INFEKSI CYTOMEGALOVIRUS DAN
INFEKSI CYTOMEGALOVIRUS DAN
INFEKSI HERPES
INFEKSI HERPES
Disusun oleh : Disusun oleh : Nina Nina Pembimbing : Pembimbing :Dr.Aranda Tri S, Sp.OG
Kar
Kar
akteristik CMV
akteristik CMV
Anggota famili herpes virus
Anggota famili herpes virus
Subfamili beta herpes virus
Subfamili beta herpes virus
Infeksi bersifat laten dan persisten
Infeksi bersifat laten dan persisten
Genome : ds-DNA (230 Kbp) terbungkus
Genome : ds-DNA (230 Kbp) terbungkus
didalam nukleo kapsid
didalam nukleo kapsid
Diliputi protein (pp 65)
Diliputi protein (pp 65) tegumen tegumen
Terlindung oleh envelope
Karakteristik lanjutan
• Sel yang terinfeksi ukurannya menjadi besar • Membentuk inclusion body intra nuklear atau
sitoplasmik, dengan area terang disekitarnya menyerupai mata burung hantu (owl’s eye) • Dapat menginfeksi semua jenis sel
Transmisi
Horisontal
• Seksual berasal dari cairan cervix dan semen • Saliva, urin penularan pada balita • Transfusi darah, transplantasi jaringan Vertikal • Prenatal ibu hamil dengan infeksi primer • Perinatal sekret cervix • Neonatus virus didalam ASI
Jenis-jenis infeksi CMV
• Infeksi primer : Infeksi CMV yang terjadi karena
pemaparan pertama kali atas individu.
• Infeksi laten: Infeksi primer berlangsung
simtomatis ataupun asimtomatis serta virus akan menetap dalam jaringan hospes dalam waktu
yang tak terbatas.
virus tidak bereplikasi aktif didalam sel
mononuklear, endotel dan sel-2 organ lainnya
• Reaktivasi
• Memerlukan waktu, kontak intim, yang terjadi berulang
• Transmisi CMV dari ibu ke janin dapat terjadi selama kehamilan, dan infeksi pada umur
kehamilan kurang sampai 16 minggu menyebabkan kerusakan serius.
• Infeksi eksogenus dapat bersifat primer yaitu terjadi pada ibu hamil dengan pola imunologis seronegatif dan non primer bila ibu hamil
dengan seropositif.
• Infeksi endogenus suatu reaktivasi virus yang sebelumnya dalam keadaan laten.
VIRUS CELL SURFACEATTACHES TO RECEPTOR ENVELOPE BREAKS UP AND DNA ENTERS NUCLEUS IMMEDIATE EARLY GENE CODES VIRAL PROTEIN DNA TRANSCRIPTION AND STRUCTURAL PROTEIN SYNTHESISVIRAL VIRAL PROGENY ASSEMBLED NEW VIRUS RELEASED CELL-NK CD-8
EPIDEMIOLOGI
Negara maju: 40 –60% seropositif
Negara berkembang: >90% seropositif, tertularsejakusiadini
Afrika dan Filipina : 100%
Hongkong: 94%
Gejala Klinis
• tidak menunjukkan gejala sama
sekali atau gejala ringan/ tidak khas Immunocompetent host
• gejala diseminasi virus :
pneumonitis, chorioretinitis Immunocompromised host
(resipien transplantasi organ, pasien HIV)
• dari tanpa gejala s/d gejala
gangguan pendengaran, retardasi mental
Neonatus
• keterbelakangan mental,
hepatocellular injury, splenomegali, timbul ptekie
Diagnosis
• Klinis: sulit ditegakkan karena gejala sangat bervariasi dan tidak khas.
• Pasien imunokompeten: febris, fatigue,
malaise, mialgia, sakit kepala, splenomegali, limfositosis dengan limfositatipik.
• Pasien HIV : kelainan organ : paru, ulkus
disaluran pencernaan perdarahan sampai perforasi, hepatitis. CNS : dlm bentuk
ensefalitis dengan dementia,
ventriculoencephalitis; CMV retinitis mengakibatkan kebutaan.
Diagnosa lanj
• CMV kongenital, 5% dari fetus yang tertular intra
uterin, menderita cytomegalic inclusion disease, dengan gejala ptechiae, ikterus dan
hepatosplenomegali. Penemuan lainnya:
mikrosefali, dengan/ tanpa kalsifikasi serebral, keterlambatan pertumbuhan intrauterin(IUGR) 40%, prematuritas(34%) dan chorioretinitis14%
• Perinatal CMV, biasanya asimtomatik, bisa terjadi
hepatosplenomegali, netropenia, limfositosis dan trombositopenia. Bayi prematur beresiko
Diagnosis lanj
• Imaging : melihat adanya ascites, kalsifikasi hemisferotak, atropiotak, hidrosefalus
• Pemeriksaan mata dan retina
• Pemeriksaan fungsi pendengaran setiap tahun
Diangosa lanj
• Laboratorium:
Serologis : – deteksi IgG dan IgM spesifik thd CMV - menentukan aviditas IgG
-metode: ELISA
• Deteksi antigen –pp 65 antigenemia rapid test untuk
pasien imunocompromised
• PCR :
Deteksi sekuens DNA virus : –kualitatif -kuantitatif
• Kultur:
-Konvensional
KULTUR KONVENSIONAL
SAMPEL : BIOPSI JARINGAN, PLASMA, URIN, FECES, SEKRET
SALURAN NAFAS
INKUBASI PADA FIBROBLAS t 36˚C, 1 –3 MGG
LIHAT EFEK CYTOPATHIC SECARA MIKROSKOPIK
STANDARD : INCLUSION BODIES SITOPLASMIK / INTRA NUKLEAR
Owl’s eye look
CMV SEROLOGY STATUS OF PREGNANT MOTHER Seropositive before conception Seronegative before conception Unknown status before conception Low risk pregnancy Follow up as indicated
At risk for primary infection. Serologic IgG screening 0 –12,
12 –18, > 30 weeks
Serologic IgG& IgM screening 0 –12,12 – 18, > 30 weeks IgM&IgG(-) or IgM(+) IgG(-) IgM + IgG(+) Seroconversion Primary infection High risk pregnancy. Follow up needed CMV
Needed CMV IgG avidity
High avidity, recurrent/past infection likely, low risk Low avidity, primary infection
likely, high risk pregnancy, close
Algorythm for pregnant mother proposed by Landini & Lazzaroto
DIAGNOSIS PRENATAL
• Diagnosis prenatal harus dikerjakan terhadap ibu dengan kehamilan yang menunjukkan
infeksi primer pada umur kehamilan sampai 20 minggu.
• Diagnosis prenatal metode PCR dan isolasi virus pada cairan ketuban yang diperoleh
Diagnosa antenatal
• Pemeriksaan cairanamnion : PCR, kultur • Pemeriksaan darah fetus : IgM spesifik
terhadap CMV, kultur, PCR
• USG : ascites dan hydrops, mikrosefali, ventrikulomegali, kalsifikasiserebral
• Kemungkinan infeksi CMV intrauterin bila didapatkan :
Oligohidramnion, Polihidramnion
Hidrops non imun Asites janin
Gangguan pertumbuhan janin Mikrosefali,
Pencegahan
• Vaksin yang efektif (-)
• Menjaga higiena terutama kebiasaan mencuci tangan
• Edukasi mengenai CMV dan higiene saat hamil • Imunisasi pasif: CMV IVIG diindikasikan untuk
wanita hamil yang terbukti baru mengalami
serokonversi guna mencegah terjadinya infeksi CMV kongenital
TERAPI DAN KONSELING
• Saat ini terminasi kehamilan merupakan
satu-satunya terapi intervensi karena pengobatan dengan anti virus (ganciclovir ) tidak memberi hasil yang efektif serta memuaskan.
• Dengan demikian konseling, infeksi primer yang
terjadi pada umur kehamilan 20 minggu
setelah memperhatikan hasil diagnosis prenatal
dapat dipertimbangkan terminasi kehamilan.
• Sampai sekarang pengobatan CMV masih belum
memuaskan, masih dilakukan penelitian uji klinis untuk antivirus yang efektif.
• Obat-obat spesifik yang memberikan harapan untuk
terapi pada penyakit CMV adalah:
– Ganciclovir (D H P G – dihydroxy – 2 propoxy methyl –
guarine)
Dosis intravena: 5 - 7,5 mg/per kg BB
Dosis oral untuk dewasa: 3 x 1 gr atau 6 x 500 mg Aktivitas anti virus dari ganciclovir adalah
menghambat sintesa DNA
– Foscarnet (Fosfonoformate)
Dosis intravena: 60 – 90 mg/kg BB/hari
Imunoglobulin yang mengandung titer antibodi anti CMV yang tinggi
– Valaciclovir dapat dipertimbangkan sebagai terapi
profilaksi untuk penyakit akibat infeksi CMV pada individu dengan imunokompromais.
INFEKSI HERPES SIMPLEKS VIRUS
(HSV)
Virologi
• Berdasarkan perbedaan imunologi dapat dikenali
2 jenis herpes simpleks virus (HSV)
• HSV tipe 1 (Non genital)
• HSV tipe 2 (Genital) dan ditularkan melalui
hubungan seksual.
• Klasifikasi
– Kelas: Kelas I (dsDNA) – Famili: Herpesviridae – Genus: Simplexvirus
Saliva
Cairan Vesikel
Ibu yang terinfeksi pada saat
hamil
•
Kontak dengan lesi
•
Kontak tidak langsung
•
Secara vertikal dari ibu ke janin
* Prenatal (plasenta
jarang
1 : 200.000 kehamilan)
* Perinatal
* Postnatal
Bagaimana gejalanya ?
Infeksi primerdemam, sakit kepala, malaise, neuralgia lesi yang luas
limfadenopati
asimtomatik (8%)
Infeksi rekuren
gejalanya lebih ringan dan waktu penyembuhan lebih cepat
Diagnosis
• Penemuan virus dengan biakan jaringan
merupakan konfirmasi paling optimal untuk membuktikan infeksi klinis.
Perjalanan penyakit selama kehamilan
• 80 persen wanita yang terjangkit infeksi herpes
genitalis mengalami kekambuhan simtomatik sebanyak 2-4 kali selama hamil
• Kekambuhan klinis tampaknya sedikit lebih sering
Pada Janin dan Neonatus
• Janin hampir selalui terinfeksi oleh virus yang di keluarkan dari serviks atau saluran genital
bawah.
• Virus menginvasi uterus setelah selaput
ketuban pecah atau berkontak dengan janin saat persalinan.
Infeksi pada Neonatus
• Diseminata keterlibatan organ-organ dalam mayor
• Lokalisata Keterlibatan terbatas pada mata, kulit atau mukosa
Diagnosis Laboratorium
Kultur jaringan
Pemeriksaan serologi IgG dan IgM
(HSV-1 dan HSV-2)
Kapan dan siapa saja yang perlu
diperiksa ?
Penderita yang diduga terinfeksi
Wanita sebelum hamil
bila (-) periksa pada kehamilan dini
* bila (-), periksa pasangannya
* bila (-), pasangan (+) dgn riwayat
Herpes Genital, periksa (istri)
menjelang akhir kehamilan
Neonatus yang ibunya terinfeksi
Upaya pencegahan
Hindari melakukan hubungan seksual
bila terdapat lesi pada alat genital
Sebaiknya gunakan kondom
Proses kelahiran dilakukan dengan
“Caesarean section”,
bila terdapat
lesi (mencegah transmisi ibu-bayi)
*
*
*
Penatalaksanaan Antepartum
• Seksio sesarea diindikasikan pada wanita dengan
lesi genital aktif.
• Dengan demikian seksio sesarea dilakukan hanya
apabila tampak lesi primer atau rekuren saat mejelang persalinan atau saat selaput ketuban pecah.
• Pada pasca persalinan, ibu yang menderita
herpes aktif harus diisolasi. Bayinya dapat diberikan untuk menyusui bila ibu telah cuci tangan mengganti baju yang bersih.
• Untuk bayi lahir dari ibu dengan herpes simplek banyak rumah sakit yang
menganjurkan untuk mangisolasi bayi baru
lahir dari ibu yang mengalami herpes simplek. Bayi harus diawasi ketat selama 1 bulan
pertama kehidupannya. Untuk bayi dengan ibu herpes simplek dan melalui pervaginam harus diberikan profilaksis asiklovir intravena selama 5-7 hari dengan dosis 3x10