• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords: Writing, Short Story, Model Project Based Learning, Image Media

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keywords: Writing, Short Story, Model Project Based Learning, Image Media"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAN MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS XSMA N 1 PADANG SAGO

KABUPATEN PADANG PARIAMAN Sastika Randra, Rahayu Fitri, Titiek Fujita Yusandra

Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat Sastikarandra1995@gmail.com

ABSTRACT

This research is based. First, lack of vocabulary of students in writing short story. Second, the lack of creative and imaginative power if students in assembling the intrinsic elements of the short story,because students are still difficult to exprees his way of thinking into the form writing. Goal this research describe influence of the use of Project Based Learning assisted image media on the skill writing short story student class X SMA N 1 Padang Sago Kabupaten of Padang Pariaman. Based on research result. First, the ability to write short story students before using model Project Based Learning assisted image media obtained a value of value of 55,92 in the range 56-65% qualified enough. Second,the ability to write short story students after using model Project Based Learning assisted image media obtained a value 70,74 in the range 66-75% qualified more than enough. Third, there is a significant influence of model usage Project Based Learning assisted image media on the ability to writing class X SMA Negeri 1 Padang Sago, because tcount (3,70) > ttable (1,70) so H0 rejeted and

H1 be accepted.

Keywords: Writing, Short Story, Model Project Based Learning, Image Media

PENDAHULUAN

Kemampuan menulis adalah suatu kegiatan yang kreatif. Pada dasarnya, karya tulis kreatif terdiri atas dua jenis, yakni karya tulis fiksi dan karya tulis nonfiksi. Karya tulis fiksi ialah karya tulis yang biasa disebut dengan karya sastra dengan berbagai genrenya, antara lain: prosa, puisi, dan drama. Karya tulis nonfiksi dapat

berbantuk feature, kisah nyata, autobiografi, esai dan artikel. Karya tulis fiksi atau disebut juga sebagai karya rekaan dan lebih dikenal dengan karya satra yang berbentuk prosa seperti : novelet, novel dan salah satu bentuk fiksi yang paling banyak peminatnya adalah cerita pendek atau yang lebih dikenal dengan akronim cerpen.

(2)

Cerpen merupakan karya sastra yang yang di dalamnya terdapat unsur keindahan, nilai-nilai kehidupan dan meninggalkan kesan yang mendalam bagi pembaca, untuk merasakannya. Dalam penulisannya, cerpen harus memerhatikan unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik yang ada. Tema yang akan dibuat dapat diambil dari kejadian kehidupan sehari-hari, itu sesuai dengan keinginan para pembaca cerpen juga. Untuk menghasilkan cerpen yang berkulitas, kegiatan yang dilakukan adalah dengan latihan teratur dalam menulis cerpen, dengan kegiatan menulis tersebut siswa akan mudah mengungkapkan ide, pengalaman dan pengetahuannya dalam bentuk tulisan.

Menulis cerpen adalah suatu kegiatan yang dapat mengasah kemampuan dan kreativitas seseorang dalam mengeluarkan imajinasi dan khayalannya. Kemampuan menulis cerpen terdapat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP, 2006:77) SMA kelas X semester 2. Standar Kompetensi “16. mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen”. Kompetensi Dasar (KD)

“16.1 menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku, alur, latar)”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia Ardisman, S.Pd pada tanggal 16 Maret 2017 di SMA Negeri 1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman diperoleh informasi sebagai berikut. Pertama, kurangnya penguasaan kosakata siswa dalam menulis cerpen. Ini disebabkan siswa kurang membaca sehingga pembendarahan katanya kurang dan siswa masih sulit menuangkan ide-ide dalam menulis cerpen. Kedua, minat belajar siswa kurang khususnya dalam menulis cerpen hal ini disebabkan kurangnya motivasi siswa untuk mengembangkan kreativitasnya dalam pembelajaran menulis cerpen, sehingga mengakibatkan siswa menjadi malas untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Ketiga, kurangnya daya kreatif dan imajinatif siswa dalam merangkai unsur-unsur instrinsik cerpen karena siswa masih sulit mengekspresikan jalan pikiranya kedalam bentuk tulisan. Keempat, dalam pembelajaran menulis cerpen guru menggunakan metode ceramah

(3)

dan tanya jawab. Dengan menggunakan metode ceramah materi cerpen dapat disampaikan pada siswa dan menambah pemahaman siswa terhadap unsur instrinsik cerpen. Metode tanya jawab dilakukakan untuk menguji tingkat pemahaman siswa atas pertanyaan yang guru ajukan. Kelima, dalam pembelajaran menulis cerpen guru tidak menggunakan media gambar. Hal ini disebabkan dalam pembelajaran menulis cerpen contoh cerpen di dalam buku dapat dijadikan pedoman.

Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara dengan seorang siswa Vevi Putri Yani dan Ulfa Ramadhani kelas X SMA Negeri 1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman terdapat informasi mengenai masalah yang dialami dalam pembelajaran menulis cerpen. Pertama, saya sulit merangkai dan mengembangkan kata-kata dalam menulis cerpen, sehingga kata yang saya gunakan berbelit-belit. Kedua, jika tidak paham saya malas bertanya, hal ini yang membuat saya sulit memahami dan menentukan unsur-unsur instrinsik cerpen. Ketiga, kekurangan ide dan kosakata dalam menulis cerpen.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka digunakan model Project Based Learning. Model ini dapat membantu siswa dalam belajar secara berkelompok dan dalam proses belajar mengajar siswa didorong lebih aktif. Selanjutnya siswa dituntut untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri. Dengan memakai model Project Based Learning dapat merombak pola pikir peserta didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Dan membina peserta didik menerapkan pengatahuan, sikap yang diharapkan berguna dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta didik.

Agar proses belajar lebih menarik maka digunakan media gambar terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA N 1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Media gambar dapat memperjelas suatu masalah dan dapat mencegah

(4)

kesalahpahaman. Media gambar dapat digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. Kaitan antara model Project Based Learning dengan media gambar yang digunakan dalam menulis cerpen ialah pada model Project Based Learning siswa dituntut untuk merancang dan memecahkan masalah dari suatu proyek. Dengan hadirnya media gambar siswa dapat melihat masalah yang tersirat pada media gambar tersebut. Selanjutnya siswa dapat menemukan unsur-unsur instrinsik berdasarkan gambar yang terlihat dan mengembangkan unsur-unsur menjadi cerpen. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu diadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunan Model Project Based Learning Berbantuan Media Gambar terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA N 1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini dikatakan penelitian kuantitatif karena penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik (Ibnu, dkk 2003:8). Sugiyono (2010:7), menyatakan

bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah, karena telah menemukan kaidah-kaidah ilmiah yaitu kongkrit atau empiris, objektif, terukur, dan sistematis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen ini dapat diartikan sebagai penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan (Sugiyono, 2010: 72). Dikatakan metode eksperimen karena penelitian ini bertujuan untuk mengontrol atau mengendalikan setiap gejala yang terjadi. Penelitian ini termasuk kedalam bentuk penelitian Pra-Experimental Desain. Penelitian ini menggunakan One Group Pretest-Postest Design. Sugiyono (2010: 74) mengemukakan bahwa One Group Pretest-Postest Design dilakukan dengan cara satu kali pengukuran didepan (pretest) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan sesudah itu dilakukan pengukuran lagi (postest).

Menurut Sugiyono (2010:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

(5)

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas seluruh siswa kelas X SMA N 1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman yang terdaftar pada 2016/2017 yang berjumlah 189 orang dan terbagi 7 kelas. Pada penelitian ini, hanya dibutuhkan satu kelas sampel. Mengingat jumlah sampel penelitian lebih dari 100 orang, peneliti membatasi jumlah sampel penelitian yang akan dijadikan sampel. Menurut Arikunto (2010:174), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010:85), mengemukakan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut adalah kelas yang memiliki standar deviasi terendah. Berdasarkan pendapat dari Arikunto, maka ditetapkan sampel penelitian kelas X-6 sebagai sampel penelitian yang berjumlah 30 orang. Pengambilan kelas disebabkan karena siswa tersebut memiliki standar deviasi terendah.

Karena semakin kecil variasi sampel yang terpilih maka semakin baik pula kualitas sampel itu.

Instrumen digunakan pada peneitian ini adaah tes unjuk kerja, yaitu menulis cerpen. Menurut Sugiyono (2010: 102), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Tes unjuk kerja ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan menulis cerpen sebelum dan sesudah menggunakan model Project Based Learning.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap. Pertemuan pertama pretest dilakukan melalui langkah-langkah berikut. Pertama, guru memberikan pengantar tentang materi cerpen. Kedua, siswa menulis cerpen berdasarkan materi yang telah diajarkan dengan tema “Sahabat”. Ketiga, setelah selasai lembaran kerja siswa dikumpulkan.

Perlakuan(treatment) dilakukan pada pertemuan kedua dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut ini. Guru memberikan perlakuan (treatment) dengan

(6)

melaksanakan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan model Project Based Learning berbantuan media gambar dengan menerapkan semua langkah-langkah model Project Based Learning dalam menulis cerpen sebagai berikut ini. Penerapan model Project Based Learning dalam menulis cerpen sebagai berikut ini. Pertama, tahap perencanaan. Pada tahap ini guru membuat perencanaan seperti biasa dilakukannya. Pada perencanaan proses belajar mengajar dengan metode proyek, guru mencoba mengaitkan pokok bahasan dari suatu mata pelajaran tertentu dengan pokok bahasan dari mata pelajaran lainnya: guru mengaitkan pelajaran bahasa Indonesia khususnya cerpen dengan mata pelajaran ilmu sosial misalnya tentang kependudukan. Kedua, tahap pelaksanaan. Pada tahap ini guru mengemukakan tema proyek, mengaitkan tema dengan mata pelajaran lainnya dan membimbing dan mengatur jalanya diskusi serta memberikan bantuan bila diperlukan. Selanjutnya guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok merencanakan bagaimana melakukan kegiatan yang

berhubungan dengan materi yang telah dikaitkan dengan tema: guru mengemukakan tema “Perjuangan Seorang Ibu”. Ketiga, Tahap tindak lanjut, untuk lebih memantapkan hasil kegiatan belajar, para siswa dilibatkan lagi dalam kegiatan tindak lanjut. Salah satu kegiatan tindak lanjut ialah guru menampilkan sebuah gambar yang berhubungan dengan tema: dengan adanya gambar memudahkan siswa dalam berimajinasi dan mencari ide cerita untuk dijadikan cerpen. Keempat, tahap penilaian, penilaian dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar dengan metode proyek: pada tahap ini lembar tugas siswa dikumpulkan dan guru melakukan evaluasi dengan tanya jawab. Guru dan siswa menguatkan materi dan menyimpulkan pelajaran.

Pertemuan perlakuan (Postest) dilakukan pada pertemuan ketiga dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut ini. Siswa mengerjakan tes akhir (postest) menulis cerpen yang bertemakan dengan tema ”Pendidikan”. Selanjutnya, lembaran kerja siswa dikumpulkan dan diperiksa sesuai indikator yang telah ditetapkan.

(7)

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan data yang diperoleh dari tes menulis cerpen siswa sebelum dan sesudah menggunakan model Project Based Learning berbantuan media gambar dengan langkah sebagai berikut. Pertama, membaca dan memeriksa cerpen yang ditulis siswa sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Kedua, menentukan skor terhadap kemampuan menulis cerpen. Ketiga, mengolah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus presentase. Keempat, menyajikan nilai yang diperoleh ke dalam tabel distribusi frekuensi. Kelima, menentukan nilai rata-rata hitung kemampuan menulis cerpen sebelum dan sesudah menggunakan model Project Based Learning berbantuan media gambar. Keenam, mengklasifikasikan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman sebelum dan sesudah menggunakan model Project Based Learning berbantuan media gambar dengan menggunakan skala 10. Ketujuh, membuat histogram (diagram batang) kemampuan menulis

cerpen siswa kelas X SMA N 1

Padang Sago Kabupaten Padang

Pariaman sebelum dan sesudah

menggunakan model Project Based

Learning berbantuan media gambar. Kedelapan, melakukan uji normalitas

dan homogenitas data. Kesembilan,

melakukan uji hipotesis. Kesepuluh, membahas hasil penelitian menyimpulkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian ini dilaksanakan selama dua minggu terhitung dari tanggal 28 agustus sampai 9 September 2017. Hasil dan pembahasan sebagai berikut. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata hitung kemampuan menulis cerpen sebelum menggunakan model Project Based Learning berbantuan media gambar siswa kelas X SMA Negeri 1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman untuk keseluruhan indikator sebesar 55,92 berada pada rentang 56-65% dengan kualifikasi cukup (C).

Pertama, untuk indikator 1 (pelaku), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menulis cerpen sebelum

(8)

menggunakan model Project Based Learning berbantuan media gambar siswa kelas X SMA Negeri 1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman sebesar 42,22 berada pada rentang 36—45% dengan berkualifikasi kurang (K).

Kedua, untuk indikator 2 (latar), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menulis cerpen sebelum menggunakan model Project Based Learning berbantuan media gambar siswa kelas X SMA Negeri 1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman sebesar 64,44 berada pada rentang 56-65% dengan kualifikasi cukup (C).

Ketiga, untuk indikator 3 (latar), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menulis cerpen sebelum menggunakan model Project Based Learning berbantuan media gambar siswa kelas X SMA Negeri 1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman sebesar 61,11 berada pada rentang 66-75% dengan kualifikasi cukup (C).

Hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata hitung kemampuan menulis cerpen sesudah menggunakan model Project Based Learning berbantuan media gambar siswa kelas X SMA Negeri 1 Padang Sago

Kabupaten Padang Pariaman untuk keseluruhan indikator sebesar 70,74 berada pada rentang 66-75%. dengan kualifikasi lebih dari cukup (LdC).Pertama, (pelaku), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menulis cerpen sesudah menggunakan model Project Based Learning berbantuan media gambar siswa kelas X SMA Negeri 1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman sebesar 47,77 berada pada rentang 46-55% dengan kualifikasi hampir cukup (HC).

Kedua, untuk indikator 2 (latar), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menulis cerpen sesudah menggunakan model Project Based Learning berbantuan media gambar siswa kelas X SMA Negeri 1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman sebesar 95,55 berada pada rentang 86-95% dengan kualifikasi baik sekali (BS).

Ketiga, untuk indikator 3 (latar), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menulis cerpen sesudah menggunakan model Project Based Learning berbantuan media gambar siswa kelas X SMA Negeri 1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman sebesar 68,89 berada pada rentang

(9)

66-75% dengan kualifikasi lebih dari cukup (LdC).

Berdasarkan hasil analisis data penelitian terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model Project Based Learning berbantuan media gambar terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai thitung (3,70) > ttabel (1,70),

sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

Berdasarkan nilai kemampuan menulis dengan penerapan model Project Based Learning berbantuan media gambar dalam pembelajaran lebih baik dibandingkan dengan sebelum penerapan model Project Based Learning berbantuan media gambar. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata hitung kemampuan menulis cerpen sebelum penerapan model Project Based Learning berbantuan media gambar yaitu 55,92 dengan kualifikasi cukup (C). Dapat disimpulkan siswa kelas X SMA Negeri 1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman sebelum penerapan model Project Based Learning berbantuan media gambar belum

terlalu menguasai materi tentang unsur instrinsik cerpen. Sedangkan nilai rata-rata hitung kemampuan menulis cerpen sesudah penerapan model Project Based Learning berbantuan media gambar yaitu 70,74 dengan kualifikasi lebih dari cukup (LdC). Dapat disimpulkan siswa kelas X SMA Negeri 1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman sesudah penerapan model Project Based Learning berbantuan media gambar telah menguasai materi tentang unsur instrinsik cerpen berupa pelaku, alur, dan latar.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman sebelum menggunakan model Project Based Learning berbantuan media gambar memperoleh nilai rata-rata 55,92 berada pada rentangan 56-65% dengan kualifikasi cukup (C). Kedua, kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman sesudah menggunakan model Project Based

(10)

Learning berbantuan media gambar memperoleh nilai rata-rata 70,74 berada pada rentangan 66-75% dengan kualifikasi lebih dari cukup (LdC). Ketiga, pengaruh kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan model Project Based Learning berbantuan media gambar. Setelah dilakukan uji maka diperoleh nilai t hitung 3,70 dan perolehan nilai t tabel 1,70 karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel pada derajat kebabasan (dk)= n1+ n2 -2 dan

(α)=0,05 taraf signifikan 95% (3,70>1,70), Karena > maka H0 ditolak dan terima H1.

Berdasarkan uji tersebut, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model Project Based Learning berbantuan media gambar terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri1 Padang Sago Kabupaten Padang Pariaman. Hal tersebut berarti penggunaan model Project Based Learning berbantuan media gambar berpengaruh terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 1 Padang Sago.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, dan Elly Ratna. 2003. “ evaluasi pembelajaran bahasa dan sastra indonesia”. (Bahan Ajar). Padang: Jurusan Bahasa dan Sasta Indonesia FBSS UNP.

Aminudin. 2009. Pandai Memahami Menulis Cerita Pendek. Bandung: PT Pribumi Mekar. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asnawir dan Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.

Referensi

Dokumen terkait

Aspek aktuaria yang diperhatikan pada model asuransi kesehatan pada penelitian ini, baik untuk perhitungan premi maupun cadangan premi berkaitan dengan tipe

Assalamualaikum Wr.Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat mengerjakan dan

Dalam lembar pengamatan keterampilan kolaborasi terdapat enam indikator keterampilan kolaborasi kemudian peneliti mengembangkan indikator-indikator tersebut menjadi sepuluh

kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan.. jenuh pada suhu 25

[r]

Harga kesadahan total pada air umpan boiler penting untuk diperhatikan dengan tujuan untuk mencegah menurunnya efisiensi panas yang disebabkan terbentuknya Lumpur atau kerak

Dalam mendefinisikan istilah Syiah, Ibn Hazm telah berpendapat bahawa perkataan Syiah adalah merujuk kepada mereka yang bersepakat dengan golongan Syiah dalam

Premi Sejumlah uang yang tercantum dalam Ikhtisar Polis atau perubahannya, yang disetujui dan wajib dibayar oleh Pemegang Polis kepada Penanggung sebagai syarat