Oleh:
Iwan Syarif
Riyanto Sigit
Afrida Helen
Umi Sa’adah
Toru MUSO (JICA Expert)
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan karuniaNya-lah kami dapat menyelesaikan Diktat Pemrograman 2 (Pemrograman C). Diharapkan dengan adanya diktat ini, mahasiswa dapat belajar secara mandiri dan lebih memahami mata kuliah Pemrograman 2.
Terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian buku ini, yaitu:
° Toru Muso, Longterm JICA Expert Program Studi Teknologi Informasi
° Ir. Elly Purwantini
° Dosen dan staf di Program Studi Teknologi Informasi
Tak ada gading yang tak retak, begitu kata pepatah. Demikian juga dengan kami, sekalipun buku ini telah selesai melalui proses dan review yang cukup lama, namun masih terbuka kemungkinan adanya beberapa kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, masukan, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk lebih menyempurnakan diktat ini pada kesempatan mendatang.
Mudah-mudahan sedikit yang kami bisa sumbangkan ini, akan dicatat oleh Allah SWT sebagai bagian dari amal sholeh kami dan akan menjadi ilmu yang bermanfaat, yang senantiasa akan mengalirkan pahala bagi orang-orang yang mengajarkannya. Amin….
Surabaya, Akhir Tahun 2001
PENYUSUN
Tujuan :
1. Menjelaskan sejarah dan ruang lingkup pemakaian bahasa C
2. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan bahasa C
3. Menjelaskan proses kompilasi dan linking program C
4. Menjelaskan struktur penulisan bahasa C dan menjelaskan komponen-komponen
program dalam contoh aplikasi sederhana
1.1. Sejarah dan Ruang Lingkup C
Akar dari bahasa C adalah bahasa BCPL yang dikembangkan oleh Martin Richards
pada tahun 1967. Bahasa ini memberikan ide kepada Ken Thompson yang kemudian
mengembangkan bahasa yang disebut dengan B pada tahun 1970. Perkembangan
selanjutnya dari bahasa B adalah bahasa C oleh Dennis Ritchie sekitar tahun 1970-an di
Bell Telephone Laboratories Inc. (sekarang adalah AT&T Bell Laboratories). Bahasa C
pertama kali digunakan pada komputer Digital Equipment Corporation PDP-11 yang
menggunakan sistem operasi UNIX.
C adalah bahasa yang standar, artinya suatu program yang ditulis dengan versi
bahasa C tertentu akan dapat dikompilasi dengan versi bahasa C yang lain dengan sedikit
modifikasi. Standar bahasa C yang asli adalah standar dari UNIX. Sistem operasi,
kompiler C dan seluruh program aplikasi UNIX yang esensial ditulis dalam bahasa C.
Patokan dari standar UNIX ini diambilkan dari buku yang ditulis oleh Brian Kerninghan
dan Dennis Ritchie berjudul "The C Programming Language", diterbitkan oleh
Prentice-Hall tahun 1978. Deskripsi C dari Kerninghan dan Ritchie ini kemudian dikenal secara
umum sebagai "K&R C".
Kepopuleran bahasa C membuat versi-versi dari bahasa ini banyak dibuat untuk
komputer mikro. Untuk membuat versi-versi tersebut menjadi standar, ANSI (American
National Standards Institute) membentuk suatu komite (ANSI committee X3J11) pada
tahun 1983 yang kemudian menetapkan standar ANSI untuk bahasa C. Standar ANSI ini
didasarkan kepada standar UNIX yang diperluas. Standar ANSI menetapkan sebanyak 32
tidak 32 kata-kata kunci ini dengan sintaks yang sesuai dengan yang ditentukan oleh
standar, maka dapat dikatakan mengikuti standar ANSI. Buku ajar ini didasarkan pada
bahasa C dari standar ANSI.
Pada saat ini C merupakan bahasa pemrograman yang sangat populer di dunia.
Banyak pemrograman yang dibuat dengan bahasa C seperti assembler, interpreter, program
paket, sistem operasi, editor, kompiler, program bantu, Word Star, Dbase, aplikasi untuk
bisnis, matematika, dan game, bahkan ada pula yang menerapkannya untuk kecerdasan
buatan.
Dalam beberapa literatur bahasa C digolongkan sebagai bahasa tingkat menengah.
Penggolongan ke dalam bahasa tingkat menengah bukanlah berarti bahwa bahasa C lebih
sulit dibandingkan dengan bahasa tingkat tinggi seperti PASCAL atau BASIC. Demikian
juga bahasa C bukanlah bahasa yang berorientasi pada mesin seperti bahasa mesin dan
assembly. Pada kenyataannya bahasa C mengkombinasikan elemen dalam bahasa tingkat
tinggi dan bahasa tingkat rendah. Kemudahan dalam membuat program yang ditawarkan
pada bahasa tingkat tinggi dan kecepatan eksekusi dari bahasa tingkat rendah merupakan
tujuan diwujudkannya bahasa C.
1.2.Kelebihan dan Kelemahan C.
Beberapa kelebihan dari bahasa C:
Bahasa C tersedia hampir di semua jenis komputer, baik mikro, mini maupun komputer besar (mainframe computer).
Kode bahasa C bersifat portabel. Suatu aplikasi yang ditulis dengan bahasa C untuk suatu komputer tertentu dapat digunakan di komputer lain hanya dengan sedikit
modifikasi.
Berbagai struktur data dan pengendalian proses disediakan dalam C sehingga memungkinkan untuk membuat program yang terstruktur. Struktur bahasa yang baik,
selain mudah dipelajari juga memudahkan dalam pembuatan program, pelacakan
kesalahan program dan akan menghasilkan dokumentasi program yang baik.
Dibandingkan dengan bahasa mesin atau assembly, C jauh lebih mudah dipahami dan pemrogram tidak perlu mengetahui mesin komputer secara detil. Dengan demikian
ke dalam bentuk program. Hal ini dikarenakan C merupakan bahasa yang berorientasi
pada permasalahan, bukan berorientasi pada mesin.
C memungkinkan memanipulasi data dalam bentuk bit maupun byte. Di samping itu juga memungkinkan untuk memanipulasi alamat dari suatu data atau pointer.
Adapun kelemahan bahasa C yang dirasakan oleh para pemula bahasa C:
Banyaknya operator serta fleksibilitas penulisan program kadang-kadang membingungkan pemakai. Kalau tidak dikuasai sudah tentu akan menimbulkan
masalah.
Para pemrogram C tingkat pemula umumnya belum pernah mengenal pointer dan tidak terbiasa menggunakannya. Padahal keampuhan C justru terletak pada pointer.
Kesulitan yang diuraikan di depan akan bersifat sementara saja. Kalau para pemula C mau
mempelajarinya, sebenarnya tak ada yang dikatakan sulit sekali mengenai C. Mereka yang
sudah terbiasa justru menyatakan bahwa bekerja dengan C sangat menyenangkan. Pepatah
mengatakan “Di mana ada kemauan di situ ada jalan” dan “Jika tak kenal maka tak
sayang”.
1.3.Proses Kompilasi dan Linking Program C
Agar suatu program dalam bahasa pemrograman dapat dimengerti oleh komputer,
program haruslah diterjemahkan dahulu ke dalam kode mesin. Adapun penerjemah yang
digunakan bisa berupa interpreter atau kompiler.
Interpreter adalah suatu jenis penerjemah yang menerjemahkan baris per baris
intsruksi untuk setiap saat. Keuntungan pemakaian interpreter, penyusunan program relatif
lebih cepat dan bisa langsung diuji sekalipun masih ada beberapa kesalahan secara kaidah
dalam program. Sedangkan kelemahannya, kecepatannya menjadi lambat sebab sebelum
suatu instruksi dijalankan selalu harus diterjemahkan terlebih dahulu. Selain itu, saat
program dieksekusi, interpreter juga harus berada dalam memori. Jadi memori selalu
digunakan baik untuk program maupun interpreter. Di samping itu, program sumber
(source program) yaitu program aslinya tidak dapat dirahasiakan (orang lain selalu bisa
melihatnya).
Kebanyakan versi C yang beredar di pasaran menggunakan penerjemah berupa
kompiler. Kompiler merupakan jenis penerjemah yang lain, dengan cara kerjanya yaitu
lain) bisa dijalankan secara langsung, tanpa tergantung lagi oleh program sumber maupun
kompilernya. Keuntungannya, proses eksekusi dapat berjalan dengan cepat, sebab tak ada
lagi proses penerjemahan. Di samping itu, program sumber bisa dirahasiakan, sebab yang
dieksekusi adalah program yang sudah dalam bentuk kode mesin. Sedangkan
kelemahannya, proses pembuatan dan pengujian membutuhkan waktu relatif lebih lama,
sebab ada waktu untuk mengkompilasi (menerjemahkan) dan ada pula waktu melakukan
proses linking. Perlu pula diketahui, program akan berhasil dikompilasi hanya jika program
tak mengandung kesalahan secara kaidah sama sekali.
Proses dari bentuk program sumber C (source program, yaitu program yang ditulis
dalam bahasa C) hingga menjadi program yang executable (dapat dieksekusi secara
langsung) ditunjukkan pada Gambar 1.1 di bawah ini.
EDITOR EDITOR
FILE PROGRAM SUMBER
yyy.c
FILE INCLUDE (FILE JUDUL)
xxx.h
KOMPILER
FILE OBYEK LAIN FILE OBYEK
FILE PUSTAKA (library file)
LINKER
FILE EXECUTABLE
Keterangan Gambar :
Pertama-tama program C ditulis dengan menggunakan editor. Program ini disimpan dalam file yang disebut file program sumber (dengan ciri utama memiliki ekstensi .c).
File include (umumnya memiliki ekstensi .h, misalnya stdio.h, atau biasa disebut dengan file judul (header file)) berisi kode yang akan dilibatkan dalam program C
(Pada program tertentu bisa saja tidak melibatkan file include).
Berikutnya, kode dalam file program sumber maupun kode pada file include akan dikompilasi oleh kompiler menjadi kode obyek. Kode obyek ini disimpan pada file
yang biasanya berekstensi .obj, atau .o (bergantung kepada lingkungan/environment
sistem operasi yang dipakai). Kode obyek berbentuk kode mesin, oleh karena itu tidak
dapat dibaca oleh pemrogram. Akan tetapi kode ini sendiri juga belum bisa dipahami
komputer.
Supaya bisa dimengerti oleh komputer, maka kode obyek bersama-sama dengan kode obyek yang lain (kalau ada) dan isi file pustaka (library file, yaitu file yang berisi rutin
untuk melaksanakan tugas tertentu. File ini disediakan oleh pembuat kompiler,
biasanya memiliki ekstensi .lib) perlu dikaitkan (linking) dengan menggunakan linker,
membentuk sebuah program yang executable (program yang dapat
dijalankan/dieksekusi secara langsung dalam lingkungan sistem operasi).
Program hasil linker ini disimpan dalam file yang disebut file executable, yang biasanya berekstensi .exe.
1.4. Struktur Penulisan Program C
Untuk dapat memahami bagaimana suatu program ditulis, maka struktur dari
program harus dimengerti terlebih dahulu. Tiap bahasa komputer mempunyai struktur
program yang berbeda. Struktur program memberikan gambaran secara luas, bagaimana
bentuk program secara umum.
Program C pada hakekatnya tersusun atas sejumlah blok fungsi. Sebuah program
minimal mengandung sebuah fungsi. Fungsi pertama yang harus ada dalam program C dan
sudah ditentukan namanya adalah main(). Setiap fungsi terdiri atas satu atau beberapa
pernyataan, yang secara keseluruhan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas khusus.
Bagian pernyataan fungsi (sering disebut tubuh fungsi) diawali dengan tanda kurung
suatu fungsi bisa saja tidak mengandung pernyataan sama sekali. Walaupun fungsi tidak
memiliki pernyataan, kurung kurawal haruslah tetap ada. Sebab kurung kurawal
mengisyaratkan awal dan akhir definisi fungsi. Berikut ini adalah struktur dari program C
main() {
statemen-statemen; fungsi utama }
fungsi_fungsi_lain() {
statemen-statemen; fungsi-fungsi lain yang } ditulis oleh pemrogram
Bahasa C dikatakan sebagai bahasa pemrograman terstruktur karena strukturnya
menggunakan fungsi-fungsi sebagai program-program bagiannya (subroutine).
Fungsi-fungsi yang ada selain Fungsi-fungsi utama (main()) merupakan program-program bagian.
Fungsi-fungsi ini dapat ditulis setelah fungsi utama atau diletakkan di file pustaka
(library). Jika fungsi-fungsi diletakkan di file pustaka dan akan dipakai di suatu program,
maka nama file judulnya (header file) harus dilibatkan dalam program yang
menggunakannya dengan preprocessor directive berupa #include.
1.5. Pengenalan Program C
1.5.1. Pengenalan Fungsi-Fungsi Dasar a. Fungsi main()
Pada program C, main() merupakan fungsi yang istimewa. Fungsi main() harus ada
pada program, sebab fungsi inilah yang menjadi titik awal dan titik akhir eksekusi
program. Tanda { di awal fungsi menyatakan awal tubuh fungsi dan sekaligus awal eksekusi program, sedangkan tanda } di akhir fungsi merupakan akhir tubuh fungsi dan sekaligus adalah akhir eksekusi program. Jika program terdiri atas lebih dari satu fungsi,
fungsi main() biasa ditempatkan pada posisi yang paling atas dalam pendefinisian
fungsi. Hal ini hanya merupakan kebiasaan. Tujuannya untuk memudahkan pencarian
b. Fungsi printf().
Fungsi printf() merupakan fungsi yang umum dipakai untuk menampilkan suatu
keluaran pada layar peraga. Untuk menampilkan tulisan
Selamat belajar bahasa C
misalnya, pernyataan yang diperlukan berupa:
printf(“Selamat belajar bahasa C”);
Pernyataan di atas berupa pemanggilan fungsi printf() dengan argumen atau parameter
berupa string. Dalam C suatu konstanta string ditulis dengan diawali dan diakhiri tanda
petik-ganda (“). Perlu juga diketahui pernyataan dalam C selalu diakhiri dengan tanda
titik koma (;). Tanda titik koma dipakai sebagai tanda pemberhentian sebuah pernyataan
dan bukanlah sebagai pemisah antara dua pernyataan.
Tanda \ pada string yang dilewatkan sebagai argumen printf() mempunyai makna yang khusus. Tanda ini bisa digunakan untuk menyatakan karakter khusus seperti karakter
baris-baru ataupun karakter backslash (miring kiri). Jadi karakter seperti \n sebenarnya menyatakan sebuah karakter. Contoh karakter yang ditulis dengan diawali tanda \
adalah:
\” menyatakan karakter petik-ganda
\\ menyatakan karakter backslash
\t menyatakan karakter tab
Dalam bentuk yang lebih umum, format printf()
printf(“string kontrol”, daftar argumen);
dengan string kontrol dapat berupa satu atau sejumlah karakter yang akan ditampilkan
ataupun berupa penentu format yang akan mengatur penampilan dari argumen yang
terletak pada daftar argumen. Mengenai penentu format di antaranya berupa:
%d untuk menampilkan bilangan bulat (integer)
%f untuk menampilkan bilangan titik-mengambang (pecahan)
%c untuk menampilkan sebuah karakter
#include <stdio.h>
main( ) {
printf(“No : %d\n”, 10); printf(“Nama : %s\n”, “Ali”); printf(“Nilai : %f\n”,80.5); printf(“Huruf : %c\n”,‘A’); }
1.5.2. Pengenalan Praprosesor #include
#include merupakan salah satu jenis pengarah praprosesor (preprocessor directive).
Pengarah praprosesor ini dipakai untuk membaca file yang di antaranya berisi deklarasi
fungsi dan definisi konstanta. Beberapa file judul disediakan dalam C. File-file ini
mempunyai ciri yaitu namanya diakhiri dengan ekstensi .h. Misalnya pada program
#include <stdio.h> menyatakan pada kompiler agar membaca file bernama stdio.h saat pelaksanaan kompilasi.
Bentuk umum #include:
#include “namafile”
Bentuk pertama (#include <namafile>) mengisyaratkan bahwa pencarian file dilakukan pada direktori khusus, yaitu direktori file include. Sedangkan bentuk kedua
(#include “namafile”) menyatakan bahwa pencarian file dilakukan pertama kali pada direktori aktif tempat program sumber dan seandainya tidak ditemukan pencarian akan
dilanjutkan pada direktori lainnya yang sesuai dengan perintah pada sistem operasi.
Kebanyakan program melibatkan file stdio.h (file-judul I/O standard, yang
disediakan dalam C). Program yang melibatkan file ini yaitu program yang menggunakan
1.5.3. Komentar dalam Program
Untuk keperluan dokumentasi dengan maksud agar program mudah dipahami di
suatu saat lain, biasanya pada program disertakan komentar atau keterangan mengenai
program. Dalam C, suatu komentar ditulis dengan diawali dengan tanda /* dan diakhiri dengan tanda */.
Contoh :
/* Tanda ini adalah komentar
tidak masuk dalam eksekusi program */
#include <stdio.h>
main() {
printf(“Coba\n”); //Ini adl program pertama }
Kesimpulan :
• Akar dari bahasa C adalah bahasa BCPL yang dikembangkan oleh Martin Richards pada tahun 1967.
• Bahasa C pertama kali digunakan pada komputer Digital Equipment Corporation PDP-11 yang menggunakan sistem operasi UNIX.
• C adalah bahasa yang standar, artinya suatu program yang ditulis dengan versi bahasa C tertentu akan dapat dikompilasi dengan versi bahasa C yang lain dengan
sedikit modifikasi. Standar bahasa C yang asli adalah standar dari UNIX.
• Interpreter adalah suatu jenis penerjemah yang menerjemahkan baris per baris intsruksi untuk setiap saat, sedangkan kompiler merupakan jenis penerjemah cara
kerjanya adalah menerjemahkan seluruh instruksi dalam program sekaligus.
• Program C pada hakekatnya tersusun atas sejumlah blok fungsi.
• Fungsi main() merupakan fungsi istimewa yang harus ada pada program, sebab fungsi inilah yang menjadi titik awal dan titik akhir eksekusi program.
• #include merupakan salah satu jenis pengarah praprosesor (preprocessor directive) yang dipakai untuk membaca file yang di antaranya berisi deklarasi fungsi dan
definisi konstanta.
• Untuk keperluan dokumentasi, di dalam program disertakan komentar yang ditulis dengan diawali dengan tanda /* dan diakhiri dengan tanda */.
Latihan :
Buatlah potongan program untuk soal-soal di bawah ini
1. Apakah keluaran dari program di bawah ini :
#include <stdio.h> main()
{
printf("The black dog was big. ");
printf("The cow jumped over the moon.\n"); }
2. Gunakan pernyataan printf() untuk menampilkan (di layar) nilai dari sebuah
variabel (misalkan namanya = sum) yang bertipe integer.
3. Gunakan pernyataan printf() untuk menampilkan (di layar) string “Welcome”
yang diikuti dengan sebuah perintah ganti baris.
4. Gunakan pernyataan printf() untuk menampilkan (di layar) sebuah karakter dari
variabel yang bertipe karakter (misalkan namanya = letter).
5. Gunakan pernyataan printf() untuk menampilkan (di layar) nilai dari sebuah
variabel float (misalkan namanya = discount).
6. Gunakan pernyataan scanf() untuk membaca masukan sebuah nilai desimal dari
keyboard dan memasukkannya ke sebuah variabel integer (misalkan namanya =
sum).
7. Gunakan pernyataan scanf() untuk membaca masukan nilai float dari keyboard dan
8. Gunakan pernyataan scanf() untuk membaca masukan sebuah karakter dari
keyboard dan memasukkannya ke sebuah variabel karakter (misalkan namanya =
Tujuan :
1. Menjelaskan tentang beberapa tipe data dasar (jenis dan jangkauannya)
2. Menjelaskan tentang Variabel
3. Menjelaskan tentang konstanta
4. Menjelaskan tentang berbagai jenis operator dan pemakaiannya
5. Menjelaskan tentang instruksi I/O
2.1. Tipe Data Dasar
Data merupakan suatu nilai yang bisa dinyatakan dalam bentuk konstanta atau
variabel. Konstanta menyatakan nilai yang tetap, sedangkan variabel menyatakan nilai
yang dapat diubah-ubah selama eksekusi berlangsung,
Data berdasarkan jenisnya dapat dibagi menjadi lima kelompok, yang dinamakan
sebagai tipe data dasar. Kelima tipe data dasar adalah:
Bilangan bulat (integer)
Bilangan real presisi-tunggal
Bilangan real presisi-ganda
Karakter
Tak-bertipe (void), keterangan lebih lanjut tentang void dijelaskan dalam Bab V.
Kata-kunci yang berkaitan dengan tipe data dasar secara berurutan di antaranya
adalah int (short int, long int, signed int dan unsigned int), float, double, dan char.
Tabel 2-1 memberikan informasi mengenai ukuran memori yang diperlukan dan kawasan
dari masing-masing tipe data dasar.
Tabel 2-1. Ukuran memori untuk tipe data
Tipe Total bit Kawasan Keterangan
char 8 -128 s/d 127 karakter
int 32 -2147483648 s/d 2147483647 bilangan integer
float 32 1.7E-38 s/d 3.4E+38 bilangan real presisi-tunggal double 64 2.2E-308 s/d 1.7E+308 bilangan real presisi-ganda
Untuk tipe data short int, long int, signed int dan unsigned int, maka ukuran memori yang
diperlukan serta kawasan dari masint-masing tipe data adalah sebagai berikut :
Tabel 2-2 Ukuran memori untuk tipe data int
Tipe Total bit Kawasan Keterangan
short int 16 -32768 s/d 32767 short integer long int 32 -2147483648 s/d 2147483647 long integer
signed int 32 -2147483648 s/d 2147483647 biasa disingkat dengan int unsigned int 32 0 s/d 4294967295 bilangan int tak bertanda
Catatan :
Ukuran dan kawasan dari masing-masing tipe data adalah bergantung pada jenis mesin yang digunakan (misalnya mesin 16 bit bisa jadi memberikan hasil berbeda dengan
mesin 32 bit).
2.2 Variabel
2.2.1 Aturan Pendefinisan Variabel
Aturan penulisan pengenal untuk sebuah variabel, konstanta atau fungsi yang didefinisikan
oleh pemrogram adalah sebagai berikut :
Pengenal harus diawali dengan huruf (A..Z, a..z) atau karakter garis bawah ( _ ).
Selanjutnya dapat berupa huruf, digit (0..9) atau karakter garis bawah atau tanda dollar ($).
Panjang pengenal boleh lebih dari 31 karakter, tetapi hanya 31 karakter pertama yang akan dianggap berarti.
Pengenal tidak boleh menggunakan nama yang tergolong sebagai kata-kata cadangan (reserved
words) seperti int, if, while dan sebagainya.
2.2.2 Mendeklarasikan Variabel
Variabel digunakan dalam program untuk menyimpan suatu nilai, dan nilai yang
ada padanya dapat diubah-ubah selama eksekusi program berlangsung. Variabel yang akan
digunakan dalam program haruslah dideklarasikan terlebih dahulu. Pengertian deklarasi di
tipe daftar-variabel;
Pada pendeklarasian varibel, daftar-variabel dapat berupa sebuah variabel atau
beberapa variabel yang dipisahkan dengan koma. Contoh:
int var_bulat1;
float var_pecahan1, var_pecahan2;
2.2.3 Memberikan Nilai ke Variabel
Untuk memberikan nilai ke variabel yang telah dideklarasikan, maka bentuk umum
pernyataan yang digunakan adalah :
nama_variabel = nilai;
Contoh:
int var_bulat = 10;
double var_pecahan = 10.5;
2.2.4 Inisialisasi Variabel
Adakalanya dalam penulisan program, setelah dideklarasikan, variabel langsung
diberi nilai awal. Sebagai contoh yaitu variabel nilai :
int nilai; nilai = 10;
Dua pernyataan di atas sebenarnya dapat disingkat melalui pendeklarasian yang disertai
penugasan nilai, sebagai berikut :
int nilai= 10;
Cara seperti ini banyak dipakai dalam program C, di samping menghemat penulisan
pernyataan, juga lebih memberikan kejelasan, khususnya untuk variabel yang perlu diberi
2.3 Konstanta
Konstanta menyatakan nilai yang tetap. Berbeda dengan variabel, suatu konstanta
tidak dideklarasikan. Namun seperti halnya variabel, konstanta juga memiliki tipe.
Penulisan konstanta mempunyai aturan tersendiri, sesuai dengan tipe masing-masing.
Konstanta karakter misalnya ditulis dengan diawali dan diakhiri dengan tanda petik tunggal, contohnya : ‘A’ dan ‘@’.
Konstanta integer ditulis dengan tanda mengandung pemisah ribuan dan tak mengandung bagian pecahan, contohnya : –1 dan 32767.
Konstanta real (float dan double) bisa mengandung pecahan (dengan tanda berupa titik) dan nilainya bisa ditulis dalam bentuk eksponensial (menggunakan tanda e), contohnya : 27.5f (untuk tipe float) atau 27.5 (untuk tipe double) dan 2.1e+5 (maksudnya 2,1 x 105 ).
Konstanta string merupakan deretan karakter yang diawali dan diakhiri dengan tanda petik-ganda (“), contohnya :“Pemrograman Dasar C”.
2.4 Operator
Operator merupakan simbol atau karakter yang biasa dilibatkan dalam program
untuk melakukan sesuatu operasi atau manipulasi, seperti menjumlahkan dua buah nilai,
memberikan nilai ke suatu variabel, membandingkan kesamaan dua buah nilai. Sebagian
operator C tergolong sebagai operator binary, yaitu operator yang dikenakan terhadap dua
buah nilai (operand). Contoh :
a + b
Simbol + merupakan operator untuk melakukan operasi penjumlahan dari kedua operand-nya (yaitu a dan b). Karena operator penjumlahan melibatkan dua operator ini tergolong
sebagai operator binary.
-c
Operator untuk operasi aritmatika yang tergolong sebagai operator binary adalah :
* perkalian
/ pembagian
% sisa pembagian
+ penjumlahan
- pengurangan
Adapun operator yang tergolong sebagai operator unary.
- tanda minus
+ tanda plus
Contoh pemakaian operator aritmatika misalnya untuk memperoleh nilai
diskriminan dari suatu persamaan kuadrat : D = b2 – 4ac
/* File program : diskrim.c
Menghitung diskriminan pers kuadrat ax^2 + bx + c = 0 */
# include <stdio.h>
main() {
float a,b,c,d; a = 3.0f;
b = 4.0f; c = 7.0f;
d = b*b-4*a*c;
printf(“Diskriminan =%f\n”,d); }
Contoh eksekusi :
Diskriminan = -84.000000
Operator yang telah dituliskan di atas, yang perlu diberi penjelasan lebih lanjut
adalah operator sisa pembagian. Beberapa contoh berikut kiranya akan memperjelas makna
dari operator ini .
• Sisa pembagian bilangan 7 dengan 2 adalah 1 (7 % 2Æ1)
• Sisa pembagian bilangan 8 dengan 3 adalah 1 (8 % 3Æ2)
Kegunaan operator ini diantaranya bisa dipakai untuk menentukan suatu bilangan
bulat termasuk ganjil atau genap, berdasarkan logika : “Jika bilangan habis dibagi dua
(sisanya nol), bilangan termasuk genap. Sebaliknya, termasuk ganjil”.
2.4.2. Operator Penurunan dan Penaikan
Masih berkaitan dengan operasi aritmatika, C menyediakan operator yang disebut
sebagai operator penaikan dan operator penurunan, yaitu :
++ operator penaikan
-- operator penurunan
Operator penaikan digunakan untuk menaikkan nilai variabel sebesar satu. Penempatan
operator terhadap variabel dapat dilakukan di muka atau di belakangnya, contohnya :
x = x+1; y = y+1;
Bisa ditulis menjadi :
++x; --y;
atau :
x++; y--;
bergantung pada kondisi yang dibutuhkan oleh pemrogram. Di bawah ini adalah contoh
/* File program : pre_post.c
Contoh penggunaan pre & post Increment operator */
#include <stdio.h>
main() {
int count = 0, loop;
loop = ++count; /* count=count+1; loop=count; */ printf("loop = %d, count = %d\n", loop, count);
loop = count++; /* loop=count; count=count+1; */ printf("loop = %d, count = %d\n", loop, count); }
Contoh eksekusi :
loop = 1, count = 1 loop = 1, count = 2
2.4.3. Prioritas Operator Aritmatika
Tabel di bawah ini memberikan penjelasan mengenai prioritas dari masing-masing
operator. Operator yang mempunyai prioritas tinggi akan diutamakan dalam hal pengerjaan
dibandingkan dengan operator yang memiliki prioritas lebih rendah.
Tabel 2.3 Tabel prioritas operator aritmatika dan urutan pengerjaannya
PRIORITAS OPERATOR URUTAN PENGERJAAN
Tertinggi ( ) dari kiri ke kanan
! ++ -- + - dari kanan ke kiri *)
* / % dari kiri ke kanan
+ - dari kiri ke kanan *)
Terendah = += -= *= /= %= dari kanan ke kiri
*)
Bentuk unary + dan unary – memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada bentuk
-2.4.4. Operator Penugasan
Operator penugasan (assignment operator) digunakan untuk memindahkan nilai
dari suatu ungkapan (expression) ke suatu pengenal. Operator pengerjaan yang umum
digunakan dalam bahasa pemrograman, termasuk bahasa C adalah operator sama dengan
(=). Contohnya :
fahrenheit = celcius * 1.8 + 32;
Maka ‘=’ adalah operator penugasan yang akan memberikan nilai dari ungkapan : celcius
* 1.8 + 32 kepada variabel fahrenheit.
Bahasa C juga memungkinkan dibentuknya statemen penugasan menggunakan
operator pengerjaan jamak dengan bentuk sebagai berikut :
pengenal1 = pengenal2 = … = ungkapan ;
Misalnya :
a = b = 15;
maka nilai variabel ‘a ‘ akan sama dengan nilai variabel ‘b‘ akan sama dengan 15.
2.4.5 Operator Kombinasi (Pemendekan)
C menyediakan operator yang dimaksudkan untuk memendekkan penulisan
operasi penugasan semacam
x = x + 2; y = y * 4;
menjadi
x += 2; y *= 4;
Daftar berikut memberikan seluruh kemungkinan operator kombinasi dalam suatu
x += 2; kependekan dari x = x + 2;
x -= 2; kependekan dari x = x - 2;
x *= 2; kependekan dari x = x * 2;
x /= 2; kependekan dari x = x / 2;
x %= 2; kependekan dari x = x % 2;
x <<= 2; kependekan dari x = x << 2;
x >>= 2; kependekan dari x = x >> 2;
x &= 2; kependekan dari x = x & 2;
x |= 2; kependekan dari x = x | 2;
x ^= 2; kependekan dari x = x ^ 2;
2.5. Menampilkan Data ke Layar
Untuk keperluan menampilkan data/informasi, C menyediakan sejumlah fungsi.
Beberapa di antaranya adalah berupa printf() dan putchar().
2.5.1. Fungsi printf()
Fungsi printf() merupakan fungsi yang paling umum digunakan dalam
menampilkan data. Berbagai jenis data dapat ditampilkan ke layar dengan memakai fungsi
ini. Bentuk umum pernyataan printf() :
printf(“string kontrol”,argumen1, argumen2,...);
String kontrol dapat berupa keterangan yang akan ditampilkan pada layar beserta penentu
format (seperti %d, %f,%c). Penentu format dipakai untuk memberi tahu kompiler mengenai jenis data yang akan ditampilkan. Argumen sesudah string kontrol (argumen1,
argumen2,...)adalah data yang akan ditampilkan ke layar. Argumen ini dapat berupa
variabel, konstanta dan bahkan ungkapan. Misal :
Penentu format untuk data string atau karakter :
%c untuk menampilkan sebuah karakter %s untuk menampilkan sebuah string
Untuk menampilkan data bilangan, penentu format yang dipakai berupa salah satu
dari bentuk dalam Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Penentu format pada printf()
%u untuk menampilkan data bilangan tak bertanda (unsigned) dalam bentuk desimal.
%d untuk menampilkan bilangan integer bertanda (signed) dalam bentuk desimal
%i
%o untuk menampilkan bilangan bulat tak bertanda dalam bentuk oktal.
%x untuk menampilkan bilangan bulat tak bertanda dalam bentuk heksadesimal
%X (%x Æ notasi yang dipakai : a, b, c, d, e dan f sedangkan %X Æ notasi yang dipakai : A, B, C, D, E dan F )
%f untuk menampilkan bilangan real dalam notasi : dddd.dddddd
%e untuk menampilkan bilangan real dalam notasi eksponensial
%E
%g untuk menampilkan bilangan real dalam bentuk notasi seperti %f,%E atau %F %G bergantung pada kepresisian data (digit 0 yang tak berarti tak akan ditampilkan) l merupakan awalan yang digunakan untuk %d,%u,%x,%X,%ountuk menyatakan
long int (misal %ld). Jika diterapkan bersama %e,%E,%f,%F,%g atau %G akan menyatakan double
L Merupakan awalan yang digunakan untuk %f,%e,%E,%g dan %G untuk menyatakan long double
h Merupakan awalan yang digunakan untuk %d,%i,%o,%u,%x, atau %X, untuk menyatakan short int.
Contoh di bawah ini akan menjelaskan perbedaan format %g, %e dan %f dalam menampilkan bilangan real.
/*File program : form_efg.c
Format e => 2.510000e+005 Format f => 251000.000000 Format g => 251000
Tampak bahwa penentu format %e menampilkan bilangan dalam bentuk eksponensial. Jika penentu fomat yang digunakan berupa %f, bagian pecahan secara default akan ditampilkan dalam bentuk 6 digit. Sedangkan jika digunakan penentu format
%g, maka digit yang tak berarti tak akan ditampilkan.
Untuk menentukan panjang medan yang disediakan bagi tampilan data, maka
sesudah tanda % dalam penentu format dapat disisipi dengan bilangan bulat yang menyatakan panjang medan.
Untuk data yang berupa bilangan bulat, misal pada :
printf(“Abad %4d”, 20);
%4d menyatakan medan untuk menampilkan bilangan 20 adalah sepanjang 4 karakter.
printf(“Abad %4d”, 20);
Untuk data yang berupa bilangan real, spesifikasi medannya berupa m = panjang medan
n = jumlah digit pecahan
Contoh pada pernyataan :
printf(“Harga : Rp %8.2f\n”, 500.0);
%8.2f menyatakan panjang medan dari bilangan real yang akan ditampilkan adalah 8 karakter dengan jumlah digit pecahan 2 buah.
printf(“Harga : Rp %8.2f\n”, 500.0);
H a r g a : R p 5 0 0 . 0 0 m.n
Kalau hanya jumlah digit pecahan yang perlu ditentukan, panjang medan tak perlu
disertakan, misal :
printf(“%.2f\n”, 600.0); printf(“%.2f\n”, 7500.25);
hasilnya :
600.00 7500.25
Untuk data yang berupa string, contoh :
printf(“%12s”, “Bahasa C”);
maka akan ditampilkan sebagai berikut
B a h a s a C
Tampak dalam berbagai jenis data di atas, penentu format yang mengandung panjang
medan, secara default akan menampilkan data dalam bentuk rata kanan terhadap
panjang medan yang diberikan. Untuk data string yang biasanya dikehendaki untuk
ditampilkan dalam bentuk rata kiri, maka sesudah tanda % pada penentu format %s
perlu disisipkan tanda – (minus), contoh :
printf(“%-12s”, “Bahasa C”);
menyatakan bahwa string akan ditampilkan dalam medan dengan panjang 12 karakter
dan diatur rata kiri. Sehingga tampilan di atas berubah menjadi :
B a h a s a C
/* File program : formatpjg.c
Contoh penggunaan format panjang medan data */
#include <stdio.h>
main() {
int nilai1 = 20;
float nilai2 = 500.0f;
printf("Abad %5d\n", nilai1); printf("%10.2f\n", nilai2);
}
Contoh eksekusi :
Abad 20 500.00 Bahasa C Bahasa C
________________________________________________________________________
2.5.2 Fungsi putchar()
Fungsi putchar() digunakan khusus untuk menampilkan sebuah karakter di layar.
Penampilan karakter tidak diakhiri dengan perpindahan baris.
Contoh :
putchar(‘A’);
menghasilkan keluaran yang sama dengan
printf(“%c”,’A’);
2.6. Memasukan Data dari Keyboard
Data dapat dimasukan lewat keyboard saat eksekusi berlangsung. Untuk keperluan
ini, C menyediakan sejumlah fungsi, di antaranya adalah scanf(), getchar().
2.6.1. Fungsi scanf()
Fungsi scanf() merupakan fungsi yang dapat digunakan untuk memasukkan
berbagai jenis data. Misalnya untuk memasukkan data jari-jari lingkaran pada contoh
program lingkaran.c, maka penulisan
radius = 20;
dapat diganti menjadi
scanf(“%f”,&radius);
/* File program : lingkaran.c
Menghitung keliling dan luas lingkaran */
#include <stdio.h>
main() {
double radius, keliling, luas;
printf("Masukkan jari-jari lingkaran : "); scanf("%lf",&radius);
keliling = 2 * 3.14 * radius; /* PI = 3.14 */
luas = 0.5 * 3.14 * radius * radius;
printf("\nData lingkaran\n");
printf("Jari-jari = %8.2lf\n", radius); printf("Keliling = %8.2lf\n", keliling); printf("Luas = %8.2lf\n", luas); }
Contoh eksekusi :
Masukkan jari-jari lingkaran = 5
Data lingkaran
Jari-jari = 5.00 Keliling = 31.40 Luas = 39.25
Bentuk scanf() sesungguhnya menyerupai fungsi printf(). Fungsi ini melibatkan
penentu format yang pada dasarnya sama digunakan pada printf(). Secara umum bentuk
scanf() adalah sebagai berikut :
scanf(“string kontrol”, daftar_argumen);
Dengan string kontrol dapat berupa :
Penentu format
Karakter spasi-putih (white-space)
Karakter bukan spasi-putih
Penentu format menyatakan jenis data yang akan dibaca. Pada scanf() penentu format
%c membaca sebuah karakter
%s membaca sebuah string (dibahas pada bab vii) %i atau %d membaca sebuah integer desimal
%e atau %f membaca sebuah bilangan real (bisa dalam bentuk eksponensial) %o membaca sebuah integer oktal
%x membaca sebuah integer heksadesimal %u membaca sebuah integer tak bertanda
l awalan untuk membaca data long int (misal : %ld) atau untuk membaca data double (misal : %lf)
L awalan untuk membaca data long double (misal : %Lf)
h awalan untuk membaca data short int
Pada bentuk scanf(), daftar_argumen dapat berupa satu atau beberapa argumen
dan haruslah berupa alamat. Misalnya hendak membaca bilangan real dan ditempatkan ke
variabel radius, maka yang ditulis dalam scanf() adalah alamat dari radius. Untuk
menyatakan alamat dari variabel, di depan variabel dapat ditambahkan tanda & (tanda &
dinamakan sebagai operator alamat). Sehingga &radius menyatakan alamat dari radius. Dalam bentuk yang lengkap :
scanf(“%f”, &radius);
berarti (bagi komputer) : “bacalah sebuah bilangan real (%f) dan tempatkan ke alamat dari
radius (&radius)”.
2.6.3 Fungsi getchar()
Fungsi getchar() digunakan khusus untuk menerima masukan berupa sebuah
karakter dari keyboard. Contoh :
c = getchar();
Kesimpulan :
• Data merupakan suatu nilai yang bisa dinyatakan dalam bentuk konstanta atau variabel.
• Konstanta menyatakan nilai yang tetap, sedangkan variabel menyatakan nilai yang dapat diubah-ubah selama eksekusi berlangsung,
• Variabel yang akan digunakan haruslah dideklarasikan terlebih dahulu, adakalanya langsung dideklarasikan sekaligus diberi nilai (diinisialisasi).
• Operator merupakan simbol atau karakter yang biasa dilibatkan dalam program untuk melakukan sesuatu operasi atau manipulasi
• Operator yang terkait dengan operasi aritmatika antara lain adalah operator aritmatika, operator penurunan dan penaikan, operator penugasan (assignment) dan
operator kombinasi (pemendekan)
• Untuk menampilkan data/informasi ke layar digunakan fungsi printf() dan putchar().
• Untuk memasukkan data melalui keyboard saat eksekusi berlangsung digunakan fungsi scanf() dan getchar().
Latihan :
1. Mengapa nama-nama variabel di bawah ini tidak valid ?
(a) value$sum (b) exit flag (c) 3lotsofmoney (d) char
2. Berapakah hasil akhir dari program berikut :
#include <stdio.h> main()
{
int a = 22;
a = a + 5; a = a-2;
printf("a = %d\n", a);
bertipe int :
(a) x = (2 + 3) – 10 * 2;
(b) x = (2 + 3) – (10 * 2);
(c) x = 10 % 3 * 2 + 1;
4. Nyatakan dalam bentuk pernyataan :
(a) y = bx2 + 0,5x – c
(b) y = 0,3xz 2a
5. Apa hasil eksekusi dari program berikut :
#include <stdio.h> main()
{
char kar = ‘A’;
kar = kar + 32;
Tujuan :
1. Menjelaskan tentang operator kondisi (operator relasi dan logika)
2. Menjelaskan penggunaan pernyataan if
3. Menjelaskan penggunaan pernyataan if-else
4. Menjelaskan penggunaan pernyataan if dalam if
5. Menjelaskan penggunaan pernyataan else-if
6. Menjelaskan penggunaan pernyataan switch
3.1 Operator Kondisi
Banyak persoalan yang diperlukan untuk membuat keputusan. Contoh yang
sederhana berupa cara mengatur agar komputer bisa menyimpulkan bahwa suatu bilangan
merupakan bilangan genap atau bilangan ganjil. Untuk keperluan pengambilan keputusan
semacam itu, C menyediakan beberapa jenis pernyataan, berupa
Pernyataan if
Pernyataan if-else, dan
Pernyataan switch
Pernyataan-pernyataan tersebut memerlukan suatu kondisi, sebagai basis dalam
pengambilan keputusan. Kondisi umum yang dipakai berupa keadaan benar dan salah.
Oleh karena itu pembahasan pada bab ini akan diawali dengan pengenalan operator yang
membentuk kondisi benar dan salah.
Operator yang digunakan untuk menghasilkan kondisi benar dan salah, bisa berupa
operator relasi dan bisa juga berupa operator logika. Berikut ini dibahas masing-masing
jenis operator serta tabel prioritas masing-masing operator.
Operator relasi biasa dipakai untuk membandingkan dua buah nilai. Hasil
pembandingan berupa keadaan benar atau salah. Keseluruhan operator relasi pada C
ditunjukkan pada Tabel 3-1.
Tabel 3-1. Operasi relasi
Operator Makna
> >=
< <= == !=
Lebih dari
Lebih dari atau sama dengan Kurang dari
Kurang dari atau sama dengan Sama dengan
Tidak sama dengan
Khususnya untuk operator relasi sama dengan (==) harap dibedakan dengan operator (=) yang merupakan operator penugasan (assignment). Contoh:
Pembandingan Hasil 1 > 2 Salah
1 < 2 Benar
A == 1 Benar, jika A bernilai 1
Salah, jika A tidak bernilai 1
'A' < 'B' Benar, karena kode ASCII untuk karakter ‘A’ kurang dari kode ASCII untuk karakter ‘B’ *)
kar == 'Y' Benar, jika kar berisi 'Y' Salah, jika kar tidak berisi 'Y'
*)
Dalam daftar ASCII standar, kode untuk karakter ‘A’ = 65 sedangkan karakter ‘B’ = 66,
‘C’ = 67, ‘D’ = 68 dan seterusnya sampai dengan karakter ‘Z’ = 90.
3.1.2. Operator Logika.
Operator logika biasa dipakai untuk menghubungkan ekspresi relasi. Keseluruhan
Tabel 3-2. Operator logika
Bentuk pemakaian operator && dan || adalah
operand1 operator operand2
Baik operand1 maupun operand2 dapat berupa ekspresi relasi ataupun ekspresi
logika. Hasil ekspresi bias bernilai benar atau salah. Pada C nilai hasil dari sebuah
ekspresi relasi atau ekspresi logika jika dinyatakan dengan angka adalah :
Salah Æ nilai = 0
Benar Æ nilai != 0 (misalnya nilai = 1)
Tabel 3-3 memberikan penjelasan hasil operasi ekspresi logika yang menggunakan
operator && maupun || untuk berbagai kemungkinan keadaan operand-nya.
Tabel 3-3. Kemungkinan pada operasi logika && dan ||
Hasil benar. Hasil berupa 0 jika semua operand adalah salah. Adapun operator logika dan (&&) memberikan hasil 1 hanya jika kedua operand adalah benar.
Beberapa contoh ekspresi logika di antaranya :
(kar > 'A') && (kar < 'Z')
Hasil operasi logika && adalah benar hanya jika kar > 'A' dan kar < 'Z'
(dalam hal ini yang diperbandingkan adalah kode ASCII dari karakter tsb).
(pilihan == 'Y') || (pilihan == 'y')
Hasil operasi logika || adalah benar jika pilihan berupa 'Y' atau 'y'
Sedangkan bentuk pemakaian operator logika ! adalah :
Hasil operasi ! bernilai :
1 jika operand bernilai salah
0 jika operand bernilai benar
Perhatikan contoh potongan program di bawah ini :
if (!sudah_benar)
printf(“Masukan Anda salah!\n”);
Pada contoh potongan program di atas, dilakukan pengecekan kondisi terhadap nilai dari
variabel sudah_benar. Jika variabel sudah_benar bernilai 0, maka kondisi
!sudah_benar akan bernilai benar (true) sehingga instruksi :
printf(“Masukan Anda salah!\n”);
akan diproses. Penjelasan lebih rinci tentang pengecekan kondisi dengan pernyataan if
dibahas pada sub bab 3.2.
3.1.3 Prioritas Operator Logika dan Relasi
Tabel berikut ini memberikan penjelasan singkat mengenai prioritas di antara
berbagai operator logika dan operator relasi.
Tabel 3-4 Prioritas operator logika dan relasi
Tertinggi : !
> >= < <=
= = !=
&&
Terendah: ||
Berdasarkan prioritas yang ditunjukkan pada tabel 3-4, maka ekspresi seperti
(kar > 'A') && (kar < 'Z')
sama saja kalau ditulis menjadi
kar > 'A' && kar < 'Z'
Hanya saja penulisan dengan menggunakan tanda kurung akan lebih memberikan
3.2 Pernyataan if
Pernyataan if mempunyai bentuk umum :
if (kondisi ) pernyataan;
Bentuk ini menyatakan :
jika kondisi yang diseleksi adalah benar (bernilai logika = 1), maka pernyataan yang mengikutinya akan diproses.
Sebaliknya, jika kondisi yang diseleksi adalah tidak benar (bernilai logika = 0), maka pernyataan yang mengikutinya tidak akan diproses.
Mengenai kodisi harus ditulis diantara tanda kurung, sedangkan pernyataan dapat berupa
sebuah pernyataan tunggal, pernyataan majemuk atau pernyataan kosong. Diagram alir
dapat dilihat seperti gambar 3.1
kondisi
pernyataan
salah
benar
Gambar 3.1. Diagram alir if
Contoh penggunaan pernyataan if adalah untuk menentukan besarnya potongan
harga yang diterima oleh seorang pembeli, berdasarkan kriteria :
tidak ada potongan harga jika total pembelian kurang dari Rp. 100.000 (dalam hal ini potongan harga diinisialisasi dengan nol).
bila total pembelian lebih dari atau sama dengan Rp. 100.000, potongan harga yang diterima dirubah menjadi sebesar 5% dari total pembelian.
/* File program : discount.c
Contoh penggunaan if untuk menghitung nilai discount */
{
double total_pembelian, discount = 0;
/* discount diinisialisasi dengan nilai 0 */
printf("Total pembelian = Rp “); scanf("%lf", &total_pembelian);
if(total_pembelian >= 100.000)
discount = 0.05 * total_pembelian;
printf("Besarnya discount = Rp %.2lf\n", discount); }
Contoh eksekusi :
Total pembelian = Rp 200000 Besarnya discount = Rp 10000.00
Untuk pernyataan if yang diikuti dengan pernyataan majemuk, bentuknya adalah
sebagai berikut :
if (kondisi)
{ /* tanda awal pernyataan majemuk*/ pernyataan-1;
pernyataan–2; .
. .
pernyataan-n;
} /* tanda akhir pernyataan majemuk */
Pernyataan-pernyataan yang berada dalam tanda kurung { dan } akan dijalankan hanya bila kondisi if bernilai benar.
3.3. Pernyataan if-else
Pernyataan if-else memiliki bentuk :
if (kondisi) pernyataan-1; else
Diagram alir dapat dilihat seperti gambar 3.2.
kondisi
pernyataan-1
salah
benar
pernyataan-2
Gambar 3.2. Diagram alir if-else
Arti dari pernyataan if-else :
Jika kondisi benar, maka pernyataan-1 dijalankan.
Sedangkan bila kondisi bernilai salah, maka pernyataaan-2 yang dijalankan.
Masing-masing pernyataan-1 dan pernyataan-2 dapat berupa sebuah pernyataan tunggal,
pernyataan majemuk ataupun pernyataan kosong.
Contoh penggunaan pernyataan if-else adalah untuk menyeleksi nilai suatu
bilangan pembagi. Jika nilai bilangan pembagi adalah nol, maka hasil pembagian dengan
nilai nol akan mendapatkan hasil tak berhingga. Jika ditemui nilai pembaginya nol, maka
proses pembagian tidak akan dilakukan.
/* File program : bagi.c
Pemakaian if-else untuk menyeleksi bilangan pembagi */
#include <stdio.h>
main() {
float a, b;
printf("Masukkan nilai a : "); scanf("%f", &a);
printf("Masukkan nilai b : "); scanf("%f", &b);
if (b == 0)
}
Contoh eksekusi :
Masukkan nilai a : 5 Masukkan nilai b : 0
5 dibagi dengan nol = TAK BERHINGGA
3.4. Pernyataan if di dalam if
Di dalam suatu pernyataan if (atau else) bisa saja terdapat pernyataan if (atau
if-else) yang lain. Bentuk seperti ini dinamakan sebagai nested if. Secara umum, bentuk dari
pernyataan ini adalah sebagai berikut :
Kondisi yang akan diseleksi pertama kali adalah kondisi yang terluar (kondisi-1). Jika
kondisi-1 bernilai salah, maka statemen else yang terluar (pasangan if yang
bersangkutan) yang akan diproses. Jika else (pasangannya tsb) tidak ditulis, maka
penyeleksian kondisi akan dihentikan.
Jika kondisi-1 bernilai benar, maka kondisi berikutnya yang lebih dalam (kondisi-2) akan diseleksi. Jika kondisi-2 bernilai salah, maka statemen else pasangan dari if yang
bersangkutan yang akan diproses. Jika else (untuk kondisi-2) tidak ditulis, maka
penyeleksian kondisi akan dihentikan.
Dengan cara yang sama, penyeleksian kondisi akan dilakukan sampai dengan
kondisi-n, jika kondisi-kondisi sebelumnya bernilai benar.
if (kondisi-1)
if (kondisi-2)
. .
if(kondisi-n)
pernyataan;
else
pernyataan;
.
.
else
pernyataan;
else
/* File program : determinan1.c
Program untuk menghitung determinan dan akar-akar persamaan kuadrat menggunakan if bersarang */
#include <stdio.h> #include <math.h>
main() {
float a, b, c, d = 0; double x1, x2, imaginair;
printf("MENCARI AKAR-AKAR PERSAMAAN KUADRAT a+bx+c=0\n"); printf("\nMasukkan nilai a : ");
scanf("%f", &a);
printf("Masukkan nilai b : "); scanf("%f", &b);
printf("Masukkan nilai c : "); scanf("%f", &c);
printf("\nDua akar real kembar yaitu : \n"); printf("x1 = x2 = %g\n", x1);
printf("\nDua akar real berlainan yaitu :\n"); printf("x1 = %g\n", x1);
printf("x2 = %g\n", x2); }
else {
imaginair = (sqrt(-d)/(2*a)); x1 = -b/(2*a);
printf("\nDua akar imaginair berlainan yaitu : \n"); printf("x1 = %g + %gi\n", x1, imaginair);
printf("x2 = %g - %gi\n", x1, imaginair); }
MENCARI AKAR-AKAR PERSAMAAN KUADRAT a+bx+c=0 Masukkan nilai a : 3
Masukkan nilai b : 6 Masukkan nilai c : 2
Dua akar real berlainan yaitu : X1 = -0.42265
X2 = -1.57735
3.5 Pernyataan else-if
Contoh implementasi nested if ini misalnya pembuatan sebuah program kalkulator
sederhana. User memberikan masukan dengan format :
Jenis operasi yang dikenakan bergantung pada jenis operator ang dimasukkan oleh user.
Oleh karena itu program akan mengecek apakah operator berupa tanda ‘*’, ‘/’, ‘+’, ataukah tanda ‘-‘ .
operand1 operator operand2
Jika operator berupa tanda ‘*’ maka operand1 akan dikalikan dengan operand2.
Jika operator berupa tanda ‘/’ maka operand1 akan dibagi dengan operand2.
Jika operator berupa tanda ‘+’ maka operand1 akan dijumlahkan dengan operand2.
Jika operator berupa tanda ‘-’ maka operand1 akan dikurangi dengan operand2.
Kalau operator yang dimasukkan bukan merupakan salah satu dari jenis operator di atas, maka ekspresi tersebut tidak akan diproses, dan user akan mendapatkan pesan
berupa : “Invalid operator !”
/* File program : kalkulator1.c
Contoh penggunaan else if untuk mengimplementasikan program kalkulator sederhana */
#include <stdio.h>
main() {
int valid_operator = 1;
/* valid_operator diinisialisasi dengan logika 1 */ char operator;
printf("Masukkan 2 buah bilangan dan sebuah operator\n"); printf("dengan format : number1 operator number2\n\n"); scanf("%f %c %f", &number1, &operator, &number2);
if(operator == '*')
result = number1 * number2; else if(operator == '/')
result = number1 / number2; else if(operator == '+')
result = number1 + number2; else if(operator == '-')
result = number1 - number2; else
valid_operator = 0;
if(valid_operator)
printf("\n%g %c %g is %g\n", number1, operator, number2, result );
else
printf("Invalid operator!\n"); }
Contoh eksekusi :
Masukkan 2 buah bilangan dan sebuah operator dengan format : number1 operator number2
23.2 + 12
23.2 + 12 is 35.2
3.6 Pernyataan switch
Pernyataan switch merupakan pernyataan yang dirancang khusus untuk menangani
pengambilan keputusan yang melibatkan sejumlah alternatif, misalnya untuk
switch (ekspresi)
dengan ekspresi dapat berupa ekspresi bertipe integer atau bertipe karakter. Demikian
juga konstanta-1, konstanta-2, …, konstanta-n dapat berupa konstanta integer atau
karakter. Setiap pernyataan-i (pernyataan-1, … , pernyataan-n) dapat berupa pernyataan
tunggal ataupun pernyataan jamak. Dalam hal ini urutan penulisan pernyataan case tidak
berpengaruh. Proses penyeleksian berlangsung sebagai berikut :
pengujian pada switch akan dimulai dari konstanta-1. Kalau nilai konstanta-1 cocok dengan ekspresi maka pernyataan-1 dijalankan. Kata kunci break harus disertakan di
bagian akhir setiap pernyataan case, yang akan mengarahkan eksekusi ke akhir switch.
Kalau ternyata pernyataan-1 tidak sama dengan nilai ekspresi, pengujian dilanjutkan pada konstanta-2, dan berikutnya serupa dengan pengujian pada konstanta-1.
Jika sampai pada pengujian case yang terakhir ternyata tidak ada kecocokan, maka pernyataan yang mengikuti kata kunci default yang akan dieksekusi. Kata kunci
default ini bersifat opsional.
Tanda kurung kurawal tutup (}) menandakan akhir dari proses penyeleksian kondisi case.
Di bawah ini contoh program pemakaian pernyataan switch untuk menggantikan if-else
/* File program : kalkulator2.c
Contoh penggunaan pernyataan switch untuk mengimplementasikan kalkulator sederhana */
#include <stdio.h>
main() {
int valid_operator = 1; char operator;
float number1, number2, result;
printf("Masukkan 2 buah bilangan dan sebuah operator\n"); printf("dengan format : number1 operator number2\n\n"); scanf("%f %c %f", &number1, &operator, &number2);
switch(operator) {
case '*' : result = number1 * number2; break; case '/' : result = number1 / number2; break; case '+' : result = number1 + number2; break; case '-' : result = number1 - number2; break; default : valid_operator = 0;
}
if(valid_operator)
printf("%g %c %g is %g\n", number1, operator, number2,result);
else
printf("Invalid operator!\n"); }
Contoh eksekusi :
Masukkan 2 buah bilangan dan sebuah operator Dengan format : number1 operator number2
23.2 = 12
invalid operator !
Kesimpulan :
• Operator kondisi adalah operator yang digunakan untuk menghasilkan kondisi benar (true) dan salah (false), yang terdiri atas operator relasi dan operator logika.
• Operator relasi biasa dipakai untuk membandingkan dua buah nilai.
• Untuk penyeleksian kondisi dalam rangka pengambilan keputusan bisa digunakan salah satu dari pernyataan berikut ini :
a. Pernyataan if, bentuk umumnya :
b. Pernyataan if-else, bentuk umumnya :
if (kondisi )
c. Pernyataan if di dalam if, bentuk umumnya :
d. Pernyataan else-if, bentuk umumnya : if (kondisi-1) else if (kondisi-2) pernyataan-2;
.
.
else if(kondisi-n) pernyataan-n; else
e. Pernyataan switch, bentuk umumnya : switch (ekspresi)
{
case konstanta-1:
pernyataan-1;
...
break;
case konstanta-2:
.
.
.
case konstanta-n:
pernyataan-n;
...
break;
default:
...
...
break;
}
Latihan :
Buatlah potongan program untuk soal-soal di bawah ini
1. Gunakan statemen if untuk membandingkan nilai dari sebuah variabel integer
(sum) dengan nilai 65. Jika lebih kecil, maka tampilkan pesan : “Maaf, Anda harus mencoba lagi!”.
2. Jika variabel total sama dengan variabel tebak, cetaklah nilai dari total, jika tidak
sama, maka cetaklah nilai dari tebak.
3. Jika variabel sum sama dengan 10 dan variabel total kurang dari 20, maka
tampilkan pesan : “Tidak sesuai!”
4. Jika variabel flag sama dengan 1 atau variabel letter bukan ‘X’, maka assign nilai
pernyataan switch
if( letter == 'X' ) sum = 0;
else if ( letter == 'Z' ) valid_flag = 1;
else if( letter == 'A' ) sum = 1;
else
Tujuan :
1. Menjelaskan proses pengulangan menggunakan pernyataan for
2. Menjelaskan proses pengulangan menggunakan pernyataan while
3. Menjelaskan proses pengulangan menggunakan pernyataan do-while
4. Menjelaskan penggunaan pernyataan break
5. Menjelaskan penggunaan pernyataan continue
6. Menjelaskan penggunaan pernyataan goto
7. Menjelaskan loop di dalam loop (nested loop) dan contoh kasusnya
8. Menjelaskan penggunaan exit() untuk menghentikan eksekusi program dan contoh
kasusnya
4.1 Pernyataan for
Mengulang suatu proses merupakan tindakan yang banyak dijumpai dalam
pemrograman. Pada semua bahasa pemrograman, pengulangan proses ditangani dengan
suatu mekanisme yang disebut loop. Dengan menggunakan loop, suatu proses yang
berulang misalnya menampilkan tulisan yang sama seratus kali pada layar dapat
diimpelementasikan dengan kode program yang pendek.
Pernyataan pertama yang digunakan untuk keperluan pengulangan proses adalah
pernyataan for. Bentuk pernyataan ini :
for (ungkapan1; ungkapan2; ungkapan3) pernyataan;
Kegunaan dari masing-masing ungkapan pada pernyataan for.
• Ungkapan1 : digunakan untuk memberikan inisialisasi terhadap variabel pengendali loop.
• Ungkapan2 : dipakai sebagai kondisi untuk keluar dari loop.
• Ungkapan3 : dipakai sebagai pengatur kenaikan nilai variabel pengendali loop. Ketiga ungkapan dalam for tersebut harus dipisahkan dengan tanda titik koma (;). Dalam
hal ini pernyatan bisa berupa pernyataan tunggal maupun jamak. Jika pernyataannya
kurawal buka ({) dan kurung kurawal tutup (}), sehingga formatnya menjadi :
Contoh penggunaan for, misalnya untuk menampilkan deretan angka sebagai berikut :
20 30 40 50 . . . 100
Untuk keperluan ini, pernyataan for yang digunakan berupa :
for (bilangan = 20; bilangan <= 100; bilangan += 10) printf("%d\n", bilangan);
for (ungkapan1; ungkapan2; ungkapan3) {
pernyataan; pernyataan; .
Kalau digambarkan dalam bentuk diagram alir, akan terlihat sbb :
Gambar 4.1. Diagram alir for
/* File program : for1.c
Contoh pemakaian for untuk membentuk deret naik */
#include <stdio.h>
main() {
int bilangan;
for(bilangan = 20; bilangan <= 100; bilangan += 10) printf("%d\n", bilangan);
}
Keluar loop bilangan <=100
Cetak bilangan
bilangan = bilangan + 10
benar
20 30 40 50 60 70 80 90 100
Pada program di atas, kenaikan terhadap variabel pengendali loop sebesar 10 (positif),
yang dinyatakan dengan ungkapan
bilangan += 10
yang sama artinya dengan
bilangan = bilangan + 10
Pada contoh yang melibatkan pernyataan for di atas, kenaikan variabel pengendali
loop berupa nilai positif. Sebenarnya kenaikan terhadap variabel pengendali loop bisa
diatur bernilai negatif. Cara ini dapat digunakan untuk memperoleh deret sebagai berikut :
60 50 40 30 20 10
Untuk itu selengkapnya program yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
/* File program : for2.c
Contoh pemakaian for untuk membentuk deret turun */
#include <stdio.h>
main() {
int bilangan;
for (bilangan = 60; bilangan >= 10; bilangan -= 10) printf("%d\n", bilangan);
Contoh eksekusi :
60 50 40 30 20 10
Kadang-kadang dijumpai adanya pernyataan for yang tidak mengandung bagian
ungkapan yang lengkap (beberapa ungkapan dikosongkan). Dengan cara ini, pernyataan
for (bilangan = 20; bilangan <= 100; bilangan += 10) printf(“%d\n”, bilangan);
dapat ditulis menjadi :
bilangan = 20; /* inisialisasi di luar for */ for ( ; bilangan <= 100; )
ungkapan
kosong
{
printf(“%d\n”, bilangan); bilangan += 10;
}
Tampak bahwa ungkapan yang biasa dipakai untuk inisialisasi variabel pengendali loop tak
ada. Sebagai gantinya pengendalian loop diatur sebelum pernyataan for, berupa
bilangan = 20;
Pengosongan ini juga dilakukan pada ungkapan yang biasa dipakai untuk menaikkan nilai
variabel pengendali loop. Sebagai gantinya, di dalam tubuh loop diberikan pernyataan
untuk menaikkan nilai variabel pengendali loop, yaitu berupa
bilangan += 10;
Ungkapan yang tidak dihilangkan berupa bilangan <=100. Ungkapan ini tetap disertakan
karena dipakai sebagai kondisi untuk keluar dari loop.
Sesungguhnya ungkapan yang dipakai sebagai kondisi keluar dari loop juga bisa
dihilangkan, sehingga bentuknya menjadi
for (;;)
pada bentuk di atas?”. Caranya adalah dengan menggunakan pernyataan yang dirancang
khusus untuk keluar dari loop. Mengenai hal ini akan dibahas pada sub bab yang lain.
4.2 Pernyataan while
Pada pernyataan while, pengecekan terhadap loop dilakukan di bagian awal
(sebelum tubuh loop). Lebih jelasnya, bentuk pernyataan while adalah sebagai berikut :
while (kondisi)
pernyataan;
dengan pernyataan dapat berupa pernyataan tunggal, pernyataan majemuk ataupun
pernyataan kosong. Proses pengulangan terhadap pernyataan dijelaskan pada gambar
berikut :
pernyataan kondisi
benar
salah
keluar loop
Gambar 4.2. Diagram alir while
Dengan melihat gambar 4.2, tampak bahwa ada kemungkinan pernyataan yang merupakan
tubuh loop tidak dijalankan sama sekali, yaitu kalau hasil pengujian kondisi while yang
pertama kali ternyata bernilai salah.
Contoh pemakaian while misalnya untuk mengatur agar tombol yang ditekan oleh
/*File program : pilihan.c
Untuk membaca tombol Y atau T */
#include <stdio.h>
main() {
char pilihan;
/* diberi nilai salah lebih dahulu */ int sudah_benar = 0;
printf("Pilihlah Y atau T.\n");
/* program dilanjutkan jika tombol Y,y,T atau t ditekan */
while(!sudah_benar) {
pilihan = getchar(); /* baca tombol */
sudah_benar = (pilihan == 'Y') || (pilihan == 'y')|| (pilihan == 'T') || (pilihan == 't');
}
/* memberi keterangan tentang pilihan */ switch(pilihan)
{
case 'Y': case 'y':
puts("\nPilihan anda adalah Y"); break;
case 'T': case 't':
puts("\nPilihan anda adalah T"); }
}
Contoh eksekusi :
Pilihlah Y atau T Pilihan anda adalah Y
Inisialisasi terhadap variabel sudah_benar yang akan dijalankan pada kondisi while dengan
{
pilihan = getchar( ); /* baca tombol */
sudah_benar = (pilihan == 'Y') || (pilihan== 'y')|| (pilihan == 'T') || (pilihan == 't');
}
dijalankan minimal sekali.
Contoh lain pemakaian while dapat dilihat pada program yang digunakan untuk
menghitung banyaknya karakter dari kalimat yang dimasukkan melalui keyboard
(termasuk karakter spasi). Untuk mengakhiri pemasukan kalimat, tombol ENTER (‘\n’) harus ditekan. Karena itu, tombol ENTER inilah yang dijadikan kondisi penghitungan
jumlah spasi maupun karakter seluruhnya. Lengkapnya, kondisi yang dipakai dalam while
berupa :
while((kar = getchar()) != '\n')
Ungkapan di atas mempunyai arti :
• Bacalah sebuah karakter dan berikan ke variabel kar
• Kemudian bandingkan apakah karakter tersebut = ‘\n’ (ENTER)
Ungkapan menghasilkan nilai benar jika tombol yang ditekan bukan ENTER. Pada
program kalau tombol yang ditekan bukan ENTER , maka :
• Jumlah karakter dinaikkan sebesar satu melalui pernyataan : jumkar++;
• Kalau karakter berupa SPASI, maka jumlah spasi dinaikkan sebesar satu, melalui pernyataan : if (kar == ‘ ‘) jumspasi++;
/* File program : jumkar.c
Menghitung jumlah kata dan karakter dalam suatu kalimat */
#include <stdio.h>
main() {
char kar;
int jumkar = 0, jumspasi = 0;
puts("Masukkan sebuah kalimat dan akhiri dgn ENTER.\n"); puts("Saya akan menghitung jumlah karakter ");
puts("pada kalimat tersebut.\n");
jumkar++;
if (kar == ' ') jumspasi++; }
printf("\nJumlah karakter = %d", jumkar);
printf("\nJumlah SPASI = %d\n\n", jumspasi); }
Contoh eksekusi :
Masukkan sebuah kalimat, akhiri dgn ENTER.
Saya akan menghitung jumlah karakter pada kalimat tersebut.
Belajar bahasa C sangat menyenangkan
Jumlah karakter = 36 Jumlah SPASI = 4
4.3 Pernyataan do-while
Bentuk pernyataan do-while
do
pernyataan;
while (kondisi)
Pada pernyataan do-while, tubuh loop berupa pernyataan,dengan pernyataan bisa
berupa pernyataan tunggal, pernyataan majemuk ataupun pernyataan kosong. Pada
pernyataan do, mula-mula pernyataan dijalankan. Selanjutnya, kondisi diuji. Sendainya
kondisi bernilai benar, maka pernyataan dijalankan lagi, kemudian kondisi diperiksa
kembali, dan seterusnya. Kalau kondisi bernilai salah pada saat dites, maka pernyataan
tidak dijalankan lagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.3. Berdasarkan
pernyataan
kondisi
Tubuh loop
benar
salah
keluar loop
Gambar 4.3. Diagram alir do-while
Program berikut memberikan contoh pemakaian do-while untuk mengatur
penampilan tulisan "BAHASA C" sebanyak sepuluh kali.
Contoh:
i = 0; do
{
puts("BAHASA C"); i++;
} while(i<10);
Pada program di atas, variabel pencacah dipakai untuk menghitung jumlah tulisan yang
sudah ditampilkan pada layar. Selama nilai pencacah kurang dari 10, maka perintah
puts("BAHASA C");
akan dilaksanakan kembali
Penanganan pembacaan tombol pada contoh program pilihan.c yang memakai
while di atas, kalau diimplementasikan dengan memakai do-while adalah sebagai berikut