Jurnal Ekonomi Moneter, 2013 | 1
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO
BERJANGKA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI PASAR
MODAL INDONESIA TAHUN 2000-2012
FARAH FAUZIYAH
Mahasiswi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan FEB UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Email :
[email protected]
Pembimbing
Tony S. Chendrawan, ST.,SE., M.Si
ABSTRAK
The reaserch aims to analyze the effect of economic growth and time deposit interest rate
on composite stock price index in the capital market. Samples taken as many as 13 years in
2000-2012. Based on this research, regretion formula had found as : Y = -5675,799 + 0,001PE -51,742
SBDB ;5 %. The regression formula can be interpreted that economic growth regression
coefficient showed a positive direction means the increase in economic growth will raise the
composite stock price index and thus that H0 rejected whereas H1 eccepted. Time deposit interest
rate coefficient indicates a negative direction, meaning the increase in will decrease composite
stock price index and thus that H0 accapted whereas H1 rejected. That is Conclusion from this
research describe that statistical result. Adjusted R 2
value on this research is 0,906, this mean that
90,6% of composite stock price index variable could be explained by independent variables
economic growth and Time deposit interest rate. And 9,4% remnant of these explained by
variables outside not listed in the formula.
Keyword : Economic Growth, Time Deposit Interest Rate and Composite Stock Price Index
1. PENDAHULUAN
Investasi merupakan keputusan menunda
konsumsi sumber daya atau bagian penghasilan
demi meningkatkan kemampuan
menambah/menciptakan nilai hidup berupa
penghasilan atau kekayaan dimasa mendatang
(pratama rahardja dan mandala manurung, 2008).
Dewasa ini kegiatan investasi banyak dilakukan
salah satunya di pasar modal. Pasar modal
memiliki peran penting bagi perekonomian suatu
negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi,
pertama yaitu sebagai sarana pendanaan usaha atau
sebagai sarana bagi perusahan untuk mendapatkan
dana dari masyarakat pemodal atau investor (Suad
Husnan, 2004). Kedua pasar modal menjadi sarana
bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen
keuangan seperti saham, obligasi, reksadana dan
lain sebagainya. Pasar modal menjadi salah satu
instrumen penting dalam perekonomi dan
merupakan indikator kemajuan ekonomi suatu
negara.
Untuk memberikan informasi kepada
investor tentang perkembangan bursa, BEI
menyebarkan data pergerakan saham melalui media
cetak dan elektronik. Salah satu pergerakan saham
Jurnal Ekonomi Moneter, 2013 | 2
dengan menggunakan semua Perusahaan Tercatat
sebagai komponen perhitungan indeks. Oleh karena
itu, para investor yang ingin berinvestasi dapat
melihat pergerakan IHSG tersebut di bursa efek
Indonesia. Selain itu para investor dapat melihat
kondisi pasar sedang baik atau buruk. Sehingga
para investor dapat menentukan strategi yang tepat.
Banyak terdapat faktor yang mempengaruhi
Indeks Saham antara lain tingkat suku bunga bank
sentral dan keadaan ekonomi lokal maupun global.
Di Indonesia kebijakan tingkat suku bunga
dikendalikan langsung oleh Bank Indonesia melalui
BI rate yang secara langsung pula mempengaruhi
pergerakan tingkat suku bunga kredit dan deposito
pada bank-bank umum. Bagi para investor,
penurunan tingkat suku bunga pada deposito, akan
mengurangi tingkat keuntungan yang diperoleh bila
dana yang mereka miliki diinvestasikan dalam
bentuk deposito. Hal tersebut membuat keengganan
para investor untuk menyimpan uangnya dalam
bentuk deposito. Akibatnya dana yang terserap dari
masyarakat tidak sempurna dan berpengaruh pada
perubahan keadaan perekonomian suatu negara.
Keputusan para investor untuk
meningkatkan jumlah investasinya akan
memberikan dampak positif terhadap total
perekonomian, sebab peningkatan jumlah investasi
secara nasional akan dapat meningkatkan tingkat
produktifitas dan juga dapat memperluas
kesempatan kerja.
Bedasarkan keadaan di lapangan mayoritas
bursa Asia dibuka menguat, pada 24 mei 2013
terutama bursa Jepang yang rebound sekitar 2,8
persen pascakoreksi signifikan yang terjadi
kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan pun
potensial terdorong naik. Harga minyak dunia
masih relatif flat di level 94,3 dollar AS per barrel
sementara nilai tukar rupiah menguat ke level Rp
9.772 per dollar AS. Riset Samuel Sekuritas
Indonesia memerkirakan, IHSG akan turut
mengalami technical rebound seiring penguatan
bursa regional dan telah netralnya sentimen negatif
dari koreksi bursa Jepang kemarin. Penguatan
Rupiah pagi ini juga akan membawa sentimen
positif di IHSG terutama saham-saham yang telah
terkoreksi signifikan seperti sektor properti dan
konsumer. Indeks resisten di level 5.175 (Rusdi
Amral, bisniskeuangan.kompas.com, 2013).
Pada hari perdagangan, 23 Mei 2013
merupakan perdagangan buruk di IHSG. Pasalnya
beberapa indeks saham mulai bergejolak dan mulai
menunjukkan penurunan yang lumayan besar
sebesar 0,92 atau penurunan terburuk pasca
mencapai rekornya IHSG. Saat ini IHSG mengikuti
jatuhnya indeks LQ45 yang juga turut melemah,
indeks saham lain selain indeks tersebut seperti JII
juga melemah dan juga indeks saham ISSI yang
turut melemah membuat IHSG tidak bergairah dan
pasar pun menunjukkan pelemahan, sektor properti
yang menjadi saham besar juga turut tumbang
diikuti saham dari pertambangan
(ekonomi.kompsiana.com).
Berikut ini merupakan data tiga tahun
terakhir menengenai pertumbuhan ekonomi
bedasarkan PDB Harga Berlaku, tingkat suku
bunga deposito pada bank umum dan Indeks Harga
Saham Gabungan di pasar modal Indonesia tahun
2008-2010 yang disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1
Pertumbuhan ekonomi (PDB), tingkat bunga
Deposito (bank umum) dan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) periode 2008-2012
Jurnal Ekonomi Moneter, 2013 | 3
ketika pertumbuhan ekonomi bedasarkan PDB
tahun 2009-2010 mengalami kenaikan, Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami
penurunan. Pergerakan angka PDB pada tahun
2009 sebesar 12,54% menjadi 13,27% pada tahun
2010 dimana terdapat pengaruh negatif antara
pertumbuhan ekonomi terhadap IHSG yang
mengalami penurunan dari tahun 2009 sebesar
87,01% menjadi 46,17% pada tahun 2010.
Sedangkan tingkat suku bunga deposito
berjangka dengan indeks harga saham gabungan
yang merupakan suatu jenis investasi, sesuai pada
konsep yang ada dimana jika suku bunga turun,
maka investor enggan untuk menginvestasikan
uangnya. Bedasarkan keadaan di lapangan bahwa
dari tahun 2009 sampai 2010 suku bunga deposito
berjangka mengalami penurunan, yaitu dari 2,49%
menjadi -26,29%. Jika terjadinya perbedaan
tersebut mungkin disebabkan oleh faktor lain yang
mempengaruhinya.
Hal ini menunjukan bahwa terdapat
ketidakkonsistenan antara teori atau konsep yang
ada dengan kenyataan yang berada di lapangan.
Maka, penelitian ini mengambil judul “Pengaruh
Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Suku
Bunga Deposito Berjangka terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan di Pasar Modal
Indonesia”.
2. KERANGKA TEORITIS DAN TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan Ekonomi
A. Defenisi Pertumbuhan
Terdapat beberapa definisi tentang
pertumbuhan ekonomi, dapat dikatakan bahwa
pertumbuhan menyangkut perkembangan yang
berdimensi tunggal dan diukur dengan
meningkatnya hasil produksi dan pendapatan.
Model-model mengenai pertumbuhan ekonomi
harus bisa di uji dengan pengukuran
empiris-kuantitatif. Teori pertumbuhan mengkaji penentu
jangka masa pertengahan dan jangka masa panjang
bagi pertumbuhan output. Pertumbuhan bekalan
faktor - buruh dan modal – dan pertumbuhan daya
pengeluaran atau kemajuan teknik merupakan
sumber-sumber pertumbuhan. Perilaku tabungan
menentukan penimbunan modal.
Pertumbuhan dalam arti terbatas, yaitu
peningkatan produksi dan pendapatan, bisa saja
berlangsung tanpa terwujudnya pembangunan
(Sumitro Djojohadikusumo ; 1994). Sedangkan
pengertian pertumbuhan ekonomi menurut kuznets
adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang
dari negara-negara yang bersangkutan untuk
menyelidiki berbagai barang ekonomi kepada
penduduknya yang ditentukan atau kemungkinan
oleh adanya kemajuan atau
penyesuaian-penyesuaian teknologi institusional (kelembagaan)
dan ideologis terhadap berbagai tuntutan yang ada.
Secara umum pertumbuhan ekonomi
didefenisikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan pendapatan perkapita penduduk
suatu masyarakat atau negara meningkat dalam
jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan
suatu proses dimana PDB riil penduduk meningkat
secara terus menerus melalui kenaikan
produktifitas perkapita (Nurul Huda dkk, 2007:47).
Pertumbuhan ekonomi mencerminkan
kegiatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat
bernilai positif dan negatif. Jika pada suatu periode
perekonomian mengalami pertumbuhan positif,
Jurnal Ekonomi Moneter, 2013 | 4
mengalami peningkatan. Sedangkan jika suatu
perioe perekonomian mengalami pertumbuhan
negatif, berarti kegiatan ekonomi pada periode
tersebut mengalami penurunan.
B. Laju pertumbuhan (rate of growth)
Laju pertumbuhan (rate of growth) dapat
dijadikan tolak ukur cepat-lambatnya proses
pertumbuhan ekonomi yang merupakan inti dalam
teori pertumbuhan. Ada beberapa defenisi tentang
laju pertumbuhan dan berbagai cara mengukurnya.
Pendekatan sederhana adalah menyangkut
pertambahan pada variabel-variabel dalam fungsi
produksi: artinya, pertambahan pada variabel
modal dan akhirnya pertambahan pada pendapatan
nasional.
Dalam hal tenaga kerja, L bertambah
(misalnya) sehubungan dengan pertambahan
penduduk, L tingkat pertambahannya ataupun laju
pertumbuhannya dinyatakan sebagai delta L.
Demikian pula mengenai modal K dinyatakan
sebagai delta K, sedangkan tingkat kenaikan
ataupun laju pertumbuhan perihal pendapatan
nasional dinyatakan sebagai delta Y. Pengertian
pokok laju pertumbuhan mengenai suatu variabel
ialah nisbah (ratio) tambahan variabel itu terhadap
variabel pada tingkat awal. Pertumbuhan terjadi
pada kurun satu tahun. Secara umum hal ini dapat
menunjukan tingkat perubahan pada variabel itu
dalam kaitannya dengan faktor waktu.
C. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi
Pendekatan kaldor
Nicholas Kaldor (1908-1986)
(1) A new Model of Economic Growh, 1962 (2) Capital Accumulation and Economic
Growth,1969
(3)Collective economic Essays 1960-1980, 1980; 8
Vols Khusus vol. 2: Essays on Economic
Stability and growth
Dalam mata pandangan Kaldor, makna
suatu teori ialah ulasan analitis yang sifatnya
terpaksa agak sederhana tentang proses ekonomi
yang majemuk. Dalam pada itu, oleh Kaldor
ditandaskan bahwa analisis dalam teori harus
bersumber pada pemantauan langsung tentang
realitas ekonmi dalam kehidupan masyarakat. Hasil
pemantauan harus diuji secara terus-menerus
dengan pengalaman empiris-kualitatif. Jika terdapat
pikiran-pikiran di bidang teori ternyata tidak
dibenarkan oleh fakta dan data dalam
perkembangan keadaan, maka satu sama lain harus
diperbaiki diubah ataupun diganti oleh pendekatan
teoritis yang baru
Metodologi yang ditempuh oleh kaldor
dimulai dengan seleksi fenomena ekonomi yang
paling relevan dan dianggap mencerminkan ciri-ciri
pokok permasalahan serta menghasilkan kerangka
acuan. Dalam hubungan ini feomena-fenomena
yang bersangkutan dipandang oleh kaldor sebagai
stylized facts. Stylized facts dapat diartikan sebagai
wujud sederhana yang lebih kompleks, menyangkut
ciri-ciri pertumbuhan ekonomi yang dalam persepsi
umum dianggap sebagai kebenaran. Stylized facts
dijadikan acuan yang cukup realistis bagi
pengembangan teori dan penyusunan model. Syarat
utama bahwa Stylized facts dapat diuji secara
empiris-kualitatif bedasarkan data-data konkret
yang muncul atau ditentukan dalam perkembangan
keadaan selanjutnya. Dalam jangka panjang
mengenai masalah pertumbuhan, Kaldor
perhatiannya semakin menunjukan kepada masalah
konkret yang berjalan dalam masa yang panjang
dan meninggalkan metodologi bedasarkan
model-model ekonomi makro.
Pendekatan kuznets
Simon Kuznets (1901-1985)
(1)Modern Economic Growth, Rate, Structure and
Spread, 1960
(2)Economic Growth of Nations: total output and
Jurnal Ekonomi Moneter, 2013 | 5
(3) Growth, Population and Income Dristibution, 1979
Pandangan kuznets mengenai kegiatan
ekonomi masyarakat berpangkal pada kerangka
perhitungan nasional dengan penjabarannya tentang
tentang unsur-unsur komponen dalam pendapatan
nasional. Pengertian-pengertian pokok pada
kerangka analisis keynes mengenai hubungan
konsumsi – tabungan – investasi – pendapatan
dalam tata susunan ekonomi secara menyeluruh,
hal tersebut dikenal dengan time series analysis.
Dengan begitu, pemikiran teoritis dibidang
ekonomi dijelmakan dari ilmu deduktif menjadi
ilmu kuantitatif.
Kuznets mengemukakan enam karakteristik
atau ciri proses pertumbuhan ekonomi yang bisa
ditemui hampir semua negara maju :
1. Tingkat pertumbuhan output perkapita dan
pertumbuhan penduduk yang tinggi
2. Tingkat kenaikan total produktifitas yang tinggi
3. Tingkat transformasi struktural ekonomi yang
tinggi
4. Tingkat transformasi sosial dan ideologi yang
tinggi
5. Adanya kecenderungan negara-negara yang
mulai atau yang sudah maju perekonomiannya
untuk berusaha merambah bagian-bagian dunia
lainnya sebagai daerah pemasaran dan sumber
bahan baku yang baru.
6. Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi
yang hanya mencapai sekitar sepertiga bagian
penduduk dunia.
Adapun tiga faktor atau komponen utama
dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa
yaitu akumulasi modal (capital accumulation),
pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja serta
kemajuan teknologi. Sedangkan sumber-sumber
utama bagi pertumbuhan ekonomi adalah adanya
investasi-ivestasi yang mampu memperbaiki
kualitas modal atau sumber daya manusia dan fisik,
yang selanjutnya berhasil meningkatakan kualitas
sumber daya produktif yang bisa meningkatkan
produktivitas seluruh sumber daya melalui
penemuan-penemuan baru, inovasi, dan kemajuan
teknologi.
2.2 Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka
A. Tingkat Suku Bunga
Suku bunga dapat diartikan sebagai
penerimaan yang diperoleh dari sejumlah uang
yang dipinjamkan kepada pihak lain yang
kekurangan dana atas perhitungan waktu dan nilai
ekonomis.
Menurut M. Farid M dalam tesisnya
menguraikan bahwa dalam literatur ekonomi, yang
dimaksud dengan suku bunga adalah „harga‟ yang
terjadi dipasar uang dan modal. Harga disini adalah
harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu
yang ditentukan bersama.
Menurut Nopirin dalam bukunya pengantar
ilmu ekonomi makro-mikro menguraikan bahwa
dalam pengertian sempit, kaum klasik berpendapat
bahwa suku bunga merupakan hasil interaksi antara
tabungan dan investasi. Definisi kaum klasik
tersebut hanya mencakup aktivitas fiskal. Berbeda
dengan pengertian suku bunga yang dikemukakan
oleh John Maynard Keynes, bahwa suku bunga
ditentukan oleh penawaran dan permintaan
terhadap uang.
Klasik mempunyai pendapat lain,
menurutnya pengertian tingkat bunga yang
terdapat dalam buku Ekonomi Moneter adalah
Balas jasa yang diterima seseorang karena
menabung atau hadiah yang diterima seseorang
karena menunda konsumsinya.(Nasution,1999;88)
Suku bunga yang tinggi, akan meningkatkan
hasrat masyarakat untuk menyimpan sehingga
jumlah dana perbankan akan meningkat. Di sisi
perbankan, bank mampu menghimpun dana untuk
disalurkan dalam bentuk kredit. Sebaliknya, tingkat
Jurnal Ekonomi Moneter, 2013 | 6
Maximum ease
bunga luar negeri akan mengurangi hasrat untuk
menabung dan mendorong pengaliran dana ke luar
negeri sehingga bank-bank akan kesulitan
menghimpun dana. Namun, disisi lain tingkat
bunga yang rendah akan mendorong kegiatan
produksi dan investasi. Karena hal tersebut
mengakibatkan kredit perbankan akan meningkat.
Tingkat suku bunga selalu mengalami naik
turun sesuai pada faktor yang mempengaruhinya.
Berikut ini adalah diagram naik turunnya tingkat
suku bunga.
.
Gambar 1
Siklus Tingkat Bunga
Siklus tingkat bunga tersebut ditandai dengan
berbagai kebijakan moneter yang secara umum
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Maximum Ease (Kelonggaran Maksimum)
Suatu keadaan dimana tingkat bunga rendah
sekali. Ini ditandai dengan money supply naik
oleh karena pemerintah melaksanakan
kebijaksanaan moneter ekspansi.
b. Transition to Tightness (Transisi Menuju
Pengetatan)
Suatu keadaan dimana terjadi tingkat bunga
menaik yang disebabkan oleh terjadinya
pendekatan jumlah uang yang beredar di pasar
uang. Hal ini dapat terjadi oleh karena
misalnya saja pemerintah menjual obligasi
sehingga jumlah uang yang beredar menurun
yang mengakibatkan naiknya tingkat bunga.
c. Maximum Tightness (Pengetatan Yang
Maksimum)
Suatu keadaan dimana tingkat suku bunga
tinggi sekali. Hal ini disebabkan adanya
kebijaksanaan pemerintah mengurangi jumlah
uang yang beredar dan dilain pihak tingginya
permintaan akan uang. Dalam keadaan ini
manajer bank dapat mengambil suatu strategi
dengan meminjam jangka pendek dan
meminjamkan jangka panjang. Artinya
apabila bank ingin mencari dana maka
sebaiknya bank tersebut meminjam untuk
jangka waktu yang pendek saja, sedangkan
apabila bank ingin menempatkan dananya,
bank sebaiknya menempatkan dana tersebut
dengan jangka panjang.
d. Transition to Case (Transisi Menuju
Kelonggaran)
Suatu keadaan dimana tingkat suku bunga
kembali mulai turun. Hal ini disebabkan oleh
karena pemerintah mulai mengambil
kebijaksanaan ekspansi moneter sehingga
terjadi adanya penambahan jumlah uang yang
beredar.
Salah satu dari dua macam suku bunga
yang diberikan kepada masyarakat adalah Bunga
yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa
bagi masyarakat yang menyimpan uangnya di
bank. Bunga simpanan merupakan harga yang
harus dibayar kepada masyarakat yang menyimpan
uangnya seperti jasa giro, bunga tabungan, bunga
deposito.
B. Deposito Berjangka
Menurut Undang-undang No.10 Tahun
1998 Pasal 1, deposito adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan
dengan bank. Deposito berjangka merupakan
simpanan masyarakat yang penarikannya dapat
Jurnal Ekonomi Moneter, 2013 | 7
dilakukan setelah jangka waktu yang telah disetujui
oleh kedua belah pihak berakhir.
Sedangkan Deposito Berjangka
didefinisikan suatu simpanan yang memiliki jangka
waktu tertentu dengan tingkat suku bunga tertentu
pula, deposito ini hanya dapat ditarik apabila telah
jatuh tempo. Adapun jenis-jenis dari deposito
berjangka bedasarkan pemberian bungannya yaitu :
1.
Deposito berjangka yang pemberian bunganya dapat dilakukan dengan ketentuan deposandapat mengambil bunganya setiap bulan sesuai
dengan yang diperjanjikan oleh kedua belah
pihak.
2.
Deposito berjangka yang pengambilan atau pemberian bunganya dapat dilakukan dimukapada waktu deposan menyimpan uangnya di
bank.
Deposito berjangka dapat dilihat dalam perhitungan
sebagai berikut :
I = nominal deposito * %* jumlah hari
365 hari
saat jatuh tempo pokok deposito +
bunga
jadi, suku bunga deposito berjangka adalah
harga yang akan diterima atau imbalan balas jasa
bagi masyarakat atas penyimpanan uang dalam
bentuk deposito yaitu simpanan yang boleh diambil
setelah beberapa jangka waktu tertentu sesuai
kesepakatan awal penyimpanan.
2.3 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di
Pasar Modal
A. Pasar modal
Pasar modal (capital market) merupakan
pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat
utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana,
instrumen derivatif maupun instrumen lainnya.
Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi
perusahaan maupun institusi lain (misalnya
pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan
berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal
memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana
kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di
pasar modal merupakan instrumen jangka panjang
(jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham,
obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai
instrumen derivatif seperti option, futures, dan
lain-lain.
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun
1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar
modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan Efek”.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi
perekonomian suatu negara karena pasar modal
menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai
sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana
bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari
masyarakat pemodal (investor). Dana yang
diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk
pengembangan usaha, ekspansi, penambahan
modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal
menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi
pada instrument keuangan seperti saham, obligasi,
reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian,
masyarakat dapat menempatkan dana yang
dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan
dan risiko masing-masing instrument.
B. Saham
Teori arus kapital, menjelaskan konstelasi
tingkat bunga bahwa suatu negara dapat
meningkatkan arus masuk atau arus keluar kapital
pada suatu periode ke periode berikutnya. Ide dasar
Jurnal Ekonomi Moneter, 2013 | 8
mendistribusikan asetnya menjadi
bermacam-macam bentuk aset, dengan tujuan
memaksimimkan nilai tambahnya. Portofolio
merupakan investasi pada lebih dari satu saham
maksutnya adalah penanaman investasi pada lebih
dari satu perusahaan. Hal ini bertujuan agar
investor dapat meminimalkan resiko yang ada
dalam berinvestasi dan bertujuan memperoleh
keuntungan yang tinggi.
Teori saham mempelajari implikasi makro
ekonomi, yang belakangan ini di kembangkan oleh
ekonom Argentina, Roberto Frenkel. Secara
tradisional, modal difokuskan untuk pasar kredit
(pinjaman). Diasumsikan bahwa bank merupakan
sumber kredit dan masuk pada pasar modal
internasional. Asumsi tersebut hanya dibuat untuk
penyederhanaan. Kredit yan dilakukan pemerintah
adalah untuk mengatasi defisit belanja, sedangkan
pada sektor swasta adalah untuk membiayai
investasi, modal kerja, dan kebutuhan konsumsi
lain.
C. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
adalah suatu rangkaian informasi historis mengenai
pergerakan harga saham gabungan, sampai tanggal
tertentu dan mencerminkan suatu nilai yang
berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham
gabungan di bursa efek (Sunariyah ,2003 : 147).
Return indeks merupakan tingkat keuntungan
dari indeks pasar yang akan diterima oleh para
investor. Didalam penelitian ini indeks pasar yang
digunakan adalah Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG). Return IHSG dapat dihitung dengan
formula sebagai berikut (Halim, 2003 : 79) :
Ri = (Pit – Pit-1) / Pit-1
Ket :
Ri = Return indeks pasar (IHSG)
Pit = Indeks pasar (IHSG) pada periode t.
Pit – 1 = Indeks pasar (IHSG) pada periode t -1
(tahun sebelumnya).
Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang
ada di pasar modal sangat berpengaruh terhadap
investasi portofolio yang akan dilakukan oleh para
investor. Karena peningkatan keuntungan IHSG
akan meningkatkan investasi portofolio yang akan
di lakukan oleh para investor untuk menambah
penanaman modal pada perusahaan-perusahaan
yang terdaftar di bursa efek melalui
informasi-informasi yang diterima oleh para investor
mengenai sekuritas-sekuritas yang ada di bursa
efek dengan melihat tingkat keuntungan yang
diharapkan oleh para investor dari tahun ke tahun.
Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai
Pasar dari total saham yang tercatat pada satu hari
tertentu. Jumlah Nilai Pasar adalah total perkalian
setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan
yang berada dalam program restrukturisasi) dengan
harga di BEJ pada hari tersebut. Formula
perhitungannya adalah sebagai berikut:
dimana p adalah Harga Penutupan di Pasar Reguler,x adalah Jumlah Saham, dan d adalah Nilai Dasar.
Perhitungan Indeks merepresentasikan
pergerakan harga saham di pasar/bursa yang terjadi
melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar
akan disesuaikan secara cepat bila terjadi
perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain
yang tidak terkait dengan harga saham. Harga
saham yang digunakan dalam menghitung IHSG
adalah harga saham di pasar reguler yang
didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan
Jurnal Ekonomi Moneter, 2013 | 9
Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu
setelah penutupan perdagangan setiap harinya.
Dalam waktu dekat, diharapkan perhitungan IHSG
dapat dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam
beberapa menit, hal ini dapat dilakukan setelah
sistem perdagangan otomasi diimplementasikan
dengan baik.
2.4 Kerangka Pemikiran
Seperti yang telah di ungkapkan diatas,
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah
perekonomian dalam jangka panjang yang sangat
kompleks. Banyak perbedaan pandangan tentang
pertumbuhan ekonomi dilihat dari berbagai sudut
pandang seorang ekonom. Laju pertumbuhan
ekonomi selalu mengalami kenaikan yang berarti
tumbuh positif dan mengalami penurunan yang
berarti tumbuh negatif. Karakteristuk pertumbuhan
ekonomi yang dikemukakan oleh kuznets salah
satunya adalah produktifitas yang tinggi. Dengan
produktifitas yang tinggi akan mampu mondorong
pertumbuhan ekonomi yang tinggi pula.
Akibat pertumbuhan ekonomi positif
tersebut akan mendorong masyarakat untuk
berivestasi, investasi bisa berupa simpanan atau
berupa saham. Indeks harga saham yang
memperoleh keuntungan akan meningkatkan
investasi dimana para investor dapat melihat
sekuritas-sekuritas yang ada pada bursa efek.
Pengakumulasian dan perputaran modal yang ada
di masyarakat akan menggerakan perekonomian
terus tumbuh. Pada dasarnya dari setiap kegiatan
ekonomi melalui tinggi rendahnya tingkat suku
bunga dapat mendorong atau tidaknya masyarakat
untuk menabung atau berinvestasi.dimana menurut
teori klasik suku bunga didapat dari interaksi antara
tabungan dan investasi.
Gambar 2
Kerangka pemikiran
Variabel independent (X1)
Pertumbuhan ekonomi
Variabel Independent
(X2)
Tingkat suku bunga deposito
berjangka
Variabel Dependent
(Y)
Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG)
Hipotesis
Jurnal Ekonomi Moneter, 2013 | 10
2.5 HipotesisDari kerangka pemikiran seperti yang telah
disebutkan dapat diambil beberapa hipotesis
sebagai berikut :
H0 : β0 = 0 : tidak terdapat hubungan positif antara pertumbuhan ekonomi dan tingakat
suku bunga deposito terhadap indeks
harga saham gabungan.
H1 : β0 ≠ 0 : terdapat hubungan positif antara pertumbuhan ekonomi dan tingakat
suku bunga deposito terhadap indeks
harga saham gabungan.
3.
METODOLOGI PENELITIAN3.1 Metode Analisis Data
Adapun ruang lingkup penelitian ini meliputi
variabel dependent gabungan di pasar modal
indonesia dan variabel independent, yaitu
pertumbuhan ekonomi dan tingkat suku bunga
deposito berjangka. Data mentah yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data tahunan dari tahun
2000-2012. Data pertumbuhan penduduk
menggunakan data Produk Domestik Bruto
bedasarkan harga berlaku pada tingkat pendapatan
perkapita. Sedangkan data tingkat suku bunga
deposito berjangka menggunakan tingkat suku
bunga deposito pada Bank Umum.
Jenis penilitian dari segi pendekatan dibagi
menjadi dua macam yaitu, pendekatan kualitatif
dan pendekatan kuantitatif. Sedangkan dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam penelitian ini data dihimpun dengan
menggunakan data sekunder dengan jenis data time
series, data yang diperoleh dari Bank Indonesia
(BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Metode pengumpulan data dengan library
research. Namun terkadang buku referensi yang
kita miliki sudah tidak up to date karena ilmu yang
selalu berkembang, oleh karena itu penelitian ini
menggunakan internet research.
Adapun jenis peneilitian yang dipakai yaitu
pengujian hipotesis khususnya dengan
menggunakan analisis regresi berganda. Seperti
menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji
normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedestisitas dan uji autokorelasi. Sedangkan
uji statistiknya menggunakan uji t, uji f dan uji
determinasi.
3.2 Operasional Variabel
Agar lebih mudah memahami tentang
penggunaan variabel-variabel dalam penelitian ini,
maka lihat tabel operasional variabel berikut ini :
Tabel 2
Operasional Variabel
Variabel Defenisi Skala
Pertumbuhan
Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
menurut kuznets adalah
kenikan kapasitas dalam
jangka panjang dari
negara-negara yang
bersangkutan untuk
menyelidiki berbagai
barang ekonomi kepada
penduduknya yang
ditentukan atau
kemungkinan oleh adanya
kemajuan atau
penyesuaian-penyesuaian
teknologi institusional
(kelembagaan) dan
ideologis terhadap
berbagai tuntutan yang
ada.
Jurnal Ekonomi Moneter, 2013 | 11
Tingkat
Suku Bunga
Deposito
Berjangka
(SBDB)
Suku bunga deposito
adalah harga yang akan
diterima atau imbalan
balas jasa bagi masyarakat
atas penyimpanan uang
dalam bentuk deposito
yaitu simpanan yang boleh
diambil setelah beberapa
jangka waktu tertentu
sesuai kesepakatan awal
penyimpanan.
Rasio
Indeks
Harga
Saham
Gabungan
(IHSG)
Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) adalah
suatu rangkaian informasi
historis mengenai
pergerakan harga saham
gabungan, sampai tanggal
tertentu dan
mencerminkan suatu nilai
yang berfungsi sebagai
pengukuran kinerja suatu
saham gabungan di bursa
efek (Sunariyah ,2003 :
147).
Rasio
3.3 Model fungsi
IHSG = ƒ (pertumbuhan ekonomi, tingkat suku
bunga deposito berjangka)
Sedangkan rumus statistik adalah sebagai berikut:
IHSG = βo + β1 PE + β2 SBDB + error, 5% Dimana :
IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan
PE = Pertumbuhan Ekonomi
SBDB = Suku Bunga Deposito Berjangka
β0 = Konstanta
β1 dan β2 = Koefisien Regresi dari masing-masing variabel yang mempengaruhi
Indeks harga saham gabungan,
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bedasarkan model regresi yang telah dijelaskan
bedasarkan analisis menggunakan SPSS, hubungan
antara pertumbuhan ekonomi dan tingkat suku
bunga deposito berjangka terhadap indeks harga
saham gabungan dipasar modal indonesia dapat
disimpulkan persamaan garis regresi dari tabel 3
coefficienta sebagai berikut :
Y = -5675,799 + 0,001PE -51,742 SBDB ;5 %
Dalam penelitian ini akan dipaparkan hasil
analisis yang telah dilakukan. Hasil analisis data
sekunder yang telah diolah yaitu :
4.1 Uji Asumsi klasik
a. Uji normalitas
Gambar 3
Bedasarkan gambar 3, dapat dilihat bahwa
titik-titik tidak menyebar disekitar garis diagonal
dan penyebarannya tidak mengikuti garis diagonal.
Dengan demikian penyebaran data IHSG tidak
mengikuti asumsi normalitas.
Jurnal Ekonomi Moneter, 2013 | 12
Tabel 3
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Pertumbuhan_
Ekonomi
,424 2,361
SBDB ,424 2,361
a. Dependent Variable: IHSG
Bedasarkan tabel 3 tersebut diperoleh bahwa
semua variabel bebas memiliki nilai tolerance
diatas 0,1 dan nilai VIF kedua variabel independent
adalah 2,361 lebih kecil dari 5. Dengan demikian
tidak terdapat masalah multikolonieritas dalam
model regresi. Jadi dapat disimpulkan tidak
terdapat korelasi antara variabel-variabel
independent.
c. Uji heteroskedestisitas
Gambar 4
Dengan melihat gambar 4 tersebut tidak
terdapat pola yang jelas serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedestisitas pada model regresi ini.
d. Uji autokorelas
Tabel 4
Model Summaryb
Mod
el
R R
Squar
e
Adjust
ed R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,960a ,922 ,906 430,901 2,204
a. Predictors: (Constant), SBDB,
Pertumbuhan_Ekonomi
b. Dependent Variable: IHSG
Bedasarkan tabel 4 diperoleh nilai
Durbin-Watson sebesar 2,204 dengan derajat kepercayaan
5%, berarti tidak terdapat kesimpulan autokorelasi.
4.2 Koefisien Determinasi
Dalam uji determinasi dapat dilihat pada tabel
4 model summeryb dengan melihat adjusted R2. nilai adjusted R2 adalah 0,906, hal tersebut berarti 90,6% variabel IHSG dapat dijelaskan oleh
variabel independentnya yaitu pertumbuhan
ekonomi dan SBDB. Sisanya sebesar 9,4%
dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar
persamaan.
4.3 Uji t
Tabel 5
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Stan
dardi
zed
Coef
ficien
ts
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Const
ant)
-5675,799 1806,575 -3,142 ,010
Pertumb
uhan_E
konomi
,001 ,000 ,874 6,428 ,000
SBDB -51,742 64,169 -,110 -,806 ,439
Jurnal Ekonomi Moneter, 2013 | 13
Hasil hipotsis penelitian pengaruh
pertumbuhan ekonomi dan tigkat suku bunga
deposito berjangka terhadap indeks harga saham
gabungan secara parsial adalah sebagai berikut :
1. Nilai t-hitung pada pertumbuhan ekonomi sebesar
6,428 dengan tingkat signifikan 0,000. Karena
nilai signifikansi lebih kecil dari 5% dan nilai
t-hitung lebih besar dari t-tabel 2.179, maka
terdapat pengaruh signifikan antara variabel
pertumbuhan ekonomi terhadap IHSG.
2. Nilai t-hitung pada SBDB sebesar –0,806 dengan
tingkat signifikn 0,439. Karena nilai signifikansi
lebih besar dari 5% dan nilai t-hitung lebih kecil
dari t-tabel 2.179 , maka tidak terdapat pengaruh
secara signifikan antara variabel SBDB terhadap
IHSG.
4.4 Uji f
Tabel 6
Dapat dilihat bahwa nilai signifikansi
sebesar 0,000 dan nilai F hitung 58,823. Karena
nilai signifikansi dan F hitung lebih kecil dari 5%,
maka ada pengaruh antara pertumbuhan ekonomi
dan SBDB terhadap IHSG.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Bedasarkan analisis yang telah dilakukan pada
penelitian ini menyimpulkan bahwa:
1. Dari hasil penelitian menunjukan variabel
pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif
terhadap IHSG, dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima.
2. Dari hasil penelitian menunjukan variabel
tingkat suku bunga deposito berjangka (SBDB)
berpengaruh negatif terhadap IHSG, dengan
demikian H0 diterima dan H1 di tolak.
Jadi, dari hasil hipotesis tersebut diartikan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
pertumbuhan ekonomi terhadap IHSG. Hal tersebut
sesuai dengan teori pertumbuhan ekonomi dimana
jika Indonesia mengalami penurunan tingkat
pertumbuhan ekonominya para investor terutama
investor asing enggan menginvestasikan modalnya
dikarenakan takut mengalami kerugian. Sedangkan
tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara
SBDB terhadap IHSG. Hal tersebut tidak
membuktikan teori dimana jika SBDB turun maka
IHSG akan turun juga, karena investor cenderung
tidak mau menginvestasikan modalnya.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta
beberapa kesimpulan dan keterbatasan pada
penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat
diberikan melalui hasil penelitian ini agar
mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa
meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi
IHSG.
a. Predictors: (Constant), SBDB,
Pertumbuhan_Ekonomi
Jurnal Ekonomi Moneter, 2013 | 14
2. Bagi peneliti selanjutnya dapat memperpanjang
periode amatan. Sehingga dapat megetahui
pengaruh IHSG secara lebih detail.
3. Bagi peneliti dapat menggunakan input dan
variabel yang lebih banyak yang juga
berpengaruh agar mendapat ramalan yang baik
dari model sebelumnya.
4. Mempertimbangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi variabel dependentnya
5. Menggunagakan data yang tepat agar dapat
memperkecil error.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumo, Sumitro Djojohadi. 1994.
Perkembangan Pemikiran Ekonomi; Dasar Teori
Ekonomi Pertumbuhan Dan Ekonomi
Pembangunan. Jakarta: PT Pustaka LP3ES.
Lestari, Ayu Zakya. 2010. Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi Regional di Provinsi Jawa Barat (Periode
1995-2008). Skripsi. UIN Jakarta.
Nugroho, Yohanes Yuni Eko. 2010. Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku
Bunga Deposito Berjangka Di IndonesiaTahun
2006-2008. Skripsi. Universitas Diponogoro
Semarang.
Pohan, Aulia. 2008. Potret Kebijakan
Moneter Indonesia. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung.
2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (mikroekonomi dan
makroekonomi). Edisi ketiga. Jakarta; Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Rasyidi, Anwar. 2011. Pengaruh
Pertumbuhan Domestik Bruto dan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja Terhadap Kemiskinan
di Indonesia. Skripsi. UIN Jakarta.
Witjaksono, Ardian Agung. 2010. Analisis
Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak
Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks
Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG
(studi kasus pada IHSG di BEI selama periode
2000-2009). Tesis. Universitas Diponogoro
Semarang.
www.bi.go.id
www.bps.go.id
http://www.scribd.com/doc/52060783/SUKU-BUNGA-BANK-TEORI-dan-PENGERTIAN
elib.unikom.ac.id/download.php?id= 16274
elib.unikom.ac.id/download.php?id= 16368
http://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Harga_Saham_