• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemrograman (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemrograman (1)"

Copied!
214
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Iwan Syarif

Riyanto Sigit

Afrida Helen

Umi Sa’adah

Toru MUSO (JICA Expert)

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

(2)

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan karuniaNya-lah kami dapat menyelesaikan Diktat Pemrograman 2 (Pemrograman C). Diharapkan dengan adanya diktat ini, mahasiswa dapat belajar secara mandiri dan lebih memahami mata kuliah Pemrograman 2.

Terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian buku ini, yaitu:

° Toru Muso, Longterm JICA Expert Program Studi Teknologi Informasi

° Ir. Elly Purwantini

° Dosen dan staf di Program Studi Teknologi Informasi

Tak ada gading yang tak retak, begitu kata pepatah. Demikian juga dengan kami, sekalipun buku ini telah selesai melalui proses dan review yang cukup lama, namun masih terbuka kemungkinan adanya beberapa kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, masukan, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk lebih menyempurnakan diktat ini pada kesempatan mendatang.

Mudah-mudahan sedikit yang kami bisa sumbangkan ini, akan dicatat oleh Allah SWT sebagai bagian dari amal sholeh kami dan akan menjadi ilmu yang bermanfaat, yang senantiasa akan mengalirkan pahala bagi orang-orang yang mengajarkannya. Amin….

Surabaya, Akhir Tahun 2001

PENYUSUN

(3)

Tujuan :

1. Menjelaskan sejarah dan ruang lingkup pemakaian bahasa C

2. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan bahasa C

3. Menjelaskan proses kompilasi dan linking program C

4. Menjelaskan struktur penulisan bahasa C dan menjelaskan komponen-komponen

program dalam contoh aplikasi sederhana

1.1. Sejarah dan Ruang Lingkup C

Akar dari bahasa C adalah bahasa BCPL yang dikembangkan oleh Martin Richards

pada tahun 1967. Bahasa ini memberikan ide kepada Ken Thompson yang kemudian

mengembangkan bahasa yang disebut dengan B pada tahun 1970. Perkembangan

selanjutnya dari bahasa B adalah bahasa C oleh Dennis Ritchie sekitar tahun 1970-an di

Bell Telephone Laboratories Inc. (sekarang adalah AT&T Bell Laboratories). Bahasa C

pertama kali digunakan pada komputer Digital Equipment Corporation PDP-11 yang

menggunakan sistem operasi UNIX.

C adalah bahasa yang standar, artinya suatu program yang ditulis dengan versi

bahasa C tertentu akan dapat dikompilasi dengan versi bahasa C yang lain dengan sedikit

modifikasi. Standar bahasa C yang asli adalah standar dari UNIX. Sistem operasi,

kompiler C dan seluruh program aplikasi UNIX yang esensial ditulis dalam bahasa C.

Patokan dari standar UNIX ini diambilkan dari buku yang ditulis oleh Brian Kerninghan

dan Dennis Ritchie berjudul "The C Programming Language", diterbitkan oleh

Prentice-Hall tahun 1978. Deskripsi C dari Kerninghan dan Ritchie ini kemudian dikenal secara

umum sebagai "K&R C".

Kepopuleran bahasa C membuat versi-versi dari bahasa ini banyak dibuat untuk

komputer mikro. Untuk membuat versi-versi tersebut menjadi standar, ANSI (American

National Standards Institute) membentuk suatu komite (ANSI committee X3J11) pada

tahun 1983 yang kemudian menetapkan standar ANSI untuk bahasa C. Standar ANSI ini

didasarkan kepada standar UNIX yang diperluas. Standar ANSI menetapkan sebanyak 32

(4)

tidak 32 kata-kata kunci ini dengan sintaks yang sesuai dengan yang ditentukan oleh

standar, maka dapat dikatakan mengikuti standar ANSI. Buku ajar ini didasarkan pada

bahasa C dari standar ANSI.

Pada saat ini C merupakan bahasa pemrograman yang sangat populer di dunia.

Banyak pemrograman yang dibuat dengan bahasa C seperti assembler, interpreter, program

paket, sistem operasi, editor, kompiler, program bantu, Word Star, Dbase, aplikasi untuk

bisnis, matematika, dan game, bahkan ada pula yang menerapkannya untuk kecerdasan

buatan.

Dalam beberapa literatur bahasa C digolongkan sebagai bahasa tingkat menengah.

Penggolongan ke dalam bahasa tingkat menengah bukanlah berarti bahwa bahasa C lebih

sulit dibandingkan dengan bahasa tingkat tinggi seperti PASCAL atau BASIC. Demikian

juga bahasa C bukanlah bahasa yang berorientasi pada mesin seperti bahasa mesin dan

assembly. Pada kenyataannya bahasa C mengkombinasikan elemen dalam bahasa tingkat

tinggi dan bahasa tingkat rendah. Kemudahan dalam membuat program yang ditawarkan

pada bahasa tingkat tinggi dan kecepatan eksekusi dari bahasa tingkat rendah merupakan

tujuan diwujudkannya bahasa C.

1.2.Kelebihan dan Kelemahan C.

Beberapa kelebihan dari bahasa C:

ƒ Bahasa C tersedia hampir di semua jenis komputer, baik mikro, mini maupun komputer besar (mainframe computer).

ƒ Kode bahasa C bersifat portabel. Suatu aplikasi yang ditulis dengan bahasa C untuk suatu komputer tertentu dapat digunakan di komputer lain hanya dengan sedikit

modifikasi.

ƒ Berbagai struktur data dan pengendalian proses disediakan dalam C sehingga memungkinkan untuk membuat program yang terstruktur. Struktur bahasa yang baik,

selain mudah dipelajari juga memudahkan dalam pembuatan program, pelacakan

kesalahan program dan akan menghasilkan dokumentasi program yang baik.

ƒ Dibandingkan dengan bahasa mesin atau assembly, C jauh lebih mudah dipahami dan pemrogram tidak perlu mengetahui mesin komputer secara detil. Dengan demikian

(5)

ke dalam bentuk program. Hal ini dikarenakan C merupakan bahasa yang berorientasi

pada permasalahan, bukan berorientasi pada mesin.

ƒ C memungkinkan memanipulasi data dalam bentuk bit maupun byte. Di samping itu juga memungkinkan untuk memanipulasi alamat dari suatu data atau pointer.

Adapun kelemahan bahasa C yang dirasakan oleh para pemula bahasa C:

ƒ Banyaknya operator serta fleksibilitas penulisan program kadang-kadang membingungkan pemakai. Kalau tidak dikuasai sudah tentu akan menimbulkan

masalah.

ƒ Para pemrogram C tingkat pemula umumnya belum pernah mengenal pointer dan tidak terbiasa menggunakannya. Padahal keampuhan C justru terletak pada pointer.

Kesulitan yang diuraikan di depan akan bersifat sementara saja. Kalau para pemula C mau

mempelajarinya, sebenarnya tak ada yang dikatakan sulit sekali mengenai C. Mereka yang

sudah terbiasa justru menyatakan bahwa bekerja dengan C sangat menyenangkan. Pepatah

mengatakan “Di mana ada kemauan di situ ada jalan” dan “Jika tak kenal maka tak

sayang”.

1.3.Proses Kompilasi dan Linking Program C

Agar suatu program dalam bahasa pemrograman dapat dimengerti oleh komputer,

program haruslah diterjemahkan dahulu ke dalam kode mesin. Adapun penerjemah yang

digunakan bisa berupa interpreter atau kompiler.

Interpreter adalah suatu jenis penerjemah yang menerjemahkan baris per baris

intsruksi untuk setiap saat. Keuntungan pemakaian interpreter, penyusunan program relatif

lebih cepat dan bisa langsung diuji sekalipun masih ada beberapa kesalahan secara kaidah

dalam program. Sedangkan kelemahannya, kecepatannya menjadi lambat sebab sebelum

suatu instruksi dijalankan selalu harus diterjemahkan terlebih dahulu. Selain itu, saat

program dieksekusi, interpreter juga harus berada dalam memori. Jadi memori selalu

digunakan baik untuk program maupun interpreter. Di samping itu, program sumber

(source program) yaitu program aslinya tidak dapat dirahasiakan (orang lain selalu bisa

melihatnya).

Kebanyakan versi C yang beredar di pasaran menggunakan penerjemah berupa

kompiler. Kompiler merupakan jenis penerjemah yang lain, dengan cara kerjanya yaitu

(6)

lain) bisa dijalankan secara langsung, tanpa tergantung lagi oleh program sumber maupun

kompilernya. Keuntungannya, proses eksekusi dapat berjalan dengan cepat, sebab tak ada

lagi proses penerjemahan. Di samping itu, program sumber bisa dirahasiakan, sebab yang

dieksekusi adalah program yang sudah dalam bentuk kode mesin. Sedangkan

kelemahannya, proses pembuatan dan pengujian membutuhkan waktu relatif lebih lama,

sebab ada waktu untuk mengkompilasi (menerjemahkan) dan ada pula waktu melakukan

proses linking. Perlu pula diketahui, program akan berhasil dikompilasi hanya jika program

tak mengandung kesalahan secara kaidah sama sekali.

Proses dari bentuk program sumber C (source program, yaitu program yang ditulis

dalam bahasa C) hingga menjadi program yang executable (dapat dieksekusi secara

langsung) ditunjukkan pada Gambar 1.1 di bawah ini.

EDITOR EDITOR

FILE PROGRAM SUMBER

yyy.c

FILE INCLUDE (FILE JUDUL)

xxx.h

KOMPILER

FILE OBYEK LAIN FILE OBYEK

FILE PUSTAKA (library file)

LINKER

FILE EXECUTABLE

(7)

Keterangan Gambar :

ƒ Pertama-tama program C ditulis dengan menggunakan editor. Program ini disimpan dalam file yang disebut file program sumber (dengan ciri utama memiliki ekstensi .c).

ƒ File include (umumnya memiliki ekstensi .h, misalnya stdio.h, atau biasa disebut dengan file judul (header file)) berisi kode yang akan dilibatkan dalam program C

(Pada program tertentu bisa saja tidak melibatkan file include).

ƒ Berikutnya, kode dalam file program sumber maupun kode pada file include akan dikompilasi oleh kompiler menjadi kode obyek. Kode obyek ini disimpan pada file

yang biasanya berekstensi .obj, atau .o (bergantung kepada lingkungan/environment

sistem operasi yang dipakai). Kode obyek berbentuk kode mesin, oleh karena itu tidak

dapat dibaca oleh pemrogram. Akan tetapi kode ini sendiri juga belum bisa dipahami

komputer.

ƒ Supaya bisa dimengerti oleh komputer, maka kode obyek bersama-sama dengan kode obyek yang lain (kalau ada) dan isi file pustaka (library file, yaitu file yang berisi rutin

untuk melaksanakan tugas tertentu. File ini disediakan oleh pembuat kompiler,

biasanya memiliki ekstensi .lib) perlu dikaitkan (linking) dengan menggunakan linker,

membentuk sebuah program yang executable (program yang dapat

dijalankan/dieksekusi secara langsung dalam lingkungan sistem operasi).

ƒ Program hasil linker ini disimpan dalam file yang disebut file executable, yang biasanya berekstensi .exe.

1.4. Struktur Penulisan Program C

Untuk dapat memahami bagaimana suatu program ditulis, maka struktur dari

program harus dimengerti terlebih dahulu. Tiap bahasa komputer mempunyai struktur

program yang berbeda. Struktur program memberikan gambaran secara luas, bagaimana

bentuk program secara umum.

Program C pada hakekatnya tersusun atas sejumlah blok fungsi. Sebuah program

minimal mengandung sebuah fungsi. Fungsi pertama yang harus ada dalam program C dan

sudah ditentukan namanya adalah main(). Setiap fungsi terdiri atas satu atau beberapa

pernyataan, yang secara keseluruhan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas khusus.

Bagian pernyataan fungsi (sering disebut tubuh fungsi) diawali dengan tanda kurung

(8)

suatu fungsi bisa saja tidak mengandung pernyataan sama sekali. Walaupun fungsi tidak

memiliki pernyataan, kurung kurawal haruslah tetap ada. Sebab kurung kurawal

mengisyaratkan awal dan akhir definisi fungsi. Berikut ini adalah struktur dari program C

main() {

statemen-statemen; fungsi utama }

fungsi_fungsi_lain() {

statemen-statemen; fungsi-fungsi lain yang } ditulis oleh pemrogram

Bahasa C dikatakan sebagai bahasa pemrograman terstruktur karena strukturnya

menggunakan fungsi-fungsi sebagai program-program bagiannya (subroutine).

Fungsi-fungsi yang ada selain Fungsi-fungsi utama (main()) merupakan program-program bagian.

Fungsi-fungsi ini dapat ditulis setelah fungsi utama atau diletakkan di file pustaka

(library). Jika fungsi-fungsi diletakkan di file pustaka dan akan dipakai di suatu program,

maka nama file judulnya (header file) harus dilibatkan dalam program yang

menggunakannya dengan preprocessor directive berupa #include.

1.5. Pengenalan Program C

1.5.1. Pengenalan Fungsi-Fungsi Dasar a. Fungsi main()

Pada program C, main() merupakan fungsi yang istimewa. Fungsi main() harus ada

pada program, sebab fungsi inilah yang menjadi titik awal dan titik akhir eksekusi

program. Tanda { di awal fungsi menyatakan awal tubuh fungsi dan sekaligus awal eksekusi program, sedangkan tanda } di akhir fungsi merupakan akhir tubuh fungsi dan sekaligus adalah akhir eksekusi program. Jika program terdiri atas lebih dari satu fungsi,

fungsi main() biasa ditempatkan pada posisi yang paling atas dalam pendefinisian

fungsi. Hal ini hanya merupakan kebiasaan. Tujuannya untuk memudahkan pencarian

(9)

b. Fungsi printf().

Fungsi printf() merupakan fungsi yang umum dipakai untuk menampilkan suatu

keluaran pada layar peraga. Untuk menampilkan tulisan

Selamat belajar bahasa C

misalnya, pernyataan yang diperlukan berupa:

printf(“Selamat belajar bahasa C”);

Pernyataan di atas berupa pemanggilan fungsi printf() dengan argumen atau parameter

berupa string. Dalam C suatu konstanta string ditulis dengan diawali dan diakhiri tanda

petik-ganda (“). Perlu juga diketahui pernyataan dalam C selalu diakhiri dengan tanda

titik koma (;). Tanda titik koma dipakai sebagai tanda pemberhentian sebuah pernyataan

dan bukanlah sebagai pemisah antara dua pernyataan.

Tanda \ pada string yang dilewatkan sebagai argumen printf() mempunyai makna yang khusus. Tanda ini bisa digunakan untuk menyatakan karakter khusus seperti karakter

baris-baru ataupun karakter backslash (miring kiri). Jadi karakter seperti \n sebenarnya menyatakan sebuah karakter. Contoh karakter yang ditulis dengan diawali tanda \

adalah:

\” menyatakan karakter petik-ganda

\\ menyatakan karakter backslash

\t menyatakan karakter tab

Dalam bentuk yang lebih umum, format printf()

printf(“string kontrol”, daftar argumen);

dengan string kontrol dapat berupa satu atau sejumlah karakter yang akan ditampilkan

ataupun berupa penentu format yang akan mengatur penampilan dari argumen yang

terletak pada daftar argumen. Mengenai penentu format di antaranya berupa:

%d untuk menampilkan bilangan bulat (integer)

%f untuk menampilkan bilangan titik-mengambang (pecahan)

%c untuk menampilkan sebuah karakter

(10)

#include <stdio.h>

main( ) {

printf(“No : %d\n”, 10); printf(“Nama : %s\n”, “Ali”); printf(“Nilai : %f\n”,80.5); printf(“Huruf : %c\n”,‘A’); }

1.5.2. Pengenalan Praprosesor #include

#include merupakan salah satu jenis pengarah praprosesor (preprocessor directive).

Pengarah praprosesor ini dipakai untuk membaca file yang di antaranya berisi deklarasi

fungsi dan definisi konstanta. Beberapa file judul disediakan dalam C. File-file ini

mempunyai ciri yaitu namanya diakhiri dengan ekstensi .h. Misalnya pada program

#include <stdio.h> menyatakan pada kompiler agar membaca file bernama stdio.h saat pelaksanaan kompilasi.

Bentuk umum #include:

#include “namafile”

Bentuk pertama (#include <namafile>) mengisyaratkan bahwa pencarian file dilakukan pada direktori khusus, yaitu direktori file include. Sedangkan bentuk kedua

(#include “namafile”) menyatakan bahwa pencarian file dilakukan pertama kali pada direktori aktif tempat program sumber dan seandainya tidak ditemukan pencarian akan

dilanjutkan pada direktori lainnya yang sesuai dengan perintah pada sistem operasi.

Kebanyakan program melibatkan file stdio.h (file-judul I/O standard, yang

disediakan dalam C). Program yang melibatkan file ini yaitu program yang menggunakan

(11)

1.5.3. Komentar dalam Program

Untuk keperluan dokumentasi dengan maksud agar program mudah dipahami di

suatu saat lain, biasanya pada program disertakan komentar atau keterangan mengenai

program. Dalam C, suatu komentar ditulis dengan diawali dengan tanda /* dan diakhiri dengan tanda */.

Contoh :

/* Tanda ini adalah komentar

tidak masuk dalam eksekusi program */

#include <stdio.h>

main() {

printf(“Coba\n”); //Ini adl program pertama }

Kesimpulan :

• Akar dari bahasa C adalah bahasa BCPL yang dikembangkan oleh Martin Richards pada tahun 1967.

Bahasa C pertama kali digunakan pada komputer Digital Equipment Corporation PDP-11 yang menggunakan sistem operasi UNIX.

• C adalah bahasa yang standar, artinya suatu program yang ditulis dengan versi bahasa C tertentu akan dapat dikompilasi dengan versi bahasa C yang lain dengan

sedikit modifikasi. Standar bahasa C yang asli adalah standar dari UNIX.

• Interpreter adalah suatu jenis penerjemah yang menerjemahkan baris per baris intsruksi untuk setiap saat, sedangkan kompiler merupakan jenis penerjemah cara

kerjanya adalah menerjemahkan seluruh instruksi dalam program sekaligus.

Program C pada hakekatnya tersusun atas sejumlah blok fungsi.

Fungsi main() merupakan fungsi istimewa yang harus ada pada program, sebab fungsi inilah yang menjadi titik awal dan titik akhir eksekusi program.

(12)

#include merupakan salah satu jenis pengarah praprosesor (preprocessor directive) yang dipakai untuk membaca file yang di antaranya berisi deklarasi fungsi dan

definisi konstanta.

• Untuk keperluan dokumentasi, di dalam program disertakan komentar yang ditulis dengan diawali dengan tanda /* dan diakhiri dengan tanda */.

Latihan :

Buatlah potongan program untuk soal-soal di bawah ini

1. Apakah keluaran dari program di bawah ini :

#include <stdio.h> main()

{

printf("The black dog was big. ");

printf("The cow jumped over the moon.\n"); }

2. Gunakan pernyataan printf() untuk menampilkan (di layar) nilai dari sebuah

variabel (misalkan namanya = sum) yang bertipe integer.

3. Gunakan pernyataan printf() untuk menampilkan (di layar) string “Welcome”

yang diikuti dengan sebuah perintah ganti baris.

4. Gunakan pernyataan printf() untuk menampilkan (di layar) sebuah karakter dari

variabel yang bertipe karakter (misalkan namanya = letter).

5. Gunakan pernyataan printf() untuk menampilkan (di layar) nilai dari sebuah

variabel float (misalkan namanya = discount).

6. Gunakan pernyataan scanf() untuk membaca masukan sebuah nilai desimal dari

keyboard dan memasukkannya ke sebuah variabel integer (misalkan namanya =

sum).

7. Gunakan pernyataan scanf() untuk membaca masukan nilai float dari keyboard dan

(13)

8. Gunakan pernyataan scanf() untuk membaca masukan sebuah karakter dari

keyboard dan memasukkannya ke sebuah variabel karakter (misalkan namanya =

(14)

Tujuan :

1. Menjelaskan tentang beberapa tipe data dasar (jenis dan jangkauannya)

2. Menjelaskan tentang Variabel

3. Menjelaskan tentang konstanta

4. Menjelaskan tentang berbagai jenis operator dan pemakaiannya

5. Menjelaskan tentang instruksi I/O

2.1. Tipe Data Dasar

Data merupakan suatu nilai yang bisa dinyatakan dalam bentuk konstanta atau

variabel. Konstanta menyatakan nilai yang tetap, sedangkan variabel menyatakan nilai

yang dapat diubah-ubah selama eksekusi berlangsung,

Data berdasarkan jenisnya dapat dibagi menjadi lima kelompok, yang dinamakan

sebagai tipe data dasar. Kelima tipe data dasar adalah:

ƒ Bilangan bulat (integer)

ƒ Bilangan real presisi-tunggal

ƒ Bilangan real presisi-ganda

ƒ Karakter

ƒ Tak-bertipe (void), keterangan lebih lanjut tentang void dijelaskan dalam Bab V.

Kata-kunci yang berkaitan dengan tipe data dasar secara berurutan di antaranya

adalah int (short int, long int, signed int dan unsigned int), float, double, dan char.

Tabel 2-1 memberikan informasi mengenai ukuran memori yang diperlukan dan kawasan

dari masing-masing tipe data dasar.

Tabel 2-1. Ukuran memori untuk tipe data

Tipe Total bit Kawasan Keterangan

char 8 -128 s/d 127 karakter

int 32 -2147483648 s/d 2147483647 bilangan integer

float 32 1.7E-38 s/d 3.4E+38 bilangan real presisi-tunggal double 64 2.2E-308 s/d 1.7E+308 bilangan real presisi-ganda

(15)

Untuk tipe data short int, long int, signed int dan unsigned int, maka ukuran memori yang

diperlukan serta kawasan dari masint-masing tipe data adalah sebagai berikut :

Tabel 2-2 Ukuran memori untuk tipe data int

Tipe Total bit Kawasan Keterangan

short int 16 -32768 s/d 32767 short integer long int 32 -2147483648 s/d 2147483647 long integer

signed int 32 -2147483648 s/d 2147483647 biasa disingkat dengan int unsigned int 32 0 s/d 4294967295 bilangan int tak bertanda

Catatan :

ƒ Ukuran dan kawasan dari masing-masing tipe data adalah bergantung pada jenis mesin yang digunakan (misalnya mesin 16 bit bisa jadi memberikan hasil berbeda dengan

mesin 32 bit).

2.2 Variabel

2.2.1 Aturan Pendefinisan Variabel

Aturan penulisan pengenal untuk sebuah variabel, konstanta atau fungsi yang didefinisikan

oleh pemrogram adalah sebagai berikut :

ƒ Pengenal harus diawali dengan huruf (A..Z, a..z) atau karakter garis bawah ( _ ).

ƒ Selanjutnya dapat berupa huruf, digit (0..9) atau karakter garis bawah atau tanda dollar ($).

ƒ Panjang pengenal boleh lebih dari 31 karakter, tetapi hanya 31 karakter pertama yang akan dianggap berarti.

ƒ Pengenal tidak boleh menggunakan nama yang tergolong sebagai kata-kata cadangan (reserved

words) seperti int, if, while dan sebagainya.

2.2.2 Mendeklarasikan Variabel

Variabel digunakan dalam program untuk menyimpan suatu nilai, dan nilai yang

ada padanya dapat diubah-ubah selama eksekusi program berlangsung. Variabel yang akan

digunakan dalam program haruslah dideklarasikan terlebih dahulu. Pengertian deklarasi di

(16)

tipe daftar-variabel;

Pada pendeklarasian varibel, daftar-variabel dapat berupa sebuah variabel atau

beberapa variabel yang dipisahkan dengan koma. Contoh:

int var_bulat1;

float var_pecahan1, var_pecahan2;

2.2.3 Memberikan Nilai ke Variabel

Untuk memberikan nilai ke variabel yang telah dideklarasikan, maka bentuk umum

pernyataan yang digunakan adalah :

nama_variabel = nilai;

Contoh:

int var_bulat = 10;

double var_pecahan = 10.5;

2.2.4 Inisialisasi Variabel

Adakalanya dalam penulisan program, setelah dideklarasikan, variabel langsung

diberi nilai awal. Sebagai contoh yaitu variabel nilai :

int nilai; nilai = 10;

Dua pernyataan di atas sebenarnya dapat disingkat melalui pendeklarasian yang disertai

penugasan nilai, sebagai berikut :

int nilai= 10;

Cara seperti ini banyak dipakai dalam program C, di samping menghemat penulisan

pernyataan, juga lebih memberikan kejelasan, khususnya untuk variabel yang perlu diberi

(17)

2.3 Konstanta

Konstanta menyatakan nilai yang tetap. Berbeda dengan variabel, suatu konstanta

tidak dideklarasikan. Namun seperti halnya variabel, konstanta juga memiliki tipe.

Penulisan konstanta mempunyai aturan tersendiri, sesuai dengan tipe masing-masing.

ƒ Konstanta karakter misalnya ditulis dengan diawali dan diakhiri dengan tanda petik tunggal, contohnya : ‘A’ dan ‘@’.

ƒ Konstanta integer ditulis dengan tanda mengandung pemisah ribuan dan tak mengandung bagian pecahan, contohnya : –1 dan 32767.

ƒ Konstanta real (float dan double) bisa mengandung pecahan (dengan tanda berupa titik) dan nilainya bisa ditulis dalam bentuk eksponensial (menggunakan tanda e), contohnya : 27.5f (untuk tipe float) atau 27.5 (untuk tipe double) dan 2.1e+5 (maksudnya 2,1 x 105 ).

ƒ Konstanta string merupakan deretan karakter yang diawali dan diakhiri dengan tanda petik-ganda (“), contohnya :“Pemrograman Dasar C”.

2.4 Operator

Operator merupakan simbol atau karakter yang biasa dilibatkan dalam program

untuk melakukan sesuatu operasi atau manipulasi, seperti menjumlahkan dua buah nilai,

memberikan nilai ke suatu variabel, membandingkan kesamaan dua buah nilai. Sebagian

operator C tergolong sebagai operator binary, yaitu operator yang dikenakan terhadap dua

buah nilai (operand). Contoh :

a + b

Simbol + merupakan operator untuk melakukan operasi penjumlahan dari kedua operand-nya (yaitu a dan b). Karena operator penjumlahan melibatkan dua operator ini tergolong

sebagai operator binary.

-c

(18)

ƒ Operator untuk operasi aritmatika yang tergolong sebagai operator binary adalah :

* perkalian

/ pembagian

% sisa pembagian

+ penjumlahan

- pengurangan

ƒ Adapun operator yang tergolong sebagai operator unary.

- tanda minus

+ tanda plus

Contoh pemakaian operator aritmatika misalnya untuk memperoleh nilai

diskriminan dari suatu persamaan kuadrat : D = b2 – 4ac

/* File program : diskrim.c

Menghitung diskriminan pers kuadrat ax^2 + bx + c = 0 */

# include <stdio.h>

main() {

float a,b,c,d; a = 3.0f;

b = 4.0f; c = 7.0f;

d = b*b-4*a*c;

printf(“Diskriminan =%f\n”,d); }

Contoh eksekusi :

Diskriminan = -84.000000

Operator yang telah dituliskan di atas, yang perlu diberi penjelasan lebih lanjut

adalah operator sisa pembagian. Beberapa contoh berikut kiranya akan memperjelas makna

dari operator ini .

• Sisa pembagian bilangan 7 dengan 2 adalah 1 (7 % 2Æ1)

(19)

• Sisa pembagian bilangan 8 dengan 3 adalah 1 (8 % 3Æ2)

Kegunaan operator ini diantaranya bisa dipakai untuk menentukan suatu bilangan

bulat termasuk ganjil atau genap, berdasarkan logika : “Jika bilangan habis dibagi dua

(sisanya nol), bilangan termasuk genap. Sebaliknya, termasuk ganjil”.

2.4.2. Operator Penurunan dan Penaikan

Masih berkaitan dengan operasi aritmatika, C menyediakan operator yang disebut

sebagai operator penaikan dan operator penurunan, yaitu :

++ operator penaikan

-- operator penurunan

Operator penaikan digunakan untuk menaikkan nilai variabel sebesar satu. Penempatan

operator terhadap variabel dapat dilakukan di muka atau di belakangnya, contohnya :

x = x+1; y = y+1;

Bisa ditulis menjadi :

++x; --y;

atau :

x++; y--;

bergantung pada kondisi yang dibutuhkan oleh pemrogram. Di bawah ini adalah contoh

(20)

/* File program : pre_post.c

Contoh penggunaan pre & post Increment operator */

#include <stdio.h>

main() {

int count = 0, loop;

loop = ++count; /* count=count+1; loop=count; */ printf("loop = %d, count = %d\n", loop, count);

loop = count++; /* loop=count; count=count+1; */ printf("loop = %d, count = %d\n", loop, count); }

Contoh eksekusi :

loop = 1, count = 1 loop = 1, count = 2

2.4.3. Prioritas Operator Aritmatika

Tabel di bawah ini memberikan penjelasan mengenai prioritas dari masing-masing

operator. Operator yang mempunyai prioritas tinggi akan diutamakan dalam hal pengerjaan

dibandingkan dengan operator yang memiliki prioritas lebih rendah.

Tabel 2.3 Tabel prioritas operator aritmatika dan urutan pengerjaannya

PRIORITAS OPERATOR URUTAN PENGERJAAN

Tertinggi ( ) dari kiri ke kanan

! ++ -- + - dari kanan ke kiri *)

* / % dari kiri ke kanan

+ - dari kiri ke kanan *)

Terendah = += -= *= /= %= dari kanan ke kiri

*)

Bentuk unary + dan unary – memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada bentuk

(21)

-2.4.4. Operator Penugasan

Operator penugasan (assignment operator) digunakan untuk memindahkan nilai

dari suatu ungkapan (expression) ke suatu pengenal. Operator pengerjaan yang umum

digunakan dalam bahasa pemrograman, termasuk bahasa C adalah operator sama dengan

(=). Contohnya :

fahrenheit = celcius * 1.8 + 32;

Maka ‘=’ adalah operator penugasan yang akan memberikan nilai dari ungkapan : celcius

* 1.8 + 32 kepada variabel fahrenheit.

Bahasa C juga memungkinkan dibentuknya statemen penugasan menggunakan

operator pengerjaan jamak dengan bentuk sebagai berikut :

pengenal1 = pengenal2 = … = ungkapan ;

Misalnya :

a = b = 15;

maka nilai variabel ‘a ‘ akan sama dengan nilai variabel ‘b‘ akan sama dengan 15.

2.4.5 Operator Kombinasi (Pemendekan)

C menyediakan operator yang dimaksudkan untuk memendekkan penulisan

operasi penugasan semacam

x = x + 2; y = y * 4;

menjadi

x += 2; y *= 4;

Daftar berikut memberikan seluruh kemungkinan operator kombinasi dalam suatu

(22)

x += 2; kependekan dari x = x + 2;

x -= 2; kependekan dari x = x - 2;

x *= 2; kependekan dari x = x * 2;

x /= 2; kependekan dari x = x / 2;

x %= 2; kependekan dari x = x % 2;

x <<= 2; kependekan dari x = x << 2;

x >>= 2; kependekan dari x = x >> 2;

x &= 2; kependekan dari x = x & 2;

x |= 2; kependekan dari x = x | 2;

x ^= 2; kependekan dari x = x ^ 2;

2.5. Menampilkan Data ke Layar

Untuk keperluan menampilkan data/informasi, C menyediakan sejumlah fungsi.

Beberapa di antaranya adalah berupa printf() dan putchar().

2.5.1. Fungsi printf()

Fungsi printf() merupakan fungsi yang paling umum digunakan dalam

menampilkan data. Berbagai jenis data dapat ditampilkan ke layar dengan memakai fungsi

ini. Bentuk umum pernyataan printf() :

printf(“string kontrol”,argumen1, argumen2,...);

String kontrol dapat berupa keterangan yang akan ditampilkan pada layar beserta penentu

format (seperti %d, %f,%c). Penentu format dipakai untuk memberi tahu kompiler mengenai jenis data yang akan ditampilkan. Argumen sesudah string kontrol (argumen1,

argumen2,...)adalah data yang akan ditampilkan ke layar. Argumen ini dapat berupa

variabel, konstanta dan bahkan ungkapan. Misal :

(23)

Penentu format untuk data string atau karakter :

%c untuk menampilkan sebuah karakter %s untuk menampilkan sebuah string

Untuk menampilkan data bilangan, penentu format yang dipakai berupa salah satu

dari bentuk dalam Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Penentu format pada printf()

%u untuk menampilkan data bilangan tak bertanda (unsigned) dalam bentuk desimal.

%d untuk menampilkan bilangan integer bertanda (signed) dalam bentuk desimal

%i

%o untuk menampilkan bilangan bulat tak bertanda dalam bentuk oktal.

%x untuk menampilkan bilangan bulat tak bertanda dalam bentuk heksadesimal

%X (%x Æ notasi yang dipakai : a, b, c, d, e dan f sedangkan %X Æ notasi yang dipakai : A, B, C, D, E dan F )

%f untuk menampilkan bilangan real dalam notasi : dddd.dddddd

%e untuk menampilkan bilangan real dalam notasi eksponensial

%E

%g untuk menampilkan bilangan real dalam bentuk notasi seperti %f,%E atau %F %G bergantung pada kepresisian data (digit 0 yang tak berarti tak akan ditampilkan) l merupakan awalan yang digunakan untuk %d,%u,%x,%X,%ountuk menyatakan

long int (misal %ld). Jika diterapkan bersama %e,%E,%f,%F,%g atau %G akan menyatakan double

L Merupakan awalan yang digunakan untuk %f,%e,%E,%g dan %G untuk menyatakan long double

h Merupakan awalan yang digunakan untuk %d,%i,%o,%u,%x, atau %X, untuk menyatakan short int.

Contoh di bawah ini akan menjelaskan perbedaan format %g, %e dan %f dalam menampilkan bilangan real.

/*File program : form_efg.c

(24)

Format e => 2.510000e+005 Format f => 251000.000000 Format g => 251000

Tampak bahwa penentu format %e menampilkan bilangan dalam bentuk eksponensial. Jika penentu fomat yang digunakan berupa %f, bagian pecahan secara default akan ditampilkan dalam bentuk 6 digit. Sedangkan jika digunakan penentu format

%g, maka digit yang tak berarti tak akan ditampilkan.

Untuk menentukan panjang medan yang disediakan bagi tampilan data, maka

sesudah tanda % dalam penentu format dapat disisipi dengan bilangan bulat yang menyatakan panjang medan.

ƒ Untuk data yang berupa bilangan bulat, misal pada :

printf(“Abad %4d”, 20);

%4d menyatakan medan untuk menampilkan bilangan 20 adalah sepanjang 4 karakter.

printf(“Abad %4d”, 20);

ƒ Untuk data yang berupa bilangan real, spesifikasi medannya berupa m = panjang medan

n = jumlah digit pecahan

Contoh pada pernyataan :

printf(“Harga : Rp %8.2f\n”, 500.0);

%8.2f menyatakan panjang medan dari bilangan real yang akan ditampilkan adalah 8 karakter dengan jumlah digit pecahan 2 buah.

printf(“Harga : Rp %8.2f\n”, 500.0);

H a r g a : R p 5 0 0 . 0 0 m.n

(25)

Kalau hanya jumlah digit pecahan yang perlu ditentukan, panjang medan tak perlu

disertakan, misal :

printf(“%.2f\n”, 600.0); printf(“%.2f\n”, 7500.25);

hasilnya :

600.00 7500.25

ƒ Untuk data yang berupa string, contoh :

printf(“%12s”, “Bahasa C”);

maka akan ditampilkan sebagai berikut

B a h a s a C

Tampak dalam berbagai jenis data di atas, penentu format yang mengandung panjang

medan, secara default akan menampilkan data dalam bentuk rata kanan terhadap

panjang medan yang diberikan. Untuk data string yang biasanya dikehendaki untuk

ditampilkan dalam bentuk rata kiri, maka sesudah tanda % pada penentu format %s

perlu disisipkan tanda – (minus), contoh :

printf(“%-12s”, “Bahasa C”);

menyatakan bahwa string akan ditampilkan dalam medan dengan panjang 12 karakter

dan diatur rata kiri. Sehingga tampilan di atas berubah menjadi :

B a h a s a C

/* File program : formatpjg.c

Contoh penggunaan format panjang medan data */

#include <stdio.h>

main() {

int nilai1 = 20;

float nilai2 = 500.0f;

printf("Abad %5d\n", nilai1); printf("%10.2f\n", nilai2);

(26)

}

Contoh eksekusi :

Abad 20 500.00 Bahasa C Bahasa C

________________________________________________________________________

2.5.2 Fungsi putchar()

Fungsi putchar() digunakan khusus untuk menampilkan sebuah karakter di layar.

Penampilan karakter tidak diakhiri dengan perpindahan baris.

Contoh :

putchar(‘A’);

menghasilkan keluaran yang sama dengan

printf(“%c”,’A’);

2.6. Memasukan Data dari Keyboard

Data dapat dimasukan lewat keyboard saat eksekusi berlangsung. Untuk keperluan

ini, C menyediakan sejumlah fungsi, di antaranya adalah scanf(), getchar().

2.6.1. Fungsi scanf()

Fungsi scanf() merupakan fungsi yang dapat digunakan untuk memasukkan

berbagai jenis data. Misalnya untuk memasukkan data jari-jari lingkaran pada contoh

program lingkaran.c, maka penulisan

radius = 20;

dapat diganti menjadi

scanf(“%f”,&radius);

(27)

/* File program : lingkaran.c

Menghitung keliling dan luas lingkaran */

#include <stdio.h>

main() {

double radius, keliling, luas;

printf("Masukkan jari-jari lingkaran : "); scanf("%lf",&radius);

keliling = 2 * 3.14 * radius; /* PI = 3.14 */

luas = 0.5 * 3.14 * radius * radius;

printf("\nData lingkaran\n");

printf("Jari-jari = %8.2lf\n", radius); printf("Keliling = %8.2lf\n", keliling); printf("Luas = %8.2lf\n", luas); }

Contoh eksekusi :

Masukkan jari-jari lingkaran = 5

Data lingkaran

Jari-jari = 5.00 Keliling = 31.40 Luas = 39.25

Bentuk scanf() sesungguhnya menyerupai fungsi printf(). Fungsi ini melibatkan

penentu format yang pada dasarnya sama digunakan pada printf(). Secara umum bentuk

scanf() adalah sebagai berikut :

scanf(“string kontrol”, daftar_argumen);

Dengan string kontrol dapat berupa :

ƒ Penentu format

ƒ Karakter spasi-putih (white-space)

ƒ Karakter bukan spasi-putih

Penentu format menyatakan jenis data yang akan dibaca. Pada scanf() penentu format

(28)

%c membaca sebuah karakter

%s membaca sebuah string (dibahas pada bab vii) %i atau %d membaca sebuah integer desimal

%e atau %f membaca sebuah bilangan real (bisa dalam bentuk eksponensial) %o membaca sebuah integer oktal

%x membaca sebuah integer heksadesimal %u membaca sebuah integer tak bertanda

l awalan untuk membaca data long int (misal : %ld) atau untuk membaca data double (misal : %lf)

L awalan untuk membaca data long double (misal : %Lf)

h awalan untuk membaca data short int

Pada bentuk scanf(), daftar_argumen dapat berupa satu atau beberapa argumen

dan haruslah berupa alamat. Misalnya hendak membaca bilangan real dan ditempatkan ke

variabel radius, maka yang ditulis dalam scanf() adalah alamat dari radius. Untuk

menyatakan alamat dari variabel, di depan variabel dapat ditambahkan tanda & (tanda &

dinamakan sebagai operator alamat). Sehingga &radius menyatakan alamat dari radius. Dalam bentuk yang lengkap :

scanf(“%f”, &radius);

berarti (bagi komputer) : “bacalah sebuah bilangan real (%f) dan tempatkan ke alamat dari

radius (&radius)”.

2.6.3 Fungsi getchar()

Fungsi getchar() digunakan khusus untuk menerima masukan berupa sebuah

karakter dari keyboard. Contoh :

c = getchar();

(29)

Kesimpulan :

• Data merupakan suatu nilai yang bisa dinyatakan dalam bentuk konstanta atau variabel.

• Konstanta menyatakan nilai yang tetap, sedangkan variabel menyatakan nilai yang dapat diubah-ubah selama eksekusi berlangsung,

• Variabel yang akan digunakan haruslah dideklarasikan terlebih dahulu, adakalanya langsung dideklarasikan sekaligus diberi nilai (diinisialisasi).

• Operator merupakan simbol atau karakter yang biasa dilibatkan dalam program untuk melakukan sesuatu operasi atau manipulasi

• Operator yang terkait dengan operasi aritmatika antara lain adalah operator aritmatika, operator penurunan dan penaikan, operator penugasan (assignment) dan

operator kombinasi (pemendekan)

Untuk menampilkan data/informasi ke layar digunakan fungsi printf() dan putchar().

• Untuk memasukkan data melalui keyboard saat eksekusi berlangsung digunakan fungsi scanf() dan getchar().

Latihan :

1. Mengapa nama-nama variabel di bawah ini tidak valid ?

(a) value$sum (b) exit flag (c) 3lotsofmoney (d) char

2. Berapakah hasil akhir dari program berikut :

#include <stdio.h> main()

{

int a = 22;

a = a + 5; a = a-2;

printf("a = %d\n", a);

(30)

bertipe int :

(a) x = (2 + 3) – 10 * 2;

(b) x = (2 + 3) – (10 * 2);

(c) x = 10 % 3 * 2 + 1;

4. Nyatakan dalam bentuk pernyataan :

(a) y = bx2 + 0,5x – c

(b) y = 0,3xz 2a

5. Apa hasil eksekusi dari program berikut :

#include <stdio.h> main()

{

char kar = ‘A’;

kar = kar + 32;

(31)

Tujuan :

1. Menjelaskan tentang operator kondisi (operator relasi dan logika)

2. Menjelaskan penggunaan pernyataan if

3. Menjelaskan penggunaan pernyataan if-else

4. Menjelaskan penggunaan pernyataan if dalam if

5. Menjelaskan penggunaan pernyataan else-if

6. Menjelaskan penggunaan pernyataan switch

3.1 Operator Kondisi

Banyak persoalan yang diperlukan untuk membuat keputusan. Contoh yang

sederhana berupa cara mengatur agar komputer bisa menyimpulkan bahwa suatu bilangan

merupakan bilangan genap atau bilangan ganjil. Untuk keperluan pengambilan keputusan

semacam itu, C menyediakan beberapa jenis pernyataan, berupa

ƒ Pernyataan if

ƒ Pernyataan if-else, dan

ƒ Pernyataan switch

Pernyataan-pernyataan tersebut memerlukan suatu kondisi, sebagai basis dalam

pengambilan keputusan. Kondisi umum yang dipakai berupa keadaan benar dan salah.

Oleh karena itu pembahasan pada bab ini akan diawali dengan pengenalan operator yang

membentuk kondisi benar dan salah.

Operator yang digunakan untuk menghasilkan kondisi benar dan salah, bisa berupa

operator relasi dan bisa juga berupa operator logika. Berikut ini dibahas masing-masing

jenis operator serta tabel prioritas masing-masing operator.

(32)

Operator relasi biasa dipakai untuk membandingkan dua buah nilai. Hasil

pembandingan berupa keadaan benar atau salah. Keseluruhan operator relasi pada C

ditunjukkan pada Tabel 3-1.

Tabel 3-1. Operasi relasi

Operator Makna

> >=

< <= == !=

Lebih dari

Lebih dari atau sama dengan Kurang dari

Kurang dari atau sama dengan Sama dengan

Tidak sama dengan

Khususnya untuk operator relasi sama dengan (==) harap dibedakan dengan operator (=) yang merupakan operator penugasan (assignment). Contoh:

Pembandingan Hasil 1 > 2 Salah

1 < 2 Benar

A == 1 Benar, jika A bernilai 1

Salah, jika A tidak bernilai 1

'A' < 'B' Benar, karena kode ASCII untuk karakter ‘A’ kurang dari kode ASCII untuk karakter ‘B’ *)

kar == 'Y' Benar, jika kar berisi 'Y' Salah, jika kar tidak berisi 'Y'

*)

Dalam daftar ASCII standar, kode untuk karakter ‘A’ = 65 sedangkan karakter ‘B’ = 66,

‘C’ = 67, ‘D’ = 68 dan seterusnya sampai dengan karakter ‘Z’ = 90.

3.1.2. Operator Logika.

Operator logika biasa dipakai untuk menghubungkan ekspresi relasi. Keseluruhan

(33)

Tabel 3-2. Operator logika

Bentuk pemakaian operator && dan || adalah

operand1 operator operand2

Baik operand1 maupun operand2 dapat berupa ekspresi relasi ataupun ekspresi

logika. Hasil ekspresi bias bernilai benar atau salah. Pada C nilai hasil dari sebuah

ekspresi relasi atau ekspresi logika jika dinyatakan dengan angka adalah :

ƒ Salah Æ nilai = 0

ƒ Benar Æ nilai != 0 (misalnya nilai = 1)

Tabel 3-3 memberikan penjelasan hasil operasi ekspresi logika yang menggunakan

operator && maupun || untuk berbagai kemungkinan keadaan operand-nya.

Tabel 3-3. Kemungkinan pada operasi logika && dan ||

Hasil benar. Hasil berupa 0 jika semua operand adalah salah. Adapun operator logika dan (&&) memberikan hasil 1 hanya jika kedua operand adalah benar.

Beberapa contoh ekspresi logika di antaranya :

ƒ (kar > 'A') && (kar < 'Z')

Hasil operasi logika && adalah benar hanya jika kar > 'A' dan kar < 'Z'

(dalam hal ini yang diperbandingkan adalah kode ASCII dari karakter tsb).

ƒ (pilihan == 'Y') || (pilihan == 'y')

Hasil operasi logika || adalah benar jika pilihan berupa 'Y' atau 'y'

Sedangkan bentuk pemakaian operator logika ! adalah :

(34)

Hasil operasi ! bernilai :

ƒ 1 jika operand bernilai salah

ƒ 0 jika operand bernilai benar

Perhatikan contoh potongan program di bawah ini :

if (!sudah_benar)

printf(“Masukan Anda salah!\n”);

Pada contoh potongan program di atas, dilakukan pengecekan kondisi terhadap nilai dari

variabel sudah_benar. Jika variabel sudah_benar bernilai 0, maka kondisi

!sudah_benar akan bernilai benar (true) sehingga instruksi :

printf(“Masukan Anda salah!\n”);

akan diproses. Penjelasan lebih rinci tentang pengecekan kondisi dengan pernyataan if

dibahas pada sub bab 3.2.

3.1.3 Prioritas Operator Logika dan Relasi

Tabel berikut ini memberikan penjelasan singkat mengenai prioritas di antara

berbagai operator logika dan operator relasi.

Tabel 3-4 Prioritas operator logika dan relasi

Tertinggi : !

> >= < <=

= = !=

&&

Terendah: ||

Berdasarkan prioritas yang ditunjukkan pada tabel 3-4, maka ekspresi seperti

(kar > 'A') && (kar < 'Z')

sama saja kalau ditulis menjadi

kar > 'A' && kar < 'Z'

Hanya saja penulisan dengan menggunakan tanda kurung akan lebih memberikan

(35)

3.2 Pernyataan if

Pernyataan if mempunyai bentuk umum :

if (kondisi ) pernyataan;

Bentuk ini menyatakan :

ƒ jika kondisi yang diseleksi adalah benar (bernilai logika = 1), maka pernyataan yang mengikutinya akan diproses.

ƒ Sebaliknya, jika kondisi yang diseleksi adalah tidak benar (bernilai logika = 0), maka pernyataan yang mengikutinya tidak akan diproses.

Mengenai kodisi harus ditulis diantara tanda kurung, sedangkan pernyataan dapat berupa

sebuah pernyataan tunggal, pernyataan majemuk atau pernyataan kosong. Diagram alir

dapat dilihat seperti gambar 3.1

kondisi

pernyataan

salah

benar

Gambar 3.1. Diagram alir if

Contoh penggunaan pernyataan if adalah untuk menentukan besarnya potongan

harga yang diterima oleh seorang pembeli, berdasarkan kriteria :

ƒ tidak ada potongan harga jika total pembelian kurang dari Rp. 100.000 (dalam hal ini potongan harga diinisialisasi dengan nol).

ƒ bila total pembelian lebih dari atau sama dengan Rp. 100.000, potongan harga yang diterima dirubah menjadi sebesar 5% dari total pembelian.

/* File program : discount.c

Contoh penggunaan if untuk menghitung nilai discount */

(36)

{

double total_pembelian, discount = 0;

/* discount diinisialisasi dengan nilai 0 */

printf("Total pembelian = Rp “); scanf("%lf", &total_pembelian);

if(total_pembelian >= 100.000)

discount = 0.05 * total_pembelian;

printf("Besarnya discount = Rp %.2lf\n", discount); }

Contoh eksekusi :

Total pembelian = Rp 200000 Besarnya discount = Rp 10000.00

Untuk pernyataan if yang diikuti dengan pernyataan majemuk, bentuknya adalah

sebagai berikut :

if (kondisi)

{ /* tanda awal pernyataan majemuk*/ pernyataan-1;

pernyataan–2; .

. .

pernyataan-n;

} /* tanda akhir pernyataan majemuk */

Pernyataan-pernyataan yang berada dalam tanda kurung { dan } akan dijalankan hanya bila kondisi if bernilai benar.

3.3. Pernyataan if-else

Pernyataan if-else memiliki bentuk :

if (kondisi) pernyataan-1; else

(37)

Diagram alir dapat dilihat seperti gambar 3.2.

kondisi

pernyataan-1

salah

benar

pernyataan-2

Gambar 3.2. Diagram alir if-else

Arti dari pernyataan if-else :

ƒ Jika kondisi benar, maka pernyataan-1 dijalankan.

ƒ Sedangkan bila kondisi bernilai salah, maka pernyataaan-2 yang dijalankan.

Masing-masing pernyataan-1 dan pernyataan-2 dapat berupa sebuah pernyataan tunggal,

pernyataan majemuk ataupun pernyataan kosong.

Contoh penggunaan pernyataan if-else adalah untuk menyeleksi nilai suatu

bilangan pembagi. Jika nilai bilangan pembagi adalah nol, maka hasil pembagian dengan

nilai nol akan mendapatkan hasil tak berhingga. Jika ditemui nilai pembaginya nol, maka

proses pembagian tidak akan dilakukan.

/* File program : bagi.c

Pemakaian if-else untuk menyeleksi bilangan pembagi */

#include <stdio.h>

main() {

float a, b;

printf("Masukkan nilai a : "); scanf("%f", &a);

printf("Masukkan nilai b : "); scanf("%f", &b);

if (b == 0)

(38)

}

Contoh eksekusi :

Masukkan nilai a : 5 Masukkan nilai b : 0

5 dibagi dengan nol = TAK BERHINGGA

3.4. Pernyataan if di dalam if

Di dalam suatu pernyataan if (atau else) bisa saja terdapat pernyataan if (atau

if-else) yang lain. Bentuk seperti ini dinamakan sebagai nested if. Secara umum, bentuk dari

pernyataan ini adalah sebagai berikut :

ƒ Kondisi yang akan diseleksi pertama kali adalah kondisi yang terluar (kondisi-1). Jika

kondisi-1 bernilai salah, maka statemen else yang terluar (pasangan if yang

bersangkutan) yang akan diproses. Jika else (pasangannya tsb) tidak ditulis, maka

penyeleksian kondisi akan dihentikan.

ƒ Jika kondisi-1 bernilai benar, maka kondisi berikutnya yang lebih dalam (kondisi-2) akan diseleksi. Jika kondisi-2 bernilai salah, maka statemen else pasangan dari if yang

bersangkutan yang akan diproses. Jika else (untuk kondisi-2) tidak ditulis, maka

penyeleksian kondisi akan dihentikan.

ƒ Dengan cara yang sama, penyeleksian kondisi akan dilakukan sampai dengan

kondisi-n, jika kondisi-kondisi sebelumnya bernilai benar.

if (kondisi-1)

if (kondisi-2)

. .

if(kondisi-n)

pernyataan;

else

pernyataan;

.

.

else

pernyataan;

else

(39)

/* File program : determinan1.c

Program untuk menghitung determinan dan akar-akar persamaan kuadrat menggunakan if bersarang */

#include <stdio.h> #include <math.h>

main() {

float a, b, c, d = 0; double x1, x2, imaginair;

printf("MENCARI AKAR-AKAR PERSAMAAN KUADRAT a+bx+c=0\n"); printf("\nMasukkan nilai a : ");

scanf("%f", &a);

printf("Masukkan nilai b : "); scanf("%f", &b);

printf("Masukkan nilai c : "); scanf("%f", &c);

printf("\nDua akar real kembar yaitu : \n"); printf("x1 = x2 = %g\n", x1);

printf("\nDua akar real berlainan yaitu :\n"); printf("x1 = %g\n", x1);

printf("x2 = %g\n", x2); }

else {

imaginair = (sqrt(-d)/(2*a)); x1 = -b/(2*a);

printf("\nDua akar imaginair berlainan yaitu : \n"); printf("x1 = %g + %gi\n", x1, imaginair);

printf("x2 = %g - %gi\n", x1, imaginair); }

(40)

MENCARI AKAR-AKAR PERSAMAAN KUADRAT a+bx+c=0 Masukkan nilai a : 3

Masukkan nilai b : 6 Masukkan nilai c : 2

Dua akar real berlainan yaitu : X1 = -0.42265

X2 = -1.57735

3.5 Pernyataan else-if

Contoh implementasi nested if ini misalnya pembuatan sebuah program kalkulator

sederhana. User memberikan masukan dengan format :

Jenis operasi yang dikenakan bergantung pada jenis operator ang dimasukkan oleh user.

Oleh karena itu program akan mengecek apakah operator berupa tanda ‘*’, ‘/’, ‘+’, ataukah tanda ‘-‘ .

operand1 operator operand2

ƒ Jika operator berupa tanda ‘*’ maka operand1 akan dikalikan dengan operand2.

ƒ Jika operator berupa tanda ‘/’ maka operand1 akan dibagi dengan operand2.

ƒ Jika operator berupa tanda ‘+’ maka operand1 akan dijumlahkan dengan operand2.

ƒ Jika operator berupa tanda ‘-’ maka operand1 akan dikurangi dengan operand2.

ƒ Kalau operator yang dimasukkan bukan merupakan salah satu dari jenis operator di atas, maka ekspresi tersebut tidak akan diproses, dan user akan mendapatkan pesan

berupa : “Invalid operator !”

/* File program : kalkulator1.c

Contoh penggunaan else if untuk mengimplementasikan program kalkulator sederhana */

#include <stdio.h>

main() {

int valid_operator = 1;

/* valid_operator diinisialisasi dengan logika 1 */ char operator;

(41)

printf("Masukkan 2 buah bilangan dan sebuah operator\n"); printf("dengan format : number1 operator number2\n\n"); scanf("%f %c %f", &number1, &operator, &number2);

if(operator == '*')

result = number1 * number2; else if(operator == '/')

result = number1 / number2; else if(operator == '+')

result = number1 + number2; else if(operator == '-')

result = number1 - number2; else

valid_operator = 0;

if(valid_operator)

printf("\n%g %c %g is %g\n", number1, operator, number2, result );

else

printf("Invalid operator!\n"); }

Contoh eksekusi :

Masukkan 2 buah bilangan dan sebuah operator dengan format : number1 operator number2

23.2 + 12

23.2 + 12 is 35.2

3.6 Pernyataan switch

Pernyataan switch merupakan pernyataan yang dirancang khusus untuk menangani

pengambilan keputusan yang melibatkan sejumlah alternatif, misalnya untuk

(42)

switch (ekspresi)

dengan ekspresi dapat berupa ekspresi bertipe integer atau bertipe karakter. Demikian

juga konstanta-1, konstanta-2, …, konstanta-n dapat berupa konstanta integer atau

karakter. Setiap pernyataan-i (pernyataan-1, … , pernyataan-n) dapat berupa pernyataan

tunggal ataupun pernyataan jamak. Dalam hal ini urutan penulisan pernyataan case tidak

berpengaruh. Proses penyeleksian berlangsung sebagai berikut :

ƒ pengujian pada switch akan dimulai dari konstanta-1. Kalau nilai konstanta-1 cocok dengan ekspresi maka pernyataan-1 dijalankan. Kata kunci break harus disertakan di

bagian akhir setiap pernyataan case, yang akan mengarahkan eksekusi ke akhir switch.

ƒ Kalau ternyata pernyataan-1 tidak sama dengan nilai ekspresi, pengujian dilanjutkan pada konstanta-2, dan berikutnya serupa dengan pengujian pada konstanta-1.

ƒ Jika sampai pada pengujian case yang terakhir ternyata tidak ada kecocokan, maka pernyataan yang mengikuti kata kunci default yang akan dieksekusi. Kata kunci

default ini bersifat opsional.

ƒ Tanda kurung kurawal tutup (}) menandakan akhir dari proses penyeleksian kondisi case.

Di bawah ini contoh program pemakaian pernyataan switch untuk menggantikan if-else

(43)

/* File program : kalkulator2.c

Contoh penggunaan pernyataan switch untuk mengimplementasikan kalkulator sederhana */

#include <stdio.h>

main() {

int valid_operator = 1; char operator;

float number1, number2, result;

printf("Masukkan 2 buah bilangan dan sebuah operator\n"); printf("dengan format : number1 operator number2\n\n"); scanf("%f %c %f", &number1, &operator, &number2);

switch(operator) {

case '*' : result = number1 * number2; break; case '/' : result = number1 / number2; break; case '+' : result = number1 + number2; break; case '-' : result = number1 - number2; break; default : valid_operator = 0;

}

if(valid_operator)

printf("%g %c %g is %g\n", number1, operator, number2,result);

else

printf("Invalid operator!\n"); }

Contoh eksekusi :

Masukkan 2 buah bilangan dan sebuah operator Dengan format : number1 operator number2

23.2 = 12

invalid operator !

Kesimpulan :

• Operator kondisi adalah operator yang digunakan untuk menghasilkan kondisi benar (true) dan salah (false), yang terdiri atas operator relasi dan operator logika.

• Operator relasi biasa dipakai untuk membandingkan dua buah nilai.

(44)

• Untuk penyeleksian kondisi dalam rangka pengambilan keputusan bisa digunakan salah satu dari pernyataan berikut ini :

a. Pernyataan if, bentuk umumnya :

b. Pernyataan if-else, bentuk umumnya :

if (kondisi )

c. Pernyataan if di dalam if, bentuk umumnya :

d. Pernyataan else-if, bentuk umumnya : if (kondisi-1) else if (kondisi-2) pernyataan-2;

.

.

else if(kondisi-n) pernyataan-n; else

(45)

e. Pernyataan switch, bentuk umumnya : switch (ekspresi)

{

case konstanta-1:

pernyataan-1;

...

break;

case konstanta-2:

.

.

.

case konstanta-n:

pernyataan-n;

...

break;

default:

...

...

break;

}

Latihan :

Buatlah potongan program untuk soal-soal di bawah ini

1. Gunakan statemen if untuk membandingkan nilai dari sebuah variabel integer

(sum) dengan nilai 65. Jika lebih kecil, maka tampilkan pesan : “Maaf, Anda harus mencoba lagi!”.

2. Jika variabel total sama dengan variabel tebak, cetaklah nilai dari total, jika tidak

sama, maka cetaklah nilai dari tebak.

3. Jika variabel sum sama dengan 10 dan variabel total kurang dari 20, maka

tampilkan pesan : “Tidak sesuai!”

4. Jika variabel flag sama dengan 1 atau variabel letter bukan ‘X’, maka assign nilai

(46)

pernyataan switch

if( letter == 'X' ) sum = 0;

else if ( letter == 'Z' ) valid_flag = 1;

else if( letter == 'A' ) sum = 1;

else

(47)

Tujuan :

1. Menjelaskan proses pengulangan menggunakan pernyataan for

2. Menjelaskan proses pengulangan menggunakan pernyataan while

3. Menjelaskan proses pengulangan menggunakan pernyataan do-while

4. Menjelaskan penggunaan pernyataan break

5. Menjelaskan penggunaan pernyataan continue

6. Menjelaskan penggunaan pernyataan goto

7. Menjelaskan loop di dalam loop (nested loop) dan contoh kasusnya

8. Menjelaskan penggunaan exit() untuk menghentikan eksekusi program dan contoh

kasusnya

4.1 Pernyataan for

Mengulang suatu proses merupakan tindakan yang banyak dijumpai dalam

pemrograman. Pada semua bahasa pemrograman, pengulangan proses ditangani dengan

suatu mekanisme yang disebut loop. Dengan menggunakan loop, suatu proses yang

berulang misalnya menampilkan tulisan yang sama seratus kali pada layar dapat

diimpelementasikan dengan kode program yang pendek.

Pernyataan pertama yang digunakan untuk keperluan pengulangan proses adalah

pernyataan for. Bentuk pernyataan ini :

for (ungkapan1; ungkapan2; ungkapan3) pernyataan;

Kegunaan dari masing-masing ungkapan pada pernyataan for.

• Ungkapan1 : digunakan untuk memberikan inisialisasi terhadap variabel pengendali loop.

Ungkapan2 : dipakai sebagai kondisi untuk keluar dari loop.

Ungkapan3 : dipakai sebagai pengatur kenaikan nilai variabel pengendali loop. Ketiga ungkapan dalam for tersebut harus dipisahkan dengan tanda titik koma (;). Dalam

hal ini pernyatan bisa berupa pernyataan tunggal maupun jamak. Jika pernyataannya

(48)

kurawal buka ({) dan kurung kurawal tutup (}), sehingga formatnya menjadi :

Contoh penggunaan for, misalnya untuk menampilkan deretan angka sebagai berikut :

20 30 40 50 . . . 100

Untuk keperluan ini, pernyataan for yang digunakan berupa :

for (bilangan = 20; bilangan <= 100; bilangan += 10) printf("%d\n", bilangan);

for (ungkapan1; ungkapan2; ungkapan3) {

pernyataan; pernyataan; .

(49)

Kalau digambarkan dalam bentuk diagram alir, akan terlihat sbb :

Gambar 4.1. Diagram alir for

/* File program : for1.c

Contoh pemakaian for untuk membentuk deret naik */

#include <stdio.h>

main() {

int bilangan;

for(bilangan = 20; bilangan <= 100; bilangan += 10) printf("%d\n", bilangan);

}

Keluar loop bilangan <=100

Cetak bilangan

bilangan = bilangan + 10

benar

(50)

20 30 40 50 60 70 80 90 100

Pada program di atas, kenaikan terhadap variabel pengendali loop sebesar 10 (positif),

yang dinyatakan dengan ungkapan

bilangan += 10

yang sama artinya dengan

bilangan = bilangan + 10

Pada contoh yang melibatkan pernyataan for di atas, kenaikan variabel pengendali

loop berupa nilai positif. Sebenarnya kenaikan terhadap variabel pengendali loop bisa

diatur bernilai negatif. Cara ini dapat digunakan untuk memperoleh deret sebagai berikut :

60 50 40 30 20 10

Untuk itu selengkapnya program yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

/* File program : for2.c

Contoh pemakaian for untuk membentuk deret turun */

#include <stdio.h>

main() {

int bilangan;

for (bilangan = 60; bilangan >= 10; bilangan -= 10) printf("%d\n", bilangan);

(51)

Contoh eksekusi :

60 50 40 30 20 10

Kadang-kadang dijumpai adanya pernyataan for yang tidak mengandung bagian

ungkapan yang lengkap (beberapa ungkapan dikosongkan). Dengan cara ini, pernyataan

for (bilangan = 20; bilangan <= 100; bilangan += 10) printf(“%d\n”, bilangan);

dapat ditulis menjadi :

bilangan = 20; /* inisialisasi di luar for */ for ( ; bilangan <= 100; )

ungkapan

kosong

{

printf(“%d\n”, bilangan); bilangan += 10;

}

Tampak bahwa ungkapan yang biasa dipakai untuk inisialisasi variabel pengendali loop tak

ada. Sebagai gantinya pengendalian loop diatur sebelum pernyataan for, berupa

bilangan = 20;

Pengosongan ini juga dilakukan pada ungkapan yang biasa dipakai untuk menaikkan nilai

variabel pengendali loop. Sebagai gantinya, di dalam tubuh loop diberikan pernyataan

untuk menaikkan nilai variabel pengendali loop, yaitu berupa

bilangan += 10;

Ungkapan yang tidak dihilangkan berupa bilangan <=100. Ungkapan ini tetap disertakan

karena dipakai sebagai kondisi untuk keluar dari loop.

Sesungguhnya ungkapan yang dipakai sebagai kondisi keluar dari loop juga bisa

dihilangkan, sehingga bentuknya menjadi

for (;;)

(52)

pada bentuk di atas?”. Caranya adalah dengan menggunakan pernyataan yang dirancang

khusus untuk keluar dari loop. Mengenai hal ini akan dibahas pada sub bab yang lain.

4.2 Pernyataan while

Pada pernyataan while, pengecekan terhadap loop dilakukan di bagian awal

(sebelum tubuh loop). Lebih jelasnya, bentuk pernyataan while adalah sebagai berikut :

while (kondisi)

pernyataan;

dengan pernyataan dapat berupa pernyataan tunggal, pernyataan majemuk ataupun

pernyataan kosong. Proses pengulangan terhadap pernyataan dijelaskan pada gambar

berikut :

pernyataan kondisi

benar

salah

keluar loop

Gambar 4.2. Diagram alir while

Dengan melihat gambar 4.2, tampak bahwa ada kemungkinan pernyataan yang merupakan

tubuh loop tidak dijalankan sama sekali, yaitu kalau hasil pengujian kondisi while yang

pertama kali ternyata bernilai salah.

Contoh pemakaian while misalnya untuk mengatur agar tombol yang ditekan oleh

(53)

/*File program : pilihan.c

Untuk membaca tombol Y atau T */

#include <stdio.h>

main() {

char pilihan;

/* diberi nilai salah lebih dahulu */ int sudah_benar = 0;

printf("Pilihlah Y atau T.\n");

/* program dilanjutkan jika tombol Y,y,T atau t ditekan */

while(!sudah_benar) {

pilihan = getchar(); /* baca tombol */

sudah_benar = (pilihan == 'Y') || (pilihan == 'y')|| (pilihan == 'T') || (pilihan == 't');

}

/* memberi keterangan tentang pilihan */ switch(pilihan)

{

case 'Y': case 'y':

puts("\nPilihan anda adalah Y"); break;

case 'T': case 't':

puts("\nPilihan anda adalah T"); }

}

Contoh eksekusi :

Pilihlah Y atau T Pilihan anda adalah Y

Inisialisasi terhadap variabel sudah_benar yang akan dijalankan pada kondisi while dengan

(54)

{

pilihan = getchar( ); /* baca tombol */

sudah_benar = (pilihan == 'Y') || (pilihan== 'y')|| (pilihan == 'T') || (pilihan == 't');

}

dijalankan minimal sekali.

Contoh lain pemakaian while dapat dilihat pada program yang digunakan untuk

menghitung banyaknya karakter dari kalimat yang dimasukkan melalui keyboard

(termasuk karakter spasi). Untuk mengakhiri pemasukan kalimat, tombol ENTER (‘\n’) harus ditekan. Karena itu, tombol ENTER inilah yang dijadikan kondisi penghitungan

jumlah spasi maupun karakter seluruhnya. Lengkapnya, kondisi yang dipakai dalam while

berupa :

while((kar = getchar()) != '\n')

Ungkapan di atas mempunyai arti :

Bacalah sebuah karakter dan berikan ke variabel kar

• Kemudian bandingkan apakah karakter tersebut = ‘\n’ (ENTER)

Ungkapan menghasilkan nilai benar jika tombol yang ditekan bukan ENTER. Pada

program kalau tombol yang ditekan bukan ENTER , maka :

• Jumlah karakter dinaikkan sebesar satu melalui pernyataan : jumkar++;

• Kalau karakter berupa SPASI, maka jumlah spasi dinaikkan sebesar satu, melalui pernyataan : if (kar == ‘ ‘) jumspasi++;

/* File program : jumkar.c

Menghitung jumlah kata dan karakter dalam suatu kalimat */

#include <stdio.h>

main() {

char kar;

int jumkar = 0, jumspasi = 0;

puts("Masukkan sebuah kalimat dan akhiri dgn ENTER.\n"); puts("Saya akan menghitung jumlah karakter ");

puts("pada kalimat tersebut.\n");

(55)

jumkar++;

if (kar == ' ') jumspasi++; }

printf("\nJumlah karakter = %d", jumkar);

printf("\nJumlah SPASI = %d\n\n", jumspasi); }

Contoh eksekusi :

Masukkan sebuah kalimat, akhiri dgn ENTER.

Saya akan menghitung jumlah karakter pada kalimat tersebut.

Belajar bahasa C sangat menyenangkan

Jumlah karakter = 36 Jumlah SPASI = 4

4.3 Pernyataan do-while

Bentuk pernyataan do-while

do

pernyataan;

while (kondisi)

Pada pernyataan do-while, tubuh loop berupa pernyataan,dengan pernyataan bisa

berupa pernyataan tunggal, pernyataan majemuk ataupun pernyataan kosong. Pada

pernyataan do, mula-mula pernyataan dijalankan. Selanjutnya, kondisi diuji. Sendainya

kondisi bernilai benar, maka pernyataan dijalankan lagi, kemudian kondisi diperiksa

kembali, dan seterusnya. Kalau kondisi bernilai salah pada saat dites, maka pernyataan

tidak dijalankan lagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.3. Berdasarkan

(56)

pernyataan

kondisi

Tubuh loop

benar

salah

keluar loop

Gambar 4.3. Diagram alir do-while

Program berikut memberikan contoh pemakaian do-while untuk mengatur

penampilan tulisan "BAHASA C" sebanyak sepuluh kali.

Contoh:

i = 0; do

{

puts("BAHASA C"); i++;

} while(i<10);

Pada program di atas, variabel pencacah dipakai untuk menghitung jumlah tulisan yang

sudah ditampilkan pada layar. Selama nilai pencacah kurang dari 10, maka perintah

puts("BAHASA C");

akan dilaksanakan kembali

Penanganan pembacaan tombol pada contoh program pilihan.c yang memakai

while di atas, kalau diimplementasikan dengan memakai do-while adalah sebagai berikut

Gambar

Gambar 1.1 Proses Kompilasi-Linking dari program C
Tabel 2-2 Ukuran memori untuk tipe data int
Tabel  2.4  Seluruh kemungkinan operator kombinasi dan padanannya
Gambar 3.1. Diagram alir if
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika f dan g adalah fungsi yang terdefinisi pada bilangan real, maka keempat operasi diatas dapat dituliskan sebagai berikut:.. Adapun penjelasan tentang tatacaranya akan

Sedangkan Pada IC 7448 dapat digunakan untuk seven segment catoda dan akan menampilkan (a,b,c,d,e,f, dan g) sehingga kode desimal dapat ditampilkan apabila outputnya mempunyai logik

Berdasarkan grafik di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan tentang sifat-sifat fungsi eksponen, yaitu.. Daerah hasilnya ( R f ) adalah himpunan seluruh bilangan

Sifat kelengkapan bilangan bilangan real menyatakan bahwa setiap himpunan bagian tak kosong dari ℝ yang terbatas di atas mempunyai batas atas terkecil (supremum), dan

Ruang metrik-2 didefmisikan oleh Gahler (1964) adalah sebagai berikut. Misalkan X_ suatu himpunan tak kosong. Ruang m&amp;ink-2 {X,d) dikatakan terbatas jika terdapat bilangan real