• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Struktur Musik, Makna Teks Dan Tema Lagu Pop Batak Karya Dakka Hutagalung Chapter III VII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Struktur Musik, Makna Teks Dan Tema Lagu Pop Batak Karya Dakka Hutagalung Chapter III VII"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

MUSIK POPULER BATAK TOBA

3.1 Latar Belakang musik populer

Di Indonesia ada kemungkinan bahwa sebuah melodi tertentu itu dipakai sebagai nyanyian di gereja pada waktu kebaktian minggu, sedangkan di Eropa dapat dipakai sebagai nyanyian rakyat. Itu semua terjadi karena kemajuan zaman atau dapat juga dengan cara disampaikan seseorang kepada yang lain, yang merupakan proses yang berkesinambungan1

Nyanyian rakyat dapat dituliskan dalam berbagai versi (gaya) terhadap masyarakat yang bersangkutan, dimana lagu tersebut tetap sesuai untuk musik rakyat. Suatu lagu biasanya diciptakan tiap tahun dalam tiap generasi, tetapi sering hanya sebagian yang muncul dan diterima masyarakat sebagai musik rakyat. Bisa saja pencipta musik rakyat tersebut tidak dikenal oleh masyarakat, tetapi dapat diterima sebagai lagu rakyat atau musik rakyat. Mereka tidak mempermasalahkan siapa pencipta musik rakyat, karena yang penting mereka menyukai melodi, menerimanya yang dapat mencetuskan dan mencerminkan kehidupan mereka.

.

2

1

RuthApolina Sitompul. “Musik Populer Barat dalam Kehidupan Generasi Muda di Medan: Suatu Kajian

Musikologis”. Sripsi S1 Fakultas Kesenian Univ HKBP Nommensen Medan: 1996.

2

Ibid , 1996

(2)

2) Masyarakat

Setelah musik rakyat diterima oleh masyarakat dan merupakan suatu kebutuhan hidup bagi mereka, maka musik tersebut membaur dan hidup di antara mereka. Seperti kita ketahui manusia sebagai anggota masyarakat selalu berubahubah sesuai dengan perkembangan zaman. Maka dengan sendirinya musik rakyat yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat turut terhimbas dengan perubahan tersebut. Perubahan tersebut antara lain diakibatkan akulturasi, migrasi yang meliputi perubahan alat-alat musik dan gaya musiknya. Musik rakyat dalam perkembangannya, dapat dituliskan dalam berbagai versi atau gaya bagi masyarakat yang bersangkutan, sehingga musik rakyat itu selalu disenangi dan tetap hidup sebagai musik populer dalam masyarakat. Sejarah musik rakyat selalu berubah secara cepat atau lambat, dan dapat terjadi di berbagai tempat atau daerah. Ada beberapa hal yang mengakibatkan perubahan pada musik tersebut, antara lain: 1) Perubahan pada komposisi; 2) Perubahan pada repertoar; 3) Perubahan pada pemakaian alat-alat musik. Hal-hal di atas dapat terjadi pada aspek lirik, ornamentasi, harmoni, frasa dari musik yang baru dan perubahan dari skala nadanya3

Kelompok masyarakat pada umumnya menerima nyanyian rakyat, yang akan tetap dipertahankan tanpa diubah dan di kemudian hari diciptakan kembali setelah masuknya pengaruh teknologi modern. Lagu rakyat harus diterima kalau

.

3

(3)

tidak akan dilupakan dan hilang, jika tidak dapat diterima oleh masyarakat maka dapat dirubah sesuai selera atau keinginan dari mereka4

Musik rakyat mempunyai fungsi sebagai inspirasi untuk gaya musik populer dalam bentuk musik seperti: blues, jazz, gospel, country, rock dan beberapa ragam musik populer lainnya, sehingga gaya yang penting darimusik populer dipengaruhi dari musik rakyat. Sehingga pada dasarnya konsep yang ada dalam musik rakyat merupakan awal hadirnya musik populer

.

5

Setelah berakhirnya Perang Dunia ke II, perubahan sosial hampir terjadi di seluruh dunia, keadaan tersebut akan memberikan peluang atau kesempatan bagi masyarakat untuk mulai mengamati aspek budaya dan sosial yang baru. Pada umumnya munculnya era industrialisasi merupakan suatu masa yang sangat penting dalam dunia musik, dengan perkembangan teknologi modern maka pengaruhnya sangat besar bagi perkembangan dunia musik, diantaranya piringan hitam, radio, televisi dan sebagainya. Sehingga bentuk dari segala jenis musik populer berkembang dengan pesat dan cepat ke seluruh dunia

.

6

Setelah masyarakat mulai tertarik dan senang akan hiburan yang muncul melalui siaran radio, televisi dan media cetak, maka masyarakat mulai mengetahui betapa perlunya musik populer sebagai bagian dari kehidupan mereka. Dengan munculnya perusahan rekaman maka semakin banyak pencipta musik populer yang mulai berpartisipasi untuk menciptakan hasil karya lagunya. Dalam rangka sejarah musik populer, fungsi sosial, fungsi komersial menjadi kriteria utama

(4)

Masuknya musik Barat ke Asia Tenggara dan wilayah-wilayah lainnya di dunia pada akhir abad 19, terasa jelas pengaruhnya terhadap tiap kebudayaan di dunia dan sejak revolusi industri, dunia musik dipengaruhi oleh teknologi, politik, ekonomi, sosial dan sebagainya. Masyarakat di dunia sekarang ini sudah diperkenalkan untuk mengetahui mengenai tiap-tiap gaya musik melalui mass media, radio dan televisi, misalnya musik jazz, reggae, blues, rock n roll, rap, country, disco, heavy metal, soul dan lain-lain. Maka dengan adanya berbagai ragam jenis musik populer, masyarakat umumnya akan menerima segala jenis musik tersebut sesuai dengan selera masing-masing8

8

Ibid, 1996

.

3.2 Pengertian musik populer

Istilah populer sering dikaitkan dengan kata atau istilah lain, baik itu nama seorang tokoh, nama artis, atau juga nama produksi. Istilah populer mempunyai banyak pengertian. Misalnya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) pengertian populer: 1 dikenal dan disukai oang banyak (umum), contohnya lagulagu, 2 sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya; mudah dipahami orang banyak: contohnya ilmu pengetahuan -; 3 disukai dan dikagumi orang banyak: contohnya pahlawan.

Demikian juga dalam tulisan Poerwadarminta (1985: 765);

(5)

2. Mudah dipahami orang banyak; secara mudah; misalnya tiap terbit memuat berbagai-bagai ilmu pengetahuan.

3. Mudah dipahami orang banyak; secara mudah; misalnya tiap terbit memuat berbagai-bagai ilmu pengetahuan yang.

4. Suka bergaul dengan orang banyak misalnya meskipun berpangkat tinggi tetapi sekali di kampung ini

Pendapat-pendapat diatas tidak ditemukan adanya pertentangan, tetapi saling menunjang. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa populer adalah tenar atau terkenal, artinya diketahui dan digemari oleh masyarakat banyak. Dalam konteks musik sering ditemukan istilah populer. Istilah tersebut juga mengandung arti yang sama dengan pernyataan di atas yang dapat diartikan sebagai musik yang dikenal. Tetapi pengertian musik populer sangat luas cakupannya, musik tersebut ditulis oleh seorang pencipta lagu populer dengan maksud untuk dipertunjukkan dan dinyanyikan oleh satu orang atau lebih, umumnya tanpa perlu banyak mempelajari teori musik dan tekniknya. Penyanyi musik populer akan diiringi oleh alat-alat musik seperti orkestra kecil, ansambel dan band9

Musik populer mempunyai hubungan yang erat dengan mass media, teknologi dan media elektronik dan industri musik sejak abad ke 20 dan mempunyai daya tarik yang luas serta tidak ada batas etnis, siapa saja dapat mendengarnya

.

10

9

Ibid 1996

(6)

Kata populer di dalam musik populer yang artinya lagu yang sedang trend

dan terkenal di masyarakat pada suatu periode waktu tertentu. Istilah musik populer diberikan pada musik, sejak 1880 di USA dan awal abad ke 20 di Eropa.Musik populer adalah musik yang digemari, perkembangannya melalui teknologi yaitu media elektronik11

Dalam perkembangannya di Amerika, musik populer menjadi trend yang mendominasi secara internasional. Selama abad ke 20, khususnya musik populer yang penting telah banyak dipengaruhi dari bentuk-bentuk tradisi Amerika Utara dan Eropa, baik dari segi gaya maupun teknik, sedikitnya hingga tahun 1960an. Dalam perkembangan musik populer juga diwarnai dengan berbagai jenis seni, antara lain: budaya etnis (yaitu musik sakral, musik rakyat), musik populer yang berakar dari suatu proses campuran antara berbagai sumber, dan musik populer yang mengarah ke musik populer barat, seperti jazz, pop, rock

.

12

Menurut Dieter dalam bukunya “Apresiasi Musik Populer” (1995) dituliskan disana bahwa istilah musik populer otomatis merupakan musik populer seperti suatu gaya (fenomena) tertentu. Pada dasarnya fenomena musik populer harus dikaitkan dengan perkembangan bisnis musik (kemungkinan rekaman, peredaran… sejajar dengan perkembangan teknologi di Barat pada abad 20). Jika musik populer (yang berhubungan dengan perkembangan media massa audiovisual) diperdalam secara historis, maka istilah “Barat” cukup tepat karena sumbernya adalah budaya Amerika serta Eropa. Kenyataan bahwa sekarang ini

.

11

Nency Loretta Pasaribu. “Instrumen Tin Whistledan Panpipe Dalam Komposisi Musik Populer: Sebuah Analisis Komposisi”, Skripsi S1, Medan. Fakultas Kesenian Univ HKBP Nommensen, 2000: 20-21

12

(7)

musik populer Barat telah disebarluaskan di seluruh dunia, justru suatu gejala perdagangan, bukan kualitas musik itu sendiri.

Pengertian istilah musik populer yang lain, digunakan dalam pandangan umum dalam tulisan bahasa Inggris untuk membedakan musik “rakyat” dengan musik yang berhubungan dengan kaum elit, jelas dibutuhkan suatu istilah atau penyempitan istilah ini, untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk musik baru yang muncul pada abad ke 20 yang menpunyai hubungan erat dengan media massa. Dengan mengacu kepada konsep luas musik populer sebagai musik rakyat, para redaktur musik populer menulis, setidaknya ada perubahan yang kualitatif yang signifikan, baik dalam arti yang dianggap melekat pada istilah maupun dalam proses berkat mana musik memperoleh kehidupannya, ketika kelompok masyarakat mengalami industrialisasi. Dari sudut pandang ini, musik populer merupakan tipikal masyarakat dengan pembagian kerja yang relatif sudah sangat berkembang dan perbedaan yang jelas antara produser dan konsumen dimana produk-produk budaya sebagian besar diciptakan para profesional, di jual ke pasar massa dan direproduksi melalui media massa13

Pernyataan di atas mengartikulasikan sebagian ciri pembeda paling penting dari musik populer, terutama kaitannya dengan diseminasi oleh media massa, dan reproduksi produk-produk musik populer (terutama rekaman) secara besar-besaran untuk pemasaran sebagai komoditas. Akan tetapi, dugaan korelasi antara industrialisasi dan musik populer haruslah dikualifikasikan agar pernyataan itu berlaku secara global. Misalnya di India, memiliki perkembangan industri alat

.

13

(8)

berat yang sudah berkembang, tetapi musik film cukup populer di beberapa daerah pedesaan yang tidak mengalami industrialisasi karenaterpencil.Serupa halnya industrialisasi sangat terbatas di Afganistan, tetapi jenis musik populer perkotaan (kiliwali), yang disebarkan terutama melalui radio dan kaset, jelas memang muncul di sana14

Kriteria yang membedakan lebih spesifik dari musik populer ditawarkan oleh Nettl, defenisi kerja dari musik populer di masyarakat Barat memiliki beberapa unsur: 1) pada pokonya bersifat perkotaan dalam asal muasal dan orientasi audiens; 2) ditampilkan oleh musisi professional namun tidak sangat terlatih yang biasanya tidak menganut pandangan intelektual dalam pekerjaannya; 3) mempunyai hubungan gaya dengan musik seni kebudayaannya, tetapi tingkatan kecanggihan yang lebih rendah ; 4) pada abad ke 20, setidaknya difusi media massa penyiaran dan rekaman. Biasanya diasumsikan bahwa musik populer telah eksis sebelum media massa ini ada, tetapi sulit, dalam periode sebelum abad ke 20 di Eropa dan Amerika, membedakan ketiga gaya (musik klasik, musik folk dan musik populer)

.

15

Unsur-unsur pokok di atas mungkin merupakan dasar untuk defenisi kerja dari musik populer di masyarakat non Barat maupun masyarakat Barat, dengan kualifikasi dan klarifikasi tertentu. Kita harus, misalnya, mengesampingkan gagasan pembelajaran otodidak dari “pelatihan” yang dideskripsikan Nettl sebagai terbatas, karena pendidikan dan pelatihan musisi yang belajar sendiri mungkin intensif. Lebih jauh, musik populer mungkin juga lebih canggih dalam parameter

.

14

Ibid, 1998 15

(9)

tertentu daripada musik seni kebudayaannya; selain dari pada kecanggihan dalam hal-hal seperti produksi dan mixing rekaman (yang tidak akan selalu dianggap sebagai parameter ekstra-musikal), ada, sebagai contoh jenis-jenis kompleksitas irama tertentu dalam lagu James Brown (yang dimaksud bukan jazz) yang tidak ditemukan dalam simfoni Mozart (walaupun sebaliknya bisa berlaku). Selain itu, dunia musik yang pada pokoknya berdifusi melalui media massa cukup berbeda dan substansial, sehingga kita juga mungkin ingin mengekslusikan dari defenisi kita tentang genre musik populer terkait yang disebutkan oleh Nettl yang mendahului media, yang menganggapnya sebagai musik falk perkotaan atau, bila perlu, dalam kategori sendiri16

Kriteria pembeda musik populer lainya, yang pertama adalah perbedaan yang lebih berarti di masyarakat tradisional daripada dalam budaya Barat - bahwa musik populer cenderung merupakan musik hiburan sekuler yang produksi dan konsumsinya pada hakekatnya tidak terkait dengan fungsi atau ritual daur-hidup tradisional khusus. Lebih jauh, musik populer di masyarakat kapitalis biasanya melibatkan ‘sistem bintang’ dimana di dalamnya media mempromosikan pemujaan pribadian seputar gaya hidup, kebiasaan atau kehidupan pribadi si musisi, pada pokoknya, promosi ini bertujuan untuk menjauhkan musisi dari publik untuk merajut aura khayalan dan keglamouran seputar dirinya. Akhirnya fitur karakteristik musik populer omset tertinggi repertoar (lagu) merupakan ciri

(10)

khas dari musik populer, dimana media mempromosikan kepentingan terusmenerus dalam rilis terbaru seorang artis17

Perbedaan masih tetap tidak jelas (ambigu) dalam kasus-kasus tertentu. Keroncong Indonesia dan fado

.

18

17

Ibid, 1998 18

Fado jenis musik folklor Portugis (jenis lagu) yang berhubungan dengan perkembangan keroncong. Musik ini dengan kesan melancolis biasanya dipentaskan dengan dua jenis gitar (“viola” dari Spanyol dan “guitarra” dari Portugis). Jika viola selalu main melodi, guitarra kebanyakan memainkan akor-akor tonika-dominan-tonika-dominan, terus-menerus. Sub dominan dibunyikan hanya pada berbagai saat. Prinsip demikan juga menonjol pada keroncong. Selain itu gaya vokal sangat diwarnai dengan vibrato yang keras (dianggap sebagai kuatnya ekspresi emosi) (Dieter, 2004: 581-582)

. Musik klasik dan musik folk juga bisa dimodifikasi bersamaan sebagai rekaman komersial dan disebarluaskan secara luas melalui media massa, dan jelas ada banyak penganut fanatik musik seni seperti ini yang jarang menonton pertunjukan langsung. Yang membedakan genre ini dari musik populer mungkin didasarkan pada faktor-faktor seperti keuntungan yang relatif rendah dari penjualan bagi pemusik dan komposer, hubungan peripheral musik folk dengan Portugis, misalnya telah ada sebagai musik rakyat perkotaan jauh sebelum munculnya media massa. Akan tetapi Keroncong dan

fado, sejak itu keduanya terserap ke dalam repertoar rekaman dan penyiaarkan dan dipasarkan, dikonsumsi seperti musik pop lainnya. Fado modern “ditingkatkan” dengan iringan orkestra atau dengan hasil sintesa dalam gaya pop yang khas, tetapi banyak rekaman fado dan juga keroncong tidak didasarkan pada faktor-faktor seperti keuntungan yang relatif rendah dari penjualan bagi pemusik dan komposer, hubungan peripheral musik folk dengan berbeda secara substansial dalam gaya atau orkestrasi dari gaya tradisionalnya. Apakah keroncong maupun

(11)

bentuknya saat ini serupa atau identik dengan bentuk yang akan kita sebut bentuk

folk.?

Musik klasik dan musik folk juga bisa dimodifikasi bersamaan sebagai rekaman komersial dan disebarluaskan secara luas melalui media massa, dan jelas ada banyak penganut fanatik musik seni seperti ini yang jarang menonton pertunjukan langsung. Yang membedakan genre ini dari musik populer mungkin didasarkan pada faktor-faktor seperti keuntungan yang relatif rendah dari penjualan bagi pemusik dan komposer, hubungan peripheral musik folk dengan Pasar komoditas terutama, bahwa musik tradisional berkembang secara bebas dari media massa19

Ciri pembeda paling penting dari musik populer adalah hubungan erat dengan media massa. Musik populer, sebagaimana kita menggunakan istilah ini, muncul berbarengan dengan media, yang pada pokoknya disebarluaskan melalui media, tertanam dalam industri musik yang dilandasi pemasaran atas dasar komoditas massa

.

20

Lagu populer yang baru muncul pertama kali di Eropa dan USA abad ke 19 berkaitan dengan penyebaran sheet music (lembaran kertas musik) dan, sampai tingkat tertentu, media reproduksi pertama yaitu music box dan player piano(piano otomatis). Akan tetapi, evolusi yang tepat dari sebagian besar musik populer terjadi dalam kaitan eratnya dengan lahirnya phonograph (gramopon, pikap). Pada tahun 1900 phonograph dipasarkan secara luas untuk digunakan di rumah-rumah di seluruh Eropa dan USA, pada tahun 1910 juga marak di dunia ke

.

19

(12)

tiga. Seiring menyebarnya media, dampaknya pada musik dengan sendirinya meningkat. Baik genre tradisional maupun genre modern yang direkam pada

discs(piringan hitam)–rentan terhadap batasan-batasan waktu. Studio sendiri merupakan konteks pertunjukan baru, yang diisolasi dari audiens aktual. Pertunjukan musik, yang direkam dan direproduksi sebagai objek suara diasingkan dari pemusiknya, yang sering tidak memegang kendali atas pengedarannya. Begitu pertunjukan musik menjadi komoditas yang bisa diperjualbelikan dalam skala besar, dunia pertimbangan keuangan baru memasuki praktek pembuatan musik. Sifat dialektik antara ekonomi dan estetika berubah secara drastis. Satu kelas sosio ekonomi memantapkan kontrol keuangan sampai tingkat yang tidak diperkirakan sebelumnya atas dunia musik, hampir setengah rekaman yang terjual saat itu diproduksi oleh hanya lima perusahaan multinasional (CBS, EMI, Polygram, WEA dan RCA)21

Seiring dengan meningkatnya teknologi, perdagangan internasional pun mengalami peningkatan, dan minat pada phonograph meningkat, perusahaanperusahaan rekaman merambah sebagian besar ke dunia sedang berkembang. Tidak banyak negara di mana rekaman tidak dipasarkan secara luas

.

Dalam banyak kebudayaan, teknologi rekaman mempunyai dampak yang dramatis pada kehidupan musik dalam periode singkat setelah peluncurannya.

22

Walaupun radio mungkin bukan media massa pertama terbentuk di negara tertentu, namun biasanya radiolah yang paling tersebar luas, secara umum

.

21

Ibid, 1998 22

(13)

menyebarluaskan lebih banyak musik kepada lebih banyak orang dari pada media lain. Audiens siaran radio mungkin dibatasi di negara-negara miskin oleh biaya kepemilikan, tetapi satu radio bisa melayani banyak pendengar. Misalnya di India, sudah merupakan pemandangan umum di sebuah kota melihat puluhan atau lebih pendengar berdiri di sekitar kios rokok atau buah pinang, sambil mendengar dengan penuh perhatian transistor si pemilik kios23

Peranan sinema juga turut memberi kontribusi kepada pentingnya arti sinema sebagai media untuk penyebarluasan musik populer. Daya tarik sinema, dan kemampuannya menambah semacam dimensi visual baru pada musik, beberapa musik populer berkembang dengan hubungan yang erat dengan sinema, selain musik film India, meliputi musik perkotaan Arab modern, tango, dangdut Indonesia dan musik massa China

.

24

Televisi bisa melengkapi atau, dalam sebagian kasus, menggantikan penyebaran musik populer melalui sinema. Di Negara USA yang kaya, televisi dideskripsikan sebagai “tangan budaya utama dari masyarakat Amerika”, di negara yang belum maju, akses ke televisi mungkin terbatas pada kelas menengah ke atas. Tetapi bahkan di Negara-negara sedang berkembang seperti Mesir, televisi bersama radio bisa merupakan penyebarluasan utama

.

25

Di Indonesia, ABRI melihat nilai strategis dari TVRI untuk lebih menyebarluaskan proses pengintegrasian ABRI dan rakyat melalui hiburan musik. Siaran ABRI pertama kali pada tanggal 10 Nopember 1966 yang diberi nama Variate Show. Pada tahun 1967 nama Variate Show diganti menjadi Kamera Ria,

.

23

Ibid 1998 24

(14)

suatu acara hiburan musik yang diselingi dengan berita-berita ringan kegiatan ABRI26

Video, merupakan media yang semakin luas untuk penyebarluasan musik populer, terutama di Asia Selatan, di mana musik sedemikian sering tercakup dalam musikal sinematik. Teknologi kaset, muncul akhir 1960-an, sama revolusionernya dengan radio. Cassette player relatif murah daripada phonograph, biaya yang potensial rendah dari produksi kaset

.

27

Catatan awal missionaris menyebutkan bernyanyi himne (ende) atau nyanyian jemaat, bermain harmonium dan penggunaan musik tiup (brass band) memberikan informasi yang mendalam kepada misisonaris mengenai kepekaan musikal orang-orang Batak sebelum bertemu dengan budaya Barat. Salah satu sumber tersebut ditemukan dalam surat-surat dan jurnal dari missionaris Needham sebagai berikut, setiap selasa malam Petrus (orang Kristen Batak Toba) seorang guru laki-laki memberikan pelajaran bernyanyi kepada 40 orang perempuan muda, semua perempuan muda yang lebih besar diajarkan suara alto, dan selebihnya suara sopran, dia (Petrus) mengajarkan itu semua tanpa bantuan instrumen apapun. Sejauh ini, mereka tahu apa itu menyanyi keras dan lembut, telinga yang benar, tetapi tidak ada perasaan

.

3.3 Perkembangan musik barat di tanah Batak

28

26

Muhammad Mulyadi. “Industri Musik Indonesia”: Suatu Sejarah. Jakarta, 2009.

27 Peter Manuel. Popular Musics of the Non-Western World. New York, Oxford University Press, 1988 28

Wiiliam Robert Hodges Jr, Replacing Lament, Becoming Hymns): The Changing Voice Of Grief In Pre-Funeral Wakes Of Protentant Toba Batak (North Sumatra, Indonesia). A Dissertation submitted in partial satisfaction of the requirements for the degree Doctor of Philosophy in Music, Unniversity of California Santa Barbara, 2009: 149-151.

(15)

Needham juga mengatakan selama perjalanan darat ke Pansur Napitu ia berhenti di Pea Raja (kantor pusat HKBP sekarang), ia mendengar musik tiup memainkan nyanyian jemaat dan kerumunan orang Kristen pribumi yang berkumpul untuk menerima kami. Needham juga mengungkapkan sesuatu dari sikap missionaris mengenai kemampuan musik orang-orang Batak Toba kapasitas musik orang-orang Batak Toba sangat luar biasa, mengingat mereka tidak pernah menggunakan not sampai bangsa Eropa datang.

Di tempat lain ia menulis, Bartimeus dan Konrad (guru Batak Toba), dengan 28 pria, 12 orang diantaranya anak-anak baru, masuk ke dalam ruangan dan menyanyikan 2 lagu jemaat untuk natal, dan itu benar-benar indah mendengar nyanyian kisah kelahiran Yesus dengan hati, dan indah, mengingat tiga bulan lalu mereka tidak pernah mendengan nyanyian itu29

Usere Batakkirche eine singende Kirche ist, artinya: “kami gereja Batak adalah gereja yang bernyanyi” adalah ekpresi yang sering digunakan para missionaris RMG ketika menggambarkan keberhasilan mereka bekerja diantara orang-orang Batak Toba dan tradisi gereja yang berkembang. Quentmeier menyatakan missionaris Nommensen dan Johannsen yang pertama memperkenalkan choralesatau nyanyian jemaat protestan kepada orang-orang Batak yang baru masuk Kristen. Awalnya Sembilan nyanyian jemaat yang diterjemahkan ke dalam bahasa Batak Toba untuk dinyanyikan, hal ini terjadi antara 1860-an atau awal 1870-an

.

30

29

Ibid, 2009

(16)

Nyanyian jemaat berikutnya koleksi 90 nyanyian jemaat tanpa notasi yang datang melalui korespondensi pribadi dengan Apelt, berjudul Ende-ende ni Halak Kristen na di Tanobatak Angka na morhatatoba (nyanyian jemaat Kristen di Tanah Batak berbahasa Toba). Nyanyian jemaat berikutnya adalah tahun 1901 berisi teks nyanyian jemaat berjumlah 278 yang diedit oleh Meerwaldt. Tahun 1923 oleh Meerwaldt juga mengedit kembali dengan tambahan 53 nyanyian jemaat (meskipun tanpa notasi).

Akhirnya, tahun 1935 versi baru nyanyian jemaat dicetak di Laguboti (RMG telah mendirikan percetakan) berjumlah 375 dengan notasi dengan judul buku Boekoe Ende ni Halak Kristen na di Tano Batak (Buku Lagu Orang Kristen di Tanah Batak). Awalnya buku nyanyian jemaat ini dicetak sebanyak 6.000 eksemplar habis terjual, Quentmeier mengatakan dua tahun kemudian 10.000 eksemplar dicetak dalam rangka untuk memenuhi permintaan.

Sistem notasi dari buku nyanyian yang sudah disebutkan di atas, saat ini menggunakan sistem not balok dan not angka. Tidak ada catatan yang mana dari ke dua notasi diatas yang lebih duluan digunakan. Orang-orang Kristen Batak lebih akrab dengan sistem notasi angka dibandingkan dengan notasi balok, menunjukan ada kemungkinan bahwa sistem notasi angka telah lebih awal digunakan di kalangan orang-orang Batak Protestan. Sistem not angka adalah yang paling umum digunakan untuk nyanyian jemaat dan belajar koor.

(17)

kemungkinan ke dua sistem diperkenalkan di sekitar waktu yang sama tetapi dikembangkan secara mandiri dalam situasi konteks yang spesifik.

Nyanyian jemaat tersebut sangat banyak memainkan peranan penting dalam penciptaan dan pemeliharaan rasa identitas agama dan budaya, seperti yang berkembang dan dinyatakan tidak hanya dalam konteks ibadah Kristen tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari nyanyian jemaat digunakan dalam perayaan seperti hari ulang tahun, perkawinan, migrasi, pindah tempat atau memasuki rumah baru, tahun baru, panen produktif dan dinyanyikan sehari-hari sebagai hiburan terhadap diri sendiri dan lain-lain di dalam maupun di luar gereja.

Koor atau paduan suara juga menjadi ekspresi nyata dari masyarakat Batak. Di gereja HKBP misalnya koor jemaat diatur sedemikian rupa berdasarkan tata ibadah gereja. Koor dipimpin oleh seorang dirigen koor yang dipilih dan diangkat oleh kumpulan koor tersebut, dan diawasi oleh pendeta beserta guru jemaat (guru huria). Pada saat kebaktian minggu di HKBP jemaat setidaknya menyanyikan nyanyian jemaat 7 lagu jemaat, koor-koor dikumandang oleh kelompok koor yaitu: koor ama (koor bapak-bapak), koor ina (koor ibu-ibu), koor naposobulung (koor orang muda yang belum berkeluarga), koor gabungan (koor gabungan dari beberapa sektor yang ada pada sebuah gereja tersebut).

(18)

Toba dalam bermusik, jumlah instrumen tiup itu ditingkatkan jumlahnya menjadi empat buah, setidaknya menjadi sebuah ensambel musik tiup.

Dalam hal repertoar (buku musik) yang awal mengacu kepada buku musik (buku logu yang bernotasi balok) untuk organ pompa, yang digunakan dalam mempelajari notasi balok dan mengiringi nyanyian jemaat. Berdasarkan keterangan di atas, ensambel musik tiup ini juga mengiringi nyanyian jemaat setiap kebaktian minggu di gereja Pea Raja pada masa itu.

Pada era pendudukan Jepang, musik tiup selain digunakan untuk kegiatan gereja juga digunakan mengiringi kegiatan-kegiatan para militer Jepang yang hendak berperang, dengan iringan musik tiup maka semangat para tentara semakin meningkat. Instrumen musik tiup ini bukan berasal dari gereja, tetapi dibawah oleh militer Jepang. Pada saat pasar malam di sekitar Balige, militer Jepang menggelar musik tiup sebagai hiburan, para pemain musik tiup yang terlibat diberi honorarium oleh pihak Jepang, saat itu fungsi ensanbel tiup diperluas menjadi bagian dari hiburan di luar gereja31

Ada juga ensambel musik tiup yang didirikan secara komersial tahun 1952 di Balige oleh pengusaha toko emas, dinamakan Surabaya Musik dan menyusul

Bethesda Musik dengan mengambil nama kelompok Mannen Koor (paduan suara bapak-bapak) Bethesda di HKBP Balige

.

32

31

Teddy Jaya Simanjuntak. “Respon Masyarakat Batak Toba Atas Masuknya Instrumen Saksofon Dalam Lagu-Lagu Populer Batak Toba. Medan, skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Univ HKBP Nommensen, 2004

32

Monang Asi Sianturi, “Ensembel Musik Tiup Pada Upacara Adat Batak Toba, Analisis Perubahan Struktur Penyajian dan Repertoar Musik”, Medan. Tesis S2 Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni USU 2012

(19)

Akhirnya ensambel musik tiup Tambunan yang di Balige merambah ke kota Medan untuk mengiringi acara adat. Di Medan juga sudah ada ensambel musik tiup mengiringi acara kematian, khusus untuk lagu-lagu rohani yang terdiri dari pegawai kepolisian. Ensambel ini disebut dengan Korps Musik Brimob asuhan Detasemen Mobil Kepolisisan Sumatera Utara, sekitar tahun 1978-1986.

Sejak berdirinya musik tiup di kota Medan, komposisi instrumen terdiri dari: trumpet sopran, trumpet tenor, trombone, tuba, bassoon dan saxsophone (yang menyusul kemudian). Tahun 1990, Immanuel Musik membuat perubahan dengan menyertakan gitar bas sebagai pengganti bassoon atau tuba dengan dengan pemakaian amplifier.

3.4 Musik populer Batak Toba

Musik merupakan bagian dari kebudayaan atau setiap kebudayaan memiliki musik. Musik adalah bagiandari kebudayan yang dapat mencerminkan aspek sosial kemasyarakatan, karena musikadalah perilaku sosial yang kompleks dan universal. Dikatakan seperti itu, karena musik mampu mengekspresikan berbagai hal yang terjadi dalam sistem sosial dan mempunyai fungsi yang sangat luas. Contohnya musik yang diadakan untuk menghibur masyarakat seperti pada festival, konser, atau pergelaran, untuk upacara pernikahan, untuk upacara yang bersifar ritual, hiburan dan lain-lain, tergantung kepada konteks penyajian dan jenis musik yang disajikan dan dibutuhkan.

(20)

berkembang dengan pesat karena diminati dan dimengerti oleh masyarakat dari berbagai tingkatansosial misalnya dari kalangan bawah sampai kalangan atas khususnya generasi muda. Selain diminati dan dimengerti, segala sesuatu yang berhubungan dengan musik populer dapat dengan cepat menyebar luas ditengah-tengah masyarakat, yang menyebarluaskannya melalui media seperti radio, televisi, surat kabar, majalah, dan lain-lain.

Istilah populer berhubungan dengan musik rakyat, foklor atau lagu rakyat yang dinyanyikan, diterima oleh sekelompok masyarakat dan merupakan nyanyian yang disukai oleh masyarakat tersebut. Lagu pop, jenis lagu yang sedang dan paling populer di masyarakat pada suatu priode tertentu. Biasanya akrab dengan dunia remaja dan cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi.

Mungkin dari segi keetnisan “musik populer” masa kini yaitu musik pop/rock tidak dapat disebut folklor ,

(21)

tradisional Batak Toba dengan musik Barat, berinteraksi melalui masuknya lembaga Gereja. Munculnya budaya musik populer Batak Toba mempunyai berbagai fungsi seperti hiburan, inkulturasi budaya, ekonomi, estetika dan lain-lainnya.

Salah satu jenis musik populer daerah (secara umum) disebut “pop daerah”. Musik ini merupakan versi daerah (regional) dari musik pop indonesia. Musik pop daerah dekat (dan kadang-kadang sama) dengan pop Indonesia dari segi melodi, harmoni,instrumentasi dasar, dan sebagainya. Disebut sebagai musik “ pop daerah “ yang berasal dari daerah tertentu bukan disebut sebagai “pop indonesia” justru karena musiknya menggunakan bahasa lokal dan kadang-kadang menggunakan instrumen atau timbre yang dianggap khas daerah tersebut.

Musik populer Batak Toba adalah musik yang tumbuh dan berkembang ditengah-tengah masyarakat Batak Toba. Lirik lagunya menggunakan bahasa Batak Toba dan perpaduan dua ensambel antara musik tradisi Batak Toba dan musik Barat atau mencakup musik tradisional dan musik populer. Dalam perkembangannya dibantu oleh berbagai media massa.

(22)

Seiring dengan perkembangan musik populer Batak Toba , maka terjadi kecenderungan usaha untuk menggunakan gendre atau gaya-gaya musik yang sedang digemari masyarakat sekarang. Penggunaan musik populer yang lazim misalnya: pop,rock,disco,jazz,country, dangdut dan lain-lain, dapat dilihat dari jenis penjualan kaset di toko-toko kaset. Kaset-kaset musik populer Batak Toba diproduksi dengan berbagai gaya musik.

Perubahan musik tradisional Batak Toba terjadi sejak masuknya agama Kristen ke tanah Batak, semenjak kedatangan misionaris asal Jerman yang bernama I.L. Nomensen tepatnya pada tanggal 7 November 1863 kedaerah Silindung. Kedatangan misionaris-misionaris khususnya I.L. Nomensen yang sukses menyebarkan agama Kristen, berdampak pada masyarakat Batak Toba yang sudah menganut agama Kristen. Mereka mulai menyanyikan lagu-lagu gereja. Hingga sekarang sudah banyak lagu-lagu gereja yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia melalui buku-buku nyanyian rohani. Di antaranya

Chorale Jerman yang berjudul Ein Feste Burg ciptaan Martin Luther, pada tahun 1525. Pada bagian lampiran 3, lagu Ein Feste Burg telah diaransir kembali oleh J.S Bach pada tahun 1716 yang kemudian diterjemahkan pada buku

KidungJemaat, yang berjudul Allahmu benteng yang teguh, yang juga terdapat dalam bahasa Batak Toba , pada buku ende yang berjudul Ende Taringot tu Harajaon ni Debata.

(23)

yang menggunakan harmoni sistem Barat yaitu lagu-lagu gereja pada iringan musik saat kebaktian yang menggunakan melodi Barat. Hal ini dikarenakan para misionaris lebih menekankan pendidikan melalui musik karena mereka menganggap orang Batak terkenal suka nyanyian, seiring perkembangannya kemudian dengan menggunakan lirik lagunya dalam bahasa Batak Toba. Sistem harmoni Barat itu dibawa oleh para misionaris kedalam gereja Batak yang di adopsi masyarakat Batak Toba hingga muncul dalam lagu Batak Toba yang wilayah nadanya sudah mulai berkembang. Yang didukung oleh pendapat Hodges bahwa kristenisasi, urbanisasi,modernisasi dikalangan orang Batak Toba lebih kurang terjadi secara bersamaan dengan kecepatan yang luar biasa

Masuknya kebudayaan modern besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan musik Batak Toba. Seni populer dalam keadaan tertentu, membuat perubahan pada bentuk asli seni tradisional dengan berbagai cara: ada yang muncul sebagai tiruan dan kontinuitas dari seni tradisional, ada pula yang muncul dalam bentuk

.

(24)

baru, seperti pada musik populer Batak Toba. Ada beberapa yang menggabungkan atau memasukkan unsur musik tradisional, dan tidak jarang pula muncul dalam bentuk baru atau hasil kreativitas. Pda umumnya setelah pengaruh adanya persinggungan dengan budaya musik Barat, berbagai elemen baru ini masuk kedalam musik populer Batak Toba. Perkembangan sistem komunikasi mengambil peran, sehingga seni dapat tersebar dengan meluas dinikmati dan diminati. Setelah ditemukannya media komunikasi seperti radio, televisi, internet, dan peran industri musik populer maka seni musik populer Batak Toba meluas persebarannya. Bahkan seni ini sudah diminati baik oleh masyarakat Batak Toba yang juga turut mendukung keberadannya atau minimal sebagai peminat musik populer Batak Toba.

Perkembangan dari sektor teknologi tentunya berimbas pada perubahan musik Batak Toba. Terutama sejak hadirnya radio siaran yang resmi berdiri tanggal 16 juni 1925 di Batavia (sekarang Jakarta). sejak masuknya radio di Indonesia yang merupakan titik awal perkembangan musik populer Batak Toba.

(25)

Pada masa ini di kota Medan, lagu-lagu Batak yang mulai diperdengarkan melalui radio, dimana untuk pertama kalinya muncul pada tanggal 10 Januari 1939 yang dimainkan oleh musik band Batak Hawaii Tapiannauli pimpinan F.Toenggoel Hutabarat akan tetapi tidak ada keterangan yang pasti tentang musik apa yang disiarkan pertama kali. Pada masa ini musikpopuler Batak Toba mulai diperdengarkan di radio, yang pada awalnya direkam pada bentuk piringan hitam, adalah karya –karya Romulus Lumbantobing(ayah dari Gordon Lumbantobing). Dialah orang Batak yang pertama merekam lagu-lagunya ke dalam piringan hitam.

Nama-nama seperti Nahum Situmorang dengan lagunya Sitogol, Alusi Au dan Lissoi, Siddik Sitompul (Sdis) O Tano Batak, Ismail Hutajulu, Marihot Hutabarat Dago Inang Sarge, Cornel Simanjuntak O Ale Alogo adalah komponis Batak Toba dari era 1940-an. Mereka dianggap sebagai pelopor lagu populer Batak Toba. Sebagian besar musik mereka memiliki struktur melodi dan harmoni musik Barat. Kebanyakan syair pada lagu-lagu mereka disusun dalam bahasa Batak Toba yang disebut dengan gaya Tapanoeli Modern. Hal ini dapat dilihat dari lagu yang berjudul Lissoi, lagu ini digarap oleh Nahum Situmorang dalam irama Waltz dengan metrum ¾ yang pada musik klasik Barat, meter 3/4

Munculnya siaran radio di Indonesia pada tahun 1925, dapat dikatakan masyarakat negeri ini mulai mengenal industri musik modern. Disiarkannya

disebut sebagai irama Waltz.

(26)

musik keroncong, lagu Melayu, orkes gambus, gaya Hawaiian dan lain-lain dapat didengar oleh lapisan masyarakat luas. Pendengar siaran radio juga terkena imbas gaya musik populer dari belahan dunia lain terutama Eropa, Amerika, Amerika Latin dan Caribia33. Satu reputasi yang membanggakan bagi orang-orang Batak turut sertanya Nahum Situmorang dalam barisan Perintis Kemerdekaan sebagai anggota Kongres Pemuda pada tahun 1928 dan mengikuti sayembara untuk menciptakan lagu Kebangsaan. Meskipun sebagai pemenang ke dua (dimenangkan W.R . Supratman) tetapi prestasi tersebut cukup membuat harum nama orang-orang Batak dalam musik dan juga sebagai motivator terhadap pemusik-pemusik orang Batak yang lainya untuk mencipta, bernyanyi dan bermain musik34. Tidak hanya sebatas sayembara tingkat Nasional, Nahum Situmorang di tingkat daerah juga berperan sangat aktif. Nahum sering mengikuti sayembara/perlombaan yang diselenggarakan di Medan, hal ini dibuktikannya dengan memenangkan sayembara Sumatera Keroncong Concours tahun 1936 di Medan35

Masa itu pada situasi yang lain pencipta dan pemusik orang-orang Batak semakin menunjukkan kinerjanya dalam musik. Beberapa tokoh orang Batak yang

.

Beberapa lagu Batak yang sudah diciptakan pada masa ini adalah Tumba Goreng salah satu lagu yang terkenal dari Nahum diciptakannya pada tahun 1932, yang dipimpin oleh Raja Buntal Sinambela. Sabatolang (Sipirok 6 Februari 1939), Tung Sega Do (Laguboti 10 Desember 1939) ciptaan dari Ismail Hutajulu.

33

Ibid, 2009 34

Nahum’s Songs. Kumpulan Lagu Tapanuli Modern Ciptaan Nahum Situmorang. Jakarta, Yayasan Pewaris Nahum Situmorang, 1994

35

(27)

lain aktif membina permainan musik di luar kota Medan adalah Ismail Hutajulu (pencipta lagu- lagu Tapanuli). Ismail Hutajulu dan Adian Silalahi membawa seperangkat instrumen musik tiup ke desa Tambunan Balige. Adian Silalahi kemudian mengumpulkan beberapa pemuda untuk dibina dan dididik memainkan instrumen musik tiup di kedai-kedai kopi dan di rumah kediaman penduduk secara non formal. Menyaksikan binaan dan didikan tersebut, maka seorang penduduk di desa Tambunan memberikan seperangkat instrumen tiup yang dibeli dari Amerika. Akhirnya dibentuklah ensambel tiup di desa ini, yang sering difungsikan sebagai mengiringi kebaktian di gereja dan hiburan untuk berbagai kegiatan seperti pertandingan olah raga antar desa atau kecamatan. Anggota dari ensambel musik tiup ini terdiri dari para pemuda, orang tua36

Sejak hadirnya Ismail Hutajulu dan Adian Silalahi, ensambel musik tiup di desa Tambunan lebih hidup khususnya di luar gereja pada kegiatan pesta perkawinan. Pemakaian partitur dalam membaca notasi balok sangat ditekankan kepada semua pemain musik. Tetapi Adian Silalahi juga mengajarkan beberapa lagu rakyat yang dihafal oleh setiap pemain untuk kebutuhan acara-acara hiburan

.

37

Sementara itu Romulus Lumbantobing pada tahun 1936 mengadakan perjalanan ke Singapura dan bandnya yang baru Hot Stompers, merekam 40 lagu-lagu keroncong diatas piringan hitam dan terjual di seluruh Indonesia.

.

36

Teddy Jaya Simanjuntak. “Respon Masyarakat Batak Toba Atas Masuknya Instrumen Saksofon Dalam Lagu-Lagu Populer Batak Toba. Medan, skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Univ HKBP Nommensen, 2004

37

(28)

Setelah perjalanannya dari Singapura ia kembali ke Medan dan membentuk band namanya Jolly Syncopators dengan gaya Hawaiian dimana para pemain musiknya terdiri dari musisi orang-orang Batak yang tampil di sekitar Medan selama beberapa tahun.

Tokoh lain yang juga aktif pada dekade ini adalah Taralamsyah Saragih (1918-1993), beliau aktif di dunia seni suara dan tari. Ia menjadi pemimpin kelompok musik Siantar Hawaiian Band dan orkes keroncong (1936-1941) di kota Pematang Siantar. Berhasil merekam 6 piringan hitam (Odeon) berisikan lagu-lagu daerah Simalungun dan Karo.

Tahun 1939 siaran radio38 dimulai di kota Medan, band Batak Hawaiian Tapiannaoeli pimpinan F. Toenggoel Hutabarat untuk pertama kali disiarkan39

Pada masa 1940-an lagu-lagu perjuangan seperti Butet, Mariam Tomong, Erkata Bedil, Piso Surit, Inang Sarge dan sebagainya adalah lagu-lagu yang populer pada masa itu di Sumatera Utara dan khususnya di Medan. Lagu

. Catatan ini tidak menerangkan tentang musik apa yang dimainkan mereka, tetapi berdasarkan nama band yang digunakan kemungkinan mereka membawakan lagu-lagu bergaya Hawaiian, k eroncong atau musik yang sejenis.

38

Radio adalah medium terpenting untuk penyebarluasan rekaman musik populer pada 1930-an. Lagu Melayu yang direkam dan disiarkan di radio didominasi oleh tiga jenis orkes utama dekade 1930-an: orkes harmonium, orkes gambus, dan orkes Melayu. Musisi tiga jenis orkes ini berperan membangun fondasi dangdut, sementara musisi pop (populer Barat), langgam (populer daerah), keroncong (group musik dawai), lagu-lagu Tapanuli atau ensambel-ensambel regional Melayu apapun, cenderung tidak begitu aktif dalam dangdut (Weintraub, 2012: 39-40).

39

(29)

Butet juga sering dinyanyikan Gesang dan groupnya Bintang Surabaya pada saatsaat bernyanyi keliling di pulau Jawa40

Dapat dikatakan juga masa 1940-1960 ini sebagai masa-masa awal yang sangat aktif dari penciptaan dari lagu-lagu populer Batak. Beberapa lagu-lagu populer Batak dari Ismail Hutajulu yang dikenal oleh orang-orang Batak pada masa itu antara lain; Tillo-Tillo (Balige 2 September 1942), Pamola-Mola (Balige 4 September 1943), Mangoli Ahu (Parongil 12 Juni 1942), Lungun (Sumbul 5 Oktober 1942), Ala Tipang (3 Maret 1942), Di Duda Sega (5 Maret 1942), Di

.

Sementara itu lagu-lagu populer Batak ciptaan komponis Nahum Situmorang dan nyanyian Karo ciptaan Jaga Depari mulai populer, dan banyak menarik perhatian komponis Cornel Simanjuntak yang banyak menciptakan lagu lagu perjuangan, selalu diperingati dengan menampilkan ciptaan-ciptaanny. Suatu hal yang menarik dengan Nahum pada dekade ini, lagu perjuangannya yang berjudul Gyugun Laskar Rakyat yang diciptakannya pada tahun 1944 melodinya disadur menjadi lagu Hallo-Hallo Bandung.

Dapat disebutkan di sini pencipta utama lagu-lagu populer Batak dekade 1940-1950 adalah Sidik Sitompul (1904-1974) (populer dikenal S Dis), Nahum Situmorang (1908-1969), Ismail Hutajulu, Cornel Simanjuntak (1920-1946), Taralamsyah Saragi (1918-1993). Masa ini juga ditandai dengan pergolakan dan perubahan sosial politik yang luar biasa termasuk perang dunia ke dua, pendudukan Jepang di Indonesia, deklarasi kemerdekaan 1945 dari Belanda dan perang kemerdekaan.

40

(30)

Gotap Ho (Sidikalang 17 April 1942)41, We Radja Doli (Sidikalang 2 September 1942)127. Pada saat ini juga Taralamsyah Saragih menjadi pemimpin kelompok musik Siantar Geki (1942-1946), membantu musik tentara Kutaraja (19491951)42

Pada dekade ini muncul Gordon Tobing (1925-1993), seorang tokoh yang sangat aktif dalam dunia musik, yang kemudian akan membawa harum nama bangsa Indonesia pada masa 1950-an di dunia lewat suarannya. Gordon Tobing sebagai vokalis sangat terkenal, yang mulai naik pentas pada permulaan tahun 1940-an, khususnya dalam memperkenalkan lagu-lagu rakyat Indonesia dan lagu lagu Batak, sejak masa mudanya sudah yakin bahwa lagu-lagu rakyat tetap dapat bertahan dan tetap dapat diterima serta dinikmati bilamana aransemennya dapat disesuaikan dengan zamannya

.

43

Setelah Kemerdekaan Indonesia, keberadaan musik tiup di Balige yang dibina ole Ismail Hutajulu dan Adian Silalahi semakin berkembang dan diperluas untuk seni pertunjukan opera. Para pemain opera dengan pemain musik tiup bekerja sama menyelaraskan iringan untuk lagu rakyat. Ensambel tiup dianggap sebagai pengiring permainan musik tradisi untuk mengiringi jalannya cerita-cerita rakyat yang dibawakan. Instrumen yang dimainkan dalam ensambel musik tiup ini terdiri dari trumpet sopran dan alto (sistem klep), trombone bariton dan

trombone tenor, tuba, bassoon dan bass drum double headed. Sejak kehadiran Ismail Hutajulu dan Adian Silalahi ensambel musik tiup ini semakin menuju

.

41

Kumpulan Lagu-Lagu Batak Jilid I, 2005 42

geoogle. Com, 2013. 43

(31)

professional yang diberi nama Verenighing Music Silalahi yang berlokasi di desa Tambunan44

Pencipta musik populer Batak pada tahun 1950-an semakin meningkat. Masa paling aktif dari Nahum Situmorang menciptakan lagu-lagunya, sampai dengan tahun 1960 ada sekitar kurang lebih 100 judul lagu-lagu Batak yang diciptakannya, beberapa diantaranya yang dikenal oleh masyarakat adalah Andor Gotillo, Ansideng-Ansideng, Borhat Ma Si Doli Tu Luat Na Dao, Bulan

Pardomuan, Dengke Julung-Julung, Di Ingot Ho Dope, Dorma Sijunde Do

Sihabiaran, Endengkon Di Radio Bege, Ee.. Dang Maila Ho, Indot Do Pahu,

Napinalu Tulila, Nunga Lao Nunga Lao, O Doli-Doli, Partungkang dan lain lain

.

45

Demikian juga dengan Ismail Hutajulu, ada sekitar 32 judul lagu yang diciptakannya pada masa tersebut. Sedangkan Taralamsyah Saragih dari data-data yang dapat dikumpulkan oleh penulis telah menciptakan lagu-lagu Batak dalam bahasa sub-suku Simalungun antara lain; Eta Mangalap Boru, Parmaluan, Hiranan, Inggou Parlajang, Tarluda, Parsonduk Dua, Padan Na, So

Suhun,Tading Maetek, Parmuhunan, Paima Na So Saud, Sihala Sitaromtom,

Sanggulung Balunbalun, Ririd Panonggor, Marsalop Ari, Munguti Namatua,

Pindah-Pindah, Inggou Mariah, Huhur Marsirahutan, Poldung Sirotap, Padan,

Bujur Jehan, Simodak Odak. Setelah mengadakan siaran berkala lagu-lagu daerah Simalungun di RRI Medan, pada tahun 1959 ia membentuk orkes Na Laingan

.

44

(32)

untuk musik Simalungun dan merekan lagu-lagu Simalungun dan Karo ke dalam piringan hitam Lokananta46

Lagu-lagu mereka sangat digemari, terutama lagu Batak, dan lagu-lagu Rohani Batak yang diambil dari buku Ende. Dari masa ke masa Trio Golden

.

Sejak tahun 1953 Gordon Tobing sebagai seorang seniman dan pejuang bangsa telah berhasil memperkenalkan nama Indonesia di forum internasional melalui lagu-lagu dalam bahasa Batak antara lain Butet, Mariam Tomong, Lisoi, O Tao Na Tio, lagu-lagu rakyat Indonseia antara lain “Tja-Tja Marica-Nona Manis-Potong Bebek Angsa” di benua Eropa, Afrika, Asia, Amerika Latin dan Australia. Gordon bahkan meninggalkan lagu-lagu tersebut dalam bentuk rekaman untuk studio-studio radio dan TV setempat. Berpuluh-puluh kota telah dikunjunginya antara lain Tokyo, Osaka, Shanghai, Manila, Phnom Phenh, Bangkok, Karatji, Kairo, Alexandria, Berlin, Warsawa, Praha, Bukares, Budapes, Moskow, Amsterdam, Habana, Meksiko, Kuala Lumpur, Singapura, Perth dan lain-lain.

Tahun 1970 Dakka Hutagalung muncul dengan karya karyanya yang sangat kita akrab kita dengar hingga sekarang. Karir Dakka Hutagalung di mulai dengan membentuk Trio pada yang diberi nama Trio Golden Heart. Personil trio Golden Heart tersebut adalah : Dakka Hutagalung, Star pangaribuan, Ronald Tobing. Sekalipun ada beberapa grop dan penyanyi Batak yang juga dikenal pada masa itu, namun Trio Golden Heart memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Batak.

46

(33)

Heart tidak hanya menghasilkan lagu-lagu batak saja, namun juga album pop Indonesia, irama Melayu, bahkan Dangdut. Namun album Batak tetaplah mendominasi, dan menjadi trademark mereka. Selama kiprahnya, Trio Golden Heart telah menghasilkan 28 album yang terdiri dari lagu pop Batak, Rohani, Melayu, bahkan irama dangdut juga ada. Pada masa Dakka Hutagalung membentuk Trio Golden Heart, Ia sudah mulai mencipta lagu-lagu pop Batak dengan berbagai tema kehidupan.

Penggunaan instrumentasi dalam musik popular Batak awalnya memakai instrumen-instrumen akustik. Hal ini dapat kita lihat dari latar belakang sebelumnya dimana instrumen musik keroncong sangat mempengaruhi orang-orang Batak. Instrumen-instrumen tersebut antara lain: gitar, ukulele, biola dan akordion dan lain-lain. Instrumen gitar akustik juga memegang peranan yang sangat penting sebagai instrmen pengiring lagu-lagu populer Batak pada masa itu. Selain pengiring juga sebagai pembawa melodi saat dua gitar dimainkan (melodi intro, musik tengah atau mengisi bagian-bagian lagu pada birama-birama misalnya akhir lagu) ataupun digunakan sebagai iringan bas. Didalam menciptakan lagu Dakka Hutagalung menggunakan Gitar Akustik sebagai media pendukung di dalam mencipta lagu. Begitu juga dengan alat musik Trio Golden Heart adalah gitar akustik.

(34)

satu-satunya trio yang berhasil masuk dapur rekaman. Lagu lagu ciptakan Dakka Hutagalung diterima baik oleh masyrakat batak Toba pada saat itu. Hingga saat ini Dakka Hutagalung masi aktif di dalam menciptakan lagu, baik lagu Batak maupun lagu-lagu Indonesia.

Melalui wawancara dengan Dakka Hutagalung hal-hal yang mempengaruhi beliau di dalam mencita lagu adalah: kisah pribadi, permintaan konsumen dan kehidupan masyarakat budaya Batak Toba. Dakka berkata “ ciptaan saya yang paling banyak itu pada tahun 1983 sampai tahun 2000 dikarenakan banyaknya para penyanyi yang meminta menciptakan lagu untuk mereka bawakan sesuai dengan permintaan mereka” (wawancara 1 juni 2016). Dalam mencipta lagu Dakka berkata “saya sangat mandiri di dalam mencipta lagu, saya sanagat berusaha untuk tidak meniru karya orang lain, saya menciptakann lagu sesuai dengan warna, karakter dan berdasarkan apa yang saya pikirkan saja”.

Hingga sekarang ciptaan Dakka Hutagalung sudah mencapai 250 buah lagu. Itu terdiri dari berbagai tema kehidupan, diantaranya tema percintaan, tema kasih sayang anak terhadap anak, keindahan alam dan juga lagu rohani.

3.6 Ende dalam masyarakat Batak Toba

Nyanyian-nyanyian rakyat dari Masyarakakat Batak Toba sering disebut juga dengan ende47

47

(35)

lain:

1) Ende Parorot (lagu pengasuh), meliputi Ende Mandideng (nina bobo)-lagu untuk mendorong anak-anak tidur, serta lagu-lagu yang dinyanyikan sambil bermain dengan anak anak yang masih muda untuk mendorong mereka tumbuh sehat dan kuat. Ende Sipaingot (pesan)-lagu-lagu yang paling sering dinyanyikan oleh seorang ibu untuk anak perempuannnya yang akan melangsungkan pernikahan. Lirik lagunya menyampaikan rekomendasi untuk tugas sebagai istri kepada suami, orang tua, sikap yang tepat dari istri, cara merawat rumah. 2) Ende Pargaulan (lagu cinta, pacaran), sering ringan, menggoda hati, lagu antara kelompok campuran dari orang-orang muda secara solo- chorus.

3) Ende Tumba/Embas, lagu-lagu yang dinyanyiakan orang muda sebagai iringan untuk tari tumba atau embas, menari sambil membuat lingkaran di halaman kampung (halaman ni huta) pada hari-hari menjelang pernikahan pasangan muda. Gadis remaja membentuk lingkaran dalam dan remaja laki-laki membentuk lingkaran luar sekitar gadis-gadis. Sebuah keranjang beras yang sudah lama difungsikan sebagai gendang dan penari bertepuk tangan bersama di bawah paha mereka sambil bergerak sesuai lingkaran dengan lambat ke kanan dan ke kiri. Nyanyian itu sering merupakan solo-chorus, liriknya juga spontan diciptakan, dan penyanyi menggunakan lagu ini sebagai cara memberikan nasehat kepada pasangan yang akan menikah, menggoda satu sama lain, atau sebagai cara mengekspresikan keinginan terbaik dan perpisahan bagi mereka yang statusnya segera berubah.

(36)

4) Ende Sibaran (lagu sedih, penderitaan, atau nasib buruk), terdiri dari banyak sub genre yang spesifik untuk keadaan penyanyi, apakah itu nasib buruk, kemiskinan, penyakit, atau kesedihan atas kematian, dinyanyikan secara solo. Melalui lagu-lagu penyanyi akan menceritakan kisah mereka sebagai cara memunculkan simpati dari pendengar tetapi juga sebagai cara untuk mengekspresikan dan melepaskan mereka dari kesedihan. Adalah umum dari lagu ini disertai dengan menangis-baik oleh penyanyi dan mungkin bagi orang-orang yang mendengarkan.

5) Ende Pasu-pasu (lagu berkat), lagu-lagu yang sering dinyanyikan oleh orang tua yang lanjut usia yang ditujukan kepada keturunannya. Mereka menyatakan harapan bahwa para dewa akan memberkati dan melindungi, memperkuat dan meningkatkan generasi sekarang dan masa depan keturunan/marga mereka.

(37)

ratapan yang dinyanyikan saat mengembala (andung parmahan), bekerja di ladang (andung parbabo), ketika terlibat di dalam menenun ulos (andung martonun), mengnyadap tuak (andung paragat), lagu ratapan saat akan menikah (andung ni boru muli) saat dinyanyikan calon pengantin pada saat menjelang pernikahan, sebagai sebuah keluh kesah, yang ditujukan kepada ibunya dan keluarga pada saat berkumpul, menyatakan kesedihan dia akan meninggalkan keakraban keluarganya untuk memulai hidup baru dengan suaminya.

Di luar genre dari ende tradisional diatas, ada ende yang berhubungan dengan kegiatan mendayung solu bolon (sampan besar tradisional) saat melakukan perjalanan di atas perairan Danau Toba, lagu-lagu yang dikenal secara kolektif sebagai ende ni parluga, dan ende mencari pekerjaan, makanan dan penginapan (ende ni pangardang).

Dalam perkembangan awal dari musik populer Batak, jenis ende-ende di atas banyak menginspirasi para pencipta-pencipta awal dari musik populer Batak. Sebagai contoh ende parorot yang menginspirasi para pencipta antara lain Modom Ma Damang (diciptakan 29 September 1957) oleh Ismail Hutajulu, Modom Ma Damang Unsok oleh Nahum Situmorang. Ende tumba antara lain Tumba Do, Tumba Goreng oleh Nahum48

Untuk ende sibaran cukup banyak tercipta, antara lain Sulu Di Na Golap judul lain Pandokkon Ni Sibaran (Medan 25 Desember 1955), Ro Do Au Mandulo Ho (Indrapura, 2 Mei 1953), Marbahir (Sibolga, 5 September 1978) oleh Ismail Hutajulu. Nahum juga terinspirasi oleh ende sibaran antara lain; Sada Ma

.

48

(38)

Ilungki, Sapata Ni Si Doli, Na Hinali Bangkudu, Sapata Ni Napuran, Tumagon

Na Ma Mate, oleh Dakka Hutagalung Dang Turpukkta Hamoraon (1978),

Boasa(trio Goleden Heart,1974), Di Dia Rongkappi (1978), oleh Paul Hutabarat

Molo Huingot Sude, oleh Firman Marpaung Bulan Pardomuan, Sun Napuranna, oleh Gongga Sitompul Sirang marale-ale dan banyak lagi oleh pencipta-pencipta lainnya

BAB IV

BIOGRAFI DAKKA HUTAGALUNG 4.1 Biografi

(39)

penting, yang dipaparkan lebih detail dan tentu saja dituliskan dengan penulisan yang baik dan jelas.

Sebuah biografi biasanya menganalisia dan menerangkan kejadian -kejadian pada hidup seorang tokoh yang menjadi objek pembahasannya. Dengan membaca biografi, pembaca akan menemukan hubungan keterangan dari tindakan yang dilakukan dalam kehidupan seseorang tersebut, juga mengenai cerita -cerita atau pengalaman -pengalaman selama hidupnya. Suatu karya biografi biasanya becerita tentang kehidupan orang terkenal dan orang tidak terkenal, dan biasanya biografi tentang orang yang tidak terkenal akan menjadikan orang tersebut dikenal secara luas, jika didalam biografinya terdapat sesuatu yang menarik untuk disimak oleh pembacanya, namun demikian biasanya biografi hanya berfokus pada orang -orang atau tokoh-tokoh terkenalsaja.Tulisan biografi biasanya bercerita mengenai seorang tokoh yang sudah meninggal dunia, namun tidak jarang juga mengenai orang atau tokoh yang masih hidup. Banyak biografi yang ditulis secara kronologis atau memiliki suatu alur tertentu, misalnya memulai dengan menceritakan masa anak-anak sampai masa dewasa seseorang, namun ada juga beberapa biografi yang lebih berfokus pada suatu topik-topik pencapaian tertentu.Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping koran. Sedangkan bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku-buku referensi atau sejarah yang memaparkan peranan subjek biografi tersebut.

(40)

fakta-fakta utama mengenai kehidupan orang tersebut; (c) Mulailah dengan ensiklopedia dan catatan waktu.

Sebelum menuliskan sebuah biografi seseorang, ada beberapa pertanyaan yang dapat dijadikan pertimbangan, misalnya:

(a) Apa yang membuat orang tersebut istimewa atau menarik untuk dibahas. (b) Dampak apa yang telah beliau lakukan bagi dunia atau dalam suatu bidang

tertentu juga bagi orang lain.

(c) Sifat apa yang akan sering penulis gunakan untuk menggambarkan orang tersebut.

(d) Contoh apa yang dapat dilihat dari hidupnya yang menggambarkan sifat tersebut.

(e) Kejadian apa yang membentuk atau mengubah kehidupan orang tersebut. (f) Apakah beliau memiliki banyak jalan keluar untuk mengatasi masalah

dalam hidupnya.

(g) Apakah beliau mengatasi masalahnya dengan mengambil resiko,atau karena keberuntungan.

(41)

Berikut ciri-ciri biografi :

1. Biografi memiliki struktur yang terdiri atas : orientasi, peristiwa atau masalah, serta reorientasi.

2. Biografi memuat berdasarkan informasi fakta serta disajikan dalam bentuk narasi.

3. Faktualnya (fakta) berdasarkan pengalaman hidup seseorang yang diceritakan dalam tokoh biografi tersebut.

4 hal yang harus dicermati dalam teks biografi, yaitu : 1. Judul biografi

2. Hal yang menarik serta mengesankan yang ditampilkan dalam kehidupan tokoh yang diceritakan

3. Hal yang mengagumkan serta mengharukan yang muncul dalam kehidupan tokoh yang diceritakan

4. Hal yang dapat dicontoh atau diteladani dari kehidupan tokoh.

Struktur teks biografi yang terdiri dari orientasi, peristiwa dan masalah, reorientasi.

1. Orientasi Berikut

(42)

2. Peristiwa dan Masalah

Bagian peristiwa atau kejadian merupakan bagian yang berisi tentang sebuah peristiwa atau kejadian yang pernah dialami, termasuk didalamnya memuat tentang masalah yang pernah dihadapinya dalam mencapai tujuan serta cita-citanya. Hal-hal yang menarik, mengagumkan, mengesankan, dan mengharukan yang pernah dialami tokoh juga diuraikan dalam bagian ini.

3. Reorientasi

Reorientasi merupakan bagian penutup. Bagian ini berisi tentang pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan tersebut. Reorientasi bersifat opsional, yang artinya pada bagian ini boleh ada atau tidak. (

http://woocara.blogspot.com/2015/05/pengertian-biografi-ciri-ciri-biografi-struktur-teks-biografi.html#ixzz4QAatsaU5)

4.2 Biografi Dakka Hutagalung

(43)

yang bernama Titi Hutagalung. Perkerjaan orang tua dari Dakka Hutagalung adalah anggota TNI-AD.

Nama Dakka diambil dari kenyataan, ketika Dakka Hutagalung lahir jari tangannya bercabang (jempol pada tangan kiri), atau disebut Hiperdakkiti (hiperdakkiti disebut bila jumlah jarinya enam). Dalam bahasa Batak bercabang diartikan Dakka, karena lahir dalam kondisi hiperdakkiti itu, maka orang tuanya memberi nama Dakka. Ia memulai pendidikannya di salah satu Sekolah Dasar di kota Medan. Kegiatan Dakka sedari kecil Dakka suka menyanyi dan bermain gitar. Lalu Dakka Hutagalung melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama di kota Medan. Ia bersekolah di SMP Negeri 6 Medan, di sekolah tersebut semakin terlihat bakat dari seorang Dakka Hutagalung, terlihat dengan banyak nya prestasi yang Ia peroleh dalam ajang seni yang diikuti dari sekolah tersebut.Sewaktu masih sekolah di SMP dia pernah menjadi juara kedua nyanyi (vokal solo) dalam ajang Pesta Paduan Suara gerejawi (Perparawi) yang diadakan di Medan. Pada masa mengikuti pendidikan SMA yang juga di medan Dakka Hutagalung semakin menekuni dunia seni dengan ikut paduan suara di gereja sebagai paduan suara Naposo Bulung. Dakka Hutagalung juga sering menjadi pelatih Vocal Grop di berbagai gereja pada masa itu,dan dapat menambah penghasilan buat Dakka Hutagalung dan keluarga. Namun peristiwa

G-30-S/PKI membuat semuanya berantakan. Dakka akhirnya merantau ke Jakarta

untuk melanjutkan sekolah. Tetapi memang minatnya sudah ke musik. Hanya

(44)

Dakka Hutagalung juga pernah menduduki perkuliahan di salah satu Akademi Bahasa Asing di Bandung. Ia memilih jurusan Bahasa Inggris, akan tetapi kegiatan seni lebih banyak menyita waktu sehingga Dakka Hutagalung tidak bisa menyelesaikan pendidikannya. Selanjutnya Dakka Hutagalung kembali mengikuti pendidikan di Akademi Musik di Taman Ismail Marzuki Jakarta.

Pada tahun 1970 Dakka Hutagalung membentuk satu Trio Batak yang diberi nama Trio Golden Heart. Personil grup penyanyi trio ini adalah: Dakka Hutagalung, Star Pangaribuan, dan Ronald Tobing.Sekalipun ada beberapa vocal group dan penyanyi Batak yang juga terkenal di masa itu, namun Trio Golden Heart memiliki tempat tersendiri di hati banyak masyarakat Batak.

Gambar 4.1 Sampul Album Trio Golden Heart Sumber : Arsip Dakka Hutagalung

(45)

Heart tidak hanya menghasilkan album lagu-lagu Batak, namun juga album pop Indonesia, irama Melayu, bahkan dangdut. Namun album Batak tetaplah mendominasi, dan menjadi trademark mereka. Selama kiprahnya, Trio Golden Heart telah menghasilkan 28 album terdiri dari pop Batak, rohani, Melayu. Bahkan irama dangdut juga ada. Pada masa Dakka Hutagalung membentuk trio Golden Heart, Ia sudah mulai mencipta lagu-lagu pop Batak dengan berbagai tema kehidupan.

Terbentuknya Trio Golden Heart adalah karena banyak orang Batak Toba (termasuk Trio Goden Heart)tidak merasa nyaman untuktampil solo dan sudah membudaya untuk bernyanyi secara bersama – sama. Atas dasar inilah dibentuk kelompok bernyanyi untuk menutupi kekurangan satu denganyag lain (wawancara 1 Juni 2016).

Beberapa judul lagu yang dinyanyikan oleh Trio Golden Heart : 1. Aha

11.Hu Andung ma Damang 12.O Tulang

13.Kota Siantar 14.Sing Sing So

15.On Ma Hape Tikkina Sirang 16.Di Jou Ma Au

(46)

21.Aut Au Nappuna Bulan 22.Didia Rokkaphi

23.Dang Turpukta Hamoraon

Gambar 4.2 Sampul Album Trio Golden Heart – Ro Pe Au Inang Sumber : pencarian internet

Dan masih banyak lagi judul-judul lagu yang di bawakan oleh Trio Golden Heart. Dakka Hutagalung berkata bahwa Trio Golden Heart adalah Trio yang pertama sekali memasuki dapur rekaman kala itu untuk lagu-lagu Batak Toba, walaupun pada masa sebelumnya tahun 1950-an sudah muncul trio The King, pimpinan Gongga Sitompul yang cukup terkenal pada masa itu tetapi tidak sampai kedapur rekaman. Pada masa bergabung dengan Trio Golden Heart Dakka Hutagalung sudah mulai mencipa lagu, Motivasi Dakka Hutagalung adalah ayahnya. Karya pertama sekali yang diciptakan bersama dengan Sang Ayah yaitu “Sibaganding Tua” yang dinyanyikan pertama kali oleh Trio Golden Heart. Akan tetapi lagu yang dinyanyikan Golden Heart tidak semuanya hasil ciptaan dari Dakka Hutagalung. Trio Golden Heart mengeluarkan sampai 28 album yang direkam dalam piringan hitam. Iringan musik Trio Golden Heart umumnya menggunakan istrumen gitar akustik.

(47)

hanya diiringi dengan tiga gitar, dalam pengembangannya lewat televisi Republik Indonesia kemudian radio Republik Indonesia dan pers, akan tetapi pers lebih berperan diwilayah Sumatera Utara, karena personil Trio Golden Heart belum pernah ke Sumatera Utara pada waktu itu, jadi produser yang melakukan promosi lewat pers di Sumatera Utara pada waktu itu, seperti Koran waspada, mimbar umum yang mempromosikan show pertama Trio Golden Heart tepatnya tahun 73 di Sumatera Utara.

Dakka Hutagalung menikah dengan seorang wanita cantik dari suku Banten yang bernama Irma Sumaya yang sudah diangkat menjadi boru Batak, di angkat menjadi pariban dari Dakka Hutagalung sendiri yaitu Sitompul. Mereka memiliki 6 orang anak yang sudah beranjak dewasa bahkan sudah ada yang berumah tangga, (Tio Hutagalung, Pasomara Hutagalung, Esta Hutagalung, Romi Hutagalung, Modhi Hutagalung, dan Bram Hutagalung). Anak pertama sampai dengan anak ke empat sudah menikah, sementara anak ke lima bekerja dan anak ke 6 masih berkuliah di Jakarta.

(48)

Sumber : Arsip Dakka Hutagalung

(49)

Gambar 4.5 Dakka Hutagalung, Irma Sumaya (istri), Modhy Hutagalung (anak), Bram Hutagalung (anak)

Sumber : Arsip Dakka Hutagalung

Menurut Dakka Hutagalung melalui wawancara 1 Juni 2016 di kediamannya di Serpong, Tanggerang beliau sudah menciptakan lebih dari 250 lagu, tapi sayangnya lagu-lagu yang diciptakan beliau tidak diarsipkan.

4.3 Karya Dakka Hutagalung

Dalam perjalanan hidupnya, Dakka Hutaglaung sangat banyak sekali menciptakan lagu-lagu baik dalam bahasa Batak Toba maupun bahasa Indonesia. Menurut Dakka Hutagalung ada beberapa lagu yang Ia ubah teks dari bahasa Batak toba mejadi bahasa Indonesia dengan irama dan melodi yang sama. Dakka Hutagalung dalam menciptakan lagu-lagunya menggunakan instrumen Gitar sebagai pengiring, dan ia sangat lihai bila memainkan Gitar saat mencipta lagu. Berikut ini adalah judul dari lagu-lagu yang diciptakan oleh Dakka Hutagalung:

1. Sirngom (Andolin Sibuea, 1992) 2. Ada Apa Dengan Mu

3. Arlojimi (2011) 4. Aha So Aha (2005)

5. Aku Rindu Kasihmu (2005) 6. Asa Sahat Tu Ho Ma (1984) 7. Alus (1992)

8. Aha do Au di Ho (2004) 9. Aha (1987)

10.Aku Bukan Bonsai (Maya Angela, 1984) 11.Asalma Olo Ho di Au (1978)

(50)

14.Aut Au Nappuna Bulan (1975) 15.Tatapma (Herty Sitorus, 1978) 16.Aha Dope (1979)

17.Aut Sura Baoa Au

18.Apakah Arti Hidup (1973) 19.Au Dohot Ho (1989)

20.Angguk di Bagas Ekkel (Lae’ 21.Apusi Ilumi (1978)

s trio, 1978) 22.Alusima

23.Berengma

24.Biar Manis Kau Dengar (1990) 25.Baen Au Tama

26.Borngin Parsirangan 27.Bandit Lapa-lapa (1994) 28.Boan Au

29.Buni di Ate-ate (1989) 30.Boasa (Golden Heart,1974) 31.Bulan

32.Bodat na Ngalian (1974) 33.Balada Kandang Hina (1976) 34.Dinda Dimana (2010)

35.Damang Na Burju (2011) 36.Dang Andunganhu Ho 37.Diam Tentram (2009) 38.Di Bawah KakiMu 39.Di lambung Mi

40.Didia Rokkaphi (Rita Butar-butar, 1978) 41.Damang si Adopan (1992)

42.Da Inda I Do (1989) 43.Di Ingot Ho Do (1975)

44.Dirippu Ho Do Au Na Oto (1999)

45.Tabahlah Mama (Julius sitanggang, 1981) 46.Dago-dago (1985)

47.Didia Ho (1971) 48.Danau Toba (1981) 49.Dalan Na Sittong (1984)

50.Dang Turpukta Hamoraon (Emilia Contessa, 1979) 51.Didia Jumpang Au (1971)

52.Dang Tarbahen (1975) 53.Dia Panggil Namamu 54.Damang

55.Ende Silua

56.Guru Di Ho Ma Au 57.Gariada

(51)

60.Dia Dan Dia ( Julius Sitanggang, 1982) 61.Holong

62.Holong Na Tarjua 63.Hita Do Hita

64.Habang Ma Ho (2010) 65.Ho Nama Hasian (2007) 66.Hu Sombahon Ngolukki 67.Haholongi Inang Mi (2005) 68.Ho Do Bulan (1983)

69.Holonghu Tu Ho (2001)

70.Gellengta I Do Hamoraon (Prima Trio, 1975) 71.Horas Bah

72.Ho Do Paulaean

73.Ho Do Mataniarikku (1978) 74.Hasian (1990)

75.Horas Sai Horas 76.Ho Do Raja Hu (1978) 77.Hodo Sasude

78.Haruskah Berbalik Arah 79.Holan Tu Ho (1990)

80.Gareja Bolon (Eddy Silitonga, 1978) 81.Holing Naso Tubu

82.Inginnya Aku di Sisimu 83.Ikkon (2009)

84.Idama Ilu-ilukku (2007) 85.Ima Tutu-Ida Tutu (1995) 86.Ikon Hulului (1974) 87.Ilu - ilu

88.Inang Ni Dakdanak Hu (1979) 89.Jangan Menjaring Angin (1979)

90.Ho Do Mata Mual Hu (Betharia Sonata, 1982) 91.Jakkon Ma ale Tuhan

92.Jalan Yang Benar (1984)

93.Jaloonmu Do Muse Jalan Yaag Benar (1984) 94.Kalas Lima

95.Tadikkon Ma au (Nainggolan Sister, 1989) 96.Kau Tuhanku

97.Kau Bapaku

98.Kaulah Rajaku (1979) 99.Layakkan Aku Tuhan 100.Huboan Pe Ho Tu Bulan 101.Laskar Kristus (2011) 102.Lam (1979)

103.Melangkahlah 104.Marnini Marnono

(52)

106.Mentari dan Rembulan (1983) 107.Manjaku (2001)

108.Matahari dan Rajawali 109.Mana (1983)

110.Hu Ingot Dope (Golden Heart, 1974) 111.Malos Bunga-Bunga (1978)

112.Mailbox Cintakki 113.Molo Mate Au (1979) 114.Manalah Mungkin (1983) 115.Mataniari dohot Rajawali 116.Maup Tudia Do Holongmu 117.Mama dan Papa

118.Molo Ro Borngin I (1971) 119.Naboha Do Au

120.Ho (Charles Simbolon, 1989) 121.Nyanyian Doa

122.Nyanyian Jantung (1981) 123.Nga Sataon Hu Taon (2001) 124.Nahuparsitta

125.Nang Saribu Taon (1975) 126.Ninna Da Oppung 127.O Tuhan Mauliate 128.O Tuhanku 129.Pesta Natal 130.Netty (2000) 131.Pikkiri Denggan 132.Paubaonku Nama I 133.Paima Ma Au (2007) 134.Pitu Ulos Paroppa (1978) 135.Pariban

136.Paeleng Jo Tuson

137.Rindu Setengah Mati (2010) 138.Raphon Ho

139.Roma Ho Muse (2010)

140.Kota Balige (Angela Group, 1978) 141.Rege Tumba (1979)

142.Rasa Itu Selalu Ada

143.Selamat Ari Hatutubu (2010) 144.Sahat Tu Borngin On (2010) 145.Sahat Tu Sadarion (2010) 146.Sonang Toktong

147.Sahat Tu Namate Au

(53)

152.Songon Bulan (1978) 153.Sada-sada

154.Sipata (1974) 155.Sapata (1977) 156.Sai Saut Ma

157.Siraya Katumba (1983) 158.SMS Parsirangan 159.Sumolsol So Marlaba

160.Masihol (Betharia Sonata, 1978) 161.Sihol Hi

162.Sihol Satonga Mate

163.Sibaganding Hatutubu (1970) 164.Selamat Tinggal Ma Di Ho (2005) 165.Si Marolop Do Au

166.Satu-satu 167.Setitik Embun 168.Tong Do Tarutang 169.Tao I

170.Nuaeng Di Ho (Trio Bimbo,1984) 171.Tangis Ni Ate-ate (2000)

172.Tuhanku Trimakasih 173.Tuhan Adalah Kasih 174.Tung Lomom O Tuhan 175.Tarduru (1978)

176.Tu Aha Pasuang Ilu 177.Tangiang Tu Dainang 178.Tu Ise Ma (1972)

179.Tano Batak Na Uli (1978)

180.Perahu Cinta (Trio Ambisi, 1998) 181.Tahalashon Ma (1990)

182.Tao Toba (1981) 183.Tu Aha Ta Uduti

184.Tabahen Ma Na Denggan 185.Tu Toru Ni Pat Mi

186.Tangis Negri Permata (2002) 187.Tibu Do Au Ro (1973) 188.Tudiama Luluan (1975) 189.Tibu Nama Au Ro (1975) 190.Pikkiri (Emilia Contessa, 1992) 191.Tembang Rindu

192.Tiur (2005)

193.Togihon Au Tuhan 194.Tangis Apa Lagi 195.Unang Hatahon (1973) 196.Unang Be Jua Au

Gambar

Gambar 4.1 Sampul Album Trio Golden Heart
Gambar 4.2 Sampul Album Trio Golden Heart – Ro Pe Au Inang
Gambar 4.3 Dakka Hutagalung dan Irma Sumaya (istri)
Gambar 4.4 Dakka Hutagalung dan Irma Sumaya (istri)
+7

Referensi

Dokumen terkait