• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

1.2.5 Ekspor-Impor

1.2.5.1 Ekspor Kalimantan Barat

Komponen ekspor tumbuh melambat pada triwulan IV 2017. Total ekspor Kalimantan Barat mengalami perlambatan dari 27,77% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 20,52% (yoy) pada triwulan IV 2017. Hal tersebut disebabkan oleh kontraksi yang masih terjadi pada komponen ekspor antar daerah yaitu sebesar -9,19% (yoy) pada triwulan IV 2017 dari sebelumnya -45,08% (yoy) pada triwulan III 2017. Di sisi lain, kinerja ekspor luar negeri juga kembali melambat dari 42,42% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 24,04% (yoy) pada triwulan IV 2017.

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.20 Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kalimantan Barat

Perlambatan komponen ekspor luar negeri Kalimantan Barat disebabkan oleh melemahnya kinerja ekspor dari komoditas utama, yaitu karet. Ekspor karet Kalimantan Barat tercatat mengalami penurunan baik untuk jenis karet alam maupun karet olahan. Nilai ekspor karet Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 menurun menjadi US$92,98 juta dari US$108,16 juta pada triwulan sebelumnya. Dengan demikian nilai ekspor kayu olehan Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 mengalami pertumbuhan sebesar 4,81% (yoy), jauh menurun dari triwulan III 2017 yang tumbuh sebesar 42,26% (yoy). Penurunan ekspor karet ini disinyalir terjadi akibat harga karet internasional pada triwulan IV 2017 yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sehingga berpengaruh terhadap kinerja ekspor karet Kalimantan Barat.

triwulan IV 2017 adalah sebesar US$132,44 juta, meningkat bila dibandingkan dengan nilai ekspor triwulan sebelumnya yakni senilai US$98,00 juta. Peningkatan tersebut didorong oleh masih tingginya permintaan alumina khususnya untuk tujuan Tiongkok. Pada triwulan IV 2017, hampir 90% ekspor alumina Kalimantan Barat ditujukan ke Tiongkok, sedangkan sisanya ke Malaysia.

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.21 Perbandingan Proporsi Komoditas Ekspor Kalimantan Barat (%)

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.22 Perkembangan Ekspor Komoditas Karet

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.23 Perkembangan Ekspor Komoditas Alumina (SITC 285 + 522)

Berdasarkan negara tujuannya, negara tujuan ekspor utama Kalimantan Barat didominasi oleh ekspor dengan tujuan Tiongkok dengan proporsi terbesar yaitu 46,92%, diikuti oleh India, Afrika Selatan, Malaysia dan Jepang dengan proporsi masing-masing sebesar 15,61%, 9,50%, 8,63% dan 8,56%. Secara tahunan, tidak terjadi perubahan yang signifikan terkait negara utama tujuan ekspor Kalimantan Barat antara tahun 2016 dan 2017. Pada tahun 2017, pangsa Tiongkok sebagai tujuan ekspor Kalimantan Barat meningkat dari 29,03% menjadi 39,69%, sedangkan negara-negara utama tujuan ekspor lainnya seperti Jepang, Korea Selatan, India dan Malaysia berkurang pangsanya. Hal ini menunjukkan masih adanya ketergantungan ekspor Kalimantan Barat terhadap permintaan dari Tiongkok.

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.24 Distribusi Negara Tujuan Ekspor Kalimantan Barat Triwulan IV 2017

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.25 Distribusi Negara Tujuan Ekspor Kalimantan Barat 2016-2017

Komponen ekspor luar negeri pada tahun 2017 yang sebesar 43,65% (yoy) tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2016 yang sebesar 9,79% (yoy). Pertumbuhan ini didukung dengan harga internasional untuk komoditas ekspor unggulan Kalimantan Barat seperti CPO dan karet sepanjang 2017 yang relatif lebih baik dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya. Selain itu kebijakan relaksasi ekspor mineral mentah5 juga mendorong peningkatan ekspor alumina.

Ekspor luar negeri Kalimantan Barat pada triwulan I 2018 diprakirakan meningkat. Pendorong utama berasal perkiraan harga komoditas dunia yang diproyeksikan relatif membaik pada 2018 serta peningkatan kuota ekspor bauksit Kalimantan Barat dari 850.000 ton menjadi 3.250.000 ton. Namun demikian, rencana Tiongkok untuk melakukan rebalancing ekonomi ke arah green economy dapat berpengaruh terhadap menurunnya permintaan alumina maupun

ITRC (International Tripartite of Rubber Council) pada triwulan I 2018 juga diperkirakan dapat menahan laju ekspor Kalimantan Barat.

1.2.5.2 Impor Kalimantan Barat

Impor Kalimantan Barat tumbuh meningkat pada triwulan IV 2017, yaitu dari kontraksi sebesar -74,33% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 25,83% (yoy). Peningkatan pada komponen impor terjadi baik pada klasifikasi aktivitas impor luar negeri maupun aktivitas impor antardaerah. Komponen impor luar negeri mengalami peningkatan menjadi sebesar 6,52% (yoy) pada triwulan IV 2017 dari sebelumnya 0,50% (yoy) pada triwulan III 2017. Sejalan dengan perbaikan aktivitas impor luar negeri, impor antardaerah Kalimantan Barat turut mengalami peningkatan dari 11,43% (yoy) menjadi 91,95% (yoy) pada triwulan IV 2017.

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.26 Perkembangan Volume dan Nilai Impor Kalimantan Barat

Perbaikan pada impor luar negeri Kalimantan Barat didorong oleh membaiknya seluruh komponen impor, dengan komponen impor bahan baku sebagai penyumbang pertumbuhan terbesar. Komponen impor bahan baku mengalami peningkatan dari sebelumnya terkontraksi sebesar -3,74% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 43,15% (yoy) pada triwulan IV 2017. Demikian halnya dengan impor bahan modal yang meningkat menjadi 11,48% (yoy) setelah terkontraksi hingga sebesar -82,59% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Komponen impor konsumsi juga menunjukaan arah yang meningkat, dengan semakin dangkalnya kontraksi yang telah dialami sejak triwulan II 2017.

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.27 Pertumbuhan Impor Bahan Baku

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.28 Pertumbuhan Impor Barang Konsumsi

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.29 Komposisi Komponen Impor

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.30 Pergerakan Pertumbuhan Komponen Impor

Berdasarkan negara asalnya, negara asal impor utama Kalimantan Barat didominasi oleh RRC dengan proporsi terbesar yaitu 43,60%. Selanjutnya diikuti oleh Malaysia, Singapura dan negara-negara lainnya dengan proporsi masing-masing sebesar 25,71%, 6,93% dan 6,31%.

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.31 Distribusi Negara Asal Impor Kalimantan Barat Triwulan IV 2017

Secara kumulatif, komponen impor pada tahun 2017 tumbuh ke arah yang meningkat dibandingkan dengan tahun 2016, meskipun masih terkontraksi. Tingginya impor barang modal dan bahan baku untuk mendukung kegiatan industri pengolahan sepanjang tahun 2017 mendorong pertumbuhan kinerja impor dan menyebabkan kontraksi impor semakin dangkal.

harga minyak global sejak awal tahun yang dapat berdampak pada kenaikan harga barang-barang impor.

1.2.5.3 Neraca Perdagangan Luar Negeri Kalimantan Barat

Berdasarkan perkembangan ekspor dan impor luar negeri Kalimantan Barat sepanjang triwulan IV 2017, neraca perdagangan luar negeri Kalimantan Barat terpantau masih berada pada kondisi surplus. Kondisi surplus neraca perdagangan ini terjadi seiring dengan peningkatan yang lebih tinggi pada komponen ekspor luar negeri Kalimantan Barat relatif terhadap nilai impor luar negeri. Neraca perdagangan luar negeri Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 mengalami surplus sebesar US$315 juta, sedikit menurun dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya yang surplus sebesar US$337 juta.

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.32 Neraca Perdagangan Luar Negeri Kalimantan Barat

Perkembangan Ekonomi Sisi Penawaran: Lapangan Usaha (LU)

Ditinjau dari sisi penawaran, peningkatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 terutama didorong oleh meningkatnya pertumbuhan LU utama seperti industri pengolahan dan perdagangan. Selain itu akselerasi pertumbuhan juga terjadi pada LU lain seperti jasa keuangan dan asuransi. Meskipun demikian, peningkatan lebih tinggi pada pertumbuhan Kalimantan Barat tertahan oleh perlambatan yang terjadi pada LU utama lainnya, yaitu pertanian dan konstruksi.

Secara pangsanya, perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 masih didominasi oleh empat LU utama. LU pertanian, industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta konstruksi merupakan LU utama dengan total pangsa sebesar 64,22% terhadap ekonomi Kalimantan Barat triwulan IV 2017. LU pertanian memiliki pangsa paling besar yaitu 21,44%, diikuti oleh industri pengolahan sebesar 15,53%, selanjutnya perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta konstruksi masing-masing sebesar 14,83%dan

Berdasarkan kontribusi atau andil terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017, andil terbesar pada pembentukan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat terutama ditopang oleh pertumbuhan LU konstruksi sebesar 1,07% dan pertanian sebesar 1,02%. Selain itu, terjadi perbaikan pada LU lainnya, diantaranya perdagangan besar dan eceran serta informasi dan komunikasi dengan kontribusi terhadap pertumbuhan Kalimantan Barat masing-masing sebesar 0,82% dan 0,76% terhadap realisasi pertumbuhan pada triwulan IV 2017.

Tabel 1 3 Pertumbuhan PDRB Kalimantan Barat Triwulan IV 2017 Sisi Penawaran ADHK Tahun 2010

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.33 Pemetaan Matriks Komponen PDRB Sisi Penawaran Triwulan IV 2017

I II III IV Pangsa (%) Andil Pertumbuhan (%)

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.08 6.54 7.44 6.66 7.22 4.72 21.44 1.02

Pertambangan dan Penggalian 21.52 1.03 8.54 3.52 -8.86 4.59 4.65 0.22

Industri Pengolahan 4.42 3.03 3.75 3.67 1.80 2.96 15.53 0.47

Pengadaan Listrik, Gas dan Produksi Es 21.94 4.51 3.46 3.14 7.08 4.33 0.10 0.00

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang4.44 4.61 3.42 5.80 5.35 3.87 0.13 0.01

Konstruksi 2.63 6.68 0.22 1.93 15.10 8.90 12.42 1.07

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor3.83 3.91 4.70 3.38 2.12 5.50 14.83 0.82

Transportasi dan Pergudangan 6.10 4.66 3.62 6.16 3.25 5.59 4.20 0.24

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.37 3.82 5.22 4.79 3.53 1.89 2.23 0.04

Informasi dan Komunikasi 10.28 16.44 8.31 19.67 20.55 16.88 4.98 0.76

Jasa Keuangan dan Asuransi 9.51 7.28 6.09 5.33 1.24 15.95 4.25 0.62

Real Estate 2.35 2.53 1.56 1.64 2.04 4.82 2.84 0.14

Jasa Perusahaan 3.13 1.27 2.04 1.48 0.06 1.56 0.46 0.01

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib7.37 4.77 4.50 1.26 6.76 6.60 5.12 0.34

Jasa Pendidikan 1.67 1.44 4.44 1.03 2.00 -0.88 4.38 -0.04

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.76 3.89 4.66 5.06 4.01 1.99 1.39 0.03

Jasa lainnya 4.09 6.25 5.41 7.96 6.03 5.63 1.05 0.06

Total (yoy) 5.20 5.17 4.94 4.79 5.13 5.80 100.00 5.80

Akselerasi Melambat

Lapangan Usaha 2016 2017 2017 Triwulan IV 2017

[Type a quote from the document or the summary of an interesting point. You can position the text box anywhere in the document. Use the Drawing Tools tab to change the formatting of the pull quote text box.]

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Barat, diolah

Grafik 1.34 Pemetaan Matriks Komponen PDRB Sisi Penawaran Triwulan IV 2016

Berdasarkan analisis pemetaan matriks komponen sisi penawaran PDRB Kalimantan Barat pada triwulan IV 2017 dapat diketahui bahwa hanya terdapat dua LU yang termasuk dalam pemetaan kuadran potensial, yaitu perdagangan dan konstruksi. Kuadran potensial (kuadran empat) didefinisikan sebagai klasifikasi pemetaan LU dengan tingkat pertumbuhan tahunan yang tinggi serta memiliki pangsa terhadap perekonomian yang cukup besar6. Adapun LU dengan pangsa tinggi, namun pertumbuhannya relatif rendah atau terpetakan dalam kuadran satu yaitu LU informasi dan komunikasi serta jasa keuangan.

Pada triwulan IV 2017, baik LU konstruksi dan perdagangan menjadi LU dengan pertumbuhan tahunan positif dengan pangsa yang cukup tinggi sehingga dalam matriks tersebut berada pada kuadran empat. Pada triwulan yang sama pada tahun sebelumnya kedua LU tersebut berada di kuadran tiga akibat pertumbuhan yang kecil, bahkan LU konstruksi mengalami kontraksi. Di sisi lain, LU pertambangan pada triwulan IV 2017 berada di kuadran dua setelah pada triwulan IV 2016 berada di kuadran satu. Penyebab penurunan pertumbuhan LU pertambangan tersebut disinyalir terkait dengan penurunan produksi bauksit di Kalimantan Barat pada triwulan sebelumnya yang berpengaruh terhadap produksi pada triwulan IV 2017.

Secara kumulatif, perlambatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada tahun 2017 didorong oleh perlambatan pada komponen konsumsi rumah tangga. Perlambatan pada lapangan usaha industri pengolahan serta pertambangan amat berpengaruh terhadap perlambatan perekonomian tahun 2017. Namun demikian, meningkatnya kinerja lapangan usaha utama seperti pertanian dan perdagangan serta sektor lainnya seperti

6 Threshold yang digunakan dalam pemetaan matriks adalah 5,69% sebagai batas pada pertumbuhan

ekonomi daerah dan 6,24% sebagai batas pada pangsa komponen PDRB. Penentuan batas threshold

konstruksi maupun informasi dan komunikasi menahan perlambatan lebih dalam lagi pada triwulan IV 2017.

Memasuki triwulan I 2018, perekonomian Kalimantan Barat diperkirakan melambat. Perekonomian Kalimantan Barat diperkirakan tumbuh 4,77-5,17% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV 2017 yang sebesar 5,80% (yoy). Melambatnya kinerja LU konstruksi dan perdagangan diperkirakan berdampak terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut. Koordinasi dan konsolidasi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di awal tahun diperkirakan akan berdampak pada tertahannya proyek konstruksi pemerintah di triwulan I 2018, sedangkan penurunan pada LU perdagangan dipengaruhi normalisasi permintaan pasca momen akhir tahun.