• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL SKANDAL, PSIKOANALISA SIGMUN FREUD DAN BIOGRAFI PENGARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL SKANDAL, PSIKOANALISA SIGMUN FREUD DAN BIOGRAFI PENGARANG"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL SKANDAL, PSIKOANALISA SIGMUN FREUD DAN BIOGRAFI PENGARANG

2.1 Definisi Novel

Novel adalah karangan prosa yang lebih panjang dari cerita pendek dan menceritakan kehidupan seseorang dengan lebih mendalam dengan menggunakan bahasa sehari-hari serta banyak membahas aspek kehidupan manusia "Kata novel berasal dari bahasa latin novellas, yang terbentuk dari kata novus yang berarti baru atau new dalam bahasa inggis. Karena novel adalah bentuk karya sastra yang datang dari karya sastra lainnya seperti puisi dan drama. Ada juga yang mengatakan bahwa novel berasal dari bahasa Italia novella yang artinya sama dengan bahasa latin.

Novel juga diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang lebih pendek daripada roman, tetapi jauh lebih panjang daripada cerita pendek, yang isinya hanya mengungkapkan suatu kejadian yang penting, menarik dari kehidupan seseorang (dari suatu episode kehidupan seseorang) secara singkat dan yang pokok-pokok saja. Juga perwatakan pelaku-pelakunya digambarkan secara garis besar saja, tidak sampai pada masalah yang sekecil-kecilnya. Dan kejadian yang digambarkan itu mengandung suatu konflik jiwa yang mengakibatkan adanya perubahan nasib".

Menurut Sumardjo (1999 : 11) novel adalah genre sastra yang berupa cerita, juga kebanyakan mengandung unsur suspensi dalam alur ceritanya yang

(2)

mudah menimbulkan sikap penasaran bagi pembacanya. Walau bersifat imajiner namun ada juga karya fiksi atau novel yang berdasarkan dari pada fakta.

Pengertian Novel menurut para ahli:

1. Novel menurut Nurgiyantoro (1995 : 5) adalah karya fiksi yang mengungkapkan aspek aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus.

2. Novel menurut Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd (http://taniats.blogspot.com/2013/11/pengertian-novel-menurut-para-pakar.html) Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra.

3. Novel menurut Paulus Tukam, S.Pd (http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-novel-menurut-para-ahli.html) Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsic.

4. Novel menurut Wellek dan waren dalam Nurgiyantoro (1995 : 3) adalah bahwa novel sebagai karya fiksi haruslah tetap merupakan cerita menarik, tetap merupakan bangunan struktur yang koheren dan tetap mempunyai tujuan estetik.

2.2 Unsur-unsur Novel

Novel mempunyai unsur-unsur yang turut membangun novel menjadi cerita yang menarik, unsur tersebut dibagi menjadi 2 ( dua ) yaitu (1) unsur intrinsik dan (2) unsur ekstrinsik.

(3)

2.2.1 Unsur Instrinsik

Unsur instrinsik dalam sebuah novel terdiri dari :

a. Tema

Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks. Sebagai unsur semantris dan yang menyangkut persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan. Tema disaring dari motif-motif yang terdapat dalam karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik dan situasi tertentu. Tema dalam banyak hal bersifat mengikat kehadiran dan ketidakhadiran peristiwa, konflik, situasi tertentu, termasuk berbagai unsur intrinsik yang lain, karena hal-hal tersebut haruslah bersifat mendukung kejelasan tema yang ingin disampaikan.

b. Setting/latar

Latar/setting yang disebut juga sebagai landas tumpu menyarankan pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

Senada dengan pendapat diatas menyatakan bahwa setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita. Setting ini meliputi waktu, tempat, sosial budaya. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca. Menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi.

(4)

(1) Latar tempat

Latar tempat menyusun pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

(2) Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa – peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

(3) Latar sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya sastra.

c. Penokohan

Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang diotampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakannya, bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.

d. Alur/Plot

Alur/Plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu pertama alur maju ( progesif ) yaitu apabila peristiwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan yang kedua alur mundur ( flash back progesif ) yaitu terjadi ada

(5)

kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung. Plot/alur menampilkan kejadian-kejadian yang mengandung konflik maupun menarik bahkan mencekam pembaca.

e. Sudut Pandang

Sudut pandang ( point of view ) merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.

2.2.2. Unsur Ekstrinsik

Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang dan lain-lain diluar unsur intrinsik. Unsur ekstrinsik yaitu unsur-unsur yang ada di luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap unsur-unsur ini akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra. Unsur Ekstrinsik novel adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra (novel), tetapi secara tidak langsung mempengaruhi sistem organisme karya sastra. Secara lebih spesifik, unsur ekstrinsik sebuah novel bisa dibilang sebagai unsur yang membangun sebuah novel. Oleh karena itu, unsur ekstrinsik novel tetap harus diperhatikan sebagai sesuatu yang penting.

2.3 Klasifikasi Novel

Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling populer di dunia. Bentuk karya sastra ini yang paling banyak beredar, karena daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Novel merupakan dunia dalam skala yang besar dan

(6)

kompleks, mencakup berbagai pengalaman kehidupan yang dipandang aktual, namun semuanya tetap saling berkaitan.

Menurut Sumardjo dalam Suroto (1989 : 27), Novel terdiri dari dua jenis yaitu novel populer dan novel serius.

1. Novel populer

Novel populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khususnya pembaca dikalangan remaja. Ia menampilkan masalah yang aktual dan menzaman, namun hanya sampai pada tingkat permukaan.

Novel populer tidak menampilkan permasalah kehidupan secara intens dan tidak berusaha meresapi masalah kehidupan, karena akan dapat membuat novel menjadi berat dan dapat berubah menjadi novel serius.

Ciri-ciri novel populer yaitu:

1. Temanya selalu menceritakan kisah asmara belaka tanpa masalah lain yang lebih serius

2. Novel populer terlalu menekankan plot cerita sehingga mengabaikan karakterisasi, problem kehidupan dan unsur-unsur novel lainnya.

3. Biasanya cerita disampaikan dengan gaya emosional, cerita disusun dengan tujuan meruntuhkan air mata pembaca, akibatnya novel demikian hanya mengungkapkan permukaan kehidupan, dangkal tanpa pendalaman.

(7)

4. Masalah yang dibahas kadang-kadang juga artifisial, tidak nyata dalam kehidupan. Isi cerita hanya mungkin terjadi dalam cerita itu sendiri, tidak dalam kehidupan nyata.

5. Karena cerita ditulis intuk konsumsi massa, maka pengarang rata-rata tunduk oada hukum konvensional

6. Bahasa yang dipakai adalah bahasa yang aktual, yang hidup dikalangan muda-mudi kontemporer, dan Indonesia pengaruh gaya berbicara serta gaya bahasa sehari-hari Jakarta sangat dalam novel jenis populer ini.

2. Novel Serius (novel sastra)

Novel serius atau novel sastra harus dianggap memberikan serba kemungkinan. Jika ingin memahami novel sastra diperlukan daya konsentrasi yang tinggi dan disertai kemauan untuk itu.

Pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditampilkan di dalam noveljenis ini disoroti dan diungkapkan sampai ke inti hakikat kehidupan yang bersifat universal.

Ciri-ciri novel serius yaitu:

1. Dalam temu : karya sastra tidak hanya berputar-putar dalam masalah cerita asmara muda-mudi belaka, ia membuka diri terhadap semua masalah yang penting untuk menyenpurnakan hidup manusia. Masalah cerita dalam karya sastra kadang hanya penting untuk menyusun plot cerita, sedang masalah yang sebenarnya berkembang di luar itu

(8)

2. Jalan cerita memang penting, tetapi merupakan bukan daya tarik utamanya. Cerita itu selalu diimbangi bobot yang lain, seperti karakterisasi, setting cerita, tema dan sebagainya.

3. Karya sastra tidak hanya berhenti digejala permukaan saja, tetapi selalu mencoba memahami secara mendalam dan mendasar suatu masalah.

4. Kejadian atau pengalaman yang diceritakan di dalam karya sastra bisa dialami atau sudah dialami dan akan terus dialami oleh manusia mana saja dan kapan saja. Karya sastra membucarakan hal-hal yang universal dan nyata, bukan kejadian yang artifasial dan bersifat kebetulan.

5. Sastra selalu bergerak, selalu segar dan selalu baru. Ia tidak mau berhenti pada konvensialisme , penuh inovasi.

6. Bahasa yang dipakai adalah bahasa standar dan bukan mode sesaat.

2.4 Setting Novel Skandal

Novel Skandal merupakan salah satu hasil karya fiksi. Novel ini ditulis oleh penulis terkenal Shusaku endo. Di dalam novel Skandal memiliki latar tempat waktu dan sosial.

2.3.1. Setting Tempat

Setting tempat menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Dalam hal ini, lokasi tempat berlangsungnya cerita dalam novel “Skandal” adalah kota kawasan mesum di Shinjuku, Tokyo : Jepang tepatnya di Jalan Takeshita, Jalan Sakura, disebutkan dimana tokoh utama Suguro menemui orang yang membuat masalah dalam hidupnya yaitu Itoi Motoko

(9)

dan Nyonya Naruse, serta Kobari. Di Nagasaki, Isahaya, Obama, Kuchinotsu, dan Kazusa, disebutkan di sanalah tokoh utama Suguro berwisata bersama Istrinya untuk menenangkan pikiran, dan melupakan sejenak masalah-masalah yang Suguro hadapi.

2.3.2 Setting Waktu

Setting waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yangdiceritakan dalam sebuah karya fiksi. Setting waktu mengacu pada saat terjadinya peristiwa, meliputi hari, tanggal, bulan, tahun, bahkan zaman tertentu yang melatarbelakangi cerita tersebut. Dalam hal ini, Shusaku Endo sebagai pengarang novel“Skandal” menyebutkan secara spesifik nama hari, yaitu hari Jumat, Sabtu,Minggu, seperti yang tertulis dalam cuplikan berikut:

Cuplikan halaman 103

[...Hari Sabtu petang istrinya datang untuk membersihkan kantor.

”Aku pergi berbelanja sebentar ke Omote sando” kata Suguro padanya....] Cuplikan halaman 104

[...”Aku tidak keberatan kau menginap di sini... Tetapi besok hari Minggu.”..] Cuplikan hal 273

[...Jumat.Malam sebelumnya, dalam berita cuaca di televisi diprakirakan kemungkinan salju akan turun;...]

Cuplikan hal 317

[...Hari Minggu.Karena hari minggu setelah paskah, gereja penuh dari biasanya...] Namun tanggal dan bulan tidak dijelaskan dalam novel ”Skandal” karya Shusaku Endo.

(10)

Dalam novel Skandal, Shusaku Endo menggambarkan setting waktu dari cerita jika dilihat dari latar belakang pengarang, cerita Skandal menggambarkan waktu padazaman Modern yaitu abad ke-19.

2.3.3 Setting Sosial

Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencangkup berbagai masalah dalam lingkup yang kompleks, dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap, dan lain-lain. Disamping itu, latar social juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.

Dalam novel ”Skandal” digambarkan kehidupan pengarang di jepang yang selalu dekat dengan Pers dan penggemarnya. Dan dalam novel ini digambarkan latar sosial, yaitu banyaknya perilaku-perilaku menyimpang dalam seks bagi masyarakat Jepang, yaitu adanya perilaku sadomasokhis dimana sepasang atau sesama jenis melakukan hubungan seks dengan melakukan kekerasan fisik, dan bagi yang melakukan hubungan seperti itu akan merasa puas atau bergairah hingga merasa ingin mati. Latar sosial tokoh utama Suguro digambarkan Shusaku Endo dengan status sebagai Pengarang novel yang kawakan di Jepang.

2.4. Psikoanalisa Sigmun Freud Dalam Kajian Sastra

Sumbangan Freud dalam teori psikologi kpribadian substansial sekaligus kontroversial. Teori psikoanalisa, menjadi teori yang paling komprehensif diantara teori kpribadian lainnya, namun juga mendapat tanggapan yang paling banyak, baik tanggapan negatif maupun posotif. Sistematik yang dipakai Freud

(11)

dalam mendeskripsikan kepribadian menjadi tiga pokok bahasan, yakni: struktur kepribadian, dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian, banyak diikuti oleh pakar kepribadian yang lain.

Psikologi adalah kajian menguraikan kejiwaan dan meneliti alam bawah sadar pengarang. Sedangkan Hubungan antara sastra dan psikologi karena munculnya istilah psikologi sastra yang membahas tentang hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra, misalnya karakter tokoh-tokoh dalam suatu karya sastra diciptakan pengarang berdasarkan kondisi psikologis yang dibangun oleh pengarangnya (http://gayusmile.blogspot.com/2012/01/pendekatan-psikologis-dalam-penelitian.html).

Menurut Sigmun Freud psikologi dan sastra memiliki hubungan yang erat. Dia juga mengungkapkan bahwa hubungan sastrawan dengan gejala psikologis, baik yang terlihat maupun yang terungkap akan dituangkan lewat dalam karya sastra. Hal ini semua akan dilihat dari pendekatan psikoanalisis.

Teori Psikoanalisis Freud menjdi paradigma psikologi kepribadian, dan terapkan psikoanalisis dalam terapi jiwa menjadi primadona sampai sekarang. Terinya mencoba memotret manusia, baik fisik maupun fsikisnya. Sumbangan utama Freud adalah menyadarkan bahwa proses tak sadar mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap tingkah laku.

Psikoanalisis dalam karya sastra berguna untuk menganalisis secara psikologis tokoh-tokoh dalam drama dan novel (Ade Fitriani, 2013 : 27). Terkadang pengarang secara tidak sadar maupun sadar dapat memasukkan teori Psikologis yang dianutnya. Psikoanalisis juga dapat menganalisis jiwa pengarang lewat karya sastranya.

(12)

Prinsip-prinsip psikoanalisis ini adalah sebagai berikut:

a) Lapisan kejiwaan yang paling dalam (rendah) adalah lapisan bawah sadar (libido) atau daya hidup, yang berbentuk dorongan seksual dan perasaan-perasaan lain yang mendorong manusia mencari kesenangan dan kegairahan.

b) Pengalaman-pengalaman sewaktu bayi dan kanak-kanak banyak mempengaruhi sikap hidup di masa dewasa.

c) Semua buah pikiran, betapapun kelihatannya tidak berarti, masih tetap penting bila dihubungkan dengan daerah bawah sadar.

d) Konflik emosi pada dasarnya adalah konflik antara perasaan bawah sadar dengan keinginan-keinginan yang muncul dari luar.

e) Emosi itu sendiri bersifat dwirasa, tidak ada emosi dari satu jenis, benci dan sayang saling bercampur.

f) Sebagian konflik dapat diselesaikan atau disembunyikan dengan cara yang dapat diterima. Apabila dia mampu keluar dari konflik itu disebut dengan sublimasi,

tetapi bila ia gagal ia akan menyerupai neurosis yaitu konflik emosi di dasar jiwa.

Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga model struktural yang berupa: a) Id

Id adalah sistem kpribadian yang asli, dibawa sejak lahir. dari Id ini kemudian akan muncul Ego dan Super Ego. Saat dilahirkan, Id berisi semua aspek psikologi yang diturunkan, seperti insting, impuls dan

(13)

drive. Id berhubungsn erat dengan proses psikis yang digunakan untuk mengoperasikan sistem dari struktur kepribadian lainnya.

b) Ego

Ego timbul karena kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan transaksi-transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan yang objektif. Ego disebut eksekutif kepribadian, karena Ego mengkontrol pintu-pintu kearah tindakan, memilih segi-segi lingkungan dimana dia akan melakukan respon, dan memutuskan insting-insting manakah yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya.

c) Super Ego

Super Ego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi memakai prinsip idealistik. Super Ego berkembang dari Ego, dan seperti Ego dia tidak mempunyai energi sendiri. Super Ego adalah wewenang moral dari kepribadian, ia mencerminkan yang ideal dan memperjuangkan kesempurnaah bukan kenikmatan.

Dinamika kepribadian ditentukan oleh cara energi psikis didistribusikan dan dipakai oleh Id, Ego dan Super Ego. Pada mulanya, seluruh energi psikis menjadi milik Id dan dipakai untuk memenuhi hasrat (wishfulfillment) melalui aksi refleks, proses primer. Energi itu diinvestasikan (cathects) kepada suatu obyek untuk memuaskan hasrat.

Ego tidak mempunyai energi sendiri, sehingga harus menarik energi dari Id. Berangsur-angsur semakin banyak energi Id yang dapat diambil oleg Ego, karena Ego lebih berhasil dari pada Id dalam mereduksi tegangan. Proses pengalihan energi ini disebut identifikasi ( identification), yakni proses Ego yang

(14)

mencocokkan gambaran mental dari Id dengan kenyataan aktual. Id berprinsip bahwa obyek nyata harus sama dengan gambaran atau fantasi mengenai obyek yang diinginkan, sedang Ego berprinsip gambaran obyek bisa berbeda dengan obyek nyata, gambaran itu harus dikonfrontasi dengan kenyataan dan peluang untuk memperolehnya.

Seperti Ego, Super Ego mendapat energi dari Id melalui proses identifikasi. Id tetap menerima kepuasaan melalui identifikasi yang dilakukan Super Ego, dalam bentuk pilihan menerima Ego ideal dan conscience. Trjadilah perpindahan dari Id ke Super Ego. Apa yang dikerjakan oleh Super Ego seringkali meski tidak selalu bertentangan dengan implus-implus Id. Ini terjadi karena aturan moral itu mewakili usaha masyarakat untuk mengkontrol dan mencegah pengungkapan dorongan primitif, terutama dorongan seksual dan agresi. Orang yang “baik” adalah yang dapat mengkontrol diri agar tidak melanggar aturan, dan mengekang implus-implus primitifnya. Super Ego juga bisa bertentangan dengan Ego, ketika rasional pragmatis dari Ego melanggar moralitas dan tidak mempertimbangkan nilai-nilai kesempurnaan.

2.6. Biografi Pengarang

Shusaku Endo dilahirkan di Tokyo pada tahun 1923. Ketika berumur tiga tahun, keluarganya pindah ke Manchuria yang waktu itu diduduki Jepang. Orangtuanya kemudian bercerai, dan ia bersama ibunya kembali ke Jepang. Ibunya yang beragama Katolik membesarkan Endo dalam agama yang sama. Endo pun dibaptis menjadi Katolik ketika ia berusia 12 tahun.Setelah lulus dari fakultas sastra Prancis di Keio University, dia mendapat beasiswa dari pemerintah

(15)

Prancis selama dua setengah tahun di Lyon. Pengalaman ini kelak dituangkan dalam beberapa novelnya. Salah satunya novel berjudul Shiroi Hito(The White Man), yang mendapat penghargaan bergengsi Akutagawa Prize, yang merupakan penghargaan pertama dari sekian banyak penghargaan yang kelak diperolehnya dalam dunia sastra. Ia juga diangkat menjadi anggota Nihon Geijutsuin, sebuah Akademi Seni Jepang yang sangat bergengsi.Walaupun Shusaku Endo sudah meninggal pada tahun 1996, sampai sekarang sejumlah bukunya masih diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia. Salah satu novelnya yang banyak dibicarakan adalah Silence(Hening), yang rencananya akan diangkat kelayar lebar.

Sebagai pengarang, Shusaku Endo adalah salah satu dari sedikit pengarang Jepang yang menulis dari persfektif yang unik sebagai seorang Jepang dan Katolik (pemeluk Kristen di Jepang kurang dari 1%). Buku-bukunya mencerminkan bayak pengalamannya dalam membahas jalinan moral kehidupan. Iman Katoliknya dapat dilihat dalam kadar tertentu di setiap bukunya, yang sering kali merupakan ciri khas dari karya-karyanya. Kebanyakan tokoh novel Shusaku Endo bergumul dengan dilema moral yang rumit sebagai orang Katolik, dan piliha-pilihan mereka sering kali membawa hasil yang bercampur tragedi.

Kebanyakan dari tokoh-tokohnya bergumul dengan dilema moral yang rumit, dan pilihan-pilihan mereka seringkali membawa hasil yang bercampur tragedi. Dalam hal ini karyanya seringkali dibandingkan dengan karya Graham Greene. Malah, Greene secara pribadi pernah menyebut Endo sebagai salah satu penulis terbaik di abad ke-20.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan masing-masing lokasi dapat disimpulkan juga bahwa kelimpahan tumbuhan tertinggi dilokasi pertama (konservasi) untuk tingkat herba adalah species Setaria

Kinerja investasi bangunan yang membaik meskipun tidak tercermin dari pertumbuhan ekonomi pada lapangan usaha konstruksi yang justru melambat, namun berdasarkan

Dengan demikian, dalam konteks penelitian ini, masyarakat sipil yang dimaksud adalah suatu sistem sosial yang wilayah kehidupan sosialnya terletak di antara negara dan

Berdasarkan hasil konsentrasi logam Pb yang dihasilkan, pada hari ke nol sudah terdapat logam Pb di daging ikan yang diambil dari bak perlakuan dengan rata-rata konsentrasi

Dari hasil analisis uji Anova taraf 5% menjelaskan bahwa lahan di bawah tegakan tanaman serbaguna seperti pada komoditi aren, durian dan karet tidak memberi pengaruh

Daerah ini memiliki potensi energi arus pasang surut untuk dikembangkan menjadi energi listrik karena hasil model menunjukkan nilai kecepatan arus rata- rata yang diperoleh cukup

organisasi BUMDes Harapan Barokah, haruslah melakukan terobosan-terobosan atau kebijaksanaan (Policy) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejateraan anggota khususnya dan

Kendaraan bermotor adalah sumber langsung yang mengemisikan pencemar ke atmosfer, sedangkan jumlah trip dan kendaraan perkilometer yang menentukan