• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Jenis Penjerap Oksigen dan Karbondioksida pada Penyimpanan Buah Terung Belanda dengan Kemasan Termodifikasi Aktif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan Jenis Penjerap Oksigen dan Karbondioksida pada Penyimpanan Buah Terung Belanda dengan Kemasan Termodifikasi Aktif"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Buah terung belanda sebagaimana komoditas buah-buahan lainnya adalah hasil pertanian yang mudah rusak (busuk). Kerusakan tersebut terutama disebabkan karena penanganan pasca panen (termasuk pengepakan dan pengangkutannya) yang kurang baik, suhu rata-rata harian dan kelembaban udara di Indonesia yang cukup tinggi, serta belum adanya sistem pengawetan yang memadai yang diterapkan untuk suatu komoditas. Buah terung belanda pada umumnya dikonsumsi dalam keadaan yang masih segar. Pada kondisi penyimpanan yang baik, buah terung belanda dapat dikonsumsi segar hingga 14 hari. Setelah itu akan terjadi pembusukan dan akhirnya tidak layak dikonsumsi. Penyimpanan yang baik disertai dengan beberapa perlakuan sangat diperlukan.

Buah terung belanda tergolong ke dalam buah non klimakterik, sehingga buah terung belanda tidak akan mengalami proses pematangan jika buah telah dipetik sebelum buah mencapai tingkat kematangan yang optimum. Pematangan buah ditandai dengan adanya perubahan tekstur, pigmen, aroma, asam organik, karbohidrat dan komponen lainnya. Kesulitan yang dialami secara komersial dalam menghadapi pematangan buah adalah cara mengendalikan proses tersebut secara teliti.

Laju pematangan buah dapat dikendalikan dengan cara memanipulasi suhu, komposisi udara yaitu konsentrasi O2, CO2 dan etilen pada saat sebelum dan sesudah pematangan buah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kombinasi konsentrasi karbon dioksida tinggi dengan oksigen rendah, efektif untuk memperpanjang umur simpan buah terung belanda karena mengurangi laju

(2)

2

kematangan. Produksi C2H4 dihambat oleh kombinasi gas tersebut. C2H4 merupakan senyawa etilen yang berfungsi untuk mempercepat kematangan buah sehingga dengan pengaturan konsentrasi oksigen dan karbondioksida dapat memperpanjang masa simpan buah terung belanda.

Salah satu cara untuk memanipulasi komposisi udara di dalam ruang penyimpanan adalah melalui sistek kemasan modifikasi atmosfir (Modified

Atmosphere Packaging = MAP). Pengemasan dengan atmosfir termodifikasi

(MAP) adalah pengemasan dengan menggunakan bahan kemasan yang dapat menahan keluar masuknya gas sehingga konsentrasi gas di dalam kemasan berubah, dimana konsentrasi oksigen akan semakin rendah sedangkan konsentrasi CO2 akan meningkat. Perubahan konsentrasi gas ini menyebabkan laju respirasi produk menurun, mengurangi pertumbuhan mikrobia, mengurangi kerusakan oleh enzim serta memperpanjang umur simpan.

Kondisi atmosfir termodifikasi (MA) dapat diberikan di dalam kemasan buah secara pasif melalui respirasi produk atau secara aktif dengan menggantikan udara di dalam kemasan dengan campuran gas yang diinginkan. Keterbatasan dalam mengatur kondisi MA secara pasif, menyebabkan MA aktif lebih disukai. Sistem modifikasi atmosfir aktif ini juga dapat disesuaikan dengan penggunaan bahan-bahan penjerap O2, CO2 dan/ atau etilen (C2H4). Meski cara ini membutuhkan tambahan biaya, tetapi kondisi atmosfir yang diinginkan lebih cepat tercapai. Adsorber etilen dapat memperlambat laju respirasi yang merupakan masalah dalam buah-buah klimakterik. Adsorber CO2 dapat mencegah meningkatnya konsentrasi CO2 ke level yang menyebabkan kebusukan

(3)

3

dan mungkin terjadi pada kondisi penyimpanan MA secara pasif (Kader dan Watkins, 2000).

Penyerap etilen yang dapat digunakan adalah potasium permanganat (KMnO4), karbon aktif dan mineral-mineral lain, yang dimasukkan ke dalam sachet. Bahan yang paling banyak digunakan adalah kalium permanganat tang diserapkan pada silika gel. Permanganat akan mengoksidasi etilen membentuk etanol dan asetat. Bahan penyerap etilen ini mengandung 5% KMnO4 dan dimasukkan ke dalam sachet untuk mencegah keluarnya KMnO4 karena KMnO4 bersifat racun (Hurme dkk., 2002).

Kondisi penyimpanan dengan modifikasi atmosfir dapat menghambat produksi etilen dari buah melalui penurunan konsentrasi O2 dan peningkatan konsentrasi CO2 maupun penggunaan adsorber etilen dapat menunda laju pematangan buah. Penundaan waktu pematangan buah akan memperpanjang waktu pemasaran, sehingga buah dapat dipasarkan dalam waktu yang lebih lama dan jarak yang jauh (Kader, 1994). Dari hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Pengunaan Bahan Penjerap Etilen Pada Penyimpanan Buah Terung Belanda Dengan Kemasan Atmosfer termodifikasi Aktif”

Tujuan Penelitian

Untuk menentukan jenis penjerap etilen yang efektif dan efisien yang dapat memperpanjang masa simpan buah terung belanda dalam sistem kemasan termodifikasi aktif dan mengkaji pengaruh penyimpanan dalam sistem kemasan termodifikasi aktif terhadap mutu dan karakteristik buah terung belanda segar.

(4)

4

Kegunaan Penelitian

Sebagai sumber informasi mengenai teknologi penanganan pascapanen buah terung belanda yang dapat memperpanjang umur simpan dengan mutu yang baik dan juga sebagai sumber data dalam penyusunan skripsi di Departemen Teknologi Pertanian, Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hipotesa Penelitian

Jenis penjerap etilen, lama penyimpanan dan interaksi jenis penjerap etilen dengan lama penyimpanan berpengaruh terhadap mutu buah terung belanda.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual materi pokok Cahaya pada peserta didik kelas VIII

(2) There is a significant difference between the ability of reading recount text of the eighth grade students of MTs N Kudus in academic year 2011/2012 before and

Hasil dari penelitian bahwa orang tua yang melimpahkan Hak Asuh Anak kebanyakan tidak menjalankan prosedur yang seharusnya dalam penyelesaian pelimpahan Hak Asuh

3000 metric ton pupuk Phosphate kepada pihak ketiga tanpa B/L. Memerhatikan secara cermat analisis Derry Firmansyah terhadap Putusan 1887, menurut hemat Penulis, hakim dalam

Next, structure is observed subdividing interior space; first, where the subdivided spaces accommodate similar functions and are perceived as being part of a larger space, and

Although exposed poles and lintels modulate the interior painted plas- terboard walls and further express the roundwood framing system, the roof structure has a greater

UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN SAGARANTEN SEKOLAH DASAR NEGERI ………. Akreditasi

In a building with perimeter structure that does not exclude natural light, structure relates to light in one of four modes – as a source of light where, for example, light