Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM BENZOAT DAN
LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU MINUMAN
SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L) BERKARBONASI
SKRIPSI
Oleh:
SUYETMI ZENTIMER 030305041/ THP
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM BENZOAT DAN
LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU MINUMAN
SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L) BERKARBONASI
SKRIPSI
Oleh:
SUYETMI ZENTIMER 030305041/THP
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui Oleh Komisi Pembimbing,
Ir. Rona J. Nainggolan, SU Dr. Ir. Herla Rusmarilin, M.S Ketua Anggota
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
THE EFFECT OF SODIUM BENZOATE CONCENTRATION
AND LENGTH OF STORAGE ON THE QUALITY OF
CARBONATED SIRSAK JUICE
The aim of this reseach was to investigate teh effect of sodium benzoate
conceentration and length of storage the quality of carbonated sirsak juice. The
research had been performed using factorial Completely Randomized Design
(CRD) with two factor, i.e : soluble sodium benzoat concentration (K) : (200,
250, 300, and 350 ppm) and length of storage (L) : ( 5, 10, 15, and 20 days).
Parameters analysed were vitamin C content, total soluble solid, total acid,
viscosity, and organoleptic value (colour, aroma, and taste).
The result showed that the sodium benzoat concentration had highly
significant effect on vitamin C content, total soluble solid, total acid, viscosity,
and organoleptic value (colour, aroma, and taste). The length of storage had
highly significant effect on vitamin C content, , total soluble solid, total acid,
viscosity, and organoleptic value (colour, aroma, and taste). The interaction of
sodium benzoat concentration and length of storage had highly significant effect
on viscosity of carbonated sirsak juice. The addition of 350 ppm sodium benzoat
and 5 days length of storage had produce the better and more accetable quality of
the carbonated sirsak juice.
SUYETMI ZENTIMER Name
November, 2007 Date
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM BENZOAT DAN
LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU MINUMAN
SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L) BERKARBONASI
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh konsentrasi
natrium benzoat dan lama penyimpanan terhadap mutu minuman sari buah sirsak
berkarbonasi. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap
dengan 2 faktor, yaitu konsentrasi natrium benzot (K) : ( 200, 250, 300, dan 350
ppm) dan lama penyimpanan (L) : (5, 10, 15 dan 20 hari). Parameter yang
dianalisa adalah kadar vitamin C, total soluble solid, total asam, viskositas, dan
nilai organoletik (warna, aroma, dan rasa).
Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi natrium benzoat memberikan
pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap kadar vitamin C, total soluble solid,
total asam, viskositas, dan nilai organoleptik. Lama penyimpanan dengan
menggunakan konsentrasi natrium benzoat memberikan pengaruh yang berbeda
sangat nyata terhadap kadar vitamin C, total soluble solid, total asam, viskositas,
dan nilai organoleptik (warna, aroma, dan rasa). Interaksi antara konsentrasi
natrium benszoat dan lama penyimpanan memberikan pengaruh sangat nyata
terhadap viskositas. Penambahan natrium benzoat 350 ppm dan lama
penyimpanan 5 hari menghasilkan minuman sari buah sirsak berkarbonasi yang
lebih baik dan lebih diterima.
SUYETMI ZENTIMER Nama
November, 2007 Tanggal
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
RINGKASAN
SUYETMI ZENTIMER, “Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat
dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi” yang dibimbing oleh
Ir. Rona J. Nainggolan, SU dan Dr. Ir. Herla Rusmarilin, M.S sebagai ketua dan
anggota komisi pembimbing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Natrium
benzoat dan lama penyimpanan terhadap mutu minuman sari buah sirsak (Annona
muricata L) berkarbonasi.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan 2
faktor, yaitu: I : Konsentrasi Natrium Benzoat terdiri dari 4 taraf yaitu K1 = 200
ppm : K2 = 250 ppm : K3 = 300 ppm : K4 = 350 ppm dan faktor II : Lama
Penyimpanan yang terdiri dari 4 taraf yaitu : L1 = 5 hari : L2 = 10 hari : L3 = 15
hari : L4 = 20 hari. 1. Kadar Vitamin C
Konsentrasi Natrium benzoat memberi pengaruh yang sangat nyata
terhadap kadar vitamin C. Kadar vitamin C tertinggi terdapat pada perlakuan K4
(konsentrasi Natrium benzoat 350 ppm) yaitu sebesar 21,330 mg/100 g bahan dan
terendah pada perlakuan K1 (konsentrasi Natrium benzoat 200 ppm) yaitu sebesar
19,410 mg/100 g bahan.
Lama penyimpanan memberi pengaruh yang berbeda sangat nyata
terhadap kadar vitamin C. Kadar vitamin C yang tertinggi terdapat pada perlakuan
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
terendah pada perlakuan L4 (lama penyimpanan 20 hari ) yaitu sebesar 20,035
mg/ 100 g bahan.
Interaksi antara konsentrasi Natrium benzoat dan lama penyimpanan
memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap kadar vitamin C,
sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
2. Total Soluble Solid (TSS)
Konsentrasi Natrium benzoat memberi pengaruh yang berbeda sangat
nyata terhadap total soluble solid. TSS tertinggi terdapat pada perlakuan K4
(kosentrasi Natrium benzoat 350 ppm) yaitu sebesar 33,332 oBrix dan terendah pada perlakuan K1 (konsentrasi Natrium benzoat 200 ppm) yaitu sebesar
29,455 oBrix.
Lama penyimpanan memberi pengaruh yang berbeda sangat nyata
terhadap total soluble solid. TSS tertinggi terdapat pada perlakuan L1
(lama penyimpanan 5 hari) yaitu sebesar 32, 945 oBrix dan terendah pada perlakuan L4 (lama penyimpanan 20 hari) yaitu sebesar 29,705 oBrix..
Interaksi antara konsentrasi Natrium benzoat dan lama penyimpanan
memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap total soluble solid (TSS),
sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
3. Total Asam (TA)
Konsentrasi Natrium benzoat memberi pengaruh yang berbeda sangat
nyata terhadap nilai total asam. Total asam tertinggi terdapat pada perlakuan K1
(konsentrasi Natrium benzoat 200 ppm) yaitu sebesar 0,518 % dan terendah pada
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
Lama penyimpanan memberi pengaruh yang berbeda sangat nyata
terhadap nilai total asam. Nilai total asam tertinggi terdapat pada perlakuan L4
(lama penyimpanan 20 hari) yaitu sebesar 0,540 % dan terendah pada perlakuan
L1 (lama penyimpanan 5 hari) yaitu sebesar 0,425 %.
Interaksi antara konsentrasi Natrium benzoat dan lama penyimpanan
memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap nilai total asam,
sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
4. Viskositas
Konsentrasi Natrium benzoat memberi pengaruh yang berbeda sangat
nyata terhadap viskositas. Viskositas tertinggi terdapat pada perlakuan K4
(konsentrasi Natrium benzoat 350 ppm) yaitu sebesar 10,835 N.m-2s dan terendah
pada perlakuan K1 (konsentrasi Natrium benzoat 200 ppm) yaitu sebesar
8,282 N.m-2s.
Lama penyimpanan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata
terhadap viskositas. Nilai viskositas tertinggi terdapat pada perlakuan L1 (lama
penyimpanan 5 hari) yaitu sebesar 10,764 N.m-2s dan terendah pada perlakuan L4
(lama penyimpanan 20 hari) yaitu sebesar 7,706 N.m-2s.
Interaksi antara konsentrasi Natrium benzoat dan lama penyimpanan
memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap nilai viskositas.
Viskositas tertinggi terdapat pada perlakuan K4L1 (konsentrasi Natrium benzoat
350 ppm dan lama penyimpanan 5 hari) yaitu sebesar 11,75 N.m-2s dan terendah pada perlakuan K1L4 (konsentrasi Natrium benzoat 200 ppm dan lama
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009 5. Nilai Organoleptik
Konsentrasi Natrium benzoat memberi pengaruh yang berbeda sangat
nyata terhadap nilai organoleptik. Nilai organoleptik tertinggi terdapat pada
perlakuan K4 (konsentrasi Natrium benzoat 350 ppm) yaitu sebesar 3,306
(numerik) dan terendah pada perlakuan K1 (konsentrasi Natrium benzoat
200 ppm) yaitu sebesar 2,650 (numerik).
Lama penyimpanan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata
terhadap nilai organoleptik. Nilai organoleptik tertinggi terdapat pada perlakuan
L1 (lama penyimpanan 5 hari) yaitu sebesar 3,356 (numerik) dan terendah pada
perlakuan L4 (lama penyimpanan 20 hari) yaitu sebesar 2,544 (numerik).
Interaksi antara konsentrasi Natrium benzoat dan lama penyimpanan
memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap nilai organoleptik,
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP
SUYETMI ZENTIMER dilahirkan di Pekanbaru pada tanggal 5 Oktober
1984. Anak keempat dari empat bersaudara dari Bapak Pinihas Gultom dan Ibu
Santi Br Simamora beragama Katolik.
Pada tahun 1997 lulus dari SD Negeri di Pekanbaru, pada tahun 2000
lulus dari SLTP Negeri 4 Pekanbaru dan pada tahun 2003 lulus dari SMU Negeri
1 Pekanbaru dan diterima di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan melalui jalur SPMB.
Penulis telah mengikuti Praktek Kerja Lapangan di PT. Central Windu
Sejati Kawasan Industri Medan-Belawan. Selama mengikuti kuliah, penulis
menjadi anggota IMTEP (Ikatan Mahasiswa Teknologi Pertanian).
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat
pada waktunya.
Skripsi ini berjudu l “Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat dan
Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi” yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ir. Rona J. Nainggolan, SU dan Dr. Ir. Herla Rusmarilin, M.S., selaku ketua dan
anggota komisi pembimbing, atas arahan dan bimbingan yang diberikan selama
penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si.,
sebagai Ketua Departemen Teknologi Pertanian dan seluruh staf pengajar dan
pegawai di Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, atas bimbingan serta nasehat yang bermanfaat selama
melaksanakan studi.
Terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada kedua orang tua
Ayahanda Pinihas Gultom, Ibunda Santi Br Simamora, Kakanda Murni Martina
Br Gultom, Darius Gultom dan Ferry Paulus Gultom, Amangboru Tambunan dan
Namboru dan seluruh keluarga yang terkasih, atas dukungan dan doa selama
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
Terima kasih juga buat teman-teman stambuk 2003, adik-adik stambuk
2005 dan 2006 Tetty, Florenta, Imelda, Willy, Agus, teman-teman di kos dan
teman-teman yang tidak dapat disebutkan namanya, atas bantuan, dukungan, doa
dan semangat yang diberikan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Medan, November 2007
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
RINGKASAN ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 3
Kegunaan Penelitian ... 3
Hipotesis Penelitian ... 4
TINJAUAN PUSTAKA Sirsak dan Komposisi Kimianya ... 5
Minuman Ringan (Soft Drink) ... 8
Natrium Bikarbonat ( NaHCO3) ... 11
Bahan Tambahan Natrium Benzoat ... 12
Zat Pengasam ... 15
Gula dan Garam Dapur ... 16
Bahan Penstabil ... 17
Pengemasan ... 19
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
Bahan Penelitian ... 22
Bahan Kimia yang Digunakan ... 22
Alat yang Digunakan ... 22
Waktu dan Tempat Penelitian ... 23
Metode Penelitian ... 23
Model Rancangan ... 24
Pelaksanaan Penelitian ... 24
Parameter yang Diamati Penentuan Kadar Vitamin C (KVC) ... 25
Penentuan Total Solid Soluble (TSS) ... 26
Penentuan Total Asam (TA) ... 26
Viskositas ... 27
Uji Organoleptik (Warna, Aroma, Rasa) ... 27
SKEMA PENELITIAN ... 28
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat terhadap Parameter yang Diamati ... 29
Pengaruh lama Penyimpanan terhadap Parameter yang Diamati .. 30
Kadar Vitamin C (mg/100 g Bahan) Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat terhadap Kadar Vitamin C ... 31
Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Kadar Vitamin C ... 33
Pengaruh Interaksi antara Konsentrasi Natrium Benzoat dan Lama Penyimpanan terhadap Kadar Vitamin C ... 35
Total Soluble Solid (oBrix) Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat terhadap Total Soluble Solid (oBrix) ... 35
Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Total Soluble Solid (oBrix) ... 37
Pengaruh Interaksi antara Konsentrasi Natrium Benzoat dan Lama Penyimpanan terhadap Total Soluble Solid (oBrix) ... 39
Total Asam (%) Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat terhadap Total Asam (%) ... 39
Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Total Asam (%) ... 41
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat terhadap
Viskositas (N.m-2s) ... 43
Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Viskositas (N.m-2s) .. 44
Pengaruh Interaksi antara Konsentrasi Natrium Benzoat dan Lama Penyimpanan terhadap Viskositas (N.m-2s) ... 46
Nilai Organoletk (Numerik) Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat terhadap Organoleptik ... 47
Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Organoleptik ... 49
Pengaruh Interaksi antara Konsentrasi Natrium Benzoat dan Lama Penyimpanan terhadap Organoleptik ... 50
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 52
Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 54
LAMPIRAN ... 57
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Komposisi Kimia Buah Sirsak per 100 gr ... 7
2. Pengaruh pH pada Penguraian Asam-Asam Benzoat dan Sorbat ...14
3. Suhu dan daya Larut Sukrosa ...16
4. Skala Uji Hedonik ...27
5. Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat terhadap Parameter yang Diamati ...29
6. Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Parameter yang Diamati ...30
7. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat terhadap Kadar Vitamin C (mg/100 g bahan) ...32
8. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Kadar Vitamin C (mg/100 g bahan) ...33
9. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat terhadap Total Soluble Solid (oBrix) ...36
10.Uji LSR Efek Utama Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Total Soluble Solid (oBrix) ...37
11.Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat terhadap Total Asam (%) ...39
12.Uji LSR Efek Utama Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Total Asam (%) ...41
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
14.Uji LSR Efek Utama Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap
Viskositas (N.m-2s) ...45 15.Uji LSR Efek Utama Pengaruh Interaksi Konsentrasi Natrium
Benzoat dan Lama Penyimpanan terhadap Viskositas (N.m-2s) ...47 16.Uji LSR Efek Utama Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat
terhadap nilai Organoleptik (Numerik) ...48 17.Uji LSR Efek Utama Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap
nilai Organoleptik (Numerik) ...50
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1. Skema Pembuatan Sari Buah Sirsak Berkarbonasi ...28 2. Grafik Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat terhadap
Kadar Vitamin C ...32 3. Grafik Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Kadar
Vitamin C ...34 4. Grafik Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat terhadap
Total Soluble Solid ...36
5. Grafik Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Total
Soluble Solid ...38
6. Grafik Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat terhadap
Total Asam ...40 7. Grafik Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Total Asam ...41 8. Grafik Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat terhadap
Viskositas ...43 9. Grafik Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Viskositas ...45 10.Grafik Pengaruh Interaksi Konsentrasi Natrium Benzoat dan
Lama Penyimpanan terhadap Viskositas ...47 11.Grafik Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat terhadap
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung
alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair
yang mengandung bahan makanan dan atau bahan tambahan lainnya
baik alami maupun sintetik yang dikemas dalam kemasan siap
untuk dikonsumsi. Minuman ringan terdiri dari dua jenis, yaitu : minuman ringan
dengan karbonasi (carbonated soft drink) dan minuman ringan tanpa karbonasi.
Dalam bahasa sehari-hari, minuman ringan berkarbonasi sering disebut
juga sebagai minuman bersoda. Kemasan minuman bersoda umumnya
kaleng atau botol, baik botol gelas maupun botol polietilen.
Pemilihan kemasan didasarkan pada kemampuan dalam mencegah pelepasan CO2.
Komposisi minuman ringan umumnya sangat sederhana, terdiri
dari 90% air dan sisanya merupakan kombinasi pemanis buatan, gas CO2,
cita rasa, pewarna, asam fosfat, kafein, dan beberapa mineral,
terutama aluminum. Hal yang hanya ada pada minuman ringan adalah rasanya
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
Minuman ringan dengan karbonasi adalah minuman yang dibuat
dengan mengabsorpsikan karbondioksida ke dalam air minum.
Minuman ringan tanpa karbonasi adalah minuman selain minuman
dengan karbonasi. Minuman berkarbonasi selain mengandung CO2 juga
mengandung zat pemberi rasa, zat pemanis, zat pengemulsi, zat penstabil
dan pengawet. Jumlah CO2 yang ditambahkan tidak kurang dari yang diserap oleh
air (minuman) pada tekanan 1 atm dengan suhu 15,6 oC.
Minuman karbonasi digolongkan menjadi dua golongan yaitu:
1. Minuman non-alkoholik mengandung asam seperti minuman cola, jahe, sari
buah bercita rasa.
2. Minuman non-alkoholik tidak mengandung asam seperti sarsaparilla.
Sejak dikenalnya minuman asal buah dan minuman beralkohol dari hasil
fermentasi buah-buahan yang dapat memenuhi kebutuhan air dalam tubuh, orang
mulai berusaha untuk membuat tiruannya.
Sudah sejak lama dikenal sebagai negara penghasil buah-buahan yang
diperhitungkan. Banyak jenis buah yang berhasil diolah, salah satunya adalah
buah sirsak, namun pengolahan sirsak ini belum maksimal. Sirsak memiliki cita
rasa asam manis yang menyegarkan, namun buah sirsak tidak lama masa
simpannya.
Sirsak (Annona muricata L) termasuk tanaman yang dapat tumbuh dan
berbuah sepanjang tahun bila air tanah mencukupi selama pertumbuhannya. Mutu
buah sirsak terutama ditentukan oleh derajat ketuaan dan kematangan serta
kemulusannya. Buah sirsak dinyatakan tua apabila telah mencapai tingkat
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
Buah sirsak kaya akan vitamin C, yakni mengandung 20 mg/100 gr daging
buah dan vitamin B. Daging buahnya mempunyai aroma dan flavor yang baik
sekali, sehingga sering digunakan untuk pengharum es krim. Dalam industri sari
buah, sari buah sirsak merupakan bahan yang sangat penting. Sifat yang paling
disenangi orang dari sirsak adalah aromanya yang khas. Daging buahnya mirip
“cherimoya”, warna putih yang sangat murni sangat stabil walaupun sedang
diolah.
Untuk memperoleh manfaat yang optimal dari sirsak ini perlu pengolahan
lebih lanjut dengan cara merubahnya menjadi minuman sari buah siap saji. Rasa
asam yang kuat dan kandungan vitamin C di dalam buah sirsak akan memberi rasa
yang khas.
Penggunaan gas CO2 dari tabung kurang praktis bagi industri rumah
tangga dan mikro, namun praktis bagi skala yang lebih besar. Penambahan
CO2 pada skala rumah tangga dan mikro dapat dilakukan dengan menambahkan
soda kue (NaHCO3). Soda kue dalam air akan membebaskan CO2 yang akan
terserap dalam air atau sari buah jika setelah soda kue dimasukkan, dilakukan
penutupan dengan rapat.
Dari latar belakang yang tersebut di atas maka penulis mencoba meneliti
tentang pengaruh penambahan natrium benzoat dengan berbagai konsentrasi dan
lama penyimpanan terhadap mutu minuman sari buah sirsak berkarbonasi.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi natrium
benzoat dan lama penyimpanan terhadap mutu minuman sari buah sirsak (Annona
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009 Kegunaan Penelitian
- Sebagai sumber informasi pada pembuatan minuman sari buah sirsak
berkarbonasi untuk mendapatkan mutu yang baik.
- Sebagai sumber data di dalam penyusunan skripsi di Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Hipotesis Penelitian
- Diduga adanya pengaruh konsentrasi natrium benzoat terhadap mutu minuman sari buah sirsak berkarbonasi.
- Diduga adanya pengaruh lama penyimpanan terhadap mutu minuman sari buah sirsak berkarbonasi.
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Sirsak dan Komposisi Kimianya
Sirsak (Annona muricata L) merupakan tanaman yang berasal
dari Amerika Selatan. Kata sirsak berasal dari bahasa Belanda
yaitu zuur artinya masam dan zak artinya kantong. Sirsak berarti kantong yang
masam, sirsak termasuk family Annonaceae (Sunaryo, 1983).
Sirsak (Annona muricata L) berasal dari daerah tropis Amerika Selatan.
Sosok tanaman sirsak berupa pohon yang ukurannya tidak begitu besar
dengan tinggi pohon antara 3-8 meter. Daunnya berwarna hijau tua,
tampak mengkilat dan kaku. Ukuran buahnya agak besar, berat rata-rata
0,2-2 kg. Produksi rata-rata per pohon sekitar 25 buah. Buahnya yang
sudah tua memiliki tanda-tanda : jarak duri merenggang, tangkai buah menguning,
aroma lebih harum dan menusuk (Widyastuti dan Paimin, 1992).
Tanaman sirsak (Annona muricata L) termasuk tanaman tahunan dengan
sistematika sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
Ordo : Polycarpiceae
Family : Annonacea
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata L
Famili Annonaceae memiliki banyak jenis selain tanaman buah juga tanaman hias
yaitu bunga kenanga (Canangium odoraton B), serta kerabat dekat sirsak
yaitu srikaya (A. Squamosa L) dan buah nona (A. reticulate L) (Radi, 1997).
Buah sirsak sebaiknya dipanen setelah tua benar tetapi masih keras.
Buah ini dianggap tua setelah duri-durinya semakin jarang dan warna kulitnya
yang tadinya hijau mengkilat menjadi hijau kusam atau hijau kekuning-kuningan.
Didaerah yang iklimnya tidak mengenal musim, buah sirsak dapat dijumpai
sepanjang tahun, tetapi biasanya memiliki 1-3 kali masa panen (Samson, 1986).
Kulit buah sirsak agak tebal, berduri lemas dan agak bengkok.
Daging buah berwarna putih seperti kapas, berserat kasar, lunak dan mengandung
banyak air. Rasanya manis, agak asam dan menyegarkan. Bijinya banyak
dan berkulit keras, berwarna hitam dan terdiri dari dua keping.
Daging bijinya sendiri berwarna kuning dan mengandung banyak
karbohidrat. Dalam bentuk segar, daging buah sirsak mengandung vitamin C
yang cukup tinggi. Selain itu daun dan bijinya juga dapat digunakan
sebagai obat pengusir nyamuk. Selain dikonsumsi dalam bentuk segar
buah ini diolah menjadi bentuk lain (Widyastuti dan Paimin, 1992 ).
Mutu buah sirsak terutama ditentukan oleh derajat ketuaan
dan kematangan serta kemulusannya. Buah sirsak dinyatakan tua
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
dapat tercapainya proses pematangan yang sempurna. Ketuaan dapat
ditandai dari bentuk buah, warna kulit, ukuran buah (panjang, lebar
dan berat) serta kerapatan duri (Sjaifullah, 1990).
Buah sirsak mengandung vitamin dan serat. Selain mengandung
vitamin A, B dan C, sirsak juga mengandung gula sekitar 12 %. Setiap buah
sirsak terdiri atas 68 % daging buah yang dapat dimakan, sisanya
berupa kulit 20 %, biji 8,5 %, dan hati atau empelur 4 % . Kandungan air
pada buah sirsak cukup tinggi, yakni sekitar 82 % (Haryoto, 1998).
Buah sirsak berbentuk lonjong, ujungnya sering bengkok atau
berbentuk jantung, kulit agak tebal namun tidak liat, berduri lemas
dan agak bengkok. Daging buah berserat kasar putih seperti kapas, banyak
mengandung air yang masam hingga manis rasanya. Rasa dan aromanya khas,
di dalam daging buahnya terdapat banyak biji (Narwasmarhaeni, et al., 1990).
Secara umum, komposisi kimia dari buah sirsak dapat dilihat pada table 1
di bawah ini:
Tabel 1. Komposisi Kimia Buah Sirsak per 100 gr Komposisi Kimia Jumlah
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
Buah sirsak kaya akan vitamin C, yakni 20 mg/100 gr daging buah
dan vitamin B. Daging buahnya mempunyai aroma dan flavor yang baik sekali,
sehingga sering digunakan untuk pengharum es krim. Dalam industri
sari buah, sari buah sirsak merupakan bahan yang sangat penting.
Sifat yang paling disenangi orang dari sirsak adalah aromanya yang khas.
Daging buahnya mirip “cherimoya”, warna putih yang sangat murni,
sangat stabil walaupun sedang diolah (Nakasone, 1972).
Minuman Ringan (Soft Drink)
Minuman ringan atau yang lebih dikenal dengan istilah soft drink
sangat digemari semua orang disegala usia baik saat bekerja maupun
saat beristirahat. Soft drink juga mampu menyegarkan perasaan dan
pikiran saat melakukan aktivitas yang berat dan tegang. Bisa menambah
saat-saat menyenangkan dalam kehidupan (Novlin, 2002).
Minuman ringan dengan karbonasi adalah minuman yang
dibuat dengan mengabsorpsikan karbondioksida ke dalam air minum.
Minuman ringan tanpa karbonasi adalah minuman selain minuman ringan dengan
karbonasi
Minuman ringan diartikan sebagai minuman berkarbonasi. Karbonasi
merupakan proses penginjeksian gas-gas CO2 (karbon dioksida) ke dalam
minuman sehingga memiliki penampilan gelembung-gelembung yang memberi
kesan segar. Gelembung-gelembung CO2 tersebut juga memberi efek kepuasan
yang sangat khas apabila dikonsumsi, yaitu rasa menggigit di lidah (Rara, 2007).
Berikut ini disampaikan penjelasan-penjelasan mengenai hal-hal yang
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
1. Air berkarbonasi merupakan kandungan terbesar di dalam carbonated
soft drink. Air yang digunakan harus mempunyai kualitas tinggi, yaitu: jernih,
tidak berbau, tidak berwarna, bebas dari organisme yang hidup dalam air,
alkalinitasnya <50 ppm, total padatan terlarut <500 ppm, dan kandungan logam
besi dan mangan <0.1 ppm. Sederet proses diperlukan untuk mendapatkan
kualitas air yang diinginkan, antara lain: klorinasi, penambahan kapur,
koagulasi, sedimentasi, filtrasi pasir, penyaringan dengan karbon aktif, dan
demineralisasi dengan ion exchanger. Karbondioksida yang digunakan juga
harus semurni mungkin dan tidak berbau. Air berkarbonasi dibuat dengan cara
melewatkan es kering (dry ice) ke dalam air es.
2. Bahan pemanis yang digunakan dalam minuman ringan terbagi dalam dua
kategori:
a. Natural (nutritive), antara lain gula pasir, gula cair, gula invert cair, sirup
jagung,dengan kadar fruktosa tinggi, dan dekstrosa
b. Sintetik (non nutritive), salah satu yang direkomendaasikan oleh FDA (Food
& Drugs Administration Standard, Amerika Serikat) adalah sakarin.
3. Pemberi asam (acidulants) ditambahkan dalam minuman dengan tujuan untuk
memberikan rasa asam, memodifikasi manisnya gula, berlaku sebagai
pengawet, dan dapat mempercepat inversi gula dalam sirup/minuman.
Acidulant yang digunakan dalam minuman harus dari jenis asam yang dapat
dimakan (edible/food grade) antara lain asam sitrat, asam fosfat, asam malat,
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
4. Pemberi aroma disiapkan oleh industri yang berkaitan dengan industri minuman
dengan formula khusus, kadang-kadang telah ditambah dengan asam dan
pewarna, dalam bentuk:
a. Ekstrak alkoholik (menyaring bahan kering dengan larutan alkoholik),
misalnya : jahe, anggur, lemon-lime dan lain-lain
b. Larutan alkoholik (melarutkan bahan dalam larutan air-alkohol), misalnya :
strawberry, cherry, cream soda dan lain-lain.
c. Emulsi (mencampur essential oil dengan bahan pengemulsi, misalnya
vegetable gum), misalnya untuk citrus flavor, rootbeer dan cola.
d. Fruit juices, misalnya: orange, grapefruit, lemon, lime dan grape.
e. Caffeine, sebagai pemberi rasa pahit (bukan sebagai stimulan)
f. Ekstrak biji kola.
g. Sintetik flavor, misalnya : ethyl acetate/amyl butyrate yang memberikan
aroma grape.
5. Pewarna untuk meningkatkan daya tarik minuman:
a. natural, misalnya dari grape, strawberry, cherry dan lain-lain.
b. semi sintetik, misalnya : warna karamel
c. sintetik, dari 8 jenis pewarna yang dapat dimakan (food grade), hanya 5 yang
diperkenankan oleh FDA untuk digunakan sebagai pewarna dalam
minuman ringan.
6. Pengawet, misalnya asam sitrat dan sodium benzoat.
7. Proses pembuatan :
Proses produksi dimulai dengan pembuatan sirup, yaitu mencampur gula
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
bahan penyaring yang dilanjutkan dengan penyaringan menggunakan alat
berupa plat atau frame filter. Larutan sirup kemudian dapat disterilisasi dengan
penyinaran ultra violet. Sirup, bahan tambahan, air, dan karbondioksida diaduk
dengan temperatur dan tekanan diatur pada kondisi tertentu, kemudian produk
akhir berupa minuman ringan dikemas dalam botol/kaleng.
8. Pengemasan, minuman berkarbonat umumnya dikemas dalam botol (gelas/
plastik) atau kaleng, sedangkan minuman tanpa karbonat dapat juga dikemas
dalam kotak kardus dengan persyaratan umum sebagai berikut :
a. mempunyai kekuatan mekanis, sehingga dapat menjaga mutu, penampilan
dan mempertahankan kandungan nutrisi produk.
b. mempunyai penampilan yang menarik.
c. steril pada setiap pemakaian.
d. mudah dalam pengisian maupun penyegelan
Minuman ringan dengan karbonasi adalah minuman yang dibuat dengan
mengabsorpsikan karbondioksida ke dalam air minum. Minuman yang
diperdagangkan terdiri dari minuman ringan tanpa karbonasi dan minuman
dengan karbonasi. Minuman berkarbonasi selain mengandung CO2 juga
mengandung zat pemberi rasa, zat pemanis, zat pengemulsi, zat penstabil dan
pengawet. Jumlah CO2 yang ditambahkan tidak kurang dari yang diserap oleh air
(minuman) pada tekanan 1 atm dengan suhu 15,6 oC (Hidayat dan Dania, 2005).
Natrium Bikarbonat
Gas CO2 atau gas karbondioksida ini juga digunakan dalam
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
memberikan rasa “menggigit” ditenggorokan dan menimbulkan buih
ketika minuman itu dituangkan. Sejak pertama kali hingga sekarang, bahan
yang dipakai untuk membuat minuman menjadi berbusa selalu sama
yaitu karbondioksida. Bahan ini terdapat dalam atmosfer bumi secara
alami sebagai gas yang tidak berwarna dan berbau (Novlin, 2002).
Soda kue akan menghasilkan gas CO2 yang dibutuhkan dalam
proses karbonasi. Karbonasi merupakan pelarutan karbondioksida (CO2)
di dalam air dengan kondisi temperatur dan tekanan yang terkontrol.
Penyerapan karbondioksida akan semakin banyak dengan naiknya
tekanan dan turunnya temperatur. Keuntungan dari menggunakan NaHCO3
adalah relatif tidak mempengaruhi rasa, harganya relatif murah
dan tingkat kemurniannya tinggi (Hidayat dan Dania, 2005).
Baking soda adalah nama lain untuk sodium bikarbonat. Bahan ini
akan mengeluarkan gas karbondioksida (CO2) yaitu gas yang
bersifat sebagai bahan pengembang jika dipanaskan atau ditambahkan dengan
asam. Baking soda adalah salah satu komponen yang ada di dalam baking powder.
Selain itu memiliki fungsi untuk mengatur “taste” pada icing sugar,
digunakan pada produk-produk baking, crackers. Dari segi kehalalannya,
bahan ini dapat berasal dari pembuatan minuman beralkohol yang
kemudian direaksikan dengan potassium (Admin, 2007).
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
Natrium benzoat lebih efektif menghambat khamir dan bakteri dari
pada jamur dan mempertahankan keasaman makanan seperti jam, sirup,
jeli, pickle, sosis dan sari buah (Hughes, 1987).
Sari buah dengan keasaman tinggi dapat diawetkan dengan 0,1 %
(1000 ppm) Natrium benzoat tetapi sekalipun digunakan 0,2 % tidak akan dapat
mengawetkan produk dengan keasaman rendah. Natrium benzoat kurang efektif
dalam suatu bahan pangan yang mempunyai pH mendekati 3,0. PH optimum
dari Natrium benzoat sebagai penghambat pertumbuhan mikroba adalah sekitar
2,5-4,0 lebih rendah dari pada asam sorbat dan asam propionat (Furia, 1972).
Mekanisme kerja Natrium benzoat sebagai bahan pengawet adalah
berdasarkan permeabilitas membran sel mikroba terhadap molekul-molekul
asam benzoat tidak terdisosiasi. Dalam suasana pH 4,5 molekul-molekul asam
benzoat tersebut dapat mencapai sel mikroba yang membran selnya mempunyai
sifat permeabel terhadap molekul-molekul asam benzoat yang tidak terdisosiasi.
Sel mikroba yang mempunyai pH cairan sel netral akan dimasuki
molekul-molekul asam benzoat, maka molekul asam benzoat akan terdisosiasi
dan menghasilkan ion-ion H+, sehingga akan menurunkan pH mikroba tersebut. Akibatnya metabolisme sel akan terganggu dan akhirnya sel mati
(Winarno dan Laksmi, 1974).
Jika mikroba tumbuh dalam bahan pangan maka mikroba tersebut dapat
menyebabkan berbagai perubahan. Pada penampakan maupun kondisi kimia dan
cita rasa bahan pangan tersebut. Perubahan yang dapat dilihat dari luar misalnya
perubahan warna, pembentukan film atau lapisan pada permukaan seperti pada
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
dan kekeruhan pada minuman, pembentukan gas, bau asam, bau alkohol dan bau
busuk dan berbagai perubahan lainnya (Fardiaz, 1992).
Asam benzoat dan garam-garamnya serta turunannya adalah
suatu kelompok zat pengawet kimia yang sudah digunakan secara luas
dalam pengawetan bahan pangan asam. Pemakaian asam benzoat dalam
bahan pangan dalam kadar yang cukup besar benzoat tidak dikehendaki
bahkan beracun. Benzoat umumnya efektif terhadap khamir dan jamur dari pada
bakteri 0,1 % atau kurang dari jumlah yang diperkenankan (Desrosier, 1988).
Natrium benzoat merupakan butiran atau serbuk putih tidak berbau
dan bahan ini dapat ditambahkan langsung ke dalam makanan atau dilarutkan
terlebih dahulu di dalam air atau pelarut-pelarut lainnya. Dalam pengunaanya,
asam benzoat kurang kelarutannya dalam air dibandingkan dalam bentuk
garamnya, sehingga pemakaiannya sering digunakan dalam bentuk garamnya
yaitu Natrium benzoat (C6H5COONa) (Winarno, et al., 1980).
Efektivitas bahan pengawet tergantung pada konsentrasi dan jenis bahan
pengawet, jenis mikroba yang terdapat dalam bahan makanan. Bahan pengawet
kimia dapat mengganggu pertumbuhan mikroba dengan cara mengganggu
permeabilitas sel, mengganggu kerja enzim dan mengganggu sistem genetik
(Purba dan Rusmarilin., 1985).
Aktivitas optimum benzoat terjadi antara pH 2,5-4. Pengaruh pH pada
penguraian asam benzoat dan sorbat terlihat pada tabel 2 berikut :
Tabel 2. Pengaruh pH pada Penguraian Asam-Asam Benzoat dan Sorbat pH Benzoat (%) Sorbat (%)
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
6 1,50 6,00 7 0,15 0,60 Sumber : Buckle, et al., (1987).
Bahan pengawet kimia adalah salah satu dari kelompok bahan pengawet
yang ditambahkan kedalam bahan makanan dengan tujuan untuk menghambat,
mencegah proses fermentasi, pembusukan, pengasaman atau dekomposisi lainnya
dalam bahan pangan Zat kimia yang sering digunakan sebagai bahan pengawet
adalah belerang dioksida, benzoat, sorbat, propionat dan sedikit nisin
(Buckle, et al., 1987).
Zat Pengasam
Senyawa asam dalam bahan makanan dapat dihasilkan dengan
menambahkan langsung asam ke dalam makanan, misalnya asam sitrat
dan asam malat. Jumlah asam yang cukup banyak akan menyebabkan denaturasi
protein bakteri, sehingga asam dapat dijadikan sebagai bahan pengawet
selain sebagai penambah cita rasa, aroma, dan warna (Winarno, et al., 1980).
Asam sitrat digunakan sebagai bahan pemberi derajat keasaman
cukup baik karena kelarutannya dalam air tinggi. Asam sitrat
dapat digunakan sebagai flavoring agent, menurunkan pH dan sebagai chelating
agent. Pada proses pengalengan dapat menggunakan asam sitrat untuk
menurunkan pH sampai 4, atau lebih rendah (Furia, 1972).
Kerja asam sebagai bahan pengawet tergantung
pada pengaruhnya terhadap pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri, khamir
dan kapang yang tumbuh pada bahan makanan. Penambahan
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
ion hidrogen (H+) dan dijumpai bahwa pH rendah lebih besar penghambatannya pada pertumbuhan mikroorganisme (Tranggono, et al., 1989).
Asam askorbat mudah sekali teroksidasi menjadi asam L-dehidroaskorbat
yang secara kimia sangat labil dan mengalami perubahan-perubahan lebih lanjut
menjadi asam L-ketogulonat dimana tidak memiliki keaktifan vitamin C lagi.
Dan jika dioksidasi berlanjut terus akan terbentuk asam okasalat dan asam treonat
(Winarno, 1997).
Pemberian asam sitrat dalam minuman bertujuan untuk memberikan rasa
asam, memodifikasi manisnya gula, berlaku sebagai pengawet dan dapat
mempercepat inversi gula dalam minuman. Penggunaan maksimum asam sitrat
dalam minuman adalah sebesar 3 gram/liter sari buah (Hidayat dan Dania, 2005).
Gula dan Garam Dapur
Proses kerusakan bahan pangan oleh khamir adalah dengan
mendegradasi makromolekul yang menyusun bahan tersebut menjadi fraksi-fraksi
yang lebih kecil. Misal karbohidrat menjadi gula-gula sederhana atau
pemecahan lebih lanjut menjadi asam-asam yang mempunyai atom C rendah
(Winarno dan Jennie., 1983)
Selama penyimpanan, sukrosa berubah menjadi glukosa dan fruktosa
yang dirombak menjadi asam-asam organik, selanjutnya asam-asam organik
ini digunakan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme (Apandi, 1984).
Daya larut sukrosa yang tinggi merupakan salah satu dari sifat-sifatnya
yang penting. Keanekaragaman daya larut berdasarkan tingkat suhu dapat dilihat
pada tabel berikut :
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
Suhu (oC) Daya Larut (%)
20 67,1 50 72,4 100 84,1
Sumber : Buckle, et al., (1987).
Gula dalam produk minuman ringan bukan hanya sebagai pemanis
saja, tapi juga mempengaruhi pelepasan gas. Pelepasan gas pada minuman
berkarbonat yang mengandung gula lebih teratur dan merupakan gelembung
yang lebih kecil. Aspek terpenting dalam penggunaan bahan pemanis
dalam minuman ringan adalah untuk memberikan nilai kalori terhadap minuman
tersebut. Di samping itu bahan pemanis juga berfungsi dalam memberikan
bentuk dan rasa pada minuman yang dihasilkan (Hidayat dan Dania, 2005).
Garam dapur berfungsi untuk memperbaiki cita rasa, melarutkan
protein, dan sebagai pengawet. Konsentrasi garam yang digunakan mempunyai
batasan yang pasti. Hal ini banyak tergantung pada faktor-faktor luar,
dalam lingkungan yaitu pH dan suhu. Garam menjadi lebih efektif pada suhu
yang lebih rendah dan kondisi yang lebih asam (Buckle, et al., 1987).
Garam dapur dalam keadaan murni tidak berwarna, tetapi kadang-kadang
berwarna kuning kecoklatan yang berasal dari kotoran-kotoran yang ada
di dalamnya. Garam dapur sebagai penghambat pertumbuhan mikroba.
Penggunaannya sebagai pengawet minimal 20 % atau 2 ons/kg bahan
(Hidayat dan Dania, 2005).
Bahan Penstabil
Bahan-bahan yang termasuk kedalam bahan penstabil atau
pengental diantaranya adalah gum arabik, CMC, karagenan, pektin dan
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
memekatkan atau berfungsi mengentalkan makanan yang dicampurkan
dengan air untuk membentuk kekentalan tertentu (Winarno, et al., 1980).
Secara umum bahan-bahan pengental dan pembentuk gel yang larut dalam
air disebut gum. Pentingnya gum dalam bentuk bahan pangan adalah berdasarkan
sifat gum yang suka air (hidrofilik) yang mempengaruhi struktur pangan dan sifat
berkaitan dengan ciri tersebut. Gum yang sebagian besar terdapat pada bahan
pangan alami dibutuhkan sebagai bahan tambahan yang penting yang dapat
berfungsi sebagai pengental, pembentuk gel dan pembentuk lapisan tipis
serta penggunaan lain yang berfungsi dengan fungsi tersebut (Haryadi, 1990).
Gum arab dapat digunakan untuk memperbaiki kekentalan atau
viskositas, tekstur dalam bentuk makanan. Selain itu gum arab
dapat mempertahankan flavor dari bahan yang dikeringkan dengan pengering
semprot. Dalam hal ini gum arab membentuk lapisan yang dapat melapisi partikel
flavor, sehingga melindungi dari oksidasi, evaporasi, dan absorbsi air dari
udara. Di dalam industri pangan, gum arab digunakan sebagai pengikat aroma,
penstabil, pengemulsi dalam pembuatan es krim (Tranggono, et al, 1989).
Gum arab secara komersial dipisahkan berdasarkan warna, yang
berwarna sangat pucat mempunyai harga yang sangat tinggi, terutama
untuk konfeksioneri, gum dengan warna yang lebih gelap biasanya
mempunyai rasa yang kurang menyenangkan (Minifie, 1989).
Menurut Blanshard (1979), fungsi gum di dalam produk bahan pangan
adalah sebagai perekat, alat pengikat, alat penjernih, alat penguat, alat pelapis,
alat pembusa, alat penyatu atau penggabung dan sebagainya. Namun fungsi
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
Gum arab adalah eksudat kering dari pohon acacia. Senyawa ini
merupakan garam netral atau sedikit asam polisakarida kompleks
yang mengandung anion kalsium, magnesium, dan kalium. Molekul berbentuk
gelengan kaku dengan banyak rantai samping dan berbobot molekul sekitar
300.000. Molekul terdiri atas empat gula, L-arabinosa, L-ramnosa, D-galaktosa,
dan asam D-glukuronat. Gum arab merupakan salah satu dari beberapa gum
yang memerlukan konsentrasi tinggi untuk meningkatkan kekentalan dan
dipakai sebagai penghambat pengkristalan dan pengemulsi. Gum arab membentuk
koaservat dengan gelatin dan banyak protein lain (de Man, 1989).
Pengemasan
Pengemasan merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi tepat
dan aman bagi bahan pangan. Apabila bahan pangan tidak dikemas dikhawatirkan
akan mudah terkontaminasi oleh mikroba yang pada akhirnya akan menimbulkan
efek yang negatif terhadap pangan itu sendiri (Hidayat dan Dania, 2005).
Pengemasan produk bertujuan untuk mengurangi kerusakan, memberikan
kemudahan dalam penanganan selanjutnya, memperpanjang masa simpan
dan memberi daya tarik bagi konsumen (Sulistyowati, 2001).
Kemasan yang terbuat dari gelas, saat ini sering digunakan oleh industri
pangan untuk mengemas produk yang berbentuk cair atau semi padat.
Keuntungan penggunaan wadah gelas untuk mengalengkan berbagai jenis bahan
pangan adalah :
1. Gelas bersifat “inert” yang tidak akan bereaksi dengan bahan pangan.
2. Gelas bersifat kedap dan tidak berpori-pori.
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
4. Bersifat transparan sehingga memungkinkan produk di dalamnya dapat
diperiksa oleh produsen maupun konsumen.
5. Wadah gelas mempunyai kekuatan yang tinggi dengan kemajuan teknologi
telah dihasilkan gelas yang lebih kuat tetapi lebih tipis dan ringan.
6. Wadah gelas mudah dibuka dan ditutup kembali. Selain itu wadah gelas
bekas dapat digunakan kembali.
7. Wadah gelas dapat dibuat berbagai macam bentuk, ukuran dan warna.
8. Wadah gelas dapat dilakukan pengisian atau penutupan secara vakum.
9. Umur bahan simpan bahan pangan lebih lama dibandingkan dalam kaleng.
(Hidayat dan Dania, 2005).
Wadah botol masih banyak digunakan untuk penyimpanan
bagi bermacam-macam jenis makanan, terutama produk-produk yang bersifat
asam yang hanya memerlukan pemanasan ringan. Untuk itu, sari buah yang telah
disaring dan telah ditambahkan bahan aditif dapat dimasukkan dalam botol.
Yang penting diperhatikan untuk pengemasan minuman adalah tertutup,
supaya tidak bocor dan tidak terjadi reaksi dengan isinya (Buckle, et al., 1987).
Penyimpanan Dingin
Pendinginan adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu
pembekuan -2 sampai 10 oC, pendinginan yang biasa dilakukan sehari-hari dalam lemari es pada umumnya mencapai 5-8 oC. Meskipun air murni membeku
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
Pengaruh pendinginan terhadap mikroba dalam bahan pangan tergantung
pada suhu penyimpanannya. Semakin besar perbedaan suhu penyimpanan
dengan suhu pertumbuhan optimum mikroba, maka kecepatan pertumbuhannya
menjadi lambat dan akhirnya terhenti sama sekali. Mendekati suhu minimum
untuk pertumbuhan mikroba, maka fase adaptasinya (fase lag) bertambah lama
(Nurwantoro dan Djarijah, 1997).
Pemanasan dan pendinginan yang tidak diawasi dengan teliti
dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan. Setiap kenaikan suhu 10 oC pada kisaran suhu 10-36 oC kecepatan reaksi enzimatik maupun reaksi non enzimatik, rata-rata akan bertambah 2 kali lipat (Winarno, et al., 1980).
Terjadinya penurunan kadar vitamin C selama penyimpanan juga
disebabkan oleh suhu penyimpanan dan sinar atau cahaya langsung.
Dari bukti-bukti yang telah ada bahwa penyimpanan pada temperatur lebih dari
27 oC dapat menyebabkan kehilangan vitamin C walaupun pada kondisi anaerob (Mapson, 1978).
Perubahan cita rasa pada umumnya cenderung pada perubahan warna.
Adanya perubahan warna tersebut bisa diaktifkan oleh mikroba yang
menyebabkan warna cairan sari buah menjadi keruh (Desrosier, 1988).
Kerusakan fisiologis disebabkan oleh reaksi-reaksi metabolisme yang
terdapat secara alami dalam bahan, sehingga akan terjadi proses perombakan
tekstur bahan menjadi lunak dengan kandungan air yang tinggi, sehingga
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODA PENELITIAN
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah sirsak (Annona
muricata L) dalam kondisi segar, gula pasir dan garam dapur yang diperoleh dari
pasar tradisional Pajak Sore Padang Bulan, Medan.
Bahan Kimia yang Digunakan
- Natrium Benzoat - Phenolpthalein 1 %
- Natrium Bikarbonat (NaHCO3) 0,30 % - NaOH 0,1 N - Asam (Sitrat + Malat) 1 % - Pati 1 %
- Gum Arab 2 % - Iodin 0,01 N
- Asam Asetat 0,05 N
Alat yang Digunakan
- Hand Refractometer - Kain Saring
- Termometer - Timbangan
- Alat Penutup Botol - pH meter
- Corong - Gelas Ukur
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
- Kertas Label - Botol Kaca
- Lemari Pendingin - Beaker Glass
- Biuret - Pipet Tetes
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juni 2007 di Laboratorium Teknologi
Pangan Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari 2 faktorial yaitu :
- Faktor I : Perbandingan konsentrasi Natrium Benzoat (K) terdiri dari 4 taraf; K1 = Natrium Benzoat 200 ppm
K2 = Natrium Benzoat 250 ppm
K3 = Natrium Benzoat 300 ppm
K4 = Natrium Benzoat 350 ppm
- Faktor II : Lama penyimpanan (L) yang terdiri dari 4 taraf ; L1 = 5 hari
L2 = 10 hari
L3 = 15 hari
L4 = 20 hari
Kombinasi perlakuan 4 x 4 = 16 dengan banyak ulangan (n) adalah:
Tc (n-1) > 15
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
16 n – 16 > 15
16 n > 31
n > 1,93
untuk memperoleh ketelitian dilakukan ulangan sebanyak 2 (dua) kali
(Bangun, 1991).
Model Rancangan
Untuk menganalisa dari hasil pengamatan dilakukan sidik ragam untuk
RAL faktorial dengan model:
ijk =
ijk = + í + + ( ) +
ijk = Hasil pengamatan dari faktor K pada taraf ke-i dan faktor L pada taraf
ke-j dengan ulangan ke-k
= Efek nilai tengah
í = Efek dari faktor K pada taraf ke-i
= Efek faktor L pada taraf ke-j
( ) = Efek interaksi dari faktor K pada taraf ke-i dan faktor L pada taraf ke-j
= Efek galat dari faktor K pada taraf ke-i dan faktor L pada taraf ke-j
dalam ulangan ke-k
Pelaksanaan Penelitian
Di dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan tahap-tahap pembuatan
minuman berkarbonasi sebagai berikut:
- Buah sirsak dicuci dengan air mengalir hingga bersih
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
- Buah sirsak dikupas dan dibuang biji dan empulurnya. Kemudian daging buah sirsak dihancurkan dengan penambahan air sebanyak 1:1 sehingga dihasilkan
bubur buah
- Bubur buah kemudian disaring sehingga diperoleh sari buah murni, sedangkan ampasnya dibuang
- Sari buah sirsak kemudian ditambahkan gula pasir 22 %, garam dapur 0,30%, asam (sitrat : malat = 1:1) 1%, natrium benzoat sesuai dengan masing-masing
perlakuan dan gum arab 2% sambil diaduk
- Campuran kemudian diaduk sampai rata hingga menjadi homogen
(homogenasi)
- Sari sirsak yang sudah homogen dimasukkan dalam botol dan kemudian dipasteurisasi suhu 80 oC selama 10 menit
- Sari sirsak dalam botol kemudian didinginkan dengan air es hingga dingin dalam keadaan botol tertutup rapat
- Kemudian ke dalam botol berisi sari sirsak ditambahkan NaHCO3 0,30 % dan
ditutup rapat sesegera mungkin (karbonasi)
- Botol yang sudah tertutup rapat digojok dengan tujuan melarutkan NaHCO3 - Kemudian disimpan dalam lemari pendingin dan dianalisa sesuai dengan parameter pada penyimpanan 5 hari, 10 hari, 15 hari, dan 20 hari.
Parameter yang Diamati
Pengamatan dan pengukuran data dilakukan dengan cara analisis terhadap
parameter :
1. Kadar Vitamin C (KVC)
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
3. Total Soluble Solid (TSS)
4. Viskositas
5. Uji Organoleptik ( Warna, Aroma, Rasa)
Penentuan Kadar Vitamin C (KVC) (Jacobs, 1962)
Contoh ditimbang sebanyak 10 gram, dimasukkan ke dalam beaker glass
dan ditambahkan aquadest sampai volume 100 ml. Diaduk hingga rata dan
disaring. Diambil filtrat sebanyak 10 ml lalu ditambahkan 2-3 tetes larutan pati
1 % dan titrasi dengan larutan iodium 0,01 N. Titrasi dianggap selesai bila telah
terbentuk warna biru stabil.
ml I2 0,01 N x 0,88 x FP x 100
Total Asam = (mg/ 100 gr bahan)
Berat Contoh (g)
FP = faktor pengenceran
1 ml I2 0,01 N = 0,88 mg vitamin C
Penentuan Total Solubel Solid (TSS) (Sudarmadji, et al., 1984)
Sari buah sirsak diambil sebanyak 1-2 tetes dan diamati dengan Hand
Refraktometer, nilai TSS dapat dibaca pada Hand Refraktometer. TSS dinyatakan
dengan oBrix dengan mengalikan faktor pengencernya.
Penentuan Total Asam (TA) (Ranganna, 1978)
Contoh ditimbang sebanyak 10 gram, dimasukkan ke dalam beaker glass
dan ditambahkan aquadest sampai volume 100 ml. Diaduk hingga merata dan
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
Ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan phenolpthalein 1 % sebanyak 2-3 tetes.
Kemudian dititrasi dengan menggunakan NaOH 0,1 N. Titrasi dihentikan setelah
timbul warna merah jambu yang stabil
ml NaOH x N NaOH x BM Asam Dominan x FP
Total Asam = x 100 %
Berat Contoh (g) x 1000 x Valensi
FP = Faktor Pengenceran
Asam Dominan = Asam sitrat (C6H8O7) BM = 192, valensi = 3 Penentuan Viskositas (AOAC yang disempurnakan, 1970)
Pengukuran viskositas dengan menggunakan viskosimeter bola jatuh yang
telah dimodifikasi. Diukur beberapa diameter bola. Ditimbang massa cairan di
dalam gelas ukur. Diambil bola dengan menggunakan pinset dan dilepaskan
berlahan-lahan dari jarak 1 cm di atas cairan, diukur waktu jatuhnya bola.
Ditentukan koefisien kekentalan dengan menggunakan rumus:
n = 2/9 x r2/v x ( b - c) x g
Keterangan : n = koefisien kekentalan (N.m-2.s) r = jari-jari bola (cm)
v = kecepatan (m/s)
g = gravitasi (m/s2)
b = massa jenis bola (gr/cm3) c = massa jenis cairan (gr/cm3)
Uji Organoleptik (Warna, Aroma, dan Rasa) ( Soekarto, 1985)
Penentuan uji organoleptik dilakukan dengan uji kesukaan atau uji
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
dengan memberikan kode pada bahan yang akan diuji kepada 10 panelis yang
melakukan penilaian. Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Tabel 4. Skala Uji Hedonik
Skala Hedonik Skala Numerik
Diblansing dengan Asam Asetat 0,05 N selama 10 menit
Pemisahan Daging Buah, Kulit dan Biji (Trimming)
Diperas/ Disaring
Dihomogenasi
Dipasteurisasi( T 80-90 oC,10 menit)
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 1: Skema Pembuatan Sari Buah Sirsak Berkarbonasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Natrium benzoat dan
lama penyimpanan memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati.
Pengaruh konsentrasi Natrium benzoat dan lama penyimpanan terhadap parameter
yang diamati dapat dijelaskan di bawah ini.
Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat terhadap Parameter yang Diamati
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi Natrium
benzoat terhadap kadar vitamin C, total soluble solid, total asam, viskositas, nilai
organoleptik dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat terhadap Parameter yang
Diamati
Konsentrasi
Natrium Benzoat Kadar Vitamin C (mg/100 g Bahan)
Suyetmi Zentimer : Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Sari Buah Sirsak (Annona muricata L) Berkarbonasi, 2007.
USU Repository © 2009
K4 = 350 ppm 21.330 32.332 0.414 10.835 3.306
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa konsentrasi Natrium benzoat
memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati. Dari tabel dapat dilihat
bahwa kadar vitamin C yang tertinggi terdapat pada perlakuan K4 (konsentrasi
Natrium benzoat 350 ppm) yaitu sebesar 21,330 mg/100 g bahan dan terendah
pada perlakuan K1 (konsentrasi Natrium benzoat 200 ppm) yaitu sebesar 19,410
mg/100 g bahan. Total soluble solid tertinggi terdapat pada perlakuan K4
(konsentrasi Natrium benzoat 350 ppm) yaitu sebesar 33,332 oBrix dan terendah pada perlakuan K1 (konsentrasi Natrium benzoat 200 ppm) yaitu sebesar 29,455 o
Brix. Total Asam tertinggi terdapat pada perlakuan K1 (konsentrasi Natrium
benzoat 200 ppm) yaitu sebesar 0,518 % dan terendah pada perlakuan K4
(konsentrasi Natrium benzoat 350 ppm) yaitu sebesar 0,414 %. Viskositas
tertinggi terdapat pada perlakuan K4 (konsentrasi Natrium benzoat 350 ppm) yaitu
sebesar 10,835 N.m-2s dan terendah pada perlakuan K1 (konsentrasi Natrium
benzoat 200 ppm) yaitu sebesar 8,282 N.m-2s. Nilai organoleptik tertinggi terdapat pada perlakuan K4 (konsentrasi Natrium benzoat 350 ppm) yaitu sebesar 3.306
dan terendah pada perlakuan K1 (konsentrasi Natrium benzoat 200 ppm) yaitu
sebesar 2,650.
Pengaruh Lama Penyimpanan Benzoat terhadap Parameter yang Diamati
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh lama penyimpanan
terhadap kadar vitamin C, total soluble solid, total asam, viskositas, nilai
organoleptik dapat dilihat pada Tabel 6.