• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ILMU PENGETAHUAAN LINGKUNGAN EKO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH ILMU PENGETAHUAAN LINGKUNGAN EKO"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI SISTEM PENDIDIKAN PADA MASA JEPANG

A. PENDAHULUAN

1) Maksud diberikannya Pendidikan kepada Rakyat Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang ... 2 2) Usaha yang Dilakukan Jepang untuk Pendidikan di Indonesia dan Perkembangannya dari Pendidikan Sebelumnya ... 3 3) Model Pendidikan Masa Pendudukan Jepang ... 5 B. Perkembangan Pendidikan Dan Pengajaran

1. Pelatihan guru-guru ... 5 2. Perubahan-perubahan penting ... 5 C. Pertumbuhan dan Perkembangan Madrasah

1. Tujuan sekolah secara umum ... 9 2. Sikap Jepang Terhadap Pendidikan Islam ... 10 3. Pertumbuhan dan Perkembangan Madrasah ... 13 4. Contoh-Contoh Sekolahan yang Ada pada Masa Pendudukan Jepang di

Indonesia ... 13 TOKOH PENDIDIKAN MASA KINI

(2)

SISTEM PENDIDIKAN PADA MASA JEPANG

D. PENDAHULUAN

Kejayaan penjajahan Belanda lenyap setelah Jepang berada di Indonesia. Mereka bertekuk lutut tanpa syarat ke Jepang. Adapun Tujuan Jepang ke Indonesia ialah menjadikan Indonesia sebagai sumber bahan mentah dan tenaga manusia yang sangat besar artinya bagi kelangsungan perang Pasifik hal ini sesuai dengan cita-cita politik ekspansinya. Bebagai cara yang dilakukan oleh Jepang dalam mengelabui Indonesia untuk kepantingan politiknya. Demi kepentingan perang, Jepang menyongsong pasukan dari Indonesia dengan menyuguhkan pendidikan kemiliteran. Kendati demikian, dibalik kekejaman Jepang itu Indonesia memanfaatkan berbagai toleransi dari pihak Jepang terutama untuk bidang pendidikan.

1) Maksud diberikannya Pendidikan kepada Rakyat Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang

Jepang memberikan pendidikan pada rakyat Indonesia dengan maksud atau tujuan untuk mendukung kepentingan perangnya. Jepang memiliki keinginan untuk memanfaatkan segala sumber daya yang ada di Indonesia pada saat pendudukannya, yaitu dari sumber daya ekonomi, sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya. Jepang menganggap pendidikan penting untuk rakyat Indonesia guna mendukung maksud dan tujuannya tesebut.

Jepang beranggapan kaum intelektual dapat membantu programnya dan kaum intelektual muda yang dianggap lebih dinamis, idealis dan mempunyai semangat kerja yang tinggi. Selain itu Jepang beranggapan kaum intelektual muda belum mendapat pengaruh dari bangsa barat. Karena itu Jepang memberikan perhatian khusus pada kaum muda Indonesia. Hal itu diwujudkan dengan memberikan pendidikan pada kaum muda, baik pendidikan umum maupun khusus, seperti kursus-kursus yang diberikan oleh Jepang.

(3)

berbagai cara Jepang mengambil hati rakyat Indonesia melalui pendidikan. Selain menggunakan bahasa Jepang dalam pengantar pelajaran Jepang tidak mengabaikan bahasa Indonesia dengan mengadakan komisi penyempurnaan bahasa Indonesia. Selain itu Jepang memeberikan wadah olahraga untuk semua kalangan rakyat Indonesia.

2) Usaha yang Dilakukan Jepang untuk Pendidikan di Indonesia dan Perkembangannya dari Pendidikan Sebelumnya

Pada mulanya Jepang memberikan pendidikan di Indonesia dengan meneruskan pendidikan yang sudah ada sebelumnya, yaitu pada masa pendudukan Belanda dengan pendidikan ala barat. Akan tetapi kemudian Jepang merombaknya yaitu dengan memasukkan doktrin Asia raya agar sesuai dengan tujuan serta maksud Jepang.

Pendidikan dari jaman pendudukan Belanda dirombak secara total, karena pada jaman pendudukan Belanda di Indonesia yang diberi pendidikan hanya kaum tertentu saja. Yaitu golongan elite saja, karena dengan itu golongan elite dapat mempengaruhi orang banyak serta memeritahkan rakyatnya agar mengikuti Belanda.

Pada masa pendudukan Jepang, secara langsung Jepang menghimbau kepada seluruh rakyat indonesia agar dapat mebantu Jepang memenangkan perang. Oleh karena itu pendidikan diberikan kepada seluruh rakyat indonesia. Jepang juga memiliki kebijaksanaan dalam bidang pendidikan di Indonesia pada masa pendudukannya di Indonesia. Ada tiga prinsip pokok dari kebijaksanaan tersebut, yaitu :

 Pendidikan ditata kembali atas dasar keseragaman dan kesamaan untuk seluruh kelompok etnis dan sosial.

 Secara sistematis pengaruh Belanda dihapuskan dari sekolah-sekolah, sedangkan unsur-unsur kebudayaan Indonesia dijadikan landasan utama.

 Semua lembaga pendidikan dijadikan alat untuk memasukkan doktrin gagasan Kemakmuran Bersama Asia Tenggara di bawah pimpinan Jepang.

(4)

untuk menghilangkan pengaruh Belanda, usaha ini dimaksudkan untuk meninggikan derajat bangsa Asia dibawah pimpinan dan kekuasaan jepang.

Karena Jepang menganggap pentingnya sekolah memiliki arti penting dalam menunjang program indoktrinasi maka sekolah-sekolah kembali dibuka, akan tetapi tentunya dengan model yang berbeda dari sekolah yang ada saat pendudukan Belanda di Indonesia. Jepang memasukkan bahasa Jepang sebagai bahsa pengatar dalam pengajaran. Agar rakyat indonesia dapat dengan cepat menguasai bahasa Jepang, diadakan lomba penggunaan bahasa Jepang.

Lomba penggunaan bahasa Jepang yaitu dengan lomba membuat karangan, becakap-cakap, membaca dan menyanyi dalam bahasa Jepang. Selain itu Jepang juga membentuk sekolah dan kursus kilat pelajaran bahasa Jepang yakni Nippongo Gakko atau dalam bahasa Indonesia diartiakan Sekolah Bahasa Nippon. Selain itu pihak swasta menyelenggarakan kursus bahasa Jepang dengan masa pendidikan selama empat bulan yang dikelola olehy Toa Bumka Kai yaitu Asosiasi Kebudayaan Asia Timur. Badan ini bekerja dalam bidang kebudayaan.

Usaha Lain yang dilakukan Jepang dalam pendidikan di Indonesia ini adalah memperhatikan penyempurnakan bahasa Indonesia yang tidak berkembang pada masa pemerintahan Belanda. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian rakyat Indonesia. Untuk penyempurnaan bahasa Indonesia ini, Jepang membentuk Indonesia Goseibi Iinkai yaitu komisi untuk penyempurnakan bahasa Indonesia. Komisi ini bertempat di gedung perpustakaan Islam di Tanah Abang Bukut, Jakarta. Komisi ini memiliki pimpinan harian yaitu Ichiki, Mr Rd. Soewandi dan St. Takdir Alisyahbana.

Untuk mendekati para pemuda selain pendidikan formal dilakukan pula melalui bidang olahraga. Pada tanggal 21 Agustus 1943 Jepang mempersatukan perkumpulan olahraga tersebut dalam wadah yaitu perkumpulan olahraga Jawa. Badan beranggotakan dari berbagai kalangan rakyat Indonesia, dari pegawai kantor sampai murud-murid sekolah.

(5)

pendidikan masa pendudukan Jepang dari pendidikan sebelumnya yaitu masa pendudukan Belanda.

3) Model Pendidikan Masa Pendudukan Jepang

Seperti pendidikan pada masa Belanda yang memiliki model pengajaran mempengaruhi atau doktrinasi barat, pendidikan Jepang juga memiliki model pengajaran dengan doktrinasi Asia Raya di bawah pimpinan Jepang. Model pengajaran dengan bahasa pengantar yaitu bahasa Jepang yang di terapkan pada pendidikan di Indonesia pada masa pendudukan Jepang. Mata pelajaran yang diberikan juga mengacu pada kebudayaan Jepang. Selain model pendidikan formal diadakan juga kursus-kursus, pendirian badan olah raga ada pula pendidikan keprajuritan.

Penerapan pendidikan di Indonesia pada masa pendudukan Jepang yang mengharuskan penguasaan dalam bahasa Jepang, karena bahasa pengantar dalam pengajaran adalah bahasa Jepang. Hal ini secara tidak langsung memperkenalkan budaya Jepang pada rakyat Indonesia. Akan tetapi memang inilah yang diharapkan Jepang pada pendidikan yang diberikan pada rakyat Indonesia.

Dalam pendidikan ini memang sengaja di masukkan kebudayaan Jepang. Contoh-contoh kebudayaan yang diberikan yaitu adat istiadat Jepang, semangat Jepang, lagu-lagu Jepang dan olahraga. Dengan pemberian kebudayaan Jepang diharapkan dapat menghilangkan pengaruh pendidikan gaya barat yang sebelumnya ada.

E. Perkembangan Pendidikan Dan Pengajaran 1. Pelatihan guru-guru:

Usaha penanaman Ideologi Hakko Ichiu melalui sekolah-sekolah dimulai dengan mengadakan pelatihan guru-guru. Gru-guru diberi tugas sebagai penyebar ideologi tersebut. Pelatihan tersebut dipusatkan di Jakarta. Setiap kabupaten diwajibkan mengirim wakilnya untuk mendapat gemblengan langsung dari pimpinan Jepang. Gemblengan ini berlangsung selama 3 bulan , jangka waktu tersebut dirasa cukup untuk menjepangkan para guru.

(6)

a. Hapusnya dualisme pengejaran: berbagai jenis sekolah rendah yang diselenggarakan pada zaman pemerintahan Belanda dihapuskan sama sekali. Sehingga hanya ada satu sekolah rendah , yaitu Sekolah Rakyat 6 tahun ( Kokimin Gakkoo ).

b. Sekolah-sekolah desa diganti namanya menjadi sekolah pertama. Jadi, susunan pengajarannya adalah Sekolah Rakyat 6 tahun, Sekolah Menengah 3 tahun , dan Sekolah Menengah Tinggi 3 tahun.

c. Bahasa indonesia dijadikan bahasa resmi dan bahasa pengantar bagi semua jenis Sekolah . bahasa jepang dijadikan mata pelajaran wajib dan adat kebiasaan Jepang harus ditaati.

Isi pengajaran :

a. Pengajaran dipergunakan sebagai alat propaganda dan juga untuk kepentingan perang. Murid-murid seringkali diharuskan kerja bakti, misalnya : membersihkan bengkel, asrama, membuat bahan-bahan untuk kepentingan pertahanan, dan sebagainya.

b. Untuk melipat gandakan hasil bumi, murid-murid diharuskan membuat pupuk kompos atau beramai-ramai membasmi hama tikus di sawah. Sebagian waktu belajar digunakan untuk menanami halaman sekolah dan pinggir-pinggir jalan dengan tanaman jeruk.

c. Pelatihan-pelatihan jasmani berupa pelatihan kemiliteran dan mengisi aktivitas-aktivitas murid-murid sehari-hari. Agar berjalan lancar, pada tiap-tiap sekolah dibentuk barisan-barisan murid. Barisan murid-murid SD disebut seinen-tai, sedangkan barisan murid-murid sekolah lanjutan disebut Gakutotai.

(7)

e. Agar bahasa Jepang lebih populer , diadakan ujian bahasa Jepang untuk para guru dan pegawai-pegawai, yang dibagi atas lima tingkat. Pemilik ijazah ini mendapat tambahan upah.

Kebijakan yang diambil oleh Dai Nippon dalam mendekati Islam Indonesia antara lain ialah :

a. Mengangkat Dr.Hamka, reformis Minangkabau yang baru dibebaskan oleh penjajah Belanda dari pembuangan di Jawa Barat, untuk menjadi penasehat Sumubu. Dr.Hamka adalah orang bumiputra yang tanpa takut-takut membeberkan bahwa tidak mungkin menyatukan ajaran Shinto yang mengharuskan menyembah Kaisar dan Matahari terbit dengan Islam yang monotheisme. Pemerintah Nippon tidak berani menangkap Dr.Hamka, karena beliau adalah ulama yang memiliki pengaruh cukup besar pada masayarakat Islam Indonesia pada waktu itu. Sikap Dr.Hamka terhadap pemerintah Jepang ini diulanginya lagi pada waktu pertemuan dengan para ulama se-Jawa yang dihadiri oleh para perwira militer Jepang. Pada saaat itu, Dr.Hamka menolak untuk melakukan Saikeirei. Tokoh lain yang juga jelas-jelas menolak Jepang dalam upaya pendekatannya terhadap umat Islam Indonesia adalah Abdul Kahar Muzakar, seorang pemimpin pemuda Muhammadiyah yang sangat disegani Jepang. Beliau berkata di depan Profesor Ozaki sebagai berikut:

(8)

Dari pidato Dr.Hamka dan ucapan Abdul Kahar Muzakar di depan prof. Ozaki, menghasilkan peraturan baru yang membebaskan umat Islam Indonesia dari pelaksanaan upacara Saikeirei.

b. Kantor Urusan Agama, yang pada zaman Belanda disebut Kantor Voor Islamistische Saken yang dipimpin oleh orang-orang Orientalisten Belanda, diubah oleh Jepang menjadi Sumubucho dengan Dr.Hoesoein Djajadiningrat sebagai ketuanya yang pertama. Kemudian pada tahun 1943 didirikan sumubu Indonesia pertama yang diketahui oleh Horie.

c. Pondok pesantren yangbesar-besar sering mendapat kunjungan dan bantuan dari pembesar-pembesar Jepang. Namun, pada sisi lain, kehadiran Dai Nippon di Indonesia tidak ubahnya dengan Belanda. Pendidikan Islam pada masa penjajahan Jepang ini pun mendapat hambatan yang cukup besar. Pada tahun-tahun pertama pendidikan Jepang, mereka melarang diajarkannya bahasa Arab di sekolah-sekolah agama. Campur tangan Jepang dalam seluruh bidang pendidikan agama sebagian ditujukkan dalam hubungannya dengan Arab dan pan-Islamisme. Hal tersebut merupakan salah satu beban yang dipaksakan kepada orang-orang Islam Indonesia selama zaman pendudukan Jepang.

d. Sekolah negeri diberi pelajaran budi pekerti yang isinya identik dengan ajaran-ajaran agama, terutama agama Islam.

e. Pemerintah Jepang membolehkan dibentuknya barisan Hizbullah untuk memberikan pelatihan dasar kemiliteran bagi pemuda Islam Barisan ini dipimpin oleh K.H.Zainul Arifin.

f. Pemerintah Jepang meizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang dipimpin oleh K.H.Wahid Hasyim, Kahar Muzakkar dan Bung Hatta.

(9)

Tentara Pembela Tanah Air ini kemudian menjadi Tentara Nasional Indonesia yang disingkat menjadi TNI.

h. Umat Islam diizinkan meneruskan organisasi persatuan yang disebut: Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) yang bersifat kemasyarakatan.

Akibat dari tekanan Jepang tersebut lahirlah berbagai pemberontakan, misalnya pemberontakan, misalnya pemberontakan Pembela Tanah Air yang terjadi di Blitar Jawa Timur di bawah pimpinan supriadi. Alim ulama Islam Indonesia juga mulai beroposisi dengan pihak Jepang yang dari hari ke hari cenderung menindas dan menyengsarakan rakyat. Banyak para kyai yang ditangkap dan diperintah untuk melakukan kerja paksa atau Romusha.

Dunia pendidikan Islam di Indonesia menjadi terbengkalai, banyak madrasah-madrasah yang bubar karena muridnya menghindar dari kekejaman serdadu Jepang dan tidak sedikit pula yang sengaja dibubarkan oleh Pemerintah Jepang karena mengganggu stabilitas pemerintah jajahan. Ada sedikit keberuntungan bagi madrasah yang ada di dalam lingkungan pondok pesantren. Mereka bebas dari pengawasan para penguasa Jepang. Selain itu, juga bebas dari proses belajar Dai Nippon yang melakukan penekanan-penekanan terhadap umat Islam Indonesia pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.

Pada tanggal 7 Agustus, penguasa tertinggi wilayah Selatan Jepang mengambil inisiatif dari tangan penguasa Jakarta dengan membuat Dekrit didirikannya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang baru. Ketika panitia tersebut bersidang, Jepang telah menandatangani perjanjian meyerah kalah dengan pihak sekutu. Sepuluh hari setelah izin diberikan kepada Panitia Persiapan, lahirlah Republik Indonesia terlepas dari belenggu yang sangat meyakitkan itu.

F. Pertumbuhan dan Perkembangan Madrasah 1. Tujuan sekolah secara umum

(10)

mendapat pengetahuan yang sedikit sekali, hampir sepanjang hari hanya diisi dengan kegiatan pelatihan perang atau bekerja.

Kegiatan-kegiatan sekolah antara lain :

a. Mengumpulkan batu, pasir untuk kepentingan perang. b. Membersihkan bengkel-bengkel, asrama-asrama militer.

c. Menanam ubi-ubian, sayur-sayurran, di pekarangan sekolah untuk persediaan makanan.

d. Menanam pohon jarak untuk bahan pelumas.

Tujuan pendidikan pada zaman Jepang tidak lain hanya memenangkan peperangan. Secara kongkrit tujuan yang ingin dicapai Jepang adalah menyediakan tenaga cuma-Cuma (romusha) dan prajurit-prajurit untuk membantu peperangan bagi kepentingan Jepang. Oleh karena itu, pelajar-pelajar diharuskan mengikuti pelatihan fisik, pelatiahn kemiliteran dan indoktrinasi ketat. Pada akhir zaman Jepang tampak tanda-tanda tujuan mengjepangkan anak-anak indonesia. Maka dikerahkanlah barisan propaganda Jepang yang terkenal dengan nama Sendenbu, untuk menanamkan ideologi baru, untuk menghancurkan ideologi baru, untuk menghancurkan ideologi Indonesia Raya.

Kehadiran Jepang di Indonesia menanamkan jiwa berani pada bangsa Indonesia. Tetapi semua itu untuk kepentingan Jepang. Kendatupun demikian, ada beberapa hal yang perlu dicatat pada zaman Jepang ini, yaitu yang terjadi perubahan yang cukup mendasar di bidang pendidikan, yang penting sekali artinya bagi bangsa Indonesia, ialah :

(11)

Habislah riwayat susunan pengajaran Belanda dualistis, yang membedakan dua jenis pengajaran , yakni pengajaran Barat dan pengajaran Bumiputra. b. Pemakaian Bahasa Indonesia

Pemakaian Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa resmi maupun sebagai bahasa pengantar pada tiap-tiap jenis sekolah, telah dilaksanakan. Tetapi sekolah-sekolah itu dipergunakan juga sebagai alat untuk mempekenalkan kebudayaan Jepang kepada rakyat.

2. Sikap Jepang Terhadap Pendidikan Islam

Pemerintahan Jepang menampakkan diri seakan-akan membela kepentingan Islam, yang merupakan siasat untuk kepentingan Perang Dunia II. Untuk mendekati umat Islam, mereka menempuh beberapa kebijaksanaan, di anataranya ialah:

a. Kantor Urusan Agama, yang pada zaman Belanda disebut Kantoor Voor Islamistische Zaken yang dipimpin oleh orang-orang orientalis Belanda, diubah oleh Jepang menjadi Kantor Sumubi yang dipimpin oleh ulama Islam sendiri, yaitu K.H.Hasyim Asyari dari Jombang, dan di daerah-daerah juga dibentuk Sumuka. b. Pondok Pesantren yang besar-besar seringkali mendapat kunjungan dan bantuan

dari pembesar-pembesar Jepang.

c. Sekolah Negeri diberi pelajaran budi pekerti yang isinya identik dengan jaran agama.

d. Pemerintah Jepang mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah untuk memberikan pelatihan dasar kemiliteran bagi pemuda Islam, barisan tersebut dipimpin oleh K.H.Zainal Arifin.

e. Pemerintah Jepang mengizinkan berdirinya sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang dipimpin oleh K.H.Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir dan Bung Hatta.

(12)

Hasyim, Iskandar Sulaiman dan lain-lain. Tentara Pembela Tanah Air inilah yang menjadi inti dari TNI sekarang.

g. Umat Islam diizinkan meneruskan organisasi persatuan yang disebut Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) yang bersifat kemasyarakatan.[2]

Di samping itu, pada permulaan pendudukan Jepang tampaknya keadaan umat Islam sudah kuat. Karena itu, wajarlah bila pasukan pendidikan Jepang berusaha mempergunakan agama untuk mencapai tujuan perangnya.

Jepang memandang agama Islam sebagai salah satu sarana yang terpenting untuk menyusupi lubuk rohaniah terdalam dari kehidupan masyarakat indonesia dan untuk meresapkan pengaruh pikiran serta cita-cita mereka pada bagian masyarakat yang paling bawah. Dalam konteks ini, paling tidak, ada beberapa hal yang perlu disebutkan, di antaranya: dibentuknya Masyumi dan pembentukan Hizbullah.

a. Kantor Urusan Agama (KUA)

Kantor Urusan Agama yang dalam bahasa Jepangnya sumubu, menggantikan Kantoor Voor Het Islanddsche Zaken yang sudah ada di zaman kolonial Belanda. Kantor itu kemudian dikembangkan bidang tugasnya sehingga mengurus berbagai masalah yang sebelumnya terbagi antara Departemen dalam Negeri Kehakiman, pendidikan dan peribadatan Umum. Jabatan tinggi pertama yang dipercayakan Jepang kepada orang Indonesia dalam pemerintahan penduduknya adalah jabatan kepala Kantor Urusan Agama ini. Oleh karena itu, BJ. Boland menyatakan bahwa keberadaan Kantor Urusan Agama merupakan salah satu manfaat terbesar dari pendudukan Jepang di Indonesia. Sebelumnya, pada bulan maret 1942 kantor ini dipimpin oleh Kolonel Hori dari tentara Jepang, tetapi pada tanggal 1 Oktober 1943 jabatan itu diserahkan kepada Hoesein Djajadiningrat. Namun , yang lebih penting dari itu adalah penunjukan pejabat kepala yang baru sejak tanggal 1 April 1944, dimulai pembentukan Kantor Urusan Agama di setiap keresidenan.

b. Pembentukan Masyumi

(13)

didirikan atas prakarsa kaum muslim sendiri, sebagai suatu federasi organisasi-organisasi Islam. Para pemimpin organisasi-organisasi itu mempunyai latar belakang sikap antikolonial dan tidak mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial. Dengan kata lain, MIAI bermula dengan sikap anti Belanda, kemudian bersikap anti asing, dan dimungkinkan menjadi anti-Jepang. Masyumi mulai aktif pada tanggal 1 Desember 1943 dalam kenyataannya merupakan suatu ciptaan pejabat-pejabat Jepang.

c. Terbentuknya Hizbullah

Hizbullah merupakan organisasi sejenis militer bagi pemuda pemudi muslim. Pembentukan Hizbullah pada akhir tahun 1944 ini sangat penting artinya, karena banyak anggota yang kemudian menjadi anggota tentara nasional.

Beberapa keuntungan dibalik kekejaman Jepang bagi Indonesia, Gunawan merinci keuntungan-keuntungan pada zaman Jepang ini khusus di bidang pendidikan , yaitu;

1) Bahasa Indonesia hidup dan berkembang secara luas di seluruh Indonesia, baik sebagai bahasa pergaulan, pengantar maupun sebagai bahasa ilmiah.

2) Buku-buku dalam bahasa asing yang diperlukan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Dengan mengabaikan hak cipta internasional karena dalam suasana perang.

3) Kreativitas guru-guru dan berkembang dalam memenuhi kekurangan buku pelajaran dengan menyadur atau mengarang sendiri, termasuk kreativitas untuk menciptakan alat peraga dan model dengan bahan dan alat yang tersedia.

4) Seni bela diri dan pelatihan perang-perang sebagai kegiatan kulikuler di sekolah telah membangkitkan keberanian pada para pemuda yang ternyata sangat berguna dalam perang kemerdekaan yang terjadi kemudian.

5) Diskriminasi menurut golongan penduduk, keturunan dan agama ditiadakan, sehingga semua lapisan masyarakat mendapat kesempatan yang sama dalam bidang pendidikan.

(14)

7) Karena pengaruh inktrinasi yang ketat untuk menjepangkanv rakyat Indonesia, justru perasaan rindu kepada kebudayaan sendiri dan kecerdasan nasional berkembang dan bergejolak secara biasa.

8) Bangsa Indonesia dididik dan dilatih untuk memegang jabatan walaupun di bawah pengawasan orang-orang Jepang.[4]

3. Pertumbuhan dan Perkembangan Madrasah

Pada masa penduduk Jepang, ada satu hal istimewa dalam dunia pendidikan sebagaimana telah dikemukakan, yaitu sekolah-sekolah telah diseragamkan dan dinegerikan meskipun sekolah-sekolah swasta lain, seperti Muhammadiyah, Taman siswa dan lain-lain didizinkan terus berkembang dengan pengaturan dan diselenggarakan oleh penduduk Jepang.

Sementara itu, khususnya pada masa awal-awalnya, madarasah dibangun dengan gencar-gencarnya selagi ada angin segar yang diberikan oleh Jepang. Walaupun lebih bersifat politis belaka, kesempatan itu tidak disia-siakan begitu saja dan umat Islam Indonesia memanfaatkannya sebaik-baiknya.

4. Contoh-Contoh Sekolahan yang Ada pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia Sekolah rakyat yang ada pada masa pendudukan Jepang di Indonesia contohnya H.I.S Djagamonjet, H.I.S Oastenweg, H.I.S Baloelweg-Djatinegara. Sekolah menengah pertama seperti Sekolah Menengah Pertama I di prapatan 10, Sekolah Menengah Pewrtama II di Gambir Wetan 2, Sekolah Menengah Pertama III di Jalan Reynstaa (Manggarai). Selain itu ada pula Sekolah Menengah Tinggi di Menteng 10. Ada pula sekolah Tabib Jakarta dan sekolah Tinggi Hukum Jakarta dan bagi kaum wanita didirikan Sekolah Kepandaian Poetri Wakaba.

(15)

TOKOH PENDIDIKAN MASA KINI A. Anis Baswedan

(16)

Lulus dari UGM dia kemudian dapet beasiswa Fullbright untuk pendidikan Master di Amerika Serikat. Di negeri Paman Sam itu Anies aktif di dunia akademik dengan menulis sejumlah artikel dan menjadi pembicara dalam berbagai konferensi. Di tahun 2008 Anies Baswedan mendapatkan penghargaan anugrah sebagai 100 Tokoh Intelektual Muda Dunia versi majalah Foreign Policy dari Amerika Serikat. Prestasinya gak berhenti sampai disitu,guys. Dia dilantik menjadi rektor Paramadina menggantikan Nurcholish Madjid pada saat umurnya baru berumur 38 tahun, dan menjadi rektor termuda di Indonesia. Pda tahun itu juga, beliau mencetuskan Paramadina Fellowship. Bapak Anies Baswedan pernah menyampaikan bahwa “Pendidikan adalah kunci untuk meraih perubahan. Pendidikan adalah eskalator sosial ekonomi. Pendidikan adalah resep untuk mendapatkan janji kemerdekaan. Karena itulah saya percaya kemajuan di Indonesia bisa kita raih jika keterdidikan sudah menjadi kewajaran.” Tokoh yang satu ini sekarang ini sedang naik daun gara-gara programnya yang bernama “Indonesia Mengajar”. Indonesia Mengajar adalah sebuah program untuk mengedukasi semua anak-anak yang tinggal di pelosok daerah di Indonesia, ke tempat paling terpencil sekalipun. Benar-benar inspiratif! Dan kini, Bapak Anies Baswedan dengan Indonesia Mengajar-nya siap menjadi agen perubahan di Indonesia.

B. Arif Rachman

(17)

Pendidikan Bahasa dan Sastra, UNJ sejak 1964, serta Wakil Ketua Komisi Pencari Fakta Kekerasan IPDN yang dibentuk Presiden SBY dan diketuai oleh Ryaas Rasyid.

DAFTAR PUSTAKA

http://aw3r3mu.wordpress.com/2013/09/01/pendidikian-indonesia-dari-masa-ke-masa-zaman-kolonial-reformasi/

Referensi

Dokumen terkait

Sampai dengan selesainya Rapat Penjelasan (Aanwijzing) Pengadaan Jasa Konsultansi tersebut diatas, Tidak ada pertanyaan dari calon penyedia, sehingga kami

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing dengan menggunakan macromedia flash

Poster propaganda dalam bahasa Melayu di atas telah dipaparkan pada muka depan majalah Semangat Asia bilangan 1 pada bulan Januari 1943. Pelukis poster ini telah

Karakteristik pengembangan model pembelajaran antara lain: tujuan pembelajaran jelas; pembelajaran berfokus pada peserta didik; menekankan pada penguasaan kompetensi; menekankan

Dari evaluasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan yang baru berjalan 2 (dua) tahun akademik untuk beberapa mata kuliah tersebut didapatkan beberapa kendala di

Laporan yang disusun oleh penulis merupakan tindak lanjut setelah melewati tahap ujian komprehensif yang dilaksanakan selama 2 hari sejak hari Senin sampai Selasa, 22 - 23 April

Karena kedua solusi ini tidak proporsional mereka membentuk

Pada saat pemeriksaan, pasien menampakkan mood anhedonia, afek tumpul, konsentrasi dan perhatian yang dapat ditarik namun tidak dapat dicantum, orientasi waktu dan situasi yang