakan

Publik. Bandung: Alfabeta

Pasolong, Harbani. 2013. Metode Penelitian

Administrasi Publik.

--- 2008. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta

Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik:

Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan

Publik. Yogyakarta: Madia.

--- 2008. Kebijakan Publik Teori dan Proses. Jakarta: PT. Buku Kita

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 07 Tahun

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan awal dalam semua simulasi baik untuk pembebanan arus sataupun pembebanan gelombang adalah pembuatan desain geometry dari suatu obyek yang dianalisa,

Sekarang, setelah amendemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 lebih banyak mengakui bentuk-bentuk Hak Asasi Manusia sebagai hak kostitusional warga

baik aspek sektoral maupun aspek makro. Hasil penelitian menjelaskan bahwa peningkatan produktivitas dan adanya kebijakan pemerintah berdampak pada aspek mikro dan

ini, Grup menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan setisih antara jumtah terpulihkan atas investasi pada Entitas Asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya

Tahapan pertama dalam pemodelan Rapid Application Development (RAD) yaitu pemodelan bisnis, pada tahapan ini menjelaskan bahwa dalam sistem simpan pinjam yang

esimpulan n memperha tian ini, mak pulan sebaga Pada pene model tata k Informasi diterapkan SEMBILAN Model ters domain CO Support (D Evaluate (M COBIT mer kelola TI ( IT

Menurut Imam Malik fardu wudu selanjutnya adalah membasuh seluruh muka. sebagaimana Allah berfirman dalam Q.. Menurut penjelasan al-Jaziri menurut Mazhab Maliki, bahwa batas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bisnis ayam geprek “The Crunch” masuk kedalam kuadran I mendukung strategi agresif dengan nilai peluang lingkungan sebesar 0,8