• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 712012009 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 712012009 BAB III"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

16

3. Deskripsi dan Kajian Hasil Penelitian Motivasi Menjadi Guru Sekolah

Minggu di GKJ Tangerang

3.1. Gereja Kristen Jawa (GKJ) Tangerang

Gereja Kristen Jawa adalah sebuah gereja yang didirikan di tanah Jawa dan disebut juga sebagai gereja suku yakni suku Jawa Tengah, karena mayoritas jemaatnya orang-orang Jawa Tengah, akan tetapi meskipun demikian bukan berarti orang-orang yang bukan suku Jawa tidak boleh bergereja atau menjadi jemaat di GKJ, karena GKJ sejak dahulu terbuka kepada siapa pun (non Jawa) yang terpanggil menjadi jemaatnya. GKJ juga merupakan gereja yang termasuk dalam aliran Calvinis.1 GKJ Tangerang terletak di Jl. Jendral Sudirman 50, Tangerang, Banten dengan pendeta jemaat Pdt. Matias Filemon Hadiputro. Gereja tersebut memiliki sekitar 800 orang jemaat dan di dewasakan pada tanggal 29 Agustus 1997 dengan pendeta pertama yaitu Pdt. Pramudianto. GKJ Tangerang memiliki beberapa komisi yang memperlengkapi pelayanan jemaat. Salah satu komisi yang ada di GKJ Tangerang yaitu Komisi Anak di dalamnya terdapat sekolah minggu.2

Pelayanan sekolah minggu sudah menjadi bagian dari GKJ Tangerang dalam mewartakan Injil kepada anak-anak. Melayani dan mendidik anak-anak sekolah minggu merupakan hal yang sangat penting di samping pelayanan-pelayanan di GKJ Tangerang. Oleh sebab itu, pelayanan sekolah minggu harus dijalankan dengan baik dan maksimal. Pelayanan sekolah minggu membutuhkan sebuah kesungguhan hati setiap guru sekolah minggu yang terpanggil untuk menjalankan pelayanan ini bahkan kesungguhan hati seluruh anggota gereja mendukung pelayanan ini. Dengan berjalannya waktu jumlah guru sekolah minggu di GKJ Tangerang sudah mencapai 60 orang diantaranya terdiri dari Pemuda, Remaja dan Warga Dewasa yang berprofesi sebagai guru. Kelas Sekolah Minggu dibagi dalam lima kelas yaitu kelas Batita (usia 6 bulan sampai 3 tahun), kelas TK (usia 4-5

1

Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), 52.

2

(2)

17

tahun), kelas Kecil (usia 6-7 tahun atau kelas 1-2 SD), kelas Madya (usia 8-9 tahun atau kelas 3-4 SD) dan kelas Besar (usia 10-11 tahun atau kelas 5-6 tahun).3

Namun, di GKJ Tangerang rupanya belum ada perekrutan/proses dan pembinaan guru sekolah minggu secara tersistematis dan terstuktur. Selama ini dibuka penawaran kepada setiap jemaat yang memiliki kerinduan untuk mengajar anak-anak. Bahkan ada juga yang dibujuk untuk mau ikut ambil bagian dalam mengajar sekolah minggu. Setelah terjaring calon guru sekolah minggu, mereka belajar berdasarkan penglihatan dan pengalaman. Jadi langsung terjun mengajar anak-anak, dan belajar mengajar dari pengalaman. Selama ini, baru ada persiapan teologis bagi para guru sekolah minggu yang diadakan tiap minggu setiap bulan. Untuk itu gereja berusaha akan mengadakan sebuah pelatihan-pelatihan tentang teknik bercerita, membuat kreativitas dan lain-lain.4

3.2.Berbagai Motivasi Guru Sekolah Minggu Dalam Pelayanan Anak Di

GKJ Tangerang

Berikut ini penulis akan mendeskripsikan motivasi guru sekolah minggu di GKJ Tangerang. Teknik penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data dan pada akhirnya menghasilkan sub tema di atas adalah wawancara. Penulis mewawancarai sekitar sepuluh guru sekolah minggu GKJ Tangerang, masing-masing kelas diwakili dua guru sekolah minggu. Menjadi guru sekolah minggu tidak semudah yang dipikirkan karena guru sekolah minggu harus menjadi panutan dalam tindakan, perkataan dan sikap. Maka penulis melakukan wawancara untuk mengetahui apa yang memotivasi mereka menjadi guru sekolah minggu. Sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan penulis dengan beberapa guru sekolah minggu di GKJ Tangerang. Mereka menyebutkan beberapa motivasi sebagai guru sekolah minggu, yaitu sebagai berikut :

1. Motivasi GSM berawal dari mencintai musik sehingga ingin menghibur anak-anak dengan mengiringi pujian. Dari situ ia termotivasi ingin terlibat melayani. Walaupun menjadi seorang pemusik ia masih bisa berharap

3

Hasil wawancara dengan ketua komisi sekolah minggu di GKJ Tangerang, pada tanggal 4 Desember 2016 pukul 09.00 WIB.

4

(3)

18

dapat seperti guru-guru lainnya yang setia melayani untuk mengabarkan Firman Tuhan melalui talenta yang diberikan oleh Tuhan.5

2. Guru sekolah minggu memiliki motivasi yaitu menyukai anak-anak. Mereka senang dengan anak-anak yang pintar, periang dan rindu untuk mendengarkan Firman Tuhan. Hal-hal tersebut mereka dapatkan di sekolah minggu GKJ Tangerang, sehingga mereka tergerak untuk menjadi GSM (Guru Sekolah Minggu).

3. Guru sekolah minggu ingin menjadi penerus yang lebih baik untuk mengabarkan Firman Tuhan kepada anak-anak sekolah minggu.6 Bagi mereka mengabarkan Firman Tuhan itu merupakan suatu tugas yang mulia. Guru sekolah minggu dapat belajar bagaimana harus mempertanggung jawabkannya dalam tindakan dan perbuatan sehari-hari.

4. Guru sekolah minggu terdorong ingin membantu anak sekolah minggu dalam memahami Firman Tuhan. Maka anak-anak ini memperoleh perbendaharaan akan Firman Tuhan. Dalam motivasinya tersebut mereka beranggapan menjadi seorang guru sekolah minggu itu tidak mudah. Hal ini dikarenakan di sekolah minggu bukan tempat sembarangan dalam memberikan pengajaran, melainkan anak-anak sekolah minggu membutuhkan perhatian serta pengajaran secara rohani yang dapat mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.7

5. Guru sekolah minggu termotivasi untuk memberikan pemberdayaan kepada anak-anak. Pemberdayaan yang dilakukan yaitu memberikan pelajaran karakter yang sesuai bagi anak-anak. Dimana anak sekolah minggu ini memiliki kepintaran tetapi kurang dalam beretika. Sehingga, ia terdorong untuk ambil bagian dalam pelayanan sekolah minggu.8

5

Hasil wawancara dengan Tri, seorang guru sekolah minggu di ruang sekolah minggu, pada tanggal 4 Desember 2016 pukul 07.30 WIB.

6

Hasil wawancara dengan Ayu, seorang guru sekolah minggu di GKJ Tangerang, pada tanggal 4 Desember 2016 pukul 09.30 WIB.

7

Hasil wawancara dengan Bapak Fajar, seorang guru sekolah minggu di GKJ Tangerang, pada tanggal 11 Desember 2016 pukul 08.30 WIB.

8

(4)

19

6. Guru sekolah minggu ingin melayani Tuhan melalui anak-anak karena guru sekolah minggu beranggapan bahwa anak perlu dikenalkan Tuhan sejak usia dini.9

7. Guru sekolah minggu memiliki kesadaran bahwa sekolah minggu membutuhkan anak-anak muda sepertinya untuk melakukan regenerasi guru sekolah minggu. Kesadaran ini muncul seiring berjalannya waktu ketika mereka sudah lima bulan mengajar. Padahal awalnya mereka diajak mengajar oleh guru sekolah minggu lainnya untuk mengisi kekosongan waktu di hari Minggu dengan melayani Tuhan.10

Walaupun GSM memiliki motivasi-motivasi yang sangat baik, namun fakta kenyataan yang dialami beberapa GSM ini sering terlambat dan tidak mengikuti kelas persiapan. Hal-hal seperti sering terlambat, kelalaian ataupun tidak ikut dalam kelas persiapan akan sering mengkaburkan motivasi mereka menjadi GSM. Fakta kenyataan ini didapati oleh penulis dengan mewawancarai anak sekolah minggu (ASM). Di mana sebagian besar anak sekolah minggu mengatakan kebanyakan guru sekolah minggu tidak datang tepat waktu dalam mengajar.11 Hal ini juga dinyatakan oleh salah satu guru sekolah minggu (GSM) bahwa ada beberapa guru yang sudah menjadi kebiasaannya datang terlambat.12 Kebiasaan terlambat ini bukanlah contoh yang baik untuk dilihat oleh anak sekolah minggu.

Selain hal keterlambatan, GSM tidak mengikuti kelas persiapan yang diadakan gereja bersama dengan Pendeta. Hal ini diakibatkan karena terbenturnya kegiatan lain, ada GSM yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga sulit meluangkan waktu untuk persiapan bersama, ada juga GSM yang menganggap remeh terhadap kelas persiapan karena dia bisa persiapan sendiri di rumah.13 Berbicara mengenai waktu merupakan masalah krusial yang turut berperan dalam kunci keberhasilan

9

Hasil wawancara dengan Ibu Indah, seorang guru sekolah minggu di GKJ Tangerang, pada tanggal 7 Desember 2016 pukul 13.30 WIB.

10

Hasil wawancara dengan Arel, seorang guru sekolah minggu di GKJ Tangerang, pada tanggal 12 Desember 2016 pukul 09.30 WIB.

11

Hasil wawancara dengan Laras dan Cleirene, anak sekolah minggu di kelas sekolah minggu, pada tanggal 4 Desember 2016 pukul 09.30 WIB.

12

Hasil wawancara dengan Tri, seorang guru sekolah minggu di GKJ Tangerang, pada tanggal 4 Desember 2016 pukul 07.30 WIB.

13

(5)

20

pembelajaran.14 Karena sebagai GSM pun harus menyisihkan waktunya untuk memikirkan tentang bagaimana gaya seorang GSM dalam menyampaikan materi, instrumen apa yang akan digunakan untuk menyampaikan materi, serta hal kreatif apa yang dapat membuat siswa antusias terhadap materi yang akan disampaikan.

14

Referensi

Dokumen terkait

Apabila kita mecintai alam, maka alam ini pun akan menjaga kita, ini adalah kesalahan kita yang tidak mau menjaga dan mencintai alam ini contohnya membuang sampah di saluran air atau

a. 1) Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima

Perawatan kaki pasien diabetes mellitus terdiri dari deteksi kelainan kaki, latihan kaki dan praktik perawatan kaki.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Penjelasan di atas menjelaskan tentang balasan dan ganjaran yang diterima oleh dua kelompok manusia, yaitu kelompok manusia yang disebut sebagai seburuk-buruk

Melalui kegiatan menulis, siswa dapat membuat peta pikiran tentang pengaruh alat transportasi modern terhadap peyebaran hasil produksi pada kehidupan masyarakat dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran kualitas perairan Sungai Logawa berada pada kriteria kondisi lingkungan perairan sungai yang baik untuk mendukung kehidupan

Periode postpartum, masa nifas atau puerperium adalah masa setelah kelahiran sampai uterus dan organ-organ tubuh yang lain kembali ke keadaan seperti sebelum hamil, biasanya

Oleh karena itu melalui kegiatan Co-Ass Public Healthdi Dinas Kesehatan Kota Binjai, maka kami mengadakan pembuatan susu tempe yang diselenggarakan di Lingkungan IV