• Tidak ada hasil yang ditemukan

etika bisnis SAP 6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "etika bisnis SAP 6"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Utilitarianisme berasal dari kata

Utilitarianisme berasal dari kata “utility”“utility”  yang berarti bermanfaat atau  yang berarti bermanfaat atau  berguna.

 berguna. Utilitarianisme Utilitarianisme adalah adalah aliran aliran yang yang meletakkan meletakkan kemanfaatan kemanfaatan sebagaisebagai tujuan utama hukum dan bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan tujuan utama hukum dan bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan sosial politik, ekonomi, dan legal secara moral. Singkatnya, bagaimana menilai sosial politik, ekonomi, dan legal secara moral. Singkatnya, bagaimana menilai sebuah kebijaksanaan publik, yaitu kebijaksanaan yang punya dampak bagi sebuah kebijaksanaan publik, yaitu kebijaksanaan yang punya dampak bagi kepentingan banyak orang secara moral.

kepentingan banyak orang secara moral.

Sebagai penilaian atas tindakan atau kebijaksanaan yang sudah terjadi, etika Sebagai penilaian atas tindakan atau kebijaksanaan yang sudah terjadi, etika utilitarianisme juga dapat berfungsi sebagai sasaran atau tujuan ketika utilitarianisme juga dapat berfungsi sebagai sasaran atau tujuan ketika kebijaksanaan atau program tertentu yang telah di jalankan itu akan di revisi dan kebijaksanaan atau program tertentu yang telah di jalankan itu akan di revisi dan sebagai standar penilaian berfungsi sekaligus sebagai sasaran akhir dari sebuah sebagai standar penilaian berfungsi sekaligus sebagai sasaran akhir dari sebuah kebijaksanaan atau program yang ingin di revisi.

kebijaksanaan atau program yang ingin di revisi.

B.

B. Rumusan MasalahRumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka dalam makalah ini kami akan membahas : Dari latar belakang diatas, maka dalam makalah ini kami akan membahas : 1.

1. Apa saja kriteria dan prinsip etika utilitarianisme?Apa saja kriteria dan prinsip etika utilitarianisme? 2.

2. Apa saja nilai positif etika utilitarianisme?Apa saja nilai positif etika utilitarianisme? 3.

3. Bagaimana etika utilitarianisme sebagai proses dan standar penilaian?Bagaimana etika utilitarianisme sebagai proses dan standar penilaian? 4.

4. Bagaimana analisis Bagaimana analisis keuntungan keuntungan dan kerugian dan kerugian etika utilitarianisme?etika utilitarianisme? 5.

5. Apa saja kelemahan etika utilitarianisme?Apa saja kelemahan etika utilitarianisme?

C.

C. TujuanTujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1.

1. Untuk mengetahui kriteria dan prinsip etika utilitarianismeUntuk mengetahui kriteria dan prinsip etika utilitarianisme 2.

2. Untuk mengetahui nilai positif etika utilitarianismeUntuk mengetahui nilai positif etika utilitarianisme 3.

3. Untuk mengetahui etika utilitarianisme sebagai proses dan standarUntuk mengetahui etika utilitarianisme sebagai proses dan standar  penilaian

 penilaian 4.

(2)

BAB II PEMBAHASAN

A. Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme 1. Menimbang Biaya dan Keuntungan Sosial

Utilitarianisme berasal dari bahasa latin Utilis  yang berarti berguna, dan menguntungkan. Perilaku dan perbuatan manusia dikatakan baik jika mendatangkan keuntungan dan kegunaan. Dengan demikian, utilitarianisme merupakan sebuah istilah umum untuk semua pandangan yang menyatakan bahwa tindakan dan kebjakan perlu dievaluasi berdasarkan keuntungan dan biaya yang di  bebankan kepada masyarakat.

Seperti perusahaan Caltex saat mereka mengklaim bahwa perusahaan perlu memindahkan pusat operasinya ke daerah Afrika Selatan karena dinilai mendatangkan konsekuensi yang paling menguntungkan. Dalam situasi apapun, tindakan atau kebijakan yang benar adalah yang memberikan keuntungan paling  besar atau biaya yang paling rendah.

2. Utilitarianisme Tradisional

Jeremy Bentham (1748-1832) sering di anggap pendiri ulitirianisme tradisional. Bentham mencari dasar objektif untuk membuat keputusan yang mampu memberikan norma yang dapat di terima public dalam menetapkan kebijakan peraturan sosial. Dengan cara melihat pada berbagai kebijakan yang dapat di tetapkan dan membandingkan keuntungan, serta konsekuensi-konsekuensinya.

Prinsip Ultilirianisme adalah suatu tindakan yang dianggap benar dari sudut  pandang etis jika jumlah total utilitas yang di hasilkan dari tindakan tersebut lebih  besar dari jumlah total yang di hasilkan oleh tindakan lain yang dilakukan. Namun ini tidak berarti tindakan yang benar adalah tindakan yang menghasilkan utilitas  paling besar bagi orang yang melakukan tindakan tersebut. Tetapi, suatu tindakan

dianggap benar jika menghasilkan utilitas paling besar bagi semua orang yang terpengaruh oleh tindakan tersebut.

(3)

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa terdapat 3 (tiga) kriteria prinsip etika ulitirianisme (Keraf, 1998:94) :

1) Manfaat, yaitu bahwa kebijakan atau tindakan itu mendatangkan manfaat atau kegunaan tertentu. Suatu kebijakan atau tindakan adalah baik dan tepat secara moral jika kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat atau keuntungan.

2) Manfaat terbesar, yaitu bahwa kebijakan atau tindakan itu mendatangkan manfaat terbesar dibandingkan dengan alternative lainnya. Diantara  berbagai kebijakan atau tindakan yang sama baiknya, kebijakan atau tindakan yang mendatangkan manfaat terbesar adalah tindakan yang paling  baik.

3) Manfaat terbesar yang diterima oleh sebanyak mungkin orang. Diantara  berbagai kebijakan atau tindakan yang sama-sama mendatangkan manfaat terbesar, kebijakan atau tindakan yang baik adalah kebijakan atau tindakan yang bermanfaat bagi lebih banyak orang.

B. Nilai Positif Etika Ulitirianisme

Etika ulitirianisme tidak memaksakan suatu yang asing. Etika ini menggambarkan apa yang sesungguhnya dilakukan oleh orang yang rasional dalam mengambil keputusan, khususnya keputusan moral, termasuk dalam bidang  bisnis.

Menurut Keraf (1998:96) terdapat 3 nilai postif etika utilitarianisme, yaitu: 1) Rasional

Etika utilirianisme memberikan kriteria yang objektif dan rasional yang tidak didasarkan pada aturan-aturan kaku yang tidak dipahami atau tidak diketahui keabsahannya.

2) Otonom

Etika utilirianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral untuk berpikir dan bertindak dengan memperhatiakan 3 kriteria objektif dan rasioanal. Tidak ada paksaan bahwa orang harus bertindak dengan cara tertentu yang tidak diketahui alasannya.

(4)

3) Universal

Etika ini mengutamakan manfaat atau akibat dari suatu tindakan bagi  banyak orang. Suatu tindakan dinilai bermoral apabila tindakan tersebut

memberi manfaat terbesar bagi banyak orang.

C. Etika Utilitarianisme Sebagai Proses dan Standar Penilaian

Secara umum etika utilirianisme dapat dipakai dalam dua wujud yang berbeda, yaitu:

1) Sebagai Proses Pengambilan Keputusan

Etika ini dipakai untuk melakukan perencanaan yang mengatur sasaran atau target yang akan dicapai. Atau dengan kata lain etika ini menjadi dasar utama dalam penyusunan program atau perencanaan yang menyangkut kepentingan banyak orang. Kriteria ini lalu menjadi kriteria seleksi bagi setiap alternative yang bisa di ambil.

2) Sebagai Standar Penilaian

Etika ini digunakan sebagai standar penilaian atas tindakan atau kebijakan yang telah dilakukan untuk menilai apakah tindakan atau kebijakan yang ditetapkan tersebut memang baik atau tidak. Ini berarti etika ini sangat tepat digunakan untuk mengevaluasi tindakan yang sudah dijalankan.

D. Analisis Keuntungan dan Kerugian

Dalam bidang ekonomi, etika utilitarianisme punya relevansi yang kuat dan dapat ditemukan dalam beberapa teori ekonomi yang populer. Sebut saja misalnya  prinsip optimalis dari Pareto, yang menilai baik buruknya suatu sistem ekonomi.

Suatu sistem ekonomi akan dinilai lebih baik kalau dalam sistem itu paling kurang satu orang menjadi lebih baik keadaannya dan tidak ada orang yang menjadi lebih  buruk keadaannya dibandingkan dengan sistem lainnya. Berdasarkan prinsip ini,  pasar misalnya dianggap paling baik karena memungkinkan konsumen memperoleh keuntungan secara maksimal. Dengan kata lain, suatu sistem dinilai lebih baik karena mendatangkan manfaat lebih besar dibandingkan dengan sistem alternatif lainnya.

(5)

Dalam ekonomi, etika utilitarianisme juga relevan dalam konsep efisiensi ekonimi. Prinsip efisiensi menekankan agar dengan menggunakan sumber daya sekecil mungkin dapat dihasilkan produk sebesar-besarnya. Dengan menggunakan sumber daya secara hemat harus bisa dicapai hasil yang maksimal. Karena itu, semua perangkat ekonomi harus dikerahkan sedemikian rupa untuk bisa mencapat hasil terbesar dengan menggunakan sumber daya sekecil mungkin. Ini prinsip dasar etika utilitarianisme.

Dalam etika utilitarianisme, maanfaat dan kerugian selalu dikaitkan dengan semua orang yang terkait, sehingga analisis keuntungan dan kerugian tidak lagi semata-mata tertuju pada keuntungan bagi perusahaan Berikut ini adalah analisis keuntungan dan kerugian dalam kerangka etika bisnis :

1) Keuntungan dan kerugian (cost and benefits)  yang dianalisis jangan semata-mata dipusatkan pada keuntungan dan kerugian bagi  perusahaan, kendati benar bahwa ini sasaran akhir. Yang juga perlu mendapat perhatian adalah keuntungan dan kerugian bagi banyak pihak lain yang terkait dan berkepentingan, baik kelompok primer maupun sekunder. Jadi, dalam analisis ini perlu juga diperhatikan bagaimana daan sejauh mana suatu kebijaksanaan dan kegiatan bisnis suatu  perusahaan membawa akibat yang menguntungkan dan merugikan bagi kreditor, konsumen, pemosok, penyalur, karyawan, masyarakat luas, dan seterusnya. Ini berarti etika utilitarianisme sangat sejalan dengan apa yang telah kita bahas sebagai pendekatan stakeholder .

2) Seringkali terjadi bahwa analisis keuntungan dan kerugian ditempatkan dalam kerangka uang (satuan yang sangat mudah dikalkulasi). Yang juga  perlu mendapat perhatian serius adalah bahwa keuntungan dan kerugian disini tidak hanya menyangkut aspek financial, melainkan juga aspek-aspek moral; hak dan kepentingan konsimen, hak karyawan, kepuasan konsumen, dsb. Jadi, dalam kerangka klasik etika utilitarianisme, manfaat harus ditafsirkan secara luas dalam kerangka kesejahteraan, kebahagiaan, keamanan sebanyak mungkin pihhak terkait yang  berkepentingan.

(6)

3) Bagi bisnis yang baik, hal yang juga mendapat perhatian dalam analisis keuntungan dan kerugian adalah keuntungan dan kerugian dalam jangka  panjang. Ini penting karena bias saja dalam jangka pendek sebuah kebijaksanaan dan tindakan bisnis tertentu sangat menguntungkan, tapi ternyata dalam jangka panjang merugikan atau paling kurang tidak memungkinkan perusahaan itu bertahan lama. Karena itu, benefits yang menjadi sasaran utama semua perusahaan adalah long term net benefits.

Sehubungan dengan ketiga hal tersebut, langkah konkret yang perlu dilakukan dalam membuat sebuah kebijaksanaan bisnis adalah mengumpulkan dan mempertimbangkan alternative kebijaksanaan bisnis sebanyak-banyaknya. Semua alternative kebijaksanaan dan kegiatan itu terutama dipertimbangkan dan dinilai dalam kaitan dengan manfaat bagi kelompok-kelompok terkait yang  berkepentingan atau paling kurang, alternatif yang tidak merugikan kepentingan

semua kelompok terkait yang berkepentingan. Kedua, semua alternative pilihan itu perlu dinilai berdasarkan keuntungan yang akan dihasilkannya dalam kerangka luas menyangkut aspek-aspek moral. Ketiga, neraca keuntungan dibandingkan dengan kerugian, dalam aspek itu, perlu dipertimbagkan dalam kerangka jangka  panjang. Kalau ini bias dilakukan, pada akhirnya ada kemungkinan besar sekali  bahwa kebijaksanaan atau kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan tidak hanya

menguntungkan secara financial, melainkan juga baik dan etis.

E. Kelemahan Etika Utilitarianisme

Dibawah ini menyinggung beberapa kelemahan etika utilitarianisme, tanpa  bermaksud melangkah lebih jauh ke dalam pendekatan fisiologis mengenai

kelemahan-kelemahan tersebut, yaitu :

1) Manfaat merupakan sebuah konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan malah menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit. Karena, manfaat bagi manusia berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Sebuah tindakan bisnis bisa sangat menguntungkan dan bermanfaat bagi sekelompok orang, tetapi bisa sangat merugikan bagi kelompok lain. Masuknya industri ke daerah pedesaan bisa sangat menguntungkan bagi

(7)

sebagian penduduk desa, tetapi bahi yang lain justru merugikan karena hilangnya udara bersih dan ketenangan di desa. Mengimpor buah-buahan luar negeri bisa sangat menguntungkan dan bermanfaat bagi konsumen di daerah perkotaan tetapi tindakan yang sama bisa sangat merugikan petani lokal. Maka, suhubungan itu terjadi kesulitan, siapa yang memutuskan kepentingan siapa lebih penting daripada kepentingan orang lain.

2) Persoalan klasik yang lebih filosofis adalah bahwa etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri, da n hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya. Padahal, sangat mungkin terjadi suatu tindakan pada dasarnya tidak baik, tetapi ternyata mendatangkan keuntungan atau manfaat.

3) Dalam kaitan dengan itu, etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius kemauan atau motivasi baik seseorang. Akibatnya, kendati seseorang mempunya motivasi yang baik dalam melakukan tindakan tertentu, tetapi ternyata membawa kerugian yang besar bagi banyak orang, tindakan itu tetap dinilai tidak baik dan tidak etis. Padahal, dalam  banyak kasus, sering kita tidak bisa meramalkan dan menduga secara  persis konsekuensi atau akibat dari suatu tindakan. Sangat mungkin terjadi bahwa akibar yang merugikan dari suatu tindakan tidak dilihat sebelumnya dan baru diketahui lama sesudahnya.

4) Variabel yang dinilai tidak semuanya bisa dikuantifikasi. Karena itu, sulit mengukur dan membandingkan keuntungan dan kerugian hanya  berdasarkan variabel yang ada. Secara khusus sulit untuk menilai dan

membandingkan variabel moral yang tidak bisa dikuantifikasi. Polusi udara, hilangnya air bersih, kenyamanan dan keselamatan kerja, kenyamanan produk, dan seterusnya, termasuk nyawa manusia, tidak bisa dikuantifikasi dan sulit bisa dipakai dalam menilai baik buruknya suatu tindakan berdasarkan manfaat-manfaat ini.

5) Seandainya ketiga kriteria dari utilitarianisme sangat bertentangan, ada kesulitan cukup besar untuk menentukan prioritas diantara ketiganya. 6) Kelemahan paling pokok dari etika utilitarianisme adalah bahwa

(8)

dikorbankan demi kepentingan mayoritas. Jadi, kendati suatu tindakan merugikan bahkan melanggar hak dan kepentingan kelompok kecil tertentu, tapi menguntungkan sebagian besar orang yang terkait, tindakan itu tetap dinilai baik dan etis. Artinya, etika utilitarianisme membenarkan  penindasan dan ketidakadilan demi manfaat yang diperoleh sebagian  besar orang. Dengan hanya mendasarkan diri pada manfaat keseluruhan, etika utilitarianisme membenarkan suatu tindakan, tanpa menghiraukan kenyataan bahwa tindakan yang sama ternyata merugikan segelintir orang tertentu. Jadi, suatu keijaksanaan bisnis akan dinilai baik dan etis kalau menguntungkan.

Dengan demikian menurut rule-utilitarianisme, fakta sebuah tindakan tertentu mampu memaksimalkan utilitas dalam kondisi tertentu, bukan berarti tindakan tersebut benar dari sudut pandang etis. Jadi, ada dua batasan utama terhadap metode utilitarian dalam penalaran moral.

1) Metode utilitarian cukup sulit digunakan saat menghadapi masalah masalah nilai yang sulit atau tidak dapat diukur secara kuantitatif.

2) Utilitarianisme tampak tidak mampu dalam mengahadapi situasi-situasi yang melibatkan masalah hak dan keadilan.

Utilitarianisme sebagai Proses dan sebagai Standar Penilaian

1) Pertama, etika utilitarianisme digunakan sebagai proses untuk mengambil keputusan, kebijaksanaan atau untuk bertindak terhadap suatu pemecahan masalah.

2) Kedua, etika utilitarianisme sebagai standar penilaian bagi tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan.

Contoh Kasus Etika Utilitarianisme

PT Freeport Indonesia (PTFI) merupakan perusahaan afiliasi dari  Freeport- McMoRan Copper & Gold Inc.. PTFI menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika Provinsi Papua, Indonesia. PTFI memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh  penjuru dunia.

(9)

PT Freeport Indonesia merupakan jenis perusahaan multinasional (MNC),yaitu perusahaan internasional atau transnasional yang berkantor pusat di satu negara dan kantor cabang di berbagai negara maju dan berkembang.

Contoh kasus pelanggaran etika yang dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia : 1. Mogoknya hampir seluruh pekerja PT Freeport Indonesia (FI) tersebut

disebabkan perbedaan indeks standar gaji yang diterapkan oleh manajemen pada operasional Freeport di seluruh dunia. Pekerja Freeport di Indonesia diketahui mendapatkan gaji lebih rendah daripada pekerja Freeport di negara lain untuk level jabatan yang sama. Gaji sekarang per  jam USD 1,5 – USD 3. Padahal, bandingan gaji di negara lain mencapai USD 15 – USD 35 per jam. Sejauh ini, perundingannya masih menemui  jalan buntu. Manajemen Freeport bersikeras menolak tuntutan pekerja,

entah apa dasar pertimbangannya.

2. Biaya CSR kepada sedikit rakyat Papua yang digembor-gemborkan itu  pun tidak seberapa karena tidak mencapai 1 persen keuntungan bersih PT FI. Malah rakyat Papua membayar lebih mahal karena harus menanggung akibat berupa kerusakan alam serta punahnya habitat dan vegetasi Papua yang tidak ternilai itu. Biaya reklamasi tersebut tidak akan bisa ditanggung generasi Papua sampai tujuh turunan. Selain bertentangan dengan PP 76/2008 tentang Kewajiban Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, telah terjadi bukti paradoksal sikap Freeport (Davis, G.F., et.al., 2006).

Kestabilan siklus operasional Freeport, diakui atau tidak, adalah barometer  penting kestabilan politik koloni Papua. Induksi ekonomi yang terjadi dari  berputarnya mesin anak korporasi raksasa Freeport-McMoran tersebut di kawasan Papua memiliki magnitude luar biasa terhadap pergerakan ekonomi kawasan, nasional, bahkan global.

Sebagai perusahaan berlabel MNC (multinational company) yang otomatis  berkelas dunia, apalagi umumnya korporasi berasal dari AS, pekerja adalah  bagian dari aset perusahaan. Menjaga hubungan baik dengan pekerja adalah suatu keharusan. Sebab, di situlah terjadi hubungan mutualisme satu dengan yang lain. Perusahaan membutuhkan dedikasi dan loyalitas agar produksi semakin baik,

(10)

sementara pekerja membutuhkan komitmen manajemen dalam hal pemberian gaji yang layak.

Berasal dari bahasa latin utilis yang  berarti“bermanfaat”.  Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Berdasarkan teori utilitarianisme, PT.Freeport Indonesia dalam hal ini sangat bertentangan karena keuntungan yang di dapat tidak digunakan untuk mensejahterakan masyarakat sekitar, melainkan untuk Negara Amerika.

(11)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan dapat kami simpulkan bahwa kriteria dan prinsip etika utilitarianisme menurut Keraf (1998:94) meliputi manfaat dan manfaat terbesar  bagi orang sebanyak mungkin. Sedangkan nilai positif etika utilitarianisme, ada rasional, otonom dan universal. Secara umum etika utilirianisme dapat dipakai dalam dua wujud yang berbeda, yaitu Etika utilitarianisme digunakan sebagai  proses untuk mengambil keputusan, kebijaksanaan atau untuk bertindak; dan

Etika utilitarianisme sebagai standar penilaian bagi tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan

Dalam analisis keuntungan dan kerugian etika utilitarianisme dalam kerangka etika bisnis terdapat :

(1) Keuntungan dan kerugian (cost and benefits) yang dianalisis tidak dipusatkan  pada keuntungan dan kerugian perusahaan;

(2) Analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang; (3) Analisis keuntungan dan kerugian untuk jangka panjang.

Sedangkan kelemahan dari etika utilitarianisme yaitu:

(a) Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam ken yataan praktis akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit;

(b) Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya;

(c) Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang; (d) Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikuantifikasi;

(e) Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan proiritas di antara ket iganya;

(f) Etika Utilitarianisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas.

(12)

B. Saran

1) Kelemahan dari etika utilitarianisme dalam penerapan dan pelaksanaannya  perlu ditekan agar dapat berjalan sesuai dengan manfaat yang nantinya akan berimbas pada masyarakat dan individu pelaksana maupun masyarakat yang berkaitan secara tidak langsung dengan kegiatan yang menyangkut utilitarianisme.

2) Etika Utilitarianisme diharapkan dapat melakukan proses tanpa mengorbankan kaum minoritas dan mendahulukan kaum mayoritas agar terjadinya suatu keseimbangan.

3) Keuntungan dan kerugian (cost and benefits) yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan perlu dijadikan sebagai pedoman agar tidak hanya keuntungan yang berupa materi namun dari segi hak para pekerja maupun masyarakat dapat terpenuhi secara fisik dan psikis.

4) Kepada para pembaca yang membaca makalah ini disarankan memahami dengan pikiran terbuka dan melengkapi wawasan dengan kajian ilmu yang lebih luas daripada makalah kami.

(13)

Daftar Pustaka

Endi, Arif. 2015. Etika Utilitarianisme dalam Bisnis.

http://ariefendi2.blogspot.co.id/2015/02/etika-utilitarianisme-dalam- bisnis.html. Diakses pada 3 Oktober 2017.

 Ningsih, Liasetiani. 2011. ETIKA BISNIS VI: Etika Utilitarianisme dalam Bisnis.

https://liasetianingsih.wordpress.com/2011/11/23/etika-bisnis-vi-etika-utilitarianisme-dalam-bisnis/. Diakses pada 3 Oktober 2017.

Sutrisna, Dewi. 2011. Etika Bisnis : Konsep Dasar, Implementasi dan Kasus. Denpasar : Udayana University Press

Referensi

Dokumen terkait

Petunjuk :Diskusikan dengan anggota kelompokmu untuk membahas danmenyelesaikan LKS di bawah iniA.

[2] Inayah, N., Pelabelan (a, d) − H − Anti Ajaib pada Beberapa Kelas Graf, Disertasi, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2013. [3] Sedl´ acek, J., Theory of Graphs and

1. Bihârul Anwâr , Allamah Majlisi, jil.. “Dan hati -hatilah engkau dari sifat ujub dan berbangga kepada dirimu sendiri, dan percaya terhadap hal-hal yang membuatmu

[r]

Buatlah campuran pendingin yang terdiri dari campuran es batu dan 5 sendok makan garam dapur kasar di dalam gelas kimia plastik.. Masukkan kelima tabung tersebut ke dalam

Salah satu kebanggaan Islam adalah menciptakan hubungan yang paling kokoh di antara orang-orang yang secara lahir tidak memiliki hubungan satu dengan yang lain.

Abstrak :Tujuan penelitian ini yaitu memperoleh deskripsi penerapan model pembelajaran tipe Teams Games Tournament ( TGT ) untuk meningkatkan hasil belajar siswa

Agregat halus yang digunakan untuk pembuatan beton dan akan mengalami basah dan lembab terus menerus atau yang berhubungan dengan tanah basah, tidak boleh mengandung bahan