• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Pelayanan Publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman (Studi Kasus Pelayanan Administrasi Pembuatan Akta Kelahiran) Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektifitas Pelayanan Publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman (Studi Kasus Pelayanan Administrasi Pembuatan Akta Kelahiran) Chapter III VI"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Padang Pariaman 1. Sejarah

Masyarakat Padang Pariaman, masih menurut narasi tambo, turun dari darek minangkabau, dari pedalaman tengah sumatera. penduduk daerah ini menurut laporan tahunan pemerintah daerah, berdasarkan pengakuan dari masyarakat padang pariaman sendiri, barasal dari paguruyung Batusangkar, yang terletak di darek minangkabau (Pemda Tk I Sumbar, 1978;7). Rantau Pariaman, selanjutnya menurut Dobbin, didirikan oleh imigran yang berasal dari Batipuh yang dianggap memiliki landasan kerajaan (Dobbin, 2008:84). Dalam waktu yang tidak pernah diketahui secara pasti, berkemungkinan sejak tahun 1300 M, para perantau awal(peneruka) tersebut turun bergelombang ke wilayah pantai barat dan membuka pemukiman. Desa-desa awal di pantai Padang Pariaman, menurut catatan Suryadi, sesuai perjalanan waktu lalu menjadi entrepot-entrepot dagang dan pelabuhan. Entrepot dagang dan pelabuhan tersebut dikembangkan oleh orang -orang dari kampung-kampung tertentu didarek (seperti yang telah disebut diatas), yang semula tujuannya untuk memajukan kepentingan dagang mereka sendiri. Ketika pemukiman koloni itu semangkin berkembang, daerah-daerah pemukiman juga terus membesarkan dirinya seperti fungi dikulit manusia.

(2)

dari "parik nan aman", yang artinya kira-kira pelabuhan yang aman. Kapal-kapal yang singgah untuk berdagang di bandar-bandar di Rantau Pariaman dapat dengan aman bertransaksi dagang (Bagindo Armaidi Tanjung, 2006;11).

Sebelum orang eropa datang ke kawasan Rantau Pariaman, Kota-kota pelabuhan penting dikawasan ini, seperti pelabuhan pariaman dan tiku sudah dikunjungi pelaut-pelaut dari arab, china, dan gujarat (suryadi, 2004:93). Di kota-kota ini, komoditi dagang dari pedalaman minangkabau ini ditumpuk sebelum dikapalkan ke pelabuhan-pelabuhan lain. Kota-kota ini sudah lama menjadi pelabuhan penyalur keluar emas dari pedalaman minangkabau (suryadi, 2004:94), Kawasan tengah sumatera sejak dulu memang terkenal sebagai penghasil emas. Itulah sebabnya terkadang, Pulau Sumatera juga disebut sebagai pulau emas. Jalur penyalur emas yang dihasilkan pedalaman Minangkabau kemudian dibawa ke pesisir pantai baik ke pesisir barat maupun ke pesisir timur. ke pesisir barat dipasok melalui kampung-kampung pantai di Rantau Pariaman.

Setelah kemerdekaan, Daerah administrasi periode kolonial, priaman, tikoe en de danau districten kemudian disahkan menjadi Kabupaten dengan nama Kabupaten Padang Pariaman berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 1956 dengan ibukota Kota Pariaman. Pada awalnya Kabupaten Padang Pariaman sesuai dengan Peraturan Komisaris Pemerintah di Sumatera No 81/Kom/U/1948 tentang Pembagian Kabupaten di Sumatera Tengah yang terdiri dari 11 Kabupaten diantaranya disebut dengan nama Kabupaten Samudera dengan ibukotanya Pariaman, meliputi daerah kewedanaan Air Bangis, Pariaman, Lubuk Alung, Padang Luar-Kota, Mentawai dan Nagari-Nagari Tiku, Sasak dan Katiagan.

(3)

1956 tanggal 19 Maret 1956 tentang Pembentukan Daerah otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah, dimana Propinsi Sumatera tengah dibentuk menjadi 14 Kabupaten, yang salah satunya adalah Kabupaten Padang/Pariaman dengan batas-batas sebagai yang dimaksud dalam pasal 1 dari Surat Ketetapan Gubernur Militer Sumatera Tengah tanggal 9 Nopember 1949 No. 10/G.M/S.T.G./49, dikurangi dengan daerah Kampung-Kampung Ulak Karang, Gunung Pangilun, Marapalam, Teluk Bajur, Seberang Padang dan Air Manis dari kewedanaan Padang Kota yang telah dimasukkan kedalam daerah Kota Padang, sebagai dimaksud dalam Surat ketetapan Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sumatera Tengah Tanggal 15 Agustus 1950 No. 65/G.P./50 Bupati Padang Pariaman semasa Agresi Milter Belanda Tahun 1948 adalah Mr. BA. Murad.

Kabupaten Padang Pariaman sampai tahun 2016 memiliki 17 Kecamatan, dan 103 nagari yang setelah dilakukan pemekaran nagari sesuai dengan Surat Gubernur Sumatera Barat Nomor 120/453/PEM-2016 tanggal 26 Mei 2016, sehingga di Kabupaten Padang Pariaman terdapat 103 Nagari.

Kecamatan yang paling banyak memiliki nagari adalah Kecamatan VII Koto Sungai Sarik yaitu 12 Nagari, Kecamatan Lubuk Alung, Nan Sabaris sebanyak 9 Nagari, Kecamatan Batang Anai, 2x11 Enam Lingkung, V Koto Kampung Dalam, Ulakan Tapakis sebanyak 8 Nagari, Kecamatan Padang Sago, Patamuan, sebanyak 6 Nagari, Kecamatan IV Koto Aur Malintang, Sintuk Toboh Gadang, Enam Lingkung, sebanyak 5 Nagari, dan Kecamatan Sungai Geringging, Sungai Limau,V Koto Timur, 2x11 Kayutanam sebanyak 4 Nagari, kemudian Kecamatan Batang Gasan hanya mempunyai 3 nagari.

(4)

tertanggal 2 Juli 2008, Ibukota Kabupaten Padang Pariaman dipindahkan dari Kota Pariaman ke Paritmalintang, yakni Nagari Paritmalintang Kecamatan Enam Lingkung.

Berikut Daftar nama yang pernah memerintah di Padang Pariaman sejak tahun 1945 hingga sekarang sebagai Bupati Kabupaten Padang Pariaman :

Tabel 1. Nama Bupati yang Pernah menjabat di Kabupaten Padang Pariaman

No Nama Periode Jabatan

1 Sutan Hidayat Syah 1945 – 1946

2 Ibrahim Datuk Pamuncak 1946 – 1947

3 BA. Murad 1947 – 1950

4 Said Rasyad 1950 – 1953

5 Taher Samad 1953 – 1956

6 Harun Al Rasyid 1956 – 1958

7 Na’azim Sutam Syarif 1958 – 1959

8 Raharjo 1959 – 1960

9 Syamsu Anwar 1960 – 1961

10 JB. Adam 1961 – 1966

(5)

12 Prof. Drs. Harun Zein 1975

13 Muhammad Zein Chatib 1975 – 1980

14 Kol. Inf. H. Anas Malik 1980 – 1990

15 H. Zainal Bakar, SH 1990 – 1994

16 Ir. H. Nasrul Syahrun 1994 – 1999

17 Drs. Armyn AN 1999 – 2000

18 Drs. H. Muslim Kasim AK, MM Dt. Sinaro Basa 2000 – 2005

19 Drs. H. Muslim Kasim AK, MM Dt. Sinaro Basa 2005 – 2010

20 Drs. H. Ali Mukhni 2010 – 2015

21 Drs. H. Ali Mukhni 2015 -2020

Sumber

2. Visi dan Misi

a. Visi Kabupaten Padang Pariaman

Terwujudnya Kabupaten Padang Pariaman Yang Baru, Religius, Cerdas dan Sejahtera

b. Misi Kabupaten Padang Pariaman

Pembangunan Kabupaten Padang Pariaman 2016-2020 adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama berdasarkan falsafah Adat Bersandi

Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

(6)

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas dan terampil melalui peningkatan sarana prasarana dan kualitas tenaga pendidik.

4. Meningkatkan potensi daya saing daerah melalui pengembangan pariwisata, transportasi, perdagangan, penataan ruang dan pengelolaan lingkungan.

5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengentasan kemiskinan.

6. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih, Berkeadilan, Demokratis, melalui Pembinaan aparatur dan Pelayanan Publik;

7. Mewujudkan ketahanan bencana melalui peningkatan kesadaran masyarakat dan kesiapan sarana dan prasarana yang ramah bencana.

3. Kondisi geografis dan demografis a. Letak dan Keadaan geografis

Padang Pariaman menurut narasi tambo Minangkabau merupakan daerah rantau, Daerah ini disebut sebagai daerah Rantau Pariaman, Daerahnya meliputi dataran rendah sempit (coastal lowland) disebelah barat dataran tinggi Minagkabau. Daerah ini membentang antara Batang Anai di selatan (batas dengan wilayah Kota Padang) dan Tiku disebelah Utara Kota Pariaman (Batas dengan wilayah Rantau Pasaman) dan kepedalaman hingga ketepi barat danau maninjau. Daerah rantau Pariaman ini yang kemudian dalam administrasi Indonesia Modern menjadi apa yang dikenal luas sebagai wilayah Kabupaten Padang Pariaman.

(7)

Kabupaten Padang Pariaman terletak antara 0°11’-0°49’ Lintang Selatan dan 98°36’ - 100°28’ Bujur Timur.

Secara administrasi Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari 17 kecamatan dan 103 Nagari. Batas wilayah administratif Kabupaten Padang Pariaman adalah sebelah Utara dengan Kabupaten Agam, sebelah Selatan dengan Kota Padang, sebelah Timur dengan Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar, dan sebelah Barat dengan Kota Pariaman dan Samudera Indonesia.

Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam tercatat memiliki wilayah paling luas, yakni 228,70 km², sedangkan Kecamatan Sintuk Toboh Gadang memiliki luas wilayah terkecil, yakni 25,56 km². Kecamatan 2x1 Kayu Tanam berada di wilayah yang paling tinggi yaitu 100 - 1000 m dari permukaan laut (dpl) sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Batang Gasan dengan ketinggian 2 - 75 m dari permukaan laut (dpl).

b. Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Padang Pariaman tahun 2015 tercatat sebanyak 458.746 jiwa, terdiri dari 232.851 orang laki-laki dan 225.895 orang perempuan. Laju perkembangan penduduk Kabupaten Padang Pariaman dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.Perkembangan Penduduk 2010-2015

TAHUN PENDUDUK SEX RASIO

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

2010 193.472 200.099 393.571 85,61

2011 193.412 200.432 393.844 96,06

2012 194.787 202.096 396.883 96,25

(8)

2014 198.315 205.215 403.530 96,64

2015 232.851 225.895 458.746 103.07

Sumber :

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Padang PariamanTahun 2015

No. Kecamatan Jumlah Penduduk Total

Laki-Laki Perempuan

JUMLAH 232,851 225,895 458,746

Sumber:

(9)

Tingkat kepadatan penduduk adalah sebesar 304 jiwa per Km2. Penduduk terpadat terdapat di Kecamatan Nan Sabaris dengan 949 jiwa per Km2, serta diikuti Kecamatan Sintuk Toboh Gadang dengan 721 jiwa per Km2. Penduduk terjarang tedapat di Kecamatan 2x11 Kayu Tanam dengan kepadatan 115 jiwa per Km2, serta Kecamatan IV Koto Aur Malintang dengan kepadatan 158 jiwa per Km2.

B. Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman 1. Moto, Visi Dan Misi Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Padang

Pariaman

a. Moto

Gambar 1. Moto Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman

(10)

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman. CERIA adalah akronim dari :

1. Cepat : Segera mungkin memproses apa yang yang dibutuhkan oleh penduduk.

2. Efisien : Melayani penduduk dengan benar, tepat dan akurat

3. Responsif : Melayani dengan penuh kepekaan terhadap aspirasi penduduk. 4. Inovatif : Selalu berfikir untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik. 5. Akuntabel : Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban instansi untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (LAKIP).

b. Visi

Visi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten vadang Pariaman adalah: ” Terwujudnya tertib administrasi kependudukan melalui pelayanan yang prima ”. 1. Tertib Administrasi Kependudukan:

Mewujudkan masyarakat yang tertib dalam administrasi kependudukan 2. Pelayanan Prima:

a. Menciptakan pelayanan prima kepada masyarakat terutama dalam pelayanan administrasi kependudukan

b. Menciptakan aparatur yang berkualitas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

(11)

1. Mewujudkan Data Basis dan Informasi Kependudukan yang lengkap, akurat serta memenuhi kepentingan Publik dan Pembangunan.

2. Mewujudkan tertib administrasi kependudukan

3. Mewujudkan pelayanan prima dibidang registrasi penduduk dan pencatatan sipil

2. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman

Tugas pokok Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Padang Pariaman yaitu :

“Membantu Bupati dalam menyelenggarakan urusan bidang kependudukan dan pencatatan sipil yang menjadi wewenang Daerah dan tugas pembantuan sesuai ketentuan peraturan perundangan.”

Untuk melaksanakan tugas yang dimaksud, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan kebijakan teknis dan penyusunan perencanaan program bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan kependudukan dan pencatatan sipil;

c. Pengkoordinasian pelaksanaan pelayanan bidang kependudukan dan pencatatan sipil; d. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia pengelola administrasi

kependudukan;

e. Pelaksanaan penyelenggaran pelayanan pencatatan sipil dan administrasi kependudukan; f. Pelaksanaan kebijakan kerjasama antar daerah dalam pengendalian penduduk,

(12)

g. Penetapan norma, standar, prosedur dan kriteria penyelenggaraan administrasi kependudukan;

h. Pengkoordinasian penyelenggaraan pelayanan akta pencatatan sipil yang meliputi kelahitan, kematian, perkawinan, perceraian, pengakuan dan pengesahan anak serta pendokumentasian hasil pencatatan sipil;

i. Pengelolaan manajemen administrasi kependudukan dan pencatatan sipil perlindungan administrasi kependudukan;

j. Pengawasan dan pengeloaan sistem informasi administrasi kependudukan dan jaringan komunikasi data kependudukan sampai dengan tingkat kecamatan, desa dan kelurahan; k. Pelaksanaan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis, advokasi, supervisi dan konsultasi

pelaksanaan kebijakan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;

l. Pembinaan, koordinasi pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

m. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaran pendaftaran penduduk, menyusun rumusan penetapan indikator kependudukan, proyeksi penduduk dan analisa dampak kependudukan;

n. Pengkoordinasian pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan bidang kependudukan dan catatan sipil;

o. Pembinaan dan pengendalian dan monitoring terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas Kependukan dan Pencatatan Sipil; dan

(13)

KEPALA BIDANG

PENDAFTARAN PENDUDUK

KEPALA BIDANG

PENCATATAN SIPIL

KEPALA SEKSI

KELAHIRAN DAN KEMATIAN

3. Struktur Organisasi Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

KEPALA

TEKNOLOGI DAN INFORMASI DATA

KEPENDUDUKAN

KEPALA SEKSI

PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

KEPALA SEKSI

PENGAWASAN DAN DOKUMENTASI DATA

(14)

Gambar 2. Struktu Organisasi Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman

Uraian fungsi dan tugas masing-masing bidang :

1. Kepala Dinas

Tugas kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil yaitu :

a. Merumuskan program kerja dan kegiatan baik rutin maupun kinerja berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil yang ada berpedoman kepada rencana strategis dinas sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. Menyusun sasaran pelaksanaan kegiatan Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil sesuai dengan petunjuk dan ktentuan;

c. Mengoordinasikan para kepala bidang dan bawahan, agar terjalin kerjasama yang baik dan saling mendukung;

d. Mendelegasikan sebagian tugas dan wewenang kepada sekretaris dan para kepala bidang secara berjenjang sesuai dengan bidang permasalahannya;

e. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pelayanan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan sekretaris, kepala bidang dan bawahan dalam rangka penyatuan dan pencapaian sasaran;

f. Memberikan data dan informasi mengenai situasi Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil serta memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati/Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah sebagai bahan dalam mengambil keputusan;

g. Memelihara dan mengupayakan peningkatan kinerja pegawai, disiplin, meningkatkan dedikasi, loyalitas dan kejujuran dalam lingkungan dinas;

h. Menjalin kerjasama dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi vertikal untuk kepentingan dinas dalam kelancaran pelaksanaan tugas;

(15)

j. Membina, memfasilitasi, mengevaluasi dan mengarahkan serta pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

k. Mengatur, membina, mengendalikan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas untuk mencapai sasaran tugas serta memberikan pembinaan dan bimbingan terhadap kelompok jabatan fungsional sesuai dengan ketentuan;

l. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan dinas agar kegiatan berjalan dengan baik sesuai dengan rencana dan ketentuan;

m. Memantau serta mengevaluasi realisasi pelaksanaan kegiatan dinas untuk mengetahui perkembangan, hambatan, dan permasalahan yang timbul serta upaya tindak lanjut penyelesaiannya;

n. Mendisposisi surat masuk sesuai dengan bidang permasalahannya;

o. Menandatangani dan/atau memaraf persuratan dan dokumen lainnya sesuai dengan kewenangan menurut ketentuan;

p. Menghadiri rapat koordinasi dan rapat-rapat lainnya; q. Menerima arahan / petunjuk dari atasan;

r. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan petunjuk dan arahan.

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai fungsi penyusunan rencana kegiatan, perencanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan, pengelolaan keuangan, kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga, perpustakaan, administrasi umum, dan hubungan masyarakat serta memberikan pelayanan administratif dan fungsional.

Untuk menyelenggarakan fungsinya, Sekretariat mempunyai tugas:

(16)

b. mengkoordinasi perumusan kebijakan umum dan kebijakan teknis di bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

c. mengkoordinasi penyusunan rencana umum, rencana strategis, rencana kerja, rencana kinerja, rencana kegiatan, dan anggaran dinas;

d. mengkoordinasi pelaksanaan tugas unit-unit organisasi di lingkungan dinas; e. menyusun rencana kerja sama dinas;

f. menyusun penetapan kinerja dinas;

g. menyusun petunjuk pelaksanaan program dan kegiatan dinas;

h. melaksanakan analisis dan menyajikan data di bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

i. menerapkan dan mengembangkan sistem informasi di bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

j. mamantau, mengendalikan, dan mengevaluasi kinerja serta dampak melaksanakan program dan kegiatan dinas;

k. menyusun laporan akuntabilitas kinerja dinas;

l. menyusun laporan kemajuan pelaksanaan program dan kegiatan dinas; m. menyusun laporan pelaksanaan program dan kegiatan tahunan dinas;

n. menyiapkan bahan dan menatausahakan bidang kependudukan dan pencatatan sipil; o. mengendalikan dan melaksanakan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional

di bidang kesekretariatan;

p. mengelola keuangan, kepegawaian, surat-menyurat, kearsipan, administrasi umum, perpustakaan, kerumahtanggaan, sarana, dan prasarana serta hubungan masyarakat q. melaksanakan pelayanan administratif dan fungsional;

(17)

s. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

Dalam pelaksanaan tugasnya, Sekretariat terdiri dari 3 sub bagian yaitu :

1. Sub Bagian Umum mempunyai fungsi pelaksanaan tugas di bidang, perlengkapan, rumah tangga, perpustakaan, administrasi umum, dan hubungan masyarakat serta memberikan pelayanan administratif dan fungsional.

Untuk menyelenggarakan fungsinya, Sub Bagian Umum mempunyai tugas: a. menyusun rencana kegiatan Subbagian Umum;

b. menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan umum;

c. melaksanakan koordinasi dan pengelolaan peraturan perundang-undangan; d. mengelola surat-menyurat dan kearsipan;

e. mengelola urusan rumah tangga;

f. mengelola sarana dan prasarana perkantoran; g. mengelola perpustakaan;

h. melaksanakan hubungan masyarakat; i. mengelola perjalanan dinas;

j. menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional di bidang umum;

k. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Subbagian Umum; dan

l. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

(18)

a. menyusun rencana kegiatan Subbagian Keuangan;

b. menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan administrasi keuangan;

c. mengelola administrasi keuangan, verifikasi, dan perbendaharaan dinas; d. menyusun laporan keuangan dinas;

e. menyiapkan bahan perhitungan anggaran dinas;

f. menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional di bidang administrasi keuangan;

g. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Subbagian Keuangan; dan

h. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

3. seksi Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi pelaksanaan tugas monitoring, evaluasi, dan pelaporan.

Untuk menyelenggarakan fungsinya, Seksi Evaluasi dan Pengendalian mempunyai tugas:

a. menyusun rencana kegiatan Seksi Evaluasi dan Pelaporan;

b. menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan dinas;

c. melaksanakan pemantauan dan evaluasi dampak pelaksanaan program dan kegiatan dinas

d. menyiapkan bahan pengendalian kegiatan dinas

(19)

h. menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional di bidang monitoring, evaluasi dan pelaporan

i. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Evaluasi dan Pelaporan; dan

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

3 Bidang Pencatatan Sipil

Bidang Pencatatan Sipil dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai fungsi pelaksanaan tugas di bidang pencatatan sipil.Untuk menyelenggarakan fungsinya, Bidang Pencatatan Sipil mempunyai tugas :

a. menyusun rencana kegiatan Bidang Pencatatan Sipil b. merumuskan kebijakan teknis di bidang Pencatatan Sipil

c. menyusun rencana dan penetapan kinerja Bidang Pencatatan Sipil

d. melaksanakan pencatatan, penerimaan berkas permohonan, pemeriksaan dan penelitian, persyaratan, verifikasi dan validasi kebenaran data, pencatatan data, dan pengolahan data

e. menerbitkan akta kelahiran, akta kematian, akta perkawinan, akta perceraian, akta pengakuan anak, pengesahan anak, dan perubahannya

f. melaksanakan fasilitasi, sosialisasi, bimbingan teknis, advokasi, supervisi, dan konsultasi di bidang pencatatan sipil

g. menyelenggarakan administrasi dan pelayanan pencatatan sipil

h. melaksanakan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional di bidang pencatatan sipil

(20)

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

Dalam pelaksanaan tugasnya, Bidang Pencatatan Sipil terdiri dari :

1. Seksi Kelahiran, Kematian, dan Perubahan Akta mempunyai fungsi pelaksanaan tugas di bidang pencatatan dan penerbitan akta kelahiran, akta kematian, dan perubahan akta penduduk.

Untuk menyelenggarakan fungsinya, Seksi Kelahiran, Kematian, dan Perubahan Akta mempunyai tugas:

a. menyusun rencana kegiatan Seksi Kelahiran, Kematian, dan Perubahan Akta b. menyusun kebijakan teknis penerbitan Akta Kelahiran, Akta Kematian, dan

perubahan Akta

c. menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan penerbitan Akta Kelahiran, Akta Kematian, dan perubahan Akta

d. menyusun rencana kinerja dan penetapan kinerja penerbitan Akta Kelahiran, Akta Kematian, dan perubahan Akta

e. melaksanakan pendaftaran, pemeriksaan, pencatatan, dan pengolahan data serta penerbitan Akta Kelahiran, Akta Kematian, dan perubahan Akta

f. melaksanakan pendaftaran, pemeriksaan, dan penelitian berkas laporan kematian di luar negeri

g. melaksanakan penyuluhan pelayanan Akta Kelahiran, Akta Kematian, dan perubahan Akta

(21)

i. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Kelahiran, Kematian, dan Perubahan Akta; dan

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

2. Seksi Perkawinan, Perceraian, Pengesahan dan Pengangkatan Anak mempunyai fungsi pelaksanaan tugas di bidang pencatatan dan penerbitan akta perkawinan, perceraian, pengesahan dan pengangkatan anak. Untuk menyelenggarakan fungsinya, Seksi Perkawinan, Perceraian, Pengesahan dan Pengangkatan Anak mempunyai tugas :

a. menyusun rencana kegiatan Seksi Perkawinan, Perceraian, Pengesahan dan Pengangkatan Anak

b. menyusun kebijakan teknis penerbitan Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Akta Pengakuan Anak, dan Akta Pengesahan Anak

c. menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan penerbitan Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Akta Pengakuan Anak, dan Akta Pengesahan Anak

d. menyusun rencana kinerja dan penetapan kinerja penerbitan Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Akta Pengakuan Anak, dan Akta Pengesahan Anak

e. melaksanakan pendaftaran, pemeriksaan, pencatatan, pengolahan data, penerbitan Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Akta Pengakuan Anak, dan Akta Pengesahan Anak

f. melaksanakan pendaftaran, pemeriksaan, pencatatan, pengolahan data, penerbitan Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Akta Pengakuan Anak, dan Akta Pengesahan Anak

(22)

h. menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional di bidang penerbitan Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Akta Pengakuan Anak, dan Akta Pengesahan Anak

i. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi Perkawinan, Perceraian, Pengesahan dan Pengangkatan Anak; dan

(23)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan membahas dan memaparkan hasil dari penelitian yang diperoleh dilapangan yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan di dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten padang pariaman sebagaimana judul skripsi yang penulis teliti yaitu “ Efektifitas Pelayanan Publik Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman “.

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan studi lapangan yang mencakup observasi dan wawancara kepada informan yang terlibat langsung dengan pelayanan pembuatan akta kelahiran di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman. Jumlah Informan yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 20 orang. Adapun yang menjadi informan pada penelitian ini adalah :

1. Informan kunci

Kepala Dinas : 1 orang

2. Informan utama

Masyarakat : 17 orang

3. Informan tambahan

(24)

A. Karakteristik informan

1. Berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4. karakteristik informan berdasarkan jenis kelamin

No Jenis kelamin Jumlah (orang ) Persentase (%)

1 Laki-laki 6 30%

2 Perempuan 14 70%

Total 20 100%

Sumber : hasil wawancara peneliti 2017 pada dinas catatan sipil kabupaten

padang pariaman

Pada tabel diatas dapat dilihat dari jumlah informan sebanyak 20 orang, informan terbanyak adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 14 orang sedangkan yang berjenis laki-laki sebanyak 6 orang. Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa masyarakat yang sering terlibat dalam pembuatan akta kelahiran adalah perempuan.

2. Berdasarkan Umur

Tabel 5. karakteristik informan berdasarkan umur

Umur Jumlah (orang) Persentase (%)

20-30 3 15%

31-40 10 50%

41-50 5 25%

>51 2 10%

(25)

Sumber : hasil wawancara peneliti 2017 pada dinas catatan sipil kabupaten

padang pariaman

Pada tabel diatas yang lebih banyak mengurus pembuatan akta kelahiran adalah masyarakat yang berumur dikisaran 31-40 tahun atau masyarakat yang telah berusia dewasa, sedangkan yang lebih sedikit mengurus pembuatan aka kelahiran berada dikisaran usia 51 keatas atau masyarakat yang berusia lanjut.

3. Berdasarkan pendidikan

Tabel 6. karakteristik informan berdasarkan pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 SD 0 0%

2 SMP 1 5%

3 SMA 7 35%

4 Diploma 3 15%

5 Sarjana (S-1) 9 45%

Total 20 100%

Sumber : hasil wawancara peneliti 2017 pada dinas catatan sipil kabupaten

padang pariaman

(26)

4. Berdasarkan pekerjaan

Tabel 7. karakteristik informan berdasarkan pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 PNS 9 45%

2 Wiraswasta 2 10%

3 Pedagang 4 20%

4 Petani 2 10%

5 Ibu Rumah Tangga 3 15%

Total 20 100%

Sumber : hasil wawancara peneliti 2017 pada dinas catatan sipil kabupaten

padang pariaman

Berdasarkan tabel diatas mayoritas masyarakat yang mengurus pembuatan akta kelahiran bekerja sebagai PNS yaitu sebanyak 9 orang, pedagang sebanyak 4 orang, sebagai ibu rumah tangga sebanyak 3 orang, dan masing-masing 2 orang bekerja sebagai wiraswasta dan petani.

B. Hasil Wawancara

(27)

1. Prosedur Pelayanan

Prosedur pembuatan akta kelahiran pada dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten padang pariaman sebelum dikeluarkannya undang-undang nomor 24 tahun 2013 tentang perubahan atas undang-undang nomor 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan yaitu :

a. Pemohon datang dengan membawa persyaratan terlampir ke loket Pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

b. Persyaratan yang dibawa diperiksa oleh petugas dan apabila sudah lengkap petugas memberi formulir

c. Selanjutnya pemohon Mengisi formulir pendaftaran bermaterai yang sudah di sediakan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

d. Setelah formulir diisi diserahkan kembali kepada petugas untuk dicetak akta kelahiran dan diparaf oleh pemeriksa data yaitu Kasi, Kabid dan Sekdis

e. Selanjutnya ditandatangani oleh kepala dinas dan diserahkan kembali kepada petugas untuk diberikan kepada pemohon

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk melengkapi prosedur pelayanan pembuat akta kelahiran di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman yaitu :

a. Foto copy Akta Nikah (bagi orang tua yang sudah bercerai dengan menggunakan Akta Cerai) yang telah dilegalisir

b. Untuk anak yang tidak diketahui asal usulnya persyaratan pembuatan akta harus dilengkapi dengan Surat Keterangan dari Kepolisian (menjelaskan asal usul anak) dan dokter (menjelaskan perkiraan usia anak)

(28)

d. Foto copy KTP Ayah dan Ibu, jika usia diatas 17 tahun menggunakan KTP Sendiri

e. 2 Orang Saksi Pencatatan Pelaporan Kelahiran berikut foto copy KTP yang Masih Berlaku

f. Surat Keterangan Lahir dari Kepala Desa / Lurah, Dokter, Bidan, Rumah Sakit yang disahkan di desa / kelurahan

Namun setelah dikeluarkannya UU terbaru yaitu UU No 24 tahun 2013 Dalam pembuatan akta kelahiran di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman syarat yang harus dibawa oleh pemohon ada 3 yaitu :

a. Surat keterangan lahir dari bidan atau rumah sakit b. Fotocopy Akta Nikah orang tua

c. Fotocopy kartu keluarga

SOP (standard operational procedure yang diterapkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman yaitu :

a. Pemohon Datang ke Instansi Pelaksana, mengisi Formulir Pelaporan Kelahiran dengan membawa persyaratan yang telah ditetapkan

b. Verifikasi dan validasi data Penduduk seuai dengan (nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin) memberi nomor antrian dan memberikan kartu pelayanan pelaporan kelahiran ke dalam MAP pemohon

(29)

d. Meng-input identitas bayi yang akan diterbitkan kutipan akte kelahiran sesuai dengan nama, jenis kelamin, nama orang tua dan alamat serta memberi no SK dan no kontrol sesuai dengan urutan

e. Menekan tombol antrian ekte kelahiran sekaligus Memasukan data ke dalam sistem komputer dengan teliti dan memastikan sudah ter-input dengan benar, mencetak register, menerbitkan SK jika pelaporan di atas satu tahun serta meminta alamat pemohon dengan lengkap dan benar agar pengiriman kutipan kelahiran dapat dikirim dan diterima oleh pemohon

f. Mengisi blangko kutipan akte kelahiran sesuai dengan nomor montrol yang telah tersedia

g. Mencetak kutipan akta kelahiran dengan teliti serta menyerahkan kepada kasi h. Menerima dan meneliti kesamaan data pemohon pada cetakan dengan isian

formulir pemohonan akta yg sudah tercetak dengan benar serta pemberian paraf i. Menandatangani Kutipan akte kelahiran, salinan dan SK untuk pelaporan akte

kelahiran di atas 60 hari

j. Memisahkan kutipan akte kelahiran dengan kelengkapan berkas, memasukan kutipan akte kelahiran ke dalam amplop pegiriman, menempel kwitansi bewarna merah ke dalam amplop, dan merekapitulasi kutipan akte kelahiran yang akan di kirim serta menyerahkannya kepada petugas PT Pos dengan membuat berita acara pengiriman.

k. Menerima amplop pengiriman kutipan akte kelahiran, menandatangani berita acara pengiriman dan menyerahkan resi pengiriman kepada petugas pendistribusian

(30)

m. Menerima Kutipan Akte Kelahiran

Gambar 3. antrian pemeriksaan kelengkapan berkas pembuatan akta

Berikut ini hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan yang talah mengurus pembuatan akta kelahiran dikantor dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten padang pariaman tanggal 6 februari 2017 mengenai prosedur pelayanan :

saat ini prosedur pembuatan akta kelahiran saya rasa tidak rumit dan justru

sangat mmudahkan masyarakat untuk mengurusnya dan persyaratan yang

diberikanpun lebih sedikit dari persyaratan pembuatan akta sebelumnya”

( hasil wawancara dengan ibu salmiatun S.pd )

(31)

prosedur yang saat ini dikeluarkan di kantor dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten padang pariaman ini tidak lagi mempersulit

masyarakat justru sangat mudah dan dapat dipahami oleh masyarakat”

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa saat ini prosedur pembuatan akta kelahiran di kantor dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten padang pariaman sangat mudah dan dapat dipahami sehingga tidak lagi mempersulit masyarakat untuk mendapatkan Akta kelahiran.

2. Waktu pelayanan

Waktu pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan akta kelahiran sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Jika pemohon pembuatan akta kelahiran mematuhi dan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk penerbitan akta kelahiran maka waktu yang dibutuhkan juga tidak terlalu banyak untuk mendapatkan akta kelahiran.

Sebagai petugas pemberi pelayanan, para pegawai di kantor dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten padang pariaman juga tidak mau menyia-nyiakan waktunya dalam mengerjakan tugasnya, mereka memanfaatkan sebaik mungkin waktunya agar para pemohon tidak merasa dirugikan dan puas atas pelayanan yang diberikan.

(32)

“ jika sesuai dengan SOP yang telah dibuat waktu yang dibutuhkan untuk

penerbitan Akta kelahiran yaitu 10 (sepuluh) hari kerja, tetapi saat ini kami telah

meluncurkan program terbaru kami yaitu salam sepuluh menit, maksud salam

sepuluh menit disini yaitu mulai dari pemohon menyerahkan berkas persyaratan

sampai pemohon mendapatkan akta kelahiran hanya membutuhkan waktu sepuluh

menit, tetapi ada pengecualian jika kepala dinas tidak berada ditempat untuk

menandatangani akta kelahiran maka pemohon dapat mengambil akta kelahiannya

keesokan hari dan selambat-lambatnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

pada SOP yaitu 10 hari kerja”.

Dalam wawancara selanjutnya dengan salah satu informan yaitu Bapak Burhan :

“ menurut saya, waktu pelayanan yang diberikan oleh pegawai DisdukCapil ini

sangat cepat dan tidak mempersulit, saya hanya menunggu sekitar setengah jam

untuk mendapatkan akta kelahiran anak saya “.

Maka dari hasil wawancara diatas menurut peneliti waktu pelayanan yang telah diberikan oleh para pemberi pelayanan dikantor Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil sudah cepat dan tepat waktu. Kendala yang menjadi penghambat dan memakan waktu lama bagi pemohon untuk mendapatkan Akta Kelahiran yaitu ketidak hadiran kepala dinas untuk menandatangani berkas.VI

,SSTP

3. Biaya pelayanan

(33)

sehingga tidak menimbulkan kecemasan, khususnya kepada pihak atau masyarakat yang kurang mampu.

Sesuai dengan Undang-Undang No 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas undang-undang nomor 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan, dalam penyelenggaraan administrasi kependudukan sudah tidak dikenakan biaya lagi atau gratis.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan mengenai biaya pelayanan :

semua biaya dalam kepengurusan administrasi kependudukan sudah

ditanggung APBD sehingga tidak ada lagi pemungutan biaya kepada

masyarakat yang membutuhkan pelayanan, masyarakat hanya datang

membawa persyaratan yang telah ditetapkan tanpa harus mengeluarkan

uang”. (hasil wawancara dengan kepala bidang pencatatan Sipil Ibu Zetta

Hidayati,S.Sos )

Pernyataan diatas juga diperkuat oleh seorang informan Ibu Siti :

“ pembuatan akta kelahiran sekarang sudah gratis, tidak perlu lagi

mengeluarkan uang untuk membuatnya”.

Hal ini juga diperkuat oleh informan lain yaitu Ibu Yulidinar S.Pd :

“ Untuk masalah biaya pembuatan Akta Kelahiran disini sudah tidak bayar

lagi, saya hanya menyerahkan berkas untuk melengkapi persyaratan saja”.

(34)

4. Produk pelayanan

Produk pelayanan merupakan Hasil pelayanan akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan harus dipahami secara baik, sehingga memang membutuhkan sosialisasi kepada masyarakat. Dalam Hal Ini Produk Pelayanan Yang dimaksud Adalah Akta Kelahiran

Gambar 4. Bentuk Akta Kelahiran

Berikut hasil wawancara peneliti dengan Kepala Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Bapak M. Fadhly, S.AP,MM mengenai masa berlaku dan manfaat Akta Kelahiran :

Akta Kelahiran berlaku seumur Hidup, Akta kelahiran bermanfaat sebagai

dokumen atau bukti sah mengenai identitas seseorang, dan dapat digunakan

dalam berbagai hal”.

(35)

alasan saya mengurus akta kelahiran untuk melengkapi persyaratn pendaftaran pergi haji”.

Kemudian hasil wawancara peneliti dengan informan lain yaitu Ibu Jusniati :

“ saya mengurus akta kelahiran anak saya untuk melengkapi persyaratan

pendaftaran anak saya untuk masuk sekolah”.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan masyarakat bahwa pelayanan diakatakan efektiv apabila masyarak yang membutuhkan pelayanan merasa pelayanan yang diberikan baik dan telah sesuai dengan keinginan dan membantu masyarakat atas pelayanan yang diberikan.

5. Sarana dan prasarana

(36)

Gambar 5. Sarana Ruang Tunggu

Pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kabupaten Padang Pariaman Sarana dan prasarana yang terlihat kurang memadai yaitu fasilitas parkiran, tidak adanya toilet untuk pengunjung dan tidak adanya musholla.

Kondisi ini dikemukakan oleh Ibuk Samsinar yang sedang mengurus Akta kelahiran anaknya, yaitu :

“ parkiran disini terlalu sempit sehingga jika sedang ramai saya harus

memarkirkan kendaraan saya kehalaman rumah warga yang berada didikat

kantor”

Pernyataan ini juga diperkuat oleh informan lain yaitu :

saya harus memarkirkan kendaraan saya dipinggir jalan karena sudah tidak

muat lagi untuk parkir dihalam kantornya, kemudian toilet di kantor ini juga

tidak ada sehingga jika saya ingin buang air saya harus pergi kemesjid

dibelakang kantor ini”.(wawancara dengan Ibuk Nurhayati)

(37)

“sarana dikantor ini tidak lengkap, dikantor ini tidak terdapat musholla dan

jika berkas saya belum siap dan saya harus menunggu smpai habis jam

makan siang jika ingin sholat sambil menunggu kantor buka lagi saya harus

pergi kemesjid”

Hasil wawancara peneliti dengan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kabupaten Padang Pariaman Bapak M.Fadhly, S.AP,MM mengenai sarana dan prasarana yang ada dikantor Dinas Capil beliau menyatakan :

“kalau masalah sarana dikantor ini memang belum lengkap, hal ini

disebabkan karna kantor ini berada ditengah kota sehingga bangunan tidak

besar yang menyebabkan tidak ada lahan untuk membangun musholla dan

toilet, kemudian masalah tempat parkir yang sempit ini disebabkan karna

ukuran halaman didepan kantor tidak terlalu luas sehingga tidak mampu

memuat banyak kendaraan”.

Dari hasil pernyataan beberapa informan dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang terdapat pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kabupaten Padang Pariaman masih kurang memadai, sehingga masyarakat belum merasa nyaman dengan sarana disediakan.

6. Kompetensi petugas pelayanan

(38)

komputer serta mempunyai keahlian dibidang administras karena akan dijadikan sebagai tenaga ahli dibidang komputer. Aparatur yang dibutuhkan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman harus memenuhi kriteria agar dalam memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman dan sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan.

Sumber daya manusia yang ada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan dari masyarakat dalam mengurus berbagai hal, seperti mengurus pembuatan akta kelahiran yang setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan beberapa masyarak yang sedang mengurus dan yang telah mengurus akta kelahiran mengenai sikap petugas yang memberi pelayanan.

“ menurut saya petugasnya ramah dan sopan, mereka juga memberikan

informasi dengan benar dan jelas sehingga saya dapat memahaminya dengan

capat”.( hasil wawancara dengan Ibuk Ramah )

Pernyataan diatas juga diperkuat dengan jawaban dari informan lain yaitu Bapak Muksin :

“ selama saya mengurus beberapa berkas di Kantor dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman saya sangat merasa puas dengan

hasil kinerja petugas yang memberi pelayanan, petugas memenuhi keperluan

saya dengan baik dan bertanggung jawab”.

(39)

“ petugas yang memberikan pelayanan harus mempunyai kemampuan dan

keahlian yang sesuai, dan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian

pegawai kami sering melakukan pendidikan dan pelatihan”.

Pernyataan diatas juga diperkuat oleh Ibuk Zeta Hidayati S.Sos selaku kepala Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil yaitu :

beberapa pegawai kami terutama pegawai dibidang pencatatan Sipil sering

melakukan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh Pemerinah

Kabupaten maupun yang dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman sendiri”.

(40)

BAB V

ANALISIS DATA

A. Prosedur Pelayanan

Prosedur pembuatan akta kelahiran pada dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten padang pariaman sebelum dikeluarkannya undang-undang nomor 24 tahun 2013 tentang perubahan atas undang-undang nomor 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan dinilai cukup panjang. Ditambah lagi dengan persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan akta kelahiran sangat banyak sehingga masyarakat merasa dipersulit untuk mengurusnya.

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 63/KEP/PAN/7/2003 mengenai prinsip-prinsip dalam pelayanan publik bahwa prosedur dalam pelayanan publik harus tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

Maka dari itu setelah dikeluarkannya undang-undang nomor 24 tahun 2013 tentang perubahan atas undang-undang nomor 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan prosedur pembuatan akta kelahiran jadi lebih mudah dan tidak berbelit-belit lagi. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan informan , prosedur pembuatan akta kelahiran jadi lebih mudah dan persyaratan yang diberikan cukup jelas dan tidak mempersulit masyarakat yang ingin mengurus pembuatan akta kelahiran.

(41)

Tetapi setelah dikeluarkannya peraturan baru dimana Penerbitan Akta Kelahiran yang Pelaporannya melebihi Batas Waktu 1 (satu) Tahun yang semula penerbitan tersebut memerlukan penetapan Pengadilan Negeri, sekarang diubah cukup dengan Keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten atau Kota. Hasil wawancara peneliti dengan para informan yang sedang mengurus akta kelahiran setelah diterapkannya Undang-undang No. 24 Tahun 2013 ini di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman dengan adanya peraturan baru ini dirasa cukup puas dan sangat membantu serta mempermudah masyarakat dalam mengurus akta kelahiran.

B. Waktu Pelayanan

Waktu pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan akta kelahiran sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Jika pemohon pembuatan akta kelahiran mematuhi dan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk penerbitan akta kelahiran maka waktu yang dibutuhkan juga tidak terlalu banyak untuk mendapatkan akta kelahiran.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 63/KEP/PAN/7.2003 tentang pedoman umum dalam pelayanan publik yang menyebutkan bahwa pelaksanaan pelayanan publik harus diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No 96 Tahun 2012 menyebutkan bahwa dalam penyusunan standar pelayanan harus dibuat jaminan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai standar pelayanan.

(42)

pihak Dinas Pendidikan dan Catatan Sipil. Hal seperti ini yang sering membuat masyarakat berfikiran negatif terhadap aparatur yang bertugas melayani masyarakat. Banyak masyarakat berfikir bahwasannya aparatur tidak bekerja dengan baik dan sengaja mempersulit masyarakat seperti tidak adanya Kepala Dinas ditempat untuk menandatangani berkas sehingga tidak sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat.

C. Biaya Pelayanan

Biaya pelayanan merupakan biaya yang rinciannya harus ditentukan secara konsisten dan tidak boleh ada diskriminasi, sebab akan menimbulkan ketidakpercayaan penerima pelayanan kepada pemberi pelayanan. Biaya pelayanan ini harus jelas pada setiap jasa pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat, sehingga tidak menimbulkan kecemasan, khususnya kepada pihak atau masyarakat yang kurang mampu.

Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipili Kabupaten Padang Pariaman mengenai biaya pelayanan ditegaskan melalui Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan pasal 27 Ayat (2) bahwa Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran tanpa dipungut biaya sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundang- undangan. Dan ketentuan ini merupakan upaya pemerintah untuk menghilangkan adanya upaya manipulasi biaya yang menguntungkan pihak tertentu serta upaya pemerintah untuk membantu meminimalisir pengeluaran masyarakat yang memiliki ekonomi rendah.

(43)

Pariaman. Selain itu peraturan ini dirasa sangat mengurangi beban masyarakat dalam mengurus dokumen kependudukan.

Dengan transparansinya mengenai biaya pelayanan dalam segala aspek pelayanan publik termasuk juga dalam pelayanan Akta Kelahiran diharapkan tidak adalagi pungutan liar. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, masyarakat tidak dibebani biaya sepeser pun dalam kepengurusan administrasi kependudukan. Namun, apabila masyarakat tersebut merasakan kepuasan karena mendapatkan pelayanan yang responsif, ramah, sopan, memang tidak ada yang melarang bila masyarakat tersebut mengucapkan rasa terima kasih dengan memberikan sejumlah uang kepada pegawai atau petugas pemberi pelayanan. Namun hal ini kembali lagi kepada perilaku si pegawai apakah mereka merasa patut menerima uang tersebut dari masyarakat atau tidak.

D. Produk Pelayanan

Produk pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. Hasil pelayanan akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan harus dipahami secara baik, sehingga memang membutuhkan sosialisasi kepada masyarakat.

(44)

menyebutkan bagaimana standar kualitas, ukuran, atau spesifikasi dari produk layanan yang diberikan misalnya: produk berupa dokumen/sertifikat dengan kertas A4, 80 gram, resmi dengan tanda tangan dan cap stempel basah.

Produk pelayanan harus dapat dijamin kualitasnya, yang meliputi:

a. Kepastian hukum, diproses sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku;

b. Keamanan, layanan barang/jasa/administrasi yang diberikan tanpa ada kesalahan pembuatan data, salah tulis;

c. Keselamatan, layanan barang/jasa/administrasi yang diberikan bagi penggunanya dijamin bahan/materialnya baik dan tidak rusak. Rumusan yang dituangkan dalam standar pelayanan ialah pernyataan bahwa produk pelayanan telah memenuhi standar kualitas yang ditentukan oleh penyelenggara adalah produk pelayanan Akta Kelahiran yang sudah memiliki persyaratan dan administratif yang jelas serta sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Dalam pembuatan Akta Kelahiran, syarat yang dibuat sudah baku dan tidak bisa diubah. Tujannya agar produk pelayanan yang diterima oleh masyarakat itu sudah benar, tepat dan sudah sah.

Dari hasil wawancara peneliti dengan informan banyaknya masyarakat mengurus akta kelahiran dikarenakan mereka sadar bahwa akta kelahiran sagat penting dan menjadi syarat utama untuk mengurus atau melengkapi dokumen-dokumen penting lainnya.

E. Sarana Dan Prasarana

(45)

adalah peralatan dan fasilitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelayanan, termasuk peralatan dan fasilitas pelayanan bagi kelompok rentan.

Sarana pelayanan dapat berbentuk berbagai fasilitas, peralatan kantor yang digunakan dalam proses memproduksi, menyediakan, atau memberikan pelayanan, antara lain: meja, kursi, filling cabinet, almari, brankas, rak buku, mesin ketik, mesin hitung, alat tulis kantor, formulir, papan tulis, fasilitas pengolahan data, penyimpan data (database), peralatan kontrol/monitoring, komputer, fasilitas telekomunikasi: pesawat telepon, faximile, kendaraan dan lainnya.

Sedangkan prasarana dapat berupa berbagai fasilitas atau peralatan yang mendukung dan melengkapi berfungsinya sarana penyelenggaraan pelayanan secara baik dan optimal, antara lain: berupa instalasi listrik, telpon, air, ruang kerja, ruang rapat/pertemuan, ruang penyimpanan arsip/dokumentasi, ruang sistem kontrol, laboratorium, gudang, ruang tunggu tamu, ruang/halaman parkir dan lain-lainnya yang digunakan langsung atau menunjang dalam proses penyelenggaraan pelayanan. Untuk itu sarana dan prasarana dapat dikatakan sebagai pendukung dikarenakan dapat membantu proses pelayanan, begitu pula sebaliknya jika sarana dan prasarana kurang memadai, maka bisa menghambat jalannya prosedur pelayanan.

Dari hasil penelitian pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang pariaman sarana dan prasarana yang ada masih kurang memadai, terlihat dari beberapa jawaban informan yang mengatakan fasilitas parkir yang sempit, tidak adanya toilet untuk masyarakat yang sedang mengurus administrasi kependudukan serta tidak adanya ruang musholla.

(46)

F. Kompetensi Petugas Pelayanan

Kompetensi petugas pemberi pelayanan merupakan salah satu dari standar pelayanan publik. kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan agar pelayanan yang diberikan bermutu.

Pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat jika didukung oleh kemampuan pegawai dalam menyelesaikan tugas. Dari hasil penelitian bahwa para petugas pemberi pelayanan sudah ramah, sopan, dan bertanggung jawab atas pekerjaannya. Kemampuan dan keterampilan yang dimiliki petugas pelayanan pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di Kabupaten Padang Pariaman tergolong baik karena banyaknya pendidikan dan pelatihan yang telah diiukuti.

(47)

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, setelah dikeluarkannya peraturan baru Undang-Undang No .24 Tahun 2013 tentang perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 pada tanggal 17 Januari 2014, efektivitas pelayanan pada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman dapat dikatakan sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari enam indikator penilaian dalam standar pelayanan publik yaitu :

1. Prosedur Pelayanan

Prosedur pelayanan yang telah diterapkan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman cukup gampang dan mudah untuk dipahami. Sebelum ditetapkannya peraturan baru ini masyarakat yang ingin membuat akta kelahiran melampaui batas waktu satu tahun harus berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri dan harus mengikuti pengadilan lapangan sekarang diubah cukup dengan Keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten atau Kota. 2. Waktu pelayanan

Waktu pelayanan yang diterapkan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman dari mulai mengajukan permohonan sampai kepada penerbitan Akta kelahiran cukup singkat. Apalagi sejak adanya program salam sepuluh menit yang diterapkan di kantor ini membuat masyarakat merasa waktu pelayanan yang diberikan sangat efektif

(48)

3. Biaya pelayanan

Pelayanan yang diberikan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman sudah tidak dikenakan biaya lagi atau gratis. Semua biaya sudah ditanggung oleh APBD

4. Produk pelayanan

Produk pelayanan Produk Pelayanan merupakan hasil dari proses pelayanan yang dijalani oleh masyarakat. Upaya untuk mengikuti semua prosedur Pada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil adalah untuk mendapatkan produk yang diinginkan oleh masyarakat. Sebelum diterbitkan maupun setelah diterbitkannya Undang-Undang No. 24 Tahun 2013 tidak ada perbedaan yang ditemukan dalam produk pelayanan tersebut. Dalam hal ini produk pelayanan tersebut adalah Akta Kelahiran. 5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang merupakan salah satu penunjang berjalannya suatu proses pelayanan publik seperti halnya dengan Sumber daya manusia di Kabupaten Simalungun. Sarana dan prasarana fasilitas pelayanan publik yang ada di kantor Kabupaten Simalungun masih ada kekurangan. Hal ini terlihat dari keluhan masyarakat dimana sempitnya lahan parkir, tidak adanya toilet, dan tidak adanya musholla.

6. Kompetensi petugas pelayanan

(49)

B. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan dengan melihat prospek ke depan maka penulis dapat mengemukakan saran atau masukan yaitu:

1. Diharapkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Padang Pariaman bisa lebih efektiv lagi memberi pelayanan kepada masyarakat agar masyarakat tidak kecewa dan merasa puas atas pelayanan yang diberikan

Gambar

Tabel 1. Nama Bupati yang Pernah menjabat di Kabupaten Padang Pariaman
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Padang PariamanTahun 2015
Gambar 1. Moto Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Padang
Tabel 5. karakteristik informan berdasarkan umur
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kerjasama antara umat Islam dan Katholik di dalam penelitian di kelurahan Kefamenanu Tengah, antara lain dalam pembangunan tempat ibadah, perayaan hari besar agama,

Pada pertanyaan pertama jawaban yang paling dominan adalah Tidak Setuju sebanyak 25.. orang atau

“ Selaku Kepala Di sekolah ini, perilaku keseharian siswa sudah mencerminkan perilaku Islami khususnya di dalam berpakaian saya mencoba untuk memberikan

Verifikasi atau menarik kesimpulan adalah suatu tinjauan ulang pada pencatatan lapangan atau peninjauan kembali serta tukar pikiran diantara teman sejawat untuk

Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, maka yang diteliti dalam penelitian ini adalah profesionalitas dan akuntabilitas Komisi Pemilihan Umum dalam menyelenggarakan

Lipid dapat larut dalam pelarut organik nonpolar dan pelarut polar yang dipanaskan pada bahan atau sampel. Sedangkan uji ketidak jenuhan merupakan, uji yang

20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

Pasca tahun 1980, wanita telah berhasil menempatkan dirinya dalam struktur ekonomi negara Indonesia sebagai sebuah basis ekonomis baru yang tercipta melalui adanya