• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Vokas

Dalam dokumen Buku Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris (Halaman 164-184)

Budi W aluyo

151

t ren paling signifikan di dunia keuangan publik dalam sat u dekade terakhir (LaRocque, 2008).

Dalam pengelolaan pendidikan, pem erint ah um um nya m enghadapi dua t ant angan. Di sat u sisi harus m em perluas akses pendidikan dan di sisi lain harus m eningkat kan kualit as lulusan (LaRocque, 2008: p.6).

Pert ama, pendidikan yang disediakan oleh inst it usi sw ast a um um nya m engalam i perkem bangan yang pesat karena kem udahan dan keberanian berinovasi. Nam un, jangkauan pendidikan swasta m asih terbatas di kota- kot a besar. Sem entara, pendidikan yang disediakan pem erint ah, yang aksesnya lebih luas hingga ke area t erpelosok, kualitasnya cenderung t ert inggal dan lam bat m elakukan inovasi.

Kedua, di sam ping m asalah kesenjangan akses pendidikan, juga ter- jadi kesenjangan antara lem baga pendidikan dan dunia usaha. Lulusan yang dihasilkan lem baga pendidikan seringkali kurang sesuai dengan t unt ut an indust ri. Dam paknya, sem akin banyak lulusan yang t idak t er- serap oleh bursa tenaga kerja.

Oleh karena it u, salah sat u upaya pem erint ah unt uk m em perluas akses dan kualit as pendidikan adalah dengan m elakukan kerjasam a dengan pihak sw ast a, yang sering disebut sebagai program Kem it raan Pem erint ah Sw ast a (Public Privat e Part nership, PPP). Kem it raan ant ara pem erint ah dan sw ast a diharapkan dapat m em perbaiki kualit as pen- didikan dan m engetahui keteram pilan yang dibut uhkan oleh dunia usaha (Gondinet & Gouchon, 2014: p.4). Program ini m em buka kesem patan bagi sw ast a unt uk berpart isipasi m em perluas akses pendidikan dan sekaligus m enjadi jem bat an unt uk m engurangi kesenjangan ant ara lem baga pendidikan dan dunia usaha.

Bab ini m enyajikan konsep dasar dan im plem entasi program PPP, dengan m endeskr ipsikan cont oh yang t elah dilaksanakan di Inggr is. Penulis m em bahas konsep dan bent uk program PPP di Inggris, khususnya unt uk pendidikan vokasi. Set elah it u, penulis m enjabarkan m anfaat dan evaluasi at as program t ersebut . Bab ini juga m enyajikan krit ik dan pel- ajaran yang dapat diam bil dari r ancangan dan im plem ent asi PPP di Inggris unt uk pengem bangan PPP di Indonesia.

153

Budi Waluyo

Konsep Public Private Partnership

PPP m em iliki definisi yang beragam . Secara sem pit , PPP dapat diart ikan sebagai kesepakatan form al sepert i penyediaan infrast rukt ur atau diart i- kan secara luas yang m encakup segala jenis kerjasam a antara pihak pem e- rint ah dan sw ast a (LaRocque, 2008: p.7). M enurut Kom isi PPP Inggris (Comm ission on UK PPPs), PPP adalah ‘suat u hubungan berbagi risiko berdasarkan kesepakatan antara pihak pem erintah dan swasta (term asuk sukarelawan) unt uk m endorong kebijakan publik yang diinginkan. Im ple- m ent asinya berupa hubungan jangka panjang dan fleksibel, yang dit uang- kan dalam kont rak, unt uk m enyediakan layanan yang didanai publik’.

Secara um um PPP m em iliki beberapa karakt erist ik, yait u: a. Bersifat form al

b. M erupakan hubungan jangka panjang bagi para pihak c. Berfokus pada hasil

d. Ada unsur berbagi risiko bagi para pihak

e. Pihak swast a m encakup lem baga kom ersial dan sukarelawan Pem erintah berperan dalam m enentukan lingkup kerja sam a; m em - buat priorit as, target , dan hasil; dan menyusun st andar pengukuran kinerja bagi pengelola PPP. Sedangkan pihak swasta berperan dalam m encapai t ujuan PPP, yait u m em berikan nilai tam bah bagi pem erintah (LaRocque, 2008, p.8).

PPP berbeda dengan privat isasi. M enurut Wang (1999: p.6-7) privatisasi m em iliki im plikasi pem indahan kont rol secara permanen sebagai konse- kuensi atas t ransfer kepemilikan dari pemerintah ke swasta. Sem entara, PPP ber t ujuan unt uk m endor ong per baikan dalam pendanaan dan penyediaan layanan oleh pem erint ah m aupun sw ast a t anpa m engubah peran m asing-m asing. PPP lebih berf okus pada peningkat an kualit as layanan yang disediakan kedua pihak tersebut dengan m enekankan pada aspek efisiensi, efekt ifit as, kualit as, pendanaan, dan pert anggungjaw aban (Wang, 1999; LaRocque, 2008).

Jenis program PPP bidang pendidikan secara um um ant ara lain: a. Pendanaan pendidikan

b. Penyelenggaraan pendidikan

d. Dukungan kegiatan sekolah e. Dukungan kegiat an siswa

Sem ent ara it u, PPP dalam pendidikan vokasi m em iliki karakt erist ik sebagai berikut :

a. M ekanism e pendidikan yang dijalankan dengan skem a PPP m em - perkuat kapasitas dan kem am puan para pengajarnya. Hal ini ter- kait dengan kem am puan pedagogi para pengajar, baik pem ula m aupun yang sudah berpengalam an.

b. Lem baga pendidikan vokasi dan pihak sw ast a ber sam a-sam a m engelola penaw aran (supply) dan perm int aan (demand). (Lihat Tabel 1).

Kedua pihak sam a-sam a t erlibat dalam m enent ukan perm int aan dan penaw aran atas suat u kegiatan pendidikan vokasi.

c. Pelaksanaan program dilaksanakan berdasarkan prinsip kerja sam a (part nership) dengan otonom i dalam hal keuangan dan ke- pegawaian yang m elibat kan para pengam bil keput usan (Gondinet & Gouchon, 2014: p.6).

Tabel 1. Peran pem erintah dan swasta dalam pendidikan vokasi

Pemerint ah Sw ast a

Pemerint ah pusat dan daerah Perusahaan dan organisasi profesional M engelola sebagian besar layanan

pendidikan, t erm asuk pendidikan vokasi [Penawaran (supply)]

M emerlukan pendidikan

[Permintaan (demand)] M em astikan peran pendidikan vokasi

dalam int egrasi sosial, m elalui berbagai jenis pendidikan dan pelatihan.

M emerlukan ket eram pilan agar m em iliki keunggulan dalam jangka pendek m aupun panjang.

M enyediakan pendanaan pendidikan M em biayai pendidikan (m elalui pajak) M anajem en dan pendanaan pendidikan

perintis

M encipt akan lapangan kerja

M elakukan validasi kurikulum M enyusun daft ar ket eram pilan yang dibut uhkan

155

Budi Waluyo

Public Private Partnershipdi Inggris

Inggris m erupakan negara yang m em iliki nilai proyek PPP t erbesar di Eropa unt uk t ahun 2012. Pem erint ah Inggris m enggunakan PPP unt uk m em biayai pem bangunan banyak sektor: t ransportasi, pendidikan, ke- sehat an, dan kant or-kant or pem erint ah (Hall, 2015: p.8-9). M enurut Vertakova dan Plot nikov (2014: p.28), sektor pendidikan di Inggris menem- pati urutan ketiga dalam im plem entasi PPP berdasarkan jumlah pem biaya- an. Jum lah pem biayaan proyek PPP di Inggris m engalami pert um buhan yang stabil. Pada tahun 2003 berjum lah £373 juta, kem udian £ 575 juta (2004), £1.146 jut a (2005), dan pada t ahun 2008 berjum lah £2,076 jut a (Deloit t e, 2008). Dalam lim a t ahun t ingkat pert um buhannya m elebihi 550%. Set elah t ahun 2008 pem biayaan PPP di bidang pendidikan m eng- alam i penurunan akibat krisis keuangan dunia. Nam un, penurunan ter- sebut t idak signifikan.

Peran swasta dalam m enyediakan layanan dan pendanaan pendidik- an sem akin m eningkat . Tren utam a yang terjadi adalah berkem bangnya bent uk-bent uk ket erlibat an sw ast a dalam dunia pendidi kan m elalui program PPP (LaRocque, 2008, p.8). Skem a yang di lakukan dalam program PPP um um nya m encakup dua m odel, yait u:

1. Pem erint ah m elakukan kem it raan dengan swasta yang dit uang- kan dalam kont rak kem it raan unt uk m enyediakan layanan pen- didikan secara bersam a-sam a.

2. Pihak swasta terlibat secara langsung dalam pelayanan pendidik- an yang diselenggarakan oleh pem erint ah.

Tujuan program PPP t idak hanya pendidikan, nam un dapat m encakup t ujuan sosial dan ekonom i. Adanya program ini m enunjukkan bahw a pelayanan pendidikan t elah berubah dari m odel t radisional yang selalu harus disediakan pem erint ah (LaRocque, 2008, p.8) m enuju m odel baru yang lebih m odern. Unt uk pendidikan dasar dan m enengah, program PPP dapat diklasifikasi m enjadi 7 kat egori sebagai berikut :

Tabel 2. Klasif ikasi program PPP unt uk pendidikan dasar dan m enengah

PPP m em iliki peran yang pent ing dalam pendidikan vokasi di Inggris (Sharm a, 2015: p.1). Tant angan ut am a PPP dalam pendidikan vokasi adalah m enyusun skala pengukuran secara nasional yang dapat m en- dorong pengem bangan keteram pilan m elalui pendidikan vokasi dan m e- m enuhi krit eria yang diperlukan oleh dunia usaha. Secara um um , dalam program PPP, pengem bangan ket eram pilan t idak t erlalu diperhat ikan. Dengan dem ikian, sangat pent ing unt uk m enjawab perbedaan (gap) kete- ram pilan yang disediakan oleh lem baga pendidikan dan yang dibut uhkan oleh indust ri (Sharm a, 2015: p.2).

No Kategori PPP Penjelasan

1 Program filant ropi sw ast a Individu at au lem baga sw ast a m enyedia- kan sum bangan secara sukarela unt uk pengem bangan pendidikan, baik unt uk sekolah sw ast a m aupun negeri 2 Program m anajem en sekolah Pemerint ah melakukan kontrak secara

langsung dengan pihak sw ast a untuk m en- jalankan sekolah negeri at au m engelola bagian t ert ent u dari sekolah negeri. M eskipun sekolah t ersebut dikelola oleh pihak sw ast a, nam un st at usnya t et ap sebagai sekolah negeri milik pem erint ah 3 Program belanja pem erint ah Pemerint ah melakukan kontrak dengan

sekolah sw ast a unt uk menyediakan layan- an pendidikan m enggunakan dana pem erint ah

4 Program voucher Pemerint ah menyediakan dana bagi sisw a unt uk bersekolah di sekolah sw ast a 5 Program adopsi sekolah Pihak sw ast a m enyediakan dana dan

sum ber daya unt uk m enam bah dana pem erint ah bagi sekolah negeri 6 Program peningkat an

kapasit as sekolah

Pihak sw ast a m enyelenggarakan program pelat ihan bagi guru dan program perbaik- an kurikulum

7 Program infrast rukt ur sekolah Pihak sw ast a m erencanakan, m endanai, m em bangun, dan mengoperasikan infr a- st rukt ur sekolah negeri m elalui kont rak jangka panjang dengan pemerint ah

157

Budi Waluyo

Pendidikan vokasi yang baik adalah elem en dasar dalam ekonom i pem belajaran (learning economy) dan m em iliki peran pent ing unt uk m e- num buhkan inovasi suat u m asyarakat (Heem skerk & Zeit lin, 2014: p.2). Agar efekt if, pendidikan vokasi m em but uhkan pengajar yang kom peten, infrast rukt ur yang m em adai, sum ber daya pendukung yang m encukupi, dan kurikulum yang relevan dengan dunia usaha. Apabila sem ua kebut uh- an tersebut terpenuhi, m aka para siswa akan dapat belajar dengan efekt if. Lem baga pendidikan vokasi akan dapat m enghasilkan lulusan dengan keteram pilan kerja yang handal dan sesuai dengan kebut uhan indust ri. Dam paknya, tenaga kerja m enjadi produkt if dan berkont ribusi dalam per- ekonom ian negara. Pem erintah Inggris terus berupaya agar layanan pen- didikan vokasi yang disediakan oleh lem baga pendidikan di Inggris dapat dit ingkat kan jum lahnya, baik unt uk pengguna jasa di dalam negeri m aupun luar negeri (AoC, 2012: p.4).

PPP dalam pendidikan vokasi m em iliki ciri yang khas, karena dapat m enjadi pendekatan yang kom prehensif unt uk sem ua aspek, sepert i pen- danaan, infrast ruktur, kualitas, pelat ihan pengajar, layanan dan evaluasi pendidikan vokasi (Sharm a, 2015: p.2). Program ini memiliki peran penting untuk mengem bangkan kualitas pendidikan vokasi karena memungkinkan kom unikasi yang sering ant ara lem baga pendidikan dan perusahaan (Haw ley, 2007: p.1). Pengem bangan keteram pilan di sekolah vokasi sangat m em erlukan kolaborasi dan kerjasam a (part nership) dengan dunia usaha, dengan dikoordinasi oleh pemerintah. Kolaborasi yang baik antara lem baga pendidikan vokasi dan dunia usaha t elah m enjadi kunci sukses pelaksanaan program part nership. Pelaksanaan program part nership t idak didorong oleh kepent ingan pribadi m asing-m asing pihak, nam un dilandasi oleh kesadaran unt uk m encapai per t um buhan indust ri dan pert um buhan ekonom i yang harus dicapai secara bersam a-sam a oleh pem erintah dan sw ast a (Sharm a, 2015: p.3).

Contoh pelaksanaan part nership adalah dengan m enjalankan ‘dual’ program . Para siswa m enem puh st udi di sekolah vokasi, sekaligus m elaku- kan prakt ik kerja di suat u perusahaan. Pihak sw ast a juga dapat ber- kont ribusi unt uk pengem bangan program di sekolah vokasi, t erut am a jika m ereka m em iliki jaringan dengan perusahaan di luar negeri (Sharm a, 2015: p.3).

Adanya proyek PPP di bidang pendidikan vokasi m enam bah ke- m am puan finansial bagi lem baga penyelenggara pendidikan t ersebut unt uk m em biayai dan m engem bangkan pr ogr am pendidikan sesuai dengan kebut uhan dunia usaha, m encipt akan sist em pendidikan ber- kelanjut an, m enerapkan t eknologi m odern dalam proses pendidikan, m em bangun gedung dan infrast rukt ur, dan m engem bangkan hubungan dengan kom unit as bisnis. Program PPP m em ungkinkan per usahaan m em peroleh keahlian baru, m eningkat kan tanggung jawab sosial, m eng- opt im alkan perpajakan dan m endapat kan keunt ungan st rategis lainnya (Vertakova & Plot nikov, 2014: p.28).

St rategi pengem bangan keteram pilan diarahkan unt uk m endorong pelaksanaan program PPP secara nasional. Program PPP harus dijalankan sesuai dengan kerangka at au kont ak yang disepakat i ant ara sekolah vokasi dan perusahaan. Baik pem erint ah m aupun sw ast a yang t elibat dalam PPP harus dapat m engident ifikasi kelem ahan program ini. Pihak swasta m elakukan part nership dengan sekolah vokasi bukan unt uk m en- cari keunt ungan (profit) dari kegiatan pendidikan, melainkan unt uk ber- kont ribusi dalam pengembangan keteram pilan. Hal ini m em erlukan komit- men bersam a secara nasional untuk m enem patkan kepentingan strategis at as investasi pendidikan (Sharma, 2015: p.3). Contoh program PPP yang dilaksanakan pada pendidikan vokasi di Inggris dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Public Private Part nership

unt uk Pendidikan Vokasi di Inggris

1 . Program Akademi (Academies Programme)

Akadem i yang dim aksud dalam program ini adalah sekolah independen yang didanai oleh m asyarakat , yang m enyediakan pendidikan bagi sisw a um um . Sekolah tersebut didirikan dengan dana dari perusahaan, kelom - pok agam a, at au kelom pok sukarelaw an m elalui kerja sam a dengan

Kategori PPP Program PPP

Program Filantropi Sw ast a Program Akademi (Academies Programme) Program Infrast rukt ur Sekolah Program Pendanaan Sw ast a

159

Budi Waluyo

pem erint ah pusat dan m it ra pendidikan lokal. Pem erint ah m enyediakan sebagian belanja m odal dan biaya operasional unt uk sekolah tersebut .

Para sponsor m em ast ikan bahw a sekolah t ersebut direncanakan dengan m at ang dan dilengkapi dengan sarana yang m em adai agar dapat m enyediakan pendidikan dengan st andar yang t inggi. M ereka juga m em - beri kont ribusi yang signifikan unt uk m em biayai pem bangunan gedung, dan pem er int ah m em biayai sisanya. Biaya oper asional disediakan sepenuhnya oleh pem erint ah. Sekolah dengan skem a ini, pertam a kali didirikan t ahun 2002. Sam pai t ahun 2008, program ini t elah m encakup 47 sekolah (LaRocque, 2008: p.17).

2 . Program Pendanaan Sw asta (Private Finance Initiative, PFI)

M enurut LaRocque (2008: p.28-29), program PFI t elah dit erapkan secara luas di Inggris. Program ini dim ulai pada t ahun 1992 oleh Pem erint ah Konservat if dan kem udian didukung penuh oleh Partai Buruh sejak 1997. Pem erint ah Inggris m enggunakan m odel PFI hanya jika dianggap sesuai dan dapat m em beri nilai tam bah keuangan (value for money).

M elalui skem a PFI, sebuah sekolah direncanakan, dibangun, dibiayai, dan dijalankan oleh konsorsium swasta m elalui kontrak m inim al 30 tahun. Set iap kontrak berbeda, sesuai dengan kesepakatan para pihak. M elalui skem a Design-Build-Finance-Operate (DBFO), pihak swasta m embangun dan mengoperasikan sebuah sekolah dalam jangka panjang sesuai dengan ketent uan pem erintah lokal atau kekhususan sekolah tersebut .

Konsorsium sw ast a t ersebut m endapat alokasi dana dari pem erint ah secara rut in, berdasarkan pencapaian t arget kinerja selam a periode kont rak. Apabila pihak konsorsium t idak m encapai target , m aka dana dari pem erintah akan dikurangi. Pada akhir m asa kont rak, sekolah t er- sebut dikem balikan ke pem erintah.

Pada aw alnya, program PFI berjalan lam bat . Nam un, seiring dengan perbaikan m odel program pada akhir 1990-an, pert um buhannya sem akin m eningkat . Per Okt ober 2007, Depart ment f or Children, Schools and Families telah m enandat angani 115 kont rak PFI, dengan nilai berkisar £4,8 m ilyar. Selain it u, Pem erintah Skot landia dan Wales telah m enanda- tangani lebih dari 20 kont rak PFI. Departem en m em perkirakan, pihaknya m ewakili sekitar 19% dari kont rak PFI dan 8,5% dari nilai kont rak PFI.

Salah sat u kont rak PFI terbesar adalah Sout h Lanarkshire School dan

Glasgow Schools di Skot landia (m asing-m asing bernilai £394 jut a dan £206 jut a) dan Nort hampt onshire Schools (bernilai £191 jut a) di England. Hasil kajian m enyebut kan bahw a program PFI cenderung selesai t epat w akt u dan sesuai anggaran, dibandingkan dengan program yang di- selenggarakan secara t radisional (HM Treasury, 2003: p.43; LaRocque, 2008: p.28-29).

Di sekt or pendidikan t inggi, part nership ant ara perguruan t inggi dan inst it usi bisnis di Inggris sangat erat kait annya dengan perluasan fungsi pendidikan. Perguruan t inggi t idak hanya m enyediakan pelat ihan bagi ilm uw an dan m elakukan penelit ian, t et api juga m em bant u pem bent ukan usaha kecil. Pem erintah m em prom osikan part nership antara perguruan t inggi dan inst it usi bisnis dengan t ujuan unt uk m encipt akan diversifikasi sum ber pem biayaan pendidikan, m engem bangkan pot ensi inovasi, dan m eningkat kan daya saing negara. Pem bangunan berkelanjutan yang di- jalankan pem erint ah Inggris m em berikan priorit as pada peningkat an daya saing dan invest asi di bidang pendidikan. Pem erint ah dan sw ast a ber- sam a-sam a m eningkat kan invest asi dalam pendidikan m elalui berbagai pendekatan (Vertakova dan Plot nikov, 2014).

Dalam beberapa t ahun t erakhir pem erint ah Inggris t elah m engurangi alokasi dana unt uk penelit ian di sekt or sw ast a. Pem erint ah lebih fokus unt uk m em biayai part nership ant ara perguruan t inggi dengan sw ast a. Akibat nya, di perguruan t inggi t erjadi peningkat an jum lah penelit i yang bekerja berdasarkan kont rak dan peningkat an jum lah penelit ian yang bersifat kom ersial unt uk sw asta. Perluasan bent uk part nership ant ara perguruan t inggi dan bisnis m enjadi salah sat u bidang int i dalam pem - bangunan dan m enjadi bagian dari kebijakan m odern unt uk pem bangun- an daerah di Inggris (Vertakova dan Plot nikov, 2014: p.29).

Cont oh part nership dalam pendidikan di Inggris ant ara lain yang di- lakukan oleh Far aday Com m unit ies, sebuah perkum pulan ber bagai organisasi dan inst it usi, t erm asuk lem baga penelit ian dan t eknologi, universit as, lem baga profesional, asosiasi bisnis dan perusahaan. M ereka m engelola hubungan ant ara sains, t eknologi dan bisnis, agar t erjadi alih t eknologi unt uk m eningkat kan daya saing indust ri Inggris.

161

Budi Waluyo

Dana Inovasi Pendidikan Tinggi (Innovation Fund of Higher Education) memiliki peran penting dalam pembiayaan penelitian di perguruan tinggi. Dengan adanya dana ini, perguruan tinggi dapat mendirikan kantor untuk mengelola partnership dengan swasta, melakukan alih teknologi, m elakukan analisis pasar atas penelit ian, m enyediakan jasa konsultasi dan pendidikan bagi perusahaan, m em bent uk badan usaha independen, dan m em berikan pelat ihan kew irausahaan dan kerja berbayar (paid internship) bagi m aha- sisw a. Di sam ping it u, ada pula skem a pendanaan lain yang disebut

Government ’s Universit y Challenge Seed Fund Scheme. Skem a ini bert ujuan m engurangi kesenjangan kem am puan keuangan antar-universitas. Dana ini membantu perubahan hasil penelitian m enjadi proyek bisnis (Vertakova dan Plot nikov, 2014).

M anfaat, Evaluasi, dan Kritik

Ada beberapa pert im bangan m engapa pem erint ah m em ilih m odel PPP unt uk m encapai t ujuan program pem erint ah di bidang pendidikan. Bebe- rapa m anfaat program PPP ant ara lain:

1) M eningkat kan sum ber keuangan unt uk sektor pendidikan. Program filant ropi swasta m em iliki keunggulan dari segi fleksibilitas dana di- banding pendanaan pem erint ah, yang lebih banyak t eralokasi unt uk gaji guru, khususnya di negara berkem bang.

2) M enambah kapasitas sekolah negeri yang masih terbatas untuk menye- rap pertumbuhan jumlah anak-anak, sehingga dapat memperluas akses pendidikan dan mengurangi jumlah siswa per kelas di sekolah negeri. 3) M eningkat kan pengetahuan, keteram pilan, dan inovasi pihak swasta

– baik it u pedagogi, t eknis, at au m anajerial – yang m ungkin t idak t ersedia di sekt or pendidikan.

4) M em ungkinkan Kem ent erian Pendidikan unt uk f okus pada f ungsi ut am a, sepert i perencanaan dan kebijakan unt uk pengem bangan kurikulum , dan penjam inan m ut u. Unt uk hal-hal tersebut , pem erin- tah m em iliki kem am puan dan keunggulan dibanding swasta.

5) M em ungkinkan inovasi yang lebih m aju dalam layanan pendidikan

Dalam dokumen Buku Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris (Halaman 164-184)