• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara Membuat Kolam Renang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Cara Membuat Kolam Renang"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Beton Kolam Renang

Pada pengecoran beton kolam renang yang harus diperhatikan adalah minimal mutu beton dengan standart K-225, bisa dipesan/dibeli (Readymix) atau dibuat sendiri (Sitemix).

Untuk beton dengan mutu K-225 yang akan dibuat sendiri (sitemix) perbandingan bahan-bahannya adalah –> 1:1½:2½.

1 bagian semen 1½ bagian pasir

2½ bagian batu split.

Untuk menghitung berapa jumlah kebutuhan bahan-bahan pengecoran beton K-225 caranya adalah –> Campuran bahan untuk 1 m3 beton: Semen => 6,4 tas

Pasir => 0,54 m3

Batu split => 0,82 m3.

Jenis pasir yang digunakan sebaiknya Pasir Lampung atauPasir Bangka karena pasir ini lebih bersih, lebih halus, dan lebih melekat bila terkena semen, beton yang dihasilkan lebih kokoh.

Waktu pengecoran sebaiknya tidak lebih dari 8 jam dalam satu hari, dan usahakan tidak ada jeda yang terlalu lama, apabila terpaksa gunakanlah Compound (lem beton) jangan menambahkan air untuk mengencerkannya , Vibrator alat yang paling vital dalam pekerjaan pengecoran karena alat ini salah satu alat yang menentukan apakah hasil betonnya nanti keropos atau tidak.

Pengecoran beton kolam renang sangat dianjurkan langsung jadi sekaligus sisi dinding

(2)

dan lantai untuk mengurangi resikoebocoran terutama bila ada sambungan beton.

Pemasangan Bekesting

Foto ini adalah contoh cara membuat bekesting dan pengecoran beton kolam renang yang langsung di cor dinding dan lantainya dengan Readymix, bagian bawah bekesting dibuat mengambang / diganjal 2,5 cm dari pembesian structure lantai kolam.

Beton Kolam Renang

Lakukan pengecoran lantai terlebih dahulu sampai penuh, kemudian dindingnya, dimulai dari bawah dan berkeliling terus sampai penuh keatas .

Apabila terpaksa ada pending / penundaan pengecoran, haruslah dipasang waterstop guna mengantisipasi kebocoran.

(3)

Contoh Beton Keropos

Setelah beton kolam renang telah setting/kering, dan bekesting sudah di bongkar, lakukanlah pemeriksaan terhadap hasil pengecoran beton tersebut apakah ada bagian yang keropos dan kalau ada sambungan beton apakah penyambungannya itu tersambung dengan rapat/padat/tanpa ada celah/menempel dengan baik.

Tahapan pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan Grouting/injeksi.

.

GROUTING/INJEKSI BETON

KOLAM RENANG

Apabila ada bagian yang keropos, sambungan beton ada yang tidak rapat/tidak padat/ada celah seperti retak / tidak menempel dengan baik, maka harus dilakukan pekerjaan Grouting/Injeksi beton.

Pekerjaan Grouting/Injeksi beton dilakukan sebelum dilakukannya Test Rendam Beton hal ini untuk memastikan dan mengoptimalkan dalam memberikan garansi kebocoran pada kolam renang untuk jangka waktu lama.

(4)

Pekerjaan Injeksi Beton bisa dilakukan dengan cara manual ataupun dengan tekanan kompresor. Injeksi Beton dengan cara manual bisa dilakukan dengan alat pompa tangan air tanah jaman dulu merk ‘Dragon’, pompa ini sangat efektif untuk injeksi beton kolam renang, namun sudah jarang dipasaran yang menjualnya.

Bahan yang umum dipakai untuk grouting/injeksi beton adalah Calgrout dan Waterplak.

Perbandingannya:

1 pond Calgrout (powder kemasan 1/2 kg) dicampur dengan 2 zak semen, tambahkan air bersih secukupnya, kemudian diaduk hingga rata.

1 pond Waterplak (powder kemasan 1 kg) dicampur dengan 1 kg semen, tambahkan air bersih secukupnya, kemudian diaduk hingga rata.

Tahapan pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan Test Rendam Beton.

.

TEST RENDAM BETON KOLAM

RENANG

Tahap selanjutnya adalah melakukan Test Rendam Beton guna mengetahui dengan pasti apakah ada kebocoran, test rendam beton minimal selama 5 hari berturut turut dengan catatan tidak ada turun hujan.

(5)

Test rendam beton kolam renang

Test Rendam Beton ini dilakukan sebelum dilakukannya pekerjaan Waterproofing dengan system coating.

Penguapan air dalam test rendam adalah –> 1 s/d 1,5 cm x luas penampang kolam (bibir kolam) perhari.

Contoh: Kolam dengan ukuran 5 m x 10 m 5 m x 10 m = 50 m2 (meter persegi)

50 m2 x 0.015 m = 0,75 m3 (meteran kubik)

Jadi…penguapan air kolam maksimalnya 0,75 m3 perhari, lebih dari itu berarti kemungkinan besar kolamnya bocor.

Tahapan pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan waterproofing.

.

WATERPROOFING KOLAM

RENANG

(6)

Perlu digaris bawahi bahwa Waterproofing dengan system coating perlu dilakukan pada pekerjaan beton kolam renang, namun hanya sebagai pelapis anti bocor beton saja atau dengan kata lain hanya sebagai tambahan guna

meminimalisir kebocoran

Structure, Waterproofing dengan system Coating tidak akan mampu menahan tekanan air kolam renang

Waterproofing Coating Kolam renang Cara melapisi beton dengan Waterproofing

system Coating

Sebelumnya beton dibasahi dan di lap dengan kain atau spons untuk membersihkan beton dari kotoran kotoran maupun debu yang melekat, atau dengan cara di semprot angin kompresor, beton yang sudah bersih dan kering di olesi bahan waterproofing dengan memakai kuas, sebelum waterproofing tersebut kering lakukan pengulangan minimal 2 lapis, minimal 3 lapis untuk bagian sudut dan pada area bekas grouting/injeksi bila ada.

Contoh bahan waterproofing coating yang sering dipakai: Sika Top 107 seal.

Dengan perbandingan bahan A:B adalah 1:4 Bahan A = cair

(7)

Bahan B = powder.

Aplikasi bahannya –> 1 kg untuk 1,2 m2 (1 lapis) 1 set Sika Top 107 seal terdiri dari 20 kg (1 peil) mortar dan 5 liter liquid.

Pekerjaan selanjutnya setelah beton di waterproofing adalah kamprotan/screed untuk melindungi lapisan waterproofing yang telah dibuat.

Pastikan lapisan waterproofing telah benar benar kering.

Lapisan waterproofing tersebut dibasahi dengan air bersih memakai spons atau di siram halus dengan tangan secara merata, kemudian diolesi dengan semen sedikit agak encer, setelah cairan semen diolesi merata dalam beberapa bidang (kira-kira per 2 m2) barulah permukaan tersebut di kamprot/screed.

Lakukan kamprotan halus dengan campuran semen dan pasir yang telah di ayak/saring pada bagian beton yang telah di waterproofing untuk melindungi lapisan waterproofing agar tidak sobek atau tergores sebelum pekerjaan plesteran di laksanakan untuk pemasangan bahan bahan finishing kolam renang.

Lakukan pekerjaan kamprotan/sreed ini dengan bidang yang tidak terlalu luas agar permukaan yang telah dibasahi dan diolesi cairan semen tidak mengering sebelum di kamprot/screed, lakukanlah secara bertahap sampai seluruh bidang terpenuhi.

Tahapan pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan P lesteran Beton Kolam Renang .

(8)

PLESTERAN BETON KOLAM RENANG

Seperti biasa sebelum melakukan plesteran beton kolam renang terlebih dahulu dibuatkan kepalaan plesteran agar hasilnya rata dan siku.

Untuk dinding kolam renang yang bentuknya meliuk liuk gunakan pipa diameter 1″ (inchi) sebagai kepalaan plesteran pada bagian atas dinding.

Tebal plesteran sebaiknya antara 2,5 cm s/d 5 cm, plesteran tidak boleh kurang dari 2,5 cm dan tidak boleh lebih dari 5 cm agar supaya plesteran padat dan tidak mudah retak, apabila terpaksa sebaiknya gunakan kawat ayam sebagai pengikatnya (tidak direkomendasikan).

Oleh karena itu sebelum melakukan pekerjaan plesteran sebaiknya beton diperiksa dulu apakah ada bagian beton yang menonjol/cembung ataukah ada bagian sisi beton yang cekung, apabila ada lakukan pekerjaan perataan pada beton tersebut dengan cara dibobok/chipping, lakukan secara hati-hati agar tidak terjadi keretakan pada beton.

(9)

Plesteran lantai kolam renang tidak diperlukan kemiringan elevasi yang biasa

dikerjakan pada pekerjaan yang mengarahkan genangan air ke arah Floordrain seperti lantai kamar mandi dan lain-lain,karena pada kolam renang memakai system Maindrain yaitu drain yang dihisap dengan memakai pompa,sedangkan pekerjaan yang lain hanya dengan system gravitasi. Sebaiknya dalam memplester beton kolam renang diukur dulu panjang dan lebar plesteran yang akan dibuat atau di pas kan dengan bahan finishing yang akan dipasang agar tidak ada potongan bahan.

Potongan bahan finishing bila dipasang akan mengurangi keindahan dan permukaan potongan akan terasa tajam bila tersentuh tangan atau kaki pada saat orang berenang, apalagi kalau dengan bahan kaca.

Plesteran pada sudut bagian bawah dibuat champer/miring dengan kemiringan 45° tujuannya adalah agar kotoran/debu dapat terhisap dengan maksimal dengan alat Vacuum Head.

(10)

Kebutuhan pasir dan semen untuk plesteran:

Pasir –> 0,03 m3/m2 (per meterpersegi) Semen –> 0,24 zak/m2 (per meterpersegi) Kebutuhan semen untuk acian:

Semen –> 0,08 zak/m2 (per meterpersegi).

System Sirkulasi Kolam Renang

Yang dimaksud dengan System Sirkulasi Kolam Renang adalah meliputi System Instalasi

Mekanikal, Elektrikal, dan Pemipaan pada Kolam Renang.

Sebelum membangun kolam renang, selain merancang Struktur, Finishing, Arsitektur, atau desain kolam renangnya, yang sangat fital adalah Merancang Systemnya agar pada perawatan air nya nanti tidak hanya tergantung pada Chemycal (obat-obatan) saja.

Jadi, dalam merancang system kolam renang diperlukan hitung-hitungan yang matang agar tercapai system sirkulasi air yang baik dan efisien dalam pengerjaan maupun perawatannya nanti.

Tentukan dahulu System Sirkulasi Kolam Renang apa yang akan diterapkan,

(11)

System Sirkulasi Kolam Renang terbagi dalam dua macam system, yaitu :

KOLAM RENANG SYSTEM

OVERFLOW

Yang dimaksud dengan System Overflow yaitu air kolam renangnya melimpah, baik itu pada salah satu sisi maupun keseluruhannya.

Air kolam yang melimpah tersebut tumpah kedalam saluran yang berada di sisi luar kolam, atau yang biasa disebut Gutter Overflow.

Dalam System Overflow diperlukan

adanya Balancing Tank.

Jadi, air kolam yang melimpah masuk kedalam Balancing Tank melalui pipa dari Gutter Overflow, kemudian air dari Balancing Tank dihisap masuk ke Pompa lalu masuk kedalam Sand Filter dan air balik lagi masuk kedalam kolam melalui Inlet Fitting, begitu seterusnya. Apabila hujan maka air kolam dan Balancing Tank melimpah, sehingga diperlukan adanya

(12)

pipa saluran pelimpahan yang menuju saluran pembuangan, posisi saluran pembuangan haruslah lebih rendah dari posisi pipa perluapan Balancing Tank.

KOLAM RENANG SYSTEM

SKIMMER

Yang dimaksud dengan System Skimmer yaitu air kolam renangnya tidak melimpah.

Jadi, dinding kolam renang harus di desain lebih tinggi dari elevasi air.

(13)

Pada kolam renang System Skimmer tidak diperlukan Balancing Tank namun memakai Box Skimmer.

Box Skimmer berfungsi agar kotoran-kotoran yang mengambang di air masuk kedalam keranjang yang terdapat pada Box Skimmer sehingga air yang terhisap ke pompa tidak terdapat kotoran, dan bisa juga sebagai tempat menaruh Kaporit Tablet.

Box Skimmer berfungsi sebagai penyeimbang elevasi air kolam renang.

Box Skimmer juga berfungsi sebagai tempat untuk menghubungkan selang Vacuum pada saat pembersihan atau perawatan air kolam renang.

Dalam Merancang System Pemipaan Kolam

Renangdiperlukan perhitungan-perhitungan yang

matang agar tercapai System Sirkulasi Air Kolam Renang yang baik dan efisien.

SYSTEM PEMIPAAN KOLAM RENANG

TERDIRI DARI

Pemipaan Jalur Inlet (air dari pompa masuk kedalam kolam melalui Nozzel Inlet).

(14)

Pemipaan Jalur Vacuum (untuk menyedot kotoran pada permukaan keramik kolam renang).

Pemipaan Jalur Maindrain (air dari bagian bawah/lantai kolam dihisap menuju pompa).

Pemipaan Jalur Overflow (air dari Gutter mengalir gravitasi ke arah Balancing Tank).

Pemipaan Jalur Skimmer (air dari Box Skimmer dihisap menuju pompa).

Pada instalasi pemipaan kolam renang memakai jenis Pipa PVC dengan standart Class AW 10 kg/cm2.

CARA PEMASANGAN PIPA PVC YANG BENAR

PADA SYSTEM PEMIPAAN KOLAM RENANG

Permukaan pipa yang akan di lem harus dalam keadaan bersih dan kering.

Permukaan pipa dan fitting yang akan di lem terlebih dahulu dikerik dengan kepala gergaji besi atau dengan di amplas dengan amplas yang kasar agar lem nya dapat menyatu dengan bahan pipa sehingga pengeleman bisa tambah kuat dan sulit sekali untuk

(15)

dilepaskan, dan tentunya sambungan tidak akan bocor.

Setelah permukaan pipa dan fitting dikerik/kasarkan barulah dioleskan lem PVC nya, pemberian lem lebih baik dengan jumlah banyak jangan terlalu tipis, gunanya supaya permukaannya menjadi licin dan tentu saja mengurangi resiko kebocoran.

Pada saat penyatuan permukaan pipa dan fitting yang telah di olesi lem, gunakan alat penarik atau katrol agar pipa masuk ke dalam fitting dengan maksimal, tahan dulu beberapa menit agar tidak membalik. Untuk pipa diameter 3″ kebawah tidak perlu memakai alat penarik/katrol, cukup dengan ditekan saja dengan tangan.

CARA MENENTUKAN DIAMETER PIPA YANG

DIPERLUKAN PADA SYSTEM PEMIPAAN

KOLAM RENANG

Q = F x V

Q : Kapasitas pompa F: Luas penampang pipa V : Kecepatan air rata-rata Contoh :

(16)

Kapasitas pompa misalnya 10 m3/jam, berapa diameter pipa yang diperlukan?

10 m3/jam = 10.000 liter/jam dibagi 3.600 detik = 2,77 liter/detik.

2,77 liter/detik = F X 2 meter/detik

 Kecepatan air rata-rata 2 meter/detik, sama dengan rata-rata orang dewasa berjalan 1,7 meter/detik. (dijadikan standar perhitungan kecepatan air).

F = 2,77 liter/detik dibagi 20 decimeter/detik ( 2 m dijadikan dm = 20 dm )

F = 0,1387 dm2

1/4 phi D kuadrat = 0,1387 dm kuadrat

D kuadrat = 0,1387 dm kuadrat dibagi 0,785 ( 1/4 phi = 0,785 )

D kuadrat = 0,176 dm kuadrat D = 0,176 keinginan

D = 0,42 dm = 4,2 cm = 1,65 ” ( 1 inchi = 2,54 cm )

Diameter pipa = 1,65 ” ( dibulatkan keatas menjadi 2″ ).

(17)

CARA MENENTUKAN JUMLAH NOZZEL

INLET KOLAM RENANG

Berapa titik Nozzel Inlet yang diperlukan pada satu kolam renang:

Kapasitas satu set Nozzel Inlet berkisar antara 5 – 7 m3/jam, apabila kapasitas pompa misalnya 10 m3/jam maka diperlukan dua set Nozzel Inlet dalam satu kolam renang.

(18)

System Mechanical Kolam Renang

Dalam merancang System Mechanical Kolam

Renangdiperlukan perhitungan-perhitungan yang

matang agar tercapai system sirkulasi air kolam renang yang baik dan efisien.

Alat-alat mechanical pada kolam renang terdiri dari beberapa macam Equipment, baik itu yang primer (utama) maupun yang sekunder (tambahan).

Equipment kolam renang yang primer (utama) terdiri dari: Pompa Sirkulasi dan Sand Filter.

Sand Filter dengan bahan Mild Steel untuk kolam besar

Equipment kolam renang yang sekunder (tambahan) terdiri dari: Ionizer, Dozzing Pump, Chemycal Feeder, PH Controller, Chlorine Controller, TDS Controller, dan

(19)

lain-lain. Baik yang manual maupun yang serba otomatis.

Sand Filter dengan bahan Fibre untuk kolam kecil

Namun yang paling penting adalah Pompa dan Filter kolam renang harus melalui perencanaan dan perhitungan-perhitungan yang baik agar tercipta suatu system sirkulasi air kolam renang yang baik dan efisien.

Yang dimaksud dengan efisien adalah system sirkulasi bekerja optimal, sehingga tingkat kejernihan air

kolam renang dapat tercapai hasil yang maksimal dengan tidak hanya mengandalkan Chemycal atau obat-obatan.

(20)

CARA MENENTUKAN KAPASITAS POMPA

YANG DIPERLUKAN

Contoh –> Kolam renang dengan ukuran panjang kolam 16 meter, lebar 4 meter, kedalaman air 1,2 meter.

16 x 4 x 1,2 = 76,8 m3 (meter kubik) = volume air kolam renang.

Ambil Turn Over 6 jam (lamanya sirkulasi air kolam per hari nya).

76,8 m3 dibagi 6 jam = 12,8 m3/jam (dibulatkan menjadi 13 m3/jam),

(13 m3/jam = 13.000 liter / 60 menit = 216,6667 liter/menit)

(216,67 ltr/menit dibagi 3,8 galon = 57,02 galon/menit).

Catatan —> galons = standart Amerika 1 galons Amerika = 3,8 liter

1 galons Inggris = 4,5 liter.

Turn Over umumnya di pilih selama 6 jam perhari, semakin rendah nilai turn over yang dipakai: kapasitas pompa menjadi besar dan tentunya lebih mahal,

Semakin tinggi nilai turn over yang diberikan: biaya pemasangan lebih murah namun lama jernihnya

(21)

karena waktu sirkulasinya lebih lama dan biaya listrik bertambah.

Kolam renang umum –> Turn Over 6 jam s/d 8 jam perhari

Kolam renang pribadi –> Turn Over 4 jam s/d 6 jam perhari.

Saran:

Ambil nilai turn over 6 jam dalam perhitungan merancang system kolam renang namun dalam pengoperasiannya nanti air kolam renang di sirkulasi lebih dari 6 jam perhari akan semakin bagus dan jernih airnya.

CARA MENENTUKAN UKURAN FILTER

YANG DIPERLUKAN

Setelah diketahui kapasitas pompa 12,8 m3/jam, Ambil Alir 40 m3 / jam / m2.

12,8 m3/jam dibagi 40 m3/jam/meter kuadrat = 0,32 meter kuadrat

1/4 phi D kuadrat = 0,32 meter kuadrat D kuadrat = akar 0,32 meter kuadrat

(22)

D = 0,56 m (meteran)

Diameter Filter = 0,56 m ==> 56 cm.

Standart flow rate yang biasa dipakai dalam menentukan besaran tanki filter kolam renang adalah 40 m3/jam/m2.

Nilai flow rate semakin kecil akan semakin bagus filterisasinya, namun akan semakin mahal harganya, karena diameter tanki filternya akan lebih besar.

Dalam Merancang System Elektrikal Kolam

Renangdiperlukan perhitungan-perhitungan yang

matang agar tercapai System Elektrikal Kolam Renang yang baik dan efisien.

SYSTEM ELEKTRIKAL KOLAM RENANG

TERDIRI DARI

UNDERWATER LIGHT

Underwater Light atau lampu dalam air sudah tentu haruslah kedap air, yang dibuat khusus untuk kolam renang.

(23)

Bentuknya bulat dengan diameter luar 27 cm, ada yang ditempel saja di dinding kolam dengan memakai fisher dan ada yang ditanam di dinding kolam. Umumnya yang ditempel dayanya 100 watt / 12 volt (ac) dan yang ditanam dayanya 300 watt / 24 volt (ac).

Underwater Light dipasang 60 cm dari permukaan lantai finishing pooldeck, kabel bawaan pabrik sudah terpasang kabel yang kedap air dengan panjang umumnya 2 meter yang di lilit dibelakang lampunya, gunanya agar pada saat perbaikan (bolhamnya putus misalnya) lampunya bisa dilepas dan diangkat ke atas bibir kolam

Cara pemasangan lampu kolam renang (Underwater Light) Underwater Light tanam

(24)

Underwater Light tempel

Penjernihan Air Kolam Renang

PETUNJUK PEMBERIAN BAHAN KIMIA

UNTUK PENJERNIHAN AIR KOLAM

RENANG

PH Test:

Usahakan pada setiap saat nilai PH dari air kolam renang harus ideal di 7,2 – 7,6 ppm pada skala Test Kit.

Jika nilai PH lebih besar dari 7,6 ppm maka tambahkan Dry Acid sedikit demi sedikit hingga nilai PH menjadi ideal.

Pemberian Dry Acid paling banyak dengan dosis 1 kg / 64 m3.

(25)

Jika nilai PH lebih kecil dari 7,2 ppm maka tambahkanlah Soda Ash sedikit demi sedikit hingga nilai PH menjadi ideal.

Setelah penambahan Dry Acid atau Soda Ash, air dalam kolam renang di sirkulasikan kembali, setelah 1/2 jam lalu di check lagi PH nya. Jika nilai PH nya belum ideal, tambahkanlah bahan kimia yang sesuai dengan petunjuk diatas.

CHLORINE Test:

Pengobatan Harian:

Residual Chlorine yang ideal untuk air kolam renang adalah 1,0 – 1,5 ppm.

Jika residual Chlorine kurang dari 1,0 ppm tambahkan Chlorine sedikit demi sedikit hingga menjadi ideal, dengan dosis 2 gram per m3 air untuk setiap satu ppm.

Jika residual Chlorine lebih dari 1,5 ppm, seyogyanya kolam jangan dipakai untuk berenang/mandi, tunggulah beberapa jam hingga residual Chlorine akan turun akibat penguapan.

Pemberian Chlorine sebaiknya dilakukan pada sore hari menjelang malam hari, sebab sinar matahari yang panas bisa mengurangi kadar Chlorine dalam air kolam renang.

(26)

Pengobatan Bulanan:

Pengobatan bulanan pada air kolam renang lazim disebut ‘Super Chlorination’ atau ‘Shock Treatment’. Pada beberapa jenis dari lumut dan bakteri akan

timbul kekebalan (imun) terhadap pemberian Chlorine yang berkadar rendah, oleh karena itu perlu

pemberian Chlorine dengan kadar tinggi.

Shock Treatment ini dilakukan sebulan sekali.

Chlorine yang diberikan adalah 4 kali lipat dari rata-rata pemberian Chlorine untuk pengobatan harian.

PETUNJUK PEMAKAIAN CHLORINE & PH

TEST

UNTUK PENJERNIHAN AIR KOLAM

RENANG

Bersihkanlah kedua tabung Test Kit dengan air bersih beberapa kali.

Isilah kedua tabung tersebut dengan air kolam yang berada 30 cm dibawah permukaan air sesuai dengan garis tanda maksimal yang terdapat pada kedua tabung tersebut. Proses berikutnya harus terlindung dari sinar matahari langsung.

(27)

Masukkan 5 tetes OTO INDICATOR SOLUTION pada tabung A dan 5 tetes PHENOL RED INDICATOR SOLUTION pada tabung B. Tutuplah kedua tabung tersebut dengan kedua tutup tabung yang sudah tersedia , kemudian di kocok dan tunggu beberapa saat.

Bandingkanlah warna air dalam tabung A dengan warna standart pembanding A (CL).

Residual Chlorine yang ideal adalah 1,0 – 1,5 ppm. Bandingkanlah warna air pada tabung B dengan warna standart pembanding B (PH).

PH yang ideal senilai 7,2 – 7,6 ppm.

Lakukan testing ini beberapa kali dengan tempat pengambilan air yang berbeda-beda.

Setelah digunakan, tabung Test Kit harus dicuci bersih.

PERHATIAN:

Residual Chlorine yang lebih tinggi dari 1,5 ppm dan nilai PH yang tidak ideal dapat menyebabkan peradangan pada mata dan kulit. Hindarilah sinar matahari pada Indicator Solution.

Contoh air setelah testing tidak boleh dimasukkan kedalam kolam.

(28)

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Gronlund (dikutip oleh Zainal Arifin), bahwa penilaian adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan,

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena iradah-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Pengaruh Penggunaan Media animasi

Radiografi kedokteran gigi adalah suatu teknik yang digunakan untuk mendapatkan gambaran keadaan atau kelainan yang tidak terlihat secara klinis di rongga mulut, memberikan

[r]

Melalui angket respon, kebanyakan mahasiswa menyatakan bahwa perkuliahan Bioteknologi bermuatan bioentrepreneurship dapat membuat mereka memiliki sikap wirausaha yang

Pada dasarnya operasi hitung mempunyai peluang yang lebih besar untuk dipahami siswa dibandingkan dengan cabang matematika yang lain. Hal ini karena operasi

Penggunaan kemoterapi pada pasien dengan tumor ganas kelenjar parotis terbatas untuk terapi paliatif, yaitu pada tumor ganas yang telah bermetastasis, tumor ganas

Namun, dari hasil observasi yang dilakukan ke Sekolah SMP Darul Falah dengan mewawancarai guru bahasa Indonesia kelas VII diperoleh informasi bahwa, (1)