• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI ATAS KETAATAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI DALAM KAITANNYA DENGAN PSAK NO.27 PADA KOPERASI KOPTI KABUPATEN BOGOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI ATAS KETAATAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI DALAM KAITANNYA DENGAN PSAK NO.27 PADA KOPERASI KOPTI KABUPATEN BOGOR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL ILMIAH RANGGAGADING

Volume 6 No. 2, Oktober 2006 : 63 – 68

EVALUASI ATAS KETAATAN LAPORAN KEUANGAN

KOPERASI DALAM KAITANNYA DENGAN PSAK NO.27

PADA KOPERASI KOPTI KABUPATEN BOGOR

Oleh

H. Moermahadi Soerja Djanegara* dan Kurniawan

*Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan

ABSTRACT

KOPTI Co-operative of Bogor Regency has done accounting practice in recording all finance transaction. That matter could be looked at Financial Report of KOPTI co-operative on yearly members meeting. Nowadays Financial Report of KOPTI comprises balance and dividend calculation accounting. This research has purpose to find out the application of Finance Accounting Standard Statement (PSAK) No. 27 as a compass for accounting practice and finance accounting arrangement by co-operative venture. Keywords: Financial Report; PSAK No. 27.

PENDAHULUAN

Koperasi sebagai suatu badan usaha mempunyai ciri yang berbeda dengan badan usaha lainnya ditinjau dari organisasi, cara pengelolaan maupun tujuannya. Oleh kerena itu, Ikatan Akuntan Indonesia telah menetapkan standar khusus bagi koperasi yaitu: Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 tentang praktek akuntansi yang dilakukan oleh badan usaha koperasi, sebagai dasar pembuatan laporan keuangan.

Seperti Badan Usaha lainnya, setiap periode koperasi akan mengeluarkan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan laporan yang menggambarkan rangkaian transaksi keuangan koperasi dalam suatu periode. Laporan keuangan juga dapat merupakan pertanggungjawaban dari pihak manajemen yang mengelola jalannya aktivitas koperasi selama dalam satu periode akuntansi.

Laporan keuangan sangat diperlukan oleh pihak-pihak pemakai laporan keuangan, baik dari pihak dalam maupun pihak luar badan usaha koperasi, sebagai alat untuk mengambil keputusan tertentu. Untuk dapat menimbulkan tingkat kepercayaan di sisi para pengguna laporan keuangan, maka laporan keuangan harus disusun secara benar sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang ada. Dengan demikian diharapkan manajemen koperasi berpedoman terhadap PSAK No.27 di dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya, seperi yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Sehingga laporan keuangan yang disajikan manajemen koperasi tersebut, dapat diterima dengan baik oleh para pemakai laporan keuangan dan telah disusun secara benar sesuai dengan isi pernyataan-pernyataan yang ada dalam PSAK No.27.

(2)

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi dan memrbandingkan laporan keuangan yang disajikan KOPTI dengan penryataan-pernyataan yang ada dalam PSAK No.27. Adapun pengumpulan data untuk informasi bagi penelitian ini adalah : a. Penelitian Kepustakaan (library research)

Teknik pengumpulan data atau informasi dalam penelitian dengan menggunakan buku-buku referensi baik secara langnsung maupun tidak langsung, yang berhubungan dengan objek dan masalah yang dibahas, serta bacaan-bacaan lain dan bahan-bahan lain yang berhubungan. b. Penelitian Lapangan (field research)

Peneliltian ini dilakukan secara langsung untuk memperoleh data-data dan informasi dari perusahaan guna menunjang penelitian ini, dengan melakukan pencatatan data-data, dokumen-dokumen dan informasi koperasi sebatas yang dapat diperoleh dan diberikan oleh pimpinan koperasi serta tidak menyangkut kerahasiaan koperasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Evaluasi Atas Ketaatan Laporan

Keuangan Koperasi KOPTI Kabupaten Bogor Terhadap PSAK No. 27.

Laporan keuangan yang disajikan koperasi KOPTI Kabupaten Bogor periode 31 Desember 2004 adalah berupa neraca dan laporan perhitungan hasil usaha. Laporan keuangan tersebut disajikan oleh manajemen koperasi KOPTI pada saat rapat anggota tahunan (RAT). Rapat anggota tahunan merupakan rapat yang antara lain membahas hasil-hasil yang telah dicapai oleh koperasi KOPTI Kabupaten Bogor dan rencana-rencana yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.

Laporan yang disajikan KOPTI adalah berupa laporan perhitungan hasil usaha dan neraca. Dengan demikian dapat diketahui bahwa koperasi KOPTI Kabupaten Bogor belum menyusun atau menyajikan laporan promosi ekonomi anggota, laporan arus kas,

dan catatan atas laporan keuangan seperti yang diharuskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.27. Dalam mengevaluasi laporan keuangan ini dilakukan terhadap laporan keuangan yang ada yaitu laporan perhitungan hasil usaha dan neraca.

1.1 Evaluasi Atas Keataatan Laporan Perhitungan Hasil Usaha Koperasi KOPTI Terhadap PSAK No.27

Laporan perhitungan hasil koperasi KOPTI Kabupaten Bogor terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu, bagian utama laporan perhitungan hasil usaha dan bagian kedua merupakan penjelasan atau rincian dari laporan perhitungan hasil usaha tersebut. Laporan perhitungan hasil usaha koperasi KOPTI disajikan dalam rapat anggota tahunan (RAT) yang merupakan pertanggung jawaban manajemen koperasi KOPTI terhadap anggota.

Laporan perhitungan hasil usaha koperasi KOPTI Kabupaten Bogor belum melakukan pemisahan pendapatan yang berasal dari anggota dan pendapatan yang berasal dari non anggota. Hal tersebut dapat disebabkan oleh tidak adanya pemisahan pencatatan transaksi usaha yang berasal dari anggota dan pencatatan transaksi yang berasal dari non anggota.

Apabila kita perbandingkan laporan perhitungan sisa hasil usaha yang disajikan koperasi KOPTI Kabupaten Bogor dengan bagan laporan perhitungan hasil usaha yang ada dalam PSAK No. 27, maka terdapat beberapa perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat terlihat dari : a. Pendapatan

Dari penyajian pendapatan dalam laporan perhitungan hasil usaha dapat diketahui bahwa koperasi KOPTI Kabupaten bogor belum melakukan pemisahan atau pengelompokan pendapatan yang berasal dari anggota dan pendapatan yang berasal dari non anggota.

(3)

Sehingga tidak diketahui seberapa besar pendapatan yang berasal dari anggota/partisipasi anggota dan seberapa besar pendapatan yang berasal dari non anggota.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.27,(27.12) menetapkan bahwa:“ perhitungan hasil usaha harus memuat hasil usaha dengan anggota dan non anggota ”. Jadi jelas bahwa laporan perhitungan hasil usaha yang disajikan koperasi, harus mengadakan pemisahan atau pengelompokan pendapatan, yaitu pendapatan yang berasal dari anggota dan pendapatan yang berasal dari non anggota.

Hal tersebut dapat disebabkan karena tidak adanya pemisahan pencatatan transaksi yang berasal dari anggota dan pencatatan transaksi yang berasal dari non anggota dalam praktik akuntansi yang diselenggarakan koperasi KOPTI Kabupaten Bogor.

b. Beban

Dalam menyajikan beban dalam laporan perhitungan hasil usaha koperasi KOPTI Kabupaten Bogor membagi beban kedalam 3(tiga) kelompok beban yaitu beban manajemen dan organisasi, beban usaha, dan beban penyusutan. Apabila kita perbandingkan dengan beban yang ada pada bagan laporan perhitungan hasil usaha maka terdapat beberapa perbedaan, yaitu dalam laporan perhitungan hasil usaha koperasi KOPTI belum terdapat pemisahan beban usaha dan beban perkoperasian seperti yang diharuskan dalam PSAK No.27. Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia No.27,(27.11) tentang beban koperasi menetapkan bahwa “beban usaha dan beban perkoperasian harus disajikan secara terpisah dalam laporan perhitungan hasil usaha“. Karena hal tersebut sesuai dengan fungsi badan usaha koperasi yang bertujuan

mensejahterakan anggota pada khusunya juga berfungsi mensejahterakan masyarakat pada umumnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa badan usaha koperasi adalah badan usaha yang tidak hanya mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, tetapi juga harus aktif dalam kegitan sosial kemasyarakatan (fungsi organisasi koperasi). Sehingga akan terdapat beban dari kegiatan–kegiatan tersebut, yang merupakan beban diluar usaha koperasi.

1.2 Evaluasi Atas Ketaatan Neraca Koperasi KOPTI Terhadap PSAK No.27.

Neraca yang disajikan koperasi KOPTI Kabupaten bogor terdiri dari perkiraan-perkiraan aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva lain-lain, kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang, dan kekayaan bersih. Berikut ini merupakan perkiraan-perkiraan yang ada dalam neraca koperasi KOPTI Kabupaten Bogor dan perkiraan-perkiraan yang ada dalam contoh bagan neraca menurut PSAK No.27.

a. Kekayaan bersih

Jika kita perbandingkan antara perkiraan yang disajikan KOPTI terhadap perkiraan yang ada dalam contoh bagan neraca menurut PSAK No.27 maka terdapat beberapa perbedaan nama rekening. Yaitu dalam perkiraan kekayaan bersih KOPTI terdapat nama rekening simpanan wajib khusus dan nama rekening cadangan dari dana. Koperasi KOPTI telah menyajikan dan mengakui simpanan pokok dan simpanan wajib sesuai dengan pernyataan yang ada dalam PSAK No.27. Simpanan-simpanan tersebut merupakan modal anggota. Modal anggota dapat diakui sebagai ekuitas, hal tersebut sesuai dengan PSAK No.27 (2002,56).

(4)

Koperasi KOPTI telah menyajikan rekening cadangan-cadangan dalam neraca seperti yang diharuskan dalam PSAK. Rekening cadangan– cadangan KOPTI berasal dari cadangan dana dan cadangan sisa hasil usaha. Besarnya nilai cadangan dari sisa hasil usaha disesuaikan dengan ketentuan anggaran dasar koperasi atau dalam rapat anggota tahunan (RAT) KOPTI. Tujuan dari pembentukan dana cadangan adalah untuk pengembangan usaha, menutup resiko kerugian, dan pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi. Dan tujuan dari penggunaan dana cadangan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Hal tersebut sesuai dengan PSAK No.27 (2002,27.28) yaitu : “cadangan dan dana tujuan penggunaannya dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan“.

b. Aktiva Lancar

Dalam penyajian pelaporan aktiva lancar, tidak tedapat perbedaan nama rekening antara perkiraan aktiva lancar yang disajikan koperasi KOPTI dengan perkiraan aktiva lancar yang dicontohkan dalam PSAK NO. 27.

c. Investasi Jangka Panjang

Pada penyajian laporan perkiraan investasi jangka panjang, terdapat beberapa perbedaan nama rekening dalam perkiraan investasi jangka panjang koperasi KOPTI jika diperbandingkan dengan perkiraan investasi jangka panjang menurut PSAK No.27. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain, dalam perkiraan investasi jangka panjang KOPTI terdapat nama rekening simpanan pokok pada koperasi sekunder, nama rekening simpanan wajib pada koperasi sekunder, dan nama rekening simpanan sukarela pada koperasi sekunder. Dimana nama-nama rekening tersebut dalam contoh perkiraan investasi jangka panjang menurut PSAK No.27 tidak

ada, hanya disebutkan penyertaan terhadap badan usaha koperasi dan penyertaan terhadap badan usaha non koperasi.

d. Aktiva tetap

Penyajian laporan aktiva tetap tidak tedapat perbedaan nama rekening antara perkiraan aktiva tetap yang disajikan koperasi KOPTI dengan perkiraan aktiva tetap yang dicontohkan dalam PSAK NO. 27. Sehingga dapat disimpulkan bahwa koperasi KOPTI telah mengakui dan menyajikan perkiraan aktiva tetap sesuai dengan PSAK No.27. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tidak terdapat pernyataan khusus yang mengtur perlakuan akuntansi dan penyajiaannya dalam neraca koperasi. Maka perlakuan akuntansi maupun penyajiannya dalam neraca mengacu terhadap PSAK lain atau disamakan dengan badan usaha lain pada umumnya.

e. Kewajiban Lancar

Pada penyajian laporan perkiraan kewajiban lancar, terdapat beberapa perbedaan nama rekening antara perkiraan kewajiban lancar yang disajikan KOPTI dengan bagan contoh perkiraan kewajiban lancar menurut PSAK No.27. Perbedaan-perbadaan tersebut antara lain dapat terlihat dari, dalam perkiraan kewajiban lancar yang disajikan KOPTI terdapat nama rekening dana-dana keputusan rapat, dan nama rekening pendapatan yang ditahan. Dalam contoh bagan perkiraan kewajiban lancar menurut PSAK No.27 nama rekening tersebut tidak ada.

Dalam penyajian perkiraan kewajiban lancar tersebut terdapat rekening simpanan hutang dana simpanan anggota. Hutang dana tersebut merupakan dana yang disimpan atau dititipkan anggota terhadap koperasi sebagai tabungan. Simpanan tersebut tidak dimasukan atau diakui sebagai modal anggota

(5)

koperasi, karena tidak berkarakteristik sebagai ekuitas. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan NO. 27, (2004,87) yaitu : “simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai ekuitas diakui sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai dengan tanggal jatuh temponya dan dicatat sebesar nilai nominalnya”.

1.3 Sejauh Mana Penerapan PSAK No.27 Dalam Laporan Keuangan Koperasi KOPTI Kabupaten Bogor.

Dari keseluruhan penyajian laporan keuangan yang ada maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa perbedaan antara laporan keuangan yang disajikan KOPTI dengan contoh bagan laporan keuangan menurut PSAK No.27. Perbedaan tersebut antara lain dapat terlihat dalam neraca dan laporan perhitungan hasil usaha. Dalam neraca perbedaan tersebut dapat terlihat dari adanya beberapa nama rekening dari perkiraan-perkiraan yang disajikan KOPTI. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain dapat terlihat dari, dalam perkiraan Investasi jangka panjang dalam neraca KOPTI terdapat rekening simpanan pokok pada koperasi sekunder, rekening simpanan wajib pada koperasi sekunder, dan rekening simpanan sukarela pada koperasi sekunder, dalam perkiraan kewajiban lancar terdapat nama rekening dana-dana keputusan rapat, dan rekening pendapatan yang ditahan, dan dalam perkiraan ekuitas/ kekayaan bersih dalam neraca KOPTI terdapat nama rekening simpanan wajib khusus dan rekening dari dana. Nama-nama rekening tersebut tidak terdapat dalam contoh bagan neraca menurut PSAK No.27.

Dalam menyajikan laporan perhitungan hasil usaha, koperasi KOPTI belum melakukan pemisahan atau pengelompokan pendapatan seperti yang diharuskan dalam

pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.27. Yaitu pemisahan pendapatan yang berasal dari anggota dan pendapatan yang berasal dari non anggota. Dalam praktik usahanya koperasi KOPTI Kabupaten Bogor melakukan pelayanan terhadap anggota maupun non anggota. Pendapatan KOPTI pada saat ini dikelompokan berdasarkan unit–unit usaha yang ada, yaitu pendapatan dari usaha jual beli kedelai, pendapatan dari usaha simpan pinjam, pendapatan dari usaha angkutan, pendapatan dari usaha fitness dan aerobic, dan pendapatan dari usaha waserda.

Masih dalam penyajian laporan perhitungan usaha, koperasi KOPTI juga belum memisahkan beban perkoperasian dan beban usaha seperti yang diharuskan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.27. Beban KOPTI pada saat ini dipisahkan atau dikelompokan berdasarkan beban organisasi dan manajemen, beban usaha, dan beban penyusutan.

Koperasi KOPTI belum menyajikan keseluruhan laporan keuangan yang diharuskan dalam PSAK No.27. Menurut PSAK No.27 menyatakan bahwa laporan keuangan untuk badan usaha koperasi terdiri dari neraca, laporan perhitungan hasil usaha, laporan promosi ekonomi anggota, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan yang disajikan KOPTI pada saat ini terdiri dari neraca dan laporan perhitungan hasil usaha. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa koperasi KOPTI Kabupaten Bogor periode 31 Desember, belum menyusun atau menyajikan laporan promosi ekonomi anggota, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan promosi ekonomi anggota sangat diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan terutama oleh para anggota koperasi KOPTI untuk mengetahui manfaat-manfaat yang telah diterimanya dari koperasi KOPTI Kabupaten Bogor.

(6)

KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari penyajian neraca yang ada, tedapat beberapa perbedaan nama rekening dari perkiraan-perkiraan neraca yang disajikan kopersi KOPTI jika di perbandingkan dengan contoh bagan neraca yang terdapat dalam PSAK No.27. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain dapat terlihat dari, dalam perkiraan Investasi jangka panjang dalam neraca KOPTI terdapat rekening simpanan pokok pada koperasi sekunder, rekening simpanan wajib pada koperasi sekunder, dan rekening simpanan sukarela pada koperasi sekunder, dalam perkiraan kewajiban lancar terdapat nama rekening dana-dana keputusan rapat, dan rekening pendapatan yang ditahan, dan dalam perkiraan ekuitas/ kekayaan bersih dalam neraca KOPTI terdapat nama rekening simpanan wajib khusus dan rekening dari dana. Nama-nama rekening tersebut tidak terdapat dalam contoh bagan neraca menurut PSAK No.27.

2. Dari penyajian laporan perhitungan hasil usaha (PHU) yang disajikan koperasi KOPTI, juga terdapat perbedaan-perbedaan jika diperbandingkan dengan contoh bagan laporan perhitungan hasil usaha yang ada dalam PSAK No.27. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain

• Dalam menyajikan pendapatan koperasi KOPTI Kabupaten Bogor belum melakukan pemisahan atau pengelompokan pendapatan. Yaitu pendapatan yang berasal dari anggota dan pendapatan yang berasal dari non anggota seperti yang diharuskan

dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 27.

• Dalam menyajikan beban koperasi KOPTI Kaupaten Bogor juga belum memisahkan beban perkoperasian dan beban usaha sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.27.

3. Koperasi KOPTI Kabupaten Bogor belum membuat atau menyusun laporan promosi ekonomi anggota, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.27 menyatakan bahwa laporan keuangan koperasi terdiri dari neraca, laporan perhitungan hasil usaha, laporan promosi ekonomi anggota, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Dengan demikian laporan keuangan yang disajikan koperasi KOPTI Kabupaten Bogor kurang lengkap menurut PSAK No. 27.

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar

Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat, 2002.

Hendrojogi. , KOPERASI Azas Azas Dan Praktek. edisi revisi, Jakarta : Raja Grafindo, , 1997.

Handhi Kusuma R.T Sutanya Rahardja. SH; MH, Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2000. Henry Simamora, Akuntansi Basis

Pengambilan Bisnis. cetakan pertama, Jakarta : Salemba Empat, 2000. Sofyan Safri Harahap, Analisa Kritis Atas

Laporan Keuangan.cetakan ketiga Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001.

Rivai Wirasassmita, N Kusno H.S, Erna Herlinawati Y, Manajemen Koperasi. Bandung : CV.Pionir Jaya,1999

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang periode 2007, memiliki kesamaan

Hasil Penelitian Dan Pembahasan Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan analisis rasio keuangan perusahaan

Jumlah complaint konsumen yang didokumentasikan oleh sistem informasi pemasaran untuk produk LED SSL secara global pada tahun 2008 sangat sedikit jumlahnya

kesempatan pada rekan lain untuk berbicara di forum diskusi  Dosen menerima adanya perbedaan pendapat dalam proses diskusi  Dosen tidak berdiskusi sendiri ketika ada

subjek hukum sehingga bila suami istri yang terikat dalam perkawinan melakukan. penyetoran modal maka adanya unsur harta bersama yang disetorkan di

Tet api kerana urusan di sempadan (melalui Hussein Bridge) yang dianggar 1 jam menjadi 2.5 jam (Immigrat ion Israel banyak menyoaljaw ab ahli rombongan) maka kami sampai t erlew at

1) Tingkat kecemasan yang sedang biasanya mendorong belajar, sedang tingkat kecemasan tinggi mengganggu belajar. 2) Siswa-siswa dengan tingkat kecemasan yang rendah lebih