• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2018"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

FEBRUARI 2018

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

(2)

Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi:

Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Kalimantan Barat

Jl. Ahmad Yani No.2, Pontianak Telp : 0561 - 734134 Faks : 0561 732033

(3)

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Kalimantan Barat edisi Februari 2018. Buku KEKR ini kami susun dengan tujuan untuk menyajikan informasi terkini kepada para pemangku kepentingan baik eksternal maupun internal seputar perkembangan ekonomi daerah, keuangan pemerintah daerah, inflasi, stabilitas keuangan daerah, akses keuangan, sistem pembayaran, pengelolaan uang rupiah, ketenagakerjaan, serta prospek ekonomi dan inflasi ke depan. Selain itu, kami juga berharap buku KEKR ini dapat menjadi salah satu referensi yang dapat diandalkan bagi para pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan.

Dalam penyusunan buku KEKR ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat telah mendapatkan banyak dukungan data dan informasi dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh pihak yang telah bersedia memberikan data dan informasi yang kami perlukan dalam menyusun buku ini.

Sebagai penutup, kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku KEKR ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar kualitas kajian ini dapat terus ditingkatkan.

Pontianak, 22 Februari 2018 Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat,

Prijono

(4)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Grafik ... iv

Daftar Tabel ... viii

Ringkasan Umum ... x

BAB 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah ... 1

Kondisi Umum ... 2

Perkembangan Ekonomi Sisi Penggunaan ... 3

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ... 4

1.2.2 Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) ... 6

1.2.3 Konsumsi Pemerintah ... 6

1.2.4 Investasi ... 8

1.2.5 Ekspor-Impor ... 12

Perkembangan Ekonomi Sisi Penawaran: Lapangan Usaha (LU) ... 17

1.3.1 Pertanian ... 20

1.3.2 Industri Pengolahan ... 24

1.3.3 Jasa Keuangan dan Asuransi ... 26

BAB 2 Keuangan Pemerintah ... 28

APBD Provinsi Kalimantan Barat ... 29

2.1.1 Anggaran Pendapatan Provinsi Kalimantan Barat ... 29

2.1.2 Anggaran Belanja Provinsi Kalimantan Barat ... 31

APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat ... 33

2.2.1 Anggaran Pendapatan Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat ... 33

2.2.2 Anggaran Belanja Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat ... 34

Alokasi APBN di Kalimantan Barat ... 36

BAB 3 Perkembangan Inflasi Daerah ... 39

Gambaran Umum ... 40

Inflasi Bulanan (mtm) ... 41

(5)

Program Pengendalian Inflasi Tahun 2017 ... 51

BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM ... 53

Perkembangan Perbankan Secara Umum ... 54

Ketahanan Sektor Korporasi ... 61

Ketahanan Sektor Rumah Tangga ... 65

Ketahanan Sektor UMKM ... 70

Pengembangan Akses Keuangan ... 71

BAB 5 Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah ... 73

Perkembangan Transaksi Non Tunai ... 74

Penyediaan Uang Layak Edar ... 75

Perkembangan Temuan Uang Rupiah yang Diragukan Keasliannya ... 76

Perkembangan MoneyChanger dan PTD ... 77

BOKS-1 YOK KITE MENGENAL GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL ... 79

BOKS-2 PONTIANAK GO CASHLESS..!!! ... 83

BAB 6 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan ... 87

Gambaran Umum ... 88

Ketenagakerjaan Kalimantan Barat ... 88

Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan ... 93

6.3.1 Nilai Tukar Petani (NTP) ... 93

6.3.2 Perbandingan dengan Provinsi Lain di Kalimantan... 94

Inflasi Pedesaan ... 95

Profil Kemiskinan dan Pemerataan Penduduk Kalimantan Barat ... 96

Indeks Pembangunan Manusia ... 97

BOKS-3 KONDISI KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN BARAT ... 99

BAB 7 Prospek Perekonomian Daerah ... 102

Prospek Ekonomi Triwulan II 2018 dan Tahun 2018 ... 103

Perkiraan Inflasi Daerah Triwulan II 2018 dan Tahun 2018 ... 106

(6)

Daftar Grafik

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan Kalimantan Barat dan Nasional 2014-2017 ... 2

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan Barat dan Nasional 2012-2017 ... 2

Grafik 1.3 Pemetaan Matriks Komponen PDRB Penggunaan Triwulan IV 2017 ... 4

Grafik 1.4 Pemetaan Matriks Komponen PDRB Penggunaan Triwulan IV 2016 ... 4

Grafik 1.5 Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen Kalimantan Barat ... 5

Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Konsumsi Kalimantan Barat ... 5

Grafik 1.7 Pangsa Penggunaan Kredit Rumah Tangga Kalimantan Barat ... 5

Grafik 1.8 Nilai dan Persentase Realisasi Belanja Modal Kalimantan Barat ... 7

Grafik 1.9 Perkembangan Pertumbuhan Komponen Investasi Kalimantan Barat ... 8

Grafik 1.10 Komposisi Investasi Kalimantan Barat ... 8

Grafik 1.11 Perkembangan Kredit Konstruksi Kalimantan Barat ... 8

Grafik 1.12 Konsumsi Semen Kalimantan Barat ... 8

Grafik 1.13 Nilai Impor dan Pertumbuhan Impor Barang Modal ... 9

Grafik 1.14 Perkembangan PMDN ... 10

Grafik 1.15 Perkembangan Jumlah Proyek PMDN ... 10

Grafik 1.16 Perkembangan PMA ... 10

Grafik 1.17 Perkembangan Jumlah Proyek PMA ... 10

Grafik 1.18 Komposisi PMDN ... 11

Grafik 1.19 Komposisi PMA ... 11

Grafik 1.20 Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kalimantan Barat ... 12

Grafik 1.21 Perbandingan Proporsi Komoditas Ekspor Kalimantan Barat (%) ... 13

Grafik 1.22 Perkembangan Ekspor Komoditas Karet ... 13

Grafik 1.23 Perkembangan Ekspor Komoditas Alumina (SITC 285 + 522) ... 13

Grafik 1.24 Distribusi Negara Tujuan Ekspor Kalimantan Barat Triwulan IV 2017 ... 14

Grafik 1.25 Distribusi Negara Tujuan Ekspor Kalimantan Barat 2016-2017 ... 14

Grafik 1.26 Perkembangan Volume dan Nilai Impor Kalimantan Barat ... 15

Grafik 1.27 Pertumbuhan Impor Bahan Baku ... 16

Grafik 1.28 Pertumbuhan Impor Barang Konsumsi ... 16

Grafik 1.29 Komposisi Komponen Impor ... 16

Grafik 1.30 Pergerakan Pertumbuhan ... 16

(7)

Grafik 1.35 Perkembangan Luas Lahan Tanam Sawah Kalimantan Barat ... 21

Grafik 1.36 Perkembangan Luas Lahan Panen Sawah Kalimantan Barat ... 21

Grafik 1.37 Perkembangan Luas Lahan Puso Kalimantan Barat ... 21

Grafik 1.38 Perkembangan Luas Lahan Dampak Perubahan Iklim (DPI) ... 21

Grafik 1.39 Perkembangan Produksi Karet Kalimantan Barat ... 22

Grafik 1.40 Perkembangan Harga Karet Slab dan Internasional ... 22

Grafik 1.41 Perkembangan Produksi TBS Kalimantan Barat ... 23

Grafik 1.42 Perkembangan Harga TBS Kalimantan Barat ... 23

Grafik 1.43 Perkembangan Industri Manufaktur Kalimantan Barat ... 24

Grafik 1.44 Perkembangan Impor Barang Modal Kalimantan Barat ... 24

Grafik 1.45 NIlai Ekspor Kalimantan Barat ... 25

Grafik 1.46 Perkembangan Harga CPO Kalimantan Barat dan Internasional ... 25

Grafik 1.47 Nilai Ekspor Karet Kalimantan Barat ... 25

Grafik 1.48 Pertumbuhan Kredit Perbankan di Kalimantan Barat ... 27

Grafik 1.49 Perkembangan NPL dan LDR Perbankan di Kalimantan Barat ... 27

Grafik 2.1 APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat ... 29

Grafik 2.2 Rasio Kemandirian Fiskal Daerah Provinsi Kalimantan Barat Triwulan IV 2013-2017 31 Grafik 2.3 Rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja Provinsi Kalimantan Barat Triwulan IV 2013-2017 ... 33

Grafik 2.4 Anggaran dan Realiasi Pendapatan Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat Triwulan IV 2017 ... 34

Grafik 2.5 Rasio Kemandirian Fiskal Daerah Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat Triwulan IV 2017 ... 34

Grafik 2.6 Anggaran dan Realiasi Belanja Per Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat Triwulan IV 2017 ... 35

Grafik 2.7 Proporsi Belanja Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat Triwulan IV 2017 ... 35

Grafik 2.8 Rincian Belanja Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat Berdasarkan Jenis Belanja Triwulan IV 2017 ... 35

Grafik 2.9 Rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja Provinsi Kalimantan Barat Per Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat Triwulan IV 2017 ... 36

Grafik 2.10 Proporsi Belanja APBN di Kalimantan Barat Berdasarkan Fungsi Triwulan IV 2017 . 37 Grafik 3.1 Laju Inflasi Provinsi Kalimantan Barat dan Nasional ... 40

Grafik 3.2 Laju Inflasi Antarprovinsi di Kalimantan dan Nasional ... 40

Grafik 3.3 Perkembangan Inflasi Kota Sampel Kalimantan Barat ... 41

Grafik 3.4 Disagregasi Inflasi Kalimantan Barat (mtm) ... 43

(8)

Grafik 3.6 Perkembangan Disagregasi Inflasi Kalimantan Barat ... 47

Grafik 3.7 Perkembangan Inflasi dan Konsumsi Masyarakat di Kalimantan Barat ... 51

Grafik 4.1 Posisi Valuta DPK Perbankan Kalimantan Barat Akhir Triwulan IV 2017 (Rp triliun) . 54 Grafik 4.2 Perkembangan DPK Perbankan Kalimantan Barat Berdasarkan Kegiatan Bank ... 54

Grafik 4.3 Perkembangan DPK Perbankan di Kalimantan Barat ... 55

Grafik 4.4 Perkembangan SBT DPK Perbankan di Kalimantan Barat ... 55

Grafik 4.5 Lokasi Bank Asal Penyalur Kredit ke Kalimantan Barat ... 57

Grafik 4.6 Lokasi Penyaluran Kredit oleh Perbankan Asal Kalimantan Barat ... 57

Grafik 4.7 Kredit Perbankan di Kalimantan Barat ... 57

Grafik 4.8 SBT Kredit Perbankan di Kalimantan Barat... 57

Grafik 4.9 Perkembangan LDR dan NPL Perbankan di Kalimantan Barat ... 58

Grafik 4.10 Perkembangan NPL Perbankan di Kalimantan Barat Berdasarkan Jenis Penggunaan ... 58

Grafik 4.11 Perkembangan Aset Perbankan Syariah di Kalimantan Barat ... 59

Grafik 4.12 Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah di Kalimantan Barat ... 59

Grafik 4.13 Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah Berdasarkan Jenis Penggunaan .... 60

Grafik 4.14 Perkembangan Non Performing Finance (NPF) Pembiayaan Syariah di Kalimantan Barat ... 60

Grafik 4.15 Perkembangan Likert Scale Penjualan Domestik... 61

Grafik 4.16 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) ... 61

Grafik 4.17 Perkembangan SKDU Industri Pengolahan... 62

Grafik 4.18 Perkembangan Ekspor dan PDRB Ekspor ... 62

Grafik 4.19 Perkembangan Likert Scale Biaya ... 62

Grafik 4.20 Perkembangan Harga Karet ... 62

Grafik 4.21 Perkembangan Likert Scale Harga Jual dan Margin ... 63

Grafik 4.22 Perkembangan Indeks SKDU Harga Jual ... 63

Grafik 4.23 Perkembangan DPK Sektor Korporasi pada KC/KCP berlokasi di Kalimantan Barat 64 Grafik 4.24 Pangsa DPK Sektor Korporasi pada KC/KCP berlokasi di Kalimantan Barat ... 64

Grafik 4.25 Penyaluran Kredit kepada Sektor Korporasi di Kalimantan Barat ... 65

Grafik 4.26 NPL Kredit kepada Sektor Korporasi di Kalimantan Barat ... 65

Grafik 4.27 Persentase Penggunaan Penghasilan RT ... 67

Grafik 4.28 Persentase Kepemilikan Produk Perbankan ... 67

(9)

Grafik 4.33 Perkembangan Kredit Rumah Tangga Kalimantan Barat ... 69

Grafik 4.34 Perkembangan Penyaluran Kartu Kredit Kalimantan Barat ... 69

Grafik 4.35 Perkembangan IKE dan IEK Kalimantan Barat ... 70

Grafik 4.36 Perkembangan DSR Kalimantan Barat ... 70

Grafik 4.37 Perkembangan Kredit UMKM di Kalbar ... 71

Grafik 4.38 Perkembangan NPL Kredit UMKM di Kalbar ... 71

Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi Kliring di Kalimantan Barat ... 75

Grafik 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Barat ... 75

Grafik 5.3 Perkembangan Inflow-Outflow di KPwBI Prov. Kalimantan Barat ... 76

Grafik 5.4 Pemusnahan UTLE di KPwBI Prov. Kalimantan Barat ... 76

Grafik 5.5 Perkembangan Pembelian dan Penjualan UKA oleh Money Changer di Kalimantan Barat ... 78

Grafik 5.6 Perkembangan Transfer Dana oleh PTD di Kalimantan Barat ... 78

Grafik 6.1 Perbandingan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kalimantan Barat ... 89

Grafik 6.2 Perbandingan Tingkat Pertumbuhan Indikator Ketenagakerjaan Kalimantan Barat .. 89

Grafik 6.3 Perkembangan Tingkat Penyerapan Angkatan Kerja (TPAK) Kalimantan Barat dan Nasional ... 89

Grafik 6.4 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kalimantan Barat dan Nasional ... 89

Grafik 6.5 Perkembangan Penyerapan Tenaga kerja Formal dan Informal ... 93

Grafik 6.6 Perkembangan NTP Kalimantan Barat ... 94

Grafik 6.7 Perkembangan NTP Provinsi Kalimantan Barat Berdasarkan Klasifikasi Sublapangan Usaha ... 94

Grafik 6.8 Pergerakan NTP Provinsi Kalimantan ... 95

Grafik 6.9 Perbandingan NTP Sublapangan Usaha Padi dan Palawija antar Provinsi di Kalimantan ... 95

Grafik 6.10 Perbandingan Inflasi Pedesaan Kalimantan Barat dan Nasional (mtm) ... 96

Grafik 6.11 Perbandingan Tingkat Kemiskinan di Kalimantan dan Nasional ... 96

Grafik 6.12 Perkembangan Presentase Tingkat Kemiskinan di Kalimantan Barat ... 96

Grafik 6.13 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Barat ... 97

(10)

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Kalimantan Barat Triwulan IV 2017 Sisi Penggunaan ADHK Tahun

2010 ... 3

Tabel 1.2 Pertumbuhan PDRB Kalimantan Barat Tahun 2017 Sisi Penggunaan ADHK Tahun 2010 ... 4

Tabel 1.3 Pertumbuhan PDRB Kalimantan Barat Triwulan IV 2017 Sisi Penawaran ADHK Tahun 2010 ... 18

Tabel 1.4 Perkembangan Luas Lahan Panen Sawah Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat (Ha) 22 Tabel 1.5 Pertumbuhan Tahunan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Kalimantan Barat ... 24

Tabel 2.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 dan 2017 ... 30

Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 dan 2017 ... 32

Tabel 2.3 Anggaran dan Realisasi Alokasi Belanja APBN di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 dan 2017 ... 37

Tabel 3.1 Perkembangan Inflasi Bulanan Kalimantan Barat (mtm) ... 42

Tabel 3.2 Komoditas Volatile Foods Penyumbang Inflasi Bulanan Triwulan IV Kalimantan Barat (mtm) ... 44

Tabel 3.3 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan Kalimantan Barat (mtm) ... 44

Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Tahunan Kalimantan Barat (yoy) ... 45

Tabel 3.5 Perkembangan Inflasi Kota dan Provinsi Kalimantan Barat (qtq dan yoy) ... 46

Tabel 3.6 Perkembangan Inflasi Kota dan Provinsi Kalimantan Barat (yoy)... 47

Tabel 3.7 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok CoreInflation Triwulan IV 2017 (yoy) ... 48

Tabel 3.8 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok Volatile Foods Triwulan IV 2017 (yoy) ... 49

Tabel 3.9 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok Administered Prices Triwulan II 2017 (yoy) ... 50

Tabel 4.1 Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) di Kalimantan Barat (Rp Triliun) ... 54

Tabel 4.2 Perkembangan DPK Kalimantan Barat Per Kabupaten/Kota (Rp Triliun) ... 56

Tabel 4.3 Perkembangan Kredit Perbankan Kalimantan Barat (Rp Triliun) ... 56

Tabel 4.4 Perkembangan Kredit di Kalimantan Barat Berdasarkan Kabupaten/Kota (Rp Miliar) 59 Tabel 5.1 Uang Rupiah Yang Diragukan Keasliannya ... 77

(11)

Tabel 6.3 Persentase Penduduk Bekerja Berdasarkan Lapangan Usaha di Kalimantan Barat (Ribu

Jiwa) ... 91

Tabel 6.4 Jumlah Tenaga Kerja Kabupaten/Kota Berdasarkan Berdasarkan Lapangan Usaha di Kalimantan Barat (Ribu Jiwa)... 92

Tabel 6.5 Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Status Utama Pekerja (Ribu Jiwa) ... 92

Tabel 6.6 Nilai Tukar Petani Provinsi Kalimantan Barat ... 94

Tabel 6.7 Perbandingan NTP dengan Provinsi Lain di Kalimantan dan Nasional ... 95

Tabel 6.8 Perkembangan Inflasi Pedesaan Kalimantan Barat Desember 2017 ... 95

Tabel 6.9 Perbandingan IPM Antar Provinsi di Wilayah Kalimantan ... 97

Tabel 6.10 Perkembangan IPM Kalimantan Barat Berdasarkan Komponennya ... 98

Tabel 6.11 Perkembangan IPM Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat ... 98

Tabel 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Barat 2018 (%, yoy) ... 103

Tabel 7.2 Pertumbuhan Ekonomi Dunia (%, yoy) ... 105

(12)

Ringkasan Umum

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat di triwulan IV 2017 sebesar 5,80% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Memasuki triwulan I 2018, perekonomian Kalimantan Barat diprakirakan akan melambat. Persentase realisasi pendapatan APBD Provinsi Kalimantan Barat triwulan IV 2017 tercatat 98,91% dan realisasi belanja mencapai 95,26%.

Inflasi Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 tercatat sebesar 4,09% (yoy) atau menurun dibandingkan triwulan III 2017 yang sebesar 4,70% (yoy).

DPK tumbuh lebih tinggi

Perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 tumbuh 5,80% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (5,13%, yoy). Dari sisi permintaan, peningkatan laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 utamanya bersumber dari peningkatan yang terjadi pada komponen konsumsi rumah tangga dan investasi. Dari sisi penawaran, peningkatan laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 terutama didorong oleh peningkatan kinerja lapangan usaha perdagangan, industri pengolahan dan jasa keuangan.

Memasuki triwulan I 2018, perekonomian diperkirakan akan melambat, seiring dengan tertahannya konsumsi rumah tangga pasca menurunnya permintaan selepas momen akhir tahun. Selain itu, konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan melambat seiring dengan masih berjalannya koordinasi dan konsolidasi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di awal tahun. Pada sisi penawaran, perlambatan terutama diprakirakan terjadi pada lapangan usaha perdagangan dan konstruksi.

Persentase realisasi pendapatan APBD Provinsi Kalimantan Barat hingga triwulan IV 2017 tercatat sebesar 98,91% atau lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2016 yang sebesar 95,22%. Demikian halnya dengan persentase realisasi belanja APBN di Kalimantan Barat hingga triwulan IV 2017 tercatat sebesar 95,26%, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2016 yang sebesar 91,95%. DI sisi lain, persentase realisasi belanja Kementrian/Lembaga di Kalimantan Barat hingga triwulan IV 2017 tercatat sebesar 94,74% dari pagu anggaran.

Inflasi Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 tercatat sebesar 4,09% (yoy) atau menurun dibandingkan triwulan III 2017 yang sebesar 4,70% (yoy). Melambatnya inflasi

administered prices dan volatile foods mendorong turunnya

inflasi pada triwulan IV 2017. Berdasarkan komoditasnya, penurunan inflasi triwulan IV 2017 disebabkan oleh penurunan harga buah-buahan (jeruk, anggur dan apel), kangkung dan gula pasir. Di sisi lain, kenaikan tarif angkutan udara dan harga sotong, sawi hijau, tomat sayur dan daging babi menahan penurunan laju inflasi lebih jauh pada triwulan IV 2017.

(13)

KPw. BI Prov. Kalimantan

Barat mengalami net

outflow didorong oleh tingginya permintaan menjelang Natal dan momen libur akhir tahun.

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kalbar belum diikuti dengan meningkatnya kondisi ketenagakerjaan, namun kesejahteraan petani meningkat dan kemiskinan menurun. Pertumbuhan ekonomi Kalbar pada triwulan II 2018 diperkirakan berada pada level 6,2%-6,6% (yoy), sedangkan secara kumulatif 2018 diperkirakan 5,4-5,8% (yoy). Tingkat inflasi pada triwulan II 2018 diperkirakan berada dalam kisaran 3,2-3,6% (yoy) dan tahun 2018 sebesar 3,8-4,2% (yoy)

Pada sistem pembayaran non tunai, transaksi kliring di Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 mencapai Rp6,15 triliun, meningkat dari Rp6,10 triliun pada triwulan sebelumnya. Sementara itu, nilai transaksi RTGS juga meningkat dari Rp17,94 triliun pada triwulan III 2017 menjadi sebesar Rp20,25 triliun pada triwulan IV. KPwBI Provinsi Kalimantan Barat mengalami

net outflow sebesar Rp2,59 triliun di triwulan IV 2017, dengan

jumlah uang yang diedarkan (outflow) mencapai Rp4,08 triliun. Tingginya permintaan masyarakat terhadap rupiah menjelang Natal dan momen libur akhir tahun menjadi penyebab terjadinya

netoutflow pada triwulan IV 2017.

Kondisi ketenagakerjaan Kalimantan Barat pada Agustus 2017, menunjukkan penurunan meskipun terjadi peningkatan pada pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat. Sementara itu, kesejahteraan petani hingga Desember 2017 kembali mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan pada subsektor padi palawija dan peternakan. Tingkat kemiskinan di Kalimantan Barat juga mengalami perbaikan pada September 2017.

Perekonomian pada triwulan II 2018 diperkirakan meningkat pada kisaran 6,18-6,58% (yoy) seiring dengan momen Ramadhan-Idul Fitri serta pelaksanaan Pilkada serentak di Kalimantan Barat pada Juni 2018. Adapun perekonomian Kalimantan Barat pada tahun 2018 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,40-5,80% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 2017 yang tumbuh 5,17% (yoy).

Tekanan inflasi Kalimantan Barat pada triwulan II 2018 diproyeksikan melambat sebagai dampak dari semakin baiknya koordinasi pengendalian inflasi volatile foods untuk menjaga kelancaran distribusi pasokan bahan pangan serta kondisi cuaca yang kondusif. Pengendalian inflasi administered prices di daerah relatif terbatas. Secara kumulatif, inflasi 2018 diperkirakan berada dalam kisaran antara 3,78%-4,18% (yoy).

(14)

Tabel Indikator Makroekonomi

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III TW IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III TW IV Ekonomi Makro Regional

Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy) 5.85 5.62 4.52 4.26 6.33 4.08 4.63 4.55 6.29 4.43 6.26 3.89 4.94 4.79 5.13 5.80

Berdasarkan Sektor (%-YoY) :

- Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.18 1.40 (0.63) 5.20 2.22 2.81 3.77 0.99 4.61 3.14 5.00 3.45 7.44 6.66 7.22 4.72 - Pertambangan dan Penggalian (3.63) 5.88 5.92 (7.60) 6.62 4.74 (0.58) (7.57) 7.96 6.47 36.81 34.63 8.54 3.52 (8.86) 4.59 - Industri Pengolahan 13.79 4.42 3.24 (2.96) 3.08 3.74 3.93 3.25 4.02 2.86 7.35 3.44 3.75 3.67 1.80 2.96 - Pengadaan Listrik dan Gas 3.32 15.77 21.50 50.30 44.55 (2.67) (4.34) (2.22) 4.13 41.24 37.60 13.03 3.46 3.14 7.08 4.33 - Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur

Ulang 2.80 3.08 6.60 4.56 2.10 3.22 3.35 6.09 7.56 6.55 3.64 0.33 3.42 5.80 5.35 3.87

- Konstruksi 4.63 15.94 8.78 13.53 11.35 0.36 7.16 18.21 9.82 (2.13) 4.79 (1.15) 0.22 1.93 15.10 8.90

- Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor 6.14 5.23 4.12 2.64 6.77 6.19 5.13 6.96 6.49 5.34 2.10 1.78 4.70 3.38 2.12 5.50

- Transportasi dan Pergudangan 2.75 5.58 7.17 7.50 9.42 7.72 2.46 2.19 6.04 6.02 8.71 3.68 3.62 6.16 3.25 5.59 - Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.99 5.99 7.12 5.13 4.46 5.29 6.34 7.41 4.90 4.72 3.42 4.50 5.22 4.79 3.53 1.89 - Informasi dan Komunikasi 11.48 12.57 16.63 7.75 18.21 8.45 9.19 9.91 13.26 12.07 9.54 6.70 8.31 19.67 20.55 16.88 - Jasa Keuangan dan Asuransi 7.19 11.94 3.69 6.52 7.90 1.60 6.25 6.10 6.94 5.50 11.12 14.35 6.09 5.33 1.24 15.95

- Real Estate 4.94 7.19 7.31 5.12 9.83 2.81 3.23 (0.95) 3.54 2.08 1.67 2.15 1.56 1.64 2.04 4.82

- Jasa Perusahaan 6.70 6.78 7.06 3.49 9.30 4.50 9.40 5.52 5.21 2.82 3.14 1.49 2.04 1.48 0.06 1.56

- Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib 7.69 0.55 7.10 7.80 14.63 7.31 6.79 2.19 9.58 18.64 0.70 2.39 4.50 1.26 6.76 6.60

- Jasa Pendidikan (0.14) 2.11 7.39 10.13 9.49 4.43 3.47 (1.93) 6.75 3.06 0.54 (1.83) 4.44 1.03 2.00 (0.88) - Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6.84 5.05 2.84 3.27 3.26 7.41 4.08 2.82 3.76 5.05 0.99 1.48 4.66 5.06 4.01 1.99

- Jasa lainnya 5.41 4.09 8.12 4.13 0.99 2.78 3.14 8.31 8.44 6.48 1.68 0.37 5.41 7.96 6.03 5.63

Berdasarkan Permintaan (%-YoY) :

- Konsumsi Rumah Tangga 3.43 3.35 3.60 3.41 4.58 4.78 4.32 4.88 5.78 6.17 5.25 2.78 3.66 4.59 4.37 5.62 - Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba (11.87) (16.28) (18.02) (20.39) (3.74) 2.56 2.44 12.80 8.58 8.91 8.98 2.17 13.73 9.64 14.00 12.47 - Konsumsi Pemerintah 2.30 4.78 6.44 8.51 3.13 7.01 10.43 8.93 4.90 3.95 (10.62) (17.53) 10.96 0.02 5.86 5.11 - PMTB 8.94 3.34 12.22 13.22 6.74 3.00 6.62 6.41 3.48 (2.64) 2.57 (1.21) (0.22) 4.04 1.49 4.01 - Perubahan Stok - Ekspor (29.52) (52.09) (58.57) (40.80) (12.54) 9.00 (1.06) (6.98) (9.81) (5.56) 23.16 33.86 56.45 59.38 42.42 24.04 - Impor (36.95) (51.78) (52.20) (19.98) 3.88 33.31 28.95 18.86 (17.05) (22.44) (18.48) (20.89) (16.02) 0.21 0.50 6.52 Ekspor

- Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta) 210.62 150.62 147.74 148.46 131.27 164.02 144.12 121.12 107.00 121.46 173.13 217.51 265.25 359.84 377.41 367.52 - Volume Ekspor Non Migas (ribu ton) 751 137 194 149 159 184 183 170 152 159 341 444 410 511 990 1597 Impor

- Nilai Impor Non Migas (USD Juta) 74.06 65.46 49.60 65.24 118.67 145.84 162.15 69.30 59.67 33.95 126.43 45.20 36.27 34.82 39.82 53.42 - Volume Impor Non Migas (ribu ton) 134 91 101 123 122 117 119 56 73 59 77 33 56 46 66 56 Indeks Harga Konsumen

- Provinsi Kalimantan Barat 113.35 114.95 117.11 121.40 123.48 125.34 127.46 128.43 129.18 131.92 132.32 133.14 135.66 138.14 138.54 138.58 - Kota Pontianak 113.94 115.88 117.72 122.22 124.43 126.65 128.79 129.76 130.56 133.66 133.94 134.80 137.38 139.95 140.14 140.00 - Kota Singkawang 110.67 110.69 114.32 117.67 119.16 119.35 121.37 122.38 122.89 123.95 124.95 125.54 127.83 129.89 131.24 132.11 Laju Inflasi Tahunan (%,yoy)

- Provinsi Kalimantan Barat 8.99 8.69 6.67 9.43 8.94 9.04 8.84 5.79 4.62 5.25 3.82 3.66 5.02 4.72 4.70 4.09 - Kota Pontianak 9.58 9.33 6.55 9.38 9.21 9.29 9.40 6.17 4.93 5.53 4.00 3.88 5.22 4.71 4.63 3.86 - Kota Singkawang 7.17 6.52 3.47 5.31 7.67 7.82 6.17 4.00 3.13 3.85 2.95 2.58 4.02 4.79 5.03 5.23 Stabilitas Keuangan Daerah

Perbankan Secara Umum (Rp Miliar)

Aset (Berdasarkan Lokasi Bank) 43,954 47,834 49,799 49,491 49,472 53,691 55,325 54,951 56,436 59,220 61,311 59,808 61,523 65,118 69,426 68,077 Dana Pihak Ketiga (Berdasarkan Lokasi Bank) 36,468 38,700 39,696 39,566 39,830 42,181 43,499 44,093 43,692 45,853 45,743 46,376 47,302 49,626 51,190 51,866 Kredit (Berdasarkan Lokasi Bank) 41,986 43,554 45,447 48,223 47,775 50,377 52,568 55,150 56,058 60,805 63,835 63,376 64,119 65,858 66,401 68,290 Kredit Korporasi (Rp Miliar) 28,136 29,276 30,723 32,810 32,172 34,360 36,193 26,122 26,825 30,002 32,798 31,590 32,315 33,281 33,567 34,087 - Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 11,570 11,683 12,011 12,930 12,393 14,007 15,605 13,921 15,144 17,523 20,180 19,806 20,488 21,025 21,140 21,431

- Pertambangan dan Penggalian 407 408 605 518 605 773 850 695 650 670 648 659 708 607 627 631

- Industri Pengolahan 2,584 3,042 3,547 3,782 3,765 4,023 3,825 3,978 4,084 4,493 4,530 3,233 3,272 3,137 2,826 2,696

- Listrik, Gas dan Air Bersih 82 79 70 85 81 76 72 54 50 49 44 68 90 145 203 224

- Bangunan 1,057 1,052 1,092 887 849 925 1,042 901 733 823 938 973 734 935 1,188 1,480

- Perdagangan, Hotel, dan Restoran 8,460 8,920 9,145 9,622 9,627 10,158 10,172 2,640 2,521 2,639 2,608 2,940 3,087 3,426 3,464 3,698 - Pengangkutan dan Komunikasi 1,340 1,607 1,603 1,668 1,678 1,665 1,635 1,911 1,349 1,407 1,368 1,422 1,311 1,257 1,272 1,189 - Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 2,094 1,764 1,814 2,112 2,043 2,076 2,318 1,800 1,758 2,119 2,191 2,207 2,370 2,467 2,577 2,458

- Jasa-Jasa 540 482 563 619 620 649 636 164 190 223 235 209 213 238 224 231

- Lainnya 3 239 274 587 511 9 38 57 347 57 57 71 44 45 44 50

Kredit Perseorangan (Rp Miliar) 23,440 24,300 25,026 26,071 26,291 26,918 27,423 28,983 29,230 30,801 31,036 31,659 31,732 32,511 32,822 34,079

- Modal Kerja 6,729 7,112 7,276 7,625 7,506 7,744 7,840 7,867 7,795 8,153 8,088 8,159 8,102 8,348 8,379 8,561

- Investasi 2,891 2,982 3,095 3,126 3,227 3,198 3,249 4,626 4,725 5,391 5,442 5,453 5,471 5,293 5,227 5,097

- Konsumsi / Sektor Rumah Tangga 13,820 14,206 14,655 15,320 15,558 15,975 16,334 16,490 16,710 17,258 17,506 18,047 18,159 18,870 19,216 20,420 Kredit Rumah Tangga (Rp Miliar) 13,820 14,206 14,655 15,320 15,558 15,975 16,334 16,490 16,710 17,258 17,506 18,047 18,159 18,870 19,216 20,420

- Perumahan 2,973 2,755 2,794 2,871 3,008 3,138 3,262 3,406 3,501 3,659 3,736 3,904 4,073 4,312 4,510 4,792 - Ruko/Rukan 732 868 755 801 832 864 853 851 843 886 876 871 851 868 831 838 - Kendaraan 1,571 1,715 1,744 1,869 1,893 1,897 1,925 1,682 1,690 1,678 1,723 1,664 1,645 1,659 1,664 1,737 - Peralatan 12 13 14 14 11 11 13 23 25 33 35 40 43 51 65 78 - Multiguna 6,953 7,261 7,775 9,395 9,471 9,711 9,907 10,089 10,236 10,545 10,651 11,046 11,071 11,307 11,454 12,236 - Lainnya 1,579 1,594 1,574 370 343 353 375 438 415 456 484 521 476 672 692 739

Kredit UMKM (Rp Miliar) 11,470 12,722 12,640 13,450 13,697 13,970 14,202 14,717 14,383 15,175 15,878 16,501 18,945 17,828 18,127 18,904

- Mikro 1,528 2,097 1,741 2,139 2,837 2,799 2,754 2,911 3,021 3,045 2,956 2,961 2,959 3,042 3,164 3,302 - Kecil 5,196 5,296 5,888 6,072 4,748 5,090 5,107 5,305 4,916 5,497 6,158 6,366 6,376 6,848 6,903 7,048 - Menengah 4,746 5,329 5,010 5,240 6,111 6,081 6,342 6,501 6,446 6,633 6,764 7,174 9,610 7,938 8,061 8,554 NPL Umum (%) 1.06 1.04 1.08 1.14 1.37 1.71 2.01 2.95 3.35 4.37 4.63 3.20 3.37 2.60 2.50 1.87 NPL Korporasi (%) 1.15 1.08 1.13 1.27 1.55 1.99 2.40 4.46 4.81 6.86 6.40 3.66 3.69 2.10 1.66 1.16 NPL Perseorangan (%) 1.27 1.43 1.41 1.22 1.46 1.71 1.80 1.60 2.02 1.95 2.75 2.76 3.04 3.11 3.36 2.58 NPL Rumah Tangga (%) 0.87 0.96 0.95 0.86 1.00 1.12 1.15 0.95 1.11 1.07 1.22 1.08 1.12 1.17 1.16 1.01 NPL UMKM (%) 1.90 2.30 2.58 2.26 2.57 3.06 3.17 3.22 3.98 4.00 3.87 3.10 4.18 4.54 4.90 3.87

Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Kliring - Volume (lembar) 233,404 251,872 244,323 249,351 233,216 219,601 292,873 290,511 274,360 266,704 235,938 235,198 223,058 170,863 174,147 170,472 - Nominal (Rp miliar) 10,072 10,157 11,816 10,570 9,293 8,650 10,127 10,148 9,513 8,981 8,406 8,786 8,718 5,569 6,100 6,153 Tunai (Rp Miliar) - Inflow 1,862 1,196 2,070 831 2,029 971 2,236 1,062 2,434 1,137 2,688 1,185 2,180 1,293 2,767 1,481 Indikator 2014 2015 2016 2017

(15)

BAB 1

Perkembangan Ekonomi Makro

Daerah

Perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 tumbuh

5,80% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan

sebelumnya (5,13%, yoy). Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 utamanya bersumber dari

peningkatan yang terjadi pada komponen konsumsi rumah tangga

serta investasi. Dari sisi lapangan usaha, peningkatan khususnya

terjadi pada lapangan usaha perdagangan, industri pengolahan,

serta jasa keuangan dan asuransi.

(16)

Kondisi Umum

Perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 meningkat. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat tumbuh 5,80% (yoy) pada triwulan IV 2017, meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 5,13% (yoy)1. Perbaikan ekonomi ini

sejalan dengan perekonomian Nasional serta perbaikan ekonomi di kawasan Kalimantan. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017, tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi Nasional sebesar 5,19% (yoy).

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan Kalimantan Barat dan Nasional 2014-2017

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan Barat dan Nasional 2012-2017

Berdasarkan kontribusinya terhadap perekonomian di kawasan Kalimantan, Kalimantan Barat memiliki pangsa sebesar 14,92% pada triwulan IV 2017. Pangsa tersebut sedikit mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya yang sebesar 14,86%. Sementara itu, kontribusi total perekonomian kawasan Kalimantan terhadap perekonomian nasional mengalami peningkatan menjadi sebesar 8,47% pada triwulan IV 2017 dibandingkan kontribusi sebesar 8,35% pada triwulan sebelumnya.

Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat tahun 2017 mengalami sedikit perlambatan dibandingkan tahun 2016. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat tahun 2017 tercatat sebesar 5,17% (yoy), sedikit di bawah realisasi pertumbuhan ekonomi tahun 2016 yang sebesar 5,20% (yoy)

Memasuki triwulan I 2018, perekonomian Kalimantan Barat diproyeksikan tumbuh melambat. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat triwulan I 2018 diperkirakan tumbuh 4,77-5,17% (yoy). Konsumsi rumah tangga diperkirakan akan tertahan pasca menurunnya permintaan selepas momen akhir tahun. Demikian halnya dengan konsumsi pemerintah yang diperkirakan akan melambat seiring dengan masih berjalannya koordinasi dan konsolidasi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di awal tahun. Di sisi lapangan usaha, perlambatan kinerja

(17)

akibat kecenderungan pelaku usaha untuk menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada Juni 2018.

Perkembangan Ekonomi Sisi Penggunaan

Tabel 1.1Pertumbuhan PDRB Kalimantan Barat Triwulan IV 2017 Sisi Penggunaan ADHK Tahun 2010

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Peningkatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 utamanya bersumber dari peningkatan yang terjadi pada komponen konsumsi rumah tangga. Momen perayaan hari raya keagamaan serta musim liburan mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga. Meskipun tingkat pertumbuhan tahunan komponen konsumsi rumah tangga bukan yang tertinggi dibandingkan dengan komponen lainnya, namun konsumsi rumah tangga merupakan komponen dengan pangsa terbesar terhadap perekonomian Kalimantan Barat2 (grafik 1.3).

Selain itu peningkatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat juga didorong oleh kenaikan pada komponen investasi. Meningkatnya realisasi investasi baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri di triwulan IV 2017 mendorong peningkatan pertumbuhan komponen investasi. Sementara itu, persentase realisasi anggaran pemerintah pada triwulan IV 2017 yang mencapai 98% belum cukup mendorong laju pertumbuhan komponen konstruksi pemerintah untuk lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sehingga menahan potensi laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pada triwulan IV 2017. Di sisi lain, pertumbuhan tertahan oleh perlambatan yang terjadi pada komponen konsumsi pemerintah dan ekspor.

Berdasarkan komponen pembentuknya, PDRB Kalimantan Barat dari sisi penggunaan masih didominasi oleh komponen domestik, utamanya konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Komponen konsumsi rumah tangga dan pemerintah masing-masing memiliki pangsa sebesar 51,59% dan 13,26% terhadap total PDRB triwulan IV 2017 Kalimantan Barat.

2 Threshold yang digunakan dalam pemetaan matriks adalah 9,63% sebagai batas pada pertumbuhan

ekonomi daerah dan 19,08% sebagai batas pada pangsa komponen PDRB. Penentuan batas threshold

yang digunakan merupakan rata-rata pertumbuhan dan pangsa lapangan usaha pada triwulan berjalan.

I II III IV Pangsa (%) Andil Pertumbuhan (%)

Konsumsi Rumah Tangga 4.98 4.56 3.66 4.59 4.37 5.62 51.59 2.90 Konsumsi LNPRT 7.02 12.45 13.73 9.64 14.00 12.47 1.15 0.13 Konsumsi Pemerintah (6.86) 5.21 10.96 0.02 5.86 5.11 13.26 0.68

PMTB 0.52 2.33 -0.22 4.04 1.49 4.01 32.82 1.34

Ekspor Luar Negeri 9.79 43.65 56.45 59.38 42.42 24.04 10.67 2.19 Impor Luar Negeri (19.75) (1.97) -16.02 0.21 0.50 6.52 5.01 0.32

PDRB 5.20 5.17 4.94 4.79 5.13 5.80 100.00 5.80

Akselerasi Melambat

Triwulan IV 2017

(18)

2015 2016

Pertumbuhan (%) Pangsa (%) Andil Pertumbuhan (%)

Konsumsi Rumah Tangga 4.64 4.98 4.56 53.01 2.43

Konsumsi LNPRT 3.47 7.02 12.45 1.15 0.13

Konsumsi Pemerintah 7.78 (6.86) 5.21 11.52 0.60

PMTB 5.70 0.52 2.33 31.61 0.76

Ekspor Luar Negeri (3.58) 9.79 43.65 10.63 3.40

Impor Luar Negeri 20.68 (19.75) (1.97) 4.79 (0.10)

PDRB 4.88 5.20 5.17 100.00 5.17 Akselerasi Melambat Komponen Pertumbuhan (%) 2017

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.3 Pemetaan Matriks Komponen PDRB Penggunaan Triwulan IV 2017

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.4 Pemetaan Matriks Komponen PDRB Penggunaan Triwulan IV 2016

Secara kumulatif, perlambatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada tahun 2017 didorong oleh perlambatan pada komponen konsumsi rumah tangga. Meskipun konsumsi rumah tangga menunjukkan kinerja yang meningkat di triwulan IV 2017, namun perlambatan konsumsi yang terjadi pada semester I 2017 mempengaruhi kinerja konsumsi rumah tangga secara kumulatif pada tahun 2017. Perlambatan lebih jauh tertahan oleh akselerasi kinerja komponen lain, termasuk impor yang semakin dangkal kontraksinya dibandingkan dengan tahun 2016.

Tabel 1.2 Pertumbuhan PDRB Kalimantan Barat Tahun 2017 Sisi Penggunaan ADHK Tahun 2010

Memasuki triwulan I 2018, perekonomian Kalimantan Barat diperkirakan akan melambat. Perekonomian Kalimantan Barat diperkirakan tumbuh 4,77-5,17% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV 2017 yang sebesar 5,80% (yoy). Dari sisi permintaan, komponen konsumsi rumah tangga diproyeksikan melambat pasca berlalunya momen perayaan kegiatan keagamaan dan libur akhir tahun 2017. Selain itu, perlambatan juga diperkirakan terjadi pada komponen konsumsi pemerintah seiring dengan masih berjalannya koordinasi dan konsolidasi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di awal tahun.

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga

(19)

dalam Indeks Tendensi Konsumen (ITK). Pendapatan Rumah Tangga Kini naik dari 108,41 pada triwulan II 2017 menjadi 108,43 pada triwulan III 2017 (grafik 1.5).

Peningkatan pesat pada komponen konsumsi rumah tangga didukung oleh peningkatan aktivitas di lapangan usaha pertanian dengan musim panen untuk beberapa komoditas pertanian di Kalimantan Barat. Selain itu, perbaikan harga komoditas perkebunan utama Kalimantan Barat, utamanya tandan buah segar kelapa sawit turut mendorong perbaikan pada komponen konsumsi rumah tangga.

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.5 Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen Kalimantan Barat

Selain itu, peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga terkonfirmasi juga dari pertumbuhan kredit konsumsi dan rumah tangga yang diberikan di Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017. Kredit konsumsi di Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 tercatat tumbuh 13,00% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 9,68% (yoy). Adapun bila dilihat lebih jauh lagi melalui perkembangan kredit rumah tangga, maka dapat diketahui bahwa peningkatan kredit rumah tangga sebagian besarnya digunakan untuk kredit multiguna.

Sumber: LBU, diolah

Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Konsumsi Kalimantan Barat

Sumber: LBU, diolah

Grafik 1.7 Pangsa Penggunaan Kredit Rumah Tangga Kalimantan Barat

Secara kumulatif, pertumbuhan konsumsi rumah tangga Kalimantan Barat pada tahun 2017 (4,56%, yoy) tumbuh melambat dibandingkan dengan tahun 2016 (4,98%,

(20)

yoy). Pergeseran pola konsumsi masyarakat akibat perkembangan teknologi, pergeseran jenis konsumsi masyarakat dari barang-barang konsumsi (makanan, minuman, barang-barang lainnya) kepada kebutuhan lainnya (jasa kesehatan/pendidikan/rekreasi) disinyalir menjadi beberapa penyebab perlambatan konsumsi rumah tangga di tahun 2017.

Memasuki triwulan I 2018, konsumsi rumah tangga diprediksi melambat. Hal tersebut terindikasi dari penurunan seluruh indeks (Indeksi Kondisi Ekonomi Saat Ini, Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi serta Indeks Keyakinan Konsumen) dan pada Survei Konsumen Februari 2017. Selain itu terdapat persepsi akan adanya kenaikan harga barang-barang dalam tiga bulan ke depan yang berpotensi untuk menahan konsumsi.

1.2.2 Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT)

Komponen Konsumsi LNPRT mengalami perlambatan. Perlambatan tersebut yaitu dari 14,00% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 12,47% (yoy) pada triwulan IV 2017. Menurunnya aktivitas lembaga non profit menjelang akhir tahun di Kalimantan Barat mendorong perlambatan komponen ini.

Secara kumulatif, pertumbuhan komponen konsumsi LNPRT pada tahun 2017 meningkat. Pertumbuhan konsumsi LNPRT tahun 2017 sebesar 12,45% (yoy) tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi LNPRT tahun 2016 yang sebesar 7,02% (yoy). Tingginya aktivitas yang terkait dengan penyediaan jasa terkait dengan Pemilukada yang telah berlangsung diawal tahun 2017 dan pada saat bulan Ramadhan-Idul Fitri 2017 berperan besar dalam mendorong peningkatan aktivitas LNPRT pada tahun 2017.

Pada triwulan I 2018, komponen konsumsi LNPRT diproyeksikan tumbuh melambat seiring dengan perkiraan akan perlambatan konsumsi rumah tangga. Di sisi lain, perlambatan diperkirakan akan tertahan oleh aktivitas persiapan pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) serentak di Kalimantan Barat pada tahun 2018. Selain akan dilaksanakan pemilihan umum Gubernur Provinsi Kalimantan Barat dan Walikota Kota Pontianak, terdapat empat daerah lainnya yang akan melaksanakan Pemilukada yaitu Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Kubu Raya, dan Kabupaten Mempawah.

1.2.3 Konsumsi Pemerintah

Konsumsi pemerintah mengalami perlambatan pada triwulan IV 2017. Konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2017 tercatat melambat menjadi 5,11 % (yoy) dibandingkan

(21)

nilai realisasi belanja modal pada triwulan IV 2017 meningkat dibandingkan dengan triwulan IV 2016, namun karena pagu belanja pada 2017 juga mengalami peningkatan, maka secara persentase realisasi belanja modal pada belanja modal menurun menjadi 87,15% dibandingkan dengan persentase realisasi pada triwulan IV 2016 yang sebesar 90,30%. Perlambatan pada belanja modal tersebut disinyalir berdampak pada perlambatan komponen belanja lain yang berkaitan dengan belanja modal sehingga berakibat pada melambatnya konsumsi pemerintah secara keseluruhan.

Sumber: BPKPD & Kanwil Dirjen Perbendaharaan Prov. Kalbar

Grafik 1.8Nilai dan Persentase Realisasi Belanja Modal Kalimantan Barat

Pertumbuhan komponen konsumsi pemerintah secara kumulatif pada tahun 2017 terakselerasi. Konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 5,21% (yoy) dibandingkan dengan tahun 2016 yang mengalami kontraksi hingga sebesar -6,86% (yoy). Pertumbuhan ini didukung dengan peningkatan anggaran pemerintah (pusat maupun daerah) pada tahun 2017 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain itu, pada tahun 2017 pemerintah tidak lagi melakukan penghematan anggaran yang cukup besar sebagaimana terjadi pada tahun 2016.

Memasuki triwulan I 2018, pertumbuhan konsumsi Pemerintah diperkirakan akan melambat. Perlambatan tersebut diperkirakan terjadi seiring dengan masih berjalannya koordinasi dan konsolidasi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di awal tahun. Hal tersebut berpotensi menjadikan aktivitas belanja pemerintah belum dapat berjalan secara optimal pada triwulan I 2018. Namun demikian, perlambatan lebih dalam diperkirakan dapat tertahan oleh komponen belanja yang terkait dengan Pilkada serentak, seiring dengan telah dimulainya tahapan-tahapan Pilkada pada triwulan I 2018.

(22)

1.2.4 Investasi

Kinerja investasi pada triwulan IV 2017 meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kinerja investasi yang tercermin melalui indikator Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) meningkat menjadi sebesar 4,01% (yoy) dari 1,49% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Peningkatan investasi utamanya terjadi pada investasi dalam bentuk bangunan, sementara investasi non bangunan masih mengalami kontraksi meskipun arahnya semakin dangkal.

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.9Perkembangan Pertumbuhan Komponen Investasi

Kalimantan Barat

Grafik 1.10 Komposisi Investasi Kalimantan Barat

Investasi bangunan pada triwulan IV 2017 mengalami pertumbuhan menjadi 8,19% (yoy) dari 6,39% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Kinerja investasi bangunan yang membaik meskipun tidak tercermin dari pertumbuhan ekonomi pada lapangan usaha konstruksi yang justru melambat, namun berdasarkan perkembangan kredit pada sektor konstruksi serta melalui data konsumsi semen di Kalimantan Barat dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas di sektor investasi bangunan.

Sumber: LBU, diolah

Grafik 1.11 Perkembangan Kredit Konstruksi

Sumber: LBU, diolah

(23)

Kenaikan investasi bangunan utamanya didorong oleh realisasi pembangunan berbagai proyek infrastruktur strategis oleh Pemerintah Pusat yang tercermin dari realisasi belanja APBN kelompok infrastruktur. Penyelesaian pembangunan Jalan Nasional Wilayah I, II, dan III serta penyelesaian jalan paralel perbatasan di wilayah Kalimantan Barat dan jalan parel perbatasan Nanga Badau-Entikong-Aruk-Temajok merupakan dua proyek infrastruktur strategis yang merupakan prioritas pembangunan di Kalimantan Barat. Selain penyelesaian pembangunan kedua proyek jalan tersebut, realisasi penyelesaian proyek infrastruktur lainnya, yaitu: (1) pelaksanaan jaringan pemanfaatan air sungai Kapuas, (2) pembangunan kawasan pemukiman masyarakat kota dan desa, (3) pengembangan sistem penyediaan air minum, serta (4) pembangunan Waterfront Kapuas di Pontianak turut mendorong investasi bangunan.

Sementara itu, kontraksi yang masih terjadi pada investasi non bangunan menahan pertumbuhan komponen investasi. Pada triwulan IV 2017, investasi non bangunan terkontraksi sebesar -3,35% (yoy) dari -7,51% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun masih terjadi kontraksi, namun sesungguhnya pertumbuhan investasi non bangunan berada pada arah yang meningkat. Hal ini terkonfirmasi dari pertumbuhan pada impor barang modal yang kembali meningkat hingga 11,48% (yoy) setelah terkontraksi sebesar -85,49% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Peningkatan laju pertumbuhan impor barang modal, utamanya terjadi pada kategori barang berupa mesin-mesin yang meningkat menjadi 15,47% (yoy) dari -86,02% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.13Nilai Impor dan Pertumbuhan Impor Barang Modal

Berdasarkan pelakunya, peningkatan investasi didorong baik dari pemerintah maupun swasta. Investasi pemerintah naik didorong penyelesaian beberapa proyek infrastruktur, sebagimana telah dikemukakan sebelumnya. Demikian pula investasi swasta dari yang berasal dari dalam negeri (Penanaman Modal Dalam Negeri/PMDN) mengalami peningkatan, sedangkan investasi swasta yang berasal dari asing (Penanaman Modal Asing/PMA) menurun.

(24)

Investasi dalam negeri di wilayah Kalimantan Barat terakselerasi cukup pesat pada triwulan IV 2017 didorong oleh peningkatan investasi pada sektor primer dan tersier. PMDN pada triwulan IV 2017 tercatat sebesar Rp6,29 triliun atau meningkat hingga 143,68% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama pada tahun lalu. Sektor primer menjadi sektor yang menerima peningkatan aliran investasi dalam negeri terbesar, dengan hampir sebagian besarnya merupakan bidang usaha tanaman pangan dan perkebunan. Peningkatan PMDN lebih jauh tertahan oleh penurunan yang terjadi pada PMDN pada sektor sekunder, utamanya pada bidang usaha industri alat angkutan dan transportasi lainnya. Bidang usaha tersebut tidak menerima PMDN pada triwulan IV 2017, setelah pada triwulan sebelumnya mendapatkan PMDN sebesar Rp5,6 miliar.

Sebaliknya, realisasi PMA pada triwulan IV 2017 adalah sebesar US$107,45 juta, menurun -51,58% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Penurunan aliran pendanaan utamanya terjadi pada sektor tersier, diantaranya adalah bidang usaha listrik, gas dan air, perdagangan dan reparasi, serta konstruksi. Bidang usaha listrik, gas dan air merupakan bidang usaha yang mengalami penurunan PMA terbesar, dari US$40,72 juta pada triwulan IIII 2017 menjadi US$3,79 juta pada triwulan IV 2017. Penurunan ini disinyalir akibat telah selesainya sebagian besar investasi yang dilakukan pada bidang usaha ini setelah mengalami peningkatan yang signifikan pada triwulan sebelumnya.

Sumber: DPMPTSP Prov. Kalbar, diolah

(25)

Secara spasial, Kabupaten Landak menjadi tujuan investasi utama PMDN sepanjang triwulan IV 2017, diikuti oleh Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Kubu Raya. Alokasi investasi PMDN di Kabupaten Sanggau pada triwulan IV 2017 mencapai Rp2,59 triliun, sementara Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Kubu Raya terpantau menerima alokasi PMDN sebesar Rp1,68 triliun dan Rp536,82 miliar. Sementara itu, alokasi investasi PMA terbesar di triwulan IV 2017 terdapat di Kabupaten Sanggau dengan alokasi investasi mencapai US$ 55,69 juta, disusul Kabupaten Ketapang sebesar US$ 36,69 juta.

Secara keseluruhan, komponen investasi pada tahun 2017 tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2016 yang sebesar 0,52% (yoy). Pertumbuhan ini didukung dengan peningkatan kinerja dan kualitas konsumsi pemerintah baik pusat maupun daerah pada tahun 2017 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain itu realisasi investasi swasta (PMA dan PMDN) di Kalimantan Barat juga tercatat meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sehingga ikut mendorong kinerja komponen investasi. Total realisasi investasi di Kalimantan Barat pada 2017 pada Rp19,96 triliun, meningkat dibandingkan dengan realisasi pada 2016 yang sebesar Rp19,29 triliun. Realisasi investasi Kalimantan Barat tersebut memberikan kontribusi sebesar 2,52% dari keseluruhan target realisasi investasi nasional 20173.

Pada triwulan I 2018, kinerja investasi diperkirakan meningkat terbatas dibandingkan triwulan III 2017, didorong oleh investasi nonbangunan. Peningkatan kinerja investasi nonbangunan diperkirakan bersumber dari potensi peningkatan kapasitas produksi industri pengolahan seiring proyeksi pertumbuhan dunia yang semakin membaik serta perkiraan meningkatnya harga komoditas dunia pada 2018. Sementara investasi bangunan diperkirakan di awal tahun diperkirakan akan tertahan akibat kemungkinan adanya perilaku pelaku usaha menjelang pelaksanaan Pilkada serentak. Selain itu, seiring dengan proses konsolidasi dan koordinasi antar OPD di Kalimantan Barat di awal tahun diperkirakan akan berdampak pada belum optimalnya pembelanjaan pemerintah, termasuk belanja modal.

3 Informasi dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Barat

Sumber: DPMPTSP Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.18 Komposisi PMDN

Sumber: DPMPTSP Prov. Kalbar, diolah

(26)

1.2.5 Ekspor-Impor

1.2.5.1 Ekspor Kalimantan Barat

Komponen ekspor tumbuh melambat pada triwulan IV 2017. Total ekspor Kalimantan Barat mengalami perlambatan dari 27,77% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 20,52% (yoy) pada triwulan IV 2017. Hal tersebut disebabkan oleh kontraksi yang masih terjadi pada komponen ekspor antar daerah yaitu sebesar -9,19% (yoy) pada triwulan IV 2017 dari sebelumnya -45,08% (yoy) pada triwulan III 2017. Di sisi lain, kinerja ekspor luar negeri juga kembali melambat dari 42,42% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 24,04% (yoy) pada triwulan IV 2017.

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.20 Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kalimantan Barat

Perlambatan komponen ekspor luar negeri Kalimantan Barat disebabkan oleh melemahnya kinerja ekspor dari komoditas utama, yaitu karet. Ekspor karet Kalimantan Barat tercatat mengalami penurunan baik untuk jenis karet alam maupun karet olahan. Nilai ekspor karet Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 menurun menjadi US$92,98 juta dari US$108,16 juta pada triwulan sebelumnya. Dengan demikian nilai ekspor kayu olehan Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 mengalami pertumbuhan sebesar 4,81% (yoy), jauh menurun dari triwulan III 2017 yang tumbuh sebesar 42,26% (yoy). Penurunan ekspor karet ini disinyalir terjadi akibat harga karet internasional pada triwulan IV 2017 yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sehingga berpengaruh terhadap kinerja ekspor karet Kalimantan Barat.

(27)

triwulan IV 2017 adalah sebesar US$132,44 juta, meningkat bila dibandingkan dengan nilai ekspor triwulan sebelumnya yakni senilai US$98,00 juta. Peningkatan tersebut didorong oleh masih tingginya permintaan alumina khususnya untuk tujuan Tiongkok. Pada triwulan IV 2017, hampir 90% ekspor alumina Kalimantan Barat ditujukan ke Tiongkok, sedangkan sisanya ke Malaysia.

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.21 Perbandingan Proporsi Komoditas Ekspor Kalimantan Barat (%)

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.22 Perkembangan Ekspor Komoditas Karet

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.23 Perkembangan Ekspor Komoditas Alumina (SITC 285 + 522)

Berdasarkan negara tujuannya, negara tujuan ekspor utama Kalimantan Barat didominasi oleh ekspor dengan tujuan Tiongkok dengan proporsi terbesar yaitu 46,92%, diikuti oleh India, Afrika Selatan, Malaysia dan Jepang dengan proporsi masing-masing sebesar 15,61%, 9,50%, 8,63% dan 8,56%. Secara tahunan, tidak terjadi perubahan yang signifikan terkait negara utama tujuan ekspor Kalimantan Barat antara tahun 2016 dan 2017. Pada tahun 2017, pangsa Tiongkok sebagai tujuan ekspor Kalimantan Barat meningkat dari 29,03% menjadi 39,69%, sedangkan negara-negara utama tujuan ekspor lainnya seperti Jepang, Korea Selatan, India dan Malaysia berkurang pangsanya. Hal ini menunjukkan masih adanya ketergantungan ekspor Kalimantan Barat terhadap permintaan dari Tiongkok.

(28)

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.24 Distribusi Negara Tujuan Ekspor Kalimantan Barat Triwulan IV 2017

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.25 Distribusi Negara Tujuan Ekspor Kalimantan Barat 2016-2017

Komponen ekspor luar negeri pada tahun 2017 yang sebesar 43,65% (yoy) tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2016 yang sebesar 9,79% (yoy). Pertumbuhan ini didukung dengan harga internasional untuk komoditas ekspor unggulan Kalimantan Barat seperti CPO dan karet sepanjang 2017 yang relatif lebih baik dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya. Selain itu kebijakan relaksasi ekspor mineral mentah5 juga

mendorong peningkatan ekspor alumina.

Ekspor luar negeri Kalimantan Barat pada triwulan I 2018 diprakirakan meningkat. Pendorong utama berasal perkiraan harga komoditas dunia yang diproyeksikan relatif membaik pada 2018 serta peningkatan kuota ekspor bauksit Kalimantan Barat dari 850.000 ton menjadi 3.250.000 ton. Namun demikian, rencana Tiongkok untuk melakukan rebalancing ekonomi ke arah green economy dapat berpengaruh terhadap menurunnya permintaan alumina maupun

(29)

ITRC (International Tripartite of Rubber Council) pada triwulan I 2018 juga diperkirakan dapat menahan laju ekspor Kalimantan Barat.

1.2.5.2 Impor Kalimantan Barat

Impor Kalimantan Barat tumbuh meningkat pada triwulan IV 2017, yaitu dari kontraksi sebesar -74,33% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 25,83% (yoy). Peningkatan pada komponen impor terjadi baik pada klasifikasi aktivitas impor luar negeri maupun aktivitas impor antardaerah. Komponen impor luar negeri mengalami peningkatan menjadi sebesar 6,52% (yoy) pada triwulan IV 2017 dari sebelumnya 0,50% (yoy) pada triwulan III 2017. Sejalan dengan perbaikan aktivitas impor luar negeri, impor antardaerah Kalimantan Barat turut mengalami peningkatan dari 11,43% (yoy) menjadi 91,95% (yoy) pada triwulan IV 2017.

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.26 Perkembangan Volume dan Nilai Impor Kalimantan Barat

Perbaikan pada impor luar negeri Kalimantan Barat didorong oleh membaiknya seluruh komponen impor, dengan komponen impor bahan baku sebagai penyumbang pertumbuhan terbesar. Komponen impor bahan baku mengalami peningkatan dari sebelumnya terkontraksi sebesar -3,74% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 43,15% (yoy) pada triwulan IV 2017. Demikian halnya dengan impor bahan modal yang meningkat menjadi 11,48% (yoy) setelah terkontraksi hingga sebesar -82,59% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Komponen impor konsumsi juga menunjukaan arah yang meningkat, dengan semakin dangkalnya kontraksi yang telah dialami sejak triwulan II 2017.

(30)

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.27 Pertumbuhan Impor Bahan Baku

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.28 Pertumbuhan Impor Barang Konsumsi

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.29 Komposisi Komponen Impor

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.30 Pergerakan Pertumbuhan Komponen Impor

Berdasarkan negara asalnya, negara asal impor utama Kalimantan Barat didominasi oleh RRC dengan proporsi terbesar yaitu 43,60%. Selanjutnya diikuti oleh Malaysia, Singapura dan negara-negara lainnya dengan proporsi masing-masing sebesar 25,71%, 6,93% dan 6,31%.

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.31 Distribusi Negara Asal Impor Kalimantan Barat Triwulan IV 2017

Secara kumulatif, komponen impor pada tahun 2017 tumbuh ke arah yang meningkat dibandingkan dengan tahun 2016, meskipun masih terkontraksi. Tingginya impor barang modal dan bahan baku untuk mendukung kegiatan industri pengolahan sepanjang tahun 2017 mendorong pertumbuhan kinerja impor dan menyebabkan kontraksi impor semakin dangkal.

(31)

harga minyak global sejak awal tahun yang dapat berdampak pada kenaikan harga barang-barang impor.

1.2.5.3 Neraca Perdagangan Luar Negeri Kalimantan Barat

Berdasarkan perkembangan ekspor dan impor luar negeri Kalimantan Barat sepanjang triwulan IV 2017, neraca perdagangan luar negeri Kalimantan Barat terpantau masih berada pada kondisi surplus. Kondisi surplus neraca perdagangan ini terjadi seiring dengan peningkatan yang lebih tinggi pada komponen ekspor luar negeri Kalimantan Barat relatif terhadap nilai impor luar negeri. Neraca perdagangan luar negeri Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 mengalami surplus sebesar US$315 juta, sedikit menurun dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya yang surplus sebesar US$337 juta.

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.32 Neraca Perdagangan Luar Negeri Kalimantan Barat

Perkembangan Ekonomi Sisi Penawaran: Lapangan Usaha (LU)

Ditinjau dari sisi penawaran, peningkatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 terutama didorong oleh meningkatnya pertumbuhan LU utama seperti industri pengolahan dan perdagangan. Selain itu akselerasi pertumbuhan juga terjadi pada LU lain seperti jasa keuangan dan asuransi. Meskipun demikian, peningkatan lebih tinggi pada pertumbuhan Kalimantan Barat tertahan oleh perlambatan yang terjadi pada LU utama lainnya, yaitu pertanian dan konstruksi.

Secara pangsanya, perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 masih didominasi oleh empat LU utama. LU pertanian, industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta konstruksi merupakan LU utama dengan total pangsa sebesar 64,22% terhadap ekonomi Kalimantan Barat triwulan IV 2017. LU pertanian memiliki pangsa paling besar yaitu 21,44%, diikuti oleh industri pengolahan sebesar 15,53%, selanjutnya perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta konstruksi masing-masing sebesar 14,83%dan

(32)

Berdasarkan kontribusi atau andil terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017, andil terbesar pada pembentukan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat terutama ditopang oleh pertumbuhan LU konstruksi sebesar 1,07% dan pertanian sebesar 1,02%. Selain itu, terjadi perbaikan pada LU lainnya, diantaranya perdagangan besar dan eceran serta informasi dan komunikasi dengan kontribusi terhadap pertumbuhan Kalimantan Barat masing-masing sebesar 0,82% dan 0,76% terhadap realisasi pertumbuhan pada triwulan IV 2017.

Tabel 1 3 Pertumbuhan PDRB Kalimantan Barat Triwulan IV 2017 Sisi Penawaran ADHK Tahun 2010

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.33 Pemetaan Matriks Komponen PDRB Sisi Penawaran Triwulan IV 2017

I II III IV Pangsa (%) Andil Pertumbuhan (%)

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.08 6.54 7.44 6.66 7.22 4.72 21.44 1.02

Pertambangan dan Penggalian 21.52 1.03 8.54 3.52 -8.86 4.59 4.65 0.22

Industri Pengolahan 4.42 3.03 3.75 3.67 1.80 2.96 15.53 0.47

Pengadaan Listrik, Gas dan Produksi Es 21.94 4.51 3.46 3.14 7.08 4.33 0.10 0.00

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang4.44 4.61 3.42 5.80 5.35 3.87 0.13 0.01

Konstruksi 2.63 6.68 0.22 1.93 15.10 8.90 12.42 1.07

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor3.83 3.91 4.70 3.38 2.12 5.50 14.83 0.82

Transportasi dan Pergudangan 6.10 4.66 3.62 6.16 3.25 5.59 4.20 0.24

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.37 3.82 5.22 4.79 3.53 1.89 2.23 0.04

Informasi dan Komunikasi 10.28 16.44 8.31 19.67 20.55 16.88 4.98 0.76

Jasa Keuangan dan Asuransi 9.51 7.28 6.09 5.33 1.24 15.95 4.25 0.62

Real Estate 2.35 2.53 1.56 1.64 2.04 4.82 2.84 0.14

Jasa Perusahaan 3.13 1.27 2.04 1.48 0.06 1.56 0.46 0.01

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib7.37 4.77 4.50 1.26 6.76 6.60 5.12 0.34

Jasa Pendidikan 1.67 1.44 4.44 1.03 2.00 -0.88 4.38 -0.04

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.76 3.89 4.66 5.06 4.01 1.99 1.39 0.03

Jasa lainnya 4.09 6.25 5.41 7.96 6.03 5.63 1.05 0.06

Total (yoy) 5.20 5.17 4.94 4.79 5.13 5.80 100.00 5.80

Akselerasi Melambat

Lapangan Usaha 2016 2017 2017 Triwulan IV 2017

[Type a quote from the document or the summary of an interesting point. You can position the text box anywhere in the document. Use the Drawing Tools tab to change the formatting of the pull quote text box.]

(33)

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Barat, diolah

Grafik 1.34 Pemetaan Matriks Komponen PDRB Sisi Penawaran Triwulan IV 2016

Berdasarkan analisis pemetaan matriks komponen sisi penawaran PDRB Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 dapat diketahui bahwa hanya terdapat dua LU yang termasuk dalam pemetaan kuadran potensial, yaitu perdagangan dan konstruksi. Kuadran potensial (kuadran empat) didefinisikan sebagai klasifikasi pemetaan LU dengan tingkat pertumbuhan tahunan yang tinggi serta memiliki pangsa terhadap perekonomian yang cukup besar6. Adapun

LU dengan pangsa tinggi, namun pertumbuhannya relatif rendah atau terpetakan dalam kuadran satu yaitu LU informasi dan komunikasi serta jasa keuangan.

Pada triwulan IV 2017, baik LU konstruksi dan perdagangan menjadi LU dengan pertumbuhan tahunan positif dengan pangsa yang cukup tinggi sehingga dalam matriks tersebut berada pada kuadran empat. Pada triwulan yang sama pada tahun sebelumnya kedua LU tersebut berada di kuadran tiga akibat pertumbuhan yang kecil, bahkan LU konstruksi mengalami kontraksi. Di sisi lain, LU pertambangan pada triwulan IV 2017 berada di kuadran dua setelah pada triwulan IV 2016 berada di kuadran satu. Penyebab penurunan pertumbuhan LU pertambangan tersebut disinyalir terkait dengan penurunan produksi bauksit di Kalimantan Barat pada triwulan sebelumnya yang berpengaruh terhadap produksi pada triwulan IV 2017.

Secara kumulatif, perlambatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada tahun 2017 didorong oleh perlambatan pada komponen konsumsi rumah tangga. Perlambatan pada lapangan usaha industri pengolahan serta pertambangan amat berpengaruh terhadap perlambatan perekonomian tahun 2017. Namun demikian, meningkatnya kinerja lapangan usaha utama seperti pertanian dan perdagangan serta sektor lainnya seperti

6 Threshold yang digunakan dalam pemetaan matriks adalah 5,69% sebagai batas pada pertumbuhan

ekonomi daerah dan 6,24% sebagai batas pada pangsa komponen PDRB. Penentuan batas threshold

(34)

konstruksi maupun informasi dan komunikasi menahan perlambatan lebih dalam lagi pada triwulan IV 2017.

Memasuki triwulan I 2018, perekonomian Kalimantan Barat diperkirakan melambat. Perekonomian Kalimantan Barat diperkirakan tumbuh 4,77-5,17% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV 2017 yang sebesar 5,80% (yoy). Melambatnya kinerja LU konstruksi dan perdagangan diperkirakan berdampak terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut. Koordinasi dan konsolidasi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di awal tahun diperkirakan akan berdampak pada tertahannya proyek konstruksi pemerintah di triwulan I 2018, sedangkan penurunan pada LU perdagangan dipengaruhi normalisasi permintaan pasca momen akhir tahun.

1.3.1 Pertanian

Pertumbuhan LU pertanian mengalami perlambatan pada triwulan IV 2017, setelah mengalami peningkatan pada triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV 2017 lapangan usaha pertanian tumbuh melambat 4,72% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 7,22% (yoy). Penurunan kinerja lapangan usaha pertanian pada triwulan IV 2017 bersumber dari menurunnya produksi tanaman bahan makanan dan perkebunan. Kenaikan produksi tanaman bahan makanan (tabama) didorong oleh telah berlalunya masa panen dan awal musim tanam baru padi.

Penurunan yang terjadi pada sub-LU tabama selama triwulan IV 2017 tersebut terkonfirmasi melalui penurunan luas panen padi serta kenaikan luas lahan puso di Kalimantan Barat. Luas lahan panen padi di Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 tercatat 43,31 ribu hektar atau menurun dibandingkan dengan triwulan lalu yang seluas 106,16 ribu hektar. Adapun luas lahan puso mengalami peningkatan menjadi 306 hektar pada triwulan IV 2017, dibandingkan dengan pada triwulan sebelumnya yang seluas 155 hektar. Di sisi lain, luas lahan tanam padi menunjukkan peningkatan seiring dengan musim tanam baru. Luas lahan tanam padi pada triwulan IV meningkat menjadi 212,90 ribu hektar, meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 122,63 ribu hektar.

(35)

Sumber: Dinas Pertanian Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.35 Perkembangan Luas Lahan Tanam Sawah Kalimantan Barat

Sumber: Dinas Pertanian Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.36 Perkembangan Luas Lahan Panen Sawah Kalimantan Barat

Sumber: Dinas Pertanian Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.37 Perkembangan Luas Lahan Puso Kalimantan Barat

Sumber: Dinas Pertanian Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.38 Perkembangan Luas Lahan Dampak Perubahan Iklim (DPI)

Secara spasial, penurunan luas lahan panen terjadi di seluruh Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat, dengan penurunan terbesar terdapat di Kabupaten Sambas dan Mempawah. Luas lahan panen di Kabupaten Sambas turun hingga 37,26 ribu hektar, yaitu dari 40,69 ribu hektar menjadi 3,4 ribu hektar, sementara luas panen di wilayah Kabupaten Mempawah berkurang seluas 9,8 ribu hektar dari 10,62 ribu hektar pada triwulan III 2017 menjadi 845 hektar pada triwulan IV 2017. Secara umum, terjadinya penyusutan lahan ini utamanya disebabkan oleh banjir pada lahan tanam padi yang terjadi di hampir seluruh Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat, meskipun dengan luasan lahan yang berbeda. Hanya lahan tanam padi di Kota Pontianak dan Kabupaten Bengkayang saja yang tidak terdampak oleh banjir pada triwulan IV tersebut.

Gambar

Tabel Indikator Makroekonomi
Tabel 1.1Pertumbuhan PDRB Kalimantan Barat Triwulan IV 2017 Sisi Penggunaan ADHK Tahun 2010
Grafik 1.8 Nilai dan Persentase Realisasi Belanja Modal Kalimantan Barat
Grafik 1.21 Perbandingan Proporsi Komoditas Ekspor Kalimantan Barat (%)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Merendah di sisi belakang kemudian meninggi dengan kenaikan sudut yang !ukup tajam pada area (asade menjadi sebuah ungkapan kehati#hatian untuk menunjukkan eksistensinya

Judul penelitian ini adalah “Leksikon Tuturan Palang Pintu Betawi di Kampung Setu Babakan, DKI Jakarta (Kajian Antropolinguistik)” definisi operasional penelitian

Lembaga-lembaga keuangan lainnya yang terbiasa menerapkan ketentuan buku ketiga Burgerlijk Wetboek (BW), ketika wewenang mengadili sengketa ekonomi syariah menjadi

Grafik pengaruh faktor C terhadap beban maksimum Berdasarkan Gambar diatas, dapat dilihat pada grafik bahwa rasio tulangan 0,8 % berada dibawah dari rasio tulangan 1,6 %

Menurut comsky terdapat 4 penggolongan dalam aturan produksi, yang termasuk pada kategori Context sensitive: Panjang string ruas kiri harus lebih kecil atau sama dengan ruas

Budaya religius adalah segala norma, nilai, aturan, kegiatan, perilaku dan asumsi dasar yang dibentuk dan dibiasakan untuk disampaikan kepada seluruh stakeholder

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang diperoleh adalah komposisi ikan yang tertangkap dengan alat tangkap cantrang di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Bajomulyo terdiri

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilalukan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik simpulan bahwa permintaan, produk domestik bruto dan