• Tidak ada hasil yang ditemukan

D PLS 1103330 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "D PLS 1103330 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Henny Herawaty Br. Dalimunthe, 2016

PENGEMBANGAN MOD EL PEMBERD AYAAN MASYARAKAT MISKIN PERKOTAAN BERBASIS POTENSI D IRI UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS KEWIRAUSAHAAN D I D KI JAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 82

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.KESIMPULAN

a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pemberdayaan di bawah

koordinasi TNP2K hanya mengelola Basis Data Terpadu berupa data Rumah

Tangga Sasaran (RTS) dapat dipergunakan untuk Kartu Perlindungan Sosial

(KPS), sedangkan pelaksanakaan program pemberdayaan dilakukan oleh

lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat. Dalam pelaksanaan program

tersebut terdapat kelemahan yaitu masih kurang terkoordinasi secara jelas

antara lembaga pemerintah, swasta, masyarakat sehingga adanya kesamaan

program, sebagai program belum memiliki tahapan dalam proses pelaksanaan

dan penekanan program hanya pada bina fisik, ekonomi serta bina sosial.

b. Model konseptual pemberdayaan masyarakat berbasis potensi diri yang

dikembangkan memiliki keunggulan yaitu proses pemberdayaan yang

dilaksanakan inheren dengan nilai-nilai potensi diri yaitu konsep diri, aspek

diri dan rencana ke depan. Pengembangan model konseptual ini sesuai dengan

fungsi pendidikan nonformal yaitu mengembangkan potensi peserta didik atau

masyarakat dengan pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan.

c. Pelaksanaan model pemberdayaan yang dikembangkan melalui tahapan input,

proses dan output. Pengembangan tahapan input pada proses assessment yang

digunakan sebelum proses pemberdayaan dilaksanakan. Tahapan proses

dengan adanya pelatihan, oleh karena itu mengembangkan materi, metode dan

pendekatan. Tahapanan akhir merupakan adalah kemampuan menganalisis

potensi diri, peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta peningkatan

produktivitas akan meningkatkan kemampuan kreativitas kewirausahaan.

d. Model pemberdayaan masyarakat berbasis potensi diri efektif untuk

meningkatkan kreativitas kewirausahaan berdasarkan hasil uji coba yang telah

dilaksanakan. Adanya peningkatan skor pada konsep diri, aspek diri, rencana

(2)

83

Henny Herawaty Br. Dalimunthe, 2016

PENGEMBANGAN MOD EL PEMBERD AYAAN MASYARAKAT MISKIN PERKOTAAN BERBASIS POTENSI D IRI UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS KEWIRAUSAHAAN D I D KI JAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

skor nilai signifikansi 0,000, nilai ini lebih kecil 0,05, artinya hipotesis nol

ditolak berarti efektif dalam meningkatkan kreativitas kewirausahaan.

B. REKOMENDASI

Rekomendasi yang disampaikan dalam penelitian ini meliputi tiga hal,

yaitu rekomendasi untuk penelitian lanjutan, rekomendasi bagi fasilitator

pemberdayaan dan rekomendasi bagi pengambil kebijakkan:

a) Rekomendasi untuk penelitian lanjutan

Penelitian ini tidak lepas dari berbagai kekurangan dan keterbatasan

peneliti yang menyangkut gambaran program pemberdayaan dan pengembangan

model terutama menyangkut pengambilan sampel. Berkenaan dengan hal ini,

peneliti lanjutan sangat memungkinkan untuk penyempurnakan penelitian ini

diantaranya sebagai berikut:

(a) Pengembangan model ini menggunakan tahapan seleksi. Penelitihan lanjutan

dapat mengembangkan instrumen seleksi tes minat dan bakat.

(b) Melakukan pengukuran secara empirik setelah proses pelatihan

pemberdayaan dilakukan .

(c) Apakah penggunaan model ini dapat diterapkan pada masyarakat selain

masyarakat perkotaan.

b) Rekomendasi bagi fasilitator pemberdayaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi diri sangat berpengaruh

dalam meningkatkan kemampuan manusia. Sebelum program pemberdayaan

dilaksanakan fasilitator :

(a) Mengadakan tahapan seleksi berupa assessment untuk menentukan

masyarakat penerima bantuan program pemberdayaan.

(b) Tingkat kemampuan potensi diri peserta yang akan diberdaya.

(c) Tingkat pengetahuan, keterampilan dan produktivitas masyarakat.

(d) Memahami pendidikan nonformal merupakan bagaian dari proses

(3)

84

Henny Herawaty Br. Dalimunthe, 2016

PENGEMBANGAN MOD EL PEMBERD AYAAN MASYARAKAT MISKIN PERKOTAAN BERBASIS POTENSI D IRI UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS KEWIRAUSAHAAN D I D KI JAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

c) Rekomendasi untuk pengambil kebijakan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan merupakan

strategi mengentaskan kemiskinan di perkotaan. Model ini sebagai salah satu

alternatif untuk membantu mengentaskan kemiskinan dengan berbasiskan potensi

diri. Adapun hal yang direkomendasi:

(a) Sebagai TNP2K perlu ada panduan koordinasi program sesuai dengan fungsi

dan peran antar kementerian, pemda dan komite masyarakat sehingga tidak

adanya kesamaan program.

(b) Program pemberdayaan bukan hanya fokus pada bina fisik, sosial dan

ekonomi. Bina pendidikan nonformal penting sebagai salah satu bagian dari

proses pemberdayaan untuk keberlangsungan proses pembelajaran.

(c) Program pemberdayaan bukan hanya fokus pada bantuan dana tetapi program

Referensi

Dokumen terkait

Maka, alternatif bantuan yang dapat diberikan untuk membantu meningkatkan percaya diri siswa adalah dengan menggunakan konseling rasioanal emotif perilaku karena

Wajib Pajak tidak menyampaikan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan tetapi melampaui jangka waktu yang telah ditetapkan dalam surat teguran yang terpilih

TARI TOR-TOR dari BATAK, SUMATERA UTARA... TARI SEUDATI dari Nangroe Aceh

PETA JABATAN BALAI BAHASA SULAWESI UTARA.

Dengan berpegangan pada asas-asas Rochdale, para pelopor Koperasi Rochdale mengembangkan toko kecil mereka itu menjadi usaha yang mampu mendirikan

Pada tanggal 10 Juni 1940 Italia mengumumkan perang kepada Perancis dan Inggris, dilanjutkan menyerbu Perancis.. Pada bulan Juni 1940 pasukan Jerman bergerak menuju Perancis dan

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan Quasi Experiment (eksperimen semu). Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang

melalui metode eksperimen laboratorium dan lapangan, antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir analitis dan sikap peduli lingkungan kategori tinggi dan rendah terhadap