• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kedisiplinan Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Teknik Role Play Siswa Kelas X Teknik Permesinan SMK Negeri 2 Salatiga T1 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kedisiplinan Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Teknik Role Play Siswa Kelas X Teknik Permesinan SMK Negeri 2 Salatiga T1 BAB IV"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 2 Salatiga. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas X TPM yang berjumlah 32 siswa. Dari hasil pretest didapatkan 8 siswa termasuk dalam kategori kedisiplinan belajar rendah dan 6 siswa termasuk dalam kategori sangat

rendah. Kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan jumlah yang sama yaitu masing-masing 7 siswa. Berikut adalah skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.1 Hasil Skor Pretest Skala Kedisiplinan Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kelompok eksperimen terdapat 3 siswa yang mempunyai kedisiplinan belajar yang sangat rendah dan 4 siswa memiliki kedisiplinan belajar rendah. Sedangkan di kelompok kontrol terdapat 2 siswa mempunyai kedisiplinan belajar sangat

rendah dan 5 siswa mempunyai kedisiplinan belajar yang rendah.

Tabel 4.2 Susunan Program Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Rolle Play SESI/

FREKUEN

(2)

SI R DICAPAI

belajar” - Menyebutkan bentuk – bentuk disiplin

yang mengasyikkan” - Bermain play mengenai rolle kesadaran

belajar bagi siswa” - Siswa mampu menyebutkan dampak dan

(3)

Salatiga. Setelah berdiskusi dengan koordinator Guru BK, peneliti diarahkan pada subjek siswa kelas X teknik permesinan. Dengan menyepakati beberapa peraturan yang dijelaskan oleh koordinator guru BK, peneliti diperbolehkan untuk mengatur jadwal penelitian.

4.2.3 Pretest (Test Awal)

Pada tanggal 15 Februari 2017 penulis melakukan pretest dengan menggunakan skala kedisiplinan di kelas X Teknik Permesinan yang berjumlah 32 siswa. Berikut tabel hasil pretest

4.3 Tabel Hasil Pretest

Kategori Interval Jumlah

Sangat Tinggi 120 – 136 8

Tinggi 103 – 119 10

Rendah 86 – 102 8

Sangat Rendah 69 – 85 6

Jumlah 32

Dari tabel 4.3 dapat diketahui terdapat 6 siswa mempunyai kedisiplinan belajar yang sangat rendah, 8 siswa mempunyai kedisiplinan belajar yang rendah, 10 siswa mempunyai kedisiplinan belajar yang tinggi dan 8 siswa mempunyai kedisiplinan belajar yang sangat tinggi. Setelah itu siswa yang mempunyai kategori sangat rendah dan rendah dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

(4)

Mann-Whitney Test

Ranks

VAR00

002 N Mean Rank Sum of Ranks

VAR00001 1 7 7.57 53.00

2 7 7.43 52.00

Total 14

Test Statisticsb

VAR00001

Mann-Whitney U 24.000

Wilcoxon W 52.000

Z -.064

Asymp. Sig. (2-tailed) .949 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: VAR00002

Berdasarkan tabel 4.4. dapat dijelaskan hasil uji homogenitas antara kelompok eksperimen dan kontrol yaitu Asymp. Sig. (2-tailed) 0.949 >0.050, sedangkan mean rank kelompok eksperimen 7.57 adalah dan mean rank kelompok kontrol adalah 7.43. Dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga penulis dapat melanjutkan penelitian.

Sesuai dengan rancangan penelitian dan hasil analisis diatas, selanjutnya kelompok eksperimen akan diberikan treatment yaitu diberikan layanan rolle play selama delapan kali pertemuan, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan treatment. Penyusunan tema dalam kegiatan rolle play, disesuaikan dengan kebutuhan siswa dengan melihat jumlah presentase skor aspek dalam kedisiplinan belajar.

(5)

Jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok eksperimen berjumlah 7 siswa. Pelaksanaan bimbingan kelompok dimulai pada tanggal 8 Maret dan diakhiri pada tanggal 7

April 2017. Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam waktu 60 menit setiap pertemuan. Adapun uraian bombingan kelompok sebagai berikut:

1. Sesi I dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2017, Pukul 14.10-15.10

Pada sesi satu ini merupakan sesi pertama dalam bimbingan kelompok, sehingga masih dalam tahap pengenalan bimbingan kelompok. Latihan ini dilaksanakan di ruang kelas

X TPM A SMK N 2 Salatiga.

Kegiatan diawali dengan meminta konseli duduk melingkar kemudian membaca doa

bersama. Kegiatan dilanjutkan dengan perkenalan dari konselor dan masing-masing konseli dengan menjalin hubungan hangat antara konselor dan konseli.

Kegiatan perkenalan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai pengertian bimbingan

kelompok beserta prosedurnya, kedisiplinan belajar, sekaligus penjelasan mengenai teknik

rolle play yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. Pada sesi ini semua konseli nampak antusias dapat dilihat dari cara konseli menceritakan pengalamannya mengenai hal-hal yang membuat konseli belum disiplin dalam belajar, dan contoh tidak disiplin belajar. Sebelum mengakhiri sesi I, konselor memberikan pertanyaan mengenai pemahaman

konseli mengenai bimbingan kelompok dan kedisiplinan belajar sekaligus meminta tanggapan konseli mengenai bimbingsn kelompok yang dilakukan pada sesi I. Kemudian

kegiatan diakhiri dengan doa bersama dan salam.

2. Sesi II dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2017, Pukul 10.00-11.00

Pada sesi II ini topik yang diangkat adalah kewajibanku adalah belajar. Latihan ini dilaksanakan di ruang kelas X TPM A SMK N 2 Salatiga. Pada tahap ini membahas

(6)

Kegiatan diawali dengan konselor mengucapkan salam kepada konseli kemudian dilanjutkan dengan membaca doa bersama. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi

tentang bentuk bentuk disiplin belajar, contoh disiplin belajar, dan hal yang dapat dilakukan untuk mencegah ketidak disiplinan belajar. Pada sesi ini penulis mulai membagi peran yang

akan diperagakan kegiatan bimbingan kelompok teknik rolle play. Kemudian penulis mulai membagi peran yang akan diperagakan oleh siswa yang akan melakukan kegiatan bimbingan

rolle play. kali ini, setelah semua peran terbentuk siapa yang menjadi pelaku tidak disiplin, kemudian penulis memberikan waktu 20 menit kepada siswa yang akan memainkan peran dalam kegiatan ini untuk membaca naskah dan mendalami peran yang akan mereka

peragakan. Tidak lupa penulis menunjuk salah seorang siswa untuk berperan sebagai pengamat dalam kegiatan layanan kali ini.

Setelah waktu pendalaman karakter selesai, kemudian penulis mulai mengajak siswa

untuk memerankan kegiatan rolle play yang dilaksanakan sesuai dengan karakter tokoh dalam cerita tersebut. akan tetapi, dalam cerita ini lebih ditonjolkan bahwa bahwa korban

mampu mengatasi ajakan temanya yang tidak disiplin yang dilakukan pelaku dengan teknik teknik yang sudah tertera dalam naskah drama. Sampai pada akhirnya siswa tersebut sadar kalau tidak disiplin merugikan.

Sebelum mengakhiri sesi II, penulis menjelaskan bahwa sesi ke II dalam kegiatan ini akan segera berakhir. penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi kegiatan yang

berlangsung. Kegiatan diakhiri dengan doa dan salam.

3. Sesi III dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2017, Pukul 10.00-11.00

Pada pertemuan sesi ke 3 ini, penulis masih mnggunakan hari yang sama untuk melakukan layanan, yaitu Jum’at, 17 Maret 2017 namun waktu pelaksanaan layanan diberkan

(7)

pengertian, tujuan, asas dan prosedur dari kegiatan bimbingan kelompok teknik rolle play. Serta memberi motivasi kepada siswa agar layanan berjalan dengan lancar dan baik.

Pada sesi III ini topik yang diangkat adalah “Kewajibanku adalah belajar”. Sesi ini dilaksanakan di ruang kelas X TPM A SMK N 2 Salatiga. tujuan yang ingin dicapai siswa

mampu memahami belajar merupakan kewajiban secara detail dan mendalam, selain itu siswa mampu melakukan peran dalam kegiatan rolle play secara bergantian dengan mengangkat tema kewajibanku adalah belajar agar siswa mampu mengembangkan diri dari

kedisiplinan belajar siswa meningkat.

Dalam tahap kegiatan ini penulis kembali menjelaskan tentang topic yang akan

diangkat masih merupakan topik yang sama dengan kegiatan sesi kedua yang berjudul “kewajibanku adalah belajar”.Namun bedanya pada sesi ke tiga ini peran yang siswa lakukan

berputar bergantian. setelah penulis menentukan pemain, penulis juga menunjuk satu siswa

untuk dijadikan pengamat.

Dalam kegiatan penutup penulis menjelaskan bahwa kegiatan akan segera berakhir. penulis

mengajak siswa berdiskusi dan mengevaluasi seluruh kegiatan di sesi ke 3. Kegiatan diakhiri doa dan salam.

4. Sesi IV dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2017, Pukul 14.10 -15.00

Pada sesi ini topik yang dibahas adalah belajar dirumah yang mengasyikkan yang dilaksanakan di ruang kelas X TPM A SMK N 2 Salatiga tujuan yang ingin dicapai adalah

siswa mampu memahami mengeni disiplin menaati belajar dirumah secara lebih mendalam dan detail, siswa mampu malakukan peran dalam kegiatan rolle play, dan siswa mampu disiplin belajar di rumah. Sesi ini diawali dengan doa bersama dan dilanjutkan penjelasan

(8)

diawali penulis membagikan dapat materi mengenai disiplin belajar di rumah dimana materi tersebut berisi tentang belajar yang menasyikkan. serta hal yang dapat dilakukan untuk mencegah ketidakdisiplinan. naskah permainan peran dengan topic “belajar yang asyik”.

Selanjutnya, penulis mulai membagi peran yang akan diperagakan oleh siswa yang

akan dilakukan kegitatan bimbingan kelompok teknik rolle play kali ini, ada yang berbeda yang berperan sebagai pelaku yang disiplin belajar dirumah dan yang tidak. pada sesi keempat ini siswa terlihat sangat bersemangat dikarenakan mereka bisa menunjukkan

ekspresi mereka saat mendalami karakter dalam kegiatan rolle play. Sesi ini diakhiri dengan berdoa bersama dan salam dari konselor.

5. Sesi V dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2017, Pukul 15.00-16.00

Dalam sesi ini, penulis masih menggunakan topik yang sama. Topik yang dibahas adalah “belajar yang asyik” yang dilaksanakan diruang PIK SMK N 2 Salatiga. Tujuan yang ingin

dicapai siswa mampu memahami tips tips belajar yang asyik, selain itu mampu mlakukan peran dalam kegiatan rolle play secara bergantian. Pada sesi ini diawali dengan berdoa bersama dan salam dilanjutkan dengan penjelasan pengertian, tujuan, asas dan prosedur dari kegiatan bimbingan kelompok teknik rolle play.

Dalam kegiatan kali ini penulis menjelaskan kembali topik yang dibahas padasaat sesi ke empat yang berjudul “belajar yang asyik”. Pada sesi kelima ini mempunyai perbadaan

dengan sesi keempat yaitu peran dadi naskah diputar bergantian. Setelah itu penulis

menentukan pemain, tidak lupa penulis menunjuk salah satu siswa untuk menjadi pengamat.setelah itu siswa memerankan naskah yang telah dibagi oleh penulis. Dalam sesi ke lima ini siswa sangat antusias dapat dilihat dari akting yang mereka perankan pada saat

(9)

penulis memberikan motivasi supaya siswa lebih berdisiplin dalam belajar disekolah maupun di rumah. Kegiatan diakhiri dengan doa dan salam.

6. Sesi VI dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2017, Pukul 09.00-10.00

Pada sesi ini topik yang dibahas adalah “disiplin dalam berpendapat di kelas” yang dilaksanakan di ruang kelas X TPM A SMK N 2 Salatiga. Tujuan yang ingin dicapai yaitu siswa mampu memahami mengenai berpendapat dikelas secara lebih mendalam dan detail

dan siswa mampu malakukan peran dalam kegiatan rolle play. Sesi ini diawali dengan doa bersama yang dilanjutkan denganpenjelasan tentang pengertian, tujuan dan asa dari

bimbingan kelompok serta menjelaskan materi tentang topik yang sedang dibahas yaitu “disiplin dalam berpendapat dikelas”. Pada sesi ini juga membagikan naskah rolle play yang akan diperankan oleh siswapada sesi keenam ini. Naskah pada sesi ini berjudul”ayo berpikir

kritis saat dikelas”. Setelah itu penulis membagi peran kepada siswa, tidak lupa penulis

meminta salah satu siswa untuk menjadi pengamat. Setelah itu siswa memperagakan. Dalam

cerita ibi siswa yang tidak pernah menghargai pendapat orang lain benar benar harus dihayati. Siswa sangat antusias dalam bimbingan kelompok ini nampak dari cara konseli mengemukakan pendapat dan menanggapi topik latihan yang sedang dibahas serta

memperagakan naskah rolle play yang dibagikan oleh penulis.Sebelum mengakhiri kegiatan pada sesi keenam ini, penulis meminta siswa untuk mengevaluasi kegiatan pada hari ini,

kemudian penulis meminta siswa pengamat untuk mengemukakan pendapat. Sesi ini diakhiri dengan berdoa bersama dan salam dari penulis.

7. Sesi VII dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2017, Pukul 10.00-11.00

Dalam sesi ini topik yang dibahas masih sama dengan topik materi yang dibahas pada sesi ke enam, yaitu “ manfaat aktif pendapat dikelas” yang dilaksanakan di ruang kelas X

(10)

disiplin berpendapat disekolah, selain itu mampu melakukan peran rolle play secara bergantian, dan supaya siswa mampu berpendapat dengan baik.

Kegiatan bimbingan kelompok pada sesi ini dilanjutkan dengan menjelaskan pengertian, tujuan dan asas dari bimbingan kelompok. Kemudian penulis kembali

menjelaskan topik yang dibahas pada saat kegiatan sesi kelima, lalu penulis menjelaskan naskah yang akan diperankan oleh siswa. Pada sesi ke tujuh ini berbeda pada saat sesi keenam, yaitu peran diputar bergantian. Setelah itu penulis menentukan pemain, dan

kemudian penulis menunjuk salah satu siswauntuk dijadikan pengamat.

Sebelum mengakhiri sesi II, penulis menanyakan kepada siswa apa yang mereka

dapat pada sesi kali ini dan mengevaluasi kegiatan pada hari ini. Tidak lupa penulis menyuruh siswa yang menjadi pengamat untuk mengemukakan pendapat. Sesi ini diakhiri dengan pemberian penguatan dari penulis supaya siswa mampu berdisiplin dalam belajar

untuk kedepanya. Kemudian sesi VII ini diakhiri dengan berdoa bersama dan salam dari penulis.

8. Sesi VIII dilaksanakan pada tanggal 7 April 2017, Pukul 10.00-11.00 Pada sesi ini topik yang dibahas adalah “manfaat disiplin bagi siswa”. Pada kegiatan ini

merupakan hari terakhir treatment. Kegiatan bimbingan kelompok hari ini dilakukan di ruang kelas X TPM SMK N 2 Salatiga.

Pada sesi ini diawali dengan doa bersama dan pemberian salam dari penulis. Seperti

biasa penulis kembali menjelaskan tentang pengertian, tujuan, dan asas dari bimbingan kelompok. Setelah itu penulis mengulas kembali materi materi pada sesi sesi sebelumnya sebelum menjelaskan topic yang dibahas pada hari ini. Kemudian penulis menjelaskan topic

yang akan dibahas pada hari ini, dan penulis mengadakan sharing sebentar dengan siswa untuk mencairkan suasana. Setelah itu penulis membagikan naskah rolle play yang akan

(11)

Setelah membagi naskah, penulis membagikan peran kepada siswa dan memberikan waktu 20 menit untuk nedalami peran masing masing. Tidak lupa penulis menunjuk salah

satu siswa untuk menjadi pengamat. Setelah mendalami peran, siswa tampak antusias dalam memerankan peran yang ada dalam naskah.

Dalam proses bermain peran, konseli antusias ditunjukkan dengan bahasa tubuh dan pengembangan bahasa dalam percakapan yang ada dalam cerita. Setelah bermain peran selesai, kegiatan dilanjutkan dengan membahas nilai apa saja yang terkandung dalam cerita di

dalam naskah tersebut. Bimbingan kelompok sesi VIII berjalan dengan lancar karena semua siswa mengikuti intruksi dari penulis dengan sangat baik dan mempraktikkan

langkah-langkah yang diberikan penulis.

Sebelum mengakhiri sesi VIII, penulis penguatan kepada konseli untuk dapat meningkatkan disiplin belajar dalam kehidupan sehari-hari agar dapat meningkatkan prestasi

di sekolah. Sesi ini berjalan dengan baik dan diakhiri dengan doa bersama dan salam.

4.4 Analisis Data

Setelah pemberian bimbingan kelompok yang dilaksanakan selama 8 sesi yang dimulai tanggal 8 Maret 2017 dan diakhiri 7 April 2017, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol kembali diberikan posttest menggunakan skala kedisiplinan pada saat pretest. Berikut adalah hasil sebaran pretest dan posttest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.5 Sebaran Frekuensi Siswa Berdasarkan Kategori Kedisiplinan Belajar dari Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Interval Kategori

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest

152-165 Sangat Rendah 3 0 2 1

166-179 Rendah 4 0 5 5

180-193 Cukup Tinggi 0 3 0 1

194-207 Tinggi 0 4 0 0

(12)

Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pretest kelompok eksperimen, diantara 7 siswa terdapat 3 siswa memiliki kedisilinan belajar sangat rendah, dan 4 siswa memiliki kedisiplinan belajar sedangkan dari hasil posttest kelompok eksperimen terdapat diantaranya 3 siswa memiliki kedisiplinan belajar cukup tinggi dan 4 siswa memiliki kediiplinan belajar

tinggi. Dengan demikian semua siswa dalam kelompok eksperimen mengalami peningkatan kedisiplinan belajar. Sedangkan pada pretest kelompok kontrol, dari siswa dengan jumlah 7 siswa terdapat 2 siswa memiliki kedisiplinan belajar sangat rendah dan 5

siswa memiliki kedisiplinan belajar rendah dan pada posttest kelompok kontrol yang berjumlah 7 siswa hanya terdapat 1 siswa yang mengalami peningkatan yaitu memliki

kedisiplinan belajar cukup tinggi, sedangkan 5 siswa lainnya memiliki kedisiplinan belajar rendah dan 1 siswa memiliki kedisiplinan belajar yang sangat rendah.

Dari hasil analisi data dengan bantuan SPSS versi 20.0 for windows diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6 Uji Mann-Withney Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

Ranks VAR000

02 N Mean Rank Sum of Ranks

Kelmpk Pre-test 7 4.00 28.00

Post-test 7 11.00 77.00

Total 14

Test Statisticsb

VAR00001

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 28.000

Z -3.137

(13)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah subjek sebanyak 7 siswa. Skor mean rank pada pre test 4,00 dan mean rank untuk post test 11,00. Kemudian sum of rank pada pre test 77,00 dan sum of rank pada post test 28,00.Dari tabel diatas juga dapat diketahui hitung Mann-Whitney U=,000 dan koefisien Asymp. Sig. (2-Tiled) 0,002 < 0,05. Perhitungan statistik tersebut menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan kedisiplinan belajar siswa antara pretest dan posttest. Perbedaan tersebut menunjukkan ada peningkatan kedisiplinan belajar siswa pada kelompok eksperimen yang telah diberikan treatment (perlakuan) bimbingan kelompok teknik role play. Dibawah ini terdapat tabel perbandingan hasil posttest kedisiplinan belajar siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.7 Uji Mann-Withney Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Mann-Whitney Test

VAR0

0002 N Mean Rank Sum of Ranks

Kelompk Eks 7 11.00 77.00

kontrol 7 4.00 28.00

Total 14

Test Statisticsb

VAR00001

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 28.000

Z -3.134

Asymp. Sig. (2-tailed) .002 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .001

a

(14)

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a

Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara mean rank kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah diberikan treatment berupa layanan bimbingan kelompok teknik role play pada kelompok eksperimen mean rank sebesar 11,00. Sedangkan kelompok kontrol yang tidak mendapat treatment jumlah mean rank sebesar 4,00. Sehingga mean rank kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan mean rank hasil kelompok kontrol. Sedangkan pada tabel dibawanya dapat dilihat p = Asymp. Sig 0,002 < 0,050. Penghitungan statistik tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa tenik role play efektif untuk meningkatkan kedisiplinan belajar. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini bahwa kelompok teknik role play dapat meningkatkan secara signifikan kedisiplinan belajar siswa kelas X teknik permesinan SMK N 2 Salatiga “diterima”.

4.5 Pembahasan

Bimbingan kelompok teknik rolle play dapat meningkatkan secara signifikan kedisiplinan belajar dari siswa kelas X Teknik Permesinan SMK Negeri 2 Salatiga yang dapat dilihat dalam analisis Mann Whitney nampak bahwa skor Mann Whitney U =0,000, Nilai Z -3,134 dan nampak Asimp. Sig 2-tailed 0,002 < 0,050. Skor mean rank pada posttest kelompok kontrol 4,00. Kemudian skor mean rank pada posttest kelompok eksperimen adalah 11,00. Ada peningkatan skor mean rank kelompok eksperimen sebesar 7,00.

Temuan ini sejalan dengan Hasil penelitian Pradipta Novalin (2014) dengan judul Peningkatan Kedisiplinan Belajar Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Play

(15)

Dalam penelitian ini pada saat pre test siswa kelompok eksperimen memiliki kedisiplinan belajar yang rendah dan sangat rendah sama dengan siswa dalam kelompok

kontrol. Setelah diberikan bimbingan kelompok teknik role play pada siswa kelompok eksperimen sebanyak 8 sesi, siswa di dalam kelompok eksperimen sudah dapat meningkatkan

kedisiplinan belajar. Pada setiap siswa memerankan naskah role play yang memiliki beberapa topik yang dilaksanakan selama 8 sesi.

Keberhasilan bimbingan kelompok teknik role play untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa didukung respon anggota kelompok yang sangat baik selama delapan sesi konseling. Diawal sesi bimbingan kelompok, anggota kelompok masih perlu beradaptasi

dengan proses bimbingan yang diberikan yang diberikan, dengan berjalannya waktu anggota kelompok mulai dapat mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan baik. Anggota kelompok memerankan naskah role play dengan baik, sehingga ini berjalan dengan lancar. Sebelum diberikan treatment anggota kelompok memiliki kedisiplinan belajar yang rendah. Ketika diberikan bmbingan kelompok teknik role play, anggota kelompok mulai sadar bahwa kedisiplinan belajar yang rendah dapat mengakibatkan beberapa dampak negatif bagi siswa itu sendiri sehingga mulai meningkatkan kedisiplinan belajar seperti mendengarkan guru ketika pelajaran dengan baik, mengulang kembali mata pelajaran yang sudah dipelajari di

sekolah, dan serius dalam mengikuti pelajaran.

Keberhasilan dari bimbingan kelompok teknik role play untuk meningkatkan kedisiplinan belajar yang paling menonjol adalah pada sesi terakhir yaitu sesi ke 8 dengan

topik manfaat disiplin bagi siswa. Setelah diberikan treatment kepada anggota kelompok, sudah mulai tampak perubahannya dimana anggota kelompok mulai tertib masuk kelas di jam

(16)

Hastuti dalam Wijayanto (2011) mengungkapkan bahwa disiplin belajar adalah keteraturan dan ketaatan siswa dalam menggunakan dan memanfaatkan waktu belajar baik di

sekolah maupun di rumah yang meliputi mendengarkan, membaca, dan mengamati dimana hal tersebut dapat menghasilkan perubahan perilaku yang baru sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungan.

Dapat disimpilkan bahwa kedisiplinan belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang dengan sadar, melalui latihan hidup teratur, pengajaran, pendidikan dan pembinaan

dari keluarga dalam hal ini orang tua, dan guru di sekolah untuk mengikuti dan menaati peraturan, nilai, hukum atau tata tertib yang berlaku untuk memperoleh perubahan perilaku

dalam dirinya. Perilaku tersebut dapat berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikapnya. Disiplin tidak hanya mengikuti dan menaati aturan, melainkan meningkat menjadi disiplin berpikir yang mengatur serta mempengaruhi seluruh aspek individu termasuk prestasi belajar

siswa.

Benett (dalam Romlah, 2001) menyebutkan bahwa role play atau bermain peran adalah suatu alat untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dan pengertian-pengertian

mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi yang pararel dengan yang terjadi dengan kehidupan yang sebenarnya.

Dapat ilihat dalam analisis Mann Whitney nampak bahwa skor Mann Whitney U =0,000, Nilai Z -3,134 dan nampak Asimp. Sig 2-tailed 0,002 < 0,050. Skor mean rank pada posttest kelompok kontrol 11,00. Kemudian skor mean rank pada posttest kelompok eksperimen adalah 4,00. Ada peningkatan skor mean rank kelompok eksperimen sebesar 7,00. Jadi dapat disimpulkan role play adalah salah satu metode bimbingan kelompok yang menggunakan permainan peran didalam menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi seorang individu, dimana peran yang dimainkan harus sesuai dengan tokoh yang diperankan

(17)

Hal ini sudah penulis lakukan selama proses bimbingan kelompok dimana penulis

menggunakan teknik role play untuk membantu siswa guna untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa. Penulis juga memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Skor Pretest Skala Kedisiplinan Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Tabel 4.4. Uji Homogenitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Tabel 4.5 Sebaran Frekuensi Siswa Berdasarkan Kategori Kedisiplinan Belajar dari  Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Tabel 4.6 Uji Mann-Withney Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen
+2

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui “Apakah ada pengaruh Latihan Percaya Diri terhadap Peningkatan Percaya Diri pada Remaja yang Mengalami Obesitas di

perkebunan menjadi salah satu penyumbang devisa negara yang tidak sedikit (Tim Penulis PS, 2008).. Secara tradisional, penggunaan produk kelapa adalah untuk konsumsi

Berbagai metode pelatihan yang sudah sering dipakai adalah: pelatihan on-the-job , yang bermakna membiarkan pegawai belajar dengan melakukan

[r]

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka perusahaan diharapkan dapat menerapkan metode pelatihan kerja yang baru dan melakukan pemberian motivasi secara rutin agar

Selain itu dengan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar matematika peserta didik pada pokok bahasan statistika antara

Dari hasil pengujian hipotesis uji F dapat dikemukakan bahwa faktor internal (ukuran perusahaan, ROA, DAR) dan faktor external (reputasi auditor) yang

(1) Menteri, gubernur, atau bupati/wali- kota sesuai dengan kewenang-annya wajib melakukan pengawasan ter- hadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan atas keten- tuan