• Tidak ada hasil yang ditemukan

Humas UNAIR Maksimalkan Pengelolaan Informasi Publik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Humas UNAIR Maksimalkan Pengelolaan Informasi Publik"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Humas

UNAIR

Maksimalkan

Pengelolaan Informasi Publik

UNAIR NEWS – Untuk menjamin pengelolaan dan pemantauan hasil serta kinerja di semua unit kerja, Universitas Airlangga melalui Badan Penjaminan Mutu (BPM) menyelenggarakan audit Airlangga Integrated Management System (AIMS). Audit AIMS internal di lingkungan UNAIR berlangsung selama bulan Oktober ini.

Pada rentan waktu itu, semua unit, badan, lembaga, dan fakultas di UNAIR diaudit oleh tim auditor dari internal UNAIR, begitu pula dengan unit kerja Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR. Audit internal AIMS di PIH dilakukan pada Selasa (11/10) bertempat di ruang Amerta 203, Kantor Manajemen, Kampus C UNAIR. Audit dilakukan oleh tiga orang auditor, yakni Maftuchah Rohmanti, dr., M.Kes (Fakultas Kedokteran), Wilda Prihatiningtyas, S.H., M.H (Fakultas Hukum), dan Rahmat Heru Setianto, S.E., M.Sc (Fakultas Ekonomi dan Bisnis).

“Tujuan audit ini untuk perbaikan mutu internal. AIMS secara keseluruhan merupakan sistem yang terintegrasi tentang penjaminan mutu di lingkungan UNAIR. Khusus audit internal ini untuk menilai, mengevalusasi, meningkatkan mutu kinerja dan pelayanan di seluruh UNAIR,” ujar Maftuchah selaku lead

auditor di PIH.

Maftuchah menambahkan, tujuan audit ini adalah untuk meningkatkan kualitas internal, saling sharing dan melakukan pembinaan. Audit internal ini juga untuk membuktikan bahwa semua unit dan fakultas sudah melakukan kinerja sesuai yang semestinya.

Di PIH, ada empat divisi kerja diaudit. Keempat bidang tersebut yaitu Pelayanan Pelanggan (Customer Care), UNAIR News, Radio UNAIR, dan Protokoler. Para pegawai dan pimpinan

(2)

di empat divisi kerja itu dituntut untuk mengelola informasi dan meningkatkan citra institusi.

Usai pelaksanaan audit, Maftuchah mengapresiasi kinerja PIH yang telah dilakukan dalam kurun waktu satu tahun ini. Ia berharap PIH dapat mengembangkan konsep customer property, khususnya di bidang pengelolaan informasi publik. Harus ada pemilahan informasi yang bisa dikonsumsi untuk publik.

Dengan diadakannya audit internal ini, diharapkan ada proses perbaikan untuk persiapan audit eksternal yang akan dilaksanakan November nanti. Audit eksternal dilakukan oleh auditor dari lembaga independen di luar UNAIR.

“Era digital ini sistem layanan informasi diarahkan menuju digital informasi juga. Dan itu membutuhkan penyesuaian pedoman prosedur (PP)pe layanan pelanggan,” ujar Drs. Suko Widodo, M.Si selaku Ketua PIH UNAIR. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S

Mahasiswa UNAIR Tawarkan

Sampo Herbal “Bu Mamik” yang

Ramah Lingkungan

UNAIR NEWS – Bagi setiap orang, rambut merupakan bagian terpenting. Banyak pula yang menganggapnya sebagai ”perhiasan” yang harus dirawat. Rambut yang indah dan sehat perlu perawatan terbaik dengan produk sampo yang memiliki manfaat. Pemilihan sampo yang tidak sesuai bisa membuat rambut tidak sehat, mudah rontok, bercabang dan berketombe.

(3)

Kondisi setiap hari yang terpapar oleh polusi dan sinar matahari juga bisa membuat rambut menjadi tidak sehat. Selain itu menurut data Direktorat Jendral Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2015, bahwa 68 % sungai di Indonesia termasuk dalam kategori pencemaran berat.

Selama ini masyarakat beranggapan bahwa sumber utama pencemar sungai adalah limbah industri. Padahal mayoritas berasal dari limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga lebih disebabkan dengan pola hidup memakai bahan kimia berbahaya bagi lingkungan, seperti saat keramas menggunakan sampo yang berbahan dan tidak ramah lingkungan.

Mahasiswa Universitas Airlangga menghadirkan inovasi sampo herbal “Bu Mamik”. Inovasi ini digagas oleh Febriansyah Anandya Putra (2016), Niko Rokhman Syahputra (2015), Rana Firdha Azhari (2016), dan Annisa Karyati (2016), mahasiswa Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.

Inovasi ini untuk diajukan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), bahkan inovasi ini telah lolos penilaian Dikti dan memperoleh bantuan dana pengembangan dari Kementerian Ristek dan Dikti dalam program PKM tahun 2016-2017.

Sampo herbal ini dibuat dengan bahan alami, tentunya ramah lingkungan karena busa yang dihasilkan tidak terlalu banyak, tetapi memiliki manfaat luar biasa bagi rambut. Yaitu perpaduan bahan minyak biji bunga matahari dan minyak kelapa yang menjadi keunggulan produk sampo “Bu Mamik”.

Kedua bahan tersebut memiliki manfaat bagi rambut, antara lain menyehatkan kulit kepala, memperkuat akar rambut, dan menjadikan rambut tidak bercabang, tidak rontok, dan berketombe.

“Keunggulan produk ini dapat menghilangkan ketombe dan rambut rontok tanpa menimbulkan efek samping, serta baik digunakan oleh anak-anak hingga orang dewasa. Sebab kebanyakan produk

(4)

sampo pasaran hanya menggunakan ekstrak minyak kelapa atau ekstrak biji bunga matahari, namun produk ini menawarkan perpaduan keduanya,” kata Febriansyah Anandya, ketua kelompok PKM ini.

Adanya tambahan green tea essential oil dalam sampo herbal ini membuat masyarakat akan mendapat manfaat berlipat karena essensial tersebut sangat membantu percepatan dalam menyehatkan rambut dan rambut beraroma harum setelah berkeramas. Rambut yang halus, lembut, sehat dan tampak indah setelah menggunakan sampo herbal “Bu Mamik” akan menambah kepercayaan diri dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Keunggulan lain produk sampo ini ialah dikemas dalam bentuk botol berukuran 100 ml, sehingga memudahkan konsumen untuk dibawa kemana-mana, bepergian misalnya. Harganya pun sangat familier, dibanderol sekitar Rp 20.000/botol. Sehingga sangat bersaing dibandingkan dengan produk sejenisnya.

“Sudah saatnya, sampo herbal ‘Bu Mamik’ menjadi pilihan cerdas bagi masyarakat dalam merawat rambut dan berpartisipasi menciptakan lingkungan yang bebas dari pencemaran,” kata Febriansyah. Dan bagi masyarakat yang berminat pada produk sampo herbal “Bu Mamik” ini dapat memesan via instagram:

sampo_bu mamik atau official line dengan ID: @szb0450g. (*)

Editor: Bambang Bes

Sambut Mahasiswa Baru dengan

GO PBA

UNAIR NEWS – Grand Opening Pembinaan Baca Alquran (GO PBA) merupakan serangkaian dari kegiatan penyambutan Mahasiswa Baru

(5)

Universitas Airlangga. Acara yang berlangsung pada Minggu (13/8), menjadi agenda wajib yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa baru UNAIR, khususnya mahasiswa baru yang beragama Islam.

Bertempat di Gedung Airlangga Convention Center (ACC) Kampus C UNAIR, acara tersebut diikuti ribuan mahasiswa baru. Hadir ditengah-tengah mahasiswa baru, Direktur Kemahasiswaan UNAIR Dr. M. Hadi Subhan, S.H., M.H., CN, Penanggung Jawab Mata Kuliah (PJMK) Agama Islam I Sunan Fanani, S.Ag., M.Pd.I., dan Imam Iswandi selaku perwakilan dari Pemerintah Kota Surabaya. Pada sambutannya, Hadi menyampaikan bahwa kegiatan Pembinaan Baca Alquran ini adalah agenda wajib bagi mahasiswa baru yang mengambil mata kuliah Agama Islam. Bagi Hadi, hal ini diwajibkan karena sangat mendukung dan sesuai dengan jargon UNAIR yakni Excellence with Morality.

“Sesuai dengan jargon kita, yang berartikan bahwa manusia harus cerdas dan memiliki moralitas yang berlandaskan nilai-nilai agama,” terangnya.

Acara Grand Opening Pembinaan Baca Alquran sendiri juga diisi dengan berbagai kegiatan, mulai dari hiburan seni religi al banjari, qiroatul quran, pelantikan 500 mentor, dan juga dimeriahkan dengan datangnya tamu undangan yakni Ustaz Mahendra Darwis yang seorang penulis dan Rizki Adam CEO PT. Bank Mahasiswa Indonesia. Keduanya menjadi pembicara pada Talkshow di GO PBA 2017.

Selanjutnya, setelah mahasiswa baru disambut dengan Grand Opening Pembinaan Baca Alquran, secara bertahap mahasiswa baru akan mengikuti tes Pembinaan Baca Alquran pada setiap-setiap fakultas dan pembinaan yang akan berlangsung hingga satu semester ke depan.

(6)

Editor: Nuri Hermawan

Help Center Ajak Mahasiswa

Disabilitas dan Umum Ikuti

Pelatihan Menulis

UNAIR NEWS – Kegiatan menulis karya ilmiah seperti esai, makalah, hingga jurnal tak pernah lepas dari kehidupan pendidikan sivitas akademika. Oleh karena itu, sivitas akademika harus terus mengasah kemampuan menulis di bidang akademik. Salah satunya, melalui pelatihan menulis esai dan produk jurnalistik.

Pelatihan itu diperuntukkan untuk sivitas akademika, termasuk mahasiswa Universitas Airlangga dengan disabilitas. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan penulisan karya ilmiah, seperti esai, makalah, dan jurnal.

Ketua Help Center UNAIR Prof. Myrtati Diah Artaria, M.A., Ph.D., mengatakan, cara berkomunikasi mahasiswa disabilitas memerlukan perhatian. Terlebih bagi kaum tuna rungu, mereka terbiasa menggunakan bahasa isyarat Indonesia (bisindo).

“Mereka berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat yang berbeda dengan bentuk baku. Secara intelektualitas, mereka tidak mengalami masalah, tetapi kita akan membantu mereka untuk mengungkapkan hal-hal yang mereka pahami dalam bentuk tulisan yang lebih baik,” tutur Prof. Myrtati.

Dalam pelaksanaannya, Help Center UNAIR menggandeng Komunitas Mata Hati untuk memberikan pelatihan penulisan bagi mahasiswa disabilitas dan umum dari UNAIR serta perguruan tinggi

(7)

lainnya. Mereka menghadirkan redaktur Tempo yang juga alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNAIR Endri Kurniawati. Pelatihan baru berlangsung selama satu kali beberapa waktu lalu. Pelatihan pertama telah diikuti oleh mahasiswa tunanetra FISIP UNAIR Alfian Andika Yudhistira. Selama pelatihan berlangsung, Endri tak mengalami tantangan berarti sebab intelektualitas Alfian memang tak diragukan. Endri memberikan materi dalam format powerpoint (.ppt) dan langsung dikonversi dalam bentuk suara oleh Alfian.

“Saya lihat teman-teman itu pintar, lucu, dan tetap bergembira. Saya pikir, secara intelektual, mereka tidak ada bedanya dengan teman-teman mahasiswa secara umum. Minggu depan, audiensnya berbeda dari mereka yang tuna rungu, sehingga cara saya berbicara juga harus pelan-pelan dan membaca bibir. Jadi, artikulasi saya harus jelas,” tutur Endri.

Dalam pelatihan tersebut, Endri mengajak peserta untuk membuat kalimat dengan struktur yang tepat. Tentunya, ada subjek, predikat, dan objek.

“Cara menulis dan berbicara itu berbeda. Meskipun untuk menulis yang baik ada resepnya write as you talk, tapi tetap ada pola-polanya. Ini sepertinya mudah tapi dalam praktiknya tidak mudah. Karena orang yang berprofesi sebagai penulis dan wartawan pun, kadang masih belum bisa menulis dengan benar,” terangnya.

Dengan adanya pelaksanaan pelatihan ini, diharapkan kemampuan akademik mahasiswa yang mengikuti pelatihan kepenulisan bisa meningkat. (*)

Penulis : Defrina Sukma S Editor : Binti Q. Masruroh

(8)

LPPA-HKI UNAIR Sosialisasikan

Perlindungan HKI dan Produk

Halal di SMKN 6 Surabaya

UNAIR NEWS – Lembaga Pengembangan Produk Akademik dan Hak Kekayaan Intelektual (LPPA-HKI) Universitas Airlangga melaksanakan Sosialisasi Perlindungan Kekayaan Intelektual dan Produk Halal untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 6 Surabaya. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula SMKN 6 Jl. Margorejo, Wonocolo, Surabaya, Rabu (8/3) kemarin.

Didampingi Sekretaris LPPA-HKI Andi Hamim Zaidan, M.Si., Ph.D., sosialisasi ini dibuka oleh Ketua LPPA-HKI UNAIR Prof. Dr. H. Sukardiman, Apt., MS, dan diikuti 100 siswa lebih SMKN 6 Surabaya dari sembilan jurusan yang ada, beserta para guru pendampingnya. Sembilan jurusan itu adalah Patiseri, Akomodasi Perhotelan, Tata Kecantikan Rambut, Restoran, Tata Busana, Tata Kecantikan Kulit, Multimedia, Usaha Perjalanan Wisata, dan yang terbaru Akuntansi.

Dari LPPA-HKI UNAIR pada kesempatan ini menghadirkan dua nara sumber, Dr. Mas Rahmah, SH., MH., LLM yang menyampaikan tentang perlindungan HKI. Sedang Dr. Pratiwi Pudjiastuti, M.Si, yang mensosialisasikan UU Nomor 33/2014 tentang Jaminan Produk Halal Bagi P-IRT dan UMKM.

Dalam sambutan pembukaannya, Prof. Sukardiman mengatakan bahwa siswa-siswi SMKN, termasuk SMKN 6 Surabaya, merupakan calon potensial produsen HKI. Dengan sosialisasi seperti ini diharapkan kelak menjadi entreprenour atau pencipta suatu produk, dan mengerti bagaimana cara melindungi produknya, hak cipta, paten, atau merek buatannya secara benar. Sehingga

(9)

terlindungi secara hukum dari tindakan pembajakan, pemalsuan, dan peniruan produk.

”Bagi LPPA-HKI UNAIR, pengabdian kepada masyarakat dengan sosialisasi seperti ini merupakan yang kedua, sebelumnya pernah dilaksanakan di SMKN 5 Jl. Prof. Dr. Moestopo Surabaya. Tujuannya juga sama,” kata Prof. Sukardiman, yang juga Guru Besar Fakultas Farmasi UNAIR itu.

Dalam paparannya dihadapan ratusan siswa SMKN 6 Surabaya, Dr. Mas Rahmah menjelaskan, apapun karya seseorang yang merupakan inovasi baru, bisa didaftarkan untuk memperoleh HKI, baik itu hak cipta (karya ilmu pengetahuan, karya seni, karya sastra), serta hak kekayaan industri seperti merek dagang, rahasia dagang, paten, desain industri, desain tata letak, sirkuit terpadu, dan perlindungan varietas tanaman.

Menurut pakar HKI UNAIR ini, siswa SMKN 6 Surabaya punya potensi besar untuk bisa menciptakan karya yang mempunyai nilai komersial. Bayangkan dari delapan jurusan yang ada, sangat potensial untuk bisa menciptakan suatu karya. Misalnya nama dan racikan masakan yang baru, produk busana, penataan rambut tertentu, dan sebagainya. Banyaknya karya-karya kreatif yang lahir itu semestinya juga didaftarkan atau dilindungi melalui HKI.

”Memperoleh HKI akan mengangkat nama siswa itu sendiri, sekolah, daerah, bahkan negaranya. Selain itu produk HKI yang didaftarkan akan aman, terlindungi dari pencurian, peniruan, dan didaftarkan oleh orang lain. Jika tidak didaftarkan akan sangat merugikan,” tandas Dr. Mas Rahmah.

”Jika ingin mendaftarkan HKI, silakang datang ke LPPA-HKI UNAIR, kami siap membantu proses pendaftarannya,” tambah dosen Fakultas Hukum UNAIR itu.

Sedangkan Dr. Pratiwi Pudjiastudi, M.Si., mengawali paparannya dengan menjelaskan apa yang dimaksud halal dan thoyyib (baik/aman) sebagai pasangan halal itu sendiri. Halal adalah

(10)

segala sesuatu yang diijinkan dihalalkan dalam kitab-NYA.

”Jadi suatu makanan selain halal juga harus thayyib. Misalnya layak dikonsumsi, bermanfaat bagi kesehatan, berkualitas baik, aman tidak tercemar penyakit, tidak kedaluwarsa, proses masaknya higienis, wadah kemasannya baik dan tidak berbahaya, dsb,” terangnya.

Karena itu, sertifikasi dan labelisasi halal sangat penting, karena akan melindungi konsumen dari kemungkinan negatif, dan adanya jaminan halal dikonsumsi. Karena pentingnya masalah ini, maka kedua hal ini ditangani instansi berbeda. Urusan kehalalan ditangani MUI (Majelis Ulama Indonesia), sedang urusan ke-thayyib-an ditangani BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).

Sebelum mendaftarkan, baik sertifikat halal dan lolos uji BPOM, sebelumnya diadakan pelatihan atau edukasi. Dalam pelatihan itu disampaikan persyaratan dan proses yang dilakukan dalam pembuatan suatu produk. Sedang pendaftaran sertifikat halal, mulai Juli 2012, hanya bisa dilakukan secara

online melalui website LPPOMMUI di www.halalmui.org. Sedang pemohon dari klasifikasi industri rumah tangga (yang produknya hanya tahan 7 hari) melalui Dinas Kesehatan di daerahnya.

“Mudah-mudahan pengetahuan seperti ini bermanfaat bagi usaha kecil dan menengah, UMKM, dan usaha mikro lainnya,” kata Dr. Pratiwi Pudjiastuti, M.Si. (*)

(11)

Peringati Hari Hipertensi

Sedunia dengan Pemeriksaan

Gratis

UNAIR NEWS –Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga menyelenggarakan pemeriksaan tekanan darah secara gratis, Rabu (17/5). Pemeriksaan ini sejalan dengan peringatan Hari Hipertensi Sedunia yang jatuh pada hari ini.

Acara pemeriksaan tekanan darah dilakukan oleh tim Puskesmas Kalijudan dan Puskesmas Kenjeran, Kota Surabaya. Tak kurang dari 120 dosen, karyawan, maupun mahasiswa yang melakukan pemeriksaan tekanan darah yang berlangsung di Aula Sabdoadi FKM UNAIR.

Wakil Dekan III FKM UNAIR Ira Nurmala, Ph.D., mengatakan, pemeriksaan tekanan darah ini merupakan tindak lanjut surat dari Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya.

“Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar perut, tensi darah, gula darah, dan kolesterol. Tempatnya di depan pojok laktasi, sekaligus memperkenalkan bahwa kita memiliki pojok laktasi,” ujar Ira.

Atoillah Isfandiari, dr., M.Kes pengajar pada Departemen Epidemiologi FKM mengatakan, pemeriksaan kesehatan ini sejalan dengan kehidupan masyarakat Indonesia yang saat ini memasuki masa transisi epidemiologi.

Angka penyakit menular yang tinggi digantikan oleh banyaknya jumlah penyakit tidak menular. Salah satu penyebabnya adalah hipertensi.

Melalui pemeriksaan ini Atoillah berharap, masyarakat dapat mengikuti paradigma sehat, bukan paradigma sakit. Dengan

(12)

melakukan pengecekan kesehatan secara rutin, potensi penyakit akan dapat diketahui.

Selain itu, pemeriksaan ini juga meminimalisir paradigma lama yang ada di masyarakat.

“Dengan mendekatkan upaya pencegahan ke kesehatan ke kampus, semakin meminimalisir paradigma lama bahwa orang takut berobat karena takut ketahuan punya penyakit. Itu salah satu masalah di masa lalu yang menyebabkan kenapa banyak penyakit yang ternyata datang dalam kondisi yang sudah terlambat,” ujar Atoillah. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S

Rangkuman Berita UNAIR di

Media (20 sd 24/8)

Malu, 16 Tahun Tak Pernah ke Dokter

Kedatangan Tutik Handayani ke Rumah Sakit UNAIR untuk menjalani rekontruksi wajah adalah pengalaman pertamanya di fasilitas kesehatan. Fatmawati, ibu Tutik mengaku tidak punya uang untuk membawanya ke dokter. Sejak beberapa tahun terakhir, Tutik sangat ingin bertemu dengan dokter. DiA ingin wajahnya dioperasi dengan alasan supaya tidak lagi malu dengan wajahnya. Dengan begitu, dia bisa pergi keluar rumah untuk bersekolah dan bermain. Dua tahun lalu, sebenarnya ada rencana untuk melakukan operasi bagi Tutik. Rencana itu urung lantaran pihak keluarga tidak menyetujui. Alasannya, dioperasi atau tidak, Tutik tetap buta. Walaupun baru kali pertama ke rumah

(13)

sakit, Tutik sama sekali tidak takut. Dia justru lega lantaran segera dioperasi karena segera mendapatkan wajah baru.

Jawa Pos, 20 Agustus 2016 halaman 1 dan 15

Rongga Mata Tutik Pakai Conformer

Harapan Tutik untuk memiliki mata lebih indah bisa segera terwujud. Rongga mata penderita facial cleft itu, Ahad, (21/8) dipasangi conformer. Tujuannya, di dalam kelopak mata terbentuk rongga agar nanti bisa dipasang mata palsu. Sebelumnya, Tutik mendapatkan kelopak mata dari operasi tahap pertama yang dilakukan tim dokter Rumah Sakit UNAIR pekan lalu. Karena struktur wajahnya tidak sempurna, kelopak mata kanannya tertarik ke bawah. Sementara itu, kelopak mata kiri tertarik ke atas. Meski tidak sempurna, bentuknya jauh lebih baik daripada sebelum operasi. Spesialis mata RS UNAIR yang merupakan alumnus FK UNAIR, dr. Nurdin Zuhri menuturkan bahwa pemasangan conformer jamak digunakan untuk dua mata. Conformer dipasang tidak untuk membantu penglihatan Tutik, tapi demi estetika. Biar terlihat seperti memiliki bola mata.

Jawa Pos, 22 Agustus 2016 halaman 1

Peneliti Indonesia dan Australia Berkolaborasi

Para peneliti dari tujuh perguruan tinggi di Indonesia dan peneliti dari empat perguruan tinggi di Australia merumuskan bentuk kolaborasi penelitian yang menguntungkan bagi kedua Negara. Kolaborasi semacam ini menjadi cara efektif agar hasil penelitian di perguruan tinggi bisa segera di masyarakat. Kolaborasi diwujudkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Penelitian Indonesia-Australia yang berlangsung di kampus Universitas Airlangga, Surabaya, Senin (22/8)-Selasa (23-8) yang diikuti oleh 250 peserta mewakili akademisi, pemerintah, dan kalangan industri. Konferensi ini terbagi dalam beberapa kluster diskusi supaya lebih terfokus. Para akademisi yang hadir pun berharap dapat merealisasikan kolaborasi penelitian di bidang-bidang tersebut.

(14)

Kompas, 23 Agustus 2016 halaman 12, Surya, 23 agustus 2016 halaman 16

Senang Menjadi Presenter

Kerap tampil di berbagai ajang bergengsi modeling tidak membuat Asti Lukita Wardani merasa puas. Saat ini, Asti mulai mencoba terjun ke dunia presenting. Bermula dari tawaran seorang teman, dia pun menerima tawaran tersebut. Model yang pernah menjadi finalis Putri Indonesia 2008 dan Miss Indonesia 2011 ini didapuk menjadi presenter di salah satu stasiun televisi lokal Surabaya. Ilmu menjadi presenter dia asah secara autodidak. Meski aktif menjadi presenter, alumnus Jurusan Manajemen Universitas Airlangga ini masih kerap menerima acara pemotretan atau modeling. Hanya saja, saat ini ia memilih menjadi freelance ketimbang bergabung di manajemen model.

Sindo, 23 Agustus 2016 halaman 13 dan 14, Surya, 25 Agustus halaman 1 dan 11

Rajin Bikin Jurnal

Giat mengikuti beragam acara yang berhubungan dengan penelitian dan pengabdian masyarakat, memang bukan hal baru bagi Gabriella Febrianty Shofiana (20). Bahkan, kepedulian mahasiswa semester 7 Fakultas Hukum UNAIR dengan lingkungan ini membuatnya berhasil menerbitkan jurnal terkait filosofi Pancasila di kalangan anak remaja. Gadis kelahiran 3 Februari 1996 ini merasa sangat tertarik dengan beragam tata aturan di masyarakat dan berjalannya hukum yang ada. Sebab, sejak kecil ia sudah akrab dengan buku-buku milik ayahnya yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Hukum UNAIR. Akhirnya, pengetahuan akan hukum dan kepekaan pada lingkungan membuat dirinya semakin giat membuat jurnal.

Surya, 23 Agustus 2016 halaman 13 dan 16

(15)

Bisa bersekolah memang sangat didambakan Tutik Handayani, yang kemarin baru saja menjalani operasi rekonstruksi wajah. Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) berharap agar kondisi pasien facial cleft atau sumbing wajah, Tutik Handayani segera membaik. Gus Ipul mendoakan agar Tutik segera sembuh dan bisa melanjutkan sekolah. Gus Ipul yang didampingi Rektor UNAIR Prof. Moh. Nasih, dalam kunjungannya ke RS UNAIR menjamin akan menggratiskan seluruh biaya operasi dan perawatan selama berada di rumah sakit. Gus Ipul juga menegaskan akan mengawal pendidikan Tutik. Dia optimis, Tutik dapat menerima dan mengikuti pelajaran yang diberikan. Tutik menyatakan gembira atas dukungan pemerintah tersebut. Dia pun kian bersemangat untuk segera pulih.

Radar, 24 Agustus 2016 halaman 1 dan 11, Sindo, 24 Agustus 2016 halaman 20, Surya, 24 Agustus 2016 halaman 16, Sindo, 24 Agustus 2016 halaman 10

Perlu Kesadaran Siapkan Keahlian

Tujuan melahirkan bukan hanya mengeluarkan bayi hidup. Lebih dari itu, bayi yang lahir harus menjadi bagian dari generasi baru yang lebih hebat dan berkualitas hidup lebih baik. Karena itu, perlu upaya deteksi dini dan pencegahan kelainan bawaan. Menurut hasil laporan Divisi Kedokteran Fetomartenal SMF Obstetri Ginekologi RSUD dr Soetomo, ada 82 kasus kelainan bawaan yang dideteksi pada 2013-2015. Alumnus Fakultas Kedokteran UNAIR, dr. Manggala Pasca Wardhana, SpOG., menuturkan bahwa WHO mencatat 7 persen dari kematian bayi pada bulan pertama kelahiran disebabkan oleh kelainan bawaan. Maka dari itu, kesadaran untuk mempersiapkan kehamilan sangatlah penting. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan USG, sehingga pada usia 11-14 minggu, sudah bisa dilihat kelainan anatomi atau down syndrome.

Jawa Pos, 24 Agustus 2016 halaman 33

(16)

Editor : Dilan Salsabila

Besok Senin, UNAIR dan

Australia Langsungkan Diskusi

Kemaritiman

UNAIR NEWS – The Perth USAsia Centre dan Universitas Airlangga mengundang sivitas akademika untuk hadir dalam diskusi panel yang membahas tentang peluang dan tantangan bidang maritim yang dihadapi Indonesia dan Australia.

Diskusi panel bertema “The Blue Zone: Environment, Security and Resources in the Indo-Pacific Maritime Realm” akan diselenggarakan di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen Kampus C UNAIR, Senin (22/5). Diskusi tersebut dihadiri empat panelis yang merupakan pakar di bidangnya.

Keempat panelis tersebut adalah Dino Patti Djalal (mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat), dan Prof. Stephen Smith (mantan Menteri Hubungan Luar Negeri dan Pertahanan Australia).

Selain kedua panelis di atas, ada pula Prof. Erika Techera (pengajar The University of Western Australia Oceans Institute), dan Prof. Sri Subekti Bendryman (pengajar UNAIR dan Sekretaris Jenderal Konsorsium Mitra Bahari Jawa Timur) sebagai panelis.

Dalam diskusi panel The Blue Zone tersebut, Rektor UNAIR Prof. Dr. Mochammad Nasih, Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson, serta Menteri Pertambangan dan Minyak Bumi Australia Barat Bill Johnston akan memberikan sambutan.

(17)

Acara yang berlangsung pada pukul 14.30 sampai 16.00 tersebut akan dipandu oleh Prof. Gordon Flake sebagai moderator.

Acara diskusi panel ini merupakan bentuk kerjasama

sister-province antara Jawa Timur dan Australia Barat. Selain itu,

diskusi panel ini merupakan bagian dari konferensi tahunan “In The Zone” yang digelar Perth USAsia Centre.

Penulis: Defrina Sukma S

UNAIR

Mengajar,

Kembali

Mengabdi di Pelosok Kota

UNAIR NEWS – School of Airlangga in Harmony (SCOLAH)–UNAIR Mengajar kembali mengadakan forum kakak asuh (fokas) di Dusun Pucukan, Candi, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (29/4). Dusun yang berjarak sekitar 25 kilometer arah timur Kabupaten Sidoarjo dihuni oleh penduduk yang bermatapencaharian sebagai nelayan tradisional dan pekerja tambak ikan air payau. Selain itu, dusun ini adalah wilayah terpencil di Sidoarjo.

Untuk sampai ke Pucukan, biasanya para anggota UNAIR Mengajar menggunakan jasa perahu. Namun, kali ini mereka harus menempuh jalur darat yang lebih jauh akibat kendala perahu yang bocor. Meski demikian, jarak yang melintang tersebut tak menyurutkan semangat para anggota UNAIR Mengajar untuk membagikan wawasan baru kepada para pelajar SDN Gebang II.

“Perahu yang biasanya bocor sehingga kami harus melewati jalan yang sempit dan sulit dilewati. untuk menghindari jatuh, saya sampai memutuskan untuk turun dari motor,” tutur Adindha Nur Rizky, salah satu anggota Divisi Public Relations.

(18)

Di SDN Gebang II hanya terdapat tiga kelas, yaitu kelas satu, tiga, dan lima. Pihak sekolah memang tak membuka tiga kelas lainnya karena minimnya pendaftar dari masyarakat Dusun Pucukan. Terlepas dari keterbatasan itu, pihak UNAIR Mengajar berupaya memberikan pembelajaran akademik, ekstrakurikuler, dan permainan. Meskipun dalam kondisi yang terbatas dan minim akses pendidikan, adik binaan SDN Gebang II selalu antusias mengikuti rangkaian kegiatan.

Dalam pertemuan kali itu, anggota UNAIR Mengajar memberikan materi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan dengan bersih. “Selain itu, permainan tebak kata yang kertasnya ditempel di kepala teman mendapat antusias paling tinggi. Setiap pasangan berusaha menebak kata yang dideskripsikan temannya. Suasana kelas menjadi semakin seru dengan keceriaan adik-adik,” tutur Adindha.

Kegiatan UNAIR Mengajar tak hanya dilaksanakan di Dusun Pucukan tetapi juga di Panjang Jiwo dan Sukomanunggal. Tujuannya, adalah mengabdikan diri pada masyarakat khususnya kelompok marjinal.

Penulis: Siti Nur Umami Editor: Defrina Sukma S

Empat Panelis

Indonesia-Australia Bahas Optimalisasi

(19)

Sektor Maritim

UNAIR NEWS – Memberantas penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing) menjadi salah satu hal yang patut diprioritaskan dalam kebijakan zona biru (blue zone). Sebab, penangkapan ikan secara ilegal marak terjadi di sejumlah negara dan memiliki kerugian yang besar.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Prof. Erika Techera pengajar University of Western Australia (UWA) dalam acara diskusi panel bertema In The Zone “The Blue Zone: Environment, Security, and Resources in the Indo-Pacific Maritime Realm”, Senin (22/5). Diskusi panel diselenggarakan di Aula Garuda Mukti Kantor Manajemen Universitas Airlangga.

Erika menjelaskan, penangkapan ikan secara ilegal bisa dipungkas dengan penggunaan teknologi, solusi legal formal, hingga pengerahan aparat militer.

“Kita banyak berbicara tentang ketahanan pangan tetapi itu tidak akan berhasil kalau kita tidak memerangi penangkapan ikan secara ilegal,” tutur Erika.

Peneliti di Ocean Institute of UWA itu mengatakan, negara-negara di kawasan zona Indo-Pasifik, khususnya Indonesia dan Australia, bisa berkolaborasi secara intensif untuk memerangi penangkapan ikan secara ilegal.

Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Perth-Australia Barat, Ade Padmo Sarwono, mengatakan pemerintah perlu mengadakan pertemuan multilateral antar petinggi negara Indo-Pasifik agar potensi sumber daya alam di zona biru Samudera Hindia bisa dimanfaatkan secara optimal.

Ade menambahkan, agenda-agenda yang dibahas dalam pertemuan multilateral tersebut antara lain mengenai isu-isu yang dihadapi bersama.

(20)

“Dari situlah kita bisa mengetahui bagaimana potensi sumber daya alam Samudera Hindia. Inilah peran yang bisa dimainkan oleh pemimpin negara Indonesia dan Australia,” terang Ade.

Peran lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh perguruan tinggi adalah memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan dosen untuk berkolaborasi secara akademik. Menurut Erika, kolaborasi akademik memungkinkan para peneliti untuk memberikan rekomendasi kebijakan yang lebih baik kepada para perumus regulasi.

“Salah satunya melalui pemberian beasiswa. Ketika kita memperoleh beasiswa, kita bisa mengubah pola pikir setelah berdiskusi dengan mahasiswa ataupun dosen dari negara lain. Kita bisa berbuat lebih baik dalam perencanaan kebijakan perikanan dan kelautan dan sebagainya,” ujar Erika menambahkan.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan sekaligus pengajar di Fakultas Perikanan dan Kelautan Prof. Dr. Sri Subekti, yang juga menjadi panelis dalam diskusi The Blue Zone menuturkan bahwa kemiskinan masih menjadi problem utama masyarakat pesisir di Indonesia.

Ia menekankan agar pemerintah antar negara bisa bekerjasama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir, seperti nelayan.

Dalam diskusi tersebut, Sri Subekti juga bertutur tentang kiprah yang dilakukan Konsorsium Mitra Bahari cabang Jawa Timur. Konsorsium yang beranggotakan pemerintah, swasta, dan organisasi non pemerintah terlibat dalam memberdayakan nelayan dan masyarakat pesisir, serta melindungi ekosistem di kawasan laut dan pulau-pulau terpencil.

Jalannya diskusi panel tersebut dipandu oleh moderator Prof. Gordon Flake dan dihadiri mantan Menteri Luar Negeri dan Pertahanan Australia Prof. Stephen Smith.

(21)

Sebelum acara dimulai, Rektor UNAIR Prof. Dr. Mochammad Nasih dan Duta Besar Australia untuk RI Paul Grigson menyampaikan sambutannya secara langsung. Selain itu, Menteri Pertambangan dan Minyak Bumi Australia Barat Bill Johnston juga menyampaikan prakata.

Acara diskusi panel ini merupakan bentuk kerjasama

sister-province antara Jawa Timur dan Australia Barat. Selain itu,

diskusi panel ini merupakan bagian dari konferensi tahunan “In The Zone” yang digelar Perth USAsia Centre.

Referensi

Dokumen terkait

Selama proses pembelajaran berlangsung dengan penggunakan Media Animasi, aktivitas guru diamati oleh pengamat dan hasilnya menujukan pembelajaran berjalan dengan

Untuk menjaga sekuriti sistem, konstrain yang digunakan dalam OPF akan membatasi kuadrat aliran daya pada transformator atau saluran transmisi. Inisialisasi

Agar memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan, dibutuhkan suatu metode rekrutmen yang dapat digunakan dalam

Model matematik seringkali digunakan untuk mempelajari fenomena alam nyata yang kompleks dengan cara analisis, serta untuk menyelidiki hubungan antara parameter yang

Pengetahuan pasangan usia subur tentang tingkat pemasangan dan pencabutan KB implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul sebagian besar kategori

Hasil analisis efek faktor dan interaksinya adalah gelling agent berpengaruh secara signifikan (P<0,05) dan dominan pada peningkatan viskositas sediaan emulgel, dan

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Terdapat perbedaan biomassa perifiton pada substrat keramik antara hulu, tengah, dan hilir Sungai Salo”..

UNAIR NEWS – Sebagai bentuk apresiasi kepada sivitas akademika, Universitas Airlangga memberikan penghargaan kepada para dosen yang berhasil membuahkan prestasi pada tahun