• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Buku Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris"

Copied!
189
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Sistem Pendidikan Vokasi

di Inggris

Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London

(3)

Kedut aan Besar Indonesia (KBRI) London xii + 17

6

hlm.,: 176 x 250 cm

ISBN: 978-0-9928864-6-2

Pelindung : Dr. Rizal Sukm a

Pengarah : Prof. E. Am inudin Aziz, M .A., Ph.D.

Penelaah : Dr. Agus Set iawan

Penyelia (Editor) : Dorot hy Ferary

Layout & Cover : Desm a Yuliadi Saput ra

Tim penulis : Aprillyana Dw i Ut am i, Arihdya Caesar Prat ikt a, Aziza Rest u Febriant o, Budi Waluyo,

Davina Azalia Khan, Dorot hy Ferary, M elisa Apriyani, Navila Roslidah, Rinda S. Kurnia, Sri Lest ari,

Tracey Yani Harjatanaya, Uyun Nishar

(4)

iii

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

M odel Pendidikan Vokasi/ Kejuruan yang dilaksanakan di Inggris Raya sesungguhnya dapat m enjadi salah sat u rujukan terbaik unt uk bisa dilak-sanakan di dalam sist em pendidikan vokasi di Indonesia. Sebagai salah sat u negara m aju, Inggris Raya t elah m engem bangkan m odel pendidikan dan lat ihan yang t elah m engalam i berbagai penyesuaian dengan t unt ut an dan perkem bangan zam an. Dengan pengalam an panjang ini, Inggris Raya telah mampu bert ahan dan tampil sebagai salah satu penyedia pendidikan terbaik di dunia. Begit u banyak negara telah dan akan terus belajar ke pusat-pusat pendidikan dan lat ihan di Inggris Raya ini, seolah ia m enjadi m agnet yang senant iasa m enarik set iap benda yang ada di sekelilingnya dan kem udian berada di pusarannya.

Buku karya para m ahasisw a Indonesia yang sedang belajar di per-guruan-perguruan t inggi t ernama di Inggris Raya yang secara khusus m e-nyajikan t ulisan tentang praktik-praktik terbaik pendidikan vokasi di Inggris Raya ini berisi kajian yang sangat baik. Pem bahasannya dapat m enjadi salah satu bahan bandingan unt uk bisa dit erapkan di Indonesia, tent unya dengan berbagai penyesuaian yang dianggap perlu. Hal ini diyakini akan menjadi inspirasi bagi Pemerint ah Republik Indonesia m elalui Kem enterian Pendidikan dan Kebudayaan besert a seluruh jajarannya yang dalam

SAM BU TAN

(5)

beberapa t ahun t erakhir ini, m elalui Program Naw acit a Pem erint ahan Presiden Joko W idodo, telah m enem pat kan pendidikan vokasi sebagai salah sat u target penataan guna penyesuaian dengan kebut uhan lapang-an pekerjalapang-an. M em lapang-ang perlu diakui bahwa perkem blapang-anglapang-an laplapang-anglapang-an pe-kerjaan akan selalu m aju lebih pesat dibandingkan dengan program pen-didikan yang m enyiapkan tenaga-tenaga pengisi lapangan pekerjaan it u. Nam un, proses penyesuaian, m elalui adapt asi m aupun adopsi, m odel pendidikan yang berasal dari prakt ik-prakt ik terbaik di negara m aju, dapat m enjadi salah sat u upaya m elakukan lom pat an beberapa langkah ke depan unt uk m engim bangi kem ajuan lapangan pekerjaan yang sangat pesat tadi. Oleh karena it u, kehadiran t ulisan di buku ini diharapkan dapat menyediakan jembatan unt uk lom pat ke masa depan itu secara lebih cepat. Keberhasilan penyelesaian buku ini t idak terlepas dari kerja keras dan kerja cerdas Prof. E. Am inudin Aziz, M .A., Ph.D., Atase Pendidikan dan Kebudayaan (At dikbud) Kedut aan Besar Republik Indonesia (KBRI), London yang m em ulai gagasan penulisannya, m erum uskannya ke dalam bent uk rujukan penulisan, dan m engkoordinasikan penulis, editor, dan

review er, serta m enyelenggarakan sem inar terbatas para pakar pendidik-an vokasi di Inggris Raya. Unt uk it u, saya m enyam paikpendidik-an selam at at as ram pungnya penyusunan t ulisan ini dan terim a kasih atas kerja kerasnya t ersebut .

London, Desem ber 2017

(6)

v

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

Terbit nya laporan Bank Dunia pada awal dekade ini yang m enyebut bahwa Indonesia akan m em iliki lim pahan penduduk produkt if pada kisaran t ahun 2020 – 2030 bukan saja m enjadi berit a baik yang disam but suka cit a, m elainkan juga m enyisakan persoalan rum it bagi para pem im pin di negeri ini. Di sat u sisi, bonus kependudukan (demographic devidend/ bonus) ini bisa m enjadi daya ungkit dan daya dorong peningkatan produk-t iviproduk-t as. Pada m asa lim pahan penduduk, sudah dapaproduk-t dipasproduk-t ikan bahw a kebanyakan anggota m asyarakat akan m em iliki dan m engisi lapangan pekerjaan, serta m em beri sum bangsih sat u sam a lain m enurut keahlian yang dim ilikinya. Kondisi t ersebut akan t ercapai m anakala ada fasilit asi pem erint ah yang m em ungkinkan set iap, atau set idaknya, kebanyakan w arga negara yang akan m engisi usia produkt if pada lim pahan penduduk it u m am pu m enyiapkan dirinya m enjadi t enaga kerja dan t enaga ahli yang benar-benar t eram pil dan cakap unt uk m engisi periode em as t er-sebut . Sebaliknya, ket ika pem erintah m alah t idak m am pu m engelola limpahan t ersebut melalui penyediaan jalan pet a (roadmap) pemanfaatan-nya, m aka hal itu just ru akan m enjadi beban yang t eram at berat. Persaingan di ant ara m asing-m asing orang dengan karakt er usia yang ham pir sam a akan m enim bulkan persoalan-persoalan yang sem akin rum it . Alih-alih

SAM BU TAN

(7)

membaw a berkah, limpahan penduduk itu dikhawatirkan akan menjadikan masyarakat terperangkap pada kemandegan produktivitas, sebab ekonomi dan pendapatan m asyarakat tidak mampu beranjak naik ke tingkat terbaik, melainkan hanya pada t ingkat biasa-biasa saja (middle income trap).

Penyiapan at au fasilit as yang dit untut dari pemerint ah unt uk m enyam-but m asa em as berupa lim pahan penduduk usia produkt if it u seringkali dikait kan dengan kewajiban pemerintah m enyediakan pendidikan dan pe-lat ihan yang sesuai dengan dunia pekerjaan yang akan dihadapi di m asa emas tersebut . Sebagai regulator, pem erintah selalu dihadapkan kepada persoalan untuk bisa m emetakan kebutuhan masyarakat m asa depan. Di samping it u, pem erintah juga senant iasa dim inta untuk bisa m engendali-kan dunia kerja yang pada akhirnya aengendali-kan m enjadi pengguna tenaga-tenaga hasil-hasil pendidikan dan lat ihan yang diselenggarakan dan diat ur oleh pem erintah. Dalam kait an ini, pemerint ah Republik Indonesia m em buat terobosan melalui upaya m enata kembali pendidikan kejuruan/ vokasi yang lebih sejalan dengan t antangan dan diperlukan di masa depan. Penataan ini dilakukan baik pada pendidikan jenjang sekolah m enengah yakni di Sekolah M enengah Kejuruan (SM K) m aupun pada pendidikan t inggi, khususnya di politeknik dan sekolah t inggi.

Pada t ahap awal program penat aan pendidikan vokasi ini, pemerint ah m elalui Kem ent erian Pendidikan dan Kebudayaan (Kem dikbud) dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristek Dikt i) akt if m elakukan kaji banding terhadap praktik-prakt ik terbaik (best pract ices) di berbagai negara, baik di Am erika, Eropa, Australia, maupun Asia. Sebagai kepanjangan tangan dari Kemdikbud, para Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) di berbagai negara dim inta berada pada barisan terdepan unt uk bisa mem berikan informasi paling sahih dan t erpercaya t entang prakt ik t erbaik pendidikan vokasi di negara akreditasi m asing-masing. Hal ini di-lakukan mengingat akses para At dikbud di negara-negara akredit asi yang memungkinkan diperolehnya inform asi secara lebih cepat dan lengkap.

(8)

vii

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

suaikannya dengan kondisi nyata di Indonesia, m anakala prakt ik-prakt ik t erbaik it u akan dilaksanakan di lingkungannya. Tent u saja, paparan tentang prakt ik-prakt ik terbaik yang tersaji di dalam buku ini baru m e-rupakan snapshot s t erhadap keseluruhan prakt ik pendidikan vokasi di Inggris Raya ini. Para penulis di buku ini m erupakan m ahasisw a pada jenjang M ast er dan Dokt oral, yang pada salah sat u at au beberapa sisi kajian yang sedang dilakukannya m enelit i dan bersinggungan dengan m asalah prakt ik t er baik pendidikan vokasi ini. Sudut pandang yang m ereka kem ukakan sesungguhnya m erupakan perpaduan dari pem aham -an m ereka tent -ang pendidik-an vokasi y-ang m ereka ket ahui t erjadi di Indonesia, lalu m ereka bandingkan dengan prakt ik-prakt ik yang t erjadi di Inggris Raya. Sisi yang kedua inilah yang pada akhirnya m ereka angkat dan lebih kedepankan unt uk m em beri gam baran yang lebih ut uh tentang prakt ik pendidikan vokasi di Inggris Raya. Kepada m ereka yang t elah t urut m em berikan sum bangsih t ulisannya di buku ini, saya m enyam paikan penghargaan yang set inggi-t ingginya. Di t engah berkejarannya t ugas-t ugas sebagai m ahasisw a dengan jadw al yang am augas-t sangaugas-t padaugas-t , m ereka m asih t et ap bisa m enuliskan pokok-pokok pikirannya secara cerdas. Secara khusus, dua orang ini, yakni Dorot hy Ferari dan Dr. Agus Set iawan, perlu m em peroleh ucapan t erim a kasih secara khusus. Dorot hy t elah berhasil m enghim pun pot ensi besar dari para m ahasisw a Indonesia yang sedang belajar di Inggris Raya, dan m engajaknya unt uk bersedia m enulis. Di t engah kesibukannya, ia juga m asih m enyem pat kan diri m enjadi penyelia (editor) unt uk seluruh t ulisan. Sem entara it u, Dr. Agus Set iawan, anggota Tim Nasional unt uk Revitalisasi Pendidikan Vokasi, Kem dikbud, t elah bersedia unt uk m engkaji set iap naskah yang dit ulis dan m em berikan komentar berupa masukan-m asukan bernas yang kemudian m enjadi bahan penyem purnaan set iap t ulisan. Ketekunan review er, penulis, dan editor buku ini, telah menghasilkan wujud terbaik dari pemikiran-pemikiran yang dimiliki sem uanya.

(9)

penulisan buku Pendidikan Vokasi di Inggris Raya ini. At as saran-saran cerdas beliaulah pada akhirnya buku ini bisa diw ujudkan.

Kep ada Bapak M ent er i Pend idikan dan Kebudayaan, Repub lik Indonesia, Prof. Dr. M uhadjir Effendy, M AP, saya m enghat urkan pengharga-an dpengharga-an terim a kasih ypengharga-ang spengharga-angat t inggi atas kepercayapengharga-an dpengharga-an dukungpengharga-annya sehingga sam pai set akat ini saya dapat m elaksanakan t ugas dengan lancar di Inggris Raya dan Irlandia. Kerja sam a dan dukungan dari Bapak Sekretaris Jenderal Kem dikbud, Dr. Didik Suhardi, Staf Ahli M endikbud Dr. Ananto Kusum a Seta, Kepala Biro Perencanaan dan Kerja sam a Luar Negeri (PKLN), Dr. Suhart i beserta seluruh jajarannya sangat m em bant u pelaksanaan t ugas-t ugas saya di Inggris Raya dan Irlandia. Kepada m ereka ini sem ua, saya hat urkan t erim a kasih.

Akhirnya, saya berharap bahwa kehadiran buku ini dapat m em bant u m em aham i m odel pelaksanaan pendidikan vokasi di Inggris Raya dan bisa m enjadi salah sat u sum ber inspirasi terbaik dalam m enata pendidik-an vokasi di t pendidik-anah air t ercint a. Aam iiin.

London, Desem ber 2017

(10)

ix

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

Buku ini dit uliskan dengan m et ode lit erat ure review yang m em bahas t ent ang sist em pendidikan Inggris secara um um (bab 1) dan im pem ent asi pendidikan vokasi di Inggris (bab 2). Dalam m em berikan gam bar an t ent ang sist em pendidikan vokasi di Inggris, buku ini juga m em berikan inform asi t ent ang sist em penjam in m ut u (bab 3), proses pem belajaran dan penilaian otent ik (bab 5), pem indahan (t ransfer) keteram pilan (bab 5), pem belajaran sepanjang hayat (bab 7), proses bim bingan karier di sekolah (bab 9), sert a kerja sam a public privat e part nership (bab 12) yang dapat m endukung keberlangsungan pendidikan vokasi. Selain it u, buku ini juga m em bahas tentang berbagai isu-isu pent ing dalam pendidik-an vokasi sepert i isu lingkungpendidik-an (bab 4), penggunapendidik-an TIK (bab 8), akses dan kesam aan (bab 10) serta inklusifitas (bab 11).

Dengan segala keterbatasan m etode dan kapasitas para penulis yang dalam proses penulisan buku m asih m erupakan m ahasisw a S2 dan S3 di Inggris, diharapkan buku ini dapat m enjadi acuan aw al dan pem bel-ajaran dasar dalam m em pelajari sist em pendidikan vokasi di Inggris.

London, Desem ber 2017

Dorothy Ferary

(11)
(12)

xi

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris

D AFTAR I SI

SAM BUTAN: Dr. Rizal Sukma iii

SAM BUTAN: Prof. E. Aminudin Aziz, M .A., Ph.D. v

KATA PENGANTAR: Dorot hy Ferary ix

Bab 1: Ikht isar Sist em Pendidikan di Inggris

Dorothy Ferary 1

Bab 2: Perkem bangan Konsep dan Im plem entasi

Pendidikan Vokasi dan Sistem Sert ifikasi di Inggris

Davina Azalia Khan 9

Bab 3: Penjam inan M ut u Pendidikan Vokasi di Inggris

Aprillyana Dw i Utami 2 3

Bab 4: Green-TVET dan Higher-Order Thinking (HOT) Skills

Sri Lestari 3 5

Bab 5: Transferable Skills

M elisa Apriyani 5 1

Bab 6: Pem belajaran dan Penilaian Ot ent ik dalam Pendidikan Vokasi

(13)

Bab 7: Program Pem belajaran Sepanjang Hayat pada Pendidikan Vokasi di Inggris

Aziza Restu Febrianto 7 5

Bab 8: Integrasi TIK dalam Pendidikan Vokasi Inggris

Navila Roslidah dan Dorothy Ferary 8 9

Bab 9: Bim bingan Karier dan Inform asi Lapangan Kerja

Arihdya Caesar Pratikta 107

Bab 10: Akses dan Kesam aan dalam Pendidikan Vokasi

Tracey Yani Harjatanaya 121

Bab 11: Inklusifitas Pendidikan Vokasi di Inggris

Rinda S. Kurnia 139

Bab 12: Konsep dan Im plem ent asi Public Privat e Part nership

pada Pendidikan Vokasi

Budi Waluyo 151

(14)

Kerajaan Inggris dan Irlandia Utara (United Kingdom of Great Brit ain and Nort hern Ireland) at au sering disebut “ Inggr is” m em iliki em pat negar a bagian, yait u; In ggr i s (En gl and ), Skot landi a, W ales, d an Irlandia Ut ara. Set iap negara bagian m em iliki sist em pem erintahan yang berbeda. Pengawasan pendidik-an di Inggr is di t ingkat nasional berada di baw ah Depart em en Pendidikan (Depart ment for Educat ion). Sam a halnya sepert i Indonesia, pem erint ah daerah diberikan kew enangan untuk m elaksanakan kebijakan pendidikan di daerah m asing-m asing. Oleh karena it u, t idak m engherankan jika prakt ik pendidikan ant ara sat u negara bagian dengan negara bagian lainnya m em iliki perbedaan.

Pem erint ah Inggr is m em berlakukan progr am wajib belajar nasional. Berdasarkan Undang-Undang Pendidikan t ahun 1996, orangt ua at au w ali di negara bagian Inggris diw ajibkan unt uk m em ast ikan bahw a set iap anak berusia lim a hingga enam belas t ahun m endapat kan pendidikan. Orangt ua at au w ali yang t idak m engikut i perat uran ini akan m endapat i sanksi sepert i kurungan penjara t iga bulan dan / at au denda £1000. Usia w aj i b b elaj ar i ni m encakup jenj ang

Bab 1:

I khtisar Sistem

Pendidikan di I nggr is

Dorothy Ferary

1

(15)

pendidikan dasar (primary school) dan jenjang pendidikan m enengah

Pendidikan pra-dasar diikut i oleh pesert a didik berusia di baw ah 5 t ahun. Adapun pem belajaran dilakukan dengan cara berm ain. Area pem belajar-an m eliput i bahasa dbelajar-an kom unikasi, perkem bbelajar-angbelajar-an fisik, perkem bbelajar-angbelajar-an pribadi, sosial dan em osional, lit erasi, m at em at ika, pem aham an t ent ang dunia, seni dan r upa (Gov.Uk, n.d(a)). Tidak ada ujian khusus unt uk m enyelesaikan pendidikan ini. Pem erint ah m enyediakan pendidikan pra-dasar t anpa biaya, 15 jam per-m inggunya unt uk anak berusia t iga t ahun ke atas selam a 38 m inggu (Gov UK, n.d.(b)). Orangt ua dapat m em berikan

(16)

3

Dorothy Ferary

tam bahan lam a wakt u sekolah dengan biaya pribadi. Anak yang kedua orangt uanya m em iiki penghasilan di baw ah upah m inim um nasional, m endapat kan pendidikan pra-dasar t anpa bayar dari pem erint ah selam a 30 jam per m inggu (Gov UK, n.d.(b)).

2 . Pendidikan dasar (primary school)

Pendidikan dasar diikut i oleh pesert a didik berusia 4–11 t ahun dan ber-langsung selam a t ujuh t ahun. Ada duaKey St age di t ingkat ini yait u Key St age 1 (unt uk tahun pertam a dan kedua) serta Key St age 2 (unt uk tahun ket iga hingga kelim a). Key St age adalah pem bagian tahapan pem belajar-an sesuai dengbelajar-an ket ram pilbelajar-an dbelajar-an pengetahubelajar-an ybelajar-ang ingin dicapai pada akhir t iap t ahapan. Pada Key St age 1 dan 2, pesert a didik belajar m at e-m at ika, bahasa Inggris, sains, desain dan t eknologi, sejarah, geografi, keteram pilan dan desain, m usik, olahraga, dan kom puter. Selain it u, pada

key st age 2 peserta didik juga belajar bahasa asing. Sekolah juga diwajib-kan unt uk m enyediadiwajib-kan m at a pelajaran agam a dijenjang ini. Pelajaran agam a t idak spesifik pada pendalam an sat u agam a saja, nam un berbagai agam a di dunia. Jika berkeberatan, orangt ua dapat m em inta peserta didik unt uk t idak m engikut i pelajaran ini (Gov UK, n.d.(c)).

3 . Pendidikan menengah (secondary school)

Pendidikan m enengah berlangsung selama lim a hingga t ujuh tahun. Peserta didik pendidikan m enengah t ingkat pert am a berusia 11–16 t ahun. Ada dua Key St age yait u Key St age 3 (unt uk tahun ket ujuh hingga kesem bilan) dan Key St age 4 (unt uk t ahun kesepuluh hingga kesebelas). Set elah m enyelesaikan Key St age 4 (usia 16 t ahun), pesert a didik akan m engam bil ujian General Cert ificat e of Secondary Educat ion (GCSE). Set elah m enye-lesaikan GCSE, peserta didik dapat m em ilih unt uk m elanjut kan ke pen-didikan m enengah atas (jalur akadem ik), penpen-didikan vokasi (vokasional), pr ogram m agang (vo kasio nal), pend idi kan b er kel anj ut an (f u r t her educat ion), atau langsung bekerja. Pendidikan berkelanjutan adalah pem -belajaran pada sat u inst it usi yang m ana t ingkat an pem -belajaran t idak t ergolong t ingkat an pendidikan t inggi.

(17)

untuk mengam bil berbagai t ipe qualifikasi seperti A-Level, Int ernat ional Baccalaureate, Cambridge pre-Universit y, atau Foundat ion.

4 . Pendidikan tinggi (higher education)

Pendidikan t inggi diikut i oleh m ahasisw a berusia di at as 18 t ahun. Ada t iga jenjang yang dapat dit em puh yait u S1 (undergraduat e) yang ber-durasi t iga t ahun, S2 (M ast er) yang biasanya berdurasi sat u t ahun, dan S3 (PhD.) yang berdurasi m inim al t iga t ahun. Di universit as t ert ent u ada beberapa program yang m engkom binasikan jenjang S1 dan S2 dalam sat u program , sehingga di akhir em pat t ahun pem belajaran m ahasisw a langsung m enerim a gelar S2 (M ast er).

Tipe Sekolah

Di negara bagian Inggris, t ipe sekolah dapat dilihat berdasarkan sum ber pendanaan dan pengelolaan sekolah. Berikut adalah beberapa t ipe sekolah di negara bagian Inggris:

1 . State School

St ate School adalah t ipe sekolah yang m endapat kan bant uan dana dari pem erint ah dan m enggunakan kurikulum nasional. St at e School t idak m em ungut uang sekolah dan terbuka bagi seluruh peserta didik dengan t ingkat kem am puan akadem ik yang beragam . Ada em pat jenis St at e School di Inggris (BBC, 2015) yait u:

Communit y School dan Comm unit y Special Schools

Communit y (sekolah unt uk um um ) dan Communit y Special Schools

(sekolah unt uk pesert a didik ber kebut uhan khusus) sepenuhnya dikelola oleh pem erintah daerah.

Foundat ion school, Foundation special school, Trust School

Foundation school (sekolah untuk umum) dan Foundation special school

(sekolah unt uk peserta didik berkebut uhan khusus) m em iliki dewan pengurus t ersendiri yang m em pekerjakan para guru, nam un tetap mendapatkan bantuan dana dari pemerintah. Sementara Trust School

memiliki karakter yang sama dengan Foundation school. Namun, dewan pengurus berasal dari kalangan bisnis atau organisasi nirlaba.

Volunt ary-Aided (VA) School Volunt ary-Aided (VA) School adalah

(18)

5

Dorothy Ferary

lat ar belakang keagam aan. Sekolah ini m enggunakan kur ikulum nasional dan dapat m em ilih agam a apa yang akan diajarkan kepada sem ua pesert a didik.

Volunt ary-Cont rolled (VC) School

Volunt ar y-Cont r olled (VC) School adalah kom binasi Com m unit y School dan volunt ary-aided school, di m ana pemerint ah daerah mem-pekerjakan guru-guru, nam un biasanya gedung dan lahan sekolah adalah milik organisasi keagaamaan.

2 . Free School

Free school adalah t ipe sekolah yang didanai oleh pem erintah, nam un pengelolaannya t idak dilakukan oleh pem erint ah daerah, m elainkan anggota m asyarakat . Kepala sekolah m em iliki w ew enang yang besar pada sekolah t ipe ini, m ulai dari perencanaan kurikulum , uang sekolah, hingga kalender akademik. Sekolah ini terbuka untuk semua, oleh karena itu t idak melakukan seleksi akademik kepada calon peserta didik (Gov UK, n.d.(d)).

3 . University Technical Colleges (UTC)

UTC mirip dengan free school, namun manajemennya dipimpin oleh institusi pendidikan t inggi atau perusahaan. UTC hanya ada di jenjang pendidikan m enengah t ingkat at as dan biasanya m engajarkan pendidikan spesialis. Contoh: teknik, konstruksi, teknik informatika, dan bisnis (Gov UK, n.d.(d)).

4 . Grammar School

Gramm ar School m irip dengan Foundat ion school, nam un Gram m ar School m em iliki w ew enang unt uk m elakukan seleksi yang ketat berdasar-kan kem am puan akadem is. Oleh karena it u, biasanya pesert a didik

Grammar School m em iliki kem am puan akadem is yang lebih t inggi dari-pada t ipe sekolah dari-pada um um nya. Grammar School hanya ada di jenjang pendidikan m enengah.

5 . Academy

(19)

mengikut i kurikulum nasional akan tet api tetap harus mengikut i beberapa peraturan nasional seperti m engakomodir peserta didik yang berkebut uhan khusus. Academy diizinkan unt uk menerima sponsor utam a, baik it u dari perusahaan m aupun perorangan, yang mana sponsor m em iliki andil yang besar dalam menent ukan kurikulum dan kebijakan sekolah. Hal ini menim-bulkan pro dan kontra; di sat u sisi sekolah dengan tipe Academy diberikan kebebasan dalam pengelolaan sekolah, di sisi lain ini tipe sekolah seperti ini rentan dengan pengakom odiran kepentingan sponsor.

6 . Public School

Public school juga dikenal sebagai independent school at au pr ivat e school. Public school berbeda dengan st at e school. Publik di sini bukan berart i “ sekolah negeri” (=st ate school) layaknya di Indonesia. Public school

adalah sekolah swasta yang m em ungut uang sekolah dan m em iliki ke-bebasan unt uk m enent ukan kurikulum dan persyarat an m asuk. Dikat a-kan public karena sekolah ini terbuka untuk seluruh m asyarakat (public).

7 . Sixt h-form Colleges

Sixt h-form Colleges adalah sekolah yang m enerim a dana bant uan dari pem erint ah, nam un hanya m engkhususkan pada pem elajaran jenjang m enengah set elah Key St age 4.

Pendidikan Vokasi di Inggris

Sist em pendidikan vokasi(Vocat ional Educat ion Training) di Inggris di-m ulai dari jenjang pendidikan di-m enengah set elah key st age 4 hingga pendidikan t inggi. Pada pendidikan vokasi, pesert a didik belajar hal-hal prakt ik yang berhubungan langsung dengan pekerjaan. Ada dua tipe pen-didikan vokasi. Pert am a adalah penpen-didikan vokasi yang berfokus pada pem belajaran di inst it usi, baik it u sekolah vokasi m aupun inst it usi prof esional. M elalui jalur ini, pesert a didik lebih banyak m elakukan pem elajaran di dalam sebuah institusi pendidikan.

(20)

7

Dorothy Ferary

didikan lokal (CA4P, 2017). M elalui jalur ini, peserta didik m enerim a upah kerja dari perusahaan. Perserta didik biasanya m enghabiskan sat u hari per m inggu di perguruan t inggi unt uk m em elajari sert ifikat t eknis dan sisa wakt u m ereka dalam pelat ihan atau bekerja.

Kualifikasi pendidikan vokasi yang um um diam bil oleh peserta didik adalah BTEC (Bu sin ess & Tech nol ogy Edu cat ion Cou nci l) dan VCE (Vocat ional Cert ificates of Educat ion). BTEC terdiri dari em pat t ingkatan yait u: BTEC First Diploma, BTEC Nat ional, HNCs (BTEC Higher Nat ional Cert ificat es dan HNDs (BTEC Higher Nat ional Diploma). Sem entara VCE terdiri atas dua tingkatan yait u: Vocational AS Level dan Vocat ional A Level. Unt uk program m agang, ada dua t ingkatan m agang di jejang sekolah m enengah yait u int ermediat e apprent iceship (set ara degan GCSE) dan

advanced apprent iceship (set ara dengan A-level). Sem ent ara unt uk pen-didikan t inggi ada dua t ingkat an m agang, yait u higher apprent iceship

(set ara Foundat ion) dan degree apprent iceship (set ara dengan S1). M enanggapi kebut uhan pasar unt uk tenaga kerja yang m em iliki ke-t eram pilan ke-t inggi, pem erinke-t ah negara bagian Inggris m enggalakan pen-didikan vokasi dengan m elakukan beberapa terobosan sepert i peningkat-an program m agpeningkat-ang di t ingkat Pendidikpeningkat-an m enengah. Sejak bulpeningkat-an April 2017, pem erint ah negara bagian Inggris juga m ew ajibkan perusahaan lokal yang t ot al pengeluaran gaji karyaw annya lebih dari £3 jut a per t ahun unt uk m em bayar apprent iceship levy (GovUK, nd(e)). Dengan adanya

apprent iceship levy, sekolah m endapat kan t am bahan dana unt uk m e-lakukan program m agang.

Kesimpulan dan Pembelajaran

(21)

sepert i bahasa asing, kom puter, dan desain sebagai m ata pelajaran yang w ajib m ulai dari key st age 1 (pendidikan dasar). Selain it u, berbeda dengan Indonesia di m ana pesert a didik t ingkat pendidikan m enengah at as dapat m em ilih jurusan yang ingin didalam i, di negara bagian Inggris, pesert a didik dapat m em ilih m at a pelajaran yang ingin didalam i. Pesert a didik diberikan kebebasan unt uk m em ilih m ata pelajaran yang condong ke sat u bidang saja (contoh: m ata pelajaran-m ata pelajaran sains) atau m enggabungkan m at a pelajaran dari bidang yang berbeda (cont oh: m enggabungkan m at a pelajaran sains dan sosial).

Dari segi t ipe sekolah, negara bagian Inggris m em iliki t ipe-t ipe sekolah yang jauh lebih ber agam dar ipada Indonesia, seper t i f r ee school, volunt ary-aid school, dan academy. Hal ini m em berikan kesem patan bagi anggot a m asyarakat at au inst it usi dalam m asyarakat unt uk t urut ber-part isipasi dalam m engem bangkan pendidikan yang berkualitas. Yang paling m enarik unt uk dilihat adalah t ipe sekolah academy. Terlepas dari pro dan kont ranya, dengan adanya academy, pem erintah m em berikan kesem patan bagi perusahaan unt uk t urut berkont ribusi akt if dalam hal pengem bangan kurikulum di sekolah.

Referensi

BBC (2015), Types of schools, [ Online] , ht t ps:/ / bbc.co.uk/ schools/ parent s/ t ypes_of _schools/

CA4P (Careers Advice for Parents) (2017), Apprenticeship explained, [Online], https:/ / w w w.careersadviceforparent s.org/ p/ apprent iceship. ht m l Gov.UK, n.d.(b), Help paying for childcare, [Online], htt ps:/ / w w w.gov.uk/

help-w it h-childcare-cost s/ f ree-childcare-and-educat ion-f or-2-t o-4-year-olds

Gov.UK, n.d.(c), The nat ional curriculum, [Online], htt ps:/ / w w w.gov.uk/ nat ional-curriculum / key-stage-1-and-2

Gov.UK, n.d.(d), Types of school, [Online], htt ps:/ / w w w.gov.uk/ t ypes-of-school

(22)

Kebijakan pendidikan vokasi dan sist em sert ifikasi di Inggris t idak lepas dari dinam ika perubahan. Pada era 1970-an, Badan nasional t enaga kerja (M anpow er Ser vi ces Com m issio n) m em b en t uk skem a Yo ut h Training Scheme (YTS) yang dibent uk unt uk m enye-laraskan out come sist em pendidikan dengan pasar t enaga kerja (W inch & Hyland, 2007). Program ini m em berikan kesem patan bagi para lulusan sekolah kejuruan yang m enganggur unt uk m enghadapi bursa tenaga kerja (Young, 2011).

Pada era 1980-an National Council for Vocational Qualificat ion (NCVQ) meninjau kem bali skema YTS dan m enyusun sist em sert if ikasi dan pendidikan vokasi yang berdasarkan kepada konsep competence-based educat ion and t raining (CBET) (W inch dan Hyland, 2007). NCVQ kem udian m enet apkan sert if ikasi ke-ahlian yang diberi nam a Nat ional Vocational Qualifi-cat ions (NVQs) pada t ahun 1987. Kemunculan NVQs diinspirasi oleh rilis Review Vocat ional Qualificat ion

(RVQ) pada t ahun 1986 sebagai respon dua perm a-salahan ut ama dalam pengim plem ent asian program

Bab 2:

Per kem bangan

Konsep dan I m plem entasi

Pendidikan Vokasi dan

Sistem Ser tifikasi di I nggr is

Davina Azalia Khan

9

(23)

YTS yait u (1) Sulit nya m engukur learning outcomes dari YTS karena ke-m ake-m puan pesert a YTS sangat beragake-m dan (2) t idak adanya st andar kua-lifikasi tenaga kerja yang berlaku unt uk sem ua perusahaan karena belum selarasnya ekspektasi keahlian yang dim iliki oleh inst it usi pendidikan dan perusahaan.

Pada t ahun 1993 pem er int ah Inggr i s m er ili s pr ogr am M od er n Apprent iceship (M A) at au program m agang unt uk diint egrasikan dengan skem a pendidikan vokasi usia 16 hingga 19 tahun guna m em peroleh sert ifikasi keahlian NVQ Level 3 (W inch & Hyland, 2007, p. 25). Kebijakan M A ini kem udian terus berkem bang sesuai kebut uhan pasar tenaga kerja sehingga pada tahun 2001 muncul kebijakan Foundation M odern Appren-ticeship (FM A) unt uk Level 2 dan Advanced M odern Apprent iceship (AM A) untuk Level 3 (ibid., p.28).

Tahun 1990–2000-an secara umum dikenal t iga sistem sert ifikasi yang pernah berlaku di negara Inggris dan Irlandia Ut ara (Hayw ard, 1995; Raggatt & Williams, 1999; W inch & Hyland, 2007), yait u Nat ional Voca-t ional QualificaVoca-t ions (NVQs) yang dit erapkan di negara bagian Inggris, Wales, dan Nort hern Ireland, General Nat ional Vocat ional Qualificat ions

(GNVQs) yang dipakai di negara bagian Wales dan Inggris, serta Scot t ish Vocat ional Qualif icat ion (SQVs) yang dit erapkan di negara bagian Skot landia. GNVQs bersifat lebih umum daripada NVQS. Sepert i yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, t iap negara bagian dari Kerajaan Inggris dan Irlandia Utara m em iliki kew enangan m asing-m asing unt uk pengam bilan kebijakan dan pengelolaan sekolah.

Kehadiran GNVQs t idak dapat dipisahkan dari keberadaan NVQs sebagai sist em sertifikasi resmi pertam a. Kebijakan ini diambil dengan per-timbangan memperluas cakupan kualifikasi vokasional yang sesuai dengan peserta didik, sehingga dapat diajarkan pada tingkat sekolah dan college

(24)

11

Davina Azalia Khan

Tabel 1. Perbedaan NVQs dan GNVQs

Kerangka belajar (framew ork) di Inggris

Negara Inggris m emiliki beberapa kerangka kualifikasi belajar. Negara bagian Wales menggunakan Credit and Qualification Framework for Wales (CQF) (lihat Gam bar1), negara bagian Inggris dan Irlandia Ut ara m enggunakan

Qualificat ions and Credit Framew ork (QCF) (Lihat tabel 2), negara bagian Skot landia berpandu pada Scot tish Credit and Qualifications (SCQF) (lihat tabel 3), dan. Kerangka kualifikasi belajar ini memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan (lihat t abel 4).

Gambar 1. Credit and Qualificat ion Framew ork for Wales

(Hayw ar d,1995)

NVQs GNVQs

St andar nasional bagi kompet ensi vokasional

St andar nasional berdasarkan pendidikan vokasi yang lebih luas St andar yang dikembangkan

oleh badan indust ri

St andarnya dikembangkan oleh NCVQ dan badan pemberi sert ifikasi yang diakui

St andar yang dit et apkan bagi fungsi pekerjaan t ert ent u

St andar yang dit et apkan bagi area vokasionalyang luas

Penilaian diukur dari kompet ensi

Penilaian diukur dari prest asi

Unit umumnya bervariasi dalam jumlah dan ukuran pada t ingkat an t ert entu

Unit memiliki jumlah dan ukuran yang sama pada level t ert ent u

Penghargaan dalam jum lah besar t ersedia dalam t iap lingkup keahlian vokasional

(25)
(26)

13

Davina Azalia Khan

T

a

b

e

l

3

.

S

c

o

tt

is

h

C

re

d

it

a

n

d

Q

u

a

li

fi

c

a

ti

o

n

s

(S

C

Q

F

(27)
(28)

15

Davina Azalia Khan

M eskipun m irip, SCQF berbeda dari QCFs. SCQF adalah kerangka bel-ajar seumur hidup dengan 12 t ingkat , yang dapat merangkul semua bent uk pemelajaran, t ermasuk pem elajaran informal. Selam a pem belajaran m e-m iliki hasil yang jelas dan dapat dinilai dengan e-m et ode yang t erjae-m in kualit asnya. Ini erat kait annya dengan pem elajaran sepanjang hayat . Pem bahasan m engenai pem elajaran sepanjang hayat yang akan dibahas secara lebih lanjut pada bab 7.

Pada t ahun 2015, QCF direncanakanakan digant ikan dengan sist em t erbaru, Regulat ed Qualificat ion Framew ork (RQF). Saat buku ini dit ulis, RQF m asih dalam proses penyesuaian im plem ent asi di sem ua lem baga. Diharapkan perangkat pendukung unt uk regulasi baru ini dapat selesai pada 31 Desem ber 2017.

Per bedaan RQF dengan sist em kualif ikasi lainnya ialah ukur an

assessment yang didasarkan pada Tot al Qualificat ion Time (TQT)1 dan Guided Learning Hours (GLH) (Ofqual, 2015a). Art inya seseorang yang m em eroleh sert if ikat vokasional harus m enem puh pendidikan vokasi resm i dan t idak sekadar m engikut i uji kom pet ensi keahlian. Berbeda dengan sist em sebelum nya, ukuran w akt u yang dijadikan assessm ent

ini t idak m em iliki r ent ang bat as w aku dur asi m enyelesaikan suat u kualifikasi, sehingga pesert a didik dapat m engat ur sendiri durasi m asa st udinya. Di saat yang bersam aan lem baga penyelenggara pendidikan vokasi m endapat kebebasan unt uk m elakukan peninjauan, pengem -bangan, dan peningkat an sist em kualifikasi (NCC Resources Lt d, 2017). RQF dapat m engunt ungkan pesert a didik dan lem baga pem beri kua-lifikasi karena (1) sistem ini secara konsisten m engukur durasi st udi dan juga t ingkat kesulitan yang dit em puh peserta didik, sert a (2) t idak ada at uran khusus unt uk m erancang bagaim ana lem baga pem beri kualifikasi m engat ur penet apan kualif ikasinya. Pem erint ah dalam hal ini hanya m em beri sem acam panduan standar kom petensi yang diperlukan unt uk t iap t ingkat nya.

(29)

RQF memiliki paduan outcomes dari set iap jenjang kualifikasinya yang disebut level descript or yang dit et apkan oleh Ofqual berdasarkan QCF dan EQF. Level descriptor ini hanya m em beri arahan kem am puan yang diperlu-kan setiap jenjang pendididiperlu-kan, sement ara untuk pelaksanaan penyeleng-garaan Pendidikan, kurikulum, dan assessment diserahkan kepada lem baga yang m enyelenggarakan dan mem beri sertifikasi (lihat tabel 5).

Tabel 5. Rincian dan konfigurasi level descriptor pada RQF

 M engikut i instruksi at au meng-gunakan langkah-langkah yang t elah dilat ih unt uk menyelesai-kan t ugas dan kegiat an.

Entry 3  M emiliki penget ahuan dan pemahaman dasar unt uk melak-sanakan t ugas sert akegiat an t erst rukt ur dalam kont eks yang

familiar. unt uk menyelesaikan t ugas rut in secara jelas dan menyelesaikan masalah sederhana.

 M enyadari t ent ang aspek-aspek dari informasi yang berhubungan pada area st udi at au area kerja.

M enggunakan ket erampilan

(30)

17 kognit if dan prakt ikal unt uk menyelesaikan t ugas rut in prosedural dan t eorit ikal sert a memahami suat u subjek at au lingkungan kerja unt uk mlesaikan t ugas-t ugas dan m enye-lesaikan m asalah yang kompleks dan t idak rut in secara jelas.

 M ampu mengint erpret asi dan mengevaluasi informasi dan ide yang relevan.

 M enyadari sifat dari lingkungan st udi at au kerja. prakt ikal, t eori at au secara t eknikal sebuah subjek at au lingkungan kerja unt uk menye-lesaikan m asalah yang jelas tet api komplek dan t idak rut in.

(31)

Level 5  M emiliki penget ahuan dan pema-haman prakt ikal, t eori at au cara t eknikal dari sebuah subjek atau sept ual at au secara t eknikal yang berkelanjut an m engenai sebuah subjek at au lingkungan kerja unt uk mencipt akan kemajuan dalam kognit if sert a prakt is t ingkat lanjut an yang sesuai unt uk

(32)

19

Davina Azalia Khan

Kesimpulan dan Pembelajaran

Sejak t iga dekade lalu negara Inggris telah merancang sist em sert ifikasi keahlian dan vokasional secara sistem at is unt uk m em enuhi kebut uhan tenaga kerja ahli. Perubahan-perubahan standar kualifikasi yang ditetapkan sejak tahun 1980 hingga kini m enunjukkan bahw a pemerint ah Inggris t erus berusaha unt uk m eningkatkan pendidikan vokasi. Pem erintah Inggris juga

dapat faktor yang berkait an.

 M enganalisis, m engint erpret asi dan mengevaluasi informasi, konsep dan t eori secara krit is untuk menghasil-kan gambaran yang dimodifikasi.

 M emaham i kont eks lingkup st udi at au lingkup kerja dengan lebih luas.

 M emaham i perbedaan pandangan t eori dan met odi sert a bagaimana kedua hal t ersebut mempengaruhi ruang lingkup st udi at au kerja.

yang sesuai.

L8  M engem bangkan pemahaman yang bersifat prakt ikal, konsept ual at au secara t eknikal unt uk m encipt akan kem ajuan dalam kont eks yang luas pada bidang penget ahuan at au di mana pekerjaannya berada.

 M emperluas bidang penget ahuan at au pekerjaannya dengan ber-kont ribusi t erhadap penget ahuan dan pemikiran yang original.

(33)

penge-berkolaborasi dengan pihak swasta dalam pengimplemen-tasian pendidik-an vokasi, ypendidik-ang sesuai dengpendidik-an stpendidik-andar kom petensi dpendidik-an kebut uhpendidik-an dalam persaingan global.

Dalam konteks Indonesia, pent ing bagi Indonesia unt uk m em etakan jum lah tenaga kerja ahli yang dibut uhkan dari sistem pendidikan vokasi unt uk m enghadapi persaingan int ernasional. Sebagai anggot a ASEAN, Indonesia dapat mengacu pada ASEAN M utual Recognition Arrangement

(M RA). Kesepakatan M RA ini m endorong mobilisasi high-skilled w orkers

dan juga perdagangan jasa (Int ernat ional Labour Organization and Asian Developm ent Bank, 2014). Terdapat delapan profesi yang diutam akan dalam hal ini, yait u: Insinyur (Sarjana Teknik), Arsitek, Tenaga Pariw isata, Akuntan, Dokter Gigi, Tenaga Survei, Tenaga Pariw isata, dan juga Perawat . Tidak hanya it u, ASEAN pun sebenarnya t elah m enet apkan kerangka standar tenaga kerja yang diberi nam a ASEAN Qualificat ions Reference Framew ork (AQRF).

Lulusan pendidikan vokasi dijabarkan dalam Kem endikbud dan GIZ SED-TVET (2016) secara ideal ditent ukan berdasarkan penguasaan standar kom petensi kerja (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Dalam kait annya dengan pendidikan vokasi di Inggris, RQF dapat m enjadi bahan untuk menent ukan kualifikasi pendidikan vokasi di Indonesia dari perspekt if yang berbeda.

Berdasarkan penjabaran di at as, berikut beberapa pelajaran yang dapat dipet ik oleh Indonesia dari pengalam an Inggris:

1. M elakukan inisiasi program yang dapat m endukung peningkat an kecakapan/ keahlian vokasional m elalui sektor form al dan inform al, sert a m enent ukan st andar kom pet ensi at au kualif ikasi yang t er-integrasi baik unt uk kualifikasi um um m aupun vokasional sejak jenjang pendidikan SM A hingga pendidikan t inggi.

(34)

21

Davina Azalia Khan

3. Unt uk sektor form al, pem erintah perlu unt uk berkolaborasi secara lebih serius dengan pihak swast a dalam m enent ukan standar kom -pet ensi dan kualifikasi t erkait penget ahuan dan skills dalam bidang vokasi, t erm asuk juga at uran penyelenggaran pendidikan vokasi ber-bent uk sekolah form al dan lem baga kursus. Sehingga diharapkan kem am puan vokasional yang diakui dapat diperoleh t idak hanya dari jenjang sekolah form al pem erint ah ataupun swast a berbent uk

Sekol ah M enen gah Keju r ua n (SM K), t et api j uga d ar i l em baga kursus keahlian/ vokasional. Sebagaim ana yang dit erapkan Inggris pada sist em NVQs dan GNVQs.

4. Set elah m elakukan serangkaian int ervensi, pem erint ah perlu secara konsisten m eningkat kan kualitas pendidikan vokasi. Selain it u perlu m elakukan evaluasi berkala sesuai dengan perkem bangan indust ri. Pent ing juga unt uk m em pert im bangkan prioritas dan aneka kebijak-an pem bkebijak-angunkebijak-an Indonesia, serta m engikut i perkem bkebijak-angkebijak-an ketetap-an ASEAN dalam kerketetap-angka ASEAN Comm unit y. Sehingga sert ifikasi keahlian yang ditetapkan pem erintah Indonesia diharapkan dapat di-t ransfer ke di-t ingkadi-t ASEAN sebagaimana serdi-t ifikasi Inggris yang dapadi-t ditransfer ke sistem sert ifikasi Uni Eropa (EQF).

Referensi

Brit ish Council. (2015). The UK Skills Syst em : An Int roduct ion. Ret rieved f rom ht t ps:/ / w w w.br it ishcouncil.org/ sit es/ default / f iles/ uk_ski lls_ sect or_brochure_2017.pdf

Furt her Educat ion Funding Council, I. (1994). General nat ional vocat ional qualif icat ions in t he f urt her educat ion sect or in England. Nat ional Survey Report, (Sept em ber), 34 p.

Hayw ar d, G. (1995). Get t ing t o gr ips w it h GNVQs/ : A handbook f or t eachers. London: Kogan Page.

Int ernat ional Labour Organizat ion and Asian Developm ent Bank. (2014).

(35)

NCC Resources Ltd. (2017). What are t he Differences bet w een QCF, RQF and NVQ (Infographic) - Latest New s. Ret rieved f rom ht t ps:/ / w w w. ncchom elearning.co.uk/ blog/ w hat-are-t he-differences-bet w een-qcf-rqf -and-nvq-infographic/

Ofqual. (2015a). Aft er t he QCF: A New Qualifications Framework - Decisions on Cond it ion s and Guid an ce f or t he Regul at ed Qu ali f i cat io ns Fram ew ork (RQF), (Septem ber), 1–6. Ret rieved f rom ht t ps:/ / w w w. gov.uk / go ver n m en t / n ew s/ o f qu al t o in t ro d ucen ew r egu lat ed -qualificat ions-fram ew ork.

Ofqual. (2015b). Qualificat ion and Com ponent Levels: Requirem ent s and Guidance f or All Aw arding Or ganisat ions and All Qualif icat ions. Ret rieved f rom ht t ps:/ / w w w.gov.uk/ governm ent / uploads/ syst em / uploads/ at tachm ent _dat a/ file/461637/ qualificat ion-and-com ponent -levels.pdf

QAA, SCQF, CEA, OFQUAL, CQFW, Q. (2014). Qualif icat ions can cross boundaries. A rough guide t o com paring qualificat ions in t he UK and Ireland. Ret rieved from htt p:/ / scqf.org.uk/ w p-content / uploads/2014/ 11/ Qualificat ions-Can-Cross-Boundaries-2014-f or-w eb.pdf

Raggatt , P., & W illiam s, S. (1999). Government , market s and vocat ional qualificat ions/ : An anatomy of policy. London: Falm er P.

Winch, C., & Hyland, T. (2007). A Guide to Vocational Education and Training. London: Continuum .

(36)

Pendidikan adalah investasi yang sangat erat hubung-annya dengan human capital (Becker, 1994). Sat u hal yang sangat pent ing dalam m eningkat kan pendidikan vokasi adalah penjam inan mutu. M enurut Vlãsceanu, et al., (2007) jam inan pendidikan adalah ist ilah yang m engacu pada proses evaluasi yang t erus m enerus dalam hal penilaian, pem ant auan, penjam inan, pem e-liharaan dan perbaikan kualit as sist em pendidikan, inst it usi at au program . Sist em penjam inan m ut u bisa dilakukan secara internal (praktik intra-inst itusi) dan ekst ernal (dengan lem baga lainnya). Kegiat an pen-jam inan m ut u bergant ung pada adanya m ekanism e kelem bagaan.

M enurut Bat em an dan Coles (2013) proses pen-jam inan m ut u t erkait dengan kerangka kualif ikasi nasional at au sekt oral. Kerangka kualifikasi nasional dikait kan dengan proses penjam inan m ut u karena m ereka m enet apkan st andar unt uk akredit asi kualifi-kasi yang dapat dilakukan dan juga m em berikan ukur-an st ukur-andar unt uk sist em penilaiukur-an yukur-ang dirukur-ancukur-ang dukur-an diuji. Bab 2 telah m em bahas m engenai kerangka yang

Bab 3:

Penjam inan M utu

Pendidikan Vokasi di I nggr is

Aprillyana Dw i Utami

23

(37)

dipakai oleh negaranegara bagian Inggris. Kerangkakerangka ini m em -bant u m encapai koherensi dan kepercayaan yang lebih besar dalam sist em kualifikasi nasional.

Em pat kunci proses dasar dalam penjam inan m ut u unt uk pendidikan dan pelat ihan (Bat em an et al., 2012), adalah:

1 . Akreditasi Kualifikasi

Akredit asi adalah proses dim ana kualifikasi m endapat kan pengakuan nasional dan di m ana kom pleksitas sert a volum e pem elajaran disahkan sesuai dengan jenis kualifikasi. Standar pencapaian (sepert i kom petensi, pendidikan, atau pekerjaan) m erupakan dasar kualifikasi. Ini juga term asuk at uran penyelesaian untuk kualifikasi. Pilihannya term asuk penyedia layan-an publik ylayan-ang m engambil “ opsi” tersebut m encakup penyedia laylayan-anlayan-an publik yang memimpin dalam m enet apkan standar pencapaian, atau satu lembaga yang bert anggung jaw ab at as pengem bangan dan pengesahan st andar pencapaian, at au beberapa agensi indust ri yang bertanggung jaw ab unt uk m engembangkan dan mendukung standar pencapaian ini.

2 . Pendaftaran Penyedia Pendidikan dan Pelatihan

Pendaft aran adalah proses di m ana penyedia pendidikan dan pelat ihan diset ujui unt uk m em berikan kualifikasi, m isalnya m em iliki keuangan, f asilit as, pengajaran dan bahan pem elajaran, dan st af t erlat ih unt uk m enyam paikan program yang akan m engarahkan sisw a m endapat kan kualifikasi. Ini juga bisa mencakup penyedia layanan yang meningkatkan kualit as penyediaan pendidikan m ereka m elalui penilaian m andiri. St rategi pem ant auan kepat uhan m eliput i audit / evaluasi, pem ant auan t erus-m enerus, denda dan publikasi hasil yang dicapai oleh penyedia layanan. Pendaf t aran dapat dilakukan m elalui pr oses int er nal, at au ot or it as regist rasi m endaft arkan sem ua penyedia layanan at au beberapa penyedia layanan, at au m em berikan kat egori pendaft aran.

3 . Pengaw asan Sistem Penilaian dan Pemberian Kualifikasi

(38)

25

Aprillyana Dw i Utami

kualifikasi. Kegiatan ini m ungkin bersifat peraturan dan m encakup st rategi audit dan pem ant auan, nam un m ungkin juga m encakup st rat egi lain sepert i proses verifikasi / validasi / m oderasi yang berfokus pada apakah penilaian yang t epat t elah dilakukan m engenai t ingkat pencapaian yang dibut uhkan unt uk m em berikan kualifikasi. Pilihan m eliput i penilaian ber-basis penyedia yang dit injau dan t erjam in kualit asnya m elalui proses int ernal dan dapat t erm asuk t injauan oleh m oderat or ekst ernal, at au cont oh penilaian dit injau oleh agen ekst ernal, dan jika perlu hasilnya di-sesuaikan, atau hasil penilaian dikeluarkan oleh pihak luar agen.

4 . Peraturan Penerbitan Sertifikat

M odel sert ifikasi berkisar dari pem berian badan at au agen unt uk pener-bit an kualifikasi yang t erkait dengan penyedia layanan.

UNESCO (2015) m erekom endasikan penet apan sist em penjam inan m ut u pendidikan vokasi berdasarkan part isipasi sem ua pem angku kepen-t ingan kepen-t erkaikepen-t . Siskepen-t em penjam inan m ukepen-t u harus m encakup kepen-t ujuan dan standar yang jelas dan terukur, pedom an unt uk im plem entasi, dan m eka-nism e um pan balik dan hasil evaluasi yang dapat diakses secara luas.

Adapun pihak-pihak yang t erlibat dalam fungsi penjam inan m ut u pendidikan adalah sebagai berikut :

Agen akredit asi. Badan ini bisa berupa agen t unggal at au m ult ipel,

sepert i badan pengat uran st andar indust ri, at au lem baga at au sist em nasional yang luas.

Penyedia layanan dan agen penyalur. Badan ini m em iliki t anggung

jaw ab unt uk pendaft aran dan audit at au evaluasi penyedia layanan. Dalam beberapa kasus, t anggung jaw ab audit at au evaluasi dilim pah-kan ke lem baga lain.

Lem baga kualif ikasi dan badan pem berian penghargaan.

Badan-badan ini t erm asuk ot orit as kualifikasi nasional yang m em iliki w ew e-nang unt uk m elakukan akredit asi dan pem berian penghargaan dan / at au kualifikasi kualit as. Dalam beberapa kasus, m isalnya di Inggris, Wales dan Irlandia Ut ara, organisasi pem beri penghargaan diat ur sendiri dalam penggunaan kualifikasi nasional ut am a m ereka.

Badan perizinan dan badan profesional. Badan perizinan bisa berupa

(39)

Penyedia akredit asi dan / at au pem beri penghargaan. Penyedia dapat

m em iliki st at us akredit asi dan / at au pem berian hak m elalui undang-undang at au m elalui delegasi dari agensi lain.

Badan-badan kualit as ekst ernal sepert i yang bert anggung jaw ab at as

st andar ISO (Bat em an et al., 2012: 9).

Pem erintah Inggris m elakukan kegiatan penjam inan m ut u pendidikan vokasiunt uk m em ast ikan bahw a kualit as pendidikan vokasi di Inggris dapat diandalkan di seluruh dunia (Brit ish Council dan UKTI, 2012).

Negara Inggris m enginvest asikan lebih dari £150 jut a set iap t ahun unt uk m eningkat kan pendidikan vokasi di perguruan t inggi dan organisasi lainnya, m elalui lem baga peningkat an m ut u yang didukung oleh pem erin-t ah. Organisasi peningkaerin-t an m uerin-t u di Inggris bererin-t anggung jaw ab unerin-t uk m engem bangkan dan m enyediakan sum ber daya yang m em bant u inst it usi unt uk m eningkat kan kualit as layanan m ereka kepada pesert a didik. M ereka bekerja dengan m it ra di sektor ini unt uk m endapat kan kom isi produk dan layanan, m engident if ikasi dan berbagi prakt ik yang baik di seluruh sist em , dan m enyediakan program dukungan yang di-sesuaikan (Brit ish Council dan UKTI, 2012).

(40)
(41)

Di Inggris, ada lim a organisasi yang bert anggung jaw ab unt uk m e-m eriksa dan e-m engat ur pendidikan vokasi; (1)Agen Penjae-m inan M ut u (Qualit y Assurance Agency (QAA))yang m em iliki cakupan nasional unt uk t ingkat an pendidikan t inggi, (2) Kant or St andar Pendidikan di Inggris (Of f ice f or St andards in Educat ion (OFSTED)) yang m em iliki cakupan nasional unt uk t ingkatan sekolah dasar dan m enengah, (3) Inspektorat Pendidikan dan Pelat ihan di Irlandia Utara (The Educat ion and Training Inspectorate in Northern Ireland), (4) Inspektorat Pendidikan Yang M ulia di Skot landia (Her M ajest y’s Inspectorate ofEducat ion in Scot land), dan (5) Inspektorat Pendidikan dan Pelatihan Yang M ulia di Wales (Her M ajest y’s Inspectorate for Educat ion and Training Wales). Tiga organisasi terakhir memiliki cakupan negara bagian.

Kelim a badan ini bersif at independen dan m em berikan lapor an kepada Parlem en. Badan-badan ini m engevaluasi pengajaran, pem bel-ajaran dan penilaian, serta akom odasi, peralatan dan m anajem en. Inst i-t usi Pendidikan dinilai berdasarkan berbagai krii-t eria dan hasil inspeksi tersedia bagi pihak yang berkepent ingan dan m asyarakat um um secara

online. Inst it usi yang dianggap t idak m em enuhi standar diberikan m asuk-an perbaikasuk-an dasuk-an m enerim a inspeksi yasuk-ang lebih sering sam pai m em enuhi st andar yang dipersyarat kan.

Sebagai cont oh dalam pelaksanaan penjam inan m ut u pendidikan vokasi, OFSTED m em pert im bangkan em pat area unt uk sem ua inst it usi (Brit ish Council, 2017), yait u

a. Efekt ivit as keseluruhan. b. Hasil unt uk pesert a didik.

c. Kualit as pengajaran, pem belajaran dan penilaian. d. Efekt ivitas kepem im pinan dan m anajem en.

Hasil inspeksi lalu dikat egorikan m enjadi em pat kat egori, yait u: a. Luar biasa: Prakt ik yang baik.

b. Bagus: M em but uhkan perbaikan di beberapa t em pat .

c. M em but uhkan perbaikan: M em but uhkan perbaikan di sebagian besar bagian.

(42)

29

Aprillyana Dw i Utami

Jika suat u inst it usi dianggap t idak m em adai, akan diadakan int ervensi dengan penunjukkan kom isaris yang dapat m engam bil alih t ugas dalam m enjalankan organisasi.

Penjaminan M utu Program M agang (apprenticeship)

Sepert i yang sudah di bahas di bab sebelum nya, pr ogr am m agang (apprent iceship) adalah sat u pilihan dalam pendidikan vokasi.Sejak di-m ulainya t ahun 1994, sudah lebih dari sat u jut a pesert a didik di-m engikut i program m agang (Cuddy dan Leney, 2005). Set elah m enyelesai kan program apprent iceship, pesert a didik m em iliki t iga pilihan lanjut an; (1) program apprent iceshipyang lebih t inggi, (2) pendidikan t inggi, at au (3) bekerja. Pem agangan adalah gabungan antara pelat ihan dan pendidikan berbasis kerja, yang m encakup unsur-unsur dasar berikut :

a. kualif ikasivokasional nasional (Nat ional Vocat ional Qualif icat ions (NVQ)), kualif ikasi spesif ik pekerjaan disam paikan dan dinilai t er-utam a di tem pat kerja;

b. keteram pilan utam a, m isalnyakom unikasi dan TIK pada t ingkat yang sesuai;

c. sert ifikat t eknis, m em berikan pengetahuan yang m endasari t eknis at au area bisnis yang terkait dengan pekerjaan dan disam paikan di sebuah perguruan t inggi.

(43)

Kesimpulan dan Pembelajaran

Pemerint ah Inggris t erus berinvestasi dalam penjam inan m ut u pendidikan vokasi unt uk m em enuhi kebut uhan pasar yang beragam m elalui penilaian int ernal m aupun ekst ernal. Kom it m en pem erint ah Inggris dapat dilihat dari inverst asisebesar £150 jut a (set ara Rp.2.7 t riliun) set iap t ahunnya.

Di Indonesia, pem erint ah sebenarnya t erus ber usaha unt uk m e-revit alisasi pendidikan vokasi. Salah sat u st rat egi yang dilakukan adalah akreditasi kelem bagaan (Kem endikbud, 2016). Hal ini berkaitan dengan peta jalan pendidikan vokasi dalam m enyikapi perubahan kondisi dem o-grafi yang berkaitan dengan kom posisi tenaga kerja di Indonesia (Kem en-dikbud dan GIZ SED-TVET, 2016). Bonus dem ografi Indonesia m em buka peluang tersedianya penduduk usia kerja dalam jum lah besar. Jika di-opt im alkan akan m eningkat kan pert um buhan ekonom i yang t inggi dalam jangka panjang (Kem endikbud dan GIZ SED-TVET, 2016). Hal ini harus dim anfaat kan dan disinergikan dengan visi pendidikan vokasi Indonesia 2030, yait u “ Terw ujudnya Pendidikan Kejuruan Indonesia yang m eng-hasilkan lulusan dengan kom petensi yang dibut uhkan dan diakui dunia usaha dan dunia indust ri serta m enguasai keteram pilan abad 21 yang relevan” (Kem endikbud dan GIZ SED-TVET, 2016).

Dalam hal pengat uran dan pem eriksaan pendidikan vokasi di Inggris, ada lim a organisasi yang bert anggung jaw ab yait u agen penjam inan m ut u

Qualit y Assur ance Agency (QAA), Of f ice f or St andar ds in Educat ion (OFSTED), The Educat ion and Training Inspectorate in Nort hern Ireland, Her M ajest y’s Inspect orate ofEducat ion in Scot land, dan Her M ajest y’s Inspectorate for Educat ion and Training Wales.Di Indonesia penjam inan m ut u dilakukan dalam sist em akredit asi. Dalam hal ini penjam inan m ut u pendidikan vokasi dilakukan m elalui akredit asi Badan Akredit asi Nasional Seko l ah / M ad r asah (BAN -S/ M ) m er u j u k pad a St an d ar N asi o n al Pendidikan (SNP) (Kem endikbud dan GIZ SED-TVET, 2016).

(44)

31

Aprillyana Dw i Utami

m em enuhi m ut u hanya unt uk m endapat kan sert ifikat . Padahal biaya yang diperlukan relat if besar sehingga bisa m enjadi salah sat u beban ke-uangan bagi sat uan pendidikan (Kem endikbud dan GIZ SED-TVET, 2016). Dalam hal ini akan lebih bagus jika ada int ervensi langsung dari lem baga penjam in m ut u pendidikan vokasi sepert i yang dilakukan pem erint ah Inggris jika dirasa sat uan pendidikan t ersebut t idak m em adai. Hal ini berfungsi agar kualitas lulusan yang dihasilkan dapat m em enuhi kebut uh-an pasar duh-an diakui sert a siap bersaing secara nasional m aupun int er-nasional.

Alur proses penjam inan m ut u pendidikan vokasi di Inggris cukup rum it dalam rangka penilaian int ernal m aupun ekst ernal. Dalam revi-t alisasi pendidikan vokasi di Indonesia yang sedang berjalan, pem erinrevi-t ah dapat m enjadikan proses penjam inan m ut u pendidikan vokasi di Inggris sebagai ref erensi unt uk m em buat alur proses penjam inan m ut u yang sesuai dengan visi dan m isi pendidikan vokasi Indonesia 2030.

(45)

Berikut beberapa daft ar lem baga at au inst it usi yang dapat dijadikan rujukan lanjut an unt uk penjam inan m ut u pendidikan vokasi di Inggris:

Layanan Peningkatan Kemampuan Belajar dan Keterampilan (Inggris) w w w.lsis.org.uk

Pengembangan Keterampilan Skotlandia w w w.skillsdevelopm ent scot land.co.uk Kantor Standar Pendidikan di Inggris w w w.ofqual.gov.uk

Otoritas Kualifikasi Skotlandia w w w.sqa.org.uk

Inspektorat Pendidikan Yang M ulia di Skotlandia w w w.hm ie.gov.uk

Inspektorat Pendidikan dan Pelatihan di Irlandia Utara w w w.et ini.gov.uk

Referensi

Bat em an, A., and Coles, M . (2013). Qualif icat ions Fr am ew orks and Qualit y Assurance of Educat ion and Training.Available at :ht t ps:/ / olc.w orldbank.org/ sit es/ default / f iles/ Qualif icat ions%20fram ew orks %20an d %20q u al i t y %20 assu r an ce%20o f %20ed u cat i o n %20an d %20t raining_f inal.pdf.

Batem an, A., Keat ing, J., Gilis., S., Dyson, C., Burke, G., and Coles, M . (2012). Co ncep t Paper : EAST ASIA SUM M IT Vocat io nal Edu cat i on and Training Qualit y Assurance Fram ew ork, Volum e II.

Becker, G. S. (1994). ‘Hum an capit al revisit ed’, in Becker, G.S, & 1930-Nat ional Bureau of Econom ic Research (Eds). Hum an Capit al: A Th eo r et i ca l a nd Em p ir ical An al ysis w i t h Speci al Ref er ence t o Educat ion. Chicago: Universit y of Chicago Press, pp. 15-28.

Brit ish Council and UKTI. (2012). Put t ing Skills at t he Heart of Global Eco nom i c Success: A Br ief Guid e t o UK Techni cal, Voca t ion al, Educat ion and Training (TVET). London: Brit ish Council and UKTI. Brit ish Council. (2017). The UK Skills Syst em: An Int roduct ion. Available

(46)

33

Aprillyana Dw i Utami

ECCTIS. (2017). Descript ion of Higher Educat ion in England, Wales and Nort hern Ireland. Available at : ht t p:/ / w w w.ecct is.co.uk/ europass/ docum ent s/ ds_descript ion.pdf.

Cuddy, N., and Leney, T. (2005). Vocat ional Educat ion and Training in t he United Kingdom Short Descript ion. Luxem bourg: Office for Official Publicat ions of t he European Com m unit ies.

Johnes, G. (1993). The Economics of Educat ion. London: M acm illlan. Higher Educat ion Academ y (HEA). (n.d.) SSC report . Available at : ht t p:/ /

w w w.m at erials.ac.uk/ t hem es/ ssc_report .pdf

Kem ent er ian Pendidikan dan Kebudayaan (Kem endikbud). (2016).

Revit alisasi Pendidikan Vokasi. Jakarta: Kem enterian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kem ent erian Pendidikan dan Kebudayaan (Kem endikbud) dan GIZ SED-TVET. (2016). M em b a n g u n Pen d i d i ka n M en en g a h Kej u r u a n Indonesia Sebuah Pet a Jalan M enuju 2030. Jakart a: Kem ent erian Pendidikan dan Kebudayaan.

UNESCO. (2015). Recommendat ion Concerning Technical and Vocat ional Educat ion and Training (TVET). Paris: UNESCO.

(47)
(48)

Keterampilan dalam Kurikulum Pendidikan Vokasi Kurikulum Pendidikan vokasi di Inggris m em adukan ilm u pengetahuan (know ledge), keteram pilan (skills)

dan sikap/ tingkah laku (att it ude and behaviour) unt uk memenuhi standar kecakapan calon tenaga kerja. Hal ini dilakukan dengan m emadukan keterampilan dasar

(core skills), keteram pilan kerja (employabilit y skills)

dan ket eram pilan vokasi (vocat ional skills) (Brit ish Council, 2017) seperti bagan berikut :

Bagan1. Ket eram pilan yang m em bent uk SDM t eram pil dan berkualit as

Bab 4:

Gr een-TVET

dan

H igher -Or der Thinking

( H OT) Skills

Sri Lestari

a fully-skilled person

Core Skills

(komunikasi, numerasi, lit erasi,

dan TIK)

Employability Skills

(kerja t im, inisiat if, pemecahan

masalah, perencanaan, dll)

Vocational Skills

(mekanik, peraw at , juru masak, dll)

35

(49)

Keteram pilan dasar, di beberapa konteks negara sering disebut foun-dat ion skill atau basic skill, m erupakan kom petensi yang harus dikuasai sebagai dasar ket eram pilan lainnya. Depart m ent for Educat ion (Df E) (2014) m enetapkan kem am puan dasar t ingkat m enengah atas (key st age 4) usia 14-16 t ahun berupa m at a pelajaran w ajib, khusus dan pilihan.

Tabel 1. Daftar m ata pelajaran key stage 4 England

Ket eram pilan vokasi (vocat ional skills) berupa spesialisasi m at a pel-ajaran vokasi,m ulai diperkenalkan sejak tahun 2002. GCSE vokasi tersedia dalam delapan m at a pelajaran yait u sains t erapan, IT t erapan, bisnis terapan, seni dan desain terapan, teknik, pabrik, kesehat an dan sosial, pariw isata dan perhotelan (CEDEFOP, 2005). GCSE vokasi setara dengan dua GCSE akadem ik dan dapat digunakan unt uk m elanjut kan pendidikan t inggi, pelat ihan m aupun beker ja(CEDEFOP, 2014). Set iap lem baga penyedia pendidikan vokasi m enaw arkan spesialisasi yang berbeda.

Keteram pilan kerja (employabilit y skill) atau funct ional skills/ key skills

m erupakan keteram pilan teknis yang digunakan unt uk bekerja atau ber-kaitan dengan kesiapan kerja. Sebagai contoh, peserta didik belajar m e-lalui kegiatan diskusi, pem ecahan m asalah (problem solving), bekerja dalam t im (t eamw ork), dan m enganalisa dat a dan m engint egrasikan kontenkonten yang berkaitan dengan dunia kerja dalam kurikulum pem -belajaran (UK Commision and Employment for Skills, 2008).

Post-16 Skills Plan

Berdasar kan rekom endasi Sainsbur y Review, dar i hasi l diskusi t he Independent Panel on Technical Educat ion, Pem erint ah Inggris m elalui

t he M inist er of St at e for Skills m ereform asi kurikulum pendidikan vokasi

(DfE, 2014)

M ata Pelajaran W ajib M at em at ika, Bahasa Inggris, Sains, Pendidikan Agama,

M ata Pelajaran Khusus Kew arganegaraan, Komput er dan Olahraga, Pendidikan Agama, Pendidikan Seks

M ata Pelajaran Pilihan Seni, Desain dan t eknologi, Ilmu Sosial, Bahasa Asing

(50)

37

Sri Lestari

unt uk usia 16 tahun ke atas (post-16) dengan m enerbit kan ‘Post-16 Skills Plan’. Kerangka baru ini bert ujuan unt uk m eningkat kan kualitas pendidik-an vokasi, m enyederhpendidik-anakpendidik-an sist em dpendidik-an m em ast ikpendidik-an luluspendidik-an m em enuhi krit eria pendidikan abad 21.

Selain pem benahan sist em , salah sat u hasil diskusi yang pent ing dan dijadikan rujukan pem erint ah Inggris adalah penet apan kerangka dari 15 spesialisasi bidang(DBIS & DfE , 2016), yait u:

Pert anian, Kepedulian Lingkungan dan Hew an (Agricult ure, Environm ent al and Animal Care)

Bisnis dan Adm inist rasi (Business and Administ rat ive)

Cat ering dan Keram ahan (Cat ering and Hospit alit y)

Peraw at an Anak dan pendidikan (Children care and educat ion)

Konst ruksi (Const ruct ion)

Kreat if dan Desain (Creat ive and Design)

Digit al (Digit al)

Teknik dan Pabrik (Engineering and M anufact uring)

Ram but dan salon kecant ikan (Hair and Beaut y)

Kesehat an dan Ilm u Penget ahuan Alam (Healt h and Science)

Izin legal Keuangan dan Akunt ansi (Legal, Finance and Account ing)

Layanan Pelindung (Prot ect ive Service)

Penjualan, pemasaran dan pembelian (Sales, M arketing & Procurement)

Kepedulian Sosial (Social care)

Transport asi dan Logist ik (Transport and Logist ics)

Untuk mendukung post-16, bagi peserta didik pre-16 pemerintah akan: a) M em bekal i seko lah d en gan ku r i ku l um b er b asi s p en g et a h ua n (know ledge-based curriculum) sebagai pijakan persiapan pendidikan vokasi lebih lanjut .

b) M engadakan asesm en dan proses kualifikasi t erm asuk GCSE dengan harapan set idaknya 90% pesert a didik m engam bil m at a pelajaran bahasa Inggris, M at em at ika, Sains, Sejarah at au Geografi dan Bahasa, bukan m at a pelajaran yang biasa saja.

(51)

Seiring dengan perkem bangan t unt utan dunia kerja yang m em but uh-kan tenaga kerja yang inovat if dan kreat if, pem erintah Inggris m enetapuh-kan kom petensi int i unt uk pendidikan vokasi. Kom petensi int i t idak secara langsung relevan dengan pekerjaan m elainkan sebagai kem am puan unt uk m enyesuaikan dengan pekerjaan dan pendidikan lebih lanjut (CEDEFOP, 2016). Kom pet ensi int i t ersebut m eliput i:

a. Kom unikasi dalam bahasa ibu (communicat ion in t he mot her t ongue)

b. Kom unikasi dalam bahasa asing (communicat ion in ot her languages)

c. Kompet ensi m at em at ika, sains dan t eknologi (competences in maths, science and t echnology)

d. Kom pet ensi digit al (digit al com pet ence)

e. Belajar cara belajar (learning t o learn)

f. Interpersonal, kompetensi sosial dan interkultural, serta kompetensi sipil

(interpersonal, intercultural and social competence, civic competence)

g. Kew irausahaan (ent repreneurship)

h. Ekspresi budaya (cult ure expression)

Program M agang (Apprenticeship)

Kualifikasi pendidikan vokasi dapat dit em puh m elalui program m agang kerja (apprent iceship) yakni peserta didik belajar unt uk bekerja di suat u perusahaan.Program ini fleksibel sesuai pilihan spesialisasi yang dipilih. Pesert a juga dapat m enggunakan m agang unt uk m endapat kualifikasi setara level tertent u baik A level, diplom a, sarjana bahkan m aster.

Unt uk program m agang,Richard (2012) m erekom endasikan:

m enyediakan pelat ihan t erkait t echnical know ledge dan pract ical skills unt uk bekal siap kerja

t arget dan m et ode pelaksanaan m agang harus diperjelas dan m elalui pelat ihan yang m em berikan pengalam an ket ram pilan khusus kepada peserta m engenai dunia kerja yang nyata (t ransferable skills).

Gambar

Tabel 1. Sistem Pendidikan di Inggris
Tabel 1. Perbedaan NVQs dan GNVQs
Tabel 2. Qualifications and Credit Framework
Tabel 5. Rincian dan konfigurasi level descriptor pada RQF
+7

Referensi

Dokumen terkait

Toman, et al., [7] compared between various lemmatization and stemming algorithms using English and Czech datasets to examine the influence of the word normalization on

Therefore, we proposed five assumptions to describe the anonymous reviews: the users’ credibility, the average daily number of evaluations, the similarity of reviews and

Sehubungan dengan telah dilakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga, maka sesuai jadwal LPSE Pembuktian Kualifikasi atas Dokumen Penawaran yang saudara

Pada tahun 2008 dengan dikeluarkannya Perda Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 6 tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas

Putusan arbitrase internasional yang dapat dieksekusi hanya diakui serta dapat dilaksanakan di wilayah hukum Republik Indonesia, jika telah memenuhi syarat : (1)

Dari hasil pengujian gosokan basah dan kering , diperoleh hasil terbaik dengan pewarna jambal, larutan fixer tawas, dan pada kondisi serbuk. Sedangkan pada skala

Perdagangan bebas akan membawa dampak yang menguntungkan buat perusahaan-perusahaan yang ikut dalam perdagangan bebas tersebut karena mereka bisa menjual

Investasi untuk Program Penelitian Investasi untuk program lainnya Pemeliharaan Prasarana.. Pengeluaran Lain