• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Percepatan Pembangunan di Kabupaten Humbang Hasundutan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Percepatan Pembangunan di Kabupaten Humbang Hasundutan Chapter III V"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian berasal dari Bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara

atau jalan yang ditempuh. Metode berhubungan dengan cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran atau tujuan penelitian. Fungsi penelitian pada dasarnya adalah untuk memberikan penjelasan dan jawaban atas suatu pemasalahan, serta mencari alternatif lain dalam pemecahan masalah. Untuk melakukan pemecahan masalah harus menggunakan cara ilmiah yang rasional, empiris, dan sistematis (Sugiono,2009). Metodologi Penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesa penelitian. Adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Tapanuli Utara yakni mengamati dan meneliti periode antara sebelum pemekaran di Kabupaten Tapanuli Utara dan sesudah Pemekaran di Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu dampak pemekaran wilayah terhadap percepatan pembangunan di Kabupaten Humbang Hasundutan.

3.2 Jenis Dan Sumber Data

(2)

Statistik Propinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara. Selain itu data-data lainnya yang mendukung penelitian ini diperoleh dari jurnal, website resmi, dokumen-dokumendan hasil penelitian lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Berdasarkan kurun waktunya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah time series (tahunan), dengan kurun waktu dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2013 (tahunan).

3.3 Batasan Operasional

Adapun batasan operasional penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pemekaran wilayah terhadap percepatan pembangunan di Kabupaten Humbang Hasundutan. Dimana tingkat percepatan pembangunan tersebut diukur oleh tingkat kemiskinan, dan tingkat indeks pembangunan manusia yang terjadi pada periode sebelum dan sesudah pemekaran di Kabupaten Humbang Hasundutan

3.4 Defenisi Operasional

Adapun defenisi operasional dari penelitian ini adalah :

1. Pemekaran wilayah merupakan suatu proses pembagian wilayah menjadi lebih dari satu wilayah, dengan tujuan meningkatkan pelayanan dan mempercepat pembangunan.

(3)

3. Tingkat Indeks Pembangunan Manusia sebagai persentase penduduk yang mengukur kesejahteraan masyarakat pada periode sebelum pemekaran di Kabupaten Tapanuli Utara tahun 1994-2003 dan sesudah pemekaran di Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2004-2013 (data dalam satuan persen ).

3.5 Pengolahan Data

Dalam melakukan pengolahan data, penulis menggunakan program komputer

SPSS 20 sebagai software utama untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini. Selain itu juga digunakan software Microsoft Excelsebagai software pembantu dalam mengkonversi data dalam bentuk baku yang disediakan oleh sumber kedalam bentuk yang lebih representatif untuk digunakan pada software utama diatas dengan tujuan untuk meminimalkan kesalahan dalam pencatatan data jika dibandingkan dengan pencatatan ulang secara manual.

3.6Model Analisis Data

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode uji beda yaitu dengan Paired Sample Test yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata (mean) antara 2 values

(4)

Uji t-statistik dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh koefisien regresi secara individu (masing-masing) terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan.

Dalam uji ini digunakan hipotesi sebagai berikut: H0 : bi = 0

Ha : bi 0 ≠

(5)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Humbang Hasundutan

4.1.1 Letak Geografis

Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan salah satu kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara. Kabupaten ini resmi terpisah dengan kabupaten induk pada tanggal 25 februari 2003 dengan diterbitkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Barat, dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Humbang Hasundutan berada di bagian tengah Propinsi Sumatera Utara, terletak pada garis 2˚1’-2˚28’ Lintang Utara dan 98˚10’-98˚ 58’ Bujur Timur. Kondisi fisik Kabupaten Humbang Hasundutan berada pada ketinggian 330 sampai dengan 2.075 meter diatas permukaan laut. Kemiringan tanah yang tergolong datar hanya 11 persen, landai 20 persen dan miring/terjal 69 persen. Berdasarkan fisik wilayah maka permukaan tanah kebanyakan berbukit dan bergelombang, banyak terdapat lembah yang terjal dan mempunyai iklim yang sejuk. Kabupaten Humbang Hasundutan berbatasan langsung dengan 4 (empat) Kabupaten yaitu:

(6)

Kabupaten Humbang Hasundutan terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan, 253 (dua ratus lima puluh tiga) desa dan 1 (satu) kelurahan, dengan luas wilayah sekitar 251.765,93 Ha, terdiri dari 250.271,02 Ha daratan dan 1.494,91 Ha perairan Danau Toba. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Parlilitan yaitu sekitar 72.774,71 Ha atau 29 persen dari luas Kabupaten, sedangkan Kecamatan yang terkecil adalah Baktiraja sekitar 2.231,91 Ha atau 0.89 persen. Luas Wilayah Kecamatan Humbang Hasundutan dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Luas Daratan Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan Menurut Kecamatan Tahun 2013

No Kecamatan Luas Wilayah (Km) Persentase Terhadap Luas Total (%)

1 Pakkat 38.168,00 15,25

2 Onanganjang 22.256,27 8,89

3 Sijamapolang 14.018,07 5,60

4 Doloksanggul 20.929,53 8,36

5 Lintongnihuta 18.126,03 7,24

6 Paranginan 4.778,06 1,91

7 Baktiraja 2.231,91 0,89

8 Pollung 32.736,46 13,08

9 Parlilitan 72.774,71 29,08

10 Tarabintang 24.251,98 9,69

Jumlah 250.271,02 100.00

(7)

4.1.2 Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan tercatat 174.765 jiwa yang terdiri dari laki-laki 86.769 jiwa dan perempuan 87.96 jiwa. Jumlah penduduk terbesar adalah Kecamatan Doloksanggul yaitu 44.688 jiwa, terdiri dari 22.001 jiwa laki-laki dan 22.678 jiwa perempuan. Sedangkan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Sijamapolang yaitu 5.154 jiwa, terdiri dari 2.572 laki-laki dan 2.582 perempuan. Jumlah penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2013

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Pakkat 11.430 11.894 23.324

2 Onanganjang 4.948 5.004 9.952

3 Sijamapolang 2.572 2.582 5.154

4 Doloksanggul 22.001 22.678 44.688

5 Lintongnihuta 14.934 14.664 29.598

6 Paranginan 6.256 6.334 12.590

7 Baktiraja 3.459 3.414 6.873

8 Pollung 8.792 8.965 17.937

9 Parlilitan 8.576 8.829 17.405

10 Tarabintang 3.621 3.623 7.244

JUMLAH 86.769 87.996 174.765

(8)

Komposisi penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan menurut jenis kelamin adalah laki-laki 86.769 jiwa dan perempuan 87.996 jiwa, dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk jenis kelamin perempuan lebih besar dari laki-laki. Dengan demikian rata-rata rasio jenis kelamin adalah 93,3 artinya bahwa jika terdapat 1.000 penduduk perempuan maka akan ditemui 933 penduduk laki-laki.

Sedangkan komposisi penduduk menurut umur adalah : (1) penduduk usia muda atau 0-14 tahun sebesar 68.092 jiwa atau sebesar 39 persen; (2) penduduk usia produktif atau 15-54 tahun sebesar 82.794 jiwa atau sebesar 47,3 persen; (3) penduduk usia tua atau lebih dari 55 tahun adalah 23.882 jiwa atau sebesar 13,5 persen dari jumlah penduduk. Komposisi penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan menurut jenis kelamin dan Umur dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur

Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013.

No Golongan

Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah Persentase(%)

(9)

Jika dilihat dari komposisi penduduk tersebut, Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai potensi besar dalam bidang sumber daya manusia. Penyediaan tenaga kerja relatif tersedia karena rasio penduduk yang menunjukkan jumlah laki-laki tidak jauh berbeda dibandingkan dengan perempuan. Sedangkan dari komposisi penduduk menurut umur dapat dilihat bahwa Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki penduduk pada usia muda dan usia produktif. Dalam kurun waktu 10 bahkan 15 tahun kedepan Kabupaten Humbang Hasundutan akan memiliki ketersediaan sumber daya manusia yang secara kuantitas cukup memadai. Yang sangat diperlukan adalah bagaimana mengelola potensi sumber daya manusia tersebut sehingga mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap pembangunan dan perekonomian daerah.

4.1.3 Kondisi Sosial

4.1.3.1Pendidikan

(10)

Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki jenjang pendidikan hingga Sekolah Lanjutan Atas. Data statistik menunjukkan bahwa jumlah sekolah sampai dengan Tahun Ajaran 2012/2013, TK 9 unit, SD/MI sebanyak 222 unit, SMP/MTs 44 unit, SMA/MA 17 unit, SMK 12 unit. Jumlah guru sampai dengan Tahun Ajaran 2012/2013 TK sebanyak 9 orang, SD/MI sebanyak 2.230 orang, SMP/MTs sebanyak 930 orang, SMA/MA sebanyak 513 orang, SMK sebanyak 360 orang. Dalam kurun waktu satu dekade tahun 2004-2014 Kabupaten Humbang Hasundutan sudah mengalami perkembangan pembangunan yang sangat pesat diberbagai bidang khususnya dibidang pendidikan, baik SDM dan sarana prasarana yang dimiliki sebagaimana terlihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Jumlah Sekolah,Guru Dan Murid Menurut Jenjang Sekolah Tahun 2011/2012-2012/2013

No Jenjang Sekolah 2010/2012 2012/2013

(11)

Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013

Pada perkembangan, masalah pendidikan di Kabupaten Humbang Hasundutan hingga tahun ajaran 2012/2013 menunjukkan perkembangan yang signifikan, bila dibanding dengan keadaan sebelum Kabupaten Humbang Hasundutan di mekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara, dimana sebelum di mekarkan SMA hanya ada dibeberapa Kecamatan namun sampai tahun 2013 sekolah tingkat SMA sudah ada disemua Kecamatan. Permasalahan yang muncul saat ini adalah masih minimnya fasilitas yang dimiliki sekolah, sehingga output atau SDM yang dihasilkan masih belum memuaskan. Jumlah Sekolah menurut Kecamatan dan Jenjang Sekolah dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Jumlah Sekolah Menurut Kecamatan Dan Jenjang Sekolah Tahun2012/2013

Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013

(12)

4.1.3.2Kesehatan

Bidang kesehatan tidak jauh berbeda dengan bidang pendidikan dan perlu mendapat perhatian serius pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat di pisahkan dengan kesehatan karena manusia yang berkualitas adalah yang sehat jasmani dan rohani. Daerah akan menjadi kuat apabila mampu menghargai kesehatan. Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki 1 (satu) unit rumah sakit yang terletak di Kecamatan Dolok Sanggul, dan rumah sakit ini merupakan Rumah Sakit Umum Daerah yang diharapkan mampu melayani kebutuhan kesehatan masyarakat. Jumlah Prasarana Kesehatan menurut Jenis dan Jumlah Paramedis, dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Jumlah Prasarana Kesehatan Menurut Jenis S/D 2012

No Sarana Kesehatan Jumlah

1 RSU 1

2 Puskesmas 12

3 Puskesmas Pembantu 23

4 Poskesdes 167

5 Posyandu 224

6 Rumah Bersalin 4

7 Apotek 7

8 Toko Obat 18

9 Klinik Swasta 5

(13)

Tabel 4.7

Jumlah Tenaga Kesehatan Tahun 2009-2012

Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013.

No Kecamatan 2009 2010 2011 2012

1 Dokter umum 38 44 50 48

2 Dokter spesialis 3 3 2 2

3 Dokter gigi 7 9 12 10

4 Perawat 178 171 260 273

5 Perawat gigi - 4 4 2

6 Bidan 147 147 374 341

7 Apoteker 1 4 3 3

8 Asisten apoteker 9 8 16 16

9 SKM 16 15 36 35

10 Sanitarian 3 3 4 3

11 Tenaga gizi 7 15 11 16

12 Keterapian fisik - 1 1 1

13 Keteknisan medis 14 24 25 22

14 Analis kesehatan - - - -

(14)

4.1.3.3Kemiskinan

Bangsa Indonesia selalu berusaha untuk menekan angka kemiskinan. Salah satunya program adalah dengan pembentukan daerah otonomi yang baru, dengan harapan penurunan angka kemiskinan akan semakin cepat tercapai. Semakin kecil angka kemiskinan maka tingkat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Jumlah penduduk miskin Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2012 17.000 jiwa atau 9.72 dari jumlah penduduk. Angka harapan hidup 68,06 per tahun, angka melek huruf 98,22 persen dan Indeks pembangunan manusia 72,80. Jumlah penduduk miskin, angka harapan hidup, angka melek huruf, indeks pembangunan manusia dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Jumlah Penduduk Miskin, Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf Dan Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2008-2012

Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013

No Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012

1 Penduduk Miskin (Jiwa) 19.980 17.650 18.200 17.500 17.000 2

Persentase Penduduk Miskin

(%) 12,99 11,31 10,60 10,09 9,72

3 Angka Harapan Hidup

(Tahun) 67,69 67,78 67,87 67,96 68,06

4 Angka Melek Huruf(%) 98,20 98,21 98,21 98,22 98,22 5 Indeks Pembangunan

(15)

4.1.4 Kondisi Perekonomian

(16)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Distribusi PDRB dan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Distribusi PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Humbang Hasundutan Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2012

Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013

No Lapangan Usaha

dan Restauran 480.366,1 208.812,2 15,11 9,55

7 Pengangkutan dan

Komunikasi 131.334,4 53.091,6 4,13 8,11

8 Keuangan,Real Estat,

dan Jasa Perusahan 119.712,9 36.820,8 3,76 8,77

9 Jasa-jasa 460.917,1 179.074,2 14,50 8,22

Jumlah 3.179.572,5 1.130255,4 100

Rata-rata

(17)

4.1.5 Potensi Wilayah

4.1.5.1Sektor Pertanian

Sektor pertanian yang menjadi sektor utama (leading sector) perekonomian Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan gabungan dari enam subsektor yaitu: (1) Tanaman Pangan; (2) Holtikultura; (3) Perkebunan; (4) Peternakan; (5) Perikanan dan (6) Kehutanan.

1. Sub Sektor Tanaman Pangan

(18)

Tabel 4.10

Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman PanganTahun 2008-2012

(19)
(20)

Tabel 4.11

Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Menurut Kecamatan Tahun 2012

No Kecamatan Luas Panen

(Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (kw/ha)

1 Pakkat 4.072 22.554,55 55,39

2 Onanganjang 1.324 6.267,37 47,34

3 Sijamapolang 545 2.505,96 45,98

4 Doloksanggul 2.416 11.208,36 46,39

5 Lintongnihuta 1.992 8.799,71 44,18

6 Paranginan 1.020 4.538,46 44,49

7 Baktiraja 1.490 11.662,23 78,27

8 Pollung 1.219 5.600,91 45,95

9 Parlilitan 3.793 21.041,05 55,47

10 Tarabintang 1.857 9.749,57 52,50

Jumlah 19.728 103.928,17 -

Rata-rata - 52,68

(21)

2. Sub Sektor Holtikultura

(22)

Tabel 4.12

Luas Panen Tanaman Sayuran Menurut Jenisnya Tahun 2012

No Jenis Tanaman Luas Panen

(Ha)

Produksi

(Ton) Keterangan

1 Bawang Merah 171 1.361,2 Baktiraja, Paranginan

2 Bawang Daun 116 794,2

6 Wortel 50 1.027,8 Sijamapolang, Doloksanggul,

Lintongnihuta, Paranginan

(23)

Tanaman biofarmaka adalah tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan, kosmetik untuk kesehatan. Di Kabupaten Humbang Hasundutan tanaman ini berpotensi untuk dikembangkan dibeberapa kecamatan seperti di Kecamatan Paranginan, Lintongnihuta, Baktiraja dan Pollung. Luas panen dan produksi tanaman Biofarmaka menurut jenis tanaman tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.13.

Tabel 4.13

Luas Panen, Produksi Tanaman Biofarmaka Menurut Jenis Tanaman Tahun 2012

No Jenis Tanaman Luas Panen

(M2) Produksi (Kg) Keterangan

1 Jahe 180 365 Baktiraja, Paranginan,

Lintongnihuta

2 Lengkuas 1.571 4.988 Baktiraja, Paranginan, Lintongnihuta

3 Kunyit 144 4.495 Baktiraja, Paranginan,

Lintongnihuta, Pollung

Sumber : Humbang Hasundutan Dam Angka, 2013

(24)

Tabel 4.14

Luas Panen, Produksi Tanaman Buah-Buahan Menurut Jenis Tanaman Tahun 2012

No Jenis

Tanaman Luas Panen Produksi Keterangan

1 Durian 182,77 1.634,1 Baktiraja, Paranginan, Lintong Nihuta

2 Jeruk siam 64,47 1.488,0 Baktiraja, Paranginan, Lintongnihuta 3 Jeruk 64,47 1488,0 Baktiraja, Paranginan,

Lintongnihuta, Pollung 4 Mangga 68,40 475,6 Paranginan, Baktiraja

5 Markisa 2,36 41,4 Onanganjang, Sijamapolang, Pollung 6 Nenas 11,03 92,6 Pakkat, Sijamapolan, Parlilitan,

Tarabintang, Onanganjang, Pollung 7 Salak 523,59 3.645,0 Pakkat, Parlilitan, Tarabintang 8 Pepaya 1,077 100,1 Pakkat, Pollung, Parlilitan,

Onanganjang, Doloksanggul

Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013.

3. Sub Sektor Perkebunan

(25)

sekitar 18,96 persen. Penambahan luas areal tanaman perkebunan di Kabupaten Humbang Hasundutan masih dimungkinkan karena ketersediaan lahan masih relatif luas. Penambahan luas tanaman kopi dapat dilakukan di Kecamatan Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan, Pollung dan Sijampolang. Sedangkan tanaman kemenyan dan tanaman perkebunan lainnya dapat dikembangkan sesuai dengan kesesuaian lahan yang tersebar di Kabupaten Humbang Hasundutan. Luas Panen Dan Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenisnya, Tahun 2012 Dapat Dilihat Pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15

(26)

8 Tembakau 292,00 153,80 1,26 Doloksanggul,

Lintongnihuta,Paranginan

9 Nilam 19,00 2,20 0,08 Pakkat, Onanganjang,

Parlilitan, Tarabintang Jumlah 23.094,52 10.145,84 100,00

Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka 2013

4. Sub Sektor Peternakan

(27)

makanan di warung makan Doloksanggul umumnya dipelihara di Kecamatan Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan, Parlilitan, Pollung dan Sijamapolang. Jumlah populasi ternak ini masih sangat kecil dibandingkan kebutuhan masyarakat terutama untuk mengantisipasi permintaan pasar dimasa yang akan datang. Dengan demikian pengembangan usaha pada Sub Sektor Peternakan menjadi bagian penting dari pengembangan perekonomian Kabupaten Humbang Hasundutan. Untuk mendukung sektor ini kita akan terus meningkatkan fungsi BBI yang ada di Parlilitan. Populasi Ternak Besar, Kecil dan Unggas Menurut Jenis dan Kecamatan Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16

Populasi Ternak Besar, Ternak Kecil, Dan Ternak Unggas Menurut Jenis Dan Kecamatan

(28)

5. Sub Sektor Perikanan

Selain protein hewani, masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan juga dapat memperoleh protein dari ikan. Potensi yang dimiliki Kabupaten Humbang Hasundutan pada Sub Sektor Perikanan antara lain danau, sungai, waduk/rawa dan budidaya ikan seperti Keramba Jaring Apung (KJA) dan Kolam Air Deras (KAD). Untuk mendukung sektor ini kita akan terus meningkatkan fungsi BBI yang ada di Parlilitan. Pengembangan keramba jaring apung ramah lingkungan perlu dikaji sehingga tidak merusak keindahan dan kualitas air Danau Toba, sedangkan potensi aliran sungai di beberapa kecamatan dapat di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dilihat pada tabel 4.17.

Tabel 4.17

Produksi Perikanan Menurut Sub Sektor (Ton) Tahun 2008-2012

No Jenis Ikan 2008 2009 2010 2011 2012

1 Kolam 100,20 117,90 323,20 483,02 642,84

2 Jaring

Apung 330,00 704,60 715,00 869,90 1.024,80

3 Sawah 88,65 96,70 198,25 270,30 342,35 4 Sungai 271,26 871,63 885,93 505,38 243,60 5 Danau 2.296,50 1.832,62 2.004,55 1.692,00 1.663,65

6 Rawa 37,96 313,60 296,71 - -

Jumlah 3.124,57 3.937,05 4.423,64 3.820,60 3.917,40

(29)

6. Sub Sektor Kehutanan

(30)

Tabel 4.18

Luas Kawasan Hutan Menurut Kecamatan Dan Fungsi Hutan Tahun 2012 (Ha)

Jumlah 69.224,78 72,44 16.975,76 61.252,98 4.276,46 151.802,42 100 Luas

Kabupaten Humbang Hasundutan

251.765,93

Persentase Luas Hutan (%)

60,29

(31)

4.2 Hasil Analisis Dan Pembahasan

4.2.1 Tingkat Kemiskinan Kabupaten Humbang Hasundutan

(32)

Tabel 4.19

Tingkat Kemiskinan Periode Sebelum Pemekaran di Kabupaten Tapanuli Utara Dan Sesudah Pemekaran di Kabupaten Humbang Hasundutan

Tahun 1994-2013

Tahun Persentase Penduduk Miskin (%)

1994 15,48

(33)

4.2.2 Tingkat Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang

Hasundutan

(34)

Tabel 4.20

Tingkat Indeks Pembangunan Manusia Sebelum Pemekaran di Kabupaten Tapanuli Utara Dan Sesudah Pemekaran di Kabupaten

Humbang Hasundutan Tahun 1994-2013 Tahun Indeks Pembangunan Manusia (%)

1994 65,72

(35)

4.3 Analisis Data

Dalam analisis data yang digunakan adalah data yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan tingkat kemiskinan dan indeks pembangunan manusia sebelum dan sesudah pemekaran wilayah dapat dilihat sebagai berikut : - Jika t-hitung > 0,05 : tidak ada perbedaan yang signifikan

- Jika t-hitung < 0,05 : ada perbedaan yang signifikan

Adapun hasil dari analisa dengan menggunakan SPSS 21 dengan rumus analisa Uji Beda Paired Sample Test untuk menganalisa tingkat kemiskinan dan tingkat indeks pembangunan manusia sebelum dan sesudah pemekaran wilayah.

4.4 Perbedaan Tingkat Kemiskinan Antara Sebelum Dan Sesudah Pemekaran Wilayah Di Kabupaten Humbang Hasundutan

Tabel 4.21

Persentase Angka Kemiskinan Antara Sebelum Dan Sesudah Pemekaran

Tahun Persentase Penduduk Miskin

(36)

2006 22,14

2007 18,84

2008 12,99

2009 11,31

2010 10,61

2011 10,09

2012 9,73

2013 10

Sumber : BPS Kabupaten Humbang Hasundutan. Data diolah.

(37)

mengalami penurunan pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2005 dengan persentase penduduk miskin pada tahun 2004 sebesar 20,11% dan 20,42% persentase penduduk miskin pada tahun 2005. Pada tahun 2006 persentase penduduk miskin mengalami kenaikan sebesar 22,14%. Mulai dari tahun 20007 sampai dengan tahun 2013 persentase penduduk miskin Kabupaten Humbang Hasundutan mengalami penurunan sebesar 18,84% pada tahun 2007 dan persentase penduduk miskin 12,99% tahun 2008 dan pada tahun 2009 persentase penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 11,31% dan persentase penduduk miskin tahun 2010 sebesar 10,61% tahun 2011 persentase penduduk miskin sebesar 10,09% dan pada tahun 2012 persentase penduduk miskin paling terkecil sebesar 9,73% dan pada tahun 2013 jumlah persentase penduduk miskin sebesar 10%. Dilihat dari persentase penduduk miskin periode sesudah pemekaran di Kabupaten Humbang Hasundutan mulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2013 persentase penduduk miskin paling tertinggi pada tahun pada tahun 2006 sebesar 22,14% dan persentase penduduk miskin paling terendah pada tahun 2012 sebesar 9,73%. Dengan membandingkan rata-rata angka kemiskinan periode sebelum pemekaran di Kabupaten Tapanuli Utara dan periode sesudah pemekaran di Kabupaten Humbang Hasundutan, dapat disimpulkan bahwa rata-rata angka kemiskinan di Kabupaten Tapanuli Utara lebih rendah dibandingkan sesudah pemekaran di Kabupaten Humbang Hasundutan.

(38)

pengukuran data sebelum pemekaran di Kabupaten Tapanuli Utara dan sesudah pemekaran di Kabupaten Humbang Hasundutan.

Tabel 4.22

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretest 2003,5000 20 5,91608 1,32288

Posttest 17,6445 20 6,92089 1,54756

Tabel 4.23

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pretest & Posttest 20 -,551 ,012

(39)
(40)

4.5 Perbedaan Indeks Pembangunan Manusia Antara Sebelum Dan Sesudah Pemekaran Wilayah Di Kabupaten Humbang Hasundutan

Tabel 4.25

Persentase Indeks Pembangunan Manusia Antara Sebelum Dan Sesudah Pemekaran

Tahun Indeks Pembangunan Manusia (%)

(41)
(42)

persentase Indeks Pembangunan Manusia terendah Pada Tahun 2004 sebesar 69,14%.

Dengan membandingkan rata-rata Indeks Pembangunan Manusia pada periode sebelum pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara dan sesudah pemekaran Kabupaten Humbang Hasundutan dapat disimpulkan bahwa rata-rata Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Tapanuli Utara lebih tinggi dibandingkan sesudah adanya pemekaran di Kabupaten Humbang Hasundutan. Melalui uji beda Paired Sample T-Test menunjukkan korelasi antara data sebelum pemekaran diKabupaten Tapanuli Utara dan Sesudah Pemekaran di Kabupaten Humbang Hasundutan. Adanya korelasi sebesar 0,906 dengan signifikan 0,906 dimana 0,000 <0,05 hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan periode sebelum pemekaran di Kabupaten Tapanuli Utara dan sesudah Pemekaran di Kabupaten Humbang Hasundutan.

Tabel 4.26

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretest 2003,3500 20 6,12394 1,36935

Posttest 69,1885 20 2,19804 ,49150

Tabel 4.27

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

(43)

Dari Hasil Uji Beda Paired Sample T-Test menunjukkan bahwa sig (2-tailed) yaitu 0,000 dimana 0,000 < 0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara sebelum pemekaran di Kabupaten Tapanuli Utaradan sesudah pemekaran di Kabupaten Humbang Hasundutan. Mean / rata-rata sebelum dan sesudahh pemekaran menunjukkan nilai positif yaitu 1934,16150 dalam arti Tingkat Indeks Pembangunan Manusia lebih besar sesudah pemekaran di Kabupaten Humbang Hasundutan.

Tabel 4.28 Paired Sample Test

Melalui Uji Beda Paired Sample T-Test, terbukti adanya perbedaan yang signifikan dariIndeks Pembangunan Manusia periode sebelum dan sesudah pemekaran terjadi t(19) 2041,337; p > 0,05. Data sebelum pemekaran (M = 2003,3500) memiliki rata-rata yang lebih besar dari sesudah pemekaran Kabupaten Humbang Hasundutan (M = 69,1885). Berarti terbukti Indeks Pembangunan Manusia lebih besar sesudah pemekaran dibandingkan sebelum terjadinya pemekaran di Kabupaten Tapanuli Utara. Dengan dilaksanakannya pemekaran pada Kabupaten Humbang Hasundutan menunjukkan bahwa ada peningkatan setelah diadakannya pemekaran Kabupaten Humbang Hasundutan.

(44)

4.6 Perbedaan Percepatan Pembangunan Antara Sebelum Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara Dan Sesudah Pemekaran Di Kabupaten Humbang Hasundutan

(45)
(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Hasil analisis Uji Paired Sampels Test, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara percepatan pembangunan di Kabupaten Humbang Hasundutan pada periode sebelum dan sesudah pemekaran wilayah.

2. Pemekaran wilayah merupakan kebijakan yang diambil pemerintah meningkatkan pelayanan dan mempercepat pembangunan. Pemekaran wilayah pada Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki dampak positif terhadap tingkat kemiskinan tetapi pemekaran wilayah berpengaru positif terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Humbang Hasundutan. 3. Pada tingkat kemiskinan terdapat adanya perbedaan yang signifikan antara

sebelum dan sesudah terjadi pemekaran yang dilihat dari mean / rata-rata pada sebelum pemekaran lebih besar yaitu sebesar M= 2003,5000 daripada periode sesudah pemekaran M= 17,6445 dengan tingkat signifikan yaitu 5%. 4. Pada tingkat Indeks Pembangunan Manusia terdapat perbedaan yang

(47)

5.2 Saran

Melihat hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan dapat diharapkan memberikan gambaran tentang dampak pemekaran wilayah terhadap percepatan pembangunan pada Kabupaten Humbang Hasundutan ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait. Saran yang dapat diambil dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil suatu kebijakan pemerintah terhadap potensi pemekaran wilayah untuk percepatan pembangunan pada Kabupaten Humbang Hasundutan. Sarannya sebagai berikut:

a. Bidang kemiskinan. Harapan kedepannya angka kemiskinan semakin cepat tercapai. Semakin kecil angka kemiskinan yang terjadi pada Kabupaten Humbang Hasundutan maka tingkat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Sesudah terjadinya pemekaran di Kabupaten Humbang Hasundutan mengalami percepatan pembangunan sesudah Kabupaten Humbang Hasundutan di mekarkan

(48)

c. Angka Indeks Pembangunan Manusia yang terjadi pada Kabupaten Humbang Hasundutan mengalami peningkatan yang secara signifikan sehingga tingkat Indeks Pembangunan Manusia perlu secara lebih baik dapat sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia dan mempercepat pembangunan pada Kabupaten Humbang Hasundutan.

d. Bidang pendidikan. Masalah pendidkan merupakan masalah yang sangat penting untuk dikembangkan dan ditingkatkan di Kabupaten Humbang Hasundutan. Pendidikan merupakan sudah menjadi kebutuhan bahwa daerah harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas untuk mengimplementasikan pemekaran wilayah yang terjadi pada Kabupaten Humbang Hasundutan.

Gambar

    Tabel 4.1 Luas Daratan Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan Menurut
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
Tabel 4.3
Tabel 4.4 Jumlah Sekolah,Guru Dan Murid Menurut Jenjang Sekolah
+7

Referensi

Dokumen terkait

SUBDIT PENCEGAHAN SUBDIT SUBDIT PERINGATAN DINI SUBDIT SUBDIT PERAN LEMBAGA USAHA SUBDIT PERAN ORGANISASI PENGKAJIAN RISIKO SEKSI PENGELOLAAN RISIKO SEKSI MITIGASI STRUKTUR

bahwa dalam rangka memastikan proses dan hasil-hasil akreditasi yang bermutu diperlukan adanya Prosedur Operasional Standar (POS) sebagai panduan bagi pihak-pihak

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI.. Urusan Pemerintahan : 1

Mampu menjawab pertanyaan. Mahasiswa dapat memahami dan Menjelaskan konsep Searching. Mahasiswa menerapkan konsep searching beserta metode searching pada

2. Meminimumkan biaya pemesanan dan biaya pengadaan persediaan barang Pada dasarnya laporan inventori dimaksudkan untuk mengajukan informasi mengenai keadaan atau kondisi

Soalan 28 hingga Soalan 30 Pilih jawapan yang paling sesuai bagi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan peribahasa di bawah ini.. Televisyen yang kamu baiki asalnya rosak

[r]

pada saat akan mementaskan tari Prajuritan tidak melakukan ritual puasa. seperti yang dilakukan para penari