• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRINING KETAHANAN 35 AKSESI PLASMANUTFAH JAGUNG TERHADAP SERANGAN HAMA KUMBANG BUBUK Sitophilus zeamais Motsch.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRINING KETAHANAN 35 AKSESI PLASMANUTFAH JAGUNG TERHADAP SERANGAN HAMA KUMBANG BUBUK Sitophilus zeamais Motsch."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

373

SKRINING KETAHANAN 35 AKSESI PLASMANUTFAH JAGUNG TERHADAP SERANGAN HAMA KUMBANG BUBUK Sitophilus zeamais Motsch.

Surtikanti, Juniarsih, dan Sigit B.S. Balai Penelitian Tanaman Serealia

Abstrak. Salah satu hama gudang utama di Indonesia adalah kumbang bubuk (Sitophilus zeamais Motsch). Kerusakan yang ditimbulkan S. zeamais berupa biji jagung berlubang-lubang, sehingga dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas lebih dari 50%. Sebanyak 35 aksesi jagung plasmanutfah di skrining terhadap ketahanan serangan S. zeamais. Percobaan dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Balitsereal dari bulan Mei sampai bulan Oktober 2008, dengan rata-rata suhu 26 oC dan rata-rata Rh 56%. Masing-masing sampel aksesi seberat 25 g,

diinfestasikan 5 pasang S. zeamais selama 7 hari, penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 ulangan. Pengamatan jumlah S. zeamais yang muncul , jumlah biji rusak, dan bobot biji rusak, bobot biji utuh dilakukan 120 hari setelah penyimpanan. Hasil penelitian diklasifikasikan ke dalam tiga kategori yaitu tahan, agak tahan dan peka terhadap serangan S. zeamais. Ada 18 aksesi yang tahan terhadap serangan hama kumbang bubuk dengan kerusakan biji ≤ 5%, S. zeamais yang muncul nol dan penyusutan bobotnya ≤ 0,5%. Termasuk agak tahan ada 12 aksesi dengan kerusakan biji ≤ 5%, S. zeamais yang muncul 1 – 3 ekor ,penyusutan bobotnya ≤ 0,5%, dan yang peka ada 5 aksesi dengan kerusakan biji 7,23 – 11,89%, S. zeamais yang muncul 4 – 15 ekor, dan penyusutan bobotnya ≥ 0,5%.

Kata kunci : Jagung, Sitophilus zeamais, plasmanutfah

PENDAHULUAN

Jenis – jenis hama di penyimpanan jagung menurut Champ dan Highley, 1985) adalah Sitophilus zeamais Motsch., Corcyra cephalonica.,Cryptolestes pusillus Schon., Tribolium castaneum Herbst., Rhy(i)zopertha dominica F., Sitotroga cerealella Oliver.

Kumbang bubuk yang biasa juga disebut maize weevil dengan nama ilmiah Sitophilus zeamais Motsch. yang merupakan hama gudang utama di Indonesia dan daerah tropis lainnya. Menurut Santos et al.,(2006), bahwa hama gudang yang paling dominan adalah Sitophilus sp. Kehilangan hasil oleh Sitophilus sp. ini dapat mencapai 100% bila biji disimpan di daerah tropis (Bergvinson,2002). Biji jagung yang terserang akan berlubang-lubang serta akan meninggalkan sisa gerekan berupa tepung, yang menurut Granados (2000), lubang-lubang yang terbentuk akibat gerekan hama kumbang bubuk dapat dijadikan tempat persembunyian imago.

Salah satu upaya untuk menekan kerusakan jagung dalam penyimpanan adalah penyediaan varietas jagung yang tergolong tahan terhadap infestasi kumbang bubuk S. zeamais. Penggunaan varietas tahan dalam mengendalikan hama gudang S. zeamais dapat menekan kerusakan biji selama di penyimpanan, dan sangat menguntungkan karena mudah dilaksanakan oleh petani, praktis, ekonomis dan aman terhadap lingkungan. Oleh karena itu dilakukan penelitian skrining ketahanan plasmanutfah jagung terhadap serangan hama kumbang bubuk S. zeamais.

(2)

374

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Balitsereal dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 2008.

Perbanyakan S. zeamais : Kurang lebih 200 ekor hama kumbang bubuk dimasukkan ke dalam stoples yang berisi 500 g biji jagung varietas Srikandi Kuning-1. Setelah satu minggu, hama tersebut dikeluarkan dari dalam stoples. Progeni-progeni baru akan muncul setelah disimpan satu bulan, serangga yang muncul digunakan untuk percobaan.

Sebanyak 35 aksesi jagung plasmanutfah digunakan untuk skrining aksesi terhadap serangan S. zeamais. Biji-biji jagung sebelum dilakukan infestasi, terlebih dahulu diseleksi, dipilih biji jagung utuh, ditimbang dan dihitung, kemudian dimasukkan ke dalam kantong-kantong yang diberi nomor urut, kemudian dimasukkan ke dalam kulkas (4–7 oC) selama dua minggu untuk mematikan telur, larva, pupa dan imago hama yang ada di dalam biji.

Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga kali ulangan. Satuan unit percobaan terdiri dari 25g biji galur/varietas uji yang disimpan dalam gelas plastik dan bertutup plastik yang berventilasi kain kasa. Tiga hari setelah keluar dari dalam kulkas pada masing-masing gelas diinfestasikan 5 pasang S. zeamais dari hasil perbanyakan, dan setelah satu minggu kelima pasang kumbang bubuk dikeluarkan dari gelas plastik.

Temperatur dan kelembaban nisbi dicatat setiap hari selama penelitian berlangsung dengan menggunakan alat ”indoor thermometer with humidiguide Taylor”.

Penghitungan jumlah S. zeamais yang muncul dilakukan setiap 2 hari sekali sampai serangga tersebut tidak muncul lagi. Pengamatan kerusakan biji dilakukan pada saat S. zeamais tidak muncul lagi dengan cara menghitung biji rusak dan biji utuh. Ciri biji rusak adalah biji yang berlubang, dan ada tanda atau bekas gerekan pada permukaan biji. Juga dilakukan penimbangan biji rusak dan biji utuh.

Persentase kerusakan biji dihitung dengan rumus :

Jumlah biji rusak

Persentase kerusakan biji =_____________________________ X 100%

Jumlah biji sampel yang diamati

Persentase penyusutan biji menggunakan rumus dari Heines (1980) yaitu : (U x Nd) – (D x Nu)

P =--- X 100% U(Nd + Nu)

P = Persentase penyusutan bobot biji U = Berat biji utuh

Nu= Jumlah biji utuh D = Berat biji rusak Nd= Jumlah biji rusak

(3)

375

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan temperatur dan kelembaban rata-rata selama penelitian berlangsung adalah 26oC dan Rh 56%. Keadaan ruangan selama penelitian adalah

termasuk kering, sehingga jumlah S. zeamais yang muncul hanya berkisar 0 – 15 ekor selama penyimpanan 120 hari. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yos Sutiyoso (1964) dalam Kartasapoetra (1987), makin rendah kelembaban udara relatif maka siklus hidup (semenjak telur sampai menjadi dewasa) semakin panjang.

Warna aksesi biji jagung yang diuji adalah putih; kuning; campuran putih, ungu dan kuning; kuning muda; marun; dan campuran putih,kuning. Hasil pengamatan dari warna biji jagung tidak berpengaruh terhadap kerusakan biji, jumlah hama kumbang bubuk yang muncul, dan penyusutan bobot (Tabel 1). Hal ini berbeda dengan pendapat Ryoo dan Cho (1992) yang menyatakan bahwa kerusakan biji dapat pula dipengaruhi oleh warna dari biji tersebut.

Hasil pengamatan jumlah S. zeamais rata-rata yang muncul berkisar 0 – 15 ekor. S. zeamais tidak muncul (jumlah nol) pada 18 aksesi yaitu pada Binte Kiki Maputio, Jagung Kuning Buru-1, Genjah Kodok, Wisanggeni, MLG-5267, High Oil, Pulut Maros, Binte Pulu-4, MLG-5176, NEI-9008, S99TLWQ-B, Binte Pulu-6, Dalle Maliri, F2Biji-2, ACROSS8262, Dalle Biasa-1, Pulut Gorontalo dan Jagung Kuning Buru-3. Hama kumbang bubuk yang muncul satu ekor ada pada 6 aksesi yaitu Srikandi Kuning-1, Pulut Enrekang, Binte Da’a, MLG-5306, Dalle Burisi, dan TLWDQPM H.Oil.C15.

Kumbang bubuk yang muncul dua ekor ada pada 5 aksesi yaitu Dalle Nakuning, MLG-5220, Penmasa, Dalle Pondan dan Lokal Boronubean. Kumbang yang muncul 3,4 dan 5 ekor masing-masing ada pada aksesi Lokal Marisa, MLG-5308 dan Bayu.

Ada 2 aksesi yang hama kumbang mucul 6 ekor yaitu aksesi Dalle Busa danMLG-5287, dan aksesi yang paling disukai atau rentan terhadap serangan S. zeamais yaitu pada aksesi Binte Pulu-7 (15 ekor). Menurut Painter (1951), bahwa ada tiga mekanisme keresistenan yaitu non-preferen (tidak disukai), anti biosis dan toleran.

Hasil penelitian didapatkan bahwa persentase biji rusak oleh kumbang bubuk S. zeamais bervariasi untuk setiap aksesi yang diuji dan berkisar dari 0.30 – 11.89%. Kerusakan biji < 1% ada 4 aksesi yaitu Binte Pulu-6 (0.30%), Jagung Kuning Buru-1 (0.35%), Genjah Kodok (0.72%) dan Dalle Burisi (0,92%)

Kerusakan biji ≥ 1% - ≤ 2% ada 8 aksesi yaitu Binte Kiki Maputio, MLG-5267, Binte Pulu-4, Pulut Gorontalo, Jagung Kuning Buru-3, Srikandi Kuning-1, Binte Da’a dan Lokal Marisa.

Kerusakan biji ≥ 2% - ≤ 3% ada 11 aksesi yaitu Wisanggeni, High Oil, Pulut Maros, S99TLWQ-B, Dalle Maliri, ACROSS-8762, Pulut Enrekang, MLG-5306, TLWDQPM H.OIL.C15, Dalle Nakuning, dan Dalle Pondan. Kerusakan biji ≥ 3% - ≤ 4% ada 5 aksesi yaitu MLG-5176, NEI-9008, Dalle Biasa-1, Penmasa dan Lokal Boronubean.

Kerusakan biji ≥ 4% ada 7 aksesi yaitu F2Biji2, MLG-5220, MLG-5308, Bayu, Dalle Busa, MLG-5287, dan Binte Pulu-7. Menurut Pranata dan Wiroatmojo (1982), makin banyak populasi hama dapat berkembang pada biji-bijian, maka makin berat serangannya.

Hasil pengamatan dan perhitungan persentase penyusutan bobot biji, dapat dilihat pada Tabel 1. Rata-rata persentase penyusutan bobot biji dari aksesi yang diuji berkisar 0.04% - 2.46%. Ada 32 aksesi yang penyusutan bobot biji ≤ 1%, dan 3 aksesi penyusutan bobot biji ≥ 1%. Menurut Pranata dan Wiroatmojo (1982), tingginya persentase penyusutan bobot dari bahan pangan ditentukan oleh intensitas serangan hama, sehingga

(4)

376

kualitas bahan menjadi jelek dan dapat menjadi sumber hama pada penyimpanan selanjutnya.

Dilihat dari hasil pengamatan jumlah S. zeamais yang muncul, kerusakan biji, dan penyusutan bobot biji dapat disimpulkan ada 3 kategori ketahanan yaitu tahan, agak tahan (moderat tahan) dan peka (rentan).

Tabel 1. Aksesi, warna , jumlah S. zeamais, kerusakan dan penyusutan bobot biji jagung akibat serangan S. zeamais 2008.

No Aksesi Warna biji Jumlah

S.zeamais Kerusakan biji (%) Penyusutan biji (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Binte Kiki Maputio Jagung Kuning Buru-1 Genjah Kodok Wisanggeni MLG-5267 High Oil Pulut Maros Binte Pulu-4 MLG-5176 NEI-9008 S99TLWQ-B Binte Pulu-6 Dalle Maliri F2Biji-2 ACROSS-8762 Dalle Biasa-1 Pulut Gorontalo Jagung Kuning Buru-3 Srikandi Kuning-1 Pulut Enrekang Binte Da’a MLG-5306 Dalle Burisi TLWDQPM H.OIL.C15 Dalle Nakuning MLG-5220 Penmasa Dalle Pondan Lokal Boronubean Lokal Marisa MLG-5308 Bayu Dalle Busa MLG-5287 Binte Pulu-7 Putih CampP,U,K Kuning Kuning Kuning Putih Putih Putih Kuning Kuning Putih Putih Kuning muda Kuning Putih Marun Putih Kuning Kuning Putih Kuning Putih Putih Putih Kuning Putih Kuning muda Putih Kuning Kuning Putih Putih Putih Putih Camp.P,K 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 4 5 6 6 15 1.80 0.35 0.72 2.73 1.51 2.02 2.38 1.06 3.46 3.15 2.08 0.30 2.23 4.16 2.19 3.13 1.40 1.64 1.53 2.90 1.56 2.52 0.92 2.69 2.44 4.85 3.80 2.91 3.25 1.91 11.89 7.51 7.64 7.23 8.43 0.10 0.10 0.10 0.12 0.10 0.20 0.04 0.10 0.10 0.41 0.30 0.04 0.40 0.42 0.04 0.43 0.30 0.02 0.21 0.23 0.10 0.40 0.14 0.30 0.41 0.71 0.10 0.61 0.42 0.30 1.00 0.80 1.50 0.70 2.50

(5)

377

KESIMPULAN

Aksesi MLG-5308 dan Binte Pulu-7 pada penelitian dengan rata-rata temperatur 26oC dan Rh 56% adalah yang paling peka terhadap serangan S. zeamais bila

dibandingkan dengan aksesi-aksesi lain.

DAFTAR PUSTAKA

Bergvinson,D.J. 2002. Storage Pest Resistance in Maize. CYMMIT Maize Programs. p.32-39. Champ,B.R. dan E. Highley. 1985. Pesticides and Humid Tropical Grain Storage System.

Proceeding of an International Seminar Manila, Philippines, 27 – 30 May, 1985. Australian Centro for International Agricultural Research (ACIAR) Proceeding No. 41.

Granados, G. 2000. Maize Insect in Tropical Maize Improvement. p. 81- 92.

Heines, C.P. 1980. Loss Assessment Methods. Biotrop 2nd Training Course on Pest Stored Product. May 19 – June 28, Bogor. 7 hal.

Kartasapoetra, A.G. 1987. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang. Penerbit Rineka Cipta. 145 hal. Painter ,R.H. 1951. Insect Resistance in Crop Plant. Mc. Milan. New York. 520 hal.

Pranata dan Wiroatmojo. 1982. Penanggulangan Hama Pascapanen. Lokakarya Penanganan Masalah Pascapanen. IPB. 9 hal.

Ryoo, M.I., dan H.W. Cho. 1992. Feeding and oviposition preferences and demography of rice weevil (Coleoptera : Curculionidae) reared on mixtures of brown polished and rough rice. Environ. Entomol. 21(3) : 549 – 555.

Santos,J.P.E., Paulo, E.Guimaroes, and J.M.Waqur. 2006. Resistance to Maize Weevil in Quality Protein Maize Lines and Commercial Corn Hybrids. Embrapo/ National Corn and Sorghum Research. Brazil. 4p.

Gambar

Tabel 1.  Aksesi, warna , jumlah S. zeamais, kerusakan dan penyusutan bobot biji  jagung   akibat  serangan S

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang di harapkan penelitian ini adalah berupa sistem pendukung keputusan pemilihan bidan delima pada wilayah cileungsi untuk memudahkan user di wilayah cileungsi

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi kawasan merupakan pengklasifikasian lahan berdasarkan karakteristik fisiknya berupa lereng, jenis tanah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Penerapan yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran CTL (contextual taching and learning) dengan menggunakan

Pertumbuhan organisasi serikat buruh ini diikuti pula oleh surat kabar dari kelompok organisasi, dan sastra sebagai alat untuk menyampaikan pesan (propaganda)

Keyakinan masyarakat Muyu tentang ìptèm persalinan yang membentuk faham “asal persalinan tidak di dalam rumah ” sebagai peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menggeser

Berdasarkan uraian di atas tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui bagaimana perilaku pencarian informasi mahasiswa di Youtube channel beauty

Beberapa hasil penting yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah bahwa untuk mendapatkan informasi yang diperlukan mahasiswa lebih suka mengguna- kan media

Salah satu problem yang ada dan menarik untuk diteliti yaitu masalah n -ratu atau n-queen problem , yaitu permasalahan mengenai bagaimana cara meletakkan bidak queen sebanyak