• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA DOSEN FKIP UNIVERSITAS X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA DOSEN FKIP UNIVERSITAS X"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA DOSEN FKIP

UNIVERSITAS X

H. Rustam Effendi

Dosen Sekolah Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Universitas Tridinanti Palembang Jl. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang Telp. 0711-372164-360717,

Fax. 0711-360725 Wab site : www/mm-utp.com E-mail : info@mm-utp.com Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, dan komunikasi Interpersonal

terhadap kinerja

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh (1) gaya kepemimpinan tehadap kinerja dosen, (2) komunikasi interpersonal terhadap kinerja dosen, dan (3) gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal terhadap kinerja dosen.

Hipotesis yang diuji adalah : (1) terdapat pengaruh positif gaya kepemimpinan terhadap kinerja dosen, (2) terdapat pengaruh positif komunikasi interpersonal terhadap kinerja dosen, dan (3) terdapat pengaruh positif antara gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal secara bersama - sama terhadap kinerja dosen.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Populasi target dalam penelitian adalah seluruh dosen FKIP Universitas X, sedangkan jumlah responden ujicoba 22 orang dosen dan sampel penelitian sebanyak 30 orang, dengan menggunakan teknik sampel jenuh.

Dari hasil penelitian diperoleh koefisien korelasi untuk variabel gaya kepemimpinan (X1) dengan kinerja dosen (Y) sebesar 0,664 dengan tingkat signifikansi sebesar 5 %, koefisien korelasi untuk variabel komunikasi interpersonal (X2 ) dengan kinerja dosen (Y) sebesar

0,567 dengan tingkat signifikansi sebesar 5 %, sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,552, nilai ini dapat ditafsirkan bahwa besarnya persentase hubungan antara variabel gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal secara bersama - sama dengan kinerja dosen adalah 55,20 %. Dengan kata lain kontribusi efektif gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal dengan kinerja dosen FKIP Universitas X adalah sebesar 46,20 % sedangkan selebihnya 43,80 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Dari hasil pengolahan data diperoleh koefisien regresi untuk variabel gaya kepemimpinan (X!) sebesar 0,420 dengan tingkat signifikansi sebesar 5 %, koefisien regresi untuk variabel komunikasi interpersonal (X2) sebesar 0,447 dengan tingkat signifikansi sebesar 5 %, sehingga persamaan regresi berganda penelitian ini adalah : Ŷ = 109.996 + 0,420X1 + 0,447X2 + e

Implementasinya adalah dengan meningkatkan gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal di FKIP Universitas X secara bersama - sama dan terus menerus sehingga tercapai tujuan dan meningkatnya kinerja dosen.

(2)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pada Undang - undang No. 20 Tahun 2003 dituangkan tujuan pendidikan nasional yaitu “mencerdaskan dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia beriman, berbudi pekerti luhur, memiliki mengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani”. Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut terutama dalam memasuki era globalisasi maka peningakatan Sumber Daya (SDM) mendapat prioritas yang besar, berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan bangsa pada saat itu. Peningkatan sumber daya manusia merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan pengusaha, untuk itu peran lembaga pendidikan sangat diperlukan dengan mengusahan peningkatan untuk pendidikan diberbagai segi. Lembaga pendidikan yang dimaksud adalah perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.

Struktur organisasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas X, mekanisme organisasi, pengambilan keputusan, monitoring dan evalusi dari seluruh kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan qaidah Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Pengolahan Sumber Daya Manusia haruslah terprogram sesuai dengan pengembangan dan tantangan yang dihadapi organisasi program pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi tidak lepas dari kontek pendidikan dan pelatihan serta disiplin agar mereka mempu berkreasi dan berinovasi dalam menyelesaikan berbagai tugas yang di embannya

Di dalam suatu organisasi terdapat fungsi manajemen yaitu :

Planning

,

Organization

,

Actuating

, dan

Controlling

. Apabila salah satu fungsi dari manajemen tersebut tidak dapat berjalan dengan baik, maka akan menimbulkan ketimpangan - ketimpangan dalam semua aktifitasnya sehingga akan mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi.

Untuk melaksanakan fungsi manajemen tersebut, maka di perlukan seorang pemimpin yang baik. Seorang pemimpin adalah orang yang memiliki wewenang untuk memerintah orang lain, yang didalam pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi memerlukan bantuan orang lain. Sebagai seorang pemimpin ia mempunyai peranan yang aktif dan senantiasa ikut campur tangan dalam segala masalah yang berkenaan dengan kebutuhan-kebutuhan dan dapat membantu menstimulir para anggotanya dalam kegiatan - kegiatan yang dilakukan.

Menurut Farland ( 1999, h. 137) dalam bukunya manajemen adalah suatu proses yang di refleksikan dalam tanggung jawab seorang pemimpin untuk membimbing, menggerakkan, mempengaruhi dan mengawasi orang lain dalam pekerjaan yang mencapai sasaran.

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain. Keberhasilan seseorang pemimpin tergantung kepada kemampuannya untuk mempengaruhi itu. Dengan kata lain kepemimpinan dapat di artikan sebagai kemampuan seseorang untuk untuk mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang tersebut dengan penuh pengertian, kesadaran senang hati bersedia mengikuti kehendak pemimpin itu. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang memiliki kemampuan tersebut.

(3)

Dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang kepemimpinan yang ada di lingkungan penulis bekerja, yaitu di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang, karena merupakan salah satu ujung tombak pembentukan sumber daya manusia.

Jika organisasi tempat penulis bekerja yaitu FKIP Universitas X berlangsung fungsi manajemen sesuai dengan fungsi - fungsi manajemen maka penulis berkeyakinan akan tercapai tujuan pendidikan nasional terutama sumber daya manusia yang berkualitas.

Menurut Anorga (2003, h. 2) kepemimpinan merupakan bakat dan seni tidak seorang pun menyangkalnya. Memiliki bakat kepemimpinan berarti menguasai seni dan teknik melakukan tindakan-tindakan seperti teknik memberi perintah, memberikan teguran, memberikan anjuran, memberikan pengertian, memperoleh saran, memperkuat identitas kelompok yang di pimpin,memudahkan pendatang baru untuk menyesuaikan diri, menanamkan rasa disiplin di kalangan bawah serta membasmi desas-desus, dsb.

Sedangkan komunikasi menurut

Rogers

(1955,h. 55)

“Comunication is the

process by wich an idea is transfered from a source to receiver with the Intention of

changing his or her behavior”.

Komunikasi ialah proses yang di dalamnya terdapat

suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya.

Selanjutnya Leod, Schell (2004, h. 9) mengatakan seorang manajer yang berhasil harus banyak memiliki keahlian, tetapi ada dua hal yang mendasar yaitu komunikasi (

Communication Skill

) dan pemecahan masalah (

Problem Solving Skill

). Manajer harus dapat berkomunikasi dengan bawahan, atasan, dan orang - orang lain. Sedangkan pada pemecahan masalah seorang menajer terlibat dalam pengambilan keputusan (

decision making

).

Setelah pemimpin atau menajer menetapkan tujuan yang di harapkan dan program - program yang akan dilaksanakan, harus di komunikasikan kepada staf atau orang - orang yang menjadi bawahan dengan berbagai metode penyampaian yang bervariasi, baik secara informal atau secara formal. Harapan dari komunikasi ini bahan atau

staffy

dapat di aktualisaikan oleh si penerima jika komunikasi itu dapat diterima dengan senang, maka bawahan atau staf akan memiliki penuh rasa tanggung jawab. Oleh sebab itu, maka secara otomatis kinerja suatu organisasi akan tercapai sesuai dengan sasaran yang diharapkan. Pendidikan tidak hanya di tujukan kepada tuntutan bahwa dosen harus bekerja dengan tingkat professional tinggi, tetapi faktor yang lebih penting adalah memberikan kesempatan kepada dosen untuk berprestasi, memberikan kebebasan kepada dosen untuk berprestasi dalam menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan bidang tugasnya dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif agar dosen mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas dapat di identifikasikan sebagai berikut :

1. Masih rendahnya kinerja dosen dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, hal ini kurang didukung oleh gaya kepimimpinan dan komunikasi interpersonal.

(4)

2. Minimnya pemahaman manajemen bagi pimpinan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas X.

3. Gaya kepemimpinan yang kurang tepat diaplikasikan pimpinan FKIP Universitas X.

4. Minimnya komunikasi interpersonal antar dosen dan pimpinan di FKIP Universitas X.

5. Minimnya pembinaan dan pengawasan pimpinan FKIP Universitas X ditandai kurangnya kualitas layanan pendidikan.

6. Kultur dan iklim lembaga di FKIP Universitas X yang belum optimal sehingga kinerja dosen belum memadai.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi diatas, maka penelitian membatasi permasalahan hanya pada gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal dengan kinerja dosen FKIP Universitas X.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka dalam penelitian merumuskan masalah yaitu Apakah terdapat pengaruh gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal secara bersama - sama terhadap kinerja dosen di FKIP Universitas X ? E. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

a. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja dosen di FKIP Universitas X. b. Pengaruh komunikasi interpersoanal terhadap kinerja dosen di FKIP Universitas

X.

c. Pengaruh gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal secara bersama - sama terhadap kinerja dosen di FKIP Universitas Muhammadiyah X .

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir di atas, maka sejalan dengan penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh positif antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja dosen di FKIP Universitas X.

2. Terdapat pengaruh positif antara komunikasi interpersonal terhadap kinerja dosen di FKIP Universitas X.

3. Terdapat pengaruh positif antara gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal secara bersama - sama terhadap kinerja dosen di FKIP Universitas X.

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian tentang Pengaruh komunikasi interpersonal dan disiplin kerja terhadap kinerja dosen di FKIP Universitas X ini, dilakukan pada bulan November 2008 – Maret 2009

(5)

Pelaksanaan penelitian dilakukan di FKIP Universitas X. Agar penelitian ini dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan.

B. Teknik Analisis Data

1. Uji Persyaratan Analisis Data

Selanjutnya perlu dilakukan uji normalitas, homogenitas, dan linearitas, terhadap hasil kuisioner dari 30 responden dosen FKIP Universitas X seperti uraian berikut.

a. Uji Normalitas

Untuk melakukan uji normalitas distribusi data, menurut Santoso (2004 : 36) dapat digunakan uji

Kolmogorof-Smirnov

dari program SPSS. Normalitas distribusi data dihitung dengan cara membandingkan nilai

Asymtotic Significance

yang diperoleh dengan nilai α = 0.05. Apabila Asymp. Sig. > 0.05, maka data dinyatakan normal.

b. Uji Homogenitas

Sebagai salah satu persyaratan untuk melakukan analisis data dengan menggunakan analisis regresi, data perlu diuji homogenitasnya. Uji homogenitas ini perlu untuk memastikan apakah data tersebut berasal dari populasi yang homogen. Pengujian homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji Chi -Square dengan menetapkan signifikansi 5 % (α = 0.05). Interpretasi homogenitas data dihitung berdasarkan nilai

Asymtotic Significance

yang diperoleh. Jika Asymp. Sig. > 0.05, maka data dinyatakan homogen.

c. Uji Linearitas

Uji linearitas dipergunakan untuk mengetahui apakah regresi yang diperoleh "berarti" apabila dipergunakan untuk membuat kesimpulan antar variabel yang sedang dianalisis. Pengujian linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan dengan menggunakan

One-way

Anova program SPSS. Pengujian linearitas menggunakan taraf siginikansi 5 % (α = 0.05). Interpretasi data dilakukan dengan ketentuan jika F-hitung > F-tabel, maka variabel bebas dengan variabel terikat tersebut mempunyai hubungan yang linear.

2. Analisis Data

Dalam rangka menganalisis data penelitian dipergunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif dipilih dan dipergunakan dengan maksud untuk menggambarkan karakteristik penyebaran skor setiap variabel dengan menghitung rata - rata, median, simpangan baku, skor tertinggi, skor terendah, serta visualisasi data berupa grafik dan tabel.

Untuk menganalisis data deskriptif tentang nilai indikator dan item pertanyaan setiap variabel, dipergunakan skala penafsiran sebagai berikut :

(6)

Tabel 1. Skala Penafsiran Nilai Indikator

No. Interval Nilai Penafsiran

1. 0 < 1,00 Tidak Baik 2. 1,00 < 2,00 Kurang Baik 3. 2,00 < 3,00 Cukup Baik 4. 3,00 < 4,00 Baik 5. 4,00 - 5,00 Sangat Baik

Sedangkan statistik inferensial dalam penelitian ini dipergunakan :

a. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja dosen FKIP Universitas X persamaannya adalah sebagai berikut : Y = a + b1 . X1 + ε

b. Pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja dosen FKIP Universitas X persamaannya adalah sebagai berikut : Ŷ = a + b2 . X2 + ε

c. Pengaruh gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal terhadap kinerja dosen FKIP Universitas X, persamaannya adalah : Y = a + b1 . X1 + b2 . X2 + ε Dimana :

Y Variabel kinerja dosen a : Konstanta

X1 : Variabel gaya kepemimpinan X2 : Variabel komunikasi interpersonal

b1 , b2 : Koefisien regresi variabel gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal ε : Residu

d. Analisis Korelasi

Pada kasus diatas, tujuan penelitian adalah mencari Pengaruh gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal terhadap kinerja dosen. Oleh karena itu besaran yang akan dianalisis adalah korelasi (r), Regresi linear sederhana, dan regresi linear berganda serta pengujian statistiknya, melainkan hanya mencari nilai koefisien korelasi yang berkisar antar -1 dan 1. Semakin mendekati satu nilai absolut koefisien korelasi maka pengaruh antara variabel tersebut semakin kuat, sedangkan semakin kecil (mendekati nol) nilai absolute koefisien korelasi maka pengaruh antara variabel tersebut semakin lemah. Tanda positif atau negatif menunjukkan arah pengaruh.

e. Koefisen Determinasi (R2)

Sedangkan untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat, maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi atau penentuan nilai R² ini berkisar antara 0 - 1, semakin mendekati 1 nilai R² tersebut berarti semakin besar variabel independent (X) mampu menerangkan variabel dependen (Y). Analisis terhadap nilai R-

square

(R2) ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kedua variabel bebas (X1 dan X2) dapat menerangkan hubungan perubahan variabel terikat (Y). Sifat - sifat R-

square

sangat dipengaruhi oleh banyaknya variabel bebas, dimana semakin banyak variabel bebas semakin besar nilai R-

square

. Dalam perhitungan rumus yang telah dikemukakan tersebut, dilakukan dengan program komputer SPSS 12.

(7)

C. Pengujian Hipotesis Statistk

Hipotesis yang akan diuji secara statistik dalam penelitian ini adalah : 1. Hipotesis pertama :

H0 : Tidak terdapat pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas X.

H1 : Terdapat pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas X.

Kriteria :

H0 diterima apabila t signifikan ≥ 0,05 H0 ditolak apabila t signifikan < 0,05 2. Hipotesis kedua :

H0 : Tidak terdapat pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas X.

H1 : Terdapat pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas X.

Kriteria :

H0 diterima apabila t signifikan ≥ 0,05 H1 ditolak apabila t signifikan < 0,05 3. Hipotesis ketiga :

H0 : Tidak terdapat pengaruh gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal secara bersama - sama terhadap kinerja dosen FKIP Universitas X. H1 : Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal secara bersama - sama terhadap kinerja dosen FKIP Universitas X

Kriteria :

H0 diterima apabila F signifikan ≥ 0,05 H1 ditolak apabila F signifikan < 0,05

HASIL DAN INTERPRETASI

Hasil analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan teoritis, artinya hasil analisis kuantitatif digunakan sebagai petunjuk awal untuk menelusuri beberapa permasalahan dan fenomena. Pada akhirnya dengan mendaya gunakan data yang tersedia dan dihubungkan dengan dasar teoritis serta hasil analisis kuantitatif, akan dapat diperoleh pemecahan yang lebih komprehensif dari permasalahan. Berturut - turut tentang uji instrumen yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas, pengujian persyaratan analisis, yang terdiri dari dan uji normalitas, uji homogenitas, uji linieritas serta pengujian hipótesis, analisis statistik deskriptif yang digunakan untuk menguji pengaru antara gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal dengan kinerja dosen FKIP Universitas X, baik secara parsial maupun secara berganda, pembahasan hasil penelitian yang telah diolah dengan program SPSS, interpretasi dari hasil pengolahan data serta mencoba memberikan kesimpulan, implikasi dan saran dari hasil penelitian tersebut.

A. Uji Instrumen

Berikut ini adalah hasil uji coba untuk ketiga variabel yaitu kinerja dosen (Y), gaya kepemimpinan (X1) dan komunikasi interpersonal (X2) berupa uji validitas adalah sebagai berikut :

(8)

Data Uji coba Validitas Variabel Kinerja Dosen (Y)

 Dari hasil

pengolahan data

tidak terlihat pertanyaan yang tidak valid (semua valid), karena nilai signifikansi (2-

tailed

) p < 0,05 atau nilai r hitung < nilai r tabel (α = 0,05). Dimana r tabel = 0,374 dari responden 30 orang.

 Nomor pertanyaan yang memiliki jumlah bendera (

flag

) atau tanda bintang hanya 1 (*) berarti pertanyaan tersebut valid pada α = 0,05. Sedangkan yang memiliki bendera 2 (**) berarti validpada α = 0,01.

Hasil Ujicoba Validtas Variabel Komunikasi Interpersonal (X2)

 Dari hasil

pengolahan data

tidak terlihat pertanyaan yang tidak valid (semua valid), karena nilai signifikansi (2-

tailed

) p < 0,05 atau nilai r hitung < nilai r tabel (α = 0,05). Dimana r tabel = 0,374 dari responden 30 orang.

 Nomor pertanyaan yang memiliki jumlah bendera (

flag

) atau tanda bintang hanya 1 (*) berarti pertanyaan tersebut valid pada α = 0,05. Sedangkan yang memiliki bendera 2 (**) berarti validpada α = 0,01.

B. Analisis Deskriptif

1. Analisis Statistik Deskriptif

Variabel penelitian terdiri dari satu variabel terikat ( Y ) dan dua variabel bebas (X1 dan X2 ). Variabel terikat (Y) adalah kinerja dosen FKIP Universitas X Palembang, sedangkan variabel bebas pertama (X1) adalah gaya kepemimpinan dan variabel bebas kedua (X2) adalah komunikasi interpersonal. Jumlah subjek penelitian yang dianalisis sebanyak 30 responden. Berikut ini diskripsi tentang variabel terikat (kinerja dosen FKIP Universitas X Palembang) dan variabel bebas (gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal) berdasarkan data yang dikumpulkan melalui instrumen penelitian maka dapat dilihat secara terperinci dan berturut - turut nilai skor terendah, nilai skor tertinggi, nilai rata - rata, simpangan baku, median dan modus.

Untuk lebih terperinci berikut ini akan disajikan tabel dan deskriptifnya dari variabel - variabel tersebut :

1. Variabel Kinerja dosen FKIP Universitas X (Y)

Dari data yang terkumpul setelah diolah tentang data kinerja dosen FKIP Universitas X melalui instrumen yang diberikan kepada 30 responden, maka diperoleh skor terendah 110 dan skor tertinggi 144, kemudian dari data yang terkumpul setelah diolah maka menghasilkan nilai rata - rata (mean) adalah: 124,3333 simpangan baku : 9,00702; median : 121,6000; dan untuk modus : 120,00. Dari data tersebut menunjukkan bahwa rata - rata hitung mean, median dan modus tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan bahwa distribusi frekuensi variabel kinerja dosen FKIP Universitas X sebaran datanya cendrung berdistribusi Universitas X.

2. Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)

Untuk mengetahui deskripsi data variabel lebih jelasnya tentang distribusi frekuensi variabel gaya kepemimpinan di FKIP Universitas X peneliti berupaya mengumpulkan data tentang gaya kepemimpinan terhadap 30 responden dengan sebanyak 30 pernyataan, setelah dilakukan pengolahan data tersebut, maka diperoleh skor terendah 108 dan skor tertinggi 144, kemudian dari data yang

(9)

terkumpul setelah diolah maka menghasilkan nilai rata - rata (mean) 124,2667, simpangan baku 9,16866; median 126,2222, dan modus 126,00. Dari data tersebut menunjukkan bahwa rata - rata hitung (mean), median dan modus tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan bahwa distribusi frekuensi variabel gaya kepemimpinan dosen FKIP Universitas X sebaran datanya cendrung berdistribusi normal.

2. Variabel Komunikasi Interpersonal (X2)

Hasil pengolahan data tentang variabel komunikasi interpersonal dosen FKIP Universitas X (X2) yang diperoleh melalui instrumen yang diberikan kepada 30 responden sebanyak 21 butir pertanyaan, ternyata hasilnya menunjukkan bahwa skor terendah 108,00 dan skor tertinggi 150,00 .Kemudian data yang terkumpul diolah maka menghasilkan nilai rata - rata (mean) 127,4667, simpangan baku 11,30070, median 126,8571, dan modus 126,00. Data tersebut menunjukkan bahwa rata - rata hitung (mean), median dan modus tidak jauh berbeda. Hal ini menggambarkan bahwa distribusi frekuensi variabel komunikasi interpersonal dosen di FKIP Universitas X sebaran datanya cendrung berdistribusi normal.

C. Teknik Analisa Data 1. Uji Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat distribusi data, menurut Santoso (2004 : 36) dapat digunakan dengan uji

Kolmogorof-Smirnov

dari program SPSS. Normalitas distribusi data dihitung dengan cara membandingkan nilai

Asymtotic

Significance

yang diperoleh dengan nilai α = 0.05. Apabila Asymp. Sig. > α = 0.05, maka data dinyatakan normalitas yaitu Interprestasi

Output

: Karena nilai

Asymp.

Sign.

untuk variabel kinerja dosen (Y) diperoleh sebesar 0,672 maka disimpulkan bahwa data variabel kinerja dosen berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Sebagai salah satu persyaratan untuk melakukan analisis data dengan menggunakan analisis regresi, data perlu diuji homogenitasnya. Uji homogenitas ini perlu untuk memastikan apakah data tersebut berasal dari populasi yang homogen. Pengujian homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji Chi -Square dengan menetapkan signifikansi 5 % (α = 0.05). Interpretasi homogenitas data dihitung berdasarkan nilai

Asymtotic Significance

yang diperoleh. Jika Asymp. Sig. > 0.05, maka data dinyatakan homogen,yaitu Interprestasi

Output

: Karena nilai

Asymp. Sign.

untuk ketiga variabel (Y, X1, X2) diperoleh masing - masing sebesar

0,699 ; 0,751 ; 0,821 maka disimpulkan bahwa data populasi memiliki varians homogen.

c. Uji Linieritas

Uji linearitas dipergunakan untuk mengetahui apakah regresi yang diperoleh "berarti" apabila dipergunakan untuk membuat kesimpulan antar variabel yang sedang dianalisis. Pengujian linearitas variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan dengan menggunakan

One-way

Anova program SPSS. Pengujian linearitas

(10)

menggunakan taraf siginikansi 5 % (α = 0.05). Interpretasi data dilakukan dengan ketentuan jika F-hitung < F-tabel, maka variabel bebas dengan variabel terikat tersebut mempunyai hubungan yang linear, yaitu Interpetasi dari Nilai

Sign.

pada baris

Deviation from Liniarity

pada kedua tabel ANOVA diatas diperoleh masing - masing

sebesar 0,578 dan 0,266 keduanya lebih besar 0,05 maka Ho diterima artinya variabel Y dengan variabel X1 mempunyai pengaruh yang linier dan variabel Y dengan variabel X2 juga mempunyai pengaruh yang linier.

2. Analisis Statistik Inferensial a. Regresi Linear Sederhana (RLS)

Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X1) terhadap Kinerja Dosen (Y)

Berikut ini merupakan hasil dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS untuk mencari : Analisis regresi, nilai korelasi dan nilai determinasi.

Analisis hasil

output

adalah :

 Dari tabel model summary didapat nilai korelasi (R) sebesar 0,664 pada taraf signifikansi 95 % diperoleh pengertian bahwa terdapat pengaruh yang kuat dan searah antara gaya kepemimpinan dapat memprediksi kinerja dosen.

 Angka

R Square

adalah 0,504, hal ini berarti 50,40 % variasi skor variabel kinerja dosen bisa dijelaskan oleh variabel gaya kepemimpinan dalam model regresi yang dihasilkan. Sisanya 49,60 % dijelaskan oleh faktor lain yaitu

error

Standard Error of the Estimate

adalah 9.14764 lebih besar dari standar deviasi kinerja dosen (9.00702), maka model regresi lebih bagus dalam bertindak sebagai

predictor

kinerja dosen dari pada rata - rata skor kinerja dosen itu sendiri.

 Tabel selanjutnya

Coefficients

berisi nilai koefisien regresi (kolom B) dimana konstanta = 116.517 dan koefisien regresi gaya kepemimpinan = 0,563. Sehingga persamaan regresi sederhana dapat ditulis sebagai ini : Ŷ = 116.517 + 0,563X1 + e

dimana :

- Konstanta sebesar 116.517 menyatakan bahwa jika tidak ada gaya kepemimpinan maka skor kinerja dosen adalah 116.517.

- Koefisien regresi X1 sebesar 0,563 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) satu satuan skor gaya kepemimpinan akan meningkatkan skor kinerja dosen sebesar 0,563.

b. Pengaruh Komunikasi Interpersonal (X2) dengan Kinerja Dosen (Y)

Berikut ini merupakan hasil dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS untuk mencari : nilai korelasi, analisis regresi, dan nilai determinasi.

Analisis hasil

output

adalah :

 Dari tabel model summary didapat nilai korelasi (R) sebesar 0,609 pada taraf signifikansi 95 % diperoleh pengertian bahwa terdapat pengaruh yang kuat dan searah antara komunikasi interpersonal dapat memprediksi kinerja dosen.

 Angka R

Square

adalah 0,609 hal ini berarti 60,90 % variasi skor variabel kinerja dosen bisa dijelaskan oleh variabel komunikasi interpersonal dalam model regresi yang dihasilkan. Sisanya 39,10 % dijelaskan oleh faktor lain yaitu

error

(11)

Standard Error of the Estimate

adalah 8,96374 lebih besar dari standar deviasi kinerja dosen (9,00702), maka model regresi kurang bagus dalam bertindak sebagai

predictor

kinerja dosen dari pada rata - rata skor kinerja dosen itu sendiri.

 Tabel selanjutnya

Coefficients

berisi nilai koefisien regresi (kolom B) dimana konstanta = 103,086 dan koefisien regresi komunikasi interpersonal = 0,567. Sehingga persamaan regresi sederhana dapat ditulis sebagai ini : Ŷ = 103,086+ 0,567X2 + e

dimana :

- Konstanta sebesar 103,0869 menyatakan bahwa jika tidak ada komunikasi interpersonal maka skor kinerja dosen adalah 103,086.

- Koefisien regresi X2 sebesar 0,567 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) satu satuan skor komunikasi interpersonal akan meningkatkan skor kinerja dosen sebesar 0,567.

c. Regresi Linear Berganda (RLB)

Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X1) dan Komunikasi Interpersonal (X2) terhadap Kinerja Dosen (Y).

Analisis

output

adalah :

 Variabel

entered

menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang dikeluarkan, atau dengan kata lain kedua variabel bebas dimasukkan dalam perhitungan regresi.

 Dari tabel model summary didapat nilai korelasi (R) sebesar 0,729 pada taraf signifikansi 95 % diperoleh pengertian bahwa terdapat pengaruh yang kuat dan searah antara gaya kepemimpinan dan komunikasi interoersonal dapat memprediksi kinerja dosen.

 Koefien Determinasi (R2) adalah 0,552. Hal ini berarti 55,20 % variasi nilai skor variabel kinerja dosen bisa dijelaskan secara bersama - sama oleh gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal dalam model regresi. Sisanya 44,80 % dijelaskan oleh faktor lain (e).

Standard Error of the Estimate

adalah 9,08639 lebih kecil dari standar deviasi Kinerja (9,00702), maka model regresi lebih bagus dalam bertindak sebagai

predictor

gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal dari pada rata - rata skor kinerja dosen itu sendiri.

 Dari tabel

Coefficients

didapat persamaan regresi sebagai berikut : Ŷ = 109,996+ 0,420X1 + 0,530X2 + e

dimana :

- Konstanta sebesar 109,996 menyatakan bahwa jika mengabaikan gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal maka skor kinerja dosen adalah 109,996.

- Koefisien regresi X1 sebesar 0,420 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena

tanda +) satu satuan skor gaya kepemimpinan (X1) akan meningkatkan skor kinerja

dosen sebesar 0,420 dengan menjaga skor gaya kepemimpinan (X1) tetap / konstan.

- Koefisien regresi X2 sebesar 0,530 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena

tanda +) satu satuan skor komunikasi interpersonal (X2) akan meningkatkan skor

kinerja dosen sebesar 0,530 dengan menjaga skor komunikasi interpersonal (X2)

(12)

D. Pengujian Hipótesis Statistik

Hipótesis 1 : Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan (X1) terhadap kinerja dosen (Y).

Uji Hipótesis Statistik :

H0 = Tidak terdapat pengaruh gaya kepemimpinan (X1) terhadap kinerja dosen (Y). H1 = Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan (X1) terhadap kinerja dosen (Y). Kriteria pengujian :

Terima H0, Jika sig. t ≥ 0,05

Tolak H0 (Terima H1), jika sig. t < 0,05 hasil pengolahan SPSS berikut :

Nilai Sig. t -hitung > t-tabel, sig. < 0,05 berarti tolak H0 dan terima H1

Hipotesis 2 : Terdapat pengaruh komunikasi interpersonal (X2) terhadap kinerja dosen (Y).

Uji Hipótesis Statistik :

H0 = Tidak terdapat pengaruh komunikasi interpersonal (X2) terhadap kinerja dosen (Y).

H1 = Terdapat pengaruh komunikasi interpersonal (X2) terhadap kinerja dosen (Y). Kriteria pengujian :

Terima H0, Jika sig. t ≥ 0,05

Tolak H0 (Terima H1), jika sig. t < 0,05 hasil pengolahan SPSS berikut :

Nilai Sig. t -hitung > t-tabel, sig. < 0,05 berarti tolak H0 dan terima H1

Hipótesis 3 : Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan (X1) dan komunikasi interpersonal (X2) terhadap kinerja dosen (Y).

Uji Hipótesis Statistik :

H0 = Tidak terdapat pengaruh gaya kepemimpinan (X1) dan komunikasi interpersonal (X2) terhadap kinerja dosen (Y).

H1 = Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan (X1) dan komunikasi interpersonal (X2) terhadap kinerja dosen (Y).

Kriteria pengujian :

Terima H0, Jika Sig. F ≥ 0,05

Tolak H0 (Terima H0), jika sig. F < 0,05 hasil pengolahan SPSS berikut :

Nilai Uji F-hitung > F-tabel, sign. = 0,000, berarti tolak H0 dan terima H1 E. Interpretasi

Sesuai analisis deskriptif variabel gaya kepemimpin secara umum telah berada pada kategori sangat baik. Oleh karena itu, gaya kepemimpin di FKIP Universitas X perlu ditingkatkan melalui peningkatan indikator – indikator yang telah ditentukan sesuai dengan kisi - kisi.

(13)

Dari hasil analisis deskriptif komunikasi interpersonal juga ditemukan adanya beberapa kelemahan seperti : pemahaman standar kerja oleh dosen, evaluasi proses dan hasil kerja dosen dalam pelaksanaan tugas. Dalam kerangka peningkatan komunikasi interpersonal, standar kerja merupakan acuan atau dasar sehingga tanpa adanya standar kerja pemahaman dosen untuk bekerja tidak akan optimal. Standar kerja dapat dikembangkan mencakup standar operasional prosedur dan standar hasil kerja.

Sesuai hasil analisis korelasi dan regresi antara variabel gaya kepemimpinan (X1) terhadap kinerja dosen (Y) menunjukkan bahwa model regresinya adalah Ŷ = 116.517 + 0,563X1 + e dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,664 pada taraf signifikansi 66,40 % diperoleh pengertian bahwa gaya kepemimpinan (X1) dapat memprediksi kinerja dosen. Variabel gaya kepemimpinan (X1) ini memiliki hubungan positif dan determinasi yang nyata dan berarti. Koefisien determinasi menunjukkan 0,504 atau 50,40 % variasi yang terjadi pada kinerja dosen dapat dijelaskan oleh gaya kepemimpinan (X1). Hubungan variabel gaya kepemimpinan (X1) terhadap kinerja dosen (Y) itu, Sesuai rumusan regresi dapat dijelaskan bahwa jika tidak ada variabel gaya kepemimpinan (X1), maka nilai kinerja dosen (Y) adalah sebesar 103,086. Penambahan satu satuan gaya kepemimpinan (X1), akan meningkatkan nilai kinerja dosen (Y) sebesar 0, 567 satuan yang dapat ditingkatkan sehingga mampu meningkatkan kinerja dosen (Y) itu, sesuai hasil analisis deskriptif.

Selanjutnya hasil analisis statistik juga menunjukkan bahwa meskipun dikontrol oleh variabel komunikasi interpersonal (X2). Variabel komunikasi interpersonal (X2) tetap berarti. Hal ini merupakan landasan dalam upaya meningkatkan kinerja dosen (Y) melalui komunikasi interpersonal (X2). Tidak akan tercapai kinerja dosen (Y) yang tinggi jika komunikasi interpersonal (X2) tidak dikembangkan dengan secara optimal.

Sesuai hasil analisis korelasi dan regresi antara variabel komunikasi interpersonal (X2) terhadap kinerja dosen (Y) menunjukkan bahwa model regresi Ŷ = 103.086 + 0,567X2 + e dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,567 pada taraf signifikansi 95 % diperoleh pengertian bahwa komunikasi interpersonal dapat memprediksi kinerja dosen. Variabel komunikasi interpersonal (X2) ini memiliki hubungan positif dan pengaruh / determinasi yang berarti. Koefisien determinasi menunjukkan 0,664 atau 66,40 % variasi yang terjadi pada kinerja dosen (Y) dan dapat dijelaskan oleh komunikasi interpersonal (X2).

Hubungan variabel komunikasi interpersonal (X2) terhadap kinerja dosen (Y) tersebut, berdasarkan rumusan regresi dapat dijelaskan bahwa jika tidak ada variabel komunikasi interpersonal (X2), maka nilai kinerja dosen(Y) adalah sebesar 103.086. Penambahan satu satuan komunikasi interpersonal (X2), akan meningkatkan nilai kinerja dosen (Y) sebesar 0,567.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa meskipun dikontrol oleh variabel kinerja dosen (Y) variabel komunikasi interpersonal (X2) tetap berarti. Hal ini merupakan landasan dalam upaya meningkatkan kinerja dosen (Y) melalui komunikasi interpersonal (X2). Tidak akan tercapai kinerja dosen (Y) yang tinggi jika komunikasi interpersonal (X2) tidak dikembangkan dengan secara optimal.

Sesuai hasil analisis korelasi dan regresi ganda antara variabel gaya kepemimpinan (X1) dengan komunikasi interpersonal (X2) terhadap kinerja dosen (Y) menunjukkan

(14)

bahwa model regresi Ŷ = 109.996 + 0,420X1 + 0,447X2 + e dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,729 pada taraf signifikansi 95 % diperoleh pengertian bahwa variabel gaya kepemimpinan (X1) dengan komunikasi interpersonal (X2) dapat memprediksi kinerja dosen (Y). Variabel gaya kepemimpinan (X1) dengan komunikasi interpersonal (X2) ini memiliki hubungan positif dan pengaruh / determinasi yang berarti. Koefisien determinasi menunjukkan 0,552 atau 55,20 % variasi yang terjadi pada kinerja dosen (Y) dapat dijelaskan oleh gaya kepemimpinan (X1) dengan komunikasi interpersonal (X2).

Pengaruh variabel gaya kepemimpinan (X1) dengan komunikasi interpersonal (X2) terhadap kinerja dosen (Y) tersebut, berdasarkan rumusan regresi dapat dijelaskan bahwa jika tidak ada variabel gaya kepemimpinan (X1) dengan komunikasi interpersonal (X2), maka nilai kinerja dosen (Y) adalah sebesar 103.086. Penambahan satu satuan gaya kepemimpinan (X1) akan meningkatkan nilai kinerja dosen (Y) sebesar 0,420. Satuan variabel komunikasi interpersonal (X2) yang dapat ditingkatkan sehingga mampu meningkatkan kinerja dosen (Y) sebesar 0,447. KESIMPULAN, DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Sesuai analisis data dan pengujian hipotesis yang dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut

1. Terdapat pengaruh positif dan nyata antara gaya kepemimpinan (X1) terhadap kinerja dosen (Y) secara nyata dan kuat.

2. Terdapat pengaruh positif dan nyata antara komunikasi interpersonal (X2) terhadap kinerja dosen (Y) secara nyata dan kuat.

3. Terdapat pengaruh positif dan nyata antara gaya kepemimpinan (X1) dan komunikasi interpersonal (X2) secara bersama - sama terhadap kinerja dosen (Y) secara nyata dan sangat kuat.

B. Implikasi

Berdasarkan uraian kesimpulan di atas diketahui bahwa ketiga hipotesis penelitian yang diajukan diterima, yaitu : gaya kepemimpinan (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja dosen (Y); komunikasi interpersonal (X2) mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja dosen (Y) dan ; gaya kepemimpinan (X1) dan komunikasi interpersonal (X2) secara bersama - sama mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja dosen (Y). Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk meningkatkan kinerja dosen (Y) perlu dilakukan melalui upaya peningkatan gaya kepemimpinan (X1) dan komunikasi interpersonal (X2). yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja dosen (Y). Adapun uraian upaya peningkatan tersebut adalah :

1. Upaya meningkatkan kepemimpinan (X1), maka beberapa indikator yang perlu ditingkatkan yaitu :

a. Keleluasaan dosen untuk berinisiatif dalam proses belajar mengajar. Upaya ini akan bermuara pada tumbuhnya inisiatif, tanggung jawab, serta partisipasi bawahan secara lebih optimal.

(15)

b. Tindak lanjut monitoring dan evaluasi untuk perbaikan lembaga. Hasil

monitoring

dan evaluasi merupakan masukan penting bagi pengembangan

lembaga, karena hal itu berdasarkan kondisi riil di lapangan.

Feed back

hasil

monitoring

dan evaluasi akan memperbaiki kinerja lembaga secara obyektif

dan proporsional.

c. Peningkatan kepengawasan dengan prinsip : berkelanjutan, dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi penyimpangan, diarahkan terhadap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan dengan lingkup semua dosen dan pegawai tata usaha.

d. Lembaga meningkatkan pelaksanaan visi, misi, tujuan dan sasaran yang jelas, program tahunan dikembangkan berdasarkan rencana strategik, keputusan manajemen luwes menyesuaikan kondisi dan berdasarkan perubahan yang terencana, serta adanya komitmen mutu lembaga.

2. Untuk meningkatkan komunikasi interpersonal (X2), maka beberapa indikator yang perlu ditingkatkan yaitu :

a. Keterbukaan antar pimpinan terhadap bawahan dan sebaliknya.

b. Evaluasi proses dan hasil kerja dalam pelaksanaan tugas. Melalui evaluasi ini dapat dilakukan telaah tentang kelemahan - kelemahan dan penyimpangan - penyimpangan proses dan hasil kerja yang mungkin terjadi, sehingga dengan segera dapat dilakukan perbaikan.

c. Kepemimpinan pemimpin fakultas benar - benar dapat mendukung kinerja dosen.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Syafaruddin, 2001,

Manajemen Sumber Daya Manusia

, BPFE, Yogyakarta Anoraga, Panji, 1998,

Psikologi Kerja

, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi.1998.

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

. Rineka Cipta, Jakarta.

Cahyono, Bambang Tri, 1996,

Manajemen Sumber Daya Manusia

, Badan Penerbit IPWI, Jakarta.

Djamaluddin, Arief, 2003,

Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Persaingan

Global

, Badan Penerbit Pengembangan Bisnis dan Manajemen Global,

Jakarta.

Furtwengler, Dale, 2002,

Penilaian Presentasi Kerja

, terjemahan Fandy Ciptono, Andi Offset, Yogyakarta.

Gipson, James L, Ivancecich, John M, Donnely James H, 1985,

Organization

Behavior

,

Structure, Process, Business Publications

Inc., Texas.

Handoko, T. Hani, 1990,

Manajemen

, Edisi II, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Hariandja, Marihot Tua Efendi, 2002,

Manajemen Sumber Daya Manusia

, Grasindo, Jakarta.

Hines,Gary K.,1993,

Kepemimpinan

, Terjemahan Susanto Budidharmo, PT Gramedia, Jakarta.

Ivancevich, John M. and Matteson, Michael T., 1985,

Organization Behavior,

Structure, Process

,

Business Publications

Inc., Texas.

(16)

Juanda, Bambang, 2003,

Pengantar Statistika

, Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB, Bogor.

Kartini, Kartono, 1986,

Pemimpin dan Kepemimpinan

, Rajawali, Jakarta.

Katzenbach, John R., 1998,

Pemimpin Perubahan Sejati

, terjemahan oleh Agus Maulana, Pofessional Books, Jakarta.

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2001,

Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan

, Rosdakarya, Bandung.

Mathis L. Robert. Jackson John H, 2001,

Manajemen Sumber Daya Manusia

, terjemahan Jimmy Sadeh, Bayu Prawira, Salemba Empat, Jakarta.

Prawirosentono, Suyadi, 1999,

Kebijakan Kinerja Karyawan

, BPFE Yogyakarta. Robbins dan Coulter, 2002,

Manajemen

, PT Indeks Kelompok Gamedia, Jakarta. Robbins, Stephen P, 1998,

Organizational Behavior

, Prentice Hall International, New

Jersey.

Ruky, Achmad, 2001,

Sistem Manajemen Kinerja: Panduan Praktis untuk Merancang

dan Meraih Kinerja Prima

, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Santoso, Singgih, 2004,

SPSS Statitistik Multivariat

, Elek Media Komputindo, Jakarta. Siagian, Sondang, 1993,

Manajemen Sumber Daya Manusia

, Bumi Aksara, Jakarta. Soelaiman Sukmalana, 2005,

Langkah dan Kebijakan Evaluasi Kinerja

, Universitas

Tridinanti, Palembang.

Supardi dan Anwar, Syaiful, 2002,

Dasar - dasar Perilaku Organisasi

, UII Press, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy, 2004,

Prinsip - prinsip Total Quality Service

, Andi, Yogyakarta. Wahjosumidjo, 1997,

Kepemimpinan dan Organisasi

, Jakarta: Ghalia Indonesia, Yukl, Gary, 1990,

Kepemimpinan dalam Organisasi

, alih bahasa Jusuf Udaya,

Gambar

Tabel 1. Skala Penafsiran Nilai Indikator

Referensi

Dokumen terkait

Tahun 2012 Palestina kembali melakukan upaya memperoleh peningkatan status di PBB. Diakses dari &lt;http://www. rencana Palestina mengajukan peningkatan statusnya di

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari kuesioner FFQ (food frequency questionnaire) makanan dan minuman beresiko yaitu makan pedas, makanan asam dan

Ia sering membantu dan merupakan orang yang berperan penting membuat Mashiro dan Takagi menjadi seorang mangaka.Ia sempat berhenti bekerja sebagai editor Mashiro dan Takagi

Nursyirwan dalam laporan penelitiannya, “Musik Kompang Di Daerah Kelakap Tujuh Perspektif Musikologis” (Pad angpanjang, STSI, 2000), temuan penelitiannya memang sulit untuk

Paham ini berpendapat bahwa indera atau pengalaman adalah sumber satu-satunya atau paling tidak sumber primer dari pengetahuan manusia, sehingga pengenalan

Oleh karena itu, melalui karakterisasi RNA triple helix spesifik terhadap microRNA-15a dan microRNA-26a, diharapkan terapi pada katarak menjadi lebih efektif dan

Direktorat Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan bertanggung jawab dan wajib menyampaikan laporan tahunan pelaksanaan penerimaan LKTP kepada Menteri melalui Direktur

Dalam inkorporasi variabel mutu tomat, dilakukan analisa fisik ( panjang, diameter, berat, tekstur, warna daging, dan warna kulit) dan analisa kimia ( kadar air,