• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. PENGUJIAN SISTEM 5.1. Spesifikasi Yang Digunakan Untuk Pengujian Sistem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "5. PENGUJIAN SISTEM 5.1. Spesifikasi Yang Digunakan Untuk Pengujian Sistem"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

93

5. PENGUJIAN SISTEM

Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian sistem dari sistem alarm keamanan rumah dengan menggunakan motion detection melalui MMS (Multimedia Messaging Service). Pengujian pada sistem alarm keamanan rumah ini memerlukan dua buah handphone yang mendukung teknologi MMS (Multimedia Messaging Service). Selain itu, untuk handphone yang digunakan sebagai pengirim pesan MMS harus dapat digunakan sebagai modem supaya handphone yang digunakan untuk mengirim MMS tersebut dapat mengadakan koneksi GPRS (General Packet Radio Service).

5.1. Spesifikasi Yang Digunakan Untuk Pengujian Sistem

Pengujian sistem pada sistem alarm keamanan rumah menggunakan sebuah webcam dan dua buah handphone yaitu Nokia N70 dan Nokia 3650. Handphone Nokia N70 digunakan untuk mengirimkan Pesan MMS sedangkan handphone Nokia 3650 digunakan sebagai penerima MMS. Untuk proses monitoring, webcam yang digunakan adalah Logitech yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

• Sensor : CMOS

• Pixels : 640 (H) x 480 (V)

• Still image resolution : 800 (H) x 600 (V) • Illumination : < 5 lux

• Integrated lens : F2.0

• Frames/second (fps) : up to 30

Dalam pengujian sistem ini, digunakan dua buah komputer. Komputer desktop dan notebook. Hal ini dimaksudkan untuk mencoba sistem dapat digunakan di dalam komputer desktop dan juga notebook. Adapun spesifikasi komputer desktop yang digunakan adalah sebagai berikut :

• Processor AMD Athlon 64 3500+ 2,2 GHz • Memory 1024 MB

(2)

Universitas Kristen Petra

• Visual Basic 6 • Video OCX • Netbeans 5.0 • JDK 1.5

Adapun spesifikasi notebook yang digunakan adalah sebagai berikut : • Processor Intel M740 2,4 GHz • Memory 256MB • Visual Basic 6 • Video OCX • Netbeans 5.0 • JDK 1.5

Sedangkan kartu seluler yang dipakai adalah Indosat-M3 (2 buah) dan AS, jadi pengujian sistem dilakukan menggunakan ketiga buah kartu seluler tersebut tersebut secara bergantian. Berikut adalah lima variasi pengujian program menurut kartu selular yang digunakan :

ƒ Pengirim : IM3 (1) >< Penerima : IM3 (2) ƒ Pengirim : IM3 >< Penerima : AS ƒ Pengirim : AS >< Penerima : IM3

5.2. Kriteria Pengujian Sistem

Pengujian pada sistem alarm keamanan rumah dengan menggunakan motion detection melalui MMS meliputi pengujian pada program motion detection dan program pengirimaan MMS. Pada program motion detection akan dilakukan pengujian untuk proses motion detection dan kontrol program sedangkan pada program pengiriman MMS akan dilakukan pengujian untuk proses pegiriman MMS.

5.3. Pengujian Sistem pada Program Motion Detection dan Pengiriman MMS Sebelum menjalankan program motion detection dan pengirimaan MMS, hal pertama harus dilakukan adalah melakukan koneksi dengan access point MMS

(3)

Universitas Kristen Petra

dari operator yang digunakan. Dalam pengujian sistem ini, digunakan kartu selular IM3 2 buah dan sebuah kartu selular AS. Untuk koneksi dengan access point MMS, pengujian ini menggunakan nokia PC suite. Untuk kartu selular IM3 berikut ini konfigurasi untuk koneksinya : access point “mms.indosat-m3.net” dengan username “mms” dan password “im3”. Sedangkan untuk kartu selular AS berikut ini konfigurasi untuk koneksinya : access point “mms.telkomsel.com” dengan username “wap” dan password “mms”. Setelah terkoneksi program motion detection dan pengiriman dapat dijalankan.

Setelah program motion detection dijalankan. Maka setting awal dalam program motion Detection akan diset default. Dalam arti settingan akan diatur oleh program. Tampilan dari program motion detection pada posisi default dapat dilihat pada gambar 5.1 berikut ini :

(4)

Universitas Kristen Petra

(5)

Universitas Kristen Petra

Program akan menampilkan gambar yang ditangkap oleh webcam ketika ikon Show ditekan. Namun pendeteksian gerak belum dilakukan. Diposisi ini user dapat mengatur posisi dari webcam yang digunakan. Tampilan dari program motion detection ketika ikon Show ditekan dapat dilihat pada gambar 5.2 berikut ini :

(6)

Universitas Kristen Petra

Pada posisi setelah tombol Show ditekan, user juga dapat mengatur beberapa setting untuk program motion detection ini. Yang pertama adalah setting path untuk letak penyimpanan file gambar dan video. pada posisi default maka program akan menyimpan file-file tersebut di drive c:. Namun user dapat menentukan dimana saja file tersebut akan disimpan. Bentuk tampilan dari Set Path Pic dan Set Path Video yang dipakai pada saat pengujian dapat dilihat pada gambar 5.3 Berikut ini :

Gambar 5.3. Tampilan dari set path pic dan set path video

Pada posisi default , video yang akan disimpan berformat .AVI dengan kualitas terbaik. Namun kapasitas yang dipakai akan besar pula. Dengan ada Setting video maka user dapat mengatur kompresi video yang sesuai dengan keinginan.

Setelah melakukan setting Video, selanjutnya adalah melakukan konfigurasi pengiriman MMS pada ikon Setting MMS. Tampilan menu Setting MMS yang dipakai untuk pengujian program dapat dilihat pada gambar 5.4 berikut :

(7)

Universitas Kristen Petra

Gambar 5.4. Tampilan ikon setting MMS

Setelah setting MMS, maka user dapat menentukan sensitivity, video duration, dan juga delay to start pada indikator-indikator yang terdapat pada program motion detection. Pada posisi default maka sensitivity akan diset pada nilai 8, Video duration di-set 30 detik, dan tidak ada delay to start. Tampilan indikator dari program motion detection dapat dilihat pada gambar 5.5 berikut ini :

(8)

Universitas Kristen Petra

Setelah melakukan setting-setting maka selanjutnya adalah menjalankan program motion detection. Untuk menjalankan program motion detection maka ikon Start Motion dapat ditekan. Setelah ikon Start motion ditekan maka webcam akan mulai melakukan proses monitoring. Tampilan proses monitoring oleh webcam dapat dilihat pada gambar 5.6. berikut :

(9)

Universitas Kristen Petra

Jika program mendeteksi adanya gerakan yang terjadi, Program akan melakukan proses capture. Jumlah gambar yang disimpan jika ada gerakan yang terjadi sebanyak jumlah terdeteksinya gerakan yang terjadi. Pada pengujian Gambar yang terambil sebanyak 9 gambar. Sembilan gambar tersebut dapat dilihat pada gambar 5.7 berikut ini :

Gambar 5.7. Gambar yang tersimpan

Program motion detection juga akan menyimpan file video. Pada pengujian program motion detection durasi video yang disimpan berdurasi selama 30 detik dalam format avi.

Setelah gambar dan video disimpan, maka program motion detection akan menjalankan program pengiriman MMS. Program pengiriman MMS akan mengirimkan gambar secara otomatis. Gambar yang akan dikirim adalah gambar yang pertama kali terdeteksi. Pada waktu program pengiriman MMS dijalankan maka webcam akan tetap melakukan pengambilan gambar dan merekam ke dalam video. Tampilan dari program pengiriman MMS dapat dilihat pada gambar 5.8 berikut ini :

(10)

Universitas Kristen Petra

Gambar 5.8. Tampilan program pengiriman MMS

Berhasil atau tidaknya suatu pengiriman MMS dapat diketahui dari log file yang ada pada program pengiriman MMS. Log file pada pengujian program dapat dilihat pada gambar 5.9 berikut :

(11)

Universitas Kristen Petra

: Gambar 5.9. Log File pengiriman MMS

Setelah mengirimkan MMS, maka program pengiriman MMS akan kembali ditutup, kemudian program motion detection akan melanjutkan perekaman video dan pengambilan gambar jika masih terdeteksi adanya pergerakan. Setelah semua proses pengiriman MMS selesai maka webcam akan kembali melakukan proses monitoring. Hasil pengiriman MMS pada pengujian sistem dapat dilihat pada gambar 5.10. berikut :

(12)

Universitas Kristen Petra

Gambar 5.10.Hasil Pengiriman MMS

5.4. Hasil Pengujian Sistem

Secara keseluruhan, pengujian sistem pada sistem alarm keamanan rumah dengan menggunakan motion detection melalui MMS dapat berjalan dengan cukup baik. Berdasarkan pengujian sistem, kualitas koneksi GPRS di Indonesia masih kurang baik, terutama jika melalui lintas operator. Tabel untuk hasil pengujian sistem yang telah dilakukan pada sistem alarm keamanan rumah dengan menggunakan motion detection melalui MMS dapat dilihat pada tabel 5.1. berikut :

(13)

Universitas Kristen Petra

Tabel 5.1. Hasil pengujian sistem

Pengirim Penerima Hasil Pengujian Keterangan

Nokia N70 Kartu : IM3 (1) Nokia 3650 Kartu : IM3 (2) Dari 5 kali pengujian : 5 kali berhasil Nokia N70 Kartu : IM3 Nokia 3650 Kartu : AS Dari 5 kali pengujian : 5 kali gagal 5 kali gagal karena HP penerima tidak bisa retrieve pesan MMS yang dikirim Nokia N70 Kartu : AS Nokia 3650 Kartu : IM3 Dari 5 kali pengujian : 5 kali gagal 5 kali gagal karena hubungan ke WAP gateway gagal

Sistem pada sistem alarm keamanan rumah dengan menggunakan motion detection melalui MMS dapat melaksanakan proses pengiriman MMS dengan cukup baik. Banyak pengujian yang berakhir gagal karena kualitas layanan MMS lintas operator yang buruk. Hal ini dapat diketahui dengan cara mengirimkan MMS dari handphone ke handphone yang juga sering berakhir dengan kegagalan. Maka dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan MMS lintas operator yang ada masih sangat kurang.

5.5 Hasil Pengujian Waktu Pengiriman MMS

Pada pengujian waktu pengiriman MMS ini diuji berapa waktu yang diperlukan dalam proses dari terjadinya pendeteksian gerak sampai MMS berhasil masuk ke dalam handphone penerima. Pengujian akan dilakukan sebanyak 5 kali. Tabel untuk hasil pengujian waktu pengiriman MMS dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini :

(14)

Universitas Kristen Petra

Tabel 5.2. Hasil pengujian waktu pengiriman MMS Pengujian Waktu 1 53,2 detik 2 56,6 detik 3 55,9 detik 4 59,1 detik 5 52,5 detik Rata-Rata = 55,46 detik

Dari hasil pengujian yang dihasilkan dapat diambil kesimpulan bahwa waktu yang diperlukan untuk mengirimkan pesan multimedia dari handphone pengirim ke handphone penerima tidak lebih dari 1 menit saat jaringan operator tidak sibuk. Rata-rata dari pengujian yang dilakukan adalah 55,46 detik. Dalam hal ini waktu pengiriman MMS sangat dipengaruhi oleh jaringan dalam operator yang digunakan. Jika jaringan operator tersebut sedang sibuk, maka waktu proses pengiriman MMS akan bertambah lama.

5.6 Hasil Pengujian Filesize

Pada pengujian filesize diuji hubungan antara besarnya data MMS yang dikirimkan dengan prosentase keberhasilan pengiriman MMS. Ada tiga buah variasi filesize yang dikirimkan dengan menggunakan kartu selular dari operator yang sama yaitu :

Lebih kecil dari 10 KB Antara 10KB –30KB Lebih besar dari 20KB

(15)

Universitas Kristen Petra

Tabel 5.2. Hasil pengujian Filesize Filesize Jumlah pengujian Hasil

< 10 KB 5 kali 5 kali berhasil 10 - 30 KB 5 kali 5 kali berhasil 30 - 60 KB 5 kali 3 kali berhasil

Hasil pengujian filesize membuktikan bahwa jika filesize yang dikirim semakin kecil maka keberhasilan untuk mengirimkan pesan MMS semakin besar.

5.7 Hasil Pengujian Motion Detection

Pengujian motion detection dilakukan untuk mengetahui kemampuan webcam untuk melakukan pengenalan motion detection. Pada uji coba ini digunakan sensitivity 6 dan 8. Hasil pengujian motion detection dapat dilihat pada tabel 5.3. berikut :

Tabel 5.4. Hasil pengujian motion detection Kecepatan Sensitivity Jumlah Pengujian Hasil

0.5 meter / detik 8 10 10 kali berhasil

1 meter / detik 8 10 10 kali berhasil

2 meter / detik 8 10 8 kali berhasil

0.5 meter / detik 6 10 10 kali berhasil

1 meter / detik 6 10 10 kali berhasil

2 meter / detik 6 10 10 kali berhasil

Dari hasil pengujian motion detection, semakin cepat suatu gerakan maka akan sulit terdeteksi oleh program motion detection. Jika nilai Sensitivity diturunkan kemungkinan program motion detection untuk mendeteksi adanya gerakan yang cepat semakin besar.

Berdasarkan hasil pengujian sistem maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan spesifikasi yang ada, sistem alarm keamanan rumah dengan

(16)

Universitas Kristen Petra

menggunakan motion detection melalui MMS (Multimedia Messaging Service) ini telah dapat berjalan dengan baik.

5.8 Hasil Pengujian Kondisi Ruangan

Dalam pengujian kondisi ruangan, di uji 4 kondisi ruangan dilihat dari pencahayaan. Hasil Pengujian kondisi ruangan dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini :

Tabel 5.5. Hasil Pengujian kondisi ruangan

Kondisi Sensitivity Jumlah Pengujian Hasil

Siang tanpa lampu 8 10 8 kali berhasil

Siang dengan lampu 8 10 10 kali berhasil

Malam tanpa lampu 8 10 2 kali berhasil

Malam dengan lampu 8 10 10 kali berhasil

Siang tanpa lampu 6 10 10 kali berhasil

Siang dengan lampu 6 10 10 kali berhasil

Malam tanpa lampu 6 10 3 kali berhasil

Malam dengan lampu 6 10 10 kali berhasil

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kualitas webcam sangat dipengaruhi oleh kualitas pencahayaan. jika pencahayaan suatu ruangan buruk, maka webcam akan menerima gambar yang buruk juga. Namun jika pencahayaan suatu ruangan cukup baik, maka webcam dapat mengambil gambar dengan baik. Dari pengujian diatas, dalam penggunaan sistem alarm keamanan rumah ini, sebaiknya kondisi ruangan yang akan dipantau pencahayaannya cukup. Disarankan lampu yang ada di ruangan tersebut dinyalakan, Agar tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi alam (siang berganti malam, mendung, dan lainnya).

Gambar

Gambar 5.1 Tampilan program motion detection pada posisi default
Gambar 5.2. Tampilan program motion detection posisi Show
Gambar 5.3. Tampilan dari set path pic dan set path video
Gambar 5.5. Tampilan indikator pada program motion detection
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tabel untuk hasil pengujian sistem yang telah dilakukan pada security surveillance system dapat dilihat pada Tabel

Saat diakses, halaman favourite collections akan mengakses web service melalui internet dengan mengirimkan parameter berupa email user yang diperoleh pada saat

Untuk membuka laporan data karyawan dilakukan dengan menekan tombol yang ada disebelah kanan dari menu laporan data karyawan dengan menekan menu “Tampil” yang

Pada metode ini, nasabah meminta cek atau giro sebagai bentuk dari dana yang ditarik, nama bank yang tercantum harus di- inputkan pada list box kode bank di panel bank, atau

Pada pembuatan tugas akhir ini akan dikembangkan Sistem alarm keamanan rumah dengan menggunakan motion detection melalui multimedia messaging service (MMS) yang memungkinkan

Apabila semua garis feature telah dibuat, maka dilakukan pemilihan metode apa yang ingin digunakan dalam proses morph, dengan memilih menu Morphing – Field Morphing /

Untuk mengubah judul atau deskripsi, admin harus menekan tombol Edit dan sistem akan mengarahkan ke halaman edit materi seperti yang terlihat pada gambar

tersebut dapat dilihat bahwa halaman reporting juga bisa diubah data tabelnya dengan memilih tahun dan daerah yang diinginkan sama seperti yang telah diuji pada detail PDRB..