• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Macam Macam Akhlak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Macam Macam Akhlak"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH AIKA

MAKALAH AIKA

MACAM - MACAM AKHLAK 

MACAM - MACAM AKHLAK 

Disusun oleh: Disusun oleh: DANIK SUPRIYANTI DANIK SUPRIYANTI DWI LASMININGSIH DWI LASMININGSIH EKO SUGIYONO EKO SUGIYONO UMI NINA UMI NINA’ATI’ATI

PROGRAM KHUSUS KELAS BLORA

PROGRAM KHUSUS KELAS BLORA

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN 2017

TAHUN 2017

(2)

KATA PENGANTAR 

Pujisyukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah AIKA tentang macam-macam akhlak.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman  bagi para pembaca,sehingga penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Makalah ini jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis.

Blora , 13 Oktober 2017

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Secara historis dan teologis, akhlak dapat memadu perjalan hidup manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Tidakkah berlebihan bila misi utama kerasulan Muhammad SAW. adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sejarah pun mencatat bahwa faktor  pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya yang  prima, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah dalam Al-Qur’an; Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada Allah diminta agar akhlak dan keluhuran budi Nabi Muhamad SAW. itu dijadikan contoh dalam kehidupan di berbagai bidang. Mereka yang mematuhi permintaan ini dijamin keselamatan hidupnya di dunia dan akhirat. Setiap muslim meyakini, bahwa Allah adalah sumber segala sumber dalam kehidupannya. Allah adalah Pencipta dirinya, pencipta jagad raya dengan segala isinya, Allah adalah pengatur alam semesta yang demikian luasnya. Allah adalah pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam kehidupan manusia, dan lain sebagainya. Sehingga manakala hal seperti ini mengakar dalam diri setiap muslim, maka akan terimplementasikan dalam realita bahwa Allah lah yang  pertama kali harus dijadikan prioritas dalam berakhlak. Jika kita perhatikan, akhlak terhadap Allah ini merupakan pondasi atau dasar dalam berakhlak terhadap siapapun yang ada di muka  bumi ini. Jika seseorang tidak memiliki akhlak positif terhadap Allah, maka ia tidak akan mungkin memiliki akhlak positif terhadap siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia memiliki akhlak yang karimah terhadap Allah, maka ini merupakan pintu gerbang untuk menuju kesempurnaan akhlak terhadap orang lain.

B

.RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah adalah  bagaimana akhlak terhadap Allah dan macam-macam akhlak terhadap Allah.

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Secara etimologi akhlak berasal dari bahasa arab akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, jama’nya khuluqun yang berarti perangai (al-sajiyah), adat kebiasaan (al’adat), budi pekerti, tingkah laku atau tabiat (ath-thabi’ah), perbedaan yang baik (al-maru’ah), dan agama (ad-din).

Akhlak adalah suatu istilah agama yang dipakai menilai perbuatan manusia apakah itu  baik, atau buruk. Sedangkan ilmu akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan agama islam yang  berguna untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia, bagaimana cara berbuat kebaikan dan menghindarkan keburukan. Dalam hal ini dapat dikemukakan contohnya: Perbuatan baik termasuk akhlak, karena membicarakan nilai atau kriteria suatu perbuatan. Perbuatan itu sesuai dengan petunjuk Ilmu Akhlak; ini termasuk ilmunya, karena membicarakan ilmu yang telah dipelajari oleh manusia untuk melakukan suatu perbuatan.

Adapun ayat yang menjelaskan tentang akhlak yaitu terdapat dalam (Q.S. al-ahzab,33:21)

Artinya:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.

Sedangkan pengertian akhlak secara terminologi dapat dilihat dari beberapa pendapat  para ahli :

 Ibnu Maskawaih

Menyebutkan bahwa akhlak yaitu keadaan jiwa yang mendorong atau mengajak melakukan sesuatu perbuatan tanpa melalui proses berpikir, dan pertimbangan terlebih dahulu.

 Prof. Dr. Ahmad Amin

Akhlak menurut Prof. Dr. Ahmad Amin yaitu suatu ilmu yang menjelaskan baik dan  buruk, menerangkan yang harus dilakukan, menyatakan tujuan yang harus dituju dan

(5)

Dari definisi berbagai pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara spontan tanpa  pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada unsur paksaan. Dorongan  jiwa yang melahirkan perbuatan manusia pada dasarnya bersumber dari kekuatan batin yang

dimiliki oleh setiap manusia, yaitu :

 Tabiat (Pembawaan)

Yaitu suatu dorongan jiwa yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan manusia, tetapi disebabkan oleh naluri(gharizah) dan factor warisan sifat-sifat dari orang tuanya atau nenek moyangnya.

 Akal pikiran

Yaitu dorongan jiwa yang dipengaruhi oleh lingkungan manusia setelah melihat sesuatu, mendengarkanya, merasakan serta merabanya. Alat kejiwan ini hanya dapat menilai sesuatu yang lahir (yang nyata)

 Hati nurani

Yaitu dorongan jiwa yang hanya berpengaruh oleh alat kejiwaan yang dapat menilai hal-hal yang sifatnya absrak (yang batin) karena dorongan ini mendapatkan keterangan (ilham) dari allah swt.

Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta alam tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku bagian dari orang Islam, Ya Allah berilah aku amalan yang terbaik dan akhlak yang paling mulia, tiada yang bisa memberi yang terbaik selain Engkau, dan lindungilah aku dari amalan dan akhlak yang buruk, tidak ada yang bisa melindungiku dari hal yang buruk selain  Engkau".

[Sunan An-Nasa'i: Sahih]

Hadist tersebut menjelaskan betapa pentingnya akhlak mulia itu, terutama untuk umat islam saat ini. Akhlak mulia merupakan cermin seorang muslim, mencerminkan kesucian hati

(6)

dan fikirannya, sedangkan akhlak buruk mencerminkaan seseorang yang telah gelap hatinya sehingga ia tidak bisa menentukan mana yang baik dan buruk baginya karena keburukan itu telah mendarah daging dalam dirinya.

B. MACAM-MACAM AKHLAK

1. Akhlak Kepada Allah SWT.

Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah. Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati. Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti ibadah, karena ia merupakan  pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu. Kekuatan do’a dalam ajaran Islam sangat luar biasa, karena ia mampu menembus kekuatan akal manusia. Oleh karena itu berusaha dan berdo’a merupakan dua sisi tugas hidup manusia yang bersatu secara utuh dalam aktifitas hidup setiap muslim.Orang yang tidak pernah berdo’a adalah orang yang tidak menerima keterbatasan dirinya sebagai manusia karena itu dipandang sebagai orang yang sombong; suatu perilaku yang tidak disukai Allah. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan. Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui  bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan  pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.

2. Akhlak Kepada Diri Sendiri

 Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil

daripengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.

(7)

 Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan syukur dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan aturan-Nya.

 Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.

3. Akhlak Kepada Keluarga

Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak kepada ibu bapak adalah  berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu  bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain :

 Menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara  bertutur kata sopan dan lemah lembut.

 Mentaati perintah.

 Meringankan beban, serta.

 Menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.

4. Akhlak Kepada Sesama Manusia

Berakhlak baik terhadap sesama pada hakikatnya merupakan wujud dari rasa kasih sa yang dan hasil dari keimanan yang benar, sebagaimana sabda Rasulullah saw, “ Mukmin yang  paling sempurna imanya ialah yang paling baik akhlaknya. Dan yang paling baik diantara

kamu ialah mereka yang paling baik terhadap isterinya“. (HR. Ahmad). Diantara akhlak-akhlak itu diantaranya, adalah:

a. Akhlak terpuji ( Mahmudah )

Penerapan akhlak sesama manusia yang dan merupakan akhlak yang terpuji adalah sebagai  berikut:

(8)

 Husnuzan

Berasal dari lafal husnun ( baik ) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti prasangka,  perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk

terhadap seseorang . Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada Allah dan Rasul-Nya antara lain:

 –  Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul-Nya Adalah untuk kebaikan manusia

 –  Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk. Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan kepada sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan. Husnuzan berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang lain.

 Tawaduk 

Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur. Rasulullah Saw bersabda :

“ Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan

merendahkannya” (HR. Ath-Thabrani).

 Tasamu

Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia. Allah berfirman, ”Untukmu agamamu, dan untukku agamaku (Q.S. Alkafi run/109: 6) Ayat tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran agama yang diyakini.

 Ta’awun

Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia. Allah berfirman, ”…dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…”(Q.S. Al Maidah/5:2)

Selain sifat-sifat di atas masih banyak lagi sifat-sifat terpuji lainya yang menjadi patokan akhlak kita antar sesame.

b. Akhlak Tercela ( Mazmumah )

Beberapa akhlak tercela yang harus kita hindari dalam kaitanya akhlak antar sesama diantaranya:

(9)

 Hasad

Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain  beruntung. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, “ Janganlah kamu saling membenci dan  janganlah kamu saling mendengki, dan janganlah kamu saling menjatuhkan. Dan hendaklah

kamu menjadi hamba Allah yang bersaudara dan tidak boleh seorang muslim mendiamkan  saudaranya lebih dari tiga hari“. (HR. Anas).

 Dendam

Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan. Allah  berfirman:

”Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhlah itulah yang terbaik bagi orang yang sabar” (Q.S. An Nahl/16:126)

 Gibah dan Fitnah

Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama baiknya.

Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang dilakukan orangnya dinamakan gibah. Sedangkan apabila kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu

disebut fitnah. Allah berfirman,

”…dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing

sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu mer asa jijik…” (Q.S. Al Hujurat/49:12).

 Namimah

Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang yang belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud terjadi perselisihan antara keduanya. Allah  berfirman,

”Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” (Q.S. Al

Hujurat/49:6

C. MANFAAT ILMU AKHLAK

kehidupan manusia Untuk meningkatkan derajat, menuntun kepada kebaikan, memenuhi kebutuhan keluarga, mengatur memenuhi kebutuhan keluarga, adab pergaulan  berbangsa dan bernegara, serta tujuan dan manfaat lain dari mempelajari ilmu akhlak akan

(10)

manusia Orang yang beriman dan berilmu (termasuk di dalamnya adalah ilmu akhlak), akan lebih utama daripada orang yang tidak beriman dan berilmu. Sebab dengan pengetahuan ilmu akhlak, seseorang akan lebih sadar mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang mengantarkan kepada kebahagiaan dan mana yang menjerumuskan kepada kesesatan dan kesengsaraan untuk dirinya. Dengan demikian seseorang akan selalu berusaha untuk bisa memilih dan melakukan kebaikan atas petunjuk Allah dan memperoleh keridloan Allah swt. sehingga bisa menjauhkan diri dari hal-hal yang tercela dan di murkai oleh Allah swt.

Allah swt dalam Al-Qur'an:

 Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. AL-Mujadalah : 11).

(11)

BAB III PENUTUP

 A. KESIMPULAN

Akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara spontan tanpa pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada unsur paksaan. ilmu akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan agama islam yang berguna untuk memberikan  petunjuk-petunjuk kepada manusia, bagaimana cara berbuat kebaikan dan menghindarkan

keburukan Akhlak pun memiliki kaitan erat dengan etika, moral, kesusilaan dan kesopanan.

Pembahasan mengenai ruang lingkup ilmu akhlak adalah tentang perbuatan-perbuatan manusia yang mendorong kepada baik atau buruknya. . ilmu akhlak bukanlah tingkah laku manusia melainkan perbuatan yang dilakukan atas kemauan manusia itu sendiri yang selalu dilakukannya dan kemudian mendarah daging dalam diri manusia itu sendiri.

B. SARAN

Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun dapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W, setidaknya kita termasuk kedalam golongan kaumnya.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Darsono, T. Ibrahim. Membangun Akidah dan Akhlak, Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2008

Ghoni Asykur, Abdul. Kumpulan Hadits-Hadits Pilihan Bukhori Muslim. Bandung: Husaini Bandung, 1992

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji bagi Allah Rabb Semesta Alam yang telah melimpahkan nikmat serta karunia-Nya sehingga berhasil membawa penulis untuk menyelesaikan skripsi dalam bidang

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, Rabb Semesta Alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, Rabb Semesta Alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah SWT, Rabb seluruh alam semesta dan dengan izin-Nya pula penulis dapat menyelesaikan Geladikarya yang berjudul

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah, Rabb alam semesta yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, tiada yang lebih mulia dari-Nya, tiada yang lebih sempurna dari rahmat-Nya, dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan kehadirat

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang telah melimpahan nikmat serta karunia-Nya sehingga berhasil membawa penulis untuk menyelesaikan skripsi dalam bidang