• Tidak ada hasil yang ditemukan

09 - I - DN_Perhitungan Struktur Bangunan Sipil (Ref_1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "09 - I - DN_Perhitungan Struktur Bangunan Sipil (Ref_1)"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

Design Note – I. 1

Perhitungan Struktur Jembatan Timbang, Menara Air,

Kantor, Genset, dan Box Control Leachate - Perhitungan

Struktur Jembatan Timbang

I. 1.Pendahuluan

I. 1.1.

Umum

Perencanaan struktur merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses perencanaan bangunan untuk mendapatkan dimensi komponen struktur yang optimal. Dalam perencanaan struktur, komponen struktur harus dapat menyalurkan beban-beban pada struktur ke pondasi dengan baik. Mekanisme beban yang dimaksud, langsung maupun tidak langsung berupa momen, geser dan torsi, gaya aksial harus mampu dipikul dengan baik oleh pondasi.

Tujuan khusus laporan ini adalah untuk merencanakan komponen struktur pelat, balok, kolom, dan pondasi.

I. 1.2.

Peraturan yang Digunakan

1. SNI 03–2847–2002 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. 2. SNI 03–1726–2002 : Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur

Bangunan Gedung.

3. SNI 03–1729–2002 : Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung. 4. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983

I. 1.3.

Ruang Lingkup Perencanaan Struktur

Perencanaan struktur ini meliputi : perencanakan komponen struktur rangka baja, sloof dan pondasi beton bertulang. Setiap perencanaan komponen struktur tersebut akan dijelaskan pada bagian lain dari Bab ini.

I. 2.Analisis dan Desain

I. 2.1.

Properties Material

Material yang digunakan adalah material beton bertulang dengan spesifikasi sebagai berikut:

Mutu beton, f’c : K250 (20,75 MPa) Mutu beton, f’c : K225 (18,675 MPa) Mutu Baja Tul. Longitudinal, fy : 320 MPa

Mutu Baja Tul. Transversal, fys : 240 MPa Modulus Elastisitas Beton : 4700 f'c MPa Tegangan Ijin Tanah : 2,992 kg/cm2

I. 2.2.

Beban dan Kombinasi Beban

Beban-beban yang diperhitungkan antara lain: beban mati (D), beban hidup (L), beban gempa (E), sedangkan kombinasi beban yang diperhitungkan antara lain:

U1 = 1.4D U2 = 1.2D+1.6L U3 = 1.2D+1.0L+Ex+0,3Ey U4 = 1.2D+1.0L+Ex-0,3Ey 1 Please,sesuaikan grade concrete dengan KPC standard

(2)

U6 = 1.2D+1.0L+0,3Ex+Ey U7 = 1.2D+1.0L+0,3Ex-Ey U8 = 1.2D+1.0L-0,3Ex+Ey U9 = 1.2D+1.0L-0,3Ex-Ey

I. 2.3.

Faktor Reduksi Kekuatan

Faktor reduksi kekuatan untuk mengantisipasi ketidakpastian kekuatan bahan terhadap pembebanan antara lain :

Bending / Tension : 0,8 Compression (T) : 0,65 Compression (S) : 0,7

Shear : 0,75

I. 2.4.

Model Struktur

Struktur ini adalah struktur bangunan tidak berlantai untuk jembatan timbang, dengan atap kuda-kuda baja dan atap pelat beton bertulang. Struktur ini dimodel sebagai open frame 3D seperti pada Gambar D.1. Struktur atap rangka baja dimodel sebagai beban pada struktur. Balok dan kolom dimodel sebagai elemen frame. Pelat atap beton bertulang dimodel sebagai elemen shell. Desain Pondasi dan pelat beton bertulang menggunakan analisis konvensional berdasarkan gaya-gaya dalam yang bekerja pada pondasi dan pelat tersebut.

Gambar D. 1. Model 3D Struktur

I. 2.5.

Beban

I. 2.5.1.

Beban-beban yang diperhitungkan antara lain :

1. Beban Mati - Berat sendiri

- Beban mati tambahan :

Berat spesi, plafond, penggantung = 81 kg/m2 Berat atap rangka baja per titik = 140 kg 2. Beban Hidup Atap = 100 kg/m2

3. Beban gempa menggunakan beban gempa respons spektrum untuk wilayah gempa 1, kondisi tanah keras, I = 1, R = 8,5.

(3)

Gambar D. 2. Grafik respons spektrum untuk wilayah gempa 1, tanah keras

I. 2.6.

Analisis dan Desain Penampang

(4)
(5)

I. 2.6.3.

Analisis dan Desain Penampang R1 (20/30, K250)

(6)

I. 2.6.5.

Analisis dan Desain Penampang K1 (20/25, K250)

(7)

I. 2.6.7.

Analisis dan Disain Pelat Lantai 100 mm

Analisis dan Desain Pelat Atap, t = 100 mm, K225

Dimensi Pelat

Ly 3 m

Lx 3 m

tebal 100 mm

Mutu Beton 18.675 MPa

Mutu Baja 240 MPa

Syarat Batas dan bentang teoritis Lx (bentang bersih) 3 m Ly (bentang bersih) 3 m

Ly/Lx 1.00

Beban-Beban

Berat Sendiri 240 kg/m2

Berat Penutup Lantai 81 kg/m2 qD 321 kg/m2 qL 100 kg/m2 qu 545.2 kg/m2 Momen-Momen Mlx 176.645 kg m 1.76645 kNm Mly 176.645 kg m 1.76645 kNm Mtx 176.645 kg m 1.76645 kNm Mty 176.645 kg m 1.76645 kNm

Tinggi Efektif Pelat (d)

Tebal penutup beton 20 mm diameter tul arah x dan y 8 mm Tinggi Efektif

dx 76 mm dy 68 mm

Penulangan Lapangan Arah X Penulangan Lapangan Arah Y

Mlx 1.76645 kNm Mly 1.76645 kNm Mn 2.20806 kNm Mn 2.20806 kNm Rn 0.38228 MPa Rn 0.38228 MPa m 15.1193 m 15.1193 1/m 0.06614 1/m 0.06614 2mRn/fy 0.04817 2mRn/fy 0.04817 1-2mRn/fy 0.95183 1-2mRn/fy 0.95183 rho 0.00161 rho 0.00161

rho min 0.00583 rho min 0.00583

Asly 396.667 mm2 Asly 396.667 mm2

Jarak tulangan 125 mm Jarak tulangan 125 mm

Luas Tul. Terpasang 401.92 mm2 Luas Tul. Terpasang 401.92 mm2

Dipasang Tulangan Diameter 8-125 mm Dipasang Tulangan Diameter 8-125 mm Penulangan Tumpuan Arah X Penulangan Tumpuan Arah Y

Mtx 1.76645 kNm Mty 1.76645 kNm Mn 2.20806 kNm Mn 2.20806 kNm Rn 0.38228 MPa Rn 0.38228 MPa m 15.1193 m 15.1193 1/m 0.06614 1/m 0.06614 2mRn/fy 0.04817 2mRn/fy 0.04817 1-2mRn/fy 0.95183 1-2mRn/fy 0.95183 rho 0.00161 rho 0.00161

rho min 0.00583 rho min 0.00583

Asly 443.333 mm2 Asly 443.333 mm2

Jarak tulangan 125 mm Jarak tulangan 125 mm

Luas Tul. Terpasang 401.92 mm2 Luas Tul. Terpasang 401.92 mm2

Dipasang Tulangan Diameter 8-125 mm Dipasang Tulangan Diameter 8-125 mm Lx

Ly

(8)

I. 2.6.8.

Analisis dan Desain Pondasi Telapak, K250

Mutu Beton, f'c 20.75 MPa

Mutu Baja Tulangan, fy 320 MPa

Dimensi Pondasi

Teg. Ijin tanah 2.992 kg/cm2

b 1000 cm

h 1000 cm

A 1000000 cm2

Check Terhadap Beban Tetap

P 3000 kg

Mx 0 kg cm

My 0 kg cm

Wx 166666667 cm3

Wy 166666667 cm3

Teg. Maks 0.00300 kg/cm2 < teg. Ijin tanah 2.992 kg/cm2 OK

Teg Min 0.00 kg/cm2 > 0 (OK)

Check tebal pondasi dengan kriteria geser

Tebal Pondasi 200 mm Dimensi Pondasi b 10000 mm h 10000 mm Dimensi Kolom b 200 mm h 250 mm

Dia. Tul Pondasi 13 mm

d 137 mm

Geser satu arah

qs 0.000 kg/m2

0.000 kN/m2

Vu 0.000 kN

Vc 1.040 MN

1040.108 kN

faktor reduksi kekuatan (f) 0.75 Bila Vn » Vc

ɸVn 780.080875 kN

ɸVn > Vu OK

Geser dua arah

Vu 0 kN βc 0.8 Vc1 3.64037742 MN 3640.37742 kN Vc2 MN 2080.21567 kN (yang menentukan) faktor reduksi kekuatan (ɸ) 0.75

Bila Vn ≈ Vc

φ Vn 1560.16175 kN

(9)

Penulangan Pondasi

Momen pada muka kolom 375000 kg cm

37.5 kNm

Momen nominal (f =0,8) 46.875 kNm

0,9d 123.3 mm

As 1188.03224 mm2 (untuk lebar total pondasi)

a 2.155466 mm

As 1077.70697 mm2 (untuk lebar total pondasi)

As 107.770697 mm2/m

Rasio Tulangan, ρ 0.00078665

ρ tul. Min 0.004375

As 599.38 mm2/m

Tulangan Terpasang D13 - 150 (Tulangan Bawah)

Luas Tul Terpasang/m' 884.43 mm2/m > 599.38 mm2/m OK

I. 2.6.9.

Analisis dan Desain Rangka Baja Jembatan Timbang

Tebal Pelat Baja = 12 mm

Beban mati : Berat sendiri komponen struktur Beban Truk : Beban merata (q) = 8 kPa

(10)

Analisis dan Desain WF 250x125x6x9

(11)

I. 2.6.10.

Analisis dan Desain Pelat Lantai Bawah Jembatan Timbang

Tebal Pelat = 250 mm

Ks = 120 . qa = 120 . 2,992 = 359 kg/cm2 (Nilai ini akan didistribusikan ke seluruh lebar pelat)

Model Struktur Pelat Bawah Jembatan Timbang Hasil analisis :

(12)

Gambar D. 4. Kontur tegangan M22

Tegangan maksimum yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Tegangan M11 = 595 kg/m2 (tekan)

(13)

Analisis dan Disain Pelat Lantai 250 mm

Dimensi Pelat

tebal 250 mm

Mutu Beton 20.75 MPa

Mutu Baja 240 MPa

Momen-Momen

Mlx 656 kg m 6.56 kNm

Mly 656 kg m 6.56 kNm

Mtx 656 kg m 6.56 kNm

Mty 656 kg m 6.56 kNm

Tinggi Efektif Pelat (d)

Tebal penutup beton 20 mm

diameter tul arah x dan y 16 mm Tinggi Efektif

dx 222 mm dy 206 mm

Penulangan Lapangan Arah X Penulangan Lapangan Arah Y

Mlx 6.56 kNm Mly 6.56 kNm Mn 8.2 kNm Mn 8.2 kNm Rn 0.16638 MPa Rn 0.16055 MPa m 13.6074 m 13.6074 1/m 0.07349 1/m 0.07349 2mRn/fy 0.01887 2mRn/fy 0.0182 1-2mRn/fy 0.98113 1-2mRn/fy 0.9818 rho 0.0007 rho 0.00067

rho min 0.00583 rho min 0.00583

Asly 1201.67 mm2 Asly 1271.67 mm2

Jarak tulangan 150 mm Jarak tulangan 150 mm

Luas Tul. Terpasang 1339.73 mm2 Luas Tul. Terpasang 1339.73 mm2

Dipasang Tulangan Diameter 16-150 mm Dipasang Tulangan Diameter 8-150 mm

Penulangan Tumpuan Arah X Penulangan Tumpuan Arah Y

Mtx 6.56 kNm Mty 6.56 kNm Mn 8.2 kNm Mn 8.2 kNm Rn 0.16638 MPa Rn 0.16055 MPa m 13.6074 m 13.6074 1/m 0.07349 1/m 0.07349 2mRn/fy 0.01887 2mRn/fy 0.0182 1-2mRn/fy 0.98113 1-2mRn/fy 0.9818 rho 0.0007 rho 0.00067

rho min 0.00583 rho min 0.00583

Asly 1295 mm2 Asly 1318.33 mm2

Jarak tulangan 150 mm Jarak tulangan 150 mm

Luas Tul. Terpasang 1339.73 mm2 Luas Tul. Terpasang 1339.73 mm2

Dipasang Tulangan Diameter 16-150 mm Dipasang Tulangan Diameter 16-150 mm

Lx

(14)

I. 2.6.11.

Analisis dan Desain Pondasi Batu Kali

Gaya P maksimum pada kolom = 3800 kg Tegangan Ijin Tanah = 2,992 kg/cm2 Lebar Pondasi Bawah = 50 cm

(OK) kg/cm 2,992 σ kg/cm 76 , 0 σ 100x50 3800 σ A P σ 2 ijin 2 < = = = =

I. 2.7.

Gaya-Gaya Dalam Pada Portal

(15)

Gambar D. 6. Momen Akibat Beban Hidup (t-m)

(16)

Gambar D. 8. Momen Akibat Beban Gempa Y (t-m)

(17)

Gambar D. 10. Gaya Geser Akibat Beban Hidup (t)

(18)

Gambar D. 12. Gaya Geser Akibat Beban Gempa Y (t)

(19)

Gambar D. 14. Gaya Aksial Akibat Beban Hidup (t)

(20)

Gambar D. 16. Gaya Aksial Akibat Beban Gempa Y (t) Reference

1. Badan Standar Nasional (2002). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 – 1726 – 2002.

2. Badan Standar Nasional (2002). Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 – 2847 – 2002.

3. Badan Standar Nasional (2002). Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 – 1729 – 2002.

4. Departemen Pekerjaan Umum (1983). Peraturaran Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983. Bandung.

(21)

Design Note – I. 2

Perhitungan Struktur Jembatan Timbang, Menara Air,

Kantor, Genset, dan Box Control Leachate - Perhitungan

Struktur Menara Air

I. 1.Pendahuluan

I. 1.1.

Umum

Perencanaan struktur merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses perencanaan bangunan untuk mendapatkan dimensi komponen struktur yang optimal. Dalam perencanaan struktur, komponen struktur harus dapat menyalurkan beban-beban pada struktur ke pondasi dengan baik. Mekanisme beban yang dimaksud, langsung maupun tidak langsung berupa momen, geser dan torsi, gaya aksial harus mampu dipikul dengan baik oleh pondasi. Struktur rangka baja banyak digunakan pada struktur rangka atap maupun struktur frame untuk menara air. Struktur ini merupakan kombinasi antara struktur baja dan beton bertulang, dimana struktur sloof dan pondasi menggunakan beton bertulang.

Tujuan khusus laporan ini adalah untuk merencanakan komponen struktur rangka baja, sloof dan pondasi beton bertulang.

I. 1.2.

Peraturan yang Digunakan

1. SNI 03–2847–2002 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. 2. SNI 03–1726–2002 : Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur

Bangunan Gedung.

3. SNI 03–1729–2002 : Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung. 4. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983

I. 1.3.

Ruang Lingkup Perencanaan Struktur

Perencanaan struktur ini meliputi : perencanaan komponen struktur rangka baja, sloof dan pondasi beton bertulang. Setiap perencanaan komponen struktur tersebut akan dijelaskan pada bagian lain dari Bab ini.

(22)

I. 2.Analisis dan Desain

I. 2.1.

Properties Material

Material yang digunakan adalah material beton bertulang dengan spesifikasi sebagai berikut:

Mutu beton, f’c : 20,75 MPa (≅ K250)

Mutu Baja Tul. Longitudinal, fy : 320 MPa Mutu Baja Tul. Transversal, fys : 240 MPa Modulus Elastisitas Beton : 4700 f'c MPa Tegangan Ijin Tanah : 2,992 kg/cm2

I. 2.2.

Beban dan Kombinasi Beban

Beban-beban yang diperhitungkan antara lain: beban mati (D), beban hidup (L), beban gempa (E), sedangkan kombinasi beban yang diperhitungkan antara lain:

U1 = 1.4D U2 = 1.2D+1.6L U3 = 1.2D+1.0L+Ex+0,3Ey U4 = 1.2D+1.0L+Ex-0,3Ey U5 = 1.2D+1.0L-Ex+0,3Ey U6 = 1.2D+1.0L+0,3Ex+Ey U7 = 1.2D+1.0L+0,3Ex-Ey U8 = 1.2D+1.0L-0,3Ex+Ey U9 = 1.2D+1.0L-0,3Ex-Ey

I. 2.3.

Faktor Reduksi Kekuatan

Faktor reduksi kekuatan untuk mengantisipasi ketidakpastian kekuatan bahan terhadap pembebanan antara lain :

Bending / Tension : 0,8 Compression (T) : 0,65 Compression (S) : 0,7

Shear : 0,75

I. 2.4.

Model Struktur

Struktur ini adalah struktur menara menggunakan rangka baja dikombinasikan beton bertulang untuk elemen sloof dan pondasi. Struktur ini dimodel open frame 3D seperti pada Gambar D.17. Rangka Baja dan sloof dimodel sebagai elemen frame. Desain Pondasi menggunakan analisis konvensional berdasarkan gaya-gaya dalam yang bekerja pada struktur ini.

Please,sesuaikan grade concrete dengan KPC standard

(23)
(24)

I. 2.5.

Beban

Beban-beban yang diperhitungkan antara lain : 1. Beban Mati

- Berat sendiri

- Beban mati tambahan : Berat tangki air = 2000 kg 2. Beban Hidup Atap = 100 kg/m2

3. Beban gempa menggunakan beban gempa respons spektrum untuk wilayah gempa 1, kondisi tanah keras, I = 1,5 (menara air), R = 8,5.

(25)

I. 2.6.

Analisis dan Desain Penampang Rangka Baja

I. 2.6.1.

Analisis dan Desain Penampang Baja L1 (L90.90.9)

Dari hasil analisis di atas, bahwa rasio tegangan yang terjadi = 0,162 < 1 (OK)

I. 2.6.2.

Analisis dan Desain Penampang Baja L2 (L60.60.6)

(26)

I. 2.6.3.

Analisis dan Desain Penampang Baja L3 (L40.40.4)

Dari hasil analisis di atas, bahwa rasio tegangan yang terjadi = 0,246 < 1 (OK)

I. 2.6.4.

Analisis dan Desain Penampang Kolom Pendek (250 mm x 250

mm)

Ini untuk perhitungan mana??Tolong pastikan lagi di design dan

drawing,posisi dan lokasi kolom pendek 250x250 mm,Please check lagi!!!!!

(27)

Air, Kantor, Genset, dan Box Control Leachate

I. 2.6.5.

Analisis dan Desain Penampang Sloof (200 mm x 300 mm)

I. 2.6.6.

Analisis dan Desain Pondasi Telapak 800 mm x 800 mm

Mutu Beton, f'c 20.75 MPa

Mutu Baja Tulangan, fy 320 MPa

Dimensi Pondasi

Teg. Ijin tanah 2.992 kg/cm2

b 800 cm

h 800 cm

A 640000 cm2

Check Terhadap Beban Tetap

P 3000 kg

Mx 0 kg cm

My 0 kg cm

Wx 85333333 cm3

Wy 85333333 cm3

Teg. Maks 0.00 kg/cm2 < teg. Ijin tanah

2.992 kg/cm2 (OK)

Teg Min 0.00 kg/cm2 > 0 (OK)

Check tebal pondasi dengan kriteria geser

Tebal Pondasi 350 mm

Dimensi Pondasi

gambar desain.Please check lagi!!

Ini untuk perhitungan pondasi mana?? di desain dimensi pondasi 400x400 mm. Please check lagi!!

Please,sesuaikan grade concrete dengan KPC standard

(28)

h 8000 mm Dimensi Kolom

b 250 mm

h 250 mm

Dia. Tul Pondasi 16 mm

d 335 mm

Geser satu arah

qs 0.000 kg/m2

0.000 kN/m2

Vu 0.000 kN

Vc 2.035 MN

2034.663 kN

faktor reduksi kekuatan (f) 0.75

Bila Vn » Vc

φVn 1525.99762 kN

φVn > Vu OK

Geser dua arah

Vu 0 kN βc 1 Vc1 6.1039905 MN 6103.9905 kN Vc2 4.069327 MN 4069.327 kN (yang menentukan) faktor reduksi kekuatan (φ) 0.75

Bila Vn ≈ Vc

φ Vn 3051.99525 kN

φ Vn > Vu OK FALSE

Penulangan Pondasi

Momen pada muka kolom 300000 kg cm

30 kNm

Momen nominal (f =0,8) 37.5 kNm

0,9d 301.5 mm

As 388.681592 mm2 (untuk lebar total pondasi)

a 0.88148908 mm

As 350.274273 mm2 (untuk lebar total pondasi)

As 43.7842841 mm2/m

Rasio Tulangan, ρ 0.0001307

ρ tul. Min 0.004375

As 1465.63 mm2/m

Tulangan Terpasang D16 - 100 (Tulangan Bawah)

(29)

I. 2.6.7.

ANALISIS PELAT BAJA

Analisis dan Desain Tebal Pelat Baja

Mutu Baja BJ 37

1600 kg/cm2

Tegangan Beton

25 kg/cm2

F

3000 kg

Dicoba Ukuran Pelat

250 x 250 mm

Tegangan

4.8 kg/cm2

Menentukan tegangan pelat

Tebal Pelat

1 cm

Momen

6.144 kg cm

Tahanan Momen (W)

0.133333333 cm3

Teg = M/W

46.08 kg/cm2< 1600 kg/cm2

OK

(30)

I. 2.7.

Momen, Gaya Geser, dan Gaya Aksial Portal

Menara

Gambar D. 19. Gaya Aksial Akibat Beban Mati (ton)

(31)

Gambar D. 21. Gaya Aksial Akibat Beban Gempa X (ton)

(32)

Reference

1. Badan Standar Nasional (2002). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 – 1726 – 2002.

2. Badan Standar Nasional (2002). Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 – 2847 – 2002.

3. Badan Standar Nasional (2002). Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 – 1729 – 2002.

4. Departemen Pekerjaan Umum (1983). Peraturaran Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983. Bandung.

5. Wahyudi & Rahim (1999). Struktur Beton Bertulang. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

(33)

Design Note – I. 3

Perhitungan Struktur Jembatan Timbang, Menara Air,

Kantor, Genset, dan Box Control Leachate - Perhitungan

Struktur Kantor

I. 1.Pendahuluan

I. 1.1.

Umum

Perencanaan struktur merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses perencanaan bangunan untuk mendapatkan dimensi komponen struktur yang optimal. Dalam perencanaan struktur, komponen struktur harus dapat menyalurkan beban-beban pada struktur ke pondasi dengan baik. Mekanisme beban yang dimaksud, langsung maupun tidak langsung berupa momen, geser dan torsi, gaya aksial harus mampu dipikul dengan baik oleh pondasi.

Tujuan khusus laporan ini adalah untuk merencanakan komponen struktur sloof, ring balok, kolom praktis, dan pondasi batu kali.

I. 1.2.

Peraturan yang Digunakan

1. SNI 03–2847–2002 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. 2. SNI 03–1726–2002 : Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur

Bangunan Gedung.

3. SNI 03–1729–2002 : Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung. 4. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983

I. 1.3.

Ruang Lingkup Perencanaan Struktur

Perencanaan struktur ini meliputi : perencanaan komponen struktur sloof, ring balok, kolom praktis, dan pondasi batu kali. Setiap perencanaan komponen struktur tersebut akan dijelaskan pada bagian lain dari Bab ini.

(34)

I. 2.Analisis dan Desain

I. 2.1.

Properties Material

Material yang digunakan adalah material beton bertulang dengan spesifikasi sebagai berikut:

Mutu beton, f’c : K225 (18,675 MPa)

Mutu Baja Tul. Longitudinal, fy : 320 MPa Mutu Baja Tul. Transversal, fys : 240 MPa Modulus Elastisitas Beton : 4700 f'c MPa

Tegangan Ijin Tanah : 2,992 kg/cm2

I. 2.2.

Beban dan Kombinasi Beban

Beban-beban yang diperhitungkan antara lain: beban mati (D), beban hidup (L), beban gempa (E), sedangkan kombinasi beban yang diperhitungkan antara lain:

U1 = 1.4D U2 = 1.2D+1.6L U3 = 1.2D+1.0L+Ex+0,3Ey U4 = 1.2D+1.0L+Ex-0,3Ey U5 = 1.2D+1.0L-Ex+0,3Ey U6 = 1.2D+1.0L+0,3Ex+Ey U7 = 1.2D+1.0L+0,3Ex-Ey U8 = 1.2D+1.0L-0,3Ex+Ey U9 = 1.2D+1.0L-0,3Ex-Ey

I. 2.3.

Faktor Reduksi Kekuatan

Faktor reduksi kekuatan untuk mengantisipasi ketidakpastian kekuatan bahan terhadap pembebanan antara lain :

Bending / Tension : 0,8 Compression (T) : 0,65 Compression (S) : 0,7 Shear : 0,75

I. 2.4.

Model Struktur

Struktur ini adalah struktur bangunan kantor tidak berlantai. Struktur ini dimodel open frame 3D seperti pada Gambar D.23. Rangka atap baja ringan dimodel sebagai beban pada struktur. Balok dan kolom dimodel sebagai elemen frame. Desain pondasi menggunakan analisis konvensional berdasarkan gaya-gaya dalam yang bekerja pada struktur pondasi tersebut.

Please,sesuaikan grade concrete dengan KPC standard

(35)
(36)

I. 2.5.

Beban

Beban-beban yang diperhitungkan antara lain : 1. Beban Mati

- Berat sendiri

- Beban mati tambahan : Beban tembok = 250 kg/m2

Berat plafond dan penggantung = 18 kg/m2 Berat atap baja ringan = 500 kg/m

2. Beban Hidup Atap = 100 kg/m2

3. Beban gempa menggunakan beban gempa respons spektrum untuk wilayah gempa 1, kondisi tanah keras, I = 1, R = 8,5.

(37)

I. 2.6.

Analisis dan Desain Penampang

I. 2.6.1.

Analisis dan Desain Penampang S1 (15/25, K225)

(38)

I. 2.6.3.

Analisis dan Desain Penampang K2 (15/15, K225)

I. 2.6.4.

Analisis dan Desain Pondasi Batu Kali

Gaya P maksimum pada kolom = 8500 kg Tegangan Ijin Tanah = 2,992 kg/cm2 Lebar Pondasi Bawah = 50 cm

(OK) kg/cm 2,992 σ kg/cm 1,7 σ 100x50 8500 σ A P σ 2 ijin 2 < = = = =

(39)

I. 2.7.

Diagram Bidang M, D, dan N Portal

Gambar D. 25. Momen Akibat Beban Mati (ton - m)

(40)

Gambar D. 27. Momen Akibat Beban Gempa X (kg - m)

(41)

Gambar D. 29. Gaya Geser Akibat Beban Mati (kg - m)

(42)

Gambar D. 31. Gaya Geser Akibat Beban Gempa X (kg - m)

(43)

Gambar D. 33. Gaya Aksial Akibat Beban Mati (kg - m)

(44)

Gambar D. 35. Gaya Aksial Akibat Beban Gempa X (kg - m)

(45)

Reference

1. Badan Standar Nasional (2002). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 – 1726 – 2002.

2. Badan Standar Nasional (2002). Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 – 2847 – 2002.

3. Badan Standar Nasional (2002). Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 – 1729 – 2002.

4. Departemen Pekerjaan Umum (1983). Peraturaran Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983. Bandung.

(46)

Design Note – I. 4

Perhitungan Struktur Jembatan Timbang, Menara Air,

Kantor, Genset, dan Box Control Leachate - Perhitungan

Struktur Genset

I. 1.Pendahuluan

I. 1.1.

Umum

Perencanaan struktur merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses perencanaan bangunan untuk mendapatkan dimensi komponen struktur yang optimal. Dalam perencanaan struktur, komponen struktur harus dapat menyalurkan beban-beban pada struktur ke pondasi dengan baik. Mekanisme beban yang dimaksud, langsung maupun tidak langsung berupa momen, geser dan torsi, gaya aksial harus mampu dipikul dengan baik oleh pondasi.

Tujuan khusus laporan ini adalah untuk merencanakan komponen struktur sloof, ring balok, kolom, dan pondasi.

I. 1.2.

Peraturan yang Digunakan

1. SNI 03–2847–2002 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. 2. SNI 03–1726–2002 : Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur

Bangunan Gedung.

3. SNI 03–1729–2002 : Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung. 4. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983

I. 1.3.

Ruang Lingkup Perencanaan Struktur

Perencanaan struktur ini meliputi : perencanaan komponen struktur sloof, ring balok, kolom, dan pondasi. Setiap perencanaan komponen struktur tersebut akan dijelaskan pada bagian lain dari Bab ini.

(47)

I. 2.Analisis dan Desain

I. 2.1.

Properties Material

Material yang digunakan adalah material beton bertulang dengan spesifikasi sebagai berikut:

Mutu beton, f’c : K225 (18,675 MPa) Mutu Baja Tul. Longitudinal, fy : 320 MPa

Mutu Baja Tul. Transversal, fys : 240 MPa

Modulus Elastisitas Beton : 4700 f'c MPa

Tegangan Ijin Tanah : 2,992 kg/cm2

I. 2.2.

Beban dan Kombinasi Beban

Beban-beban yang diperhitungkan antara lain: beban mati (D), beban hidup (L), beban gempa (E), sedangkan kombinasi beban yang diperhitungkan antara lain:

U1 = 1.4D U2 = 1.2D+1.6L U3 = 1.2D+1.0L+Ex+0,3Ey U4 = 1.2D+1.0L+Ex-0,3Ey U5 = 1.2D+1.0L-Ex+0,3Ey U6 = 1.2D+1.0L+0,3Ex+Ey U7 = 1.2D+1.0L+0,3Ex-Ey U8 = 1.2D+1.0L-0,3Ex+Ey U9 = 1.2D+1.0L-0,3Ex-Ey

I. 2.3.

Faktor Reduksi Kekuatan

Faktor reduksi kekuatan untuk mengantisipasi ketidakpastian kekuatan bahan terhadap pembebanan antara lain :

Bending / Tension : 0,8 Compression (T) : 0,65 Compression (S) : 0,7 Shear : 0,75

I. 2.4.

Model Struktur

Struktur ini adalah struktur bangunan genset dengan atap beton bertulang. Struktur ini dimodel 3D dengan menyertakan model pelat, seperti pada Gambar D.37. Balok dan kolom dimodel sebagai elemen frame. Desain Pelat dan pondasi menggunakan analisis konvensional berdasarkan gaya-gaya dalam yang bekerja pada struktur pondasi dan pelat tersebut.

Please,sesuaikan grade concrete dengan KPC standard

(48)
(49)

I. 2.5.

Beban

Beban-beban yang diperhitungkan antara lain : 1. Beban Mati

- Berat sendiri

- Beban mati tambahan : Beban tembok = 250 kg/m2

Berat spesi, plafond dan penggantung = 81 kg/m2 2. Beban Hidup Atap = 100 kg/m2

3. Beban gempa menggunakan beban gempa respons spektrum untuk wilayah gempa 1, kondisi tanah keras, I = 1, R = 8,5.

(50)

I. 2.6.

Analisis dan Desain Penampang

I. 2.6.1.

Analisis dan Desain Penampang SLoof S1 (15/25, K225)

(51)

I. 2.6.3.

Analisis dan Desain Penampang Kolom K1 (20/20, K225)

I. 2.6.4.

Analisis dan Desain Penampang Pondasi Telapak, K225

ANALISIS DAN DESAIN PONDASI P1 800 X 800 mm Mutu Beton, f'c 20.75 MPa

Mutu Baja Tulangan, fy 320 MPa Dimensi Pondasi

Teg. Ijin tanah 2.992 kg/cm2

b 800 cm

h 800 cm

A 640000 cm2

Check Terhadap Beban Tetap

P 11000 kg

Mx 0 kg cm

My 0 kg cm

Wx 85333333 cm3

Wy 85333333 cm3

Teg. Maks 0.01719 kg/cm2 < teg. Ijin tanah 2,992

kg/cm2 (OK)

Teg Min 0.02 kg/cm2 > 0 (OK)

Check tebal pondasi dengan kriteria geser

Tebal Pondasi 250 mm Dimensi Pondasi b 8000 mm h 8000 mm Dimensi Kolom b 200 mm h 200 mm

Dia. Tul Pondasi 13 mm

Ini untuk perhitungan mana??,di drawing menggunakan pondasi batu kali,analisa nya kok pondasi telapak 800x800 mm. Please check!!!

(52)

Geser satu arah qs 0.000 kg/m2 0.000 kN/m2 Vu 0.000 kN Vc 1.136 MN 1135.767 kN

faktor reduksi kekuatan (f) 0.75 Bila Vn » Vc

φVn 851.82554 kN

φVn > Vu OK

Geser dua arah

Vu 0 kN βc 1 Vc1 3.40730216 MN 3407.30216 kN Vc2 2.27153477 MN 2271.53477 kN (yang menentukan) faktor reduksi kekuatan (φ) 0.75

Bila Vn ≈Vc

φVn 1703.65108 kN

φVn > Vu OK

Penulangan Pondasi

Momen pada muka kolom 1100000 kg cm

110 kNm

Momen nominal (f =0,8) 137.5 kNm

0,9d 168.3 mm

As 2553.10458 mm2 (untuk lebar total pondasi)

a 5.79017338 mm

As 2333.92739 mm2 (untuk lebar total pondasi)

As 291.740924 mm2/m

Rasio Tulangan, ρ 0.00156011

ρ tul. Min 0.004375

As 818.13 mm2/m

Tulangan Terpasang D13 - 150 (Tulangan Bawah)

Luas Tul Terpasang/m' 884.43 mm2/m > 818.13 mm2/m OK

I. 2.6.5.

Analisis dan Desain Pelat Lantai Bawah T: 150 mm

Tebal Pelat = 150 mm Berat Genset = 4000 kg

(53)

Gambar D. 39. M11 = 725 kg m

(54)

Dimensi Pelat

tebal 150 mm

Mutu Beton 20.75 MPa

Mutu Baja 320 MPa

Momen-Momen

Mlx 1500 kg m 15 kNm Mly 1500 kg m 15 kNm Mtx 1500 kg m 15 kNm Mty 1500 kg m 15 kNm

Tinggi Efektif Pelat (d)

Tebal penutup beton 20 mm diameter tul arah x dan y 10 mm Tinggi Efektif

dx 125 mm dy 115 mm

Penulangan Lapangan Arah X Penulangan Lapangan Arah Y

Mlx 15 kNm Mly 15 kNm Mn 18.75 kNm Mn 18.75 kNm Rn 1.2 MPa Rn 1.18103 MPa m 18.1432 m 18.1432 1/m 0.05512 1/m 0.05512 2mRn/fy 0.13607 2mRn/fy 0.13392 1-2mRn/fy 0.86393 1-2mRn/fy 0.86608 rho 0.00389 rho 0.00382

rho min 0.00438 rho min 0.00438

Asly 503.125 mm2 Asly 516.25 mm2

Jarak tulangan 125 mm Jarak tulangan 125 mm

Luas Tul. Terpasang 628 mm2 Luas Tul. Terpasang 628 mm2

Dipasang Tulangan Diameter 10-125 mm Dipasang Tulangan Diameter 10-125 mm Penulangan Tumpuan Arah X Penulangan Tumpuan Arah Y

Mtx 15 kNm Mty 15 kNm Mn 18.75 kNm Mn 18.75 kNm Rn 1.2 MPa Rn 1.18103 MPa m 18.1432 m 18.1432 1/m 0.05512 1/m 0.05512 2mRn/fy 0.13607 2mRn/fy 0.13392 1-2mRn/fy 0.86393 1-2mRn/fy 0.86608 rho 0.00389 rho 0.00382

rho min 0.00438 rho min 0.00438

Asly 546.875 mm2 Asly 551.25 mm2

Jarak tulangan 125 mm Jarak tulangan 125 mm

Luas Tul. Terpasang 628 mm2 Luas Tul. Terpasang 628 mm2

Dipasang Tulangan Diameter 10-125 mm Dipasang Tulangan Diameter 10-125 mm

Lx

I. 2.6.6.

Analisis dan Desain Pelat Lantai Bawah T: 100 mm

Tebal Pelat = 100 mm Berat Genset = 4000 kg

Berat pelat tebal 150 mm 0,15*2400 = 360 kg/m2

(55)

Gambar D. 41. M11 = 975 kg m

(56)

Dimensi Pelat

tebal 100 mm

Mutu Beton 20.75 MPa

Mutu Baja 320 MPa

Momen-Momen

Mlx 1600 kg m 16 kNm Mly 1600 kg m 16 kNm Mtx 1600 kg m 16 kNm Mty 1600 kg m 16 kNm

Tinggi Efektif Pelat (d)

Tebal penutup beton 20 mm diameter tul arah x dan y 10 mm Tinggi Efektif

dx 75 mm dy 65 mm

Penulangan Lapangan Arah X Penulangan Lapangan Arah Y

Mlx 16 kNm Mly 16 kNm Mn 20 kNm Mn 20 kNm Rn 3.55556 MPa Rn 3.4626 MPa m 18.1432 m 18.1432 1/m 0.05512 1/m 0.05512 2mRn/fy 0.40318 2mRn/fy 0.39264 1-2mRn/fy 0.59682 1-2mRn/fy 0.60736 rho 0.01254 rho 0.01216

rho min 0.00438 rho min 0.00438

Asly 284.375 mm2 Asly 297.5 mm2

Jarak tulangan 150 mm Jarak tulangan 150 mm

Luas Tul. Terpasang 523.333 mm2 Luas Tul. Terpasang 523.333 mm2

Dipasang Tulangan Diameter 10-150 mm Dipasang Tulangan Diameter 10-150 mm Penulangan Tumpuan Arah X Penulangan Tumpuan Arah Y

Mtx 16 kNm Mty 16 kNm Mn 20 kNm Mn 20 kNm Rn 3.55556 MPa Rn 3.4626 MPa m 18.1432 m 18.1432 1/m 0.05512 1/m 0.05512 2mRn/fy 0.40318 2mRn/fy 0.39264 1-2mRn/fy 0.59682 1-2mRn/fy 0.60736 rho 0.01254 rho 0.01216

rho min 0.00438 rho min 0.00438

Asly 328.125 mm2 Asly 332.5 mm2

Jarak tulangan 150 mm Jarak tulangan 150 mm

Luas Tul. Terpasang 523.333 mm2 Luas Tul. Terpasang 523.333 mm2

Dipasang Tulangan Diameter 10-150 mm Dipasang Tulangan Diameter 10-150 mm

(57)

I. 2.7.

Diagram Bidang M, D, dan N Portal

Gambar D. 43. Momen Akibat Beban Mati (ton - m)

(58)

Gambar D. 45. Momen Akibat Beban Gempa X (kg - m)

(59)

Gambar D. 47. Gaya Geser Akibat Beban Mati (kg - m)

(60)

Gambar D. 49. Gaya Geser Akibat Beban Gempa X (kg - m)

(61)

Gambar D. 51. Gaya Aksial Akibat Beban Mati (kg - m)

(62)

Gambar D. 53. Gaya Aksial Akibat Beban Gempa X (kg - m)

(63)

Reference

1. Badan Standar Nasional (2002). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 – 1726 – 2002.

2. Badan Standar Nasional (2002). Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 – 2847 – 2002.

3. Badan Standar Nasional (2002). Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 – 1729 – 2002.

4. Departemen Pekerjaan Umum (1983). Peraturaran Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983. Bandung.

(64)

Design Note – I. 5

Perhitungan Struktur Jembatan Timbang, Menara Air,

Kantor, Genset, dan Box Control Leachate - Perhitungan

Struktur Box Control Leachate

I. 1.Pendahuluan

I. 1.1.

Umum

Perencanaan struktur merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses perencanaan bangunan untuk mendapatkan dimensi komponen struktur yang optimal. Dalam perencanaan struktur, komponen struktur harus dapat menyalurkan beban-beban pada struktur ke pondasi dengan baik. Mekanisme beban yang dimaksud, langsung maupun tidak langsung berupa momen, geser dan torsi, gaya aksial harus mampu dipikul dengan baik oleh pondasi.

Tujuan khusus laporan ini adalah untuk merencanakan komponen struktur box control dinding beton bertulang yaitu tebal dan tulangan box control.

I. 1.2.

Peraturan yang Digunakan

1. SNI 03–2847–2002 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. 2. SNI 03–1726–2002 : Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur

Bangunan Gedung.

3. SNI 03–1729–2002 : Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung. 4. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983

I. 1.3.

Ruang Lingkup Perencanaan Struktur

Perencanaan struktur ini meliputi : perencanaan komponen struktur box control dinding beton bertulang yaitu tebal dan tulangan box control. Setiap perencanaan komponen struktur tersebut akan dijelaskan pada bagian lain dari Bab ini.

(65)

I. 2.Analisis dan Desain

I. 2.1.

Properties Material

Material yang digunakan adalah material beton bertulang dengan spesifikasi sebagai berikut:

Mutu beton, f’c : K225 (18,675 MPa) Mutu Baja Tul. Longitudinal, fy : 320 MPa

Mutu Baja Tul. Transversal, fys : 240 MPa

Modulus Elastisitas Beton : 4700 f'c MPa

Tegangan Ijin Tanah : 2,992 kg/cm2

I. 2.2.

Beban dan Kombinasi Beban

Beban-beban yang diperhitungkan antara lain: beban mati (D), beban tekanan tanah (H). U1 = 1.4D

U2 = 1.2D+1.6H

I. 2.3.

Faktor Reduksi Kekuatan

Faktor reduksi kekuatan untuk mengantisipasi ketidakpastian kekuatan bahan terhadap pembebanan antara lain :

Bending / Tension : 0,8 Compression (T) : 0,65 Compression (S) : 0,7

Shear : 0,75

I. 2.4.

Model Struktur

Struktur ini adalah struktur box control beton bertulang. Struktur ini dimodel 3D, seperti pada Gambar D.55. Pelat dan dinding dimodel sebagai elemen shell.

Please,sesuaikan grade concrete dengan KPC standard

(66)

Gambar D. 55. Model 3D Struktur Genset

I. 2.5.

Beban

Beban-beban yang diperhitungkan antara lain : - Berat sendiri

- Beban mati tambahan :

Beban Tekanan Tanah (H) = 0,5*1700*1.2*0,3 = 306 kg/m2

I. 2.6.

Analisis dan Desain Dinding Box Control

Tebal dinding = 200 mm

Direncanakan diameter tulangan = D13 - 200 mm Luas perlu tulangan 5 cm2/m

Kontrol tulangan terpasang = (1000/200)*1,33 = 6,65 cm2/m > 5 cm2/m (OK)

(67)

Gambar D. 56. M11 = 95 kg m

(68)

Dimensi Pelat

tebal 200 mm

Mutu Beton 20.75 MPa

Mutu Baja 320 MPa

Momen-Momen

Mlx 95 kg m 0.95 kNm Mly 95 kg m 0.95 kNm Mtx 95 kg m 0.95 kNm Mty 95 kg m 0.95 kNm

Tinggi Efektif Pelat (d)

Tebal penutup beton 20 mm diameter tul arah x dan y 13 mm Tinggi Efektif

dx 173.5 mm dy 160.5 mm

Penulangan Lapangan Arah X Penulangan Lapangan Arah Y

Mlx 0.95 kNm Mly 0.95 kNm Mn 1.1875 kNm Mn 1.1875 kNm Rn 0.03945 MPa Rn 0.03834 MPa m 18.1432 m 18.1432 1/m 0.05512 1/m 0.05512 2mRn/fy 0.00447 2mRn/fy 0.00435 1-2mRn/fy 0.99553 1-2mRn/fy 0.99565 rho 0.00012 rho 0.00012

rho min 0.00438 rho min 0.00438

Asly 702.188 mm2 Asly 735 mm2

Jarak tulangan 150 mm Jarak tulangan 150 mm

Luas Tul. Terpasang 884.433 mm2 Luas Tul. Terpasang 884.433 mm2

Dipasang Tulangan Diameter 13-150 mm Dipasang Tulangan Diameter 13-150 mm Penulangan Tumpuan Arah X Penulangan Tumpuan Arah Y

Mtx 0.95 kNm Mty 0.95 kNm Mn 1.1875 kNm Mn 1.1875 kNm Rn 0.03945 MPa Rn 0.03834 MPa m 18.1432 m 18.1432 1/m 0.05512 1/m 0.05512 2mRn/fy 0.00447 2mRn/fy 0.00435 1-2mRn/fy 0.99553 1-2mRn/fy 0.99565 rho 0.00012 rho 0.00012

rho min 0.00438 rho min 0.00438

Asly 759.063 mm2 Asly 770 mm2

Jarak tulangan 150 mm Jarak tulangan 150 mm

Luas Tul. Terpasang 884.433 mm2 Luas Tul. Terpasang 884.433 mm2

Dipasang Tulangan Diameter 13-150 mm Dipasang Tulangan Diameter 13-150 mm

(69)

Reference

1. Badan Standar Nasional (2002). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 – 1726 – 2002.

2. Badan Standar Nasional (2002). Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 – 2847 – 2002.

3. Badan Standar Nasional (2002). Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 – 1729 – 2002.

4. Departemen Pekerjaan Umum (1983). Peraturaran Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983. Bandung.

Gambar

Gambar D. 4. Kontur tegangan M22 Tegangan maksimum yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Tegangan M11 = 595 kg/m 2  (tekan)
Gambar D. 6. Momen Akibat Beban Hidup (t-m)
Gambar D. 8. Momen Akibat Beban Gempa Y (t-m)
Gambar D. 10. Gaya Geser Akibat Beban Hidup (t)
+7

Referensi

Dokumen terkait

15.133.900,00 (Lima belas juta seratus tiga puluh tiga ribu sembilan ratus rupiah), Sumber Dana APBD Kota Pematangsiantar Tahun Anggaran 2011 dengan hasil sebagai berikut:.

[r]

Walaupun demikian, ada satu perbedaan yang jelas antara penempatan di Kawasan Asia Pasifik dan Amerika dengan Kawasan Timur Tengah dan Afrika, dimana penempatan pada kawasan

Terdapat hubungan yang signifikan antara tinggi tegakan, biomassa akar dan jumlah daun yang menunjukkan bahwa pertumbuhan antar bagian tegakan mangrove saling

Aplikasi ini juga sebagai panduan dengan harapan pemakai dapat dengan mudah dan cepat mengetahui pariwisata

Luaran tambahan yang ditargetkan adalah sistem yang akan membantu civitas akademika UMSIDA dalam mengumpulkan dan mengelola tugas serta bahan ajar dalam matakuliah

Rencana Anggaran Biaya (RAB) Sekolah Dasar Kelas Jauh Rekap RAB, Daftar Harga Satuan Upah Bahan Dan Alat, RAB Rencana Anggaran Biaya (RAB) Sekolah Dasar Kelas Jauh Rekap RAB,

Bentuk performansi kreatif juga cenderung lebih bervariasi dibandingkan dengan situasi bermain sehari- hari, karena pada situasi bermain yang telah dirancang, jumlah