• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Strategi Pemasaran Rasional, Emosional, dan Spiritual Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah PT. Bank Mandiri Syariah Cabang Medan Ahmad Yani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerapan Strategi Pemasaran Rasional, Emosional, dan Spiritual Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah PT. Bank Mandiri Syariah Cabang Medan Ahmad Yani"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Bisnis perbankan saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti

sehingga memacu para pengelola perbankan untuk dapat berpikir secara kreatif,

inovatif agar selalu memberikan diferensiasi, serta keunggulan bagi produk dan

jasa dibandingkan dengan para pesaingnya. Bank dituntut tidak hanya sekedar

mengembangkan produk yang baik, menawarkan dengan harga yang menarik, dan

membuatnya mudah dijangkau oleh nasabah yang membutuhkan tetapi juga perlu

mengembangkan strategi pemasaran yang efektif sehingga dapat mempengaruhi

kepuasan dan loyalitas konsumen.

Sebagaimana pendapat Kotler dan Armstrong (2009), perusahaan haruslah

merancang strategi pemasaran yang berorientasi pada pelanggan, sehingga

perusahaan harus memahami dan memenuhi baik perilaku maupun kebutuhan

pelanggan untuk menciptakan kepuasan serta loyalitas pelanggan. Kepuasan

konsumen sangat diperhatikan oleh perusahaan karena akan berdampak pada

kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat ditunjukkan dari banyaknya nasabah

yang puas dan loyal terhadap perusahaan. Kotler dan Armstrong (2009)

menyatakan bahwa, pelanggan yang merasa puas akan membeli ulang, dan

mereka akan memberi tahu orang lain mengenai pengalaman baik tentang produk

itu. Kepuasan pelanggan berkontribusi pada sejumlah aspek krusial, seperti

terciptanya loyalitas pelanggan. Oleh karena itu, perusahaan harus menerapkan

(2)

membeli produk. Strategi tersebut antara lain adalah strategi pemasaran rasional,

emosional dan spiritual.

Pergeseran orientasi perkembangan teknologi dunia dari sekadar

menghadirkan manfaat fungsional (lebih produktif, lebih cepat, lebih efisien, lebih

murah dan sejenisnya) menjadi alat mempermudah penyampaian pesan

emosional. Teknologi, khususnya internet tidak hanya mampu menciptakan dunia

yang berbeda dalam arti fisik (new economy), namun juga mampu membawa

pengaruh pada terciptanya manusia-manusia baru (new people) yang mempunyai

kebutuhan, keinginan, sikap dan perilaku yang berbeda dari manusia sebelumnya.

Kemajuan teknologi dan komunikasi telah menciptakan pelanggan baru

yang menginginkan terpenuhinya kepuasan fungsional dan emosional saat

membeli sebuah produk. Bahkan kecenderungan manfaat emosional memiliki

daya pikat lebih besar daripada manfaat fungsional. Kecenderungan ini

memunculkan peluang baru bagi perusahaan yang memiliki daya saing fungsional

yang lebih rendah untuk memenangkan persaingan dengan diferensiasi produknya

pada nilai emosional (emotional value) (Mussry, dkk., 2007:10). Oleh karena itu

selain mentarget benak pelanggan, yang lebih penting lagi adalah mentarget hati

pelanggan dengan memberikan pengalaman baru dan sensasi baru dalam

mengkonsumsi.

Di level intelektual (rasional), pemasar menyikapi pemasaran secara

fungsional-teknikal dengan menggunakan sejumlah tools pemasaran, seperti

segmentasi, targeting, positioning, marketing-mix, branding, dan sebagainya.

(3)

perasaan pelanggan menjadi penting. Di sini pelanggan dilihat sebagai manusia

seutuhnya, lengkap dengan emosi dan perasaannya. Beberapa konsep pemasaran

yang ada pada level emosional ini antara lain experiental marketing dan emotional

branding.

Selain strategi pemasaran rasional dan emosional, perusahaan juga perlu

menerapkan strategi spiritual. Walaupun perusahaan telah menggunakan teknologi

yang super canggih dan memiliki orang-orang berkualitas, namun apabila tidak

bisa menjunjung kredibilitas, perusahaan akan runtuh. Pemasaran juga harus

mulai masuk ke jajaran spiritual yang mengedepankan cinta yang universal.

Pemasaran yang cocok untuk memasarkan nilai perusahaan yang mulia ini adalah

spiritual marketing. Spiritual marketing berusaha untuk membantu perusahaan

yang mempunyai spirit yang baik untuk mendulang keunggulan bersaing. Pada

era di mana etika bisnis menjadi kurang diperhatikan dan kejujuran menjadi

sumberdaya yang langka maka spritualitas berbisnis akan menjadi sumber daya

saing berikutnya. Hal ini juga terjadi pada bisnis perbankan syariah.

Spiritual marketing merupakan tingkatan tertinggi. Orang tidak

semata-mata menghitung untung atau rugi, tidak terpengaruh lagi dengan hal yang

bersifat duniawi. Panggilan jiwalah yang mendorongnya, karena didalamnya

terkandung nilai-nilai spiritual. Ini akan menjadi bibit dan modal dasar baginya

untuk tumbuh menjadi bisnis yang besar, yang memiliki spiritual brand, yang

memiliki kharisma, keunggulan, dan keunikan yang tak tertandingi.

Perbankan Syariah adalah suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya

(4)

dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan

mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada

usaha-usaha berkategori terlarang atau haram.

Sistem perbankan konvensional dan syariah memiliki kesamaan dalam hal

mencari keuntungan dan pelayanan masyarakat dalam bisnis keuangan. Namun

keduanya memiliki perbedaan dalam hal sistem balas jasa yang diberikan kepada

para nasabah. Pada perbankan konvensional, sistem penyaluran dana biasanya

berbentuk kredit yang diberikan kepada masyarakat dimana debitur dalam

pengembalian pinjaman diharuskan membayar sejumlah bunga. Sedangkan pada

perbankan Syariah, sistem perbankan tidak berorientasi pada bunga namun

menggunakan sistem bagi hasil. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip balas

jasanya masing-masing, kedua sistem perbankan ini bersaing bebas di dalam

dunia perbankan Indonesia dimana jutaan nasabah diperebutkan dengan berbagai

strategi terbaik agar dapat menarik nasabah baru dan mempertahankan nasabah

yang telah ada. Keputusan masyarakat untuk menjadi nasabah pada sebuah bank

dapat dipengaruhi oleh strategi pemasaran rasional, emosional dan spritual.

Saat ini di Indonesia terdapat 12 (Dua Belas) Bank Umum Syariah, 24

(Dua Puluh Empat) Unit Usaha Syariah, dan 32 (Tiga Puluh Dua) Layanan

Syariah. Hal tersebut dapat dilihat persaingan bank syariah maupun unit usaha

syariah cukuplah ketat. Selain menghadapi persaingan yang ketat, Perbankan

Syariah juga menghadapi berbagai permasalahan lain. Persepsi yang selama ini

ada di benak masyarakat, mengenai perbankan Non-Syariah atau perbankan

(5)

perbankan Syariah karena sistem bunganya. Sistem bagi hasil yang diterapkan

bank syariah masih dianggap sama saja dengan bunga pada bank konvensional.

Masalah lain adalah kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap sistem

perbankan Syariah. Banyak masyarakat mengira bank Syariah hanya untuk kaum

muslim saja dan masih ragu terhadap prinsip Syariah yang diterapkan.

Berikut adalah tabel persaingan dari beberapa Bank Syariah teratas pilihan

nasabah selama tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 yang dirangkum dari Top

Brand Awards Indonesia.

Tabel 1.1

Persaingan Bank Syariah Tahun 2012-2015

Nama Bank Syariah Tahun

Rata-rata 2012 2013 2014 2015

Bank Syariah Mandiri 38,2% 27,3% 32,9% 27,4% 31,45% BRI Syariah 18,9% 30,3% 21,6% 28,5% 24,80% Bank Muamalat 17,3% 13,9% 15,8% 10,8% 14,45% BNI Syariah 8% 21% 13,9% 13,5% 14,10%

sumber : http://www.topbrand-award.com

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat persaingan dari keempat Bank Syariah teratas

pilihan nasabah. Persaingan antara Bank Syariah Mandiri dengan BRI Syariah

yang selalu bergantian posisi pertama dan kedua sepanjang tahun 2012 sampai

dengan tahun 2015, sedangkan persaingan diposisi ketiga dan keempat juga selalu

bergantian ditempati oleh Bank Muamalat dan BNI Syariah. Hal ini membuktikan

bahwa keempat Bank Syariah tersebut lebih dipercaya oleh para nasabah yang

ingin menggunakan layanan dan produk dari Bank Syariah tersebut.

Dari tabel diatas dapat juga dilihat rata-rata persentase dari persaingan

(6)

dibandingkan dengan Bank Syariah lainnya. Hal ini menjelaskan bahwa Bank

Syariah Mandiri menjadi pilihan yang utama bagi para nasabah Bank Syariah.

Berdasarkan uraian diatas, dijelaskan bahwa persaingan dari Bank Syariah

sangatlah ketat, maka dari itu masing masing Bank Syariah perlu menerapkan

pemasaran produk yang tepat sasaran untuk mendukung kepuasan para nasabah,

sehingga dengan demikian para nasabah menjadi loyal dengan penawaran produk

yang diberikan oleh tiap masing masing Bank Syariah. Khususnya bagi Bank

Syariah Mandiri harus mempertahankan kualitasnya bahkan bila perlu lebih

ditingkatkan lagi agar tahun selanjutnya dapat kembali merebut posisi puncak

dalam penilaian Top Awards Indonesia untuk kategori Tabungan Syariah.

Penelitian ini akan menganalisis kepuasan dan loyalitas dari Bank Syariah

Mandiri Cabang Medan. Adapun beberapa variabel yang digunakan yaitu

pemasaran rasional, emosional, dan spiritual terhadap kepuasan dan loyalitas

nasabah. Maka dari itu judul yang diambil dalam penelitian ini adalah “Pengaruh

Penerapan Strategi Pemasaran Rasional, Pemasaran Emosional, dan Pemasaran Spiritual Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani.”

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pengaruh pemasaran rasional terhadap kepuasan

(7)

2. Bagaimanakah pengaruh pemasaran emosional terhadap kepuasan

nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani?

3. Bagaimanakah pengaruh pemasaran spiritual terhadap kepuasan

nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani?

4. Bagaimanakah pengaruh kepuasan Nasabah terhadap loyalitas nasabah

Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh pemasaran rasional terhadap kepuasan

nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani

2. Untuk menganalisis pengaruh pemasaran emosional terhadap kepuasan

nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani

3. Untuk menganalisis pengaruh pemasaran spiritual terhadap kepuasan

nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani

4. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan nasabah terhadap loyalitas

nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat didalam penelitian ini adalah:

(8)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan

yang bermanfaat bagi Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani

dalam penerapan strategi pemasaran.

2. Bagi Peneliti Lanjutan

Referensi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan pengembangan

Gambar

Tabel 1.1 Persaingan Bank Syariah Tahun 2012-2015

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) Pengaruh kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Surakarta, 2) Pengaruh kepuasan

Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) Pengaruh kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Surakarta, 2) Pengaruh kepuasan

Kesembilan, Fildzah 2017 dengan skrispsi berjudul “Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Nasabah melalui Kepuasan Nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Gresik” hasil

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemasaran rasional, emosional, spiritual terhadap kepercayaan nasabah Bank Muamalat pada civitas

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemasaran rasional, emosional, spiritual terhadap kepercayaan nasabah Bank Muamalat pada civitas

Bapak/Ibu/Saudara yang Saya hormati, Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner penelitian saya yang berjudul “Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional,

Nasabah PT Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Ahmad Yani Pekanbaru berjumlah 2.310 orang, sedangkan karyawan PT Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Ahmad Yani

Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) Pengaruh kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Surakarta, 2) Pengaruh kepuasan