• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tr a nsfer a ble Skills M elisa Apriyan

Dalam dokumen Buku Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris (Halaman 64-76)

H igher Or der Thinking ( H OT) Skills

Bab 5: Tr a nsfer a ble Skills M elisa Apriyan

51

yang lebih umum diperlukan dalam bekerja seperti keteram pilan menye- lesaikan m asalah, berkom unikasi secara efekt if, kreat if, ket eram pilan memimpin, mengam bil keput usan dan keteram pilan m endemonstrasikan kewirausahaan (UNESCO, 2012, hal. 14). M enurut UNESCO (2012), pengem- bangan transferable skills akan lebih opt im al pada pendidikan menengah bersam aan dengan keteram pilan teknis dan vokasional, setelah peserta didik menguasai keterampilan dasar literasi dan numerasi di jenjang pen- didikan dasar. Konsep pem isahan keteram pilan dasar literasi dan numerasi tersebut berbeda dengan sist em pendidikan vokasidi negara Inggris yang um um nya m engintegrasikan dua ket eram pilan tersebut sebagai unsur

t ransferable skills yang juga perlu dikem bangkan hingga jenjang pendidik- an m enengah.

Selain pent ing unt uk pengem bangan ket eram pilan individu secara holist ik, t ransferable skills juga pent ing unt uk pengem bangan keteram pil- an abad 21 atau yang lebih dikenal sebagai 21st Cent ury Skills (UNESCO, 2014; Sut o, 2013). Kerangka t ersebut mengacu pada situasi abad 21 yang sem akin terbuka akan perkem bangan teknologi dan m obilitas nasional m aupun int ernasional, sehingga sist em pendidikan perlu m em bekali individu dengan keteram pilan (1) cara berpikir, (2) cara bekerja, (3) alat unt uk bekerja, dan (4) ket eram pi lan unt uk hidup (Assessm ent and Teaching of 21st Cent ury (ATC21S) dalam Sut o, 2013, hal. 5). Sebagai contoh Suto (2013, hal. 6-7) m engut ip daftar keteram pilan abad 21 dari

ATC21S sepert i kreat ivitas, inovasi, berpikir krit is, m em ecahkan m asalah, m engam bil keput usan, keteram pilan belajar, berkom unikasi, berkola- borasi, literasi inform asi, literasi TIK, kewarganegaraan lokal dan global, kehidupan dan karier serta tanggung jawab personal dan sosial. Dengan ket eram pilan-ket eram pilan t ersebut , individu diharapkan akan lebih m udah unt uk beradapt asi, berkolaborasi, dan m engaplikasikan kom - petensi yang dim iliki dalam dunia kerja (UNESCO, 2014).

Pent ingnya pengem bangan t ransf erable skills dalam sist em pen- didikan vokasi m asih m em iliki porsi yang berbeda dalam sist em pen- didikan di berbagai negara (UNESCO, 2014). Hal t ersebut juga t erjadi di negara-negara bagian Inggris.

53

M elisa Apriyani

1 . Inggris: Functional Skills

Negara Inggris menekankan pent ingnya funct ional skills sebagai bent uk

transferable skills menggant ikan ist ilah t erdahulunya, Key Skills. Key Skills

awalnya dit erbit kan dalam The St atut ory Regulation of Ext ernal Qualifi- cations in England, Wales and Nort hern Ireland (2004). Dibutuhkan waktu 2 tahun semenjak Funct ional skills diperkenalkan pada tahun 2010, hingga istilah Key Skills resm i digant ikan pada 1 Oktober 2012(ACE, 2015).

Funct ional skills yang dim aksud m eliput i: 1. Penerapan angka (M at hs)

2. Kom unikasi (English)

3. Teknologi Inform asi dan Kom unikasi (ICT)

4. M engem bangkan pem belajaran dan perform a secara m andiri (improving ow n learning and performance at auIOLP)

5. Pem ecahan m asalah 6. Bekerja sam a

Kualifikasi Funct ional Skills t erdiri dari TIK, M at em at ika dan Bahasa Inggris. Kualif ikasi ini digunakan dalam apprent iceship dan kualifikasi ini t idak t erbat as pada pesert a didik usia 14 hingga 19 t ahun t api juga banyak digunakan di pendidikan usia dewasa atau post-16 skills plan.

Dengan keterampilan tersebut , pekerja diharapkan dengan mudah akan beradaptasi dan memenuhi kebut uhan pasar (Departm ent for Educat ion, 2016, hal. 12). Unt uk it u, Pem erintah Inggris m enyediakan pem biayaan kualif ikasi Funct ional Skills bagi pesert a pendidikan f orm al, pesert a

apprenticeship dan peserta didik dew asa (Ofqual, 2015).

Penilaian f unct ional skills harus konsist en, kont ekst ual, spesif i k, relevan, aplikat if, berupa penyelesaian m asalah, m enilai proses dan hasil dalam berbagai kont eks. Tingkat kesulit annya m eliput i kom pleksit as perm asalahan, t untutan teknikal, konteks dan pengenalan peserta didik, serta tingkat kemandirian peserta didik. Sert ifikasi keteram pilan fungsional akan diberikan oleh badan independen ket ika peserta didik m em enuhi krit eria penilaian. Krit eria penilaian harus melalui tiga t ahap pem eriksaan yang m eliput i t ask set t ing (t unt ut an kualif ikasi penilaian dan krit eria keterampilan) – task t aking (kondisi dukungan dan bim bingan bagi peserta didik) – t ask marking (skem a penilaian dan/ atau kriteria penilaian) unt uk

m enjam in reliabilit as dan ot ent isit as (Of qual, 2011). Pem eriksaan ini m inim al diadakan set iap t ahun unt uk m enjam in validit as penilaian. Des- kripsi penilaian Funct ional Skills oleh Of qual dapat dilihat pada bab 2 t abel 4.

2 . Skotlandia: Core skills

Core skills di Skot landia (SQA, 2013) adalah beberapa keteram pilan m en- dasar yang m em bant u pesert a didik m em aham i dan m enggunakan pengetahuan serta keteram pilan dalam berbagai sit uasi, baik dalam dunia pendidikan m aupun pekerjaan. Keteram pilan-keteram pilan ini berkaitan dengan pem belajaran sepanjang hayat , karena akan sangat m em bant u seseorang unt uk m enganalisis dan m em ecahkan m asalah, berkom unikasi dengan baik, m enggunakan t eknologi inform asi, bekerjasam a dengan efekt if, dan berperan akt if, fleksibel, serta bertanggungjawab dalam pe- kerjaannya.

Core skillsini m eliput i(SQA, 2013):

• Ket er am pilan m em ecahkan m asalah m eliput i berpikir kr it is dan kreat if, m enganalisis sit uasi dan m engam bil t indakan, m erencanakan dan mengat ur hal-hal yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah, merefleksikan pencapaian dan mengambil kesim pulan unt uk kesem pat- an yang akan dat ang.

• Keteram pilan berkom unikasi baik secara lisan m aupun t ulisan adalah keteram pilan yang m endasar unt uk m enjelaskan ide serta berelasi dengan orang lain.

• Ket eram pilan num erasi m eliput i m engolah, m engint erpret asi dan m engom unikasikan inform asi, diharapkan dengan ket eram pilan ini perm asalahan yang ada dapat dipaham i, diprediksi dan diselesaikan. • Keteram pilan TIK, yait u keteram pilan m endasar unt uk m encari dan m enganalisis infrom asi, m engant ur ide dan m engom unikasikannya serta bekerjasam a dengan orang lain.

• Keteram pilan bekerjasam a dengan orang lain m erupakan keteram pil- an int erpersonal yang dapat m em bant u pesert a didik berelasi dengan orang lain baik dalam pendidikan dan pekerjaan, unt uk m encapai t ujuan bersam a.

55

M elisa Apriyani

Secara umum, pengembangan t ransferable skills di Skot landia sudah terint egrasi dengan baik dalam pembelajaran. Berbeda dengan penilaian

transferable skills di Inggris yang menggunakan krit eria um um berdasarkan tingkatan, kriteria penilaian t iap keterampilan dirincikan dalam keteram pil- an umum dan khusus sert a aktivitas fungsionalnya. Setiap core skill dinilai dalam SCQF t ingkat ke-2 hingga ke-6 sesuai dengan komponen penilaian dan aktivitas ut am a yang dijabarkan dalam Core skills framew ork yang di- terbit kan oleh SQA sebagai badan yang berwenang menent ukan kualifikasi keteram pilan di Skot landia. Dengan adanya core skills peserta didik di- harapkan dapat mempersiapkan diri bukan hanya unt uk dunia kerja tapi juga unt uk m elanjut kan pendidikan ke jenjang pendidikan t inggi dan bahkan sebagai bentuk pembelajaran sepanjang hayat.

3 . Wales: Essential Skills Wales (ESW )

Transferable skills dalam pendidikan vokasidi Wales m erujuk pada ist ilah

Essent ial Skills. Ist ilah tersebut disahkan oleh Pem erintah Wales, pada Sept em ber 2010 set elah sebelum nya disebut sebagai Basic Skills dan

Key Skills (Welsh Governm ent , 2012). Awalnya pelatihan Essent ial Skills

yang dit aw arkan t erbat as pada ket eram pilan m em baca, m enulis, ber- komunikasi, numerasi dan menggunakan komputer yang terintegrasi pada pembelajaran um um di sekolah. Nam un, keteram pilan-keteram pilan ter- seb u t d i nyat akan b er t u m pan g-t i n d i h d en gan ku al i f i kasi W el sh Baccalaurat e yang dit erapkan unt uk pesert a didik berusia 14 hingga 16 t ahun (Welsh Governm ent , 2012). Beberapa krit ik lainnya berkait an dengan isi dan penilaian portofolio ESW yang kurang konsisten, reliabel, terintegrasi dengan sistem persekolahan. Berefleksi pada ulasan tersebut , Pem erintah Wales pada bulan Sept em ber 2015 m em perbaharui ist ilah Essent ial Skills m enjadi kualif ikasi Essent ial Skills Wales (ESW ), yang terdiri dari keteram pilan berkom unikasi (Essent ial Communicat ion Skills), keteram pilan penerapan angka (Essent ial Applicat ion of Number Skills), ket eram pi lan lit erasi digit al (Essent ial Dig it al Lit er acy Sk ills), dan keteram pilan bekerja (Essent ial Employabilit y Skills atau EES) unt uk usia 14 hingga 19 tahun (Welsh Governm ent , 2015).

Kualifikasi ESW diharapkan dapat m engem bangkan pem aham an dan kem am puan peserta didik dalam keteram pilan dasar dalam pem belajar-

an, pekerjaan m aupun kehidupan sehari-hari(Welsh Governm ent , 2015). Dengah dipisahkannya kualifikasi ESW dari kurikulum sekolah um um di- harapkan individu dapat m engem bangkan dan m enunjukkan kem am pu- an dalam keteram pilan secara lebih eksplisit dan aplikat if, m eningkat kan kepercayaan diri, keefekt ifan, pem aham an, pengem bangan dan penerap- an keteram pilan-keteram pilan tersebut dalam berbagai konteks(Welsh Governm ent , 2015, hal. 8).

Pem erintah Wales telah m engem bangkan pem belajaran dan penilai- an ESW dengan sangat m endet ail. Rubrik penilaian dan m et ode penilaian ESW dirincikan dalam dokum en Design Principles for t he Essent ial Skills Wales Suit e of Qualif icat ions yang t ersedia dalam Bahasa Wales dan Bahasa Inggris(Welsh Governm ent , 2015). Penilaian ESW bersifat sum at if dan harus diselesaikan dalam w akt u 24 bulan. Penilaian t ersebut t erbagi m enjadi dua m etode utam a unt uk set iap keteram pilan dalam ESW. Pe- nilaian pert am a dilaksanakan dengan t ugas t erencana (cont rolled t asks) yang bert ujuan unt uk m enelaah keteram pilan-keteram pilan tersebut di- terapkan secara m enyeluruh dan relevan dalam kehidupan yang sebenar- nya. Penilaian ke dua bert ujuan m engevaluasi dasar penget ahuan dan keteram pilan peserta didik, m elalui ujian konfirm asi (confirmatory test s) unt uk keteram pilan penerapan angka dan berkom unikasi at au diskusi t erst rukt ur (st ruct ured discussions) unt uk ket eram pilan literasi digital dan bekerja. M eskipun t iap peserta didik hanya m em iliki kesem pat an sat u kali unt uk m engam bil penilaian t ersebut , pesert a didik yang t idak lulus dapat m engulang ujian tersebut pada gelom bang berikut nya(Welsh Governm ent , 2015, hal. 9). Tabel berikut m erangkum kualifikasi yang diharapkan dapat dit unjukkan dalam keem pat keteram pilan ESW(Welsh Governm ent , 2015; Qualificat ion Wales, 2016).

57

M elisa Apriyani

Tabel 1. Kualifikasi Essent ial Skills Wales (Welsh Governm ent , 2015)

Penilaian keteram pilan juga dapat dilakukan sesuai dengan kebut uh- an khusus peserta didik. Contohnya, pada kualifikasi keteram pilan ber- kom unikasi, penilaian dapat dilakukan t idak hanya m endengar atau ber- bicar a dalam bent uk suar a, t api juga dalam bent uk bahasa isyarat ataupun huruf braille. Pada keteram pilan penerapan angka m ensyarat kan pesert a dapat m em baca, m engukur, m engum pulkan inform asi, m em - bedakan bent uk, m engam at i, m enulis, m enggam bar dan m erekam juga t ersedia bent uk um um , bahasa isyarat m aupun hur uf braille. Unt uk keteram pilan TIK, peserta didik diharapkan dapat m enyim pan dokum en, m em buat cat at an dengan bant uan TIK, penilaian dapat juga dilakukan dengan bahasa isyarat dan huruf braille.

Berdasarkan st udi terhadap 300 pem beri kerja t ent ang pelat ihan ESW, lebih dari set engahnya m enyat akan bahw a pelat ihan ESW ber- dam pak posit if dalam produkt ivit as t enaga ker ja (55%), pelayanan pelanggan (54%) dan kom uni kasi dengan pelanggan at au organisasi lainnya (53%) (W ilson, Tow nley, & Cutter, 2013, hal. 4). Dari st udi tersebut juga dit em ukan bahw a ham pir seluruh pesert a m enyat akan set elah m engi kut i pelat ihan dapat bekerja m andiri, lebih percaya diri ser t a ant usias dalam bekerja. Beberapa ket eram pilan yang dikem bangkan dalam pelat ihan tersebut ant ara lain ket eram pilan TIK, berkom unikasi dan m em ecahkan m asalah.

Keterampilan Tingkatan Kualifikasi

Penerapan angka t ingkat an dasar 1, 2, 3 hingga t ingkat an umum 1, 2, 3

M emahami dat a numerikal M elakukan perhit ungan

M engint erpretasi dan menampilkan hasil dan t emuan

Berkomunikasi Berbicara, m endengar, membaca dan

menulis

Lit erasi digit al Tanggung jaw ab digit al, produkt ivit as digit al, informasi lit erasi digit al, kolaborasi digit al, kreat ivit as digit al, pem belajaran digit al.

Bekerja (sebelum nya dikenal sebagai w ider key skills)

t ingkat dasar 3 dan t ingkat umum 1, 2, dan 3

Berpikir krit is, m em ecahkan masalah, merencanakan dan mengorganisasi, kreat ivit as dan inovasi, sert a efekt ivit as personal

4 . Irlandia Utara: Essential skills

Essent ial skills diperkenalkan oleh Depart m ent f or Em ploym ent and Learning (DEL) pada bulan April 2002 dalam Essent ial Skills for Living St rat egy (NI St at ist ics & Research agency , 2016). Ket eram pilan yang di- kategorikan sebagai keteram pilan esensial m eliput i literasi, num erasi dan TIK. Seluruh kursus ket eram pilan-ket eram pilan ini disam paikan oleh t ut or-t ut or yang t erakredit asi baik di college, pusat pelat ihan sw ast a, dan organisasi kom unit as sert a dibiayai sepenuhnya oleh Depart m ent for Educat ion (DfE).

M enurut Sect ion 75 of t he Nort hern Ireland Act 1998, pem isahan

Essent ial skills dari pendidikan f orm al dan pengem bangannya dalam lem baga kursus dit ujukan unt uk m enjam in kesam aan akses bagi seluruh lapisan m asyarakat. Berbeda dengan pengem bangan t ransferable skills di negara bagian lainnya, di Irlandia Ut ara, pencapaian kualifikasi Essen- t ial skills t idak hanya dinilai berdasar kan penguasaan ket eram pilan t ert ent u, t api juga m enggunakan st andar usia sebagai berikut :

Ent ry level 1 (usia 5-7 t ahun)

Ent ry level 2 (usia 7-9 t ahun)

Ent ry level 3 (usia 9-11 t ahun)

Level 1 (GCSE grades D-G)

Level 2 (GCSE grades A-C)

Jenjang t ersebut diikut i dengan cat at an bahw a pencapaian ent ry level 1-3 berupa kurikulum kesetaraan dengan sekolah nasional lainnya dan keteram pilan TIK hanya tersedia bagi level 1 dan 2. Dalam sepuluh tahun terakhir, ham pir 75% peserta kursus berusia 16-24 tahun dengan kualifi- kasi Essent ial skills t erbanyak pada t ingkat 1 dan 2. St at ist ik t ersebut m enunjukkan adanya kesem patan dan m inat peserta didik unt uk m eng- am bil kursus t ersebut sebagai bent uk perbaikan dari pencapaian yang t elah diraih di GCSE, m eskipun kualifikasi ini t idak set ara GCSE.

Kesimpulan dan Pembelajaran

Dari ulasan t ent ang t ransferable skills dalam pendidikan vokasi di Inggris, dapat disim pulkan t iga hal ut am a yang dapat dijadikan pem belajaran bagi pengem bangan t ransferable skills di Indonesia.

59

M elisa Apriyani

Pert am a, konsep t ransferable skills m asih sangat abst rak sehingga sulit unt uk diintegrasikan dalam pem belajaran secara holist ik. Unt uk it u diperlukan part isipasi dari pem erintah, pem angku kepent ingan, pem beri kerja dan pekerja unt uk m engident ifikasi t ransferable skills yang perlu unt uk dikem bangkan dalam lingkup konsep, polit ik dan prakt ik (UNESCO, 2014). Diharapkan dengan peran aktif dari para pem angku kepent ingan arah pengembangan transferable skills dapat disesuaikan dengan proyeksi pekerjaan di m asa yang akan dat ang. Sepert i yang t elah diterapkan di sistem pendidikan vokasi di Inggris, pemerintah dan perusahaan berkola- borasi m endanai dan mengelola pendidikan vokasi agar dapat meningkat- kan relevansi konten pendidikan dengan pekerjaan di m asa yang akan datang. Sedangkan di Indonesia, pengint egrasian transferable skills dalam kurikulum masih belum konsisten. Transferable skills yang dikenal dengan pendidikan kecakapan hidup atau life skills, m asih terbat as pada doku- men peraturan pemerintah (Perm endiknas 23/2006) dan baru diterapkan secara lebih intens pada kurikulum 2013 (Perm endikbud 54/2013) (Kurnia, Set iaw an, & Dit t rich, 2014). Selain it u, pem erint ah juga baru m em ulai m engikut sert akan indust ri dalam m enent ukan dan m engem bangkan

t ransferable skills besert a cara pengajaran dan penilaiannya sejak tahun 2016 (Kem endikbud, 2016)

Kedua, m eskipun pada kenyataannya pengem bangan t ransferable sk il l s d apat m en gu n t u n gkan m au p u n m er u gi kan p em b er i ker j a,

t ransferable skills tetap perlu dikem bangkan dalam pendidikan vokasi (OECD, 2011). Pada sat u sisi, pengem bangan t ransf erable skills dapat m em bant u pem ber i ker ja dan j uga peker j a karen a ket eram p i lan- keteram pilan tersebut dapat m em udahkan pekerja unt uk bekerja secara efekt if dalam berbagai sit uasi. Selain it u, t ransferable skills, juga dapat m em bant u m obilitas jenjang karir pekerja baik di dalam m aupun di luar perusahaan. Pada sisi lainnya, m em iliki t ransferable skills juga dapat m erugikan pem beri kerja karena pekerja dapat lebih m udah m em peroleh prom osi at au berpindah perusahaan (OECD, 2011). Dilem a t ersebut just ru t idak nam pak dalam ulasan pendidikan vokasidi Inggris. Berbagai ulasan t ent ang pengem bangan t ransferable skills m enilai dam pak t rans- ferable skills sangat posit if dalam dunia kerja. Sedangkan dalam pen- didikan vokasi di Indonesia sendiri, m eskipun sem akin banyak pem beri

ker ja yang m enyadar i pent ingnya t ransfer able skills, ket eram pi lan- keteram pilan tersebut m asih belum dianggap pent ing. Baik pem beri kerja m aupun inst it usi pendidikan m asih m engut am akan pengem bangan prest asi akadem is sehingga pengem bangan t ransf erable skills m asih belum m enjadi unsur yang pent ing dalam m encari pekerjaan.

Terakhir, pengintegrasian t ransferable skills dalam kurikulum pen- didikan vokasi berkait an erat dengan kualit as pendidikan di suat u negara, khususnya kualit as guru. Dalam ulasan di at as, empat negara bagian Inggris t elah m engint egrasikan t ransferable skills dalam kurikulum pendidikan vokasi khususnya program magang, selain itu, guru memiliki peran penting dalam m enerapkan kurikulum t ersebut (UNESCO, 2012). Cont ohnya di Irlandia Utara, tutor pendidikan vokasi formal m aupun non-form al harus diakredit asi. Pengint egrasian t ransf erable skills dalam kurikulum dan pengem bangan m ut u guru pendidikan vokasi telah mulai diterapkan dalam peta jalan revit alisasi pendidikan vokasi di Indonesia 2016-2030 (Kemen- dikbud, 2016). Nam un pada penerapannya, t ant angan ket im pangan m ut u sat uan pendidikan vokasi antarw ilayah di Indonesia dan ketersedia- an guru produkt if yang m enjadi ciri khas pendidikan vokasi m asih perlu diperhat ikan (Kem endikbud, 2016).

Referensi

ACE. (2015, February). Transferable Skills: Guidance not es. Ret rieved Sept em ber 3, 2017, from ht t ps:/ / acecert s.co.uk/ w eb/ w p-cont ent / uploads/2013/06/ ACE-Transferable-Skills-Feb-2015-V4-St art s-up-t o- 5t h-April-2015.pdf

Depart m ent for Educat ion . (2016). Post-16 Skills Plan. London: OGL. Educat ion and Training Foundat ion. (2016, Decem ber). Annual Review

2015/ 16. Ret rieved April 16, 2017, from htt p:/ / w w w.et-foundat ion. co.uk/ w p-content / uploads/2014/03/ AR-am ended-sm aller-f ile.pdf Kem endikbud. (2016). M em bangun Pendidikan M enengah Kejur uan

Indonesia: Sebuah Pet a Jalan M enuju 2030. Jakart a: Kem endikbud. Kurnia, D., Set iawan, A., & Dit t rich, J. (2014). Int egrat ing Transferable Skills in TVET. Integrat ion of Transferable Skills in TVET Curriculum, Teaching

­Learning, and Assessment

(pp. 20-26). Gadong: SEAM EO VOCTECH Regional Cent re.

61

M elisa Apriyani

NI St at ist ics & Research agency . (2016, Decem ber 8). Essent ial Skills Enrolment s and Outcomes in Nort hern Ireland f rom 2002/03 up to 2015/16. Ret rieved April 16, 2017, f rom htt ps:/ / w w w.econom y-ni. go v.u k / si t es/ d ef au lt / f i l es/ p u b l i cat i o n s/ eco n o m y / 1.Essen t i al % 20Skills%20Enrolm ent s%20and%20Out com es%20in%20Nor t her n %20Ireland%20f rom %202002-03%20up%20t o%202015-16.pdf OECD. (2011, M ay). Learning for Jobs: point ers for policy development .

Ret rieved April 1, 2017, from OECD review s of vocat ional educat ion an d t r aini ng: ht t ps:/ / w w w.oecd.o rg/ edu/ ski l ls-b eyo nd-schoo l/ LearningForJobsPoint ersf or%20PolicyDevelopm ent .pdf

Of qual. (2011, Sept em ber ). Cont rolled Assessm ent Regulat ions f or Functional Skills. Retrieved April 16, 2017, from htt ps:/ / ww w.gov.uk/ governm ent / uploads/ system / uploads/ attachm ent _data/ f ile/371124/ 11-10-07-cont rolled-assessm ent-regulat ions-for-funct ional-skills.pdf Of qual. (2012, Januar y). Crit eria f or Funct ional Skills Qualif icat ions.

Ret rieved Apr il 16, 2017, f rom ht t ps:/ / w w w.gov.uk/ governm ent / uploads/ syst em / uploads/ at t achm ent _dat a/ f i le/371128/2012-01- 16-crit eria-f or-funct ional-skills-qualificat ions.pdf

Of qual. (2015, January 27). Im proving Funct ional Skills Qualificat ions.

Ret rieved Apr il 16, 2017, f rom ht t ps:/ / w w w.gov.uk/ governm ent / uploads/ syst em / uploads/ at t achm ent _dat a/ f ile/398441/2015-01- 27-im proving-f unct ional-skills-qualif icat ions.pdf

Of qual. (2015, Sept em ber 17). Qualif icat ion and Com ponent Levels Requirement s and Guidance for All Aw arding Organisat ions and All Qualif icat ions. Ret rieved April 16, 2017, from ht t ps:/ / w w w.gov.uk/ go ver n m en t / u p l o ad s/ sy st em / u p l o ad s/ at t ach m en t _d at a/ f i l e/

Dalam dokumen Buku Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris (Halaman 64-76)