• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN IDENTIFIKASI SERANGGA DI PANTAI DRINI, YOGYAKARTA. Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Taksonomi Hewan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN IDENTIFIKASI SERANGGA DI PANTAI DRINI, YOGYAKARTA. Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Taksonomi Hewan."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN IDENTIFIKASI SERANGGA DI PANTAI DRINI,

YOGYAKARTA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Taksonomi Hewan

Dosen Pengampu :

1. Bapak Drs. Bambang Priyono, M.Si.

2. Ibu Dr. Ning Setiati, M.Si

Disusun Oleh :

Nadhifatu Umaru Saida

(4401413022)

Barep Purbo Susilo

(4401413039)

Dewi Fatmawati

(4401413046)

Farafika Rizqi Amaliah

(4401413052)

Mustikasari

(4401413055)

Rombel 02 Pendidikan Biologi 2013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Identifikasi Serangga di Pantai Drini, Yogyakarta ini sebagai tugas Mata KuliahTaksonomi Hewan.

Dalam kesempatan ini tidak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun baik dalam pelaksanaan penelitian maupun penyusunan laporan ini, diantaranya:

1. Bapak Drs. Bambang Priyono, M.Si. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Taksonomi Hewan.

2. Ibu Dr. Ning Setiati, M.Si. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Taksonomi Hewan. 3. Ibu Dr. Margareta Rahayuningsih,M.Si. selaku dosen pengampu Mata Kuliah

Taksonomi Hewan.

4. Ibu Dr.Niken Subekti, M.Si. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Taksonomi Hewan dan pembimbing kelompok insekta.

5. Kak Munir yang telah membantu dalam proses identifikasi serangga. 6. Kak Zumala Nila Sari selaku pendamping kelompok insekta.

7. Kak Mona selaku pendamping kelompok insekta.

Laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan.

Semarang, 26 November 2014

(3)

3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………..1 KATA PENGANTAR ………2 DAFTAR ISI ……….………..3 DAFTAR TABEL ………...4 DAFTAR GAMBAR ………..5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….……….6 B. Rumusan Masalah ……….6 C. Tujuan ………...6 D. Manfaat ……….7

BAB II LANDASAN TEORI A. Filum Arthropoda ………..8

B. Klasifikasi Arthropoda ………..9

C. Kelas Insecta ………...10

BAB III METODE A. Waktu Pelaksanaan ……….15

B. Tempat ………15

C. Populasi dan Sampel ………...15

D. Teknik Pengumpulan Data ……….15

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Observasi ………17

B. Langkah - langkah Eksplorasi Serangga di Wilayah Sekitar Pantai Drini ….18 C. Jenis Serangga yang Ditemukan di Wilayah Sekitar Pantai Drini …………..22

D. Klasifikasi dan Ciri Serangga yang Didapatkan di Sekitar Pantai Drini …....23

BAB V PENUTUP A. Simpulan ……….31

B. Saran ………...31

DAFTAR PUSTAKA ………..32

(4)

4

DAFTAR TABEL

(5)

5

DAFTAR GAMBAR

Gambar1. Bagian Tubuh Serangga (Belalang) ………...………..10

Gambar2. Pantai Drini ………..17

Gambar3. Pengikatan tali pada sisi kain ………...18

Gambar4. Pengikatan kain pada pohon agar membentuk layar ………18

Gambar 5. Pemasangan lampu ………..19

Gambar 6. Penggalian lubang trap ………19

Gambar 7. Pengisian deterjen cair ke tempat trap ………20

Gambar 8. Pemasangan tiang penyangga stereofom ………20

Gambar 9. Pemasangan stereofom ………21

Gambar 10. Proses pengambilan serangga ………...21

(6)

6

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Serangga adalah kelompok hewan paling sukses sekarang. Meskipun mereka berukuran kecil, mereka telah menghuni setiap jenis habitat dan jumlah mereka lebih banyak (baik dalam jumlah spesies maupun jumlah individu) dari pada jumlah hewan lain secara bersama-sama. Sebagian besar dari kesuksesan mereka disebabkan oleh evolusi sayap mereka dan mekanisme makan yang bervariasi.

Aspek lain yang sangat menarik dari serangga adalah pembagian daur hidup mereka dalam tahap telur, larva, kepompong, sampai tahap dewasa. Serangga dapat berperan dalam menyerbukkan banyak tanaman, memakan panen, dapat menularkan beberapa penyakit berbahaya, sebagai agen pengendali hama (predator dan parasitoid) dan juga dapat berfungsi sebagai bahan makanan. Selain itu serangga juga memiliki keragaman paling tinggi di dunia. Variasi jenis dan kelimpahan tergantung beberapa faktor seperti iklim, ketinggian, dan habitat.

Untuk melihat keragaman serangga dan jenis nya maka kita melakukan eksplorasi di wilayah sekitar Pantai Drini. Eksplorasi yang disebut juga KKL atau penjelajahan adalah tindakan melakukan perjalanan/pencarian, tindakan mencari atau melakukan perjalanan dengan tujuan menemukan sesuatu. Karena kita menyadari, bahwa mempelajari subyek biologi jika hanya berdasarkan pada konsep saja akan sulit memperoleh pemahaman. karena mempelajari subyek biologi harus konkrit dan faktual.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah langkah - langkah yang digunakan untuk melakukan eksplorasi serangga di wilayah sekitar pantai Drini?.

2. Jenis Serangga apa sajakah yang ditemukan di wilayah sekitar pantai Drini? .

3. Bagaimana klasifikasi dan ciri serangga yang telah didapatkan di wilayah sekitar pantai Drini?.

C. Tujuan

1. Mengetahui langkah yang digunakan dalam eksplorasi serangga.

2. Mengetahui jenis-jenis serangga yang ada di wilayah sekitar Pantai Drini. 3. Mengetahui klasifikasi dan cirri serangga yang telah didapatkan.

(7)

7

D. Manfaat

Hasil eksplorasi ini di harapkan bermanfaat dalam memberikan gambaran dan data tentang jenis serangga yang ada di kawasan sekitar Pantai Drini.

(8)

8

BAB II

LANDASAN TEORI A. Filum Arthropoda

Filum Arthropoda (arthro = sendi atau ruas; pada = kaki atau juluran) adalah golongan makhluk hewan yang paling besar di dunia ini. Diperkirakan lebih dari 80% dari seluruh jenis hewan sekarang ini adalah Arthropoda, menghuni semua jenis habitat yang ada, baik terestrial maupun akuatik.

Ciri-ciri umum filum Arthropoda adalah sebagai berikut :

1. Tubuh terbagi atau ruas-ruas (segmen), yang biasanya terkelompok menjadi dua atau tiga daerah yang nyata.

2. Terdapat pasangan-pasangan juluran yang beruas-ruas. 3. Tubuhnya simetris bilateral.

4. Bagian luar tubuh terdiri dari eksoskelet (kerangka luar) mengandung khitin, yang dapat mengelupas apabila tubuhnya berkembang.

5. Sistem alat pencernaan berupa saluran tubular (kurang lebih lurus), ada mulut dan anus.

6. Sistem peredaran darah terbuka, satu-satunya buluh darah yang ada berupa saluran lurus terletak di atas saluran pencernaan, yang di daerah abdomen mempunyai lubang-lubang di sebelah lateral.

7. Rongga tubuh berisi darah, disebut hemosul.

8. Sistem syaraf terdiri dari ganglion anterior yang merupkan “otak” terletak di atas saluran pencernaan, sepasang syaraf yang menghubungkan otak dengan syaraf sebelah ventral, serta pasangan-pasangan ganglion ventral yang dihubungkan satu dengan yang lain oleh urat syaraf ventral, berjalan sepanjang tubuh dari depan ke belakang di bawah saluran pencernaan.

9. Urat-urat dagingnya bergaris melintang.

10. Sistem pengeluaran (ekskresi) berupa saluran-saluran Malphigi yang bermuara di saluran pencernaan, limbah dikeluarkan melalui anus.

11. Respirasi berlangsung memakai insang, trakhea dan spirakel. 12. Tidak mempunyai silia atau nefridia.

(9)

9

B. Klasifikasi Arthropoda

Filum arthropoda : artropoda.

1. Subfilum trilobita : hanya diketahui dari fosil. 2. Subfilum chelicerata.

a. Kelas merostomata.

b. Kelas arachnida : laba-laba, kalajengking, caplak, tungau. c. Kelas pycnogonida.

3. Subfilum crustacea : krustasea. a. Kelas branchiopoda. b. Kelas copepod. c. Kelas ostracoda. d. Kelas cirripedia.

e. Kelas malacostraca : udang, kepiting. 4. Subfilum uniramia.

a. Kelas onychophora.

b. Kelas diplopoda : keluwing (kaki seribu). c. Kelas chilopoda : kelabang (kaki seratus). d. Kelas pauropoda.

e. Kelas symphila. f. Kelas entomorpha. g. Kelas insecta : serangga.

(10)

10

C. Kelas INSECTA (Serangga)

Ciri-ciri umum kelas ini adalah (Gambar 1) :

1. Tubuh terbagi atas kepala, toraks dan abdomen.

2. Mempunyai sepasang sayap kecuali Anoplura, Mallophaga dan Siphonaptera. 3. Mempunyai sepasang antena.

4. Mempunyai tiga pasang kaki.

5. Perangkat mulut telah mengalami perkembangan dan penyesuaian sedemikian rupa sehingga dikenal berbagai ragam tipe seperti menggigit/mengunyah, menusuk, menghisap, menyerap dan sebagainya.

Gambar 1 Diagram tubuh serangga (belalang), (a) kepala, (b) toraks, (c) abdomen, (d) antena, (e) mata, (f) tarsus, (g) koksa, (h) trokhanter, (i) timpanum, (j) spirakel, (k) femur, (l) tibia, (m) ovipositor, (n) serkus

Ordo pada serangga

a. Ordo Orthoptera (bangsa belalang).

Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator pada serangga lain. Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan. Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah

(11)

11

(sepasang) mata facet, sepasang antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen). Ada mulutnya bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya. Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur —> nimfa —> dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya.

Beberapa jenis serangga anggota ordo Orthoptera ini adalah : - Kecoa (Periplaneta sp.).

- Belalang sembah/mantis (Otomantis sp.). - Belalang kayu (Valanga nigricornis Drum.).

b. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding.

Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain. Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra. Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah. Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia : telur —> nimfa —> dewasa. Bnetuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya.

(12)

12

Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah : - Walang sangit (Leptorixa oratorius Thumb.).

- Kepik hijau (Nezara viridula L).

- Bapak pucung (Dysdercus cingulatus F).

c. Ordo Homoptera (wereng, kutu dan sebagainya).

Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yang mirip dengan ordo Hemiptera. Perbedaan pokok antara keduanya antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat pemunculan rostumnya. Sayap depan anggota ordo Homoptera memiliki tekstur yang homogen, bisa keras semua atau membranus semua, sedang sayap belakang bersifat membranus. Alat mulut juga bertipe pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior kepala. Alat-alat tambahan baik pada kepala maupun thorax umumnya sama dengan anggota Hemiptera. Tipe metamorfose sederhana (paurometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur —> nimfa —> dewasa. Baik nimfa maupun dewasa umumnya dapat bertindak sebagai hama tanaman.

Serangga anggota ordo Homoptera ini meliputi kelompok wereng dan kutu-kutuan, seperti :

- Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal.).

- Kutu putih daun kelapa (Aleurodicus destructor Mask.). - Kutu loncat lamtoro (Heteropsylla sp.).

d. Ordo Coleoptera (bangsa kumbang).

Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain. Sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra.

Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala. Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur —> larva —> kepompong (pupa) —> dewasa (imago). Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda),

(13)

13

namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/libera.

Beberapa contoh anggotanya adalah : - Kumbang badak (Oryctes rhinoceros L).

- Kumbang janur kelapa (Brontispa longissima Gestr). - Kumbang buas (predator) Coccinella sp.

e. Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat).

Dari ordo ini, hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi sebagai hama, namun beberapa diantaranya ada yang predator. Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu atau nektar. Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang berwarna-warni. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap, sedang larvanya memiliki tipe penggigit. Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut proboscis, palpus maxillaris dan mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang sempurna. Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur —> larva —> kepompong —> dewasa. Larva bertipe polipoda, memiliki baik kaki thoracal maupun abdominal, sedang pupanya bertipe obtekta.

Beberapa jenisnya antara lain :

- Penggerek batang padi kuning (Tryporiza incertulas Wlk). - Kupu gajah (Attacus atlas L).

- Ulat grayak pada tembakau (Spodoptera litura).

f. Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk).

Serangga anggota ordo Diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid. Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedang sayap belakang mereduksi menjadi alat keseimbangan berbentuk gada dan disebut halter. Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet. Tipe alat mulut bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap, penjilat-pengisap, atau pencucuk pengisap.

Pada tipe penjilat pengisap alat mulutnya terdiri dari tiga bagian yaitu : - Bagian pangkal yang berbentuk kerucut disebut rostum.

- Bagian tengah yang berbentuk silindris disebut haustellum. - Bagian ujung yang berupa spon disebut labellum atau oral disc.

(14)

14

Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur —> larva —> kepompong —> dewasa. Larva tidak berkaki (apoda_ biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging, namun ada pula yang bertindak sebagai hama, parasitoid dan predator. Pupa bertipe coartacta.

Beberapa contoh anggotanya adalah : - Lalat buah (Dacus spp.).

- Lalat predator pada Aphis (Asarcina aegrota F). - Lalat rumah (Musca domesticaLinn.).

- Lalat parasitoid (Diatraeophaga striatalis).

g. Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut).

Kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai predator/parasitoid pada serangga lain dan sebagian yang lain sebagai penyerbuk. Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus. Sayap depan umumnya lebih besar daripada sayap belakang. Pada kepala dijumpai adanya antene (sepasang), mata facet dan occelli. Tipe alat mulut penggigit atau penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat pengisapnya. Metamorfose sempurna (Holometabola) yang melalui stadia : telur-> larva–> kepompong —> dewasa. Anggota famili Braconidae, Chalcididae, Ichnemonidae, Trichogrammatidae dikenal sebagai tabuhan parasit penting pada hama tanaman.

Beberapa contoh anggotanya antara lain adalah :

- Trichogramma sp. (parasit telur penggerek tebu/padi). - Apanteles artonae Rohw. (tabuhan parasit ulat Artona). - Tetratichus brontispae Ferr. (parasit kumbang Brontispa).

h. Ordo Odonata (bangsa capung/kinjeng).

Memiliki anggota yang cukup besar dan mudah dikenal. Sayap dua pasang dan bersifat membranus. Pada capung besar dijumpai vena-vena yang jelas dan pada kepala dijumpai adanya mata facet yang besar. Metamorfose tidak sempurna (Hemimetabola), pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang dan hidup di dalam air. Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada beberapa jenis serangga keecil yang termasuk hama, seperti beberapa jenis trips, wereng, kutu loncat serta ngengat penggerek batang padi.

(15)

15 BAB III METODE A. Waktu Pelaksanaan Hari : Minggu-Senin Tanggal : 6-7 November 2014 Pukul : 17.00 s.d. 11.00 WIB B. Tempat

Penelitian dilakukan di Pantai Drini, Desa Lokasi Pantai Drin, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, di Timur Pantai Sepanjang kurang lebih 1 Km. Koordinat lokasi: S8°8'17" E110°34'40".

C. Populasi dan Sampel a. Populasi

Serangga di Pantai Drini, Desa Lokasi Pantai Drin, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

b. Sampel

Serangga di ladang warga di Pantai Drini, Desa Lokasi Pantai Drin, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Observasi

Peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap serangga yang telah terjerat di perangkap yang telah peneliti pasang di lading warga di Pantai Drini, Desa Lokasi Pantai Drin, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

2. Metode Literatur

Peneliti menggunakan metode literatur yaitu membaca, mempelajari, membahas, dan menelusuri buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah tentang berbagai identifikasi serangga dan klasifikasinya.

(16)

16

3. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan peneliti untuk mendokumentasikan jenis serangga yang telah didapatkan, yaitu dengan menggunakan camera digital, handphone, flashdisk dan laptop.

(17)

17

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian

Gambar2. Pantai Drini

Pantai Drini adalah salah satu obyek wisata yang terletak di Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari,Gunungkidul, Yogyakarta. Letaknya di sebelah timur pantai Baron dan berjarak sekitar 1 km ke arah timur Pantai Sepanjang. Namun jarak sebenarnya yang harus ditempuh untuk sampai ke pantai ini sejauh 60 km atau sekitar 2-3 jam dari kota Yogyakarta. Infrastruktur menuju ke Pantai Drini cukup mulus, walaupun jalan masuk untuk sampai ke pantai ini cukup terjal dan berkelok-kelok. Pantai drini merupakan pantai yang langsung berhadapan dengan Samudra Hindia. Pantai ini memiliki lereng pantai yang cukup curam sekitar 10 derajat dan merupakan bagian dari Wonosari yang didominasi oleh batuan karst dari Gunungsewu. Pantai ini belum banyak terjamah oleh wisatawan lokal maupun asing, karena letaknya yang berada di daerah terpencil. Sehingga, Pantai Drini ini dikenal dengan nama Pantai Perawan. Sebutan ini digunakan oleh masyarakat setempat karena kondisi pantai drini yang masih bersih, udara yang sejuk, air yang terasa dingin ditambah dengan hamparan pasir putih yang mempesona dan aliran airnya yang tidak seganas Pantai Parangtritis. Pantai ini memiliki sebuah tebing besar yang berada di tengah-tengah pantai dan membagi pantai ini menjadi dua sisi, yaitu sisi barat dan sisi timur. Tebing ini terlihat begitu indah sehingga membuatnya seolah-olah seperti pulau kecil yang terapung di tengah pantai. Di atas karang ini dibangun mercusuar dimana dari menaranya mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan yang luar biasa indahnya. Di pantai ini pengunjung juga dapat melihat dengan jelas rumput-rumput laut di antara karang-karang laut dan biota laut lainnya

(18)

18

B. langkah - langkah eksplorasi serangga di wilayah sekitar pantai Drini.

Langkah-langkah eksplorasi serangga di wilayah sekitar pantai Drini ada 3 tahap, yaitu pemasangan trap, penangkapan serangga, dan mengidentifikasi serangga.

Pada kegiatan eksplorasi ini kami menggunakan dua macam perangkap, yaitu satu light trap dan sepuluh pitfall trap.pemasangan jebakan kami mulai pada sore hari pukul 17.00 WIB di sebuah lading milik warga.

Berikut ini adalah cara pemasangan light trap: 1. Ikat kain putih dengan tali pada semua sisinya

Gambar3. Pengikatan tali pada sisi kain

2. Ikat kain pada pohon agar membentuk seperti layar.

(19)

19

3. Lampu UV atau lampu emergency diikat di belakang layar.

Gambar 5. Pemasangan lampu

Berikut ini adalah cara pemasangan pitfall trap:

1. Tanah digali setinggi botol air minum agar sejajar dengan tanah.

Gambar 6. Penggalian lubang trap

2. Botol dimasukan ke dalam lubang dan diisi detergen cair yang sudah diencerkan dengan air.

(20)

20

Gambar 7. Pengisian deterjen cair ke tempat trap 3. Tancapkan tusuk sate pada sisi botol.

(21)

21

4. Tutup dengan stereofom

Setelah semua perangkap terpasang dengan baik, kami kembali ke aula. Pukul 21.00 WIB kami kembali ke tempat awal kami memasang perangkap untuk mengecek serangga yang telah tertangkap.

Gambar 10. Proses pengambilan serangga Gambar 9. Pemasangan stereofom

(22)

22

Gambar 11. Serangga yang tertangkap C. Jenis Serangga yang ditemukan di wilayah sekitar pantai Drini

Berikut ini adalah daftar serangga yang berhasil kami dapatkan.

Tanggal Lokasi Genus Species Nama Ilmiah

8/11/2014

Ladang, Pantai

Drini Musca domestica Musca domestica

7/11/2014

Ladang, Pantai

Drini Banasa dimiata Banasa dimiata

8/11/2014

Ladang, Pantai

Drini Dolichoderus bituberculatus

Dolichoderus bituberculatus 7/11/2014

Ladang, Pantai

Drini Liptocorisa acuta Liptocorisa acuta 7/11/2014

Ladang, Pantai

Drini Exopholis hypoleuca Exopholis hypoleuca 7/11/2014

Ladang, Pantai

Drini Valanga nigricornis Valanga nigricornis 8/11/2014 Ladang, Pantai Drini Valanga 7/11/2014 Ladang, Pantai Drini 8/11/2014 Ladang, Pantai Drini 8/11/2014 Ladang, Pantai

Drini Parantica vitrina Parantica vitrina

Nama Lokal Nama Inggris Ordo Famili

lalat rumah Housefly Diptera Muscidae

Banasa Sting Bug Hemiptera Pentatomidae

(23)

23

walang sangit Hemiptera Alydidae

uret, kumbang Shirny Brown Beetle Coleoptera Melolonthidae walang, belalang

kayu Javanese Grasshopper Orthoptera Acrididae

Orthoptera Acrididae

Hymenoptera Rhopalosomatidae

Lebah Chalcidoidea

Glassy Tiger Butterfly Lepidoptera Nymphalidae

Jumlah Individu Waktu Tempat ditemukan Perilaku Status Perlindungan 1 10.00

WIB layar light trap hinggap tidak dilindungi 1

21.00

WIB layar light trap

tercebur di pitfall

trap tidak dilindungi 1

10.00 WIB

di tanah (pitfall

trap) hinggap tidak dilindungi

1

21.20

WIB layar light trap hinggap tidak dilindungi 3

21.00

WIB layar light trap hinggap tidak dilindungi 3

21.00

WIB layar light trap hinggap tidak dilindungi bergerombol

10.00

WIB semak hinggap tidak dilindungi

1

21.00

WIB layar light trap hinggap tidak dilindungi 1

10.30

WIB pohon terbang tidak dilindungi

1

10.30

WIB ladang terbang tidak dilindungi

Tabel 1. Daftar jenis serangga yang didapatkan

D. Klasifikasi dan Ciri Serangga yang Didapatkan di Sekitar Pantai Drini.

1. Musca domestica Klasifikasi: Kingdom: Animalia Phylum: Arthoropoda Kelas: Insecta / Hexapoda Ordo: Diptera Family: Muscidae Genus: Musca Spesies : Musca domestica. Ket. Gambar: A. Tarsus B. Antena C. Torax D. Mata E. Sayap

(24)

24

Morfologi:

 Berukuran sedang, panjang 6-9mm, lebar 2-3mm

 Warna hitam keabu-abuan dengan empat garis memanjang pada bagian punggung  Kepalanya besar berwarna coklat kehitaman

 Matanya besar menonjol

 Sepasang sungut terletak didepan mata, tiap sungut terdiri atas ruas dasarberbentuk gada dengan sehelai rambut yang bercabang-cabang

 Mempunyai lidah penghisap yang ujungnya melebar  Torax dorsal bertanda 4 garis membujur

 Abdomennya berwarna kekuning-kuningan, ruas terakhir berwarna coklat kehitaman  Mempunyai tiga pasang kaki yang ditutupi oleh rambut lebat

 Pada ketiga pasang kaki lalat ini ujungnya mempunyai sepasang kuku dan sepasang  Bantalan disebut pulvilus yang berisi kelenjar rambut. Pulvilus tersebut

memungkinkan lalat menempel atau mengambil kotoran pada permukaan halus kotoran ketika hinggap di sampah dan tempat kotor lainnya

 Sayapnya sepasang, tipis serta tembus cahaya, warnanya kelabu pucat dan berpangkal kuning

Siklus Hidup:

Daur hidup ada 4 stadium: telur, larva (belatung), pupa dan dewasa. Tergantung pada temperature. Lama pertumbuhan (telur-dewasa) 6-42 hari. Longevity (lama kehidupan lalat) 2-3 minggu, pada kondisi dingin hidup sampai 3 bulan. Dalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu mulai dari telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat berkembang biak

dengan bertelur, berwarna putih dengan ukuran lebih kurang 1 mm panjangnya. Setiap kali bertelur akan menghasilkan 120–130 telur dan menetas dalam waktu 8–16 jam .Pada suhu rendah telur ini tidak akan menetas (dibawah 12 –13 º C). Telur yang menetas akan menjadi larva berwarna putih kekuningan, panjang 12-13 mm. Akhir dari phase larva ini berpindah tempat dari yang banyak makan ke tempat yang dingin guna mengeringkan tubuhnya, Setelah itu berubah menjadi kepompong yang berwarna coklat tua, panjangnya sama dengan larva dan tidak bergerak. Phase ini berlangsung pada musim panas 3-7 hari pada temperatur 30–35 º C, Kemudian akan keluar lalat muda dan sudah dapat terbang antara 450–900 meter, Siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa 6-20 hari Lalat dewasa panjangnya lebih kurang ¼ inci, dan mempunyai 4 garis yang agak gelap hitam dipunggungnya. Beberapa hari kemudian sudah siap untuk berproduksi, pada kondisi normal lalat dewasa betina dapat bertelur sampai 5 (lima) kali. Umur lalat pada umumnya sekitar 2-3 minggu, tetapi pada kondisi yang lebih sejuk biasa sampai 3 (tiga) bulan Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin, tetapi sebaliknya lalat akan terbang jauh mencapai 1 kilometer.

2. Banasa dimiata Klasifikasi: Kingdom: Animalia Phylum: Arthoropoda Kelas: Insecta / Hexapoda Ordo: Hemiptera

(25)

25

Morfologi:

 Panjang tubuh 8-10mm  Berwarna terang

 Memiliki mata majemuk

 Sungut lebih panjang dari pada kepala  Kepala lebih pendek dari pada toraks  Kuku tarsus terdapat dibagian ujung  Sungut terdiri dari 5 ruas

 Tubuh tidak tertutup lebat dengan rambut-rambut halus seperti beludru  Tibiae tidak dilengkapi dengan duri-duri yang kuat

 Tarsi terdiri dari 3 ruas

3. Dolichoderus bituberculatus

Semut termasuk ordo Hymenoptera dan famili Formicidae. Semut sangat mudah dikenali, walaupun terdapat beberapa serangga lain yang sangat menyerupai dan meniru semut-semut.Salah satu sifat-sifat struktural yang jelas dari semut adalah sungut-sungut biasanya menyiku dan ruas pertama seringkali sangat panjang.

Dolichoderus bituberculatus, Specimen ini ditemukan di wilayah pantai drini, Yogyakarta dengan panjang 11mm, dan lebar 3 mm. Semut hitam ini memiliki ciri-ciri tubuhnya terpisah (caput, thorax, abdomen). Ruas pertama pada abdomen menyatu dengan torax, sedang ruas abdomen ke 2 dan ke tiga mengecil. Kecuali beberapa jenis chalcidae. Kadang- kadang membesar pada bagian posteriornya. Jumlah kaki 3 pasang, tidak memiliki sayap. Habitat biasanya di tanah dan pohon.

Peran semut di alam dapat memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap hewan dan manusia. Manfaat segi positif tidak dapat secara langsung dinikmati oleh manusia misalnya perannya sebagai predator, menguraikan bahan organik,

(26)

26

mengendalikan hama dan bahkan membantu penyerbukan. Semut secara ekonomi kurang bermanfaat langsung bagimanusia, namun bila dilihat secara ekologi dapat bermanfaat untuk hewan lain dan tumbuhan, karena dalam rantai makanan memiliki peran yang sangat penting. Semut dapat dimanfatkan menjadi predator untuk mengurangi hama di perkebunan.

4. Liptocorisa acuta

Ciri-ciri:

 Warna tubuh kuning kecoklatan  Panjang tubuh kurang lebih 15-30mm

 Bentuknya langsing memanjang dengan kaki yang panjang.  Memiliki belalai untuk menghisap cairan tumbuhan.

5. Exopholis hypoleuca

Ciri:

 memiliki warna coklat tuapada kepala, mengkilap warna coklat kemerah-merahan dari pronotum dan scutellum, mengkilap elytra coklat muda dengan beberapa warna coklat tua di dekat margin

 Sisi bawah perut berwarna putih

 Kaki berwarna coklat dengan rambut putih pendek halus Klasifikasi Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Ordo : Hemiptera Famili : Alydidae Genus : Liptocorisa Species : Liptocorisa acuta

Klasifikasi Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Ordo : Coleoptera Famili : Melolonthidae Genus : Exopholis

(27)

27

 Memiliki warna coklat lammelate pada antenna

 Ukurannya sekitar 25mm

 Larva kumbang ini dapat menyebabkan kerusakan untuk beberapa perkebunan pertanian

6. Valanga nigricornis

 Antenna umumnya lebih pendek dari tubuh mereka dan ovipositors singkat.

 Sayap depan lurus agak keras

 Bersifat fitopagus atau pemakan segala jenis makanan.

 Sering dimanfaatkan untuk bahan konsumsi  memiliki pinchers atau rahang untuk

memotong dan merobek makanan

 betina biasanya lebih besar daripada jantan, dengan ovipositors singkat. betina memiliki dua pasang katup (segitiga) pada akhir perut yang digunakan untuk menggali di pasir selama bertelur.

 jantan memiliki plat berpasangan tunggal pada akhir perut.

7. Belum diketahui nama species Klasifikasi Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Ordo : Orthoptera Famili : Acrididae Genus : Valanga Species : Valanga nigricornis Klasifikasi Kingdom : Animalia Phylum : arthropoda Class : Insecta Ordo : Orthoptera Famili : Acrididae Genus : Valanga

(28)

28

8. Belum diketahui nama species

Rhopalosomatidae adalah keluarga dari Hymenoptera. Terdapat 68 spesies yang termasuk dalam family ini di dunia. Pada serangga dewasa bentuknya menyerupai semut. Rhopalosomatidae kekuningan dengan tanda merah atau coklat, tapi bisa juga semuanya berwarna coklat. Biasanya serangga ini bersayap dan merupakan spesies nocturnal. sementara itu pengurangan sayap pada spesies bersayapterjadi terutama diurnal. Serangga ini soliter, dan larva yang ektoparasit pada nimpa orthopteran. Serangga dewasa memiliki tips dan dua atau lebih segmen pada antenna yang berduri. The hindwing (bila ada) mempunyai Claval lobus yang berbeda dan Jugal. Metatibia untuk melacak atau memacu melengkung.

Klasifikasi Kingdom : Animalia Phylum : arthropoda Class : Insecta Ordo : Hymenoptera Famili : Rhopalosomatidae Genus : – Species : –

(29)

29

9. Belum diketahui nama species

Chalcidoidea dianggap sebagai kelompok parasitoid paling penting dalam pengendalian alami dan hayati adalah Mymaridae, Trichogrammatidae, Eulophidae, Pteromalidae, Encyrtidae, dan Aphelinidae. Kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai predator/parasitoid pada serangga lain dan sebagian yang lain sebagai penyerbuk. Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus. Sayap depan umumnya lebih besar daripada sayap belakang. Pada kepala dijumpai adanya antene (sepasang), mata facet dan occelli. Tipe alat mulut penggigit atau penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat pengisapnya. Pada ordo ini metamorfose sempurna (Holometabola) yang melalui stadia : telur-> larva–> kepompong —> dewasa. Anggota famili Braconidae, Chalcididae, Ichnemonidae, Trichogrammatidae dikenal sebagai tabuhan parasit penting pada hama tanaman. Beberapa contoh anggotanya antara lain adalah. Apanteles artonae Rohw. (tabuhan parasit ulat Artona), Tetratichus brontispae Ferr. (parasit kumbang Brontispa), dan Trichogramma sp. (parasit telur penggerek tebu/padi).

Klasifikasi Kingdom : Animalia Phylum : arthropoda Class : Insecta Ordo : Chalcidoidea Famili : – Genus : – Species : –

(30)

30

10. Parantica vitrina

Ciri-ciri

- Kupu-kupu ini ,mempunyai kaki depan mereduksi dan tidak dipergunakan untuk berjalan, pupanya bergantung pada objek tempat pupasi dengan kaki anal yang juga disebut kremaster.

- Sayap berwarna hitam putih

- Makanan utama larvanya adalah daun gymnema dan asianthus

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Lepidoptera Famili : Nymphalidae Sub fam : Danainae Genus : Parantica Spesies : Parantica vitrina

(31)

31

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

1. Langkah eksplorasi serangga di pantai Drini ada 3 tahap, yaitu proses pemasangan trap serangga, penangkapan serangga, dan identifikasi serangga yang didapat. 2. Serangga yang didapat jumlahnya ada sepuluh jenis.

3. Setelah mengidentifikasi serangga-serangga tersebut, didapatkan klasifikasinya yaitu ordo diptera, ordo hemiptera, ordo hymenoptera, ordo coleoptera, dan ordo orthoptera, serta dari 10 serangga yang didapat memiliki ciri-ciri yang bermacam-macam dan setiap serangga memiliki ciri khasnya masing-masing.

B. Saran

1. Saat memasang pitfall trap sebaiknya ditempat yang subur seperti banyak rerumputan, karena rumput tersebut adalah sumber makanan bagi serangga jadi kemungkinan besar akan banyak serangga yang masuk dalam perangkap sehingga akan lebih beragam jenis serangga yang didapat.

2. Saat memakai jebakan light trap sebaiknya memakai lampu uv (yang berwarna ungu) karena serangga lebih tertarik pada lampu uv tersebut.

3. Gunakanlah pakaian yang senyaman mungkin dan seaman mungkin agar tubuh kita terlindung dari serangga yang memungkinkan mengandung racun atau cairan yang sedikit merugikan bagi kita.

(32)

32

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Upik Kesumawati. Pengenalan Arthropoda dan Biologi Serangga. Diakses melalui http://upikke.staff.ipb.ac.id/files/2010/12/Pengenalan-arthropoda-dan-biologi-serangga.pdf pada tanggal 20 November 2014. Semarang

Rioardi. 2009. Ordo-Ordo Serangga. http://rioardi.wordpress.com/2009/01/21/ordo-ordo-serangga/ Diakses pada tanggal 20 November 2014. Semarang

(33)

33

Gambar

Tabel 1. Daftar jenis serangga yang didapatkan………………………………………….22
Gambar 1   Diagram tubuh serangga (belalang), (a) kepala, (b)  toraks, (c)  abdomen,  (d)  antena, (e)  mata, (f)  tarsus, (g)  koksa,  (h) trokhanter,  (i) timpanum, (j)  spirakel, (k)   femur, (l)  tibia, (m)  ovipositor,  (n)  serkus
Gambar 6. Penggalian lubang trap
Gambar 8. Pemasangan tiang penyangga stereofom
+3

Referensi

Dokumen terkait

tombol kotak pada Navigation Bar untuk memunculkan Overview. Overview merupakan tampilan yang menampilkan aplikasi dan dokumen yang telah dibuka. Swipe ke bawah dari tepi

Consequently, This research aims to analysis the effect of deposit, such as special obligatory deposit, financing deposit and financing simultaneously and partially towards net

Langkah optimalisasi pembelajaran yang dimaksud adalah sebagai berikut : (1) Memberikan kesempatan menjawab atau menjelaskan ulang tentang apa yang dibahas /

Aplikasi Delphi dan Mikrokontroller ATMega 8535 dapat diaplikasikan pada alat ukur kecepatan respon manusia dengan program aplikasi Delphi yang di gunakan sebagai otak

• Meskipun regu/rombongan sudah terbentuk dari tanah air dan diharuskan menjaga keutu- hannya, karena kapasitas bus terkadang tidak sama, maka selama dalam perjalanan, ada

Persentase jumlah jenis obat generik per lembar resep pasien rawat jalan adalah mengukur jumlah jenis obat generik dibagi dengan jumlah jenis obat

Model 3D batuan berpori ini dibentuk oleh butiran bola yang didistribusikan secara acak, untuk melihat pengaruh distribusi tersebut terhadap nilai porositas (ϕ)dan

Penerimaan negara yang tidak direkonsiliasi pada sektor migas pada tahun 2014 antara lain terdiri dari Signature Bonus untuk penandatanganan kontrak baru, Pajak Bumi dan