• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PRODUKTIVITAS KERJA. Produktivitas kerja berasal dari bahasa Inggris, yaitu product:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PRODUKTIVITAS KERJA. Produktivitas kerja berasal dari bahasa Inggris, yaitu product:"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PRODUKTIVITAS KERJA 1. Pengertian produktivitas kerja

Produktivitas kerja berasal dari bahasa Inggris, yaitu product: result, outcome berkembang menjadi kata productive, yang berarti menghasilkan, dan productivity: having the ability make or create, creative. Perkataan itu dipergunakan di dalam bahasa Indonesia menjadi produktivitas yang berarti kekuatan atau kemampuan menghasilkan sesuatu. Kerja yang akan dihasilkan adalah perwujudan tujuannya. Dilihat dari segi Psikologi produktivitas menunjukkan tingkah laku sebagai keluaran (output) dari suatu proses berbagai macam komponen kejiwaan yang melatarbelakanginya. Produktivitas tidak lain daripada berbicara mengenai tingkah laku manusia atau individu, yaitu tingkah laku produktivitasnya, lebih khusus lagi di bidang kerja atau organisasi kerja (Sedarmayanti, 2004).

Secara umum produktivitas kerja diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan maksud yang sebenararnya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa, produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang (Sinungan 2009). Siagian (2005) mendefinisikan produktivitas kerja sebagai kemampuan memperoleh

▸ Baca selengkapnya: ada beberapa tahap proses kerja dari sebuah komputer, yaitu … *

(2)

12

manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal, kalau mungkin maksimal. Sedangkan menurut Komaruddin (1992) pada hakekatnya produktivitas meliputi sikap yang senantiasa mempunyai pandangan bahwa metode kerja hari ini harus lebih baik dari metode kerja kemarin dan hasil yang dapat diraih esok harus lebih banyak atau lebih bermutu daripada hasil yang diraih hari ini.

Tohardi (Sutrisno, 2009) mengemukakan bahwa produktivitas kerja merupakan sikap mental. Sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang telah ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan pekerjaan lebih baik hari ini daripada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Menurut Dewan Produktivitas Nasional (dalam Sedarmayanti, 2009) dikatakan bahwa produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai pandangan: “mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini”.

Whitmore (dalam Sedarmayanti, 2009) memadang bahwa produktivitas sebagai suatu ukuran atas penggunaan sumber daya dalam suatu organisasi yang biasanya dinyatakan sebagai rasio dari keluaran yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan. Paul Mali (dalam Sedarmayanti, 2009) mengutarakan bahwa produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang atau jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien. Oleh karena itu produktivitas sering diartikan sebagai rasio antara keluaran dan masukan dalam satuan waktu tertentu.

(3)

13

Teori yang diungkapkan pada konferensi Oslo 1984 yang dikutip Sinungan (2009) Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia, dengan menggunakan sumber-sumber riil yang semakin sedikit. Mulyadi (2007) mengungkapkan Produktivitas adalah suatu ukuran yang berhubungan dengan produksi keluaran secara efisien dan terutama ditujukan kepada hubungan antara keluaran dan masukan yang digunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Sedangkan Ravianto (1988) mengemukakan bahwa produktivitas adalah ukuran efisiensi dengan mana modal, material, peralatan atau teknologi, manajemen SDM, informasi dan waktu yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana dengan memiliki sikap mental yang mempunyai pandangan bahwa metode kerja hari ini harus lebih baik dari metode kerja hari kemarin dan hasil yang dapat diraih esok harus lebih baik atau lebih bermutu dari pada hasil yang diraih hari ini. 2. Aspek Produktivitas Kerja

Menurut Siagian (2002) aspek-aspek produktivitas kerja antara lain yaitu : a. Perbaikan terus-menerus

Dalam upaya pencapaian produktivitas kerja, salah satu implikasinya adalah bahwa seluruh komponen organisasi harus melakukan perbaikan secara terus menerus. Hal tersebut dikarenakan suatu pekerjaan selalu dihadapkan pada tuntutan yang terus-menerus berubah seiring dengan perkembangan zaman.

(4)

14 b. Peningkatan mutu hasil pekerjaan

Peningkatan mutu tidak hanya berkaitan dengan produk yang dihasilkan, baik berupa barang maupun jasa akan tetapi menyangkut segala jenis kegiatan di mana organisasi terlibat. Hal tersebut mengandung arti, mutu menyangkut semua jenis kegiatan yang diselenggarakan oleh semua satuan kerja, baik pelaksana tugas pokok maupun pelaksana tugas penunjang dalam organisasi.

c. Tugas pekerjaan yang menantang

Harus diakui bahwa tidak semua orang dalam bekerja bersedia menerima tugas yang penuh tantangan. Artinya, dalam jenis pekerjaan apapun akan selalu terdapat pekerja yang menganut prinsip minimalis, yang berarti sudah puas jika melaksanakan tugasnya dengan hasil yang sekedar memenuhi standar minimal. Akan tetapi tidak sedikit orang yang justru menginginkan tugas yang penuh tantangan. Tugas-tugas yang bersifat rutinistik dan mekanistik akan menimbulkan kebosanan dan kejenuhan yang pada gilirannya berakibat pada sering terjadinya kesalahan, mutu hasil pekerjaan rendah.

d. Kondisi fisik tempat bekerja

Telah umum diakui baik oleh para pakar maupun oleh para praktisi manajemen bahwa kondisi fisik tempat bekerja yang menyenangkan diperlukan dan memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan produktivitas kerja.

(5)

15

Menurut Gilmore & Fromm (dalam Sedarmayanti, 2009) indikator produktivitas kerja adalah :

a. Tindakannya konstruktif. Melakukan tindakan yang bermanfaat dan positif yang akan mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.

b. Percaya pada diri sendiri. Kepercayaan diri yang dimiliki oleh seseorang dapat meningkatkan kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya juga.

c. Bertanggung jawab. Memiliki sifat bertanggung jawab yang tinggi, hal ini akan mendorong gairah kerja, semangat kerja dan akan mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.

d. Miliki rasa cinta terhadap pekerjaan e. Mempunyai pandangan kedepan

f. Mampu mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah-ubah

g. Mempunyai kontribusi positif terhadap lingkungannya (kreatif, imaginatif, dan inovatif)

h. Memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensinya

Indikator produktivitas kerja menurut Sutrisno (2009) adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan. Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta

(6)

16

profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya kepada mereka.

2. Meningkatkan hasil yang dicapai. Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.

3. Semangat kerja. Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya.

4. Pengembangan diri. Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi. Sebab semakin kuat tantangannya. Pengembanga diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.

5. Mutu. Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang pegawai. Jadi menigkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.

(7)

17

6. Efisiensi. Pebandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa indikator dari produktivitas kerja yaitu, perbaikan terus menerus, peningkatan mutu hasil pekerjaan, tugas pekerjaan yang menantang, kondisi fisik tempat kerja, tidakannya konstruktif, percaya pada diri sendiri, bertanggung jawab, memiliki semangat kerja, memiliki kemampuan, miliki rasa cinta terhadap pekerjaan, mempunyai pandangan ke depan, mampu mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah-ubah, mempunyai kontribusi positif terhadap lingkungannya (kreatif, imaginatif, dan inovatif) dan memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensinya. Aspek-aspek produktivitas kerja yang digunakan penulis berdasarkan pada teori Siagian (2002), yaitu perbaikan terus menerus, peningkatan mutu hasil pekerjaan, tugas pekerjaan yang menantang, dan kondisi fisik tempat bekerja, karena di setiap aspek disimbolkan pengukuran yang dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan alat ukur untuk mengungkapkan produktivitas kerja karyawan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan (Sedarmayanti, 2009). Menurut Saksono (2008) terdapat tiga faktor utama yang menentukan produktivitas kerja, yaitu :

(8)

18

a. Adanya etos kerja yang merupakan sikap hidup yang bersedia bekerja keras demi masa depan yang lebih baik, semangat untuk mampu menolong dirinya sendiri, berpola hidup sederhana, mampu bekerjasama dengan sesama manusia dan mampu berpikir maju dan kreatif.

b. Mengembangkan sikap hidup disiplin terhadap waktu dan dirinya sendiri dalam arti mampu melaksanakan pengendalian terhadap peraturan, disiplin terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai manusia.

c. Motivasi dan orientasi kemasa depan yang lebih baik. Bekerja dengan produktif oleh dorongan / motivasi untuk mencapai masa depan yang lebih baik.

Sementara menurut Sulistiani (2003) terdapat empat faktor yang dapat menentukan besar kecilnya produktivitas kerja, yaitu :

a. Pengetahuan (knowledge) adalah faktor yang lebih berorientasi pada intelegensi, daya pikir dan penguasaan ilmu serta luas sempitnya wawasan yang dimiliki seseorang. Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan tinggi, seorang pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif. b. Keterampilan (skills) yaitu suatu faktor yang menekankan pada kemampuan dan

penguasaan teknisi operasional mengenai bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan. Keterampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknik, seperti keterampilan kopter, keterampilan bengkel, dsb.

c. Kemampuan (abilities) yaitu suatu faktor yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang pegawai. Pengetahuan dan keterampilan

(9)

19

termasuk faktor pembentuk dari kemampuan. Dengan demikian apabila seseorang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang tinggi, diharapkan memiliki ability yang tinggi pula.

d. Kebiasaan dan sikap (attitude) yaitu suatu faktor yang berkaitan erat dengan kebiasaan dan perilaku. Attitude merupakan suatu kebiasaan terpolakan. Jika kebiasaan yang terpolakan memiliki implikasi positif dalam hubungan dengan perilaku kerja seseorang maka akan menguntungkan, begitu pula dengan sebaliknya.

Sedangkan menurut Tarwaka, Solichul, & Sudiajeng (2004) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawab adalah :

1. Motivasi. Merupakan kekuatan atau motor pendorong kegiatan sesorang kearah tujuan tertentu dan melibatkan segala kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya.

2. Kedisiplinan. Merupakan sikap mental yang tercermib dalam perbuatan tungkah laku seseorang kelompok, atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etikam norma dan kaidah yang berlaku.

3. Etos kerja. Merupakan salah satu faktor penentu produktivitas, karena etos kerja merupakan pandangan yang menilai sejauh mana kita melakukan suati pekerjaan dan teus berupaya mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan.

4. Keterampilan. Faktor keterampilan baik keterampilan teknik maupun menejerial sangat menentukan tingkat pencapaian produktivitas. Dengan demikian setiap

(10)

20

individu selalu dituntut untuk terampil dalam penguasaaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terutama dalam perubahan teknologi mutakhir.

5. Pendidikan. Tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan baik melalui jalur pendidikan formal maupun informal. Karena setiap perusahaan teknologi hanya akan dapat dikuasai dengan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang handal.

Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor dari produktivitas kerja adalah sikap dalam bekerja, keterampilan yang dimiliki, adanya etos kerja, skap hidup disiplin teerhadap waktu dan diri sendiri, pendidikan, kedisiplinan, motivasi dan orientasi kemasa depan yang lebih baik, dan kebiasaan. Faktor-faktor yang digunakan penulis berdasarkan pada Saksono (2008) yang di dalamnya terdapat faktor adanya etos kerja yang ciri-cirinya adalah mampu bekerjasama dengan sesama manusia.

B. KERJASAMA TIM 1. Definisi kerjasama tim

Kerjasama tim adalah aktivitas atau proses yang meliputi kegiatan berbagi informasi mengenai masalah yang sedang dihadapi dan bekerjasma dalam memecahkan masalah (Kerrin & Oliver dalam Dila & Rochman 2015). Pendapat lain menurut Robbins & Judge (2015) kerjasama tim adalah kelompok orang yang terdiri dari dua atau lebih orang yang saling mempengaruhi dan saling tergantung yang datang bersama-sama untuk mencapai sasaran tertentu.

(11)

21

Anggara & Suhendy (2010) mengatakan bahwa kerjasama tim adalah suatu kelompok yang memiliki ikatan dan interaksi yang harmonis memacu terjadinnya perubahan, pertumbuhan dan perkembangan pribadi maupun organisasi. Dewi (2007) mengatakan kerjasama tim adalah bentuk kerja dalam kelompok yang harus diorganisasi dan dikelola dengan baik. Tim beranggotakan orang-orang yang memiliki keahlian yang berbeda-beda dan dikoordinasikan untuk bekerja sama dengan pimpinan.

Tracy (2006) menyatakan bahwa kerjasama tim merupakan kegiatan yang dikelola dan dilakukan sekelompok orang yang tergabung dalam satu organisasi. Kerjasama tim dapat meningkatkan kerja sama dan komunikasi di dalam dan di antara bagian-bagian perusahaan. Biasanya kerjasama tim beranggotakan orang-orang yang memiliki perbedaan keahlian sehingga dijadikan kekuatan dalam mencapai tujuan perusahaan. Menurut Schein (dalam Sunyoto, 2008) kerjasama tim adalah sejumlah orang yang berinteraksi satu sama lain, secara psikologikal sadar satu sama lain, dan mempersepsikan diri sendiri sebagai sebuah tim.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kerjasama tim adalah kelompok orang yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan keahlian yang berbeda-beda, memiliki ikatan dan berinteraksi secara harmonis, saling berbagi informasi mengenai masalah yang sedang dihadapi, saling mempengaruhi, saling membantu dalam menyelesaikan tugas dan bekerjasama sama dalam memecahkan masalah.

(12)

22 2. Aspek Kerjasama Tim

West (2002) menetapkan aspek dari kerjasama tim adalah :

a. Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, yaitu dengan pemberian tanggung jawab dapat tercipta kerjasama yang baik. Keahlian masing-masing yang dimiliki oleh setiap anggota akan mempercepat proses pencapaian target dari perusahaan.

b. Saling berkontribusi, yaitu Anggota tim dapat memulai dengan mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota. Dengan saling berkontribusi baik tenaga mauput pikiran akan terciptanya kerjasama yang baik.

c. Pengerahan kemampuan secara maksimal, yaitu dengan mengerahan kemampuan anggota tim masing-masing secara maksimal, kerjasama akan lebih kuat dan berkualitas.

Sedangkan menurut Sopiah (2008) indikator kerjasama tim adalah : a. Mempunyai komitmen terhadap tujuan bersama

Pada dasarnya melaksanakan komitmen sama saja maknanya dengan menjalankan kewajiban, tanggung jawab, dan janji yang membatasi kebebasan seseorang untuk melakukan sesuatu. Di sisi lain komitmen berarti adanya ketaatan seseorang dalam bertindak sejalan dengan janji-janjinya. Semakin tinggi komitmen dalam menjalankan tujuan bersama akan menciptakan kerjasama tim yang baik.

(13)

23

Tim yang sukses menerjemahkan tujuan bersama mereka menjadi tujuan kinerja yang realistis, dapat diukur dan spesifik. Tujuan membimbing individu ke kinerja yang lebih tinggi, juga memberi energi kepada tim.Tujuan-tujuan spesifik ini mempermudah komunikasi yang jelas. Tujuan juga membantu memelihara fokus mereka pada perolehan hasil.

c. Evaluasi kinerja dan sistem ganjaran yang benar

Evaluasi kinerja adalah pertanggung jawaban mengenai pekerjaan yang telah dilakuakan, sehingga dapat membantu karyawan untuk mengetahui kesalahan dan dapat memperbaikinya.

d. Menghindari kemalasan sosial dan tanggung jawab

Untuk menciptakan kerjasama tim yang baik para anggota secara individi maupun sekelompok harus menghindari kemalasan dan bertanggung jawab atas tugas-tugasnya.

e. Kepemimpinan dan struktur

Pemimpin dibutuhkan untuk memfasilitasi interaksi tim dn menyediakan bantuaan kepada tim untuk menghadapkan karyawan ke tujuan perusahaan dan menciptakan kerjasama tim yang baik.

f. Mengembangkan kepercayaan timbal – balik yang tinggi

Tim kerja tinggi dicirikan oleh kepercayaan timbal – balik yang tinggi diantara anggota – anggotanya. Artinya para anggota menayakini akan integritas, karakter, dan kemampuan setiap anggota yang lain.

(14)

24

Widiastuti (2011) mengungkapkan beberapa aspek dari kerjasama tim yaitu sebagai berikut:

a. Tujuan yang sama: Tim yang efektif memiliki tujuan dan semua anggota tim tahu benar tujuan yang hendak dicapai organisasi.

b. Antusiasme yang tinggi: Antusiasme tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi kerja juga menyenangkan. Anggota tim tidak merasa takut menyatakan pendapat, mereka juga diberi kesempatan untuk menunjukkan keahlian mereka dengan menjadi diri sendiri, sehingga kontribusi yang mereka berikan juga bisa optimal. c. Peran dan tanggung jawab yang jelas: Setiap anggota tim harus mempunyai

peran dan tanggung jawab masing-masing yang jelas. Tujuannya adalah agar mereka tahu kontribusi apa yang bisa mereka berikan untuk menunjang tercapainya tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.

d. Komunikasi yang efektif: Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antar-anggota tim.

e. Resolusi Konflik: Peace is not the absence of conflict, but the presence of justice. Ini merupakan pendapat Martin Luther King. Rasanya hal ini berlaku pula pada pencapaian sebuah tujuan. Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi. Jika terjadi konflik, jangan didiamkan ataupun dihindari tapi perlu segera dikendalikan.

f. Shared power: Tiap anggota tim perlu diberikan kesempatan untuk menjadi ”pemimpin”, menunjukkan ”kekuasaannya” di bidang yang menjadi keahlian dan

(15)

25

tanggung jawab mereka masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan tercapainya tujuan bersama.

Berdasarkan aspek-aspek di atas dapat disimpulkan bahwa aspek dari kerjasama tim adalah tujuan yang jelas, hubungan interpersonal, evaluasi kerja dan sistem ganjaran yang tegas dan benar, rasa memiliki dari setiap karyawan, resolusi konflik, komunikasi yang efektif, antusiasme tinggi, dan shared power. Aspek-aspek kerjasama tim yang digunakan penulis berdasarkan pada teori West (2002), yaitu tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, saling berkontribusi dan pengerahan kemampuan secara maksimal karena di setiap aspek disimbolkan pengukuran yang dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan alat ukur yang lebih mampu untuk mengungkapkan kerjasama tim karyawan.

C. Keterkaitan Antara Kerjasama Tim Dengan Produktivitas Kerja Sumber daya manusia saat ini dituntut untuk mampu mengatasi segala tantangan dan diharapkan mampu memanfaatkan peluang serta dapat memenuhi tuntutan kebutuhan, khususnya dilingkungan kerjanya. Dengan demikian, sumber daya manusia tidak henti-hentinya ditantang untuk lebih mampu mengembangkan potensi yang ada, ditambah upaya lain dalam kaitannya dengan produktivitas kerja. Namun pada kenyataannya, masih banyak kejadiaan di sekitar, pemanfaatan waktu kerja yang merupakan upaya paling dasar dari produktivitas kerja banyak diabaikan, banyak secara sengaja dilanggar, hal paling dasar dalam meningkatkan produktivitas kerja banyak yang menghiraukan padahal pentingnya arti produktivitas dalam

(16)

26

meningkatkan kesejahteraan telah disadari secara universal. Tidak ada jenis kegiatan manusia yang tidak mendapatkan keuntungan dari produktivitas yang ditingkatkan. Peningkatkan produktivitas juga menghasilkan peningkatan langsung pada standar hidup.

Menurut Siagian (2005) produktivitas kerja itu sendiri adalah kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal dan kalau mungkin maksimal. Sedangkan menurut Sinungan (2009) produktivitas kerja juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang dan jasa, produktivitas kerja mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memperoleh barang-barang. Salah satu yang memiliki keterkaitan erat dengan produktivitas kerja adalah kerjasama tim. Sebagaimana perusahaan telah melakukan restrukturisasi diri untuk bersaing dengan lebih efektif dan efisien. Perusahaan telah beralih kepada tim sebagai cara yang lebih baik untuk memanfaatkan talenta karyawan dan meningkatkan produktivitas.

Menurut Anggara & Suhendra (2010) kerjasama tim adalah suatu kelompok yang memiliki ikatan dan interaksi yang harmonis memacu terjadinya perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan pribadi maupun orgnanisasi. Sedangkan menurut Kerrin & Oliver (Dila & Rochman, 2015) kerjasama tim adalah aktivitas atau proses yang meliputi kegiatan berbagi informasi mengenai masalah yang sedang dihadapi dan bekerjasama dalam memecahkan masalah tersebut.

(17)

27

Kerjasama tim sangat berpengaruh bagi perusahaan untuk meningkatkan produktivitas kerja para karyawannya. Kerjasama tim harus menjadi sebuah komponen tenaga kerja yang penting dalam perusahaan. Namun untuk menciptakan kerja sama tim yang baik dalam perusahaan tidaklah mudah pasti akan terjadi konflik yang didasari pada ketidakcocokan interpersonal, beberapa hambatan dalam kerjasama tim yang mungkin dihadapi merupakan keaanekaragaman yang luas dari pemecahan-pemecahan masalah yang dapat didiskusikan, kerjasama tim juga akan menghasilkan sinergi positif melalui upaya yang terkoordinasi. Upaya yang dilakukan individu dalam kerjasama tim akan menghasilkan produktivitas yang lebih besar daripada jumlah input individu tersebut (Robbin & Judge, 2015).

Fenomena yang terjadi pada kerjasama tim yang ada di PT. Dongsung Mulsan Bekasi yaitu ada beberapa aspek kerjasama tim yang ditetapkan oleh West (2002) yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja, yang pertama adalah tanggung jawab secara bersama sama menyelesaikan pekerjaan yaitu dengan pemberian tanggung jawab akan menciptakan kerjasama yang baik, keahlian masing-masing yang dimiliki oleh setiap karyawan akan mempercepat proses pencapaian target dari perusahaan. Teorinya aspek tersebut menjelaskan bahwa karyawan yang baik adalah karyawan yang memiliki kesadaran untuk turut bertanggung jawab atas kelancaran, kemajuan dan kelangsungan hidup perusahaan. Hal tersebut dikenal dengan tridarma, yaitu setiap orang merasa ikut memiliki, merasa ikut bertanggung jawab dan mawas diri demi kemajuan perusahaan. Apabila hal tersebut dilaksanakan maka kerjasama tim dalam perusahaan akan terlaksana, terkendali, mantap dan dinamis dan akan

(18)

28

mendorong berkembangnya produktivitas kerja sehingga pertumbuhan perusahaan akan tinggi (Sinungan, 2009).

Aspek yang kedua adalah saling berkontribusi, menurut Robbin & Judge (2015) untuk meningkatkan kemugkinan para anggota tim saling berkontribusi yaitu karyawan dapat memulai dengan mempercayai satu sama lain seiring dengan melihat kontribusi masing-masing. Dengan cara setiap karyawan perlu memahami kekuatan masing-masing individu yang berguna untuk tim, menempatkan anggota-anggota tim sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, membantu tim mencapai keberhasilan kecil yang membangun kepercayaan diri dan menyediakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan teknik dan antaranggota. Semakin tinggi kemampuan dari para karyawan maka semakin tinggi kecendrungan tim akan mengembangkan kenyakinan diri dan kemampuan untuk mengantarkan kepercayaan diri sehingga karyawan lebih berani untuk menunjukkan dirinya dan berkontribusi dalam tim. Jika karyawan memiliki gagasan yang berbeda-beda mengenai bagaimana melakukan sesuatu, maka tim akan mempersempit metode dan bukannya fokus pada apa yang perlu dilakukan. Hal tersebut dapat menyebabkan beberapa karyawan akan menolak menjadi anggota tim dan memecah belah tim dan menyebabkan tim menjadi tidak efektif sehingga dapat menyebabakan turunnya produktivitas kerja.

Aspek ketiga yang mempengaruhi adalah pengerahan kemampuan secara maksimal yaitu karyawan melakukan usaha sampai batas kekuatannya untuk dapat menyelesaikan dan mencapai target dari perusahaan. Karyawan yang bekerja secara maksimal akan akan mencapai produktivitas yang tinggi juga, karyawan yang

(19)

29

memiliki produktivitas yang tinggi akan yakin dengan kemampuan dirinya sendiri dan selalu berusaha meningkatkan diri, dan akan bersedia untuk saling membantu satu sama lainnya dan dalam perusahaan hal tersebut akan menunjang pencapaian produktivitas kerja dari perusahaan (sedarmayanti, 2009). Karyawan yang tidak mengerahkan kemampuannya secara maksimal akan merasa tidak aman akan posisinya dan menjadi kurang percaya diri, karyawan yang tidak mempercayai akan cenderung menaruh kecerugiaan satu sama lainnya dan akan menghambat kimunikasi dengan karyawan lain di tim tersebut. Tindakan-tindakan ini cenderung untuk merusak dan akhirnya akan menghancurkan tim dan hal tersebut akan menyebabkan produktivitas kerja dari karyawan menurun.

Ketiga keterkaitan aspek-aspek tersebut juga di perkuat dengan pendapat dari Robbin & Judge (2015) tim-tim yang berhasil akan meningkatkan keyakinan diri mengenai keberhasilan pada masa mendatang. Yang pada gilirannya akan memotivasi karyawan untuk bekerja lebih keras lagi. Tim akan mengembangkan tujuan-tujuan untuk mencapai target dari perusahaan dan akan menciptakan strategi-strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Keberhasilan-keberhasilan yang dicapai oleh tim tersebut akan mempengaruhi produktivitas kerja dari setiap karyawannya dan akan meningkatkan produktivitas dari perusahaan tersebut.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Sriyono & Lestari (2013) yang berjudul “pengaruh teamwork, kepuasan kerja, dan loyalitas terhadap produktivitas pada perusahaan jasa” mendapatkan hasil bahwa kerjasama tim berpengaruh positif terhadap produktivitas, dengan kerjasama tim karyawan merasa memilki beban

(20)

30

bersama-sama sehingga beban kerja akan terasa lebih ringan dibandingkan dengan secara individu. Dalam mencapai tujuan bersama kerja tim menjalankan pekerjaan sesuai dengan sistem yang telah ditentukan sehingga dapat bekerja secara efektif bersama-sama, dapat membuat perubahan untuk mencapai tujuan, mengatasi kendala, memecahkan masalah dan melaksanakan perbaikan. Karyawan dengan kerja tim dalam menyelesaikan masalah, para anggota berbagi ide atau memberikan saran mengenai bagaimana proses dan metode kerja dapat ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan produktivitas.

D. Hipotesis

Ada hubungan positif antara kerjasama tim dengan produktivitas kerja pada karyawan di PT. Dongsung Mulsan Bekasi. Semakin tinggi kerjasama tim maka akan semakin tinggi produktivitas kerja pada karyawan sebaliknya Semakin rendah kerjasama tim maka akan semakin rendah produktivitas kerja pada karyawan di PT. Dongsung Mulsan Bekasi.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Informasi Manajemen Desa (SIMADE) adalah suatu sistem informasi yang dapat terhubungkan sebagian besar administrasi yang tersedia di Kantor Kecamatan Kota Batu mulai dari

9ormulir;5ormulir yang diguna'an dalam &ela'sanaan dan &ertanggungjawaban 9ormulir;5ormulir yang diguna'an dalam &ela'sanaan dan

Berdasarkan analisis regresi faktor abiotik terhadap keanekaragaman, kemerataan dan kekayaan jenis Collembola pada perkebunan apel didapatkan hasil bahwa faktor abiotik

Jika pantulan itu terjadi pada ujung bebas, maka gelombang pantul merupakan kelanjutan dari gelombang datang (fasenya tetap), tetapi jika pantulan itu terjadi pada ujung tetap,

a Pada langkah sebelumnya, ditentukan kesimpulan bahw berdasarkan pengalaman kerja karyawan. aryawan Uji statistik untuk perbedaan rata – rata kinerja

Pengaplikasian Model Pembelajaran Dunn & Dunn 1992 dalam Meneliti Faktor Rangsangan Bahasa Melayu sebagai Bahasa Kedua dalam Kalangan Murid Cina di Machang, Kelantan Cadangan

Cara Belajar Pribadi adalah suatu cara atau strategi belajar yang dilakukan siswa di luar kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan di sekolah yang bertujuan untuk

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemanfaatan ekstrak temulawak terhadap ikan mas yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila dan untuk