Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,
kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui
pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptamya peluang. Banyak orang,
baik pengusaha maupun yang bukan pengusaha, meraih sukses karena memiliki
kemampuan kreatif dan inovatif (Suryana:2010:2).
Menurut Suryana (2010:4) seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila
tidak memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan. Beberapa pengetahuan yang
harus dimiliki wirausaha adalah:
a. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan
usaha yang ada.
b. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
c. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki wirausaha diantaranya:
a. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan
resiko.
b. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.
d. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi.
e. Keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.
Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses tentu saja harus memiliki
kompetensi dalam menghadapi resiko dan tantangan. Oleh sebab itu, ia harus
memiliki kompetensi kewirausahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Michael Harris
(dalam Suryana:2010:5), “…wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka
yang memiliki kompetensi, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan
kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah
laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan kewirausahaan.
Kewirausahaan atau dulu juga disebut kewiraswastaan merupakan suatu
profesi yang timbul, karena interaksi antara ilmu pengetahuan yang diperoleh dari
pendidikan formal dengan seni yang hanya dapat diperoleh dari suatu rangkaian kerja
yang diberikan dalam praktek. Oleh karena itu, seorang wirausaha, melakukan
kegiatan mengorganisasikan berbagai faktor produksi sehingga menjadi suatu
kegiatan ekonomi yang menghasilkan profit yang merupakan balas jasa atas
kesediaannya mengambil resiko.
Menurut Anoraga (2009:27) kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan
kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh
keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada
pelanggan/masyarakat, dengan selalu berusaha mencari pelanggan lebih banyak dan
lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian
menggambil resiko, kreatifitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.
Dengan kata lain kewirausahaan merupakan suatu proses penciptaan nilai
dengan menggunakan berbagai sumber daya tertentu untuk mengeksploitasi peluang.
Proses ini dibagi dalam beberapa tahapan khusus yaitu :
1. Identifikasi peluang
2. Pengembangan (konsep) bisnis baru
3. Evaluasi dan pengumpulan sumber daya yang diperlukan
4. Implementasi konsep
5. Pemanfaatan serta penuaian hasil dari bisnis yang dijalankan
Wirausaha (entrepreneur) merupakan seseorang yang mengambil resiko yang
diperlukan untuk mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis dan menerima
imbalan/balas jasa berupa profit finansial maupun non finansial.
Untuk melaksanakan cita-cita (ide) menjadi suatu kenyataan tentu
memerlukan usaha dan manajemen terhadap sumber daya yang ada. Demikian pula
dengan resiko yang sebelumnya sudah diperkirakan dan diperhitungkan, pada
akhirnya tetap menjadi tanggung jawab si wirausaha itu sendiri. Disinilah letak
keberanian seorang wirausaha untuk mengambil keputusan bisnis dan menanggung
semua resiko dari bisnis yang dilakukannya. Ada 4 tipe wirausaha yaitu :
1. Kelompok wirausaha yang tidak memiliki bayangan dan cita-cita untuk
menjadi besar. Bagi kelompok ini, sudah merasa cukup bila hasil bisnisnya
2. Kelompok wirausaha yang gagal dalam bisnisnya. Kelompok ini bisnisnya
berkembang sangat pesat, namun sampai tahap tertentu bisnisnya tidak
terkendali.
3. Kelompok wirausaha yang sukses sesama pemilik modal/bisnis masih hidup.
Kelompok ini melalaikan siapa yang menggantikannya atau meneruskan
bisnisnya.
4. Kelompok wirausaha yang menyadari bahwa usahanya tidak dapat
berkembang lebih jauh lagi, kalau tidak mengembangkan sumber daya
manusianya.
Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi indikator
variabel pengetahuan kewirausahaan adalah:
1. Memulai usaha berdasarkan pengalaman sendiri
2. Mampu menilai peluang bisnis
3. Memiliki kompetensi untuk menghadapi resiko dan tantangan
4. Memiliki pengetahuan tentang bisnis
2.2 Pengertian Modal
Menurut Situmorang (2009:176), suatu aktivitas bisnis tidak akan dapat
berjalan dengan baik bila tidak didukung oleh ketersediaan dana yang baik dan
mencukupi. Bila suatu aktivitas bisnis tidak dapat memenuhi permintaan barang atau
jasa sesuai dengan jumlah dan kriteria pelanggan dikarenakan bisnis tersebut tidak
memiliki dana yang cukup untuk melakukan proses produksinya, maka sudah dapat
Dalam menentukan besarnya dana yang akan diperlukan untuk menjalankan
suatau aktivitas bisnis, dibutuhkan suatu peramalan atau forecasting yang baik.
Peramalan atau taksiran ini berbeda-beda untuk masing-masing jenis proyeknya. Pada
umumnya, taksiran dana yang dibutuhkan tersebut tergantung pada kompleksitas dari
kegiatan pendanaan itu sendiri, misalnya penentuan lokasi bisnis yang bergantung
pada harga tanah. Semakin mahal harga tanah maka akan semakin besar pula dana
yang dibutuhkan oleh bisnis tersebut.
Modal kerja dibutuhkan setiap perusahaan untuk membiayai aktivitasnya
sehari-hari. Walaupun perusahaan mempunyai aktiva tetap, tetapi tidak memiliki
modal kerja, maka perusahaan tersebut dikatakan perusahaan mati. Kehidupan
perusahaan sangat bergantung pada modal kerjanya.
Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan untuk
membiayai kegiatan sehari-hari. Secara umum, modal kerja dapat diartikan dalam dua
bentuk, yaitu gross working capital adalah keseluruhan aktiva lancar yang akan
digunakan dalam operasi dan net working capital menunjukan kelebihan aktiva lancar
diatas hutang lancar.
Modal kerja disini akan diartikan sebagai keseluruhan aktiva lancar yang akan
digunakan untuk kegiatan operasional bisnis seperti membeli mesin dan bahan baku,
sewa ruangan, merekrut karyawan, dan melakukan pemasaran. Estimasi dari modal
kerja tergantung pada rencana produksi dan penjualan dari bisnis tersebut. Semakin
besar rencana produksi dan penjualan yang akan dilaksanakan oleh suatu bisnis, maka
Pengelolaan modal kerja akan sangat menetukan posisi keuangan perusahaan,
sehingga dalam setiap penggunaan modal kerja dapat tercapai tujuan suatu
perusahaan jika adanya suatu keseimbangan dalam hal penyediaan dalam modal kerja
tersebut. Modal kerja yang lebih kecil dari kebutuhan akan menimbulkan kerugian
atau hilangnya kesempatan untuk memperoleh laba. Sebaliknya modal kerja yang
jumlahnya terlalu besar dari yang dibutuhkan akan mengakibatkan terjadinya dana
menganggur, sehingga tidak efisien dalam penggunaan dana.
Menurut Suryana (2010:5) dalam kewirausahaan, modal tidak selalu identik
dengan modal yang berwujud (tangible) seperti uang dan barang, tetapi juga modal
yang tidak berwujud (intangible) seperti modal intelektual, modal sosial, modal moral
dan modal mental yang dilandasi agama.
a. Modal intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai modal
utama yang disertai pengetahuan, kemampuan, keterampilan, komitmen
dan tanggung jawab sebagai modal tambahan. Ide merupakan modal
utama yang akan membentuk modal lainnya.
b. Modal sosial dan moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan
kepercayaan sehingga dapat terbentuk citra.
c. Modal mental adalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama,
diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi risiko dan
d. Modal material adalah modal dalam bentuk uang atau barang. Modal ini
akan terbentuk apabila modal-modal diatas sudah dimiliki.
Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi indikator
variabel modal adalah:
1. Kebutuhan modal
2. Sumber modal
3. Penggunaan modal
2.3 Pengertian Lokasi
Menurut Kasmir (2006:136), Lokasi merupakan tempat untuk menjalankan
kegiatan perancanaan pengambilan keputusan, pengendalian, proses produksi,
penjualan dan tempat memajangkan barang-barang dagangan.
Salah satu faktor yang sangat penting dalam keberhasilan suatu usaha adalah
lokasi. Lokasi dapat sangat mempengaruhi biaya produksi dan kemampuan
perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Ketika sebuah usaha
mengevaluasi berbagai lokasi, perusahaan harus dapat mempertimbangkan setiap
faktor yang dapat mempengaruhi daya tarik dari setiap lokasi.
Menurut Kristanto (2009:158), terdapat beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih lokasi, seperti:
1. Kedekatan dengan pasar
Wirausaha pada umumnya berpikir bahwa lokasi yang dekat dengan pelanggan
adalah penting. Pelanggan dalam melakukan pembelian juga
pembelian. Disamping biaya transportasi, pelanggan juga akan memikirkan
biaya keluhan, reparasi dan lain-lain.
2. Kedekatan dengan bahan baku mentah yang dibutuhkan
Kemudahan dalam mendapatkan bahan baku merupakan bagian dari biaya
bahan yang diperhitungkan dalam proses produksi. Biaya bahan yang relatif
murah akan memberikan keuntungan berupa berkurangnya biaya produksi per
unit barang dan akan berimbas ke kemudahan pengusaha dalam mekaukan
strategi bersaing dalam hal harga jual yang menjadi lebih murah.
3. Peraturan daerah dan iklim bisnis
Iklim bisnis dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti: ekonomi, sosial,
politik, industri serta persaingan. Pengusaha harus mengetahui iklim bisnis
pada lokasi yang ingin dipilih. Apakah ada peraturan pemerintah yang
menguntungkan. Apakah ada keleluasaan yang diberikan pemerintah daerah.
Apakah trend bisnis yang akan ditawarkan dapat diterima masyarakat.
4. Tingkat upah
Pengusaha perlu memperhatikan tingkat upah yang berlaku pada lokasi yang
akan dipilih. Disamping tingkat upah, pengusaha harus memperhatikan
kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan pada lokasi yang bersangkutan.
5. Tren populasi dan mutu kehidupan
Dibutuhkan analisa populasi dan data demografis agar dapat mengetahui
kepadatan populasi, jumlah dan ukuran keluarga, tingkat pendapatan,
pendidikan, agama, ras, trend pertumbuhan akan memberikan fakta guna
penentuan lokasi.
6. Persaingan
Beberapa pengecer lebih suka masuk ke lokasi dengan persaingan yang cukup
dan memilih dekat dengan pesaing, karena bisnis yang serupa akan
meningkatkan arus lalu lintas perdagangan.
7. Kesesuaian dengan komunitas
Salah satu keberhasilan bisnis adalah kesesuaian dengan ragam bisnis dan
komunitas dimana bisnis tersebut berlokasi.
8. Transportasi
Transportasi yang mudah tentu akan menekan biaya yang memiliki
konsekuensi menurunkan harga.
9. Jasa publik
Lokasi sebaiknya dilengkapi dengan jasa-jasa publik seperti: pembuangan
sampah, saluran air bersih, listrik, telepon, dekat dengan rumah sakit dan
sejenisnya.
10.Reputasi lokasi
Suatu daerah mungkin memiliki reputasi baik adakalanya suatu daerah
memiliki reputasi kurang baik dalam beberapa hal, seperti: keamanan,
kecendrungan selalu gagal akan membuat reputasi daerah tersebut kurang baik
dan memiliki pengaruh terhadap pemilihan lokasi.
Beberapa hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih lokasi untuk
keberhasilan usaha eceran dan jasa adalah:
a. Hambatan fisik
Dalam memilih lokasi bisnis eceran dan jasa harus mempertimbangkan
hambatan bisnis seperti: persawahan, hutan sungai, danau, gunung yang akan
mempengaruhi pelanggan untuk melakukan pembelian. Suatu wilayah yang
rawan kejahatan akan memiliki dampak konsumen tidak akan melewati daerah
tersebut yang tentunya akan mengurangi lalu lintas perdagangan.
b. Lalu lintas perdagangan
Tingginya lalu lintas perdagangan pada wilayah tersebut akan mempengaruhi
tingkat penjualan perusahaan.
c. Parkir
Apabila pelanggan tidak menemukan tempat parkir yang aman dan nyaman,
mereka kemungkinan tidak akan singgah pada lokasi tersebut.
d. Ruang kemungkinan perluasan
Kurangnya ruang peluasan memungkinkan pengusaha untuk memikirkan ulang
bisnisnya dan ada kecendrungan untuk membuka usaha di tempat lain yang
kemungkinan tingkat keberhasilannya rendah dibanding dengan perluasan pada
e. Visibilitas
Lokasi yang mudah dilihat pelanggan mempermudah pembelian pelanggan.
Suatu bisnis tidak akan dapat bertahan tanpa suatu visibilitas.
Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi indikator
variabel lokasi adalah:
1. Dekat dengan universitas terkenal
2. Lokasi aman
3. Retribusi dan biaya sewa yang murah
4. Lokasi mudah dijangkau
2.4 Keberhasilan Usaha
Menurut Kasmir (2006:27) sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan
usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan
bertambah, kepuasan pelanggan, mutu produk, perkembangan usaha serta
penghasilan karyawan dari perusahaan tersebut bertambah.
Keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil
seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa
diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih
dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan
usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak
ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan
bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada
Menurut Suryana (2010:66), untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang
harus memiliki ide tau visi yang jelas serta kemauan dam keberanian untuk
menghadapi resiko. Agar usaha tersebut berhasil, selain bekerja keras wirausaha
harus mampu mengembangkan hubungan dengan pelanggan dan distributor, selain itu
yang merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran dari keberhasilan suatu
perusahaan adalah laba.
Menurut Hutagalung dan Syafrizal (2008:50), sukses tidak terjadi secara
kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah
dari proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur
dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti
akumulasi dari kesemuanya.
Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan
seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya,
karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai
tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bias membentuk,
mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak
berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu
usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya
jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan
Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi indikator
variabel keberhasilan usaha adalah:
1. Keuntungan usaha
Judul Penelitian Variabel Penelitian
Alat
Analisis Hasil Penelitian
1
1. Faktor Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 2. Faktor keuanganberpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.
3. Faktor perencanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.
4. faktor tenaga profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keberhasilan usaha.
5. faktor umur pemilik berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.
1. Faktor Modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.
2. Faktor Kemampuan/Skill berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keberhasilan usaha.
3
1. lokasi usaha berpengaruh postif dan signifikan terhadap strategi bisnis. 2. lokasi usaha berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha. 3. karakteristik bisnis berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap strategi bisnis.
4. karakteristik bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha. 5. strategi bisnis berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja usaha.
4 Giyanto
1. Faktor Modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.
2. tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 3. pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 4. pengalaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 5. jangkauan pemasaran berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha.
6. krisis ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.
5
1. Faktor produk dan layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.
2. Faktor manajemen dan pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 3. Faktor cara melakukan bisnis dan kerjasama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 4. faktor karakteristik wirausaha dan sumber daya dan keuangan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha.
2.6Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel
yang diteliti. Hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan
sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan
variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono,
2010:60). Variabel yang akan diteliti antara lain keberhasilan usaha sebagai variabel
terikat, modal, lokasi dan pengetahuan sebagai variabel bebas.
Menurut Situmorang (2009:176), suatu aktivitas bisnis tidak akan dapat
berjalan dengan baik bila tidak didukung oleh ketersediaan dana yang baik dan
mencukupi. Bila suatu aktivitas bisnis tidak dapat memenuhi permintaan barang atau
jasa sesuai dengan jumlah dan kriteria pelanggan dikarenakan bisnis tersebut tidak
memiliki dana yang cukup untuk melakukan proses produksinya, maka sudah dapat
dipastikan usaha itu akan terancam gagal.
Menurut Kristanto (2009:158), salah satu faktor yang sangat penting dalam
keberhasilan suatu usaha adalah lokasi. Lokasi dapat sangat mempengaruhi biaya
produksi dan kemampuan perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan
lain. Ketika sebuah usaha mengevaluasi berbagai lokasi, perusahaan harus dapat
mempertimbangkan setiap faktor yang dapat mempengaruhi daya tarik dari setiap
lokasi.
Menurut Suryana (2010:4) seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui
pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptamya peluang. Banyak orang,
baik pengusaha maupun yang bukan pengusaha, meraih sukses karena memiliki
kemampuan kreatif dan inovatif.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka kerangka konseptual dapat dibuat secara
skematis sebagai berikut :
Sumber : Kristanto, Situmorang dan Suryana diolah (2015) Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
2.7 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka hipotesis
penelitian ini adalah: “Modal, Lokasi dan Pengetahuan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keberhasilan usaha mobil data di sepanjang Jl. Dr Mansyur
Medan.”