• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3. Analisis Data. terdapat dalam drama serial televisi Bara No Nai Hanaya episode 1-5 dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 3. Analisis Data. terdapat dalam drama serial televisi Bara No Nai Hanaya episode 1-5 dan"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 3 Analisis Data

Dalam bab ini penulis akan menganalisis macam-macam ungkapan terima kasih yang terdapat dalam drama serial televisi Bara No Nai Hanaya episode 1-5 dan mengklasifikasikannya berdasarkan strategi-strategi berterima kasih.

3.1 Analisis Ungkapan Terima Kasih Kepada Seseorang Secara Eksplisit (Thanking Somebody Explicitly)

Dalam drama serial televisi ini ini ditemukan ungkapan-ungkapan terima kasih yang dapat dimasukkan kedalam kategori Thanking Somebody Explicitly, yaitu ungkapan terima kasih yang diucapkan secara langsung (eksplisit) dengan menggunakan kata yang menunjukkan ungkapan terima kasih yang sudah umum diketahui.

3.1.1 Analisis Kata Arigatou (有り難う) Episode 1 menit ke 0:06:25

Gambar 3.1 Shizuku Menerima Bento

(2)

Situasi :

Adegan ini diambil dari Episode 1. Pada pagi hari, ayah Shizuku, Eiji memberikan kotak bekal kepada Shizuku sebelum Shizuku berangkat sekolah. Pada gambar dapat dilihat bahwa Shizuku memakai penutup kepala karena ia sangat mengidolakan seorang tokoh owarai (semacam pelawak) bernama “Puppet Muppet (パペットマペット)”.

Kutipan :

英治 :はい、お弁当。

雫 :お父ちゃんありがとう。

Terjemahan :

Eiji : Ini, bekalnya. Shizuku : Terima kasih, ayah.

Analisis:

“Arigatou” adalah ungkapan terima kasih yang paling umum digunakan oleh orang Jepang dan diketahui oleh semua orang, sehingga apabila kita bertanya apakah bahasa Jepang dari “terima kasih” maka akan dijawab bahwa “terima kasih” dalam bahasa Jepang adalah “arigatou” .

Ungkapan ini berasal dari kata “ari (有る)” yang berarti “ada” dan “katai (難い)” yang berarti “sukar” atau “susah”. Menurut Kenbou (1992: 34) arti kata “arigatou” adalah :

感謝やお礼の気持ちをあらわすことば。〔「有り難うございます」はていねいな

言い方〕

(3)

Terjemahan:

Kata yang menunjukkan rasa terima kasih. “Arigatou gozaimasu” adalah bentuk sopannya.

Tabel 3.1 Analisis Kata 有り難う

Sumber: Kenbou (1992: 34) Sumber: Kindaichi dan Ikeda (1990: 344)

Dilihat dari asal katanya, dapat disimpulkan bahwa “arigatou” berarti ungkapan terima kasih penutur kepada petutur karena telah memberi kesusahan kepada penutur yang telah memberi kebaikan kepadanya. Pada adegan ini Shizuku mengucapkan terima kasih kepada Eiji, ayahnya karena telah bersusah payah bangun lebih awal untuk membuat bekal makan siang yang akan dibawa Shizuku ke sekolah.

Ungkapan ini merupakan tindak ilokusi yang menunjukkan ungkapan terima kasih kepada petutur yang telah melakukan sesuatu untuknya, yang dalam hal ini adalah membuatkan bekal makan siang (bentou).

有り難う 有る =見たり考えたりすることによってみ とめられる(状態をもつ)。存在する (Kenbou, 1992: 34)。 Terjemahan:

= dapat diakui berdasarkan penglihatan maupun pemikiran – ada (Kenbou, 1992: 34).

難い

= むずかしい。容易でない。困難である (Kindaichi dan Ikeda, 1990: 344)。

Terjemahan:

= sukar, tidak mudah, kesulitan (Kindaichi dan Ikeda, 1990: 344).

(4)

3.1.2 Analisis Kata Arigatou Gozaimasu (有り難うございます) Episode 5 menit ke 0:34:14

Gambar 3.2 Mio Memberi Eiji Coklat

Sumber: Bara No Nai Hanaya (2008) Situasi :

Adegan ini diambil dari Episode 5. Pada suatu malam, Eiji dan Mio sedang berada di depan sebuah gedung pertunjukan musik. Waktu itu adalah Hari Valentine dan Mio memberikan coklat sebagai hadiah Valentine kepada Eiji yang menerimanya dengan senang hati.

Kutipan :

美桜 :はい、手作りです。

英治 :ありがとうございます。

Terjemahan :

Mio : Ini, buatanku sendiri. Eiji : Terima kasih.

Analisis:

Asal kata ungkapan “arigatou gozaimasu” sama dengan “arigatou” yaitu berasal dari kata “ari (有る)” yang berarti “ada” dan “katai (難い)” yang berarti “sukar” atau

(5)

“susah”, namun diberi “gozaimasu” untuk membuat ungkapan ini menjadi lebih sopan, seperti yang telah dikatakan oleh Kenbou (1992: 34) bahwa “arigatou gozaimasu” adalah bentuk sopan dari “arigatou”.

Adapun perubahan dari kata “katai (難い)” yang merupakan kata sifat (形容詞) sehingga berubah menjadi “arigatou gozaimasu” dapat dilihat dari contoh berikut ini:

Tabel 3.2 Kata Sifat + ございます

Sumber: Aoki (2007: 29)

“Katai (難い)” termasuk dalam golongan kata sifat –i (イ 形容詞) yang berakhiran “a”, maka berdasarkan pola di atas perubahan “katai” menjadi “arigatou gozaimasu” adalah : 「……a い」Æ「かたい」Æ「かとうございます」 「ある」+「かとうございます」Æ「ありがとうございます」 • 「…… a い の場合 例:「たかい」→「たこうございます」 • 「…… i い の場合 例:「おいしい」→「おいしゅうございます」 • 「…… u い の場合 例:「かるい」→「かろうございます」 • 「…… o い の場合 例:「おもい」→「おもうございます」 (注)「…… e い」という形の形容詞はない。 【「形容詞+ございます」】 「ございます」を形容詞に付ける場合の形の作り方は、次のとおりである。

(6)

Perbedaan penggunaan antara “arigatou” dan “arigatou gozaimasu” adalah “arigatou” biasa diucapkan hanya kepada orang yang memiliki hubungan dekat dengan penutur, misalnya keluarga, sahabat, atau teman sebaya. Sedangkan “arigatou gozaimasu” biasa digunakan apabila penutur berbicara dengan atasan, orang yang lebih tua usianya, atau orang yang baru kenal. Hal ini berhubungan dengan budaya masyarakat Jepang yang memisahkan antara pihak yang menurutnya adalah bagian “dalam” dirinya dengan bagian “luar” dirinya, yang disebut dengan “konsep uchi dan soto”. Uchi () berarti “dalam” dan soto () berarti “luar”. Konsep uchi dan soto menurut Hirabayashi dan Hama (1992:3) adalah sebagai berikut:

「内」の人間「家族、自分の会社の人、属するグループの人など」が、「外」の 人間(親しくない人,他人、他会社の人、他グループの人など)と話し合ったり、 その人たちを話題にするとき、自分を含む「内」の人間に対しては謙譲語、 「外」の人間に対しては尊敬語を使う。

Terjemahan:

Ketika berbicara dengan orang dalam (keluarga, orang dari perusahaan yang sama, orang-orang dalam kelompok yang dekat dengan kita) dan orang luar (orang yang tidak dekat, orang lain, orang dari perusahaan lain, orang-orang dari kelompok lain), ketika menjadikan mereka sebagai pokok pembicaraan, kita menggunakan kenjougo (bahasa perendahan) ketika membicarakan orang dalam, dan sonkeigo (bahasa hormat) ketika membicarakan orang luar.

Oleh sebab itu, Eiji (penutur) menggunakan “arigatou gozaimasu” yang merupakan sonkeigo ketika mengucapkan terima kasih kepada Mio (petutur) yang merupakan soto no hito (orang luar), yaitu tetangganya. Walaupun Eiji dan Mio sudah sering bertemu dan sudah mulai dekat pada saat ini, namun Eiji masih menganggap bahwa Mio masih merupakan soto no hito. Hal ini sesuai dengan pengertian teori pragmatik yang dikatakan oleh Yule (1996:3) bahwa pragmatik adalah bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan

(7)

tertentu. Jarak sosial yang terdapat disini ditandai dengan adanya konsep “uchi” dan “soto” yang telah dijelaskan diatas.

Ungkapan ini juga merupakan tindak ilokusi yang menunjukkan ungkapan terima kasih penutur kepada petutur yang telah melakukan sesuatu untuknya, yang dalam hal ini adalah membuatkan sekotak coklat sebagai hadiah Valentine.

3.2 Analisis Ungkapan Terimakasih dengan Menyatakan Penghargaan Diri Pembicara Secara Implisit ( Expressing Appreciation of The Addressee)

Strategi ini digunakan ketika penutur merasa berterima kasih atas kebaikan yang diterimanya dan rasa terima kasihnya ini ditujukan kepada pemberi kebaikan (orangnya).

3.2.1 Analisis Kata Itadakimasu (いただきます) Episode 1 menit ke 0:06:09

Gambar 3.3 Eiji Melihat Shizuku Yang Sedang Makan

Sumber: Bara No Nai Hanaya (2008) Situasi :

Adegan ini diambil dari Episode 1. Shizuku akan menyantap sarapannya pada pagi hari sebelum berangkat sekolah.

(8)

Kutipan :

雫 :いただきます... Terjemahan :

Shizuku : Selamat makan...

Analisis:

“Itadakimasu” diucapkan ketika seseorang akan memulai melakukan kegiatan “makan”, yang berasal dari kata “itadaku (いただく)”. Menurut Kenbou et al. (1992: 55) “itadaku” berarti “Bentuk merendahkan diri dari “menerima sesuatu baik barang ataupun jasa” dan ungkapan sopan dari kata “makan” dan “minum”dalam Bahasa Jepang.” Bentuk “~masu(~ます)” menurut Tomita (1992: 34) adalah ”Kata kerja bantu yang digunakan untuk menunjukkan penegasan yang bersifat sopan”. Selain itu, Aoki (2007: 20) juga mengatakan bahwa:

「です」「ます」を文末に付け加えることで、話や文章の相手に対して丁寧さを 添えて述べることになる。このように、「です」「ます」は<相手>に対する敬 語として働く。その種の敬語は、一般に「丁寧語」と呼ばれている。

Terjemahan:

Dengan menambahkan “desu” atau “masu” pada akhir kalimat dalam pembicaraan maupun tulisan, akan memberikan kesan sopan kepada petutur. Dengan begitu, “desu” dan “masu” berfungsi sebagai keigo terhadap petutur. Jenis keigo yang seperti ini, umumnya disebut dengan “teineigo”.

Pada pengertian “masu” menurut Aoki diatas disebutkan bahwa “desu” dan “masu” berfungsi sebagai Keigo terhadap petutur. Yang dimaksud dengan keigo (敬語), menurut Hirabayashi dan Hama (1992:3) adalah ragam bahasa yang dipakai oleh penutur dan petutur, yang digunakan berdasarkan pada hubungan antara orang dan topik

(9)

pembicaraan untuk memperjelas hubungan antara orang-orang tersebut. Pada umumnya, keigo dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Sonkeigo (尊敬語) atau bahasa halus, yaitu ragam bahasa yang digunakan untuk menjunjung tinggi lawan bicara yang usia atau statusnya lebih tinggi daripada penutur.

2. Kenjougo ( 謙 譲 語 ) atau ragam merendah, yaitu bahasa yang digunakan untuk merendahkan diri di hadapan petutur dan secara tidak langsung menghormatinya. 3. Teineigo (丁寧語) atau bahasa sopan, yaitu ragam bahasa sopan yang paling umum

digunakan dalam dialog bahasa Jepang. Teineigo terkesan lebih halus daripada kata bentuk kamus. Tabel 3.3 Analisis Kata いただきます いただきます いただく = 「もらう」のけんそん語、「食う.飲む」 のけんそん語 (Kenbou.,1992: 55)。 Terjemahan:

= bentuk merendahkan diri dari “menerima”, bentuk sopan dari “makan” dan “minum” (Kenbou et al., 1992: 55).

~ます

= 丁寧な肯定を表すために使われ る助

動詞です(Tomita, 1992: 34)。 Terjemahan:

= “masu” adalah kata kerja bantu yang digunakan untuk menunjukkan penegasan yang bersifat sopan (Tomita, 1992: 34).

(10)

Karena arti kata “itadaku” berhubungan dengan kegiatan “makan” dan “minum”, maka ungkapan “itadakimasu” dapat diartikan sebagai rasa syukur dan terima kasih atas makanan dan minuman yang disajikan, baik kepada Tuhan maupun orang yang membuat makanan dan minuman tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Mizutani (1990:56) yang mengatakan bahwa:

この感謝は、食事を可能にしてくれたすべての人、すべての物にたいして向けら れる。したがって、主人側への感謝の表明ともなるし、欧米ので食前の祈りのよ うな役割も果たす。

Terjemahan:

Ungkapan terima kasih ini ditujukan kepada semua orang yang membuat kegiatan “makan” ini menjadi mungkin (orang yang menyediakan makanan). Di Eropa dan Amerika, selain untuk menyatakan terima kasih kepada pihak tuan rumah, juga merupakan pengganti doa sebelum makan.

Oleh karena itu, ungkapan ini tidak hanya diucapkan ketika seseorang makan atau minum dengan orang lain, tapi banyak juga yang mengucapkannya ketika makan atau minum seorang diri (Mizutani, 1990: 55).

Murakami (2007) juga mengungkapkan tentang pengertian “itadakimasu” yang menunjukkan bahwa ungkapan ini termasuk dalam strategi ini.

食事をする時のあいさつとして「いただきます」というようになったのは、その 昔、神様のお供え や、位の高い者から品物や食べ物を受け取る際に、頭の上、つ まり頂(いただき)に乗せる動作をしていたことから、「もらう」「食べる」の 謙譲語として、 「いただく」という言葉が使われるようになったのが、きっかけ だといわれています。「いただきます」という言葉には、食事を作ってくれた人 への気持ちだけ ではなく、材料の生産や輸送など、食卓に並ぶまでに携わった全 ての人々への感謝、そして、動植物の生命をいただくという感謝の気持ちなど、 様々な意味合い が含まれています。 Terjemahan:

Ada yang mengatakan bahwa ungkapan “itadakimasu” yang sekarang digunakan ketika seseorang akan memulai kegiatan “makan”, pada zaman dahulu merupakan

(11)

perbuatan yang dilakukan ketika melakukan persembahan kepada Tuhan ataupun ketika menerima barang atau makanan dari orang yang lebih tinggi jabatannya. Perbuatan ini dilakukan dengan mengangkat tinggi-tinggi barang tersebut sampai mencapai puncak kepala. Hal inilah yang kemudian menjadikan kata “itadaku” sebagai bahasa perendahan dari kata “morau” dan “taberu”. Kata “itadakimasu” tidak hanya menunjukkan rasa terima kasih kepada orang yang memasak saja, tetapi juga kepada semua pihak yang terlibat yaitu orang yang mengolah bahan makanan, transportasi, sampai yang menghidangkannya di meja makan dan ungkapan terima kasih terhadap hewan dan tumbuhan yang telah memberikan nyawanya.

Berdasarkan pengertian di atas, terlihat jelas bahwa ungkapan “itadakimasu” ditujukan kepada orangnya, yaitu kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan makan, bukan kepada orang yang memasak saja, tetapi juga kepada semua pihak yang terlibat, yaitu orang yang mengolah bahan makanan, penyedia transportasi, sampai yang menghidangkannya di meja makan sehingga kegiatan “makan” ini menjadi ada. “Itadakimasu” termasuk dalam tindak ilokusi karena menunjukkan penerimaan yang tulus dari penutur, seperti yang diungkapkan oleh Parera (2004: 268) bahwa thanking atau tindakan berterima kasih termasuk dalam tindak ilokusi.

3.3 Analisis Ungkapan Terima Kasih dengan Menyatakan Penghargaan Atas Perbuatan yang Dilakukan Orang Lain (Expressing Appreciation of The Act) Dalam strategi yang ketiga ini rasa terima kasih penutur ditujukan kepada apa yang sudah dilakukan petutur kepadanya. Artinya, rasa terima kasih ini mengampu kepada perbuatan. Walaupun penutur menekankan ungkapan rasa terima kasihnya hanya kepada perbuatannya, namun bukan berarti penutur tidak berterima kasih kepada petutur.

(12)

Petutur secara tidak langsung ”mendapatkan” ungkapan terima kasih karena petutur adalah orang yang melakukan perbuatan yang diterimakasihi oleh penutur.

3.3.1 Analisis Kata Gochisou-sama (御馳走様) Episode 2 menit ke 0: 38:35

Gambar 3.4 Eiji Selesai Makan dan Hendak Pulang

Sumber: Bara No Nai Hanaya (2008) Situasi :

Adegan ini diambil dari Episode 2. Eiji sedang berada di restoran depan rumahnya dan telah selesai makan sambil berbincang-bincang dengan Kengo, pemilik restoran tersebut. Kutipan : 英治 :ごちそうさま。 健吾 :お休み。 英治 :お休みなさい。 Terjemahan :

Eiji : Terima kasih atas makanannya. Kengo : Selamat malam.

(13)

Analisis:

“Gochisou-sama”, seperti halnya “itadakimasu” merupakan ungkapan terima kasih yang berhubungan dengan kegiatan “makan”. Lain halnya dengan “itadakimasu”, “gochisou-sama” ini diucapkan ketika telah selesai melakukan kegiatan “makan”.

食べ始めるようにと主人にうながされた時は、食べ始める前に「いただきます」 と言うのが礼儀である。食べ終わったら「ごちそうさま」あるいはもっと丁寧に 「ごちそうさまでした」と言う。これは「おもてなしありがとうございました」 の意味である (Mizutani,1990: 56)。

Terjemahan:

Ketika dipersilahkan makan oleh tuan rumah, adalah sebuah sopan santun apabila mengatakan “itadakimasu” sebelum memulai menyantap hidangan. Ketika selesai makan, kita mengucapkan “gochisou-sama” atau yang lebih sopannya yaitu “gochisou-sama deshita”. Ungkapan ini berarti “terima kasih atas jamuannya” (Mizutani, 1990: 56).

“Gochisousama” berasal dari kata “chisou (馳 走)” yang berarti makanan besar, makanan enak, makanan istimewa, hidangan sedap (Matsuura: 2005: 110). Kata “chisou” ini diberi awalan “go (御)” yang memberikan kesan sopan terhadap kata benda, dalam hal ini adalah “chisou” , dan diberi kata sandang “sama (~様)”.

Kata sandang “sama” yang merupakan bentuk hormat dari “~san”, biasanya dipasangkan dengan awalan “go atau o (御)”. Contoh lain penggunaan kata sandang “sama” adalah “otsukare-sama (deshita)”, “gokurou-sama (deshita)“, “okage-sama de”, “okyaku-sama”, dan “ohime-sama”. Namun, awalan “go atau o” tidak dipakai pada nama seseorang, contohnya Yamada-sama (山田様) dan Uesugi-sama (上杉様), dan tidak dipakai pada “Kami-sama (神様 = Tuhan). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(14)

Tabel 3.4

Analisis Kata 御馳走様

Sumber: Kindaichi dan Ikeda (1990)

御馳走様

=《接頭》{おもに漢語の名詞 につけて}尊敬.丁寧の意をそ え る (Kindaichi dan Ikeda, 1990: 618)

Terjemahan:

= awalan yang memberikan kesan hormat dan sopan (diberikan terutama pada kata benda yang berasal dari bahasa Cina) (Kindaichi dan Ikeda, 1990: 618).

馳走

= 客などの対して食事を出

してあれこれもてなすこと (Kindaichi dan Ikeda, 1990: 1321)。

Terjemahan:

= menghidangan makanan kepada tamu (Kindaichi dan Ikeda, 1990: 1321) ~様 ={人名または人の表す名詞 などにつけて}その人に対す る尊敬の意を表す(Kindaichi dan Ikeda, 1990: 772)。 Terjemahan: = menunjukkan kesan hormat kepada orang lain (diberikan pada nama seseorang atau kata benda yang menunjukkan hal yang

berhubungan dengan manusia) (Kindaichi dan Ikeda, 1990: 772)

(15)

Murakami (2007) juga mengungkapkan pendapatnya tentang arti “Gochisou-sama”. 「馳走」とは、本来「走り回る」という意味の言葉でした。その昔、大切な客人 を迎える時に、その準備のため、馬を走らせて方々へ出向き、物品を調達してい ました。流通が整った現在とは違い、もてなしの品々を集めるのに、苦労のいる 時代だったのでしょう。その様子から、「馳走」と言う言葉に「もてなし」の意 味が含まれるようになり、さらに丁寧語の「ご馳走」という、贅沢で豪華な料理 を意味する言葉となったようです。それから、食事をした後のあいさつとして、 「ごちそうさま(でした)」と言うようになったのは、江戸時代後期に、ご馳走 をいただいた事への感謝の意をあらわす言葉として、使われ始めたのがきっかけ なんだそうです。 Terjemahan:

“Chisou”, pada dasarnya adalah kata yang berarti “berlari-larian”. Pada zaman dahulu, ketika akan menjemput tamu agung, dalam persiapannya, ketika belanja barang-barang yang dibutuhkan menyuruh kuda untuk berlari (menggunakan kuda). Berbeda dengan zaman sekarang dimana sudah ada sirkulasi, pada waktu itu merupakan waktu susah untuk mengumpulkan bahan-bahan untuk menjamu. Dari keadaan inilah dikatakan bahwa kata “chisou” memiliki arti “menjamu”, yang selanjutnya memiliki bentuk sopan “gochisou”, dan diartikan sebagai “hidangan yang sangat mewah”. Lalu, “gochisou-sama (deshita)” yang dijadikan ungkapan ketika selesai makan, yang didalamnya terkandung rasa terima kasih dan penerimaan hidangan mulai digunakan setelah zaman Edo.

Menurut pengertian diatas, dapat dilihat bahwa “Gochisou-sama” adalah ungkapan terima kasih yang ditujukan kepada perbuatannya. Bukan berarti penutur tidak berterima kasih kepada petutur, namun apabila dilihat dari asal mula penggunaan ungkapan ini pada zaman dahulu akan lebih tepat apabila ungkapan ini digolongkan pada strategi ini. Selain itu, dilihat dari kanji yang digunakan, yaitu 馳 (chi) yang berarti lari, mencongklang kuda (menyuruh kuda agar berlari lebih kencang), dan mengendarai (kereta) dan 走 (hashiru) yang berarti lari, bergegas, terburu-buru, dan sibuk sekali, maka semakin jelas bahwa ungkapan ini memang layak untuk digolongkan pada strategi ini.

(16)

“Gochisou-sama” secara gramatikal berarti “orang yang telah menghidangkan” karena terdapat kata sandang “sama” yang menunjukkan tentang “orang”, namun dalam pragmatik tidak selalu yang diucapkan itu memiliki arti yang sebenarnya, sesuai dengan yang diungkapkan oleh Yule (1996:3) bahwa pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur dan ditafsirkan oleh petutur. Ungkapan ini termasuk ke dalam tindak ilokusi yang menyatakan rasa terima kasih penutur kepada perbuatan yang dilakukan oleh petutur.

Selain ungkapan “Gochisou-sama” ada ungkapan terima kasih lain yang diungkapkan oleh Kaneko, yang dapat digolongkan ke dalam strategi ini namun tidak terdapat dalam drama serial Bara no Nai Hanaya episode 1-5, yaitu “otsukare-sama”. Satou (2004) mengungkapkan bahwa:

「お疲れ様」は、他人が労働や作業を行ったことへの労(ねぎら)いの言葉です。 Terjemahan:

“Otsukare-sama” adalah ungkapan terima kasih yang ditujukan kepada kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain.

Selain itu, ungkapan “gokurou-sama” yang memiliki arti yang hampir sama dengan “otsukare-sama” juga dapat digolongkan ke dalam strategi ini. Perbedaan penggunaan keduanya sama seperti penggunaan ungkapan “arigatou” dan “arigatou gozaimasu” yaitu berhubungan dengan konsep uchi dan soto, yang dalam hal ini adalah hubungan antara atasan dan bawahan, seperti yang dijelaskan dalam artikel “ Otsukare-samadesu to Gokurou-samadesu no Tsukaiwake wa?” pada Space ALC (2009), yaitu:

どちらも労いの言葉ではありますが、「お疲れ様です」が比較的身分に中立的に 用いられるのに対して、「ご苦労様です」は「奉仕」というニュアンスが伴っ て 、目上から目下に対して用いられる傾向が強くなっています。特に会社などでは これを目上に対して用いないことがマナーとして確立しているようです。

(17)

Terjemahan:

Keduanya merupakan ungkapan terima kasih yang ditujukan kepada kegiatan yang dilakukan oleh orang lain, tetapi penggunaan “otsukare-sama desu” relatif lebih memasyarakat, sedangkan “gokurou-sama desu” disertai dengan nuansa “pengabdian” sehingga saangat kuat kecenderungannya digunakan oleh atasan kepada bawahan. Ungkapan ini digunakan sebagai sopan santun, khusunya kepada atasan di perusahaan.

3.4 Analisis Ungkapan Terima Kasih dengan Mengakui ”Hutang” Rasa Terima Kasih (Acknowledging A Debt of Gratitude)

Ungkapan terima kasih yang terdapat dalam strategi ini adalah ungkapan terima kasih yang mengindikasikan rasa terima kasih sekaligus rasa tidak enak karena telah membebani petutur yang telah memberi kebaikan, sehingga penutur merasa memiliki ”hutang budi” terhadap petutur.

3.4.1 Analisis Kata Sumimasen (済みません) Episode 3 menit ke 0:14:21

Gambar 3.5 Naoya Menopangkan Tangannya Kepada Eiji

Sumber: Bara No Nai Hanaya (2008) Situasi :

Adegan ini diambil dari Episode 3. Ketika pulang dari rumah Mio, Eiji bertemu dengan Naoya yang kemudian berjalan pulang bersamanya. Ketika melihat kaki Naoya

(18)

yang sakit karena terkilir ketika melompat turun dari kamar Mio agar Eiji tidak mengetehui keberadaannya, Eiji menawarkan agar Naoya menyandarkan tangannya pada bahu Eiji untuk membantu memudahkannya berjalan.

Kutipan : 英治 :足、どうしたの? 直哉 :ちょっと挫たっていうか。 英治 :肩貸せよ。 直哉 :すみません。 Terjemahan :

Eiji : Kakimu kenapa? Naoya : Tadi terkilir.

Eiji : Sini, bertopang padaku. Naoya : Terima kasih.

Analisis:

“Sumimasen” sebenarnya merupakan ungkapan permohonan maaf namun digunakan juga sebagai ungkapan terima kasih. Ungkapan ini adalah bentuk sopan dari “sumanai” yang berarti “belum atau tidak selesai”, yang merupakan bentuk negatif dari kata kerja “sumu (済む)” yang berarti “mengakhiri” atau “menyelesaikan”. Kenbou (1992: 1034) mengatakan bahwa “sumimasen” adalah:

感謝の意を表すとき、頼むとき、あやまるときなどに使うことば。申しわけあり ません。ありがとうございます。

(19)

Terjemahan:

Kata yang digunakan ketika akan mengungkapkan perasaan terima kasih, memohon, dan meminta maaf. Maaf. Terima kasih.

Sumber: Kindaichi dan Ikeda (1990: 1034) Sumber: Tomita (1992: 43)

Dilihat dari asal katanya, kata “sumimasen” yang merupakan ungkapan terima kasih sekaligus permohonan maaf dapat diartikan sebagai ungkapan terima kasih sekaligus menunjukkan rasa tidak enak penutur karena telah membebani petutur. Ungkapan maaf juga dilakukan karena tidak ada kemungkinan penutur untuk membayar ”hutang budinya” kepada petutur. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Mizutani (1993: 37) bahwa apabila kita menerima sesuatu dari teman, khususnya yang sudah akrab sekali dengan kita, untuk mengungkapkan terima kasih kita akan mengucapkan ”arigatou”. Namun, ketika kita berada pada situasi harus mengucapkan terima kasih dengan cara sopan akan lebih baik apabila menggunakan ”sumimasen”.

済みません 済む

物 事 が 終 わ る 。 完 了 す る(Kindaichi dan Ikeda, 1990: 1034)。

Terjemahan:

Sudah selesai. Menyelesaikan (Kindaichi dan Ikeda, 1990: 1034).

~ません

「ます」も否定 ( Tomita, 1992: 43)。

Terjemahan:

Bentuk penyangkalan dari “masu” ( Tomita, 1992: 43).

Tabel 3.5

(20)

Moriyama (2003: 184) memaparkan pendapatnya tentang ”sumimasen” sebagai ungkapan terima ksih yang memiliki nuansa sopan, yaitu sebagai berikut.

相手から何かをしてもたった場合に、相手の負担面に着目して、「すみません」を

使ってお礼を述べることがある。これは、相手の好意に甘えてはいけないといっ た意識を表すため、自分が受ける恩義を当然視しないことにつながっており、丁 寧なニュアンスのお礼となる。

Terjemahan:

Ketika orang lain melakukan sesuatu untuk kita, hal ini dianggap sebagai beban bagi orang tersebut, untuk itu kita menyatakan terima kasih dengan mengucapkan ”sumimasen”. Ungkapan ini mencerminkan kesadaran untuk tidak bergantung pada kemurahan hati orang lain dan untuk tidak merasa puas ketika menerima hutang budi dari orang lain. Oleh sebab itu, ungkapan ”sumimasen” menjadi ungkapan terima kasih yang bernuansa sopan.

Jadi, orang Jepang lebih sering menggunakan ungkapan terima kasih yang bernuansa maaf (apologetic expressions of gratitude) apabila berada pada situasi yang membuat mereka merasa tidak nyaman karena sudah merepotkan orang lain .

3.5 Analisis Ungkapan Terima Kasih dengan Menekankan Rasa Terima Kasih Seseorang (Stressing One’s Gratitude)

Ungkapan terima kasih yang termasuk dalam strategi ini adalah ungkapan terima kasih yang menunjukkan bahwa penutur benar-benar ingin menunjukkan rasa terima kasihnya terhadap petutur dengan menekankan ucapannya, yang dalam bahasa Jepang biasanya menggunakan kata “hontou”, “totemo”, atau “makoto”.

(21)

3.5.1 Analisis Kata Hontou ni Arigatou (本当に有り難く) Episode 2 menit ke 0:31:22

Gambar 3.6 Eiji Membujuk Hishida Gambar 3.7 Hishida Membungkuk

Sumber: Bara No Nai Hanaya (2008) Situasi :

Adegan ini diambil dari Episode 2. Shizuku dan ayahnya, Eiji akhirnya bertemu dengan Hishida, tetangganya yang sering sekali membantu mereka, yang akan pindah ke Panti Jompo dan membujuknya untuk mengurungkan niatnya dan memilih untuk tinggal bersama mereka. Kutipan : 英治 :俺たちと一緒に暮らしませんか?狭いですけど、雫と同じ部屋 ……….に。 菱田 :何を言ってるのよ?あなたが寝るところが。。。 英治 :俺は何を片づける何とか寝れます。 雫 :お婆さん、一緒に寝よう?チロルと三人で。雫いびきを効かな ……….いよ。 菱田 :嬉しい、嬉しい。英治さん、雫ちゃん、お気持ちだけ本当にあ ………りがたく。

(22)

英治 :菱田さんをどうじょうするわけじゃないですから誤解しないで

………くださ い。俺たちはあなたと暮らしたいです。

Terjemahan :

Eiji : Maukah anda tinggal bersama kami? Tidur sekamar dengan

jfhkfhklghkhgkhkhkShizuku walaupun sempit.

Hishida : Kau ini bicara apa? Nanti kau tidur dimana?

Eiji : Tinggal membereskan sedikit saya bisa tidur dimana saja.

Shizuku : Nenek, ayo kita tidur bersama. Bertiga bersama Chiroru (anjing

fgjjgjhdhjfj gsg Shizuku). Shizuku tidak mendengkur kok.

Hishida : Saya senang, senang sekali. Eiji, Shizuku, saya benar-benar

dgshfhfhfhfhffhfhffhberterima kasih atas kebaikan kalian.

Eiji : Kami melakukan ini bukan karena kasihan kepada anda, jadi

dgsgdgdgdgdgdgdg jangan salah paham. Kami ingin tinggal bersama anda.

Analisis:

Ungkapan ini memiliki asal kata yang sama dengan “arigatou” yang sudah penulis jelaskan sebelumnya, namun ada penekanan kesungguhan dalam pengungkapannya yang ditandai dengan kata “hontou” yang berarti “sungguh-sungguh”. Menurut Shinmura (2008: 2484) arti kata “hontou” adalah:

偽りや見せかけなく、真実.実際であること。まこと。ほんと。 Terjemahan:

“Hontou” adalah tidak memperlihatkan kebohongan. Kebenaran, kesungguhan, kenyataan. Ketulusan hati, kesungguhan hati.

(23)

Arti kata “kesungguhan” dalam KBBI (2001: 1105) adalah “Hal (perbuatan) sungguh-sungguh, ketulusan” dan arti dari kata “sungguh-sungguh”, juga dalam KBBI (2001: 1105) adalah “tidak main-main, dengan segenap hati, dengan tekun, benar-benar”.

Selain menggunakan kata “hontou” pengungkapan kesungguhan dapat pula memakai kata “totemo” yang berarti “amat sangat, benar-benar” (Shinmura, 2008: 1927) dan “makoto” yang berarti “hal yang sesuai dengan kebenaran, tidak ada kebohongan, dan sebenarnya” (Shinmura, 2008: 2503). Contoh penggunaan ketiga kata ini dalam percakapan sehari-hari adalah:

1. 本当に有り難う (Bara No Nai Hanaya, 2008)。 真に有り難うございます(Shinmura, 2008: 1927)。

Saya benar-benar/sungguh-sungguh berterima kasih kepada anda (terima kasih banyak).

2. 本当に済みません (Bara No Nai Hanaya, 2008)。 Saya sungguh-sungguh minta maaf.

3. まことに申し訳ございません (Shinmura, 2008: 1927)。 Saya sungguh-sungguh minta maaf.

4. わたし、とてもうれしかったよ(Bara No Nai Hanaya, 2008)。 Saya benar-benar senang, kok.

5. 今日はとても忙しいです(Bara No Nai Hanaya, 2008)。 Hari ini benar-benar sibuk/ hari ini sibuk sekali.

(24)

Penutur (Hishida) menggunakan strategi ini untuk menunjukkan bahwa penutur sungguh-sungguh berasal dari hatinya merasa berterima kasih terhadap kebaikan yang petutur (Eiji) berikan kepadanya.

3.6 Analisis Ungkapan Terima Kasih dengan Mengekspresikan Kandoushi (Expressing Emotion)

Ungkapan terima kasih yang terdapat dalam strategi ini berbeda dengan ungkapan terima kasih yang terdapat dalam strategi-strategi sebelumnya yang menggunakan kata-kata. Disini penutur mengungkapkan rasa terima kasihnya dengan menggunakan kandoushi yang mengesankan keterkejutan atau kekaguman.

3.6.1 Analisis Kandoushi Aa... (あぁ) Episode 1 menit ke 0:10:59

Gambar 3.8 Mio Meminum Coklat Hangat

Sumber: Bara No Nai Hanaya (2008) Situasi:

Adegan ini diambil dari Episode 1. Ketika itu merupakan pertama kalinya Eiji dan Mio bertemu. Mio sedang berteduh di depan toko bunga milik Eiji. Ketika Eiji melihatnya basah kuyup karena kehujanan, ia pun mengajaknya masuk ke dalam toko

(25)

lalu mememberikan handuk kepada Mio untuk mengeringkan tubuhnya dan memberikan segelas coklat hangat untuk menghangatkan tubuhnya yang menggigil kedinginan.

Kutipan :

英治 : こ れ 、 熱 い か ら 気 を つ け て 下 さ い 。 ホ ッ ト コ コ ア で す 。

美桜 :あぁ!ありがとう!

Terjemahan :

Eiji : Silahkan, hati-hati panas. Ini coklat panas. Mio : Wah! terima kasih!

Analisis:

Kata-kata yang mengungkapkan ekspresi seperti ini disebut dengan kandoushi (感動 詞) yang menurut Kindaichi dan Ikeda (1990: 414) adalah:

話し手の感動や呼びかけ.応答などを表す語。自立語で活用がなく、ふつう、単 独で文となり、修飾語をそえることがない。

Terjemahan:

Kata yang digunakan untuk menunjukkan emosi penutur, memanggil orang lain, dan menjawab. Kata ini biasanya dapat digunakan sebagai kalimat tunggal namun tidak menempel pada (kata) yang lain.

Kandoushi dalam bahasa Indonesia disebut dengan “interjeksi (kata seru)” yang menurut KBBI (2001: 514) adalah “kata yang mengungkapkan seruan perasaan”. Kridalaksana (2005: 120) menjelaskan bahwa interjeksi adalah kategori yang bertugas mengungkapkan perasaan pembicara; dan secara sintaksis tidak berhubungan dengan kata-kata lain dalam ujaran. Interjeksi bersifat ekstra kalimat dan selalu mendahului ujaran sebagai teriakan yang lepas atau berdiri sendiri.

(26)

Tomita (1992: 28) mengelompokkan kandoushi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. 感動(感じた気持ち)を表す単語(kata yang menunjukkan perasaan):

ああ、さあ、あぁ、おお、おや

Contoh: a. ああ、もう 5 時ですねえ。5 時になったら帰りませんか。 b. さあ、よく分かりません。

2. 呼びかける(相手に話しかける)ことを表す単語 (kata yang digunakan untuk

menegur / bertegur sapa): あのう、もしもし、さあ

Contoh: a. あのう、田中さんは、今、どこにいましか。 b. さあ、始めましょう。

c. (電話で)もしもし、田中さんですか。

3. 返事を表す単語。(kata yang digunakan untuk menjawab pertanyaan): はい、ええ、いいえ、いや

Contoh: a.「これはあなたのですか。」 b.「はい/ええ、わたしのです。」 c.「これもあなたのですか。」

d.「いいえ、これはわたしのでわありません。」

Berdasarkan pengelompokan kandoushi menurut Tomita tadi, ungkapan terima kasih yang terdapat dalam strategi ini termasuk dalam kelompok kandoushi yang menunjukkan perasaannya, yaitu perasaan terkejut penutur (Mio) karena tidak menyangka petutur (Eiji) akan memberikan segelas coklat panas kepada penutur, sekaligus perasaan senang karena penututur telah memberikan bantuan kepadanya. Hal

(27)

ini sesuai dengan salah satu dari lima jenis fungsi umum (makro fungsi) dari tindak tutur, yaitu ekspresif atau jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh penutur, dalam hal ini adalah rasa senang dan terkejut.

Gambar

Tabel 3.1    Analisis Kata  有り難う
Gambar 3.6 Eiji Membujuk Hishida   Gambar 3.7 Hishida Membungkuk

Referensi

Dokumen terkait

Rumah kaca atau greenhouse pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh pemukaan bangunan,

Analisis Penyelesaian Problem Perusahaan 1 Dari Tabel 1.3 dapat dilihat adanya perbedaan yang cukup signifikan antara titik efisien pilihan DM dengan titik ideal, baik untuk

Oleh karena itu, lahirnya UU No 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah dilengkapi dengan lahirnya UU No 25/1999 tentang Central dan Proporsi Keuangan Daerah, dan update dari UU No

Perlu dilakukan penelitian tentang pola penggunaan dan persediaan analgetik di Puskesmas untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan dan pengelolaan obat di fasilitas

Kaji konntak kulit Nilai dengan penilaian APGAR Berikan mata prophilaxis & vitamin K

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya dan kreativitas sebagai guru terutama ketika

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Pembebanan Jaringan Jalan dengan

Teks Al-Qur'an ditulis dengan tinta warna hitam, sementara tinta warna merah digunakan untuk menulis bulatan tanda ayat tanpa penomoran ayat, untuk menandai awal surat