• Tidak ada hasil yang ditemukan

id-dharmahusada-kediri.e-journal.id/jkdh/index

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "id-dharmahusada-kediri.e-journal.id/jkdh/index"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

18 | Jurnal Kebidanan Vol. 9 No. 1 April 2020 Tersedia online di

https://akbid

Slow Stroke Back Masage

Terhadap Tekanan Darah Dan Denyut Nadi Menopause Penderita

Hipertensi

Effect Of Slow Stroke Back Masage (

On Blood Presure And Pulse Menopause With Hypertension

Elok Sari Dewi1, Dwi Yanti2

1,2Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk E-mail:1eloksari.dewi@gmail.com,2d_y4nti87@yahoo.co.id

I N F O A R T I K E L Sejarah artikel: Menerima 14 November 2019 Revisi 25 Pebruari 2020 Diterima 4 Maret 2020 Online 10 April 2020

Terapi relaksasi merupakan terapi non farmakologis untuk menurunkan tekanan darah pada menopause dengan Hipertensi, untuk mempertahankan tekanan darah pada keadaan normal. SSBM (

Aromatherapi Rose

menopause hipertensi

Aromatherapi Rose

Hipertensi. Penelitian

Test.

perlakuan, denyut nadi didapatkan p

Aromatherapi Rose

menurunkan tekanan darah pada menopause d

Kata Kunci : Menopause, SSBM, Aromaterapi Rose, Tekanan Darah, Denyut Nadi Keyword: Menopause, SSBM, Rose Aromatherapy, Blood pressure , Pulse

Relaxations therapy is one of non pharmacology therapy to reduce blood pressure for menopause with Hypertension, this therapy is to maintain normaly blood pressure. One of Relaxations therapy which can help this is SSBM and Rose aromatherapy. Its can reduc

this research is to prove effectiveness SSBM And Rose Aromatherapy to menopause blood pressure with hypertension. Quasy Eksperimental research using

significantly after intervention. And analysis test on pulse rate got p

0.519 its means that there are not any difference pulse rate two groups before and after interventions.

exactly and regulary Hypertension.

| Jurnal Kebidanan Vol. 9 No. 1 April 2020

https://akbid-dharmahusada-kediri.e-journal.id/JKDH/index

Slow Stroke Back Masage (SSBM) dengan Aromatherapi

Terhadap Tekanan Darah Dan Denyut Nadi Menopause Penderita

Effect Of Slow Stroke Back Masage (SSBM) With Rose Aromatherapy

On Blood Presure And Pulse Menopause With Hypertension

danan Wiyata Mitra Husada Nganjuk d_y4nti87@yahoo.co.id

ABSTRAK

Terapi relaksasi merupakan terapi non farmakologis untuk menurunkan tekanan darah pada menopause dengan Hipertensi, untuk mempertahankan tekanan darah pada keadaan normal. SSBM (Slow Stroke Back Masage

Aromatherapi Rose diharapkan dapat menurunkan tekanan darah pada

menopause hipertensi (Aris, 2017). membuktikan efektifitas SSBM dan

Aromatherapi Rose terhadap tekanan darah Menopause yang menderita

Hipertensi. Penelitian Quasy Eksperimental menggunakan

Test. Ada penurunan tekanan darah sistole signifikan setelah diberikan

perlakuan, denyut nadi didapatkan p-value = 0.519. Terapi SSBM dan

Aromatherapi Rose yang dilakukan dengan durasi yang tepat dan teratur dapat

menurunkan tekanan darah pada menopause dengan Hipertensi

ABSTRACT

Relaxations therapy is one of non pharmacology therapy to reduce blood pressure for menopause with Hypertension, this therapy is to maintain normaly blood pressure. One of Relaxations therapy which can help this is SSBM and Rose aromatherapy. Its can reduce the menopause blood pressure. Purpose of this research is to prove effectiveness SSBM And Rose Aromatherapy to menopause blood pressure with hypertension. Quasy Eksperimental research using Independent Samples Test. that sistolic blood pressure

significantly after intervention. And analysis test on pulse rate got p

0.519 its means that there are not any difference pulse rate two groups before and after interventions. SSBM and Rose aromatherapy which is conducted with exactly and regulary duration can increase blood pressure for menopause with Hypertension.

journal.id/JKDH/index

Aromatherapi Rose

Terhadap Tekanan Darah Dan Denyut Nadi Menopause Penderita

) With Rose Aromatherapy

On Blood Presure And Pulse Menopause With Hypertension

Terapi relaksasi merupakan terapi non farmakologis untuk menurunkan tekanan darah pada menopause dengan Hipertensi, untuk mempertahankan

Slow Stroke Back Masage) dan

diharapkan dapat menurunkan tekanan darah pada (Aris, 2017). membuktikan efektifitas SSBM dan terhadap tekanan darah Menopause yang menderita menggunakan Independent Samples Ada penurunan tekanan darah sistole signifikan setelah diberikan value = 0.519. Terapi SSBM dan yang dilakukan dengan durasi yang tepat dan teratur dapat

engan Hipertensi.

Relaxations therapy is one of non pharmacology therapy to reduce blood pressure for menopause with Hypertension, this therapy is to maintain normaly blood pressure. One of Relaxations therapy which can help this is SSBM and e the menopause blood pressure. Purpose of this research is to prove effectiveness SSBM And Rose Aromatherapy to menopause blood pressure with hypertension. Quasy Eksperimental research that sistolic blood pressure decreased significantly after intervention. And analysis test on pulse rate got p-value = 0.519 its means that there are not any difference pulse rate two groups before SSBM and Rose aromatherapy which is conducted with duration can increase blood pressure for menopause with

(2)

1. PENDAHULUAN

Wanita menopause merupakan kelompok yang rentan terhadap kejadian Hipertensi dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Hal ini diperburuk lagi dengan kondisi menopau

pada umumnya dimulai pada usia lansia awal, dimana pada usia tersebut individu akan cenderung melakukan aktivitas fisik yang ringan, terjadinya perubahan komposisi tubuh, dan penurunan beberapa fungsi organ tubuh seiring bertambahnya usia (Mahan L

2004). Pengaruh menopause sendiri terhadap tekanan darah menujukan bahwa wanita post menopause tekanan sistolik lebih tinggi 4 sampai 5 mmHg dari pada wanita pre menopause. dibandingkan dengan wanita pre

wanita menopause memiliki tekanan

lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hormon pada ovarium dapat memodulasi tekanan darah. Dilaporkan bahwa kedua tekanan darah yakni sistolik dan diastolik berkaitan erat dengan usia menopause, BMI (

terapi perubahan hormon d

Wanita dalam masa menopause ditemukan memiliki tekanan darah sistolik lebih besar daripada pria dengan BMI dan umur yang sama, sedangkan tekanan darah sistolik meningkat 5mmHg dalam lima tahun. Kenaikan tekanan darah sistolik menunjukkan ad

penyesuaian arteri (Gunawan, 2005).

Penanganan hipertensi pada menopause bertujuan untuk mempertahankan tekanan darah pada menopause supaya tetap dalam batas normal, dan untuk mencegah komplikasi yang disebabkan oleh peningkatan tekanan dar sendiri. Dewasa ini banyak jenis obat anti hipertensi yang digunakan untuk penderita Hipertensi, dengan harga yang sangat terjangkau, namun disisi lain ada juga metode non farmakologi, yaitu dengan teknik relaksasi salah satunya dengan SSBM (

Masage).

Selain itu aromaterapi juga bisa digunakan sebagai teknik relaksasi.Aromaterapi dapat menumbuhkan perasaan tenang (rileks) pada jasmani, pikiran, dan rohani (soothing the physical, mind and spiritual), dapat menciptakan suasana yang damai, serta dapat menjauhkan dari perasaan cemas dan gelisah (Jaelani,

Jurnal Kebidanan Vol. 9 No. 1 April 2020 Wanita menopause merupakan kelompok yang

rentan terhadap kejadian Hipertensi dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Hal ini diperburuk lagi dengan kondisi menopause yang pada umumnya dimulai pada usia lansia awal, dimana pada usia tersebut individu akan cenderung melakukan aktivitas fisik yang ringan, terjadinya perubahan komposisi tubuh, dan penurunan beberapa fungsi organ tubuh seiring bertambahnya usia (Mahan LK, dkk. 2004). Pengaruh menopause sendiri terhadap tekanan darah menujukan bahwa wanita post menopause tekanan sistolik lebih tinggi 4 sampai 5 mmHg dari pada wanita pre menopause. dibandingkan dengan wanita pre-menopause, wanita menopause memiliki tekanan darah yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hormon pada ovarium dapat memodulasi tekanan darah. Dilaporkan bahwa kedua tekanan darah yakni sistolik dan diastolik berkaitan erat dengan usia menopause, BMI (Body Mass Index), terapi perubahan hormon dan denyut nadi. Wanita dalam masa menopause ditemukan memiliki tekanan darah sistolik lebih besar daripada pria dengan BMI dan umur yang sama, sedangkan tekanan darah sistolik meningkat 5mmHg dalam lima tahun. Kenaikan tekanan darah sistolik menunjukkan adanya penurunan penyesuaian arteri (Gunawan, 2005).

Penanganan hipertensi pada menopause bertujuan untuk mempertahankan tekanan darah pada menopause supaya tetap dalam batas normal, dan untuk mencegah komplikasi yang disebabkan oleh peningkatan tekanan darah itu sendiri. Dewasa ini banyak jenis obat anti hipertensi yang digunakan untuk penderita Hipertensi, dengan harga yang sangat terjangkau, namun disisi lain ada juga metode non farmakologi, yaitu dengan teknik relaksasi salah satunya dengan SSBM (Slow Stroke Back Selain itu aromaterapi juga bisa digunakan sebagai teknik relaksasi.Aromaterapi dapat menumbuhkan perasaan tenang (rileks) pada jasmani, pikiran, dan rohani (soothing the physical, mind and spiritual), dapat menciptakan ai, serta dapat menjauhkan dari perasaan cemas dan gelisah (Jaelani,

2009).Salah satu aromaterapi yang bisa

digunakan adalah aromaterapi

mawar.Aromaterapi mawar dapat melancarkan sirkulasi darah, anti radang, menghilangkan bengkak, dan menetralisir racun (

2009).Aromatherapi mawar dihirup dan dari bau yang di ubah oleh cilia menjadi impuls listrik yang di teruskan ke otak lewat sistem olfaktorius.Semua impuls mencapai sistem limbik.Sistem limbik adalah bagian dari otak yang di kaitkan dengan suasana

belajar kita.

Hipertensi lansia di dunia didapatkan pada tahun 2010 di Amerika menunjukkan penderita hipertensi di seluruh dunia berkisar satu miliar. Di bagian Asia tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diprediksi akan menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025 (Muhammadun, 2010). Menurut penelitian yang dilakukan Boedi Darmojo pada tahun 2011 di Indonesia diperoleh terjadi peningkatan lansia yang menderita hipertensi sekitar 50% di jawa sekitar 42,6%. Dari data diatas dapat disimpulkan tahun ke tahun terdapat meningkatan lansia yang menderita hipertensi dan ini perlu menangganan yang serius.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Kertosono Kabupaten Nganjuk pada bulan Mei 2018 terdapat 350 perempuan menopause, 105 diantaranya tercatat sebagai pasien aktif dengan Hipertensi di Puskesmas Kertosono Kabupaten Nganjuk. Penanganan pada pasien Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kertosono sejauh ini masih menggunakan jenis farmakologi yaitu dengan obat Antihipertensi.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasy Eksperimental dengan menggunakan Experiment

Desain yaitu mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Dua kelompok yang ada diberi pretest, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah menopause (usia 50

Puskesmas Kertosono Kabupaten Nganjuk

Vol. 9 No. 1 April 2020 | 19 2009).Salah satu aromaterapi yang bisa

digunakan adalah aromaterapi

mawar.Aromaterapi mawar dapat melancarkan sirkulasi darah, anti radang, menghilangkan bengkak, dan menetralisir racun (Hariana, 2009).Aromatherapi mawar dihirup dan dari bau yang di ubah oleh cilia menjadi impuls listrik yang di teruskan ke otak lewat sistem olfaktorius.Semua impuls mencapai sistem limbik.Sistem limbik adalah bagian dari otak yang di kaitkan dengan suasana hati, emosi, dan Hipertensi lansia di dunia didapatkan pada tahun 2010 di Amerika menunjukkan penderita hipertensi di seluruh dunia berkisar satu miliar. Di bagian Asia tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan akan menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025 (Muhammadun, 2010). Menurut penelitian yang dilakukan Boedi Darmojo pada tahun 2011 di Indonesia diperoleh terjadi peningkatan lansia yang menderita hipertensi sekitar 50% di jawa sekitar 42,6%. Dari data dapat disimpulkan tahun ke tahun terdapat meningkatan lansia yang menderita hipertensi dan ini perlu menangganan yang Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Kertosono Kabupaten Nganjuk pada bulan Mei 2018 terdapat 350 menopause, 105 diantaranya tercatat sebagai pasien aktif dengan Hipertensi di Puskesmas Kertosono Kabupaten Nganjuk. Penanganan pada pasien Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kertosono sejauh ini masih menggunakan jenis farmakologi yaitu dengan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasy Eksperimental dengan menggunakan Experiment Non-Equivalen Group yaitu mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Dua kelompok yang ada diberi pretest, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah menopause (usia 50- 55) di Wilayah Kerja Puskesmas Kertosono Kabupaten Nganjuk

(3)

20 | Jurnal Kebidanan Vol. 9 No. 1 April 2020 pada bulan Mei – Agustus tahun 2019 sejumlah 150 orang. Penentuan besar sampel untuk penelitian dapat ditentukan dengan menggunakan rumus uji hipotesis tidak berpasangan menurut Sastroasmoro dan Ismael (2008) ditemukan sampel sejumlah 60 responden yang dibagi dalam 2 kelompok kontrol dan perlakuan. Dimana pada kelompok

3. DISKUSI

A. Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan tabel diatas seluruh responden sejumlah 60 orang merupakan menopause yang berusia antara 48

B. Tabel 4. Uji Normalitas

Variabel Antar Kelompok

Tekanan Darah Sebelum Perlakuan Tekanan Darah setelah perlakuan Denyut Nadi Sebelum Perlakuan Denyut Nadi setelah perlakuan

Selisih Tekanan Darah pada kelompok Kontrol Selisih Tekanan Darah pada Kelompok Perlakuan

Berdasarkan uji normalitas pada karakteristik responden berdasarkan tekanan darah, denyut nadi sebelum dan sesudah normal.

N

Umur 60

| Jurnal Kebidanan Vol. 9 No. 1 April 2020 Agustus tahun 2019 sejumlah 150 orang. Penentuan besar sampel untuk penelitian dapat ditentukan dengan menggunakan rumus uji hipotesis tidak berpasangan menurut Sastroasmoro dan Ismael 08) ditemukan sampel sejumlah 60 responden yang dibagi dalam 2 kelompok kontrol dan perlakuan. Dimana pada kelompok

kontrol responden diberikan perlakuan SSBM dan pada kelompok perlakuan diberikan perlakuan SSBM dan Aromaterapi Rose. Durasi perlakuan masing- masing kelompok adalah 10 menit.

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan tabel diatas seluruh responden sejumlah 60 orang merupakan menopause yang berusia antara 48 – 60

tahun.Seluruh responden berjumlah 60 orang tidak bekerja dan seluruh

riwayat hipertensi.

Variabel Antar Kelompok

N

P

Tekanan Darah Sebelum Perlakuan 60 0.001

Tekanan Darah setelah perlakuan 60 0.016

Denyut Nadi Sebelum Perlakuan 60 0.027

Denyut Nadi setelah perlakuan 60 0.066

Selisih Tekanan Darah pada kelompok Kontrol 30 0.023

Tekanan Darah pada Kelompok

30 0.009

Berdasarkan uji normalitas pada karakteristik responden berdasarkan tekanan darah, denyut nadi sebelum dan sesudah

perlakuan, dan selisih pada kelompok kontrol dan perlakuan menunjukkan nilai p lebih kecil dari 0,05 yang berarti data berdistribusi

Min (Th) Max (Th) Mean

48 60 53.85

kontrol responden diberikan perlakuan SSBM dan pada kelompok perlakuan diberikan perlakuan SSBM dan Aromaterapi Rose. Durasi masing kelompok adalah 10

tahun.Seluruh responden berjumlah 60 orang tidak bekerja dan seluruhnya memiliki

P

0.001 0.016 0.027 0.066 0.023 0.009

perlakuan, dan selisih pada kelompok kontrol dan perlakuan menunjukkan nilai p lebih kecil dari 0,05 yang berarti data berdistribusi

ST. Dev.

(4)

C. Tabel 5. Perubahan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah P

Kelompok kontrol dan Kelompok Perlakuan

Tekanan Darah

Menopause

Kelompok Perlakuan

Sebelum perlakuan Mean ± SD Min- Mak Sesudah perlakuan Mean ± SD Min- Mak Perbedaan sebelum- sesudah perlakuan p value

Selisih teknan darah Mean ± SD

Min- Mak

1) Independent Samples Test 2) Independent Samples Test 3) Paired Sample T Test 4) Paired Sample T Test 5) Paired Sample T Test

Berdasarkan diatas menunjukkan Rerata tekanan darah pada Menopause penderita hipertensi pada kelompok perlakuan sebelum intervensi 151.10 ± 4.196, sedangkan rerata pada kelompok kontrol 150.43 ± 5.935. Berdasarkan hasil uji statistik Independent Samples T

signifikansi tekanan darah sebelum perlakuan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapatkan p-value = 0.029 dan 0.049 dimana (p<0,05) Ho ditolak, ada perbedaan tekanan darah sebelum perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan Rarata tekanan darah sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapatkan

(p<0.05) H0 ditolak, ada perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Sedangkan selisih tekanan darah antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapatkan nilai P value = 0.000 (p<0.05) Ho ditolak, ada perbedaan selisih tekanan darah pada kedua kelompok.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Retno & Dian (2011) yang menunjukkan bahwa tekanan darah pada penderita hipertensi mengalami

Jurnal Kebidanan Vol. 9 No. 1 April 2020

Tabel 5. Perubahan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah P

an Kelompok Perlakuan

Kelompok Perlakuan

(n=30)

Kelompok Kontrol

(n=30)

151.10 ± 4.196 150.43 ± 5.935 -3.329 – 1.996 -3.323 – 1.990 133.80 ± 4.437, 142.53 ± 5.806, 6.059 – 11.408 6.063 – 11.404 0.000 3) 0.000 4) 17.30±1.685 7.90±1.605 15-20 5-10

Berdasarkan diatas menunjukkan Rerata tekanan darah pada Menopause penderita hipertensi pada kelompok perlakuan sebelum intervensi 151.10 ± 4.196, sedangkan rerata pada kelompok kontrol 150.43 ± 5.935. Berdasarkan Independent Samples Test Nilai signifikansi tekanan darah sebelum perlakuan pada kelompok perlakuan dan kelompok = 0.029 dan 0.049 dimana (p<0,05) Ho ditolak, ada perbedaan tekanan darah sebelum perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Rarata tekanan darah sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapatkan p-value 0.000 (p<0.05) H0 ditolak, ada perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. n selisih tekanan darah antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapatkan nilai P value = 0.000 (p<0.05) Ho ditolak, ada perbedaan selisih tekanan darah Hasil penelitian ini sejalan dengan g dilakukan oleh Retno & Dian (2011) yang menunjukkan bahwa tekanan darah pada penderita hipertensi mengalami

penurunan signifikan setelah mendapatkan terapi Slow Stroke Back Massage. Penelitian lain yang dilakukan oleh Mohebbi (2014) menunjukkan bahwa setelah intervensi Stroke Back Massage pada pasien hipertensi terjadi penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik masing-masing 6.44 mmHg dan 4.77 mmHg (ρ=0.001) pada kelompok intervensi dan 2.31 dan 1.51mmHg pada kelompok kontrol (ρ=0.001), namun jika dilihat dari rerata selisih penurunan tekanan darah pada penelitian ini, kelompok yang mendapatkan perlakuan SSBM dikombinasi dengan Aromatherapi Rose diberikan dengan durasi 8

menunjukkan selisih penurunan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang hanya mendapatkan terapi SSBM saja. Hal ini didukung oleh penelitian (Kenia, 2013) Dari data observasi respon kelompok eksperimen setelah diberi terapi relaksasi (aromaterapi mawar) mengalami perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik.Berdasarkan hasil observasi setelah dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen beberapa keluhan yang dirasakan sudah mulai berkurang, secara

keseluruhan responden

Vol. 9 No. 1 April 2020 | 21

Tabel 5. Perubahan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Pada

Kelompok Kontrol

p Value

0.029 1)

0.049 2)

-

0.000 5)

penurunan signifikan setelah mendapatkan terapi Slow Stroke Back Massage. Penelitian lain yang dilakukan oleh Mohebbi (2014) elah intervensi Slow pada pasien hipertensi terjadi penurunan tekanan darah sistolik dan masing 6.44 mmHg dan 4.77 mmHg (ρ=0.001) pada kelompok intervensi dan 2.31 dan 1.51mmHg pada kelompok kontrol a dilihat dari rerata selisih penurunan tekanan darah pada penelitian ini, kelompok yang mendapatkan perlakuan SSBM Aromatherapi Rose yang diberikan dengan durasi 8- 10 menit menunjukkan selisih penurunan yang lebih engan kelompok yang hanya mendapatkan terapi SSBM saja. Hal ini didukung oleh penelitian (Kenia, 2013) Dari data observasi respon kelompok eksperimen setelah diberi terapi relaksasi (aromaterapi mawar) mengalami perubahan tekanan darah ik.Berdasarkan hasil observasi setelah dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen beberapa keluhan yang dirasakan sudah mulai berkurang, secara

(5)

22 | Jurnal Kebidanan Vol. 9 No. 1 April 2020 kelompok eksperimen tampak lebih rileks senang dan nyaman.Minyak aroma mempunyai sifat membuat rileks, menenangkan, merangsang, atau menyembuhkan.Terapi relaksasi (aromaterapi mawar) dapat dilakukan di rumah dengan mudah dan praktis.

Menurut (Jaelani, 2009) minyak esensial ini dapat mempengaruhi aktivitas fungsi kerja otak melalui sistem saraf yang berhubungan dengan indra penciuman. Respons ini akan dapat merangsang peningkatan produksi masa penghantar saraf otak (neurotransmiter), yaitu yang berkaitan dengan pemulihan kondisi psikis (seperti emosi, perasaan, pikiran, dan keinginan). Efek farmakologis bunga mawar di antaranya melancarkan sirkulasi darah, menormalkan siklus haid, antiradang, mehilangkan bengkak, dan menetralisir racun (Arief Hariana, 2009).

Hal ini sesuai dengan hasil

singkat pada responden setelah mendapatkan

D. Tabel 5. Perubahan Denyut Nadi Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Pada Kelompok

kontrol Dan Kelompok Perlakuan.

Denyut Nadi Menopause Kelompok Perlakuan Sebelum perlakuan Mean ± SD Sesudah perlakuan Mean ± SD

Uji Independent Sample t-Test

Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai signifikasi denyut nadi sebelum perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan p value = 0.552 (p>α) dan denyut nadi sesudah diberikan perlakuan p-value = 0.519 (p>α) dapat diartikan tidak ada perbedaan de

sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hal ini sejalan dengan penelitian (Ardi, 2017).Pada penilitian ini, tidak ada perbedaan denyut nadi antara kelompok yang dilakukan SSBM selama 5 menit dan 10 menit.Rata-rata denyut nadi kedua kelompok berada pada rentang normal.Denyut

| Jurnal Kebidanan Vol. 9 No. 1 April 2020 kelompok eksperimen tampak lebih rileks, senang dan nyaman.Minyak aroma mempunyai sifat membuat rileks, menenangkan, merangsang, atau menyembuhkan.Terapi relaksasi (aromaterapi mawar) dapat dilakukan di rumah dengan mudah dan praktis.

Menurut (Jaelani, 2009) minyak esensial ini mempengaruhi aktivitas fungsi kerja otak melalui sistem saraf yang berhubungan dengan indra penciuman. Respons ini akan dapat merangsang peningkatan produksi masa penghantar saraf otak (neurotransmiter), yaitu yang berkaitan dengan pemulihan kondisi (seperti emosi, perasaan, pikiran, dan keinginan). Efek farmakologis bunga mawar di antaranya melancarkan sirkulasi darah, menormalkan siklus haid, antiradang, mehilangkan bengkak, dan menetralisir racun Hal ini sesuai dengan hasil wawancara singkat pada responden setelah mendapatkan

perlakuan SSBM dan Aromaterapi Rose,

besar responden mengatakan bahwa responden lebih rileks, dan nyaman.Hal ini dbuktikan dengan adanya penurunan tekanan darah pada kelompok perlakuan.

Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa dengan terapi massage dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien yang menderita penyakit terminal (Potter & Perry, 2005). Teori lain juga menyebutkan bahwa terapi (masase) dapat merangsang jaringan otot, menghilangkan toksin, merilekskan persendian, meningkatkan aliran oksigen, menghilangkan ketegangan otot sehingga berdampak terhadap penurunan tekanan darah (Akoso,2009).

Denyut Nadi Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Pada Kelompok

kontrol Dan Kelompok Perlakuan.

Kelompok Perlakuan (n=30) Kelompok Kontrol (n=30) 76.80±12.044 80.77±12.585 82.97±10.108 74.57±10.792

Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai signifikasi denyut nadi sebelum perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan p-value = 0.552 (p>α) dan denyut nadi sesudah

value = 0.519 (p>α) dapat diartikan tidak ada perbedaan denyut nadi sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hal ini sejalan dengan penelitian (Ardi, 2017).Pada penilitian ini, tidak ada perbedaan denyut nadi antara kelompok yang dilakukan SSBM selama 5 menit ata denyut nadi kedua kelompok berada pada rentang normal.Denyut

nadi normal saat 23 istirahat adalah 60 100x/menit. Denyut nadi dikontrol oleh sistem saraf otonom, saraf parasimpatis akan memperlambat denyut nadi (Ignatavicius & Workman, 2006).

4. Simpulan

Ada perbedaan tekanan darah sebelum perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

Ada perbedaan tekanan darah setelah perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

Aromaterapi Rose, sebagian besar responden mengatakan bahwa responden lebih rileks, dan nyaman.Hal ini dbuktikan dengan adanya penurunan tekanan darah pada i sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa dengan terapi massage dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien yang menderita penyakit terminal (Potter & Perry, 2005). Teori lain juga menyebutkan bahwa terapi (masase) dapat jaringan otot, menghilangkan toksin, merilekskan persendian, meningkatkan aliran oksigen, menghilangkan ketegangan otot sehingga berdampak terhadap penurunan tekanan darah (Akoso,2009).

Denyut Nadi Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Pada Kelompok

Kelompok Kontrol p Value

0.552 0.519

nadi normal saat 23 istirahat adalah 60-100x/menit. Denyut nadi dikontrol oleh sistem saraf otonom, saraf parasimpatis akan memperlambat denyut nadi (Ignatavicius &

Ada perbedaan tekanan darah sebelum perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok Ada perbedaan tekanan darah setelah perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

(6)

Tidak ada perbedaan denyut nadi sebelum perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

Tidak ada perbedaan denyut nadi setelah perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

Ada perbedaan selisih penurunan tekanan darah pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

5. Referensi

Akoso, T. (2009). Bebas Stress.

Yogyakarta: Kanisius

Ardi, Muhammad. 2017. Efektivitas Slow Stroke

Back Massage Dalam Meningkatkan Relaksasi Pasien Stroke Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar.Diakses pada 17 Agustus 2019.

Arief Hariana. 2009. Tanaman

Obat dan Khasiatnya seri 3.Edisi 1. Jakarta: Penebar

Swadaya.e 2001.

Gunawan, Lany. (2005).

Hipertensi tekanan darah tinggi.

Kanisius.

Ignatavicius DD, & Workman ML, 2006,

surgical nursing critical thinking for collaborative care, Philadelphia: Saunders Elseviers.

Jaelani. 2009. “Aroma Terapi”. Jakarta: Populer Obor.

Kenia Ni Made. 2013. Pengaruh Relaksasi

(Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi.Diakses pada 17

Agustus 2019.

Malkan LK, Sylvia Escott- Stump,

editor, Krause’s Food, Nutritions And Diet Therapy

11th ed. Philadelphia W.B. Sauders Company;

2004

Mohebbi Z, et all. (2014). The Effect of Back Massage

on Blood Pressure in the Patients with Primary Hypertension in 2012-2013: A Randomized Clinica Trial.Diakses dari http:// ijcbnm.sums.ac.ir pada

tanggal 31 Juli 2016.

Muhammadun, 2010.Hidup Bersama Hipertensi. Books : Yogjakarta

Retno, A. W. dan Dian, P. (2011)

Stroke Back Massage Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita

Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., 2008,

Metodologi Penelitian

Klinis,106-Sagung seto.

Jurnal Kebidanan Vol. 9 No. 1 April 2020 Tidak ada perbedaan denyut nadi sebelum

pada kelompok kontrol dan Tidak ada perbedaan denyut nadi setelah perlakuan pada kelompok kontrol dan Ada perbedaan selisih penurunan tekanan darah pada kelompok perlakuan dan

Bebas Stress.

Efektivitas Slow Stroke Back Massage Dalam Meningkatkan Relaksasi Pasien Stroke Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Diakses pada 17 Agustus 2019.

Tanaman

. Jakarta: Penebar

Hipertensi tekanan darah tinggi.Yogyakarta :

Ignatavicius DD, & Workman ML, 2006,

Medical-surgical nursing critical thinking for collaborative Saunders Elseviers.

”. Jakarta: Pustaka

Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan

.Diakses pada 17 Stump,

Food, Nutritions And Diet Therapy.

ed. Philadelphia W.B. Sauders Company;

The Effect of Back Massage on Blood Pressure in the Patients with Primary 2013: A Randomized Clinical

Diakses dari http:// ijcbnm.sums.ac.ir pada

Hidup Bersama Hipertensi. In

Retno, A. W. dan Dian, P. (2011) Tindakan Slow

Stroke Back Massage Dalam Menurunkan Tekanan

Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., 2008, Dasar-dasar

-108, Jakarta :

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Referensi

Dokumen terkait

• Dengan mengacu pada jav,raban siswa, melalui kegiatan tanya jawab • Guru menanyakan kepada siswa mengenai pelajaran yang telah dipelajari, hal-hal yang dirasakan, serta materi

Upaya yang harus dilakukan untuk mencegah konflik terkait dengan pendirian rumah ibadah adalah dengan memupuk rasa toleransi antar umat beragama yang dimulai sejak dini

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan ini telah mempunyai akurasi, presisi, selektivitas dan linearitas yang baik untuk  penetapan kadar S-CPM

Tabel untuk hasil pengujian sistem yang telah dilakukan pada sistem alarm keamanan rumah dengan menggunakan motion detection melalui MMS dapat dilihat pada tabel 5.1...

Selanjutnya, mengenai isi perjanjian perkawinan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UU Perkawinan) tidak memuat aturan mengenai isi

Revisi ISPO berlangsung pada tahun 2015 yang pada saat itu sejumlah laporan dan penelitian membeberkan rantai pasokan industri sawit Indonesia yang alpa dalam

Hasil penelitian pengembangan ini menyimpulkan bahwa, (1) penilaian ahli media, ahli materi, ahli proses pembelajaran, dan peserta didik terhadap produk yang

Temuan penelitian ini adalah; (1) terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan berbicara bahasa Jepang antara siswa yang diajar model pembelajaran kooperatif tipe